Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN PENYUSUNAN LATAR BELAKANG

PENELITIAN KUANTITATIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif


Dosen Pengampu: Drs. Herbasuki Nurcahyanto, MT

OLEH:
KELAS 1 (SENEN, JAM 15:00
KELAS 2 (SELASA, JAM 09:45)
KEAS 3 (RABU, JAM 07:00)

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
PEDOMAN PENYUSUNAN LATAR BELAKANG PENELITIAN
KUANTITATIF

Latar Belakang adalah mendeskripsikan, memaparkan serta menjelaskan


masalah secara lebih rinci dari pembahan yang umum ke khusus mengenai
dampak, penyebab serta faktor yang mendorong masalah itu terjadi dan kemudian
memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam untuk
mendapatkan data-data dari hasil gejala aktual yang terjadi di lokasi penelitian
serta bukti empirik yang dianggap relevan dengan permasalahan dan mempunyai
keterkaitan yang kemudian dikembangkan menggunakan teori-teori sebagai
pendukung atau landasan untuk menemukan solusi sebagai pemecahan masalah
tersebut.
Berdasarkan diskusi dari masing-masing kelompok dan dirumuskan
bersama dengan masing-masing koordinator kelompok diperoleh beberapa
pedoman yang perlu diperhatikan dalam menulis latar belakang masalah yaitu
sebagai berikut:

1. PENENTUAN TOPIK
Pada tahap awal yang perlu dilakukan seorang peneliti adalah menentukan
topik apa yang akan diteliti. Topik ini berkaitan dengan bidang atau sektor mana
yang menjadi objek penelitian. Dalam artian penentuan topik di awal ini masih
dalam lingkup luas, kemudian mengarah ke spesifik bidang, namun belum
merujuk pada permasalahan yang akan diambil.
Mahasiswa dengan konsentrasi kebijakan publik dapat meneliti suatu
permasalahan yang berkaitan dengan development planning, informal sector,
foreign policy, land conversation, social policy, food policy, poverty, social
welfare, local government, maternal death, environment policy, education policy,
agriculture policy, tourism development, quality of public service, e-government,
text revenue, local governance finance, decentralisation, election system, forest
development, regional development, transportation, population registration,
syariat islam policy, conflict resolution, democratisation.
Sedangkan konsentrasi manajemen publik dapat meneliti suatu permasalahan
yang berkaitan dengan capacity building, democratisation, conflict resolution,
good governance, leadership, waste management, population registration,
transportation, regional development, performance budgeting, forest development,
natural resources management, work satisfaction, executive-legislave relation,
cooperative management, institutional building, community development,
desentralitation, localgovernment finance, training program, e-government,
organisational development, organisational performance,development planning,
government relation, poverty, social welfare, local government, quality of work,
tourism development, strategic management, quality of public service.

2. PENGKAJIAN MASALAH
Setelah menentukan topik penelitian, langkah selanjutnya yaitu pengkajian
masalah. Bentuk sederhana dan spesifik dari langkah sebelumnya. Dalam
pengkajian masalah ini seorang peneliti harus menentukan apa masalah yang akan
diteliti, termasuk penjelasan mengenai sejauh mana masalah ini berkembang.
Seluk beluk masalah juga perlu dikaji, termasuk bagaimana urgensitas ketika
masalah tersebut tidak segera diatasi. Selain itu dalam bagian ini seorang peneliti
juga perlu mengemukakan apa yang menjadi motivasi untuk meneliti masalah
tersebut. Hal ini penting karena salah satu yang menjadi inti dari sebuah latar
belakang adalah kejelasan masalah, tentang mengapa masalah ini perlu diteliti.
Permasalahan penelitian merupakan penajaman issu sentral secara
umum,yang biasanya berbentuk pernyataan.Masalah adalah titik tolak terpenting
dalam melakukan sebuah penelitian.Masalah penelitian bersifat spesifik dan
berbeda.Peneliti dituntut mampu mengidentifikasikan masalah yang berhubungan
dengan penelitiannya.Menurut Notoatmodjo(2002) “Masalah penelitian secara
umum dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan (gap) antara yang
seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan
yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan
dan kenyataan”.
Menurut Syamsul Hadi,yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah
penelitian adalah sebagai berikut;
a. Masalah harus memiliki nilai penelitian, yaitu masalah yang perlu
dicarikan jalan keluar sebagai pemecahan masalah dan akan
memberikan manfaat yang positif
b. Memiliki feasibilitas, artinya masalah penelitian tersebut akan mampu
dipecahkan atau dijawab
c. Disesuaikan dengan kapasitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah
disesuaikan dengan tingkat kempampuan peneliti.

