Bab 1-4 Chatting STBM
Bab 1-4 Chatting STBM
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekitar 37% (hampir 9 Juta) anak balita di Indonesia mengalami
stunting (Riset Kesehatan Dasar/ Riskesdas, 2013). Sedangkan di dunia,
Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara dengan prevalensi
stunting terbesar di dunia. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak
bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi,
kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun, dimana anak
secara fisik terlihat lebih pendek daripada anak lain seumurnya.
Masalah stunting tidak hanya disebabkan oleh asupan makan yang
kurang dari kebutuhan. Seperti halnya masalah kurang gizi lainnya, bahwa
secara langsung stunting memang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi
yang cukup serta ancaman penyakit infeksi yang berulang dan kedua hal ini
saling mempengaruhi. Namun bila dilihat lebih dalam bahwa dua penyebab
langsung ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana pola asuh ibu, ketersediaan
pangan di tingkat rumah tangga, hingga sanitasi lingkungan.
Berbicara stunting dan kesehatan lingkungan, beberapa penelitian
telah membuktikan bahwa kontribusi penyehatan lingkungan terhadap
pengentasan masalah stunting cukup besar, salah satunya penelitian tentang
anak-anak di Bangladesh yang terakses air minum bersih, jamban, serta
fasilitas CTPS pertumbuhan tinggi badannya 50% bertambah lebih tinggi
dibanding anak yang tidak mendapat akses tersebut (Lin A, et al. dalam
Environmental Health Perspectives; vol 122).
Upaya untuk mencegah dan mengatasi stunting dapat dilakukan
dengan dua model intervensi yaitu intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi
spesifik mencakup upaya – upaya mencegah dan mengurangi gangguan
Karya Inovasiku dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
“CHATTING STBM DI SIDOMULYO” | 1
secara langsung misalnya memberi imunisasi, pemberian makanan
tambahan untuk ibu hamil dan balita dan pemantauan pertumbuhan.
Intervensi sensitif mencakup upaya - upaya mencegah dan mengurangi
gangguan secara tidak langsung misalnya melalui penyediaan air bersih,
perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, penanggulangan kemiskinan,
dan peningkatan kesetaraan gender. Studi lancet (2008) menemukan bahwa
intervensi spesifik hanya mendukung 20% upaya pencegahan/penurunan
stunting, sementara intervensi sensitif berkontribusi hinggs 80%. Sementara
itu berbagai studi yang dilakukan oleh WHO, UNICEF, Work Bank dan
kalangan akademis menemukan bahwa ketersediaann akses air minum yang
aman dan sanitasi yang layak merupakan kunci untuk mencegah paparan
penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya
diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan dan stunting.
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang merupakan sebuah
pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Lima upaya pemicuan
yang dilakukan untuk perubahan perilaku masyarakat yaitu 1) stop buang air
besar sembarangan; 2) cuci tangan pakai sabun (CTPS); 3) pengelolaan air
minum dan makanan rumah tangga ; 4) pengamanan sampah rumah tangga;
dan 5) pengamanan limbah cair rumah tangga.
Jumlah balita stunting di Puskesmas Wonosalam I terdapat 251
(10,51%) balita dari 2.388 balita yang di lakukan pengukuran tinggi badan
terhadap umur pada awal tahun 2018, dengan jumlah balita sangat pendek
sebanyak 89 balita dan pendek sebanyak 162 balita. Agar balita tidak
mengalami stunting maka dilakukan intervensi – intervensi dengan
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Puskesmas
Wonosalam I. Salah satu desa lokus stunting adalah Desa Sidomulyo
dengan angka stunting sebanyak 27 balita (7,67 %) yang merupakan Desa
STBM tahun 2017.
B. POKOK PERMASALAHAN
1. Masih adanya balita stunting di Desa Sidomulyo.
2. Pencegahan dan penurunan angka stunting belum maksimal di desa
Sidomulyo.
3. Belum terintegrasinya program STBM dengan pencegahan stunting di
Desa Sidomulyo.
C. TUJUAN
1. Mendiskripsikan kasus balita stunting di Desa Sidomulyo.
2. Mendiskripsikan kegiatan pencegahan dan penurunan angka balita
stunting di Desa Sidomulyo.
3. Mendiskripsikan kegiatan STBM di Desa Sidomulyo.
4. Mengintegrasikan program STBM sebagai upaya pencegahan balita
stunting di Desa Sidomulyo.