Pengkajian masalah haruslah mendiskripsikan latar belakang masalah


(faktor-faktor apa yang menyebabkan hal tersebut menjadi masalah) dan
rasionalisasi atau jastifikasi umtuk studi. Sering dalam penulisan tugas akhir, para
mahasiswa kesulitan dalam mengidentifikasi masalah. Sebenarnya masalah itu
cukup banyak, hanya memang memerlukan kejelian atau kepekaan seseorang
untuk dapat mengidentifikasikannya, menentukan, memilih dan merumuskannya.
Menentukan sumber masalah dari: bacaan, pertemuan-pertemuan ilmiah,
pernyataan pemegang otoritas, pengamatan sepintas, pengalaman pribadi dan
perasaan intutitif.

Setelah masalah diidentifikasi, peneliti harus secara tepat menentukan


permasalahannya. Karena kesalahan di dalam menentukan masalah, maka tujuan
penelitian tidak akan tercapai atau kalaupun tercapai akan memakan waktu yang
cukup lama. Setelah masalah diidentifikasi, ada kemungkinan si peneliti akan
menemukan permasalahan lebih dari satu. Maka dari itu diperlukan pembatasan
masalah.

3. PENGKAJIAN DATA YANG BERDASARKAN FAKTA


Dalam pengkajian masalah tentunya diperlukan beberapa indikator sebagai
pendukungnya yaitu data. Data diperoleh dari bukti-bukti yang memang
mendasari adanya permasalahan tersebut. Data dapat diperoleh secara langsung
maupun tidak langsung. Data dan bukti yang ada harus bersifat empirik, dan
mewakili pula gejala aktual yang ada di lokasi penelitian. Data dalam hal ini
dianggap penting karena digunakan sebagai pendukung dan landasan kebenaran
dari masalah yang diambil.
Latar belakang masalah berisi argumentasi mengapa penelitian ini penting
dilakukan. Menggambarkan situasi dan kondisi baik secara makro maupun mikro
serta dilengkapi dengan fakta dan data-data lapangan. Menunjukkan sebab-sebab
muncul dan terjadinya masalah. Dikotomi, antara apa yang seharusnya terjadi dan
kenyataan yang ada. Munculnya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan
kenyataan. Mengemukakan Kajian teoritis dibandingkan dengan fenomena yang
ada, sehingga penelitian ini menjadi menarik, memberi manfaat besar dan
memang urgen untuk dilakukan (W. Gede Merta, 2004:11). Alasan rasional dan
esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan
fakta-fakta, data, referensi dan temuan penelitian sebelumnya.
Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran
untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi
ketimpangan yang ada berkaitan dengan topik yang diteliti. Kompleksitas masalah
jika masalah itu dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan,
menghambat, mengganggu bahkan mengancam.Pendekatan untuk mengatasi
masalah dari sisi kebijakan dan teoritis. Penjelasan singkat tentang kedudukan
atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni
peneliti. Didalam menyusun sebuah latar belakang masalah, ada baiknya kamu
memikirkan terlebih dahulu fakta masalah yang akan kamu jadikan sebagai fokus
masalah tersebut. Karena masalah sesungguhnya adalah kesenjangan antara
sesuatu hal yang diharapkan dengan suatu kenyataan

4. PENGKAJIAN DAN PENGGUNAAN TEORI


Selain data, dalam latar belakang juga harus menyertakan teori terkait dengan
masalah yang diambil. Teori berfungsi sebagai landasan agar isi dari latar
belakang tetap sejalan, tidak melenceng ke masalah yang lain. Teori juga dapat
membantu seorang peneliti ketika menganalisis suatu maslah. Karena teori disini
menjadi panduan atau acuan juga dalam sebuah penelitian.
Menurut kerlinger (1978) teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi,
proporsi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan
dan meramalkan fenomena. Dalam latar belakang dijelaskan mengenai teori yang
digunakan tetapi hanya sedikit saja berupa cuplikan, sebab bagian yang
menjelaskan secara rinci terdapat pada bagian kerangka teori dalam pembuatan
proposal ilmiah ataupun skripsi.
Penggunaan sumber teori sebagai dasar pemikiran yaitu supaya penelitian
tersebut konkret dan tidak asal dalam pembuatan nya . Teori digunakan untuk
menjawab secara teoritis. Dan digunakan untuk mencari instrumen, menentukan
dugaan jawaban yang akan dibuktikan.Dalam suatu penelitian ilmiah, latar
belakang masalah dapat diartikan sebagai suatu informasi yang tersusun secara
sistematis berkenaan dengan fenomena, masalah, atau problematika yang menarik
untuk menjadi bahan sebuah penelitian. Timbulnya gejala tersebut karena
ketidaksesuaian antara harapan dengan realitas di lapangan. Masalah akan
menjadi fenomenal yang menarik untuk diteliti saat mengundang perhatian
banyak orang dan menjadi bahan pembicaraan dalam kehidupan bermasyarakat.
Bentuk paling kongkrit dari sebuah teori adalah sebuah pernyataan tertulis,
sebagaimana yang dapat kita baca sebagai bagian dari sebuah buku teks atau
bagian dari artikel di jurnal ilmiah. Kita lalu mengutipnya, dan menyebut siapa
penulis atau pencetusnya. Sebab itulah seringkali sebuah teori dalam laporan
penelitian semata-mata adalah sebuah kutipan dari seorang ilmuwan
tertentu. buku memiliki hak milik intelektual. Jika peneliti sedang menulis
penelitian dan ingin mengutip buku, peneliti harus memberikan kredit pada
penulisnya. Jika tidak, kutipan penelit bisa dianggap plagiarisme.

5. MENJELASKAN RANCANGAN IDE DALAM MEMECAHKAN MASALAH


Supaya kita dapat memecahkan masalah maka diperlukan ide ide kreatif yang
membantu mecari jalan keluar dari setiap masalah yang ada. Selain itu perlu
adanya eksplorasi terhadap kemungkinan yang bisa digunakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga akan tercipta inovasi dan ide baru
sebagai solusi permasalahan. Pada dasarnya inovasi dapat didapatkan dengan
mencoba memahami hal yang belum jelas, terbuka dengan pengalaman serta ide
baru dan terus mengembangkan kemampuan dalam menghadapi permasalahan
yang ada.

Ada beberapa prinsip dalam penyelesaian masalah:


a. Menemukan solusi yang paling solutif dalam menyelesaikan masalah
b. Menyerap informasi secara optimal agar dapat menemukan solusi yang
sesuai
c. Permasalahan harus diselesaikan secara tuntas tanpa terikat dengan
inovasi lama
d. Masalah akan lebih mudah dicapai ketika masalah tersebut dibagi ke
masalah tunggal

Dalam proses penyelesaian masalah ada beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi antara lain: kepercayaan, sikap yang salah, motivasi, emosi dan
kebiasaan. Hal tersebut sangat berkaitan dan mempengaruhi dalam menyelesaikan
masalah serta ide ide yang didapatkan.