40
20
0
PILA BUN GET MOJ KUN TRE MRI KER SIDO BOT MRA PUS
NGR DER AS ODE CIR NGG SEN ANG MUL OREJ NAK KES
EJO AN MAK ULI KUL YO O MAS
ON
Akses jamban 100 91.69 90.8 100 100 100 100 96.75 100 100 100 98.24
Pengelolaan Sampah 72.2 62 71.1 86 77.5 86.1 89.8 76 83.6 84.7 90.8 80.6
SPAL Sehat 28 68 29 25 29 22 65 39 43 33 79 39
Akses Air Minum 86.6457.71 98.6 71.3 51.7186.5997.1889.96 100 92.1299.6985.65
Botorejo, 0 Kerangkulon,
0
Sidomulyo, 1
Pada tahun 2017 terdapat satu desa STBM, lihat grafik di bawah ini :
Gambar. 2.3 Desa yang Melaksanakan STBM dan Desa STBM di
Wilayah Puskesmas Wonosalam I tahun 2017
Desa Melaksanakan STBM Desa SBS Desa STBM
11 11 11 11 11 11 1 11 11
- -0 - -0 - - - - - -0 - - -
0
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5
Pilar STBM
Tidak tersedia
Sarana Tidak
pengangkutan adanya
Tidak tersedia sampah kegiatan
tempat
pengangkuta
pengeloaan n sampah
Sampah di Desa Belum ada dari warga
alokasi dana ke tempat
untuk pengelolaan
pengelolaan Pengelolaan
sampah
sampah Sampah
Masih
Rendah
Tidak tersedianya
petugas
Kurangnya kesadaran pengangkut Belum adanya
masyarakat tentang sampah di desa kebijakan pemerintah
bahaya membuang desa tentang
sampah sembarangan pengelolaan sampah
Kurangnya perhatian dan
pengawasan tentang
masalah sampah dari
pihak desa
C. DESKRIPSI PROGRAM
Dalam rangka Mendukung program Indonesia Sehat dan Bersih Serta
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Wilayah Puskesmas
Wonosalam I memprakarsai adanya Sebuah gerakan untuk menciptakan
lingkungan Sehat dan bersih di mulai dari keluarga. Awalnya Gerakan
tersebut kami beri nama “SILET STBM DENGAN BBM” yaitu
SIDOMULYO LESTARIKAN SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT DENGAN BANK SAMPAH BERKAH MULYA”.
Gerakan ini di Intergrasikan dengan mengatasi Masalah Kesehatan
Masyarakat tidak hanya kesehatan lingkungan terkait stunting yang
merupakan isu Nasional, dari gerakan tersebut maka Munculah Gerakan
Integrasi yaitu “CHATTING STBM DI SIDOMULYO” yaitu CEGAH
STUNTING DENGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
DI SIDOMULYO. Gerakan tersebut adalah bergerak bersama baik dari
pihak desa, pihak puskesmas, pihak sekolah serta masyarakat dalam
menanggulangi kasus stunting dengan melaksanakan STBM dengan
memanfaatkan Bank Sampah Berkah mulya.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam pencegahan
dan penurunan angka stunting di desa Sidomulyo Puskesmas Wonosalam I
dengan program Integrasi yaitu CHATTING STBM DI SIDOMULYO dapat
di simpulkan :
1. Upaya pencegahan stunting dengan intervensi sensitif dapat
berpengaruh 80 % dalam pencegahan/penurunan angka stunting
(menurut studi lancet tahun 2008) dalam pelaksanaan progam STBM
di desa Sidomulyo faktor higiene sanitasi dengan melaksanakan 5
Pilar STBM dapat mempangaruhi pencegahan/penurunan angka
stunting hingga 33,33%.
2. Angka kasus stunting di desa Sidomulyo mengalamai penurunan
hingga 2, 56 % dari prosentase sebelum intervensi sebanyak 7,67 %
(27 balita) stunting dan setelah intervensi menjadi 5,11 % (18 balita)
stunting.
3. Dengan Adanya Bank Sampah Berkah Mulya yang merupakan produk
Tim Kerja STBM Desa Sidomulyo Program integrasi ini bisa berjalan
dengan baik karena dukungan dana dan anggota yang sangat aktif.
B. SARAN
1. Perlunya dukungan Lintas sektor dan lintas program dalam
Pelaksanan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk
mencegah dan menurunkan angka stunting.
2. Optimalisasi Tim kerja STBM dan kader kesehatan dalam pencegahan
dan upaya deteksi dini stunting.
3. Mengimplementasikan 5 Pilar STBM di Rumah, Sekolah, dan di
Temapat-tempat Umum lainnya.
Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, Cousens S, Dewey K, Giugliani E, Haider BA,
Kirkwood B, Morris SS, Sachdev HPS, Shekar M, 2008.What works?
Interventions for maternal and child undernutrition and survival.
Journal Lancet, January 17, 2008 DOI:10.1016/S0140-6736(07)61693-6
www.thelancet.com
Kemenkes RI, Dirjen Penyehatan Lingkungan, 2013. Buku Saku Verifikasi
STBM. Jakarta : Sekertariat STBM Nasional
Kemenkes RI. 2014. Permenkes No 3 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat. Jakarta : Kemenkes RI
Lin, t al. Environmental Healt Perspective. 2017.Jurnal
Sekretariat Wakil Presiden RI. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk
intervensi Anak Kerdil (Stunting), Ringkasa. Jakarta: Tim Nasional
Percepatan penanggulangan kemiskinan
TSSM, Materi Dakwah Sanitasi, STBM, Islam itu bersih, islam itu sehat, Islam
itu tidak merusak lingkungan. Provinsi Jawa Timur