6. PENYAMPAIAN GAGASAN SECARA JELAS DAN KONSISTEN


Gagasan (pikiran) adalah sesuatu hasil pemikiran, usulan, keinginan, harapan
yang akan disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam
penulisan latar belakang dibutuhkan penyampaian gagasan secara jelas dan
konsistens, yaitu gamplang, menggunakan bahasa yang tidak berbelit-belit
sehingga mudah dipahami oleh pembaca baik itu peneliti lain maupun orang
yang membutuhkan penelitian Anda. Kemudian gagasan harus konsisten yakni
gagasan yang disampaikan dalam latar belakang harus tetap atau ajek dan sesuai
dengan penelitian yang akan dilakukan. Misalnya penelitian tentang pariwisata
yang ada di daerah Semarang, maka tempat yang diteliti seperti lawang sewu,
kota lama, dan lainnya bukan rumah sakit.
Dalam penyampaian gagasan, peneliti harus berfokus kepada masalah
penelitian yang akan dikaji oleh peneliti. Karena membicarakan aspek-aspek di
luar masalah justru akan membuat tulisan menjadi bias. Peneliti harus
memahami masalah atau topik utama yang menjadi pusat perhatian penelitian
dan juga memahami batasan-batasan masalah yang akan diangkat. Sehingga
akan terdapat kejelasan apa yang sebenarnya diidentifikasi oleh peneliti

7. ALUR PENULISAN LATAR BELAKANG MASALAH DIURAIKAN DARI


UMUM KE KHUSUS
Dalam penulisan latar belakang biasanya menggunakan sistem piramida
terbalik, hal-hal yang akan dibahas harus diurutkan dari pembahasan umum atau
global sampai mengerucut ke pembahasan khusus/spesifik. Hal ini dilakukan
untuk memberi gambaran umum terlebih dahulu terhadap masalah yang akan
diteliti, setelah itu baru terfokus ke hal-hal khusus di dalamnya. Sehingga apa
yang dijabarkan di latar belakang itu lebih terspesifikasi, tidak hanya gambaran
besar terlalu jauh cakupannya, juga tidak langsung mengarah ke pembahasan
khusus tanpa ada asal-usul nya. Dengan penulisan seperti ini juga lebih
memudahkan peneliti dan pembaca untuk mengkaji maksud dari permasalahan
yang diteliti. Sistem piramida terbalik dalam penyusunan latar belakang tersebut
sangat populer dan dianggap relatif paling mudah untuk diterapkan. Biasanya,
sistem penyusunan latar belakang piramida terbalik digunakan oleh orang-orang
yang akan melakukan penelitian berjenis kualitatif karena pemikiran dari umum
ke khusus.

8. PENGKAJIAN RELEVANSI
Setelah latar belakang masalah mulai tersusun dengan rapi, sampai pada tahap
pengujian relevansi dengan rancangan pembahasannya bagaimana, disertai
dengan gagasan-gagasan yang mendukung, untuk mengukur apakah penelitian
yang kita lakukan sudah relevan atau belum. Jika memang sudah relevan maka
dapat dilanjutkan ke step berikutnya. Namun jika sebaliknya maka perlu
dilakukan pengkajian kembali terhadap apa yang sudah dituliskan sebelumnya.
9. PENARIKAN KESIMPULAN
Sebagai penutup dalam penulisan latar belakang masalah harus menjelskan
hubungan dari permasalahan yang akan diteliti,kaitan apa aja yang mempengaruhi
masalah tersebut dan menjelaskan mengapa masalah itu ditinjau kaitan dengan
berbagai aspek penting lainnya seperti dampak apa yang akan terjadi sehingga
masalah itu ditinjau.
Oleh karena itu penulisan latar belakang harus dipikirkan dengan baik
sehingga dapat memaparkan masalah yang akan diteliti oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai