Anda di halaman 1dari 34

Dokumen.

tips
Login


 Leadership
 Technology
 Education
 Marketing
 Design
 More Topics

 Search

1. Home
2. Documents
3. Pedoman Pelayanan Laboratorium Baru

6. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun


infeksius pada petugas dan klien
7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai
dengan prosedur tetap
8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan lain
9. Mampu bersikap ramah ,sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
10. Mampu berbahasa inggris aktif dan fasif
11. Menguasai komputer minimal MS World
III. Pelaksana analis Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan kualitas
sampel yang maximal
3. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa
4. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai dengan
instruksi kerja alat
5. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan
6. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai standart
7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
9. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai
denga prosedur tetap
10. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun gudang team kesehatan
lain
11. Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
12. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
13. Menguasai komputer minimal MS World
IV. Pelaksana Sampling Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh
2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat
3. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius dan
berbahaya pada petugas dan klien
9
5. Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling sesuai
prosedur tetap
6. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan
lain
7. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
8. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
9. Menguasai komputer minimal MS World
V. Pelaksana Administrasi.
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administrasi
2. Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium
3. Mampu melaksanakan administrasi, serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
5. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan
lain
6. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
7. Mampu berbahasa Inggris
8. Menguasai komputer
1. Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia klinik,
Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi anatomi
(Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi
dan fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi
atau kewajiban sebagai berikut :
a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.
c. Mengoprasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.
d. Mengevaluasi teknik, instrument, dan prosedur baru untuk menentukan
manfaat kepraktisannya.
e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan
efisien untuk menginterprestasikan hasil uji laboratorium.
f. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
10
g. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman.
h. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.
2. Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di Laboratorium Kesehatan.
b. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesuai jenjangnya.
c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional
pelayanan laboratorium, yaitu :
1.Ketrampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien
(bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi,
pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman specimen.
2.Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode
pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
3.Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang
dilakukan.
4.Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk
pengujian specimen.
d. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.
e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan
prosedur laboratorium.
f. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium.
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM RSUD BADUNG
11
Download
of 87

All materials on our website are shared by users. If you have any questions about copyright issues, please report
us to resolve them. We are always happy to assist you.

Pedoman Pelayanan Laboratorium Baru


by julay

on Dec 08, 2015

Report

Category:

Documents

Download: 29
Comment: 0

269

views

Share1

Comments

Description

laboratorium
Download Pedoman Pelayanan Laboratorium Baru

Transcript

DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN


................................................................................................... 3. · Latar Belakang
................................................................................................. 3. · Tujuan
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦ 3. · Ruang Lingkup
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦. 3. · Batasan Operasional
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦. 4. · Landasan Hukum
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦. 4. BAB II STANDAR KETENAGAAN
......................................................................................... 6. A. Kualifikasi sumber daya
manusia ..................................................................... 6. B. Standar kopetensi
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦.. 6. C. Distribusi ketenagaan
....................................................................................... 9. D. Pengaturan jaga
.............................................................................................. 10. E. Pola ketenagaan
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦.. 11. BAB III STANDAR FASILITAS
............................................................................................... 17. A. Denah ruang
................................................................................................... 17. B. Standar fasilitas
................................................................................................ 17. BAB IV TATA LAKSANA
PELAYANAN ................................................................................... 19. A. Persyaratan
Pelayanan .................................................................................... 19. B. Alur Pelayanan
............................................................................................... 20. C. Kriteria pemeriksaan
(Waktu Tunggu Hasil) .................................................. 21. D. Pengelolaan Spesimen
..................................................................................... 23. E. Pengolahan Spesimen
....................................................................................... 25. F. Tata Laksana Pelayanan
Penyimpanan Spesimen †¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦.. 25. G.
Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium ........................................................... 27. H.
Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦.. 30. I. Pengolahan
Limbah
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦. 32. J. Laporan Hasil dan Arsip
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦ 33. K. Pemeliharaan dan Kaliberasi Alat
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦. 34.
BAB V LOGISTIK .............................................................................................................. 57.
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ........................................................................................
59. A. Pengertian ....................................................................................................... 59. B.
Tujuan ............................................................................................................ 59. C. Tata
laksana keselamatan pasien .................................................................... 59. BAB VII
KESELAMATAN KERJA ........................................................................................... 62. A.
Pengertian
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦.. 62. B. Tujuan
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦. 62. C. Tatalaksana Keselamatan Kerja
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦.
62. D. Penanganan Keadaan Darurat dilaboratorium
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦ 64. E. Pemakaian kaca mata
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦.... 65. F. Pemakaian Jas Laboratorium
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦..
.... 65. G. Pemakaian Masker
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦. 65. H. Pemakaian Sarung Tangan
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â
€ ¦â€ ¦â€ ¦. 66. I. Pemeliharaan Kesehatan tenaga Laboratorium
†¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦â€ ¦.. 66. BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU ........................................................................................... 68. A.
Pemantapan Mutu Internal .............................................................................. 68. B.
Pemantapan Mutu Eksternal................................................................................ 70. BAB IX
PENUTUP ................................................................................................................ 73. BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Menurut
keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/ Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten atau Kota, maka untuk itu di pandang
perlu disetiap rumah sakit Umum atau Daerah meningkatkan pasilitas dan pelayanan
Laboratorium yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 21 Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka dipandang perlu juga untuk
menetapkan Standar Profesi bagi tenaga Ahli Laboratorium Kesehatan dengan keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 370/Menkes/SK/III/2007. Pelayanan Laboratorium Kesehatan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat
memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap
spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium. Masyarakat menghendaki
mutu hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium
kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus
senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya
jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang
prima. Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat
dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada seluruh profesi
kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli teknologi laboratorium
kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan ahli ahli teknologi laboratorium ( Medical
Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah perlu disusun suatu
standar profesi bagi para ahli teknologi laboratorium kesehatan dan pedomam yang jelas
tentang pelayan instalasi laboratorium di Indonesia. B. Tujuan Pedoman Tujuan dari
disusunnya pedoman pelayanan Instalasi laboratorium RSUD Badung ini adalah untuk
memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang bekerja di Instalasi Laboratorium
dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan laboratorium. C. Ruang
Lingkup Pelayanan Laboratorium Klinik RSUD Badung merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan
lebih lengkap dari laboratorium klinik umum madya dengan teknik automatik. Ruang lingkup
pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Badung meliputi : 1. Pasien Rawat Jalan Yaitu
pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSUD Badung yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium 2. Pasien Rawat Inap Yaitu pasien yang dirawat di
ruang perawatan RSUD Badung yang memerlukan pemeriksaan laboratorium 3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSUD Badung maupun dari rumah sakit lain yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium. 4. Pasien Medical Check-up Yaitu pasien yang berasal dari
Instalasi rawat jalan yang melakukan medical check-up untuk keperluan : pengangkatan
pegawai negeri sipil, pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan kesehatan calon anggota
legislatif dan pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah yang ada di wilayah provinsi Bali
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium. D. Batasan Operasional Laboratorium Klinik
RSUD Badung merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi
serta Mikrobiologi. Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut : 1. Pemeriksaan Hematologi Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi lengkap,
golongan darah, analisa darah tepi dan hemostasis lengkap. 2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan
antara lain : Glukosa darah, Faal hati lengkap, Faal Ginjal, Analisa lipid, Elektrolit, Analisa
Gas Darah. 3. Pemeriksaan Klinik Rutin Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan
yang mencakup beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain : Urine
rutin, Urine lengkap, Tes kehamilan Drug tes. 4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yeng memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya
antara lain : HbsAg, Anti HIV, Anti HCV, NS1, IgG IgM Anti Salmonella. 5. Pemeriksaan
Mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Sputum Gram dan BTA E. Landasan Hukum 1. Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tenteng Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2.
Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063); 3. Peraturan pemerintah Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637); 4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; 5.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi
Laboratorium Kesehatan; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009
tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging; 8.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang Pedoman
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik; BAB II STANDAR
KETENAGAAN A. Kualifikasi SDM NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA
YANG TERSEDIA 1 3 4 5 Penanggungjawab Laboratorium( kepala instalasi)
Ka.Ruangan/Koordinator Lab Staff Analis Staf Administrasi S2 Kedokteran ( Dr Spesialis
Patologi klinik ) D III Analis Kesehatan/S1 Kesling DIV Analis Kesehatan DIIIAnalis
Kesehatan S1 Hukum 1 Orang 1 Orang 2 Orang 10 Orang 1 orang B. Standar Kompetensi I.
Kepala Instalasi Laboratorium 1. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik 2.
Mampu melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh Ka..Bidang Penunjang Medik 3.
Mampu bekerjasama dengan pelanggan external dan internal 4. Mengelola dan bertanggung
jawab terhadap pelayanan patologi klinik 5. Menyusun dan melakukan inovasi
pengembangan pelayanan patologi klinik sesuai perkembangan iptek 6. Melakukan motivasi
pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf patologi klinik 7. Menciptakan suasana kerja
yang harmonis dan kondusif di lingkungan patologi klinik 8. Mampu mengimplementasikan
sistem manajemen mutu II. Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium 1. Memiliki dasar
pengetahuan tentang patologi klinik 2. Mampu melaksanakan tugas-tugas Ka.Inst yang di
delegasikan 3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external maupun internal 4. Mampu
mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium. 5. Mampu membuat laporan kegiatan di
laboratorium Patologi Klinik 6. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan
berbahaya maupun infeksius pada petugas dan klien 7. Mampu melaksanakan penyimpanan
reagen dan bahan berbahaya sesuai dengan prosedur tetap 8. Mampu bekerja sama baik
sesama profesi maupun team kesehatan lain 9. Mampu bersikap ramah ,sopan dan
berkelakuan baik serta mengutamakan kepuasan pelanggan 10. Mampu berbahasa inggris
aktif dan fasif 11. Menguasai komputer minimal MS World III. Pelaksana analis
Laboratorium 1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik 2. Mampu
melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan kualitas sampel yang maximal 3.
Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa 4. Mampu mengoperasikan alat-alat
penunjang pemeriksaan sesuai dengan instruksi kerja alat 5. Mampu melaksanakan kalibrasi
alat sebelum alat dioperasikan 6. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan
sesuai nilai standart 7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim 8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan
berbahaya maupun infeksius pada petugas dan klien 9. Mampu melaksanakan penyimpanan
reagen dan bahan berbahaya sesuai denga prosedur tetap 10. Mampu bekerjasama, baik
sesama profesi maupun gudang team kesehatan lain 11. Mampu bersikap ramah sopan dan
berkelakuan baik serta mengutamakan kepuasan pelanggan 12. Mampu berbahasa Inggris
aktif dan pasif 13. Menguasai komputer minimal MS World IV. Pelaksana Sampling
Laboratorium 1. Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh 2. Mampu melaksanakan
pengambilan sampel secara tepat 3. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius dan berbahaya pada
petugas dan klien 5. Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling sesuai
prosedur tetap 6. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan
lain 7. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan kepuasan
pelanggan 8. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif 9. Menguasai komputer minimal MS
World V. Pelaksana Administrasi. 1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administrasi 2.
Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium 3. Mampu melaksanakan
administrasi, serah terima sampel dan hasil pemeriksaan dengan unit pengirim 4. Mampu
mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun infeksius pada petugas
dan klien 5. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan lain 6.
Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan kepuasan
pelanggan 7. Mampu berbahasa Inggris 8. Menguasai komputer 1. Tugas pokok dan fungsi
Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium
Kesehatan adalah melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan,
Patologi anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi
Molekuler), Biologi dan fisika. Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
mempunyai fungsi atau kewajiban sebagai berikut : a. Mengembangkan prosedur untuk
mengambil dan memproses spesimen. b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan
spesimen. c. Mengoprasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium. d.
Mengevaluasi teknik, instrument, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya. e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan
efisien untuk menginterprestasikan hasil uji laboratorium. f. Merencanakan, mengatur,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium. g. Membimbing dan membina
tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman. h. Merancang dan
melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan. 2. Kompetensi yang harus
dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi
sebagai berikut : a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di Laboratorium Kesehatan. b. Mampu merencanakan/merancang proses yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesuai jenjangnya. c.
Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan
laboratorium, yaitu : 1. Ketrampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien (bila
diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan
pengiriman specimen. 2. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode
pengujian dan pemakaian alat dengan benar. 3. Keterampilan melakukan perawatan dan
pemeliharaan alat, kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang
dilakukan. 4. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian
specimen. d. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium. e.
Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur
laboratorium. f. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium. DIREKTURSTRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM
RSUD BADUNG KABID PENUNJANG MEDIS KASIE PENUNJANG DIAGNOSTIK &
L OGISTIK KEPALA INSTALASI LABORATORIUM KA . RUANGAN INST .
LABORATORIUM KOORDINATOR LAB KIMIA KLINIK KOO RDINATOR LAB
HEMATOLOGI KOORDINATOR ADMINISTRASI DAN SAMPLING KOORDINATOR
LAB MIKROBIOLOGI,IMUNO lO GI DAN URINALISA C. Distribusi Ketenagaan Pola
pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Badung diatur dalam 3 shift jaga dengan
distribusi sebagai berikut: 1. Dinas pagi: Yang bertugas sejumlah 7( tujuh ) orang dengan
rincian : a. 1 orang koordinator b. 1 orang petugas sampling c. 1 orang petugas administrasi d.
1 orang bertugas di hematologi /serologi e. 1 orang bertugas di kimia klinik f. 1 orang
bertugas di urinalisa g. 1 orang petugas sampling ke Rawat inap atau UGD Jam dinas dari
pukul 08.00 wita s/d pukul 14.00 wita. 2. Dinas sore: Yang bertugas 2 ( dua ) orang, dengan
rincian : a. 1 orang penanggung jawab Shift merangkap pelaksana b. 1 orang petugas billing
merangkap pelaksana sampling Jam dinas dari pukul 14.00 wita s/d pukul 20.00 wita. 3.
Dinas malam: Yang bertugas 2 ( dua ) orang dengan rincian tugas : a. Sebagai penanggung
jawab Shift merangkap pelaksana, b. Sebagai petugas billing merangkap pelaksana c. Sebagai
petugas sampling merangkap pelaksana. Jam dinas dari pukul 20.00 wita s/d pukul 08.00
wita. D. Pengaturan Jaga Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium
RSUD Badung adalah sebagai berikut: 1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat
oleh Ka Ruangan/ koordinator laboratorium, disetujui oleh Kepala Instalasi Laboratorium dan
ditandatangani oleh Kasi Penunjang Medis dan Kabid Penunjang RSUD Badung. 2. Jadwal
dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis pelaksana
laboratorium setiap satu bulan. 3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada
hari tertentu, maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui koordinator
dengan menulis pada buku permintaan dinas. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan
tenaga yang ada dan tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui. 4.
Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( terencana ), maka analis bersangkutan harus memberitahu koordinator
laboratorium satu hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis
pengganti. Apabila analis bersangkutan tidak mendapatkan analis pengganti, maka
koordinator laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti. 5. Apabila ada tenaga analis
tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka
koordinator laboratorium akan mencari analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat
analis pengganti, maka analis yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan. Contoh
jadwal dinas Instalasi Laboratorium RSUD Badung dalam satu bulan: E. POLA
KETENAGAAN DILABORATORIUM 1. Latar Belakang Pelayanan Laboratorium RSUD
Badung merupakan unit pelayanan diagnostik dengan pelayanan 24 jam yang datang ke
laboratorium. Dalam upaya penetapan tenaga di Laboratorium yang handal, diperlukan
perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan SDM yang tepat bagi kelancaran pelayanan
Laboratorium. Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turn
over SDM didalam Laboratorium. Untuk meningkatkan kompetensi SDM Laboratorium
diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berkala. 2. Tujuan Umum Tersedianya kuantitas
dan kualitas SDM sesuai dengan persyaratan ketetapan ketenagaan di Laboratorium. 3.
Tujuan Khusus a) Menyediakan tenaga Laboratorium sesuai dengan kebutuhan. b)
Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium RSUD Badung. 4. Rencana Perhitungan
Kebutuhan Tenaga Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja
Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan berdasarkan
beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga kesehatann pada tiap unit
kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini diciptakan oleh PJ Shipp (1984) dan sangat
dianjurkan oleh Organosasi Kesehatan sedunia (WHO). Kelebihan metode ini mudah
dioperasikan , mudah digunakan,secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan Workload Indicators
of Staffing Need (WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu : a. Menetapkan Waktu kerja
tersedia dalam dalam 1 (satu) tahun b. Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDM c.
Menyusun standar beban kerja Laboratorium d. Menyusun Kebutuhan Kelonggaran e.
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratorium f. Analisis kebutuhan tenaga di
Laboratorium. 5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga dr Penanggung Jawab Laboratorium a.
Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun 1. Hari kerja : 260 hari 2. Cuti
tahunan : 12 hari 3. Hari libur dan libur Nasional : 13 hari 4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari 5.
Pendidikan dan pelatihan : 10 hari 6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari Hari kerja 260
†“ 47 = 213 hari Waktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun b. Standar beban
kerja dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium meliputi : 1. Kegiatan pokok yang
dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien
Cyto dan tidak Cyto. 2. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama
satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium terhadap pasien
Cyto membutuhkan waktu rata-rata 2 Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto
membutuhkan waktu rata-rata 3 menit. 3. Standar beban kerja per satu tahun: Waktu Kerja
Tersedia Rata-rata waktu per kegiatan pokok Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit =
38.340 jam/tahun 2 menit Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560
jam/tahun 3 menit c. Standar kelonggaran dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium Pada
umumnya dr Spesialis Penanggung jawab Laboratorium memiliki faktor kelonggaran sebagai
berikut : a. Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggu b. Kegiatan profesi 3 jam per bulan =
0.75 jam/minggu c. Berobat = 1 jam /minggu d. Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu
Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu factor kelonggaran Waktu kerja tersedia Perhitungan :
4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12 1.704 d. Perhitungan kebutuhan dr Spesialis
Penanggung jawab di Laboratorium . Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai
data kegiatan pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013,
yaitu 36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto. Kebutuhan tenaga Analis = Kuantitas
kegiatan pokok + standar kelonggaran Standar beban kerja Pasien Cyto = 3.600 + 0.12 = 0.09
38.340 Pasien Tidak Cyto = 36.000 + 0.12 = 1.40 25.560 Kesimpulan : Berdasarkan
perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka didapatkan
kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.09 + 1.40 = 1 Orang / shif. 6.
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis Di Laboratorium. b. Menetapkan waktu kerja yang
tersedia dalam 1 (satu) tahun 1. Hari kerja : 260 hari 2. Cuti tahunan : 12 hari 3. Hari libur
dan libur Nasional : 13 hari 4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari 5. Pendidikan dan pelatihan : 10
hari 6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari Hari kerja 260 †“ 47 = 213 hari Waktu
kerja tersedia = 213x 6 jam = 1.278 jam/tahun b. Standar beban kerja Analis meliputi : 4.
Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan Laboratorium yang
dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto. Yang meliputi Proses Pra Analitik, analitik
Dan Pos Analitik. 5. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu
tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium terhadap pasien
Cyto membutuhkan waktu rata-rata 20 Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto
membutuhkan waktu rata-rata 40 menit. 6. Standar beban kerja per satu tahun: Waktu Kerja
Tersedia Rata-rata waktu per kegiatan pokok Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit =
3.834 jam/tahun 20 menit Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 1.917
jam/tahun 40 menit c. Standar kelonggaran Analis di Laboratorium Pada umumnya Analis
memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut : e. Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggu f.
Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/minggu g. Berobat = 1 jam /minggu h. Lain-lain
urusan pribadi = 2 jam/minggu Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu factor kelonggaran
Waktu kerja tersedia Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12 1.704 d.
Perhitungan kebutuhan analis di Laboratorium . Kuantitas kegiatan pokok disusun
berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama
kurun waktu 2013, yaitu 36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto. Kebutuhan tenaga
Analis = Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran Standar beban kerja Pasien Cyto =
3.600 + 0.12 = 1.056 3.834 Pasien Tidak Cyto = 36.000 + 0.12 = 18.77 1.917 Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka
didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 1.05 + 18.77 = 19 Orang / shif. disesuaikan dengan
kebutuhan jadwal jaga dalam tiga (3) shif, jaga pagi 8 Orang, siang 2 orang, malam 2
Orang.sehingga dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 19 orang. 7. Perhitungan Kebutuhan
Tenaga Administrasi di laboratorium c. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu)
tahun 1. Hari kerja : 260 hari 2. Cuti tahunan : 12 hari 3. Hari libur dan libur Nasional : 13
hari 4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari 5. Pendidikan dan pelatihan : 10 hari 6. Waktu kerja 56
jam/minggu : 8 jam /hari Hari kerja 260 †“ 47 = 213 hari Waktu kerja tersedia = 213 x 6
jam = 1.278 jam/tahun b. Standar beban kerja Tenaga Administrasi di laboratorium meliputi :
7. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan Laboratorium yang
dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto. 8. Rata-rata waktu yang diperlukan
berdasarkan pengamatan selama satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok
pelayanan Laboratorium terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 3 Menit.
Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu rata-rata 5 menit. 9. Standar beban
kerja per satu tahun: Waktu Kerja Tersedia Rata-rata waktu per kegiatan pokok Pasien Cyto =
1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun 3 menit Pasien tidak Cyto = 1.278 per
jam/tahun x 60 menit = 15.336 jam/tahun 5 menit c. Standar kelonggaran Tenaga
Administrasi di laboratorium Pada umumnya tenaga Administrasi memiliki faktor
kelonggaran sebagai berikut : i. Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggu j. Kegiatan profesi
3 jam per bulan = 0.75 jam/minggu k. Berobat = 1 jam /minggu l. Lain-lain urusan pribadi =
2 jam/minggu Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu factor kelonggaran Waktu kerja tersedia
Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12 1.704 d. Perhitungan kebutuhan tenaga
Administrasi di Laboratorium . Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data
kegiatan pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu
36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto. Kebutuhan tenaga Administrasi = Kuantitas
kegiatan pokok + standar kelonggaran Standar beban kerja Pasien Cyto = 3.600 + 0.12 = 0.14
25.560 Pasien Tidak Cyto = 36.000 + 0.12 = 2.34 15.336 Kesimpulan : Berdasarkan
perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka didapatkan
kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.14 + 2.34 = 2 Orang / shif. 6. Analisis
kebutuhan tenaga di Laboratorium Kualifikasi tenaga Hasil perhitungan tenaga Kondisi
tenaga saat ini Kekurangan tenaga 1 Dokter Spesialis Pathologi Klinik 1 Orang/hari 0
Orang/hari 1 Orang 2 Analis 15 Orang/hari 11 Orang/hari 4 Orang 4 Administrasi 2
Orang/hari 1 Orang/hari 1 Orang Keterangan : Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di
Laboratorium RSUD Badung dengan kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga
Spesialis Pathologi Klinik 1 orang, Tenaga Analis 4 orang, Tenaga, tenaga Administrasi 1
orang. 9. Kesimpulan Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan
tenaga di Laboratorium RSUD Badung, maka diperlukan penambahan tenaga Spesialis
Pathologi klinik, Analis, Dan tenaga Administrasi. BAB III STANDAR FASILITAS A.
Denah Ruangan Laboratorium Kamar Mandi Pasien R./ Tunggu Pasien Tangga Tempat Alat
†“ Alat Laboratorium O lift P Meja Pengolahan Hasil e r R./Sampling a t o r Tempat
Reagent Wastafel R./ Analis Ruang Administrasi Lab. N R./ Gudang administrasi I C Gudang
Barang Kamar Mandi U Laboratorium P M I Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya :
108 m2, dengan masing †“ masing luas ruangan 15,4m2 di tambah ruang tunggu pasien
kurang lebih 20 m2 , terdiri dari : 1. Ruangan Sampling Yaitu tempat untuk penerimaan,
pengambilan sampel 2. Ruangan administrasi Yaitu tempat untuk registrasi data pasien,
tempat untuk proses akhir hasil laboratorium dan tempat mengentry data bahan habis
pakai/reagen yang dipakai 3. Gudang administrasi Yaitu ruangan tempat ATK dan lain- lain
4. Tempat reagen Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang barang
laboratorium 5. Gudang barang laboratorium Yaitu tempat untuk penyimpanan stok reagen
dan semua barang habis pakai di laboratorium. B. Standar fasilitas. Fasilitas alat yang
dimiliki Laboratorium RSUD Badung antara lain : No NAMA ALAT FUNGSI Jumlah KET
1 Sismex KX 21 Hematology 3 diff 1 Buah Baik 2 Sismex XS-800i Hematology 5 diff 1
Buah Baik 3 Cell - Dyn 3200 Hematology 5 diff 1 Buah Baik 5 Auto Analizer Biosystem
A15 Kimia Klinik 1 Buah Baik 6 Vitros 350 Kimia Klinik 1 Buah Baik 7 Electrolit Analizer
AVL 9180 Electrolit darah 1 Buah Baik 8 Biolyte 2000 Electrolit darah 1 buah Baik 9 Blood
Gas Analizer Compact 3 Blood Gas 1 Buah Baik 10 Mission U 120 Urinalisa 1 Buah Baik 11
Uricson Urinalisa 1 Buah Baik 12 Microskop Olympus CX 21 Sediaan mikrocopis 2 Buah
Baik 13 Microskop Mono Oculer Sediaan mikrocopis 1 Buah Baik 14 Centrifuge Hettich
Sentrifugasi 1 Buah Baik 15 Centrifuge PLC Series Sentrifugasi 1 Buah Baik 16 Accu-Check
Gula darah 8 buah Baik 17 Cardiac Marker Cardiac Marker 1 buah Baik 17 Cardiac Marker
Cardiac Marker 1 buah Baik BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. Persyaratan
Pelayanan 1. Persyaratan umum : a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit
sesuai dengan jaminan perawatan masing-masing b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang
langsung ke Laboratorium dengan membawa formulir permintaan pemeriksaan yang telah
diisi lengkap dan berkas jaminan yang sesuai dengan jaminan yang dipakai. c. Untuk pasien
rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium oleh petugas ruangan beserta
formulir permintaan yang telah diisi lengkap. 2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti puasa,tidak minum obat- obatan, tidak pada saat
haid untuk pemeriksaan UL. Adapun tata laksana pelayanan laboratorium RSUD Badung
secara rinci dituangkan dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat dalam
diagram berikut: Poin B. B. Alur Pelayanan Laboratorium Pasien Rawat Jalan Sampel dari
IGD Sampel Dari Ruang Rawat Inap Sampling Pasien IRJ Analis Lab Billing Petugas billing
Analisa Analis Lab Hematologi Petugas Hematologi Kimia Klinik Petugas Kimia Klinik
Serologi Petugas Serologi Klinik Rutin Petugas Klinik Rutin Manual Result Entry Analis Lab
Release Analis Quality Control Autorized Dokter Penanggung Jawab Lab Print Analis Lab
Pasien / Petugas IRJ / Petugas IRI Administrasi C. Kriteria Pemeriksaan Laboratorium Waktu
tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah pemeriksaan yang
dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun
kriteria pemeriksaan laboratorium berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu
tunggu hasil laboratorium sebagai berikut: JENIS PERMINTAAN JENIS PEMERIKSAAN
WAKTU TUNGGU HASIL CITO 1. DL tanpa LED 2. Gula Darah Sewaktu 3. Keton 4. PPT
5. Urine lengkap Tiga puluh menit (30 mnt) Biasa cito 1. LDH 2. AGD 3. Urea 4. Serum
Creatinine 5. Elektrolit 6. Widal Satu jam (60 mnt) Biasa 1. Hematologi lengkap 2. Kimia
klinik lengkap 3. Faeces lengkap 4. Urine lengkap Seratus empat puluh menit (140 mnt)
Pemeriksaan Khusus 1. Malaria 2. Apusan Darah Tepi 3. BTA + 24 Jam ( Dibaca oleh dokter
spesialis pathology klinik ) Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat
laboratorium berada dalam kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan
sel muda karena perlu konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium. Prosedur
Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium 1. Hematologi a) Pertama tabung
EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, Ruangan, atau nomor CM ( minimal
2 identitas ) sesuai dengan pasien. b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi c) Catat
hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer. d) Secara otomatis
hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada menu Result. 2.
Kimia a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan,
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien. b) Sampel langsung dikerjakan
di alat Kimia Klinik c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer. d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result. 3. Serologi/Imunologi a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang
sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas )
sesuai dengan pasien. b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, WIdal, dikerjakan
secara manual. c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada
menu Result. 4. Bakteriologi a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan
bakteriologi seperti dahak, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM ( minimal 2 identitas
) sesuai dengan pasien , b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram c)
Preparat pasien dibaca pada mikroskop d) Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
e) Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer f) Secara otomatis hasil sputum
gram pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada menu Result. 5. Urine a)
Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM ( minimal
2 identitas ) sesuai dengan pasien , b) Dilakukan pembuatan preparat urine c) Preparat urine
pasien dibaca pada mikroskop d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer e) Secara
otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada menu Result. 6.
Faeces a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien. b) Dilakukan pembuatan preparat faeces c)
Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada
computer e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result. D. Pengelolaan Spesimen TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK
PENGAMBILAN DAN PENANGANAN SPESIMEN 1. Persiapan Pasien : a. Pemeriksaan
gula darah puasa dan 2 jam post prondial. 1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa
selama 10 - 12 jam. Pagi hari pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa,
kemudian pasien makan dan minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2
jam. 2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam pp b.
Pemeriksaan Profil Lipid. Pasien diharuskan puasa selama 10 - 12 jam. 2. Persiapan Alat : a.
Needle vacutainer, Tube vacutainer. b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet. c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass. 3. Persiapan Bahan : a. Kapas alcohol b. Anti koagulant 4. Teknik
Pengambilan Spesimen : a. Darah Vena 1) Catat nama pasien pada tabung 2) Gunakan sarung
tangan sebelum pengambilan darah. 3) Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil
darahnya. 4) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol. 5) Tusuk vena
dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah keluar. 6) Pemeriksaan Hematologi
lengkap : Darah EDTA 3 ml 7) Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml. 8) Pemeriksaan
Immunologi : Darah beku 3 ml. 9) Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun : Darah
EDTA+beku 10 ml. 10) Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item
pemeriksaan laboratrorium. 11) Tourniquet dilepaskan 12) Cabut jarum dengan
menempelkan kapas kering diatasnya. 13) Rekatkan plester betadin b. Darah Kapiler 1)
Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada anak, tumit kaki
pada bayi. 2) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol. 3) Tusuk dengan
lancet secepat mungkin. 4) Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah
selanjutnya diambil. 5) Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin. c. Darah Arteri 1)
Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis. 2) Gunakan spuit 1 cc
atau 3 cc ambil heparin secara aseptis dan basahi bagian dalam spuit. 3) Desinfeksi bagian
yang akan ditusuk dengan kapas alcohol. 4) Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau
pada sudut 90 derajat. 5) Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang
dibutuhkan kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet. 6) Rekatkan plester betadine.
7) Bolak †“ balik spuit agar darah tercampur homogeny. d. Urine 1) Urine sewaktu : Untuk
urine lengkap, tes kehamilan. a) Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-
sewaktu) b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup. c) Beri label identitas
pasien. 2) Urine pagi : Untuk urine lengkap a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari
setelah bangun tidur. b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup c) Beri label
identitas pasien. 3) Urine 24 jam : Untuk creatinin clearance, protein kwantitatif, elektrolit
urine. Cara Penampungan urine 24 jam misal : a) Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine,
urine dibuang. b) Tamping semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 pagi esok
harinya. c) Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di beri thymol 2 ml.
d) Campur semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai ada tertumpah. e. Faeces 1)
Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan bercampur dengan urine. 2)
Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya. f. Sputum 1) Ambil sputum dengan metode SPS
( sewaktu, pagi baru bangun tidur, sewaktu) 2) Tampung pada wadah bersih, kering dan
bermulut besar dan tertutup. g. Pleura dan cairan tubuh lain Tampung semua sample/bahan
pada wadah bersih, kering, dan bermulut lebar. h. Sekret / swab Bahan diambil dari swab
vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai dengan permintaan dokter. i. Kultur Pada
pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan steril. E. Pengolahan Spesimen
Jenis Spesimen Perlakuan pada spesimen Bentuk yang untuk dianalisa Darah EDTA
Homogenisasi Darah tidak boleh beku Darah Beku Centrifuger 3000 rpm, 5 menit Serum
Darah Citrat Centrifuger 1000 rpm Plasma Darah tanpa anti koagulan (masa pembekuan)
Segera dianalisa Darah segar Urine (urinalisa) Centrifuger 2000 rpm, 5 menit Endapan urine
Urine (tes kehamilan) Segera dianalisa Urine segar Darah segar (Gall kultur / MO darah)
Masukkan ke dalam botol bactec Darah dalam botol F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan
Spesimen Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta bulan
penyimpanan. 1. Serum Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah
disimpan selama 1 bulan, sisa serum dibuang 2. Darah EDTA Sisa sample darah EDTA
disimpan selama 24 jam pada suhu 80C, setelah itu dibuang 3. Darah Beku Sisa sample darah
beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-300C), setelah itu dibuang . 4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian shift
kerja, setelah itu dibuang. 5. Faeces Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-
300C), sampai dengan pergantian shift kerja, setelah itu dibuang. 6. Cairan Tubuh Sisa
sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu, setelah itu dibuang. G. Janji
Hasil Pemeriksaan Laboratorium PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL
(dalam menit) HEMATOLOGI : 1. Darah rutin 2. Darah lengkap 3. Golongan darah / RH 4.
Hemoglobin 5. Hematokrit 6. Hitung leukosit 7. Hitung Trombosit 8. Hitung Eosinofil 9. IT
Ratio 10. Hitung Eritrosit 11. VER, HER, KHER 12. Hitung Jenis Leukosit 13. LED 14.
Gambaran darah tepi 15. Malaria Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2
ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA
2 ml Darah EDTA 2 ml Darah EDTA 2 ml Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari
Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari
Setiap hari Setiap hari dirujuk Setiap hari ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60
≤ 60 ≤ 60 2 hari ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 1 x 24 jam 1 x 24 jam
HEMOSTASIS : 1. Waktu pendarahan 2. Waktu pembekuan Darah kapiler Darah vena
Setiap hari Setiap hari ≤ 60 ≤ 60 URINALISIS : 1. Urin rutin 2. Urin lengkap 3. Tes
kehamilan 4. Glukosa urin Urin segar + 10 ml Urin segar + 10 ml Urin segar + 10 ml Urin
segar + 10 ml Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60
FAECES : 1. Faeces rutin 2. Faeces lengkap 3. Darah samar Faeces Faeces Faeces Setiap hari
Setiap hari Setiap hari ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ANALISA CAIRAN TUBUH : 1. Transudat/
exudat 2. Cairan sendi 3. Cairan otak Cairan Pleura Cairan Sendi Cairan Otak dirujuk dirujuk
dirujuk ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 DRUG MONITORING : 1. Amphetamin 2. Marijuana 3.
Opiat 4. Barbiturat 5. THC Urin segar 10 ml Urin segar 10 ml Urin segar 10 ml Urin segar 10
ml Urin segar 10 ml Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari ≤ 60 ≤ 60
≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 CD4 Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 140 Kimia PEMERIKSAAN
BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL (dalam menit) KARBOHIDRAT : 1. Glukosa puasa
2. Glukosa 2 jam PP 3. Glukosa sewaktu 4. Glukosa kurva harian 5. Glukosa toleransi tes
Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
Setiap hari Setiap hari Setiap hari ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 LEMAK : 1.
Trigliserida 2. Kolestrol total 3. Kolestrol HDL 4. Kolestrol LDL Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari ≤ 140 ≤ 140
≤ 140 ≤ 140 FUNGSI GINJAL : 1. Ureum 2. Kreatinin 3. Asam Urat Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari Setiap hari ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140
BAKTERIOLOGI : 1. Sediaan langsung gram 2. Sputum BTA langsung Sputum, cairan
tubuh Sputum, cairan tubuh Setiap hari Setiap hari ≤ 140 ≤ 140 FUNGSI HATI : 1.
Protein total 2. Albumin 3. Globulin 4. Bilirubin total 5. Bilirubin direk 6. Bilirubin indirek 7.
SGOT 8. SGPT 9. Gamma GT 10. Alkali fosfatase Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum
0,5 ml Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap
hari Setiap hari Setiap hari ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140
≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ELEKTROLIT : 1. Natrium 2. Kalium 3. Chlorida Analisa Gas
Darah Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Darah heparin 2 ml Setiap hari Setiap hari
Setiap hari Setiap hari ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 60 SEROLOGI : 1. VDRL 2. TPHA
3. WIDAL 4. Dengue Ig G 5. Dengue Ig M 6. Anti HIV 7. HbsAg 8. Anti HBs 9. Anti HCV
10. NS1 Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari Setiap hari
Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari ≤ 140 ≤
140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 1 x 24 jam ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 ≤ 140 H.
Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value ) Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium di RSUD Badung, berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF
yang ada di lingkungan RSUD Badung. Prosedur Penyampaian Hasil Kritis Pengertian :
Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada beberapa parameter
dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan ( terlalu tinggi atau terlalu rendah ), yang
harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP ) agar dapat
diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan / penyakitnya. Tujuan : Agar tidak terjadi
keterlambatan penanganan pasien yang mengalami kegawatan atau dalam keadaan kritis.
Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di Instalasi
Laboratorium RSUD Badung, harus segera dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan ( DPJP )/ Dokter pengirim, atau perawat penanggung jawab sebelum hasil dicetak
di kertas. Prosedur : 1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi
DPJP atau perawat penanggung jawab ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan pasien
menunjukkan nilai kritis ( critical value ). 2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis
mencatat pada buku pelaporan hasil kritis ( critical value ). 3. Hasil pemeriksaan laboratorium
critical value segera dikirim ke ruangan / atau ke unit pengirim oleh petugas laboratorium
sesuai prosedur. 4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh
menit ( 30 menit ), petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan / unit
perawatan pasien. Unit Terkait : IRI, IRJ, IGD, ICU, IBS. Daftar Hasil Laboratorium dengan
Hasil Kritis No. Jenis Pemeriksaan Hasil Kritis Keterangan 1 Glukosa Darah Umum : < 45
mg/dl atau > 400 mg/dl Neonatus : < 44 mg/dl Diatas 1 bulan : < 65 mg/dl atau > 200 mg/dl
SMF Mata : > 200 mg/dl SMF GIGI : ≥ 200 mg/dl -Belum bisa dilakukan operasi -tidak
bisa dilakukan pencabutan gigi 2 Elektrolit Umum : Na < 125 mmol/L atau > 160 mmol/L K
< 2,5 mmol/L atau > 6,0 mmol/L SMF Anak: Na < 125 mmol/L atau > 155 mmol/L K < 2,5
mmol/L atau > 5,0 mmol/L 3 Calcium < 7 gr/ dl atau > 12 gr/ dl 4 Hb Umum : < 8 gr/ dl atau
> 18 gr/ dl SMF Anak : < 10 gr/ dl atau > 15 gr/ dl 5 Trombosit Umum : < 100.000/µl atau
> 800.000/µl SMF Anak : < 100.000/µl atau > 400.000/µl -Khusus untuk pasien bukan
dengan diagnose DHF 6 WBC < 1000/µl atau > 50.000/µl 7 APTT Umum : > 100 detik
dan APTT khusus pasien yang sedang diheparinisasi SMF Anak : 25 †“ 75 detik. 8 INR
Umum : > 5 SMF Anak : > 2 9 Albumin Umum : < 3,8 gr/dl atau > 5,1 gr/dl SMF Anestesi :
≤ 2,0 gr/dl ≤ 2,5 gr/dl - Non Operatif - Operatf 10 AGD Umum : pH : 7,35 †“ 7,45
pCO2 : 35 †“ 45 mmHg pO2 : 80,0 †“ 100,0 mmHg cHCO3 : 23 †“ 33 mmol/L ABE
: (-2) †“ (+2) mmol/L SBC : 22 †“ 26 mmol/L SO2 : 95 †“ 99 mmol/L * Hasil AGD
harus sudah dilaporkan segera setelah hasil keluar dari alat. 11 Analisa LCS Harus segera
dikerjakan dan dilaporkan ( khusus jumlah sel ) 12 CK-MB Tinggi > 2 kali batas atas nilai
normal 13 Troponin T Jika Positif 14 Myoglobin Jika Positif I. Pengelolaan Limbah 1.
Pemisahan Limbah a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan
container dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius b. Limbah benda tajam/
sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus benda tajam yang tahan tusukan seperti
jerigen bekas. c. Labeli tempat limbah. d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani
limbah. 2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah a. Periksa kantong limbah jerigen, jika
sudah mencapai ¾ jerigen ganti dengan kantong limbah/ jerigen yang penuh tadi agar
limbah tidak tumpah atau berceceran. b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas
cleaning service di bawa ke tempat pengolahan limbah. c. Limbah benda tajam / spuit
dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk, kemudian diambil oleh petugas cleaning servis,
di bawa ke tempat pengolahan limbah. KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK
LIMBAH KLINIS WARNA KANTONG JENIS LIMBAH HITAM Limbah rumah tangga
biasa, tidak digunakan untuk menyimpan atau mengangkut limbah klinis KUNING Semua
jenis limbah yang akan dibakar J. Laporan Hasil dan Arsip Tata Laksana Pelaporan Hasil : 1.
Penulisan hasil di buku register laboratorium Tulis nama, umur, jenis kelamin, nomor
registerasi, poli, jenis dan jumlah sampel, jenis pemeriksan pada buku register laboratorium
2. Pengetikan hasil laboratorium. a. Hidupkan power CPU, monitor computer dan printer. b.
Muncul di layar computer : LABORATORIUM, masukkan password , lalu tekan enter. c.
Buka folder Form Result d. Untuk mengetik hasil, ketik di masing-masing folder hasil Tata
Laksana Pengarsipan Berkas yang harus diarsipkan : 1. Formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium a. Setiap hari formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan kwitansi
pembayaran dikumpulkan dan dipisahkan yang berasal dari rawat inap / rawat jalan dengan
formulir laboratorium dari dokter kerja-sama. b. Bundel formulir dan di catat tanggal, bulan,
dan tahun pengiriman. c. Simpan selama satu bulan di laci penyimpanan ruang kerja. d.
Setelah satu bulan, dapat di simpan di gudang, berkas di simpan selama 1 tahun. e. Berkas
yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat berita acara pemusnahan berkas.
2. Kwitansi pembayaran 3. Kertas kerja yang terdiri dari : a. Kertas kerja Hematologi. b.
Kertas kerja Kimia Klinik c. Kertas kerja Urine/Faeces d. Kertas kerja Bakteriologi e. Kertas
kerja Serologi/Imunologi. 4. Buku kerja QC yang terdiri dari : a. Buku kerja QC Hematologi
b. Buku kerja QC Kimia Klinik c. Buku kerja QC Urine. 5. Buku arsip hasil laboratorium a.
Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku registerasi laboratorium
pasien rawat inap / rawat jalan dan medical check up. b. Tulis pada buku periode pencatatan
hasil pemeriksaan. c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan
urutan bulan dan tahun. d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di
buat berita acara pemusnahan berkas. 6. Laporan bulanan dan tahunan a. Laporan bulanan
dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan dan tahun secara berurutan. b. Simpan dalam
box file. c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium selama 3 tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas. 7. Print out hasil dari alat a. Rekatkan print out hasil laboratorium di
masing-masing kertas kerja sesuai dengan hari dan tanggal pemeriksaan. b. Simpan print out
bersama dengan buku kerja. K. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat Tata Laksana Pemeliharaan
Alat-Alat Laboratorium : 1. Lemari es (refrigerator) dan frezer a. Menggunakan lemari es dan
frezer khusus untuk laboratorium. b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa,sehingga bagian
belakang lemari es masih longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor. c.
Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari bagian
pendingin. d. Membersihkan dan defrost setiap 2 bulan dan setelah terjadi pemadaman listrik.
e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan kerja ( 2 †“ 8 ° C )
f. Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan ( -15 sampai †“ 20 ° C
) g. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup. h. Untuk perawatan setiap 6
bulan sekali. i. Catat suhu lemari es setiap hari. 2. Inkubator a. Bagian dalam inkubator dan
rak harus di bersihkan secara teratur dengan di desinfektan. b. Pemantauan,catat suhu setiap
hari pada permulaan kerja. c. Perbedaan suhu ± 2 °C, pengaturan suhu perlu di stel
kembali.Suhu yang masih dapat diterima adalah ± 2 °C dari suhu yang diinginkan. d.
Perawatan setiap 6 bulan sekali. 3. Centrifuge a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus. Beban harus di buat
seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali pada sentrifus mikrohematokrit karena
tabung kapiler sangat kecil. c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan
kencang sebelum centrifus di jalankan. d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti
septic setiap minggu atau bila terjadi tumpahan atu tabung pecah. e. Pada pengguna
sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di tutup pada salah satu ujungnya untuk
menghindari keluar darahnya. f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada
maka tabung mudah pecah waktu di centrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat
menekan tabung kaca ke dasar wadah,bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk
tabung. g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan. h.
Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh. i. Jangan
mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka. j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan
kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan. k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum
sentrifuge benar-benar telah berhenti. l. Perawatan setiap tahun. 4. Mikroskop a. Mikroskop
di letakkan di tempat yang datar. b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif
10x dulu, bila saranan jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu dengan 100x. Untuk
pembesaran 100x gunakan dengan minyak imersi. c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa
yang di basahi dengan xylol setiap hari setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak
imersi. d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena
akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya. e. Jangan
membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena kotoran akan mudah masuk. f.
Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada satu garis
dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan
mikrometernya sudah rusak. g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu. h.
Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan menyentuh lensa dengan
jari. i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan. 5. Fotometer / spectrometer a.
Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer. b. Tegangan listrik
harus stabil. c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 †“ 30 menit ( tergantung jenis /
merek alat ), supaya cahaya lampu menjadi stabil. d. Monokromator atau filter harus bersih,
tidak lembab, tidak berjamur. e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi
yang dilalui cahaya harus menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut harus bersih, tidak ada
bekas tangan, goresan ataupun embun.Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet di ujung
dekat permukaan. f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet. g.
Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet. h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus
di inkubasi pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan. i. Amplifer / pengolah signal
harus berfungsi dengan baik. j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari
tangan yang melekat pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit
dihilangkan, bila tersentuh tangan waktu mengganti lampu, segera bersihkan dengan alcohol.
6. Sheker / rotator a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar. b.
Kencangkan sekrup pada rangka pengocok. c. Minyaki mesin. d. Periksa ke-aus-an sikat dan
bagian berputar lainnya. 7. Kamar hitung a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih
sebab kotor ( jamur, partikel debu ) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat
sebagai sel. b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung terlihat
jelas dan lengkap. c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan
menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga
jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang. d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan
pecah, sebab kaca penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka
volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat. e. Cara pengisian kamar hitung : dengan
menggunakan pipet Pasteur dalam posisi horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung
yang tertutup kaca penutup. f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar
hitung atau sampel mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain, atau kamar hitung
tidak terisi penuh, maka pengisian harus dibuang. g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai
dengan air mengalir atau dengan air detergent encer. h. Bila masih kotor, rendamlah dengan
air detergent, kemudian bilas dengan air bersih. i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak
boleh menggunakan sikat. 8. Pipet a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan
yaitu : pipet transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap
dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu
yang diinginkan. b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan
tidak retak. c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet. d. Pemipetan
cairan tidak boleh menggunakan mulut e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah
harus dilakukan dengan cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian
luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan
di biarkan mengalir sendiri. f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup. g. Pipet ukur yang
mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan dialirkan maka sisa cairan
diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat bantu pipet. h. Pipet ukur yang tidak
memiliki cincintidak boleh ditiup. i. Pipet dengan volume kecil ( 1 †“ 500 ul ), harus
dibilas untuk mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian dalam. j. Pipet
yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic, kemudian baru dicuci. 9. Pipet
semiotomatik a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena
pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet, juga pengeringan
seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan. b. Penggunaan
tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya. c. Tip yang digunakan harus terpasang
erat. d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak pipet.
10. Alat gelas a. Tabung yang dipakaiharus selalu bersih. b. Untuk pemakaian ulang, cuci
gelas dengan detergen ( sedapatnya netral ) dan oksidan (hipoklorit), kemudian bilas dengan
aquades. Pencucian alat laboratorium : 1) Cairan pencuci : larutan netral 2 % 2) Cairan
pelarut : extran netral 20 ml 3) Air sampai : 1 liter Cara pencucian : 1) Rendam alat yang di
cuci dalam air sampai bersih, kemudian rendam dalam larutan extran netral 2 % selama 2
†“ 24 jam, bila alat terlalu kotor rendam lebih lama. 2) Setelah itu bilas dengan air sampai
sisa †“ sisa larutan extran tidak tertinggal pada alat yang dicuci. 3) Alat kaca dimasukkan
dalam incubator dengan suhu 50 †“ 60 °C dan alat plastic di keringkan dengan suhu
kamar 15 - 25°C. Tata Laksana Kalibrasi Alat †“ Alat Laboratorium 1. Kalibrasi
Biosystem a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya b. Lakukan
seperti prosedur untuk serum pasien c. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol,
lakukan pemeriksaan ulang d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan
penggantian reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan kalibrasi lagi e. Bila
hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan f. Kalibrasi dengan kontrol
tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum pemeriksaan terhadap darah pasien 2. Kalibrasi A
15 a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya b. Lakukan seperti
prosedur untuk serum pasien c. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan
pemeriksaan ulang d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan
penggantian reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan kalibrasi lagi e. Bila
hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan f. Kalibrasi dengan kontrol
tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum pemeriksaan terhadap darah pasien 3. Kalibrasi
Sysmex KX21 Alat Sysmex KX 21 dikalibrasi pada saat : a. Alat baru dipasang b.
Penggantian spare part c. Kontrol keluar range d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok
alat 4. Kalibrasi Sysmex XS 800i Alat Sysmex XS 800i dikalibrasi pada saat : a. Alat baru
dipasang b. Penggantian spare part c. Kontrol keluar range d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi
pemasok alat 5. Kalibrasi Cell Dyn 3600 Alat Cell Dyn 3600 dikalibrasi pada saat : e. Alat
baru dipasang f. Penggantian spare part g. Kontrol keluar range h. Kalibrasi dilakukan oleh
teknisi pemasok alat 6. Kalibrasi Alat Electrolit APL 9180 Alat Electrolit dikalibrasi pada
saat : a. Alat baru dipasang b. Penggantian spare part c. Kontrol keluar range d. Kalibrasi
dilakukan oleh teknisi pemasok alat 7. Kalibrasi Urinalisa Mission U21 Alat Urinalisa
dikalibrasi pada saat : a. Alat baru dipasang b. Penggantian spare part c. Kontrol keluar range
d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat 8. Kalibrasi Alere PIMA a. Kalibrasi
peralatan PIMA Analyser sudah dilakukan oleh perusahaan distributor dan tidak dianjurkan
kepada laboratorium pemakai untuk melakukan kalibrasi sendiri b. Dianjurkan untuk
melakukan control dengan menggunakan Pima Bead Standard setiap hari pada saat akan
melakukan pekerjaan Trouble Shooting 1. Trouble Shooting Biosystem MASALAH
PENYEBAB MASALAH CARA MENGATASI Rotor Cover Tutup rotor terbuka atau belum
terpasang sempurna Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai
lengan alat benar benar berhenti Buka Cover Utama ( Helm ) tutup / pasang kembali tutup
rotor dengan baik dan benar Tutup kembali Cover utama ( Helm Alat ) lanjutkan proses
analisa Analyser Cover Cover Utama ( Helm Alar ) terbuka Hentikan proses sampling,
dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhenti Tutupkan /
benarkan posisi Cover utama dengan baik dan benar Lanjutkan proses analisa dengan
mengklik CONT System Liquid System liquid habis ( tinggal 2% - 8 % ) Hentikan proses
sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhenti Buka
Cover Utama ( Helm ) Ganti botol system liquid yang kosong dengan yang sudah terisi penuh
/ isi ulang botol yang kosong Current Rotor Rotor penuh Tunggu sampai alarm berbunyi dan
pesan yang muncul memang menunjukan bahwa rotor penuh Pastikan alat dalam kondisi
†œSTANDBY†• baru buka penutup Utama Bukapenutup rotor, ambil rotor yang penuh,
ganti dengan yang baru Tutupkan penutup rotor lalu Tutupkan penutup utama Lakukan
proses †œNew ROTOR †œ klik N-Rotor Setelah proses New Rotor selesai maka secara
otomatis langsung melanjutkan proses sampling Limbah Limbah penuh Hentikan proses
sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhenti Buka
Cover Utama ( Helm ) Lepaskan botol pembuangan, buang isinya dan bersihkan Pasang
kembali botol yang kosong dengan benar dan sempurna Lanjutkan proses analisa dengan
mengklik CONT Rotor Detection Rotor rusak / tidak terdeteksi Hentikan proses sampling,
dengan mengklik tanda SS , Buka penutup rotor, ambil rotor yang penuh, ganti dengan yang
baru Tutupkan penutup rotor lalu Tutupkan penutup utama Lakukan proses †œNew
ROTOR †œ klik N-Rotor Setelah proses New Rotor selesai maka secara otomatis langsung
melanjutkan proses sampling Lamp Lampu mati atau cahaya tidak sempurna Ganti lampunya
Hubungi Teknisi Sample Sample atau reagen habis atau kurang Matikan Buzzer ( alarm )
Lihat pesan alarm dengan mengklik CURRENT ALARM Jika benar pesannya menyatakan
sample / reagen habis maka segera klik tanda POSITION maka akan terlihat di layar posisi
sample atau reagen yang habis Jika ada perintah SS segeralah klik SS Jika lengan alat sudah
benar benar parker dan status alat sudah †œSampling Stop†• maka bukalah penutup
utama dan cek rak sample Carilah sample cup yang kosong / kurang dengan mengikuti
gambar yang ada di layar, lihat di lubang nomor berapa yang warnanya beda Segeralah isi
kembali dan letakkan di lubang yang semula Pada layar sorot, klik lubang yang beda warna
tadi kemudian hapuslah dengan cara mengklik gambar penghapus ( delete ) Begitu pila untuk
reagent, carilah pada rak reagen mana botol yang berbeda warna, isi atau ganti botolnya,
hapus yang kosong daftarkan kembali pada posisi semula Kemudian isikan / daftar
kembalilubang yang sudah terhapus tadi dengan sample yang sama, letakan rak sample pada
posisi semula Jika sudah yakin tidak ada yang keliru, tutup penutup Utama Kemudian di
layar klik †œACCEPT †œ kembali ke layar monitor , dan jika tidak ada alarm lainnya ,
Klik CONT untuk melanjutkan 2. Trouble Shooting A 15 MASALAH PENYEBAB
MASALAH CARA MENGATASI Rotor Cover Tutup rotor terbuka atau belum terpasang
sempurna Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat
benar benar berhenti Buka Cover Utama ( Helm ) tutup / pasang kembali tutup rotor dengan
baik dan benar Tutup kembali Cover utama ( Helm Alat ) lanjutkan proses analisa Analyser
Cover Cover Utama ( Helm Alar ) terbuka Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda
SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhenti Tutupkan / benarkan posisi Cover utama
dengan baik dan benar Lanjutkan proses analisa dengan mengklik CONT System Liquid
System liquid habis ( tinggal 2% - 8 % ) Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda
SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhenti Buka Cover Utama ( Helm ) Ganti botol
system liquid yang kosong dengan yang sudah terisi penuh / isi ulang botol yang kosong
Current Rotor Rotor penuh Tunggu sampai alarm berbunyi dan pesan yang muncul memang
menunjukan bahwa rotor penuh Pastikan alat dalam kondisi †œSTANDBY†• baru buka
penutup Utama Bukapenutup rotor, ambil rotor yang penuh, ganti dengan yang baru
Tutupkan penutup rotor lalu Tutupkan penutup utama Lakukan proses †œNew ROTOR
†œ klik N-Rotor Setelah proses New Rotor selesai maka secara otomatis langsung
melanjutkan proses sampling Limbah Limbah penuh Hentikan proses sampling, dengan
mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhenti Buka Cover Utama (
Helm ) Lepaskan botol pembuangan, buang isinya dan bersihkan Pasang kembali botol yang
kosong dengan benar dan sempurna Lanjutkan proses analisa dengan mengklik CONT Rotor
Detection Rotor rusak / tidak terdeteksi Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS
, Buka penutup rotor, ambil rotor yang penuh, ganti dengan yang baru Tutupkan penutup
rotor lalu Tutupkan penutup utama Lakukan proses †œNew ROTOR †œ klik N-Rotor
Setelah proses New Rotor selesai maka secara otomatis langsung melanjutkan proses
sampling Lamp Lampu mati atau cahaya tidak sempurna Ganti lampunya Hubungi Teknisi
Sample Sample atau reagen habis atau kurang Matikan Buzzer ( alarm ) Lihat pesan alarm
dengan mengklik CURRENT ALARM Jika benar pesannya menyatakan sample / reagen
habis maka segera klik tanda POSITION maka akan terlihat di layar posisi sample atau
reagen yang habis Jika ada perintah SS segeralah klik SS Jika lengan alat sudah benar benar
parker dan status alat sudah †œSampling Stop†• maka bukalah penutup utama dan cek
rak sample Carilah sample cup yang kosong / kurang dengan mengikuti gambar yang ada di
layar, lihat di lubang nomor berapa yang warnanya beda Segeralah isi kembali dan letakkan
di lubang yang semula Pada layar sorot, klik lubang yang beda warna tadi kemudian hapuslah
dengan cara mengklik gambar penghapus ( delete ) Begitu pila untuk reagent, carilah pada
rak reagen mana botol yang berbeda warna, isi atau ganti botolnya, hapus yang kosong
daftarkan kembali pada posisi semula Kemudian isikan / daftar kembalilubang yang sudah
terhapus tadi dengan sample yang sama, letakan rak sample pada posisi semula Jika sudah
yakin tidak ada yang keliru, tutup penutup Utama Kemudian di layar klik †œACCEPT
†œ kembali ke layar monitor , dan jika tidak ada alarm lainnya , Klik CONT untuk
melanjutkan 3. Trouble Shooting XS 800i MASALAH PENYEBAB MASALAH CARA
MENGATASI 0.25 Mpa Error - Kesalahan penyetelan tekanan 0.25 Mpa - Tidak ada tekanan
pada unit Pneumatik - Tekanan bocor dari selang / sambungan - Setel tekanan ke 0.25 Mpa -
Periksa koneksi kabel pada unit pneumatic - Periksa selang dan sambungan ( tidak kendur )
0.16 Mpa Error - Kesalahan penyetelan tekanan 0.16 Mpa - Regulator 0.16 Mpa tidak
berfungsi - Setel tekanan 0.16 Mpa - Jika penyetelan 0.16 Mpa gagal kemungkinan regulator
rusak, hubungi teknisi sysmex 0.07 Mpa Error - Kesalahan penyetelan tekanan 0.07 Mpa -
regulator 0.07 Mpa tidak berfungsi - Setel tekanan ke 0.07 Mpa - Jika penyetelan 0.07 Mpa
gagal, kemungkinan regulator rusak, hubungi teknisis Sysmex -0.07 Mpa Error - Tidak ada
vacuum pada unit Pneumatik - Tekanan bocor pada selang atau sambungan - Unit Pneumatik
kemungkinan rusak, hubungi teknisis Sysmex - Periksa hubungan selang mungkin kendur -
0.04 Mpa Error - Kesalahan penyetelan tekanan 0.04 Mpa - ada cairan dalam trap chamber di
unit Pump - Tekanan bocor pada selang atau sambungan - Unit Pump kemungkinan rusak.
Hubungi teknisi sysmex - Periksa hubungan selang mungkin kendur Pressure Lower Error -
Unit pump mati sewaktu alat dijalankan - Selang lepas - Periksa koneksi kabel - Periksa
hubungan selang mungkin kendur Env Temp High / Temp Low Temperatur alat diluar batas
yang ditetapkan Set temperature ruangan pada 15° - 30°C Bila 30 menit pesan tetap
ditampilkan, kemungkinan sesuatu rusak, hubungi teknisi sysmex RH Temp Low RH Temp
High Temperatur pemanas reagent diluar batas yang ditetapkan Tunggu sampai temperature
stabil pada batas yang ditetapkan Bila 30 menit pesan tetap ditampilkan, kemungkinan
sesuatu rusak, hubungi teknisi sysmex FCM RU Temp High FCM RU Temp Low
Temperatur Chamber diluar batas yang ditetapkan Tunggu sampai temperature stabil pada
batas yang ditetapkan FCM Detektor Temp High FCM Detektor Temp Low Temperatur
detector optik diluar batas yang ditetapkan Tunggu sampai temperature stabil pada batas yang
ditetapkan Bila 30 menit pesan tetap ditampilkan, kemungkinan sesuatu rusak, hubungi
teknisi sysmex FCM Sheat Temp High FCM Sheat Temp Low Temperatur reagent sheat
diluar batas yang ditetapkan Tunggu sampai temperature stabil pada batas yang ditetapkan
Bila 30 menit pesan tetap ditampilkan, kemungkinan sesuatu rusak, hubungi teknisi sysmex
RH Therm Sens Err Salah satu dari sensor suhu untuk pemanas reagen rusak Matikan alat
dan nyalakan kembali, jika pesan masih muncul, hubungi teknisi sysmex FCM RU Therm
Sens Err Salah satu dari sensor suhu untuk chamber reaksi rusak Matikan alat dan nyalakan
kembali, jika pesan masih muncul, hubungi teknisi sysmex FCM Sheat Therm Sens Err Salah
satu dari sensor suhu untuk reagen sheat rusak Matikan alat dan nyalakan kembali, jika pesan
masih muncul, hubungi teknisi sysmex FCM TD Therm Sens Err Salah satu dari sensor suhu
untuk detector optik rusak Matikan alat dan nyalakan kembali, jika pesan masih muncul,
hubungi teknisi sysmex Env Therm Sens Err Salah satu dari sensor suhu untuk mendeteksi
temperatur rusak Matikan alat dan nyalakan kembali, jika pesan masih muncul, hubungi
teknisi sysmex Replace Container EPK Reagen Cellpack habis Ganti reagen cellpack Bila
setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak
bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan
periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas Replace Container SLS Reagen Sulfolyser
habis Ganti reagen Sulfolyser Bila setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error,
kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan
pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas Replace
Container FBA Reagen Stromalyser habis Ganti reagen Stromalyser Bila setelah reagen
diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system
hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang
robek / terjepit / lepas Replace Container FFD Reagen Stromalyser habis Ganti reagen
Stromalyser Bila setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor
apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor
apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas Replace Container FFS Reagen
Stromalyser habis Ganti reagen Stromalyser Bila setelah reagen diganti baru masih muncul
pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal.
Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container RED Reagen Rettic habis Ganti reagen Rettic Bila setelah reagen diganti
baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system
hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang
robek / terjepit / lepas Chamber EPK Err / Chamber FCM Sheat Err Selang antara alat dan
reagen terjepit / tersumbat / terlepas Periksa selang dan perbaiki Waste Chamber 1 Error/
Waste Chamber 2 Error Selang pembuangan tersumbat / terjepit Periksa sumbatan khusus
pada outlet nipple Periksa selang pembuangan, bila selang tersumbat, bersihkan lalu ganti
WB Asp Motor Error Beban motor pompa penyedot sample terlalu tinggi Periksa pompa
penyedot sample, pastikan tidak ada cairan, hubungan saklar atau selang yang mengganjal
bagian atas / bawah dari pompa penyedot sample FCM Sheat Motor Error Beban motor
Injeksi sheat terlalu tinggi Periksa pompa injeksi sheat FCM pastikan tidak ada cairan,
hubungan saklar atau selang yang mengganjal bagian atas / bawah dari pompa penyedot
sample Rinse Motor Error Beban motor untuk menggerakan Rinse Cup terlalu tinggi Periksa
rinse cup pastikan tidak ada cairan, hubungan saklar atau selang yang mengganjal bagian atas
/ bawah dari Rinse cup Mixing Motor Error Beban motor mixing ruang reaksi terlalu tinggi
Periksa motor mixing chamber, periksa tidak ada selang yang menyentuh motor mixing Low
blood Volume Volume darah kurang ketika menggunakan sampler - Periksa darah sample
dan ulangi analisa - Bersihkan sample piecer , SRV dan jalur penyedot sample Lakukan
prosedur shutdown dengan cellclean - lakukan auto rinse dan lakukan analisa sample Sample
Not Asp Error - Sample darah tidak normal, adanya gumpalan dalam darah, konsentrasi darah
sangat ekstrim sedikit - Jarum piecer, Sample Rotor Valve dan selang penyedot sample
tersumbat - Selang penyedot sample ke sampler terlepas - Periksa darah sample dan ulangi
analisa - Bersihkan sample piecer , SRV dan jalur penyedot sample Lakukan prosedur
shutdown dengan cellclean - lakukan auto rinse dan lakukan analisa sample - Jika kotoran
tidak dapat hilang, masukkan cellclean ke dalam tabung sample dan lakukan analisa pada
mode sample untuk membersihkan piecer dan jalur penyedot sample Short Sample Volume
sample darah tidak cukup, piecer atau jalur penyedot sample kotor Periksa darah sample dan
ulangi analisa - Bersihkan sample piecer , SRV dan jalur penyedot sample Lakukan prosedur
shutdown dengan cellclean - lakukan auto rinse dan lakukan analisa sample Blood Asp
Sensor Error Kerusakan sensor penyedotan sample ( sensor memonitor adanya sample pada
saat dihisap normalnya pada penggunaan sampler tidak bekerja ) Ganti sensor penyedot
sample ( Hubungi teknisi Sysmex, untuk sementara ubah kondisi sampler. Stop untuk
mengijinkan sampler berjalan terus ) Set Piercer Cover CP cover tidak terpasang / posisi tidak
sesuai Hilangkan kotoran atau debu Rack Feed In Func Error Sensor posisi rack Feed-in tidak
berfungsi Hilangkan kotoran atau debu Rack Feed In Init Error Sensor posisi rack Feed-in
tidak berfungsi Hilangkan kotoran atau debu Rack Shift Home Pos Error Sensor posisi awal
rack Feed tidak berfungsi Hilangkan kotoran atau debu Rack Feed Out Func Error Sensor
rack Feed tidak berfungsi Hilangkan kotoran atau debu Rack Feed Out Init Error Sensor rack
Feed tidak berfungsi Hilangkan kotoran atau debu Rack removed Ketika sample diambil oleh
Hand clipper pada mode sampler, rack bergeser Pindahkan rak dari jalur sampler dan
kembalikan pada posisi awal Rack Move Error 1 Rack tidak bisa bergeser Pindahkan rak dari
jalur sampler dan kembalikan pada posisi awal Rack Move Error 2 Ketika Hand Clipper tidak
mengambil sampler, Rack berdgeser Pindahkan rak dari jalur sampler dan kembalikan pada
posisi awal Rack Move Error 3 Ketika diinterupsi, Rack bergeser Pindahkan rak dari jalur
sampler dan kembalikan pada posisi awal Hand Upper Position Error Cylinder maju / mundur
tidak berfungsi Pindahkan tabung sampler pada hand clipper dan kembalikan ke rak. Periksa
tidak ada benda asing pada jalur maju / mundur Hand Lower Position Error Cylinder maju /
mundur tidak berfungsi Pindahkan tabung sampler pada hand clipper dan kembalikan ke rak.
Periksa tidak ada benda asing pada jalur maju / mundur Tube Inv Position Error Tabung tidak
bisa dibalik / diputar Pindahkan tabung sampler pada hand clipper dan kembalikan ke vrak.
Periksa tidak ada benda asing yang menghalangi Tube Sensor Error - Sensor deteksi tabung
tidak menemukan adanya tabung, walaupun tabung sample berisi darah - Sensor mendeteksi
adanya tabung, walaupun tidak ada tabung sample Bersihkan kotoran pada detector tabung
dan sensor volume darah Tube Clamp Error Pengambilan tabung gagal, hand clipper
bengkok, dan tabung tidak dapat diambil dengan benar Pindahkan tabung pada hand clipper
dan kembalikan ke rak. Periksa tidak ada benda yang menghalangi operasi pengambilan
tabung. Perbaiki dan pasang kembali hand clipper Rack Full Error Rak telah penuh dan
analisa dengan sampler tidak dapat dilanjutkan Pindahkan rak yang telah dianalisa Sampler
Start Error Ketika masih ada rak berada pada jalur sampler, analisa dengan mode sampler
dimulai Pindahkan rak dari jalur sampler dan kembalikan ke awal, dan lakukan analisa
kembali Background Error Adanya gelembung, Aperture kotor, kesalahan reagen Lakukan
Auto Rinse, Remove Clog ( bila pesan masih muncul, bersihkan Aperture dengan sikat ) dan
anti reagen yang benar RBC / PLT Sampling Error Aperture kotor, Sample tidak normal
Lakukan remove Clog ( bila pesan masih muncul, bersihkan Aperture dengan sikat ) RBC /
PLT Ch Error Jumlah sel RBC / PLT melampaui batas tertinggi yang disebabkan gangguan
noise Jauhkan sumber noise dari alat dan ulang analisa sample WBC / BASO, Diff, RET
Sampling Error / CH - Detektor optic flow cell kotor / tersumbat, sample tidak normal -
Sample kurang ( tidak cukup sample dan tercampur gelembung ) Bersihkan flowcell pada
detector optic dan lakukan analisa kembali, periksa sample dengan manual ( Slide ) RBC
Bubble Error / RBC Clog Error RBC Detektor tersumbat / tercampur gelembung Bersihkan
sumbatan pada detector RBC dan lakukan procedur remove clog. ( bila pesan masih muncul,
bersihkan aperture dengan sikat ) Low Count Error Sample tidak normal, Piecer tersumbat
SRV tersumbat , Pipa penyedot tersumbat Ulangi analisa sample, Bersihkan piecer, bersihkan
SRV, bersihkan pipa penyedot sample HGB Error Gelembung udara tercampur pada jalur
analisa HGB Lakukan Auto Rinse HGB Drain Error Kecepatan membuang cairan pada
plowcell HGB lambat Periksa jalur pembuangan HGB flowcell, periksa tidak ada sumbatan
atau selang terjepit RET Error Sample tidak normal, sumbatan pada SRV , terjepit atau
terlepas pada cairan RET dye dan selang diluent Ulangi analisa sample dan periksa reagen
RET RET Ch Error Sample tidak normal, sumbatan pada SRV , detector optic flowcell kotor
/ tersumbat, ada gelembung udara pada detector optic flowcell - Analisa sample kembali,
Bersihkan SRV, - Bersihkan Flowcell pada detector optic - Hilangkan gelembung dari
detector optic / flowcell Data Errpr Hasil analisa diluar batas nilai reference ( normal ) .
Sample tidak normal. Aperture kotor - Set nilai reference - Ulangi analisa sample, remove
clog - Lakukan QC jika perlu Laser Tube Aged Umur laser mulai berakhir Matikan dan
nyalakan kembali alat, bila pesan masih muncul, hubungi teknisi Sysmex Laser Power Error
Deteriorated Laser Ulangi analisa sampel, bila pesan masih muncul, hubungi teknisi Sysmex
Close FCM Detect Cover Cover detector optic terbuka, sensor cover rusak Tutup cover
detector optic, bila masih error, sensor cover rusak, ganti sensor cover, hubungi teknisi
Sysmex ID unit Com Error Kesalahan CPU karena Interfensi Noise Matikan dan nyalakan
kembali alat, bila pesan masih muncul, hubungi teknisi Sysmex ID Read Error, Pack ID Read
Error Posisi barcode tidak benar / miring, label barcode kotor, hasil cetakan barcode jelek
Periksa kabel barcode Xm Limit Error, L-J Limit Error, Xb Limit Error Hasil Xm, L-J, Xb
control diluar batas yang ditentukan Periksa grafik QC, Periksa analisa data untuk parameter
yang keluar dari batas control jika perlu lakukan kalibrasi Control Expired Darah control
sudah kadaluarsa Ganti control yang baru Control Entry Error Analisa control dilakukan
tanpa di definisikan lebih dahulu lot, limit, dll Definisikan informasi lot dari kontrol Replace
Piecers Sudah saatnya mengganti piecers Ganti piecers dan reset hitungan penggunaan piecer
Execute Shutdown Sudah saatnya menjalankan prosedur Shutdown Lakukan Maintenance
harian Clean the CRV Sudah saatnya memberishkan Sample rotor Valve Bersihkan SRV dan
reset hitungan penggunaan SRV Execute Rinse Flowcell Sudah saatnya membersihkan
flowcell Bersihkan flowcell pada detector optik 4. Trouble Shooting ABL 5 MASALAH
PENYEBAB MASALAH CARA MENGATASI TEMP. ERROR Suhu keluar dari batas
yang telah ditentukan 37°C + 0.3°C - Calibrasi otomatis tidak ditampilkan, semua data
pemeriksaan ada tanda †œ?†• - Manual kalibrasi tidak dapat dimulai - Pastikan suhu di
antara 15°C dan 32°C - Jika ABL5 di start dari suhu dingin, tunggu sampai temperature
Error hilang - Hindarkan alat dari sinar matahari langsung atau dari sumber panas yang lain
GAS ERROR Prosentase gas tidak benar atau tidak masuk - Calibrasi otomatis tidak
ditampilkan, alat dalam kondisi Start Up - Manual kalibrasi tidak dapat dipanggil - Masukan
gas yang persentasenya benar RINSE ERROR Cairan Pencucian tidak terdeteksi - Pencucian
Error ditampilkan dalam status alat. Kalibrasi tidak diterima, Alat tidak siap - Cek cairan
pencuci - Pastikan wadah cairan pencuci terpasang dengan benar - panggin program
pencucian - Panggil LS penyesuai program - Panggil Refill program - Cek puncak dari
pompa penghisap. Tempatkan kembali tabung jika memungkinkan - Panggil teknisi alat
BARO ERROR Rata rata barometer tidak benar atau tidak masuk - Calibrasi otomatis tidak
ditampilkan, alat dalam kondisi Start Up - Manual kalibrasi tidak dapat dipanggil - Masukan
barometer nilai ke program 3 CAL NEEDED - Kalibrasi dianjurkan setelah perawatan
elektroda - Kalibrasi terakhir tidak lengkap karena error - lakukan Kalibrasi setelah restart
pO2 FLUSH ERROR Nilai pO2 lebih dari 3% selama 10 menit. Cek level gas nya - Cek gas
supplier - Panggil kalibrasi I MAINT PROG ERROR - Operator selama pembersihan terakhir
atau pindahkan program - Lakukan maintenance program selama malfunction dalam system
cairan transport - Cuci alat - Ulangi Maintenance program - Jika error berlanjut, hubungi
local teknisi LS ERROR LS Error selama LS Adjusment - Tekan tombol Restart - Jika error
berlanjut, hubungi local teknisi PRINTING ERROR Printer rusak pada saat mencetak
terakhir - Cek kertas printer - Cek laporan cetak - Jika error berlanjut, hubungi local teknisi
SENDING ERROR Pengiriman data gagal pada saat mengirim terakhir dari data ke koneksi
komputer - Cek apakah computer sudah terkonek dengan baik - Cek apakah computer sudah
Pentium # di set up Windows 8 - Jika error berlanjut, hubungi local teknisi LEAK
DETECTED Elektrode sudah tidak bisa digunakan - Cek pemasangan elektroda - cek
electrode untuk dibersihkan jika diperlukan - tekan tombol Restart - Jika error berlanjut,
hubungi local teknisi pH ERROR - pH diluar yang dianjurkan yaitu 6.3 †“ 8.0 - Respon pH
gagal selama dimonitor oleh elektrode - Ulangi pemeriksaan - Cek apakah pH sample
diantara batas batas yang dianjurkan - Ganti Elektroda pCO2 ERROR - pCO2 diluar yang
dianjurkan yaitu 5 †“ 250 mmHg atau 0.7 †“ 33.3 kPa - Respon pCO2 gagal selama
dimonitor oleh elektrode - Ulangi pemeriksaan - Cek apakah pCO2 sample diantara batas
batas yang dianjurkan - Ganti Elektroda pO2 ERROR - pO2 diluar yang dianjurkan yaitu 0
†“ 800 mmHg atau 0.0 †“ 106.7 kPa - Respon pO2 gagal selama dimonitor oleh
elektrode - Ulangi pemeriksaan - Cek apakah pO2 sample diantara batas batas yang
dianjurkan - Ganti Elektroda BARO OUT OF RANGE - Barometer diluar yang dianjurkan
yaitu 450 †“ 800 mmHg atau 60.0 †“ 106.7 kPa - Respon pO2 gagal selama dimonitor
oleh elektrode - Ulangi pemeriksaan - Cek barometer, sesuaikan dmelalui set up program 3 -
hubungi teknisi 5. Trouble Shooting Alere Pima MASALAH PENYEBAB MASALAH
CARA MENGATASI Archieve Full Data Terlalu Penuh Pindahkan data ke dalam flash disk
Barcode Error Pembacaan Barcode salah Tekan ∠š atau X lalu Enter, masukan code yang
ada dibawahnya secara manual, tekan ∠š untuk mengkonfirmasi dan meneruskan *Barcoce
masing †“ masing reagen bisa sama,harus hati - hati dalam menginformasikan, dan bisa
berbeda satu dengan lainya Tekan X untuk memasukan barcode dan jendela analisa akan
terbuka Invalid Barcode Barcode tidak betul Jangan menggunakan barcode dari catridge
berbeda ketika memasukan barcode secara manual, memasukan barcode sacara manual akan
didokumentasikan dalam halaman hasil pemeriksaan Jika Barcode reagen tidak mau
mengcode di dalam analisa, akan ditampilkan dalam layar / display Operator is equired /
Sample ID is Equired Nama Operator belum di ketik Masukan nama operator dan sample ID
untuk ditampilkan dalam hasil test. Jika tidak, hasil kosong dan akan menjadikan hasil error
Operator Already Exist Nama Operator sudah ada Operator baru harus dimasukan dalam
operator list, tetapi seorang operator dengan nama yang sama, sudah ada di dalam display
Export Failed Pemindahan data pada USB mengalami gangguan dalam prosesnya Tekan
∠š atau X dan pindahkan data, ulangi pemindahan data. Memerlukan beberapa detik untuk
memasukan data ke dalam USB Recharge Battery Batere Lemah Dianjurkan unruk
menghubungkan PIMA analyser dengan listrik sebelum melakukan analisa ERROR CODE
200 Matikan alat lewat main menu, jika tetap error, hubungi distributor ERROR CODE 201
Cagridge belum terisi penuh Kemungkinan catridge belum terisi penuh, tapi jika sudah penuh
tetap error ulangi pemeriksaan dengan catridge baru ERROR CODE 202 Cagridge belum
tertutup sempurna Cek Catridge apakah sdh tertutup dg baik, jika sdh tertutup tetap error
ulangi dengan catridge baru ERROR CODE 203 Reagen Expired Cek tanggak kadaluarsa
catridge , konfirmasi dengan tanggal kadaluarsa di PIMA Anlyser, jika sudah ExPired , ganti
dengan yang baru ERROR CODE 205 Hubungi distributor ERROR CODE 206 Kesalahan
pada operator, tidak ada tindakan yang disarankan ERROR CODE 207 ulangi pemeriksaan
dengan catridge baru jika tetap error, hubungi distributor ERROR CODE 210 ulangi
pemeriksaan dengan catridge baru jika tetap error, hubungi distributor ERROR CODE 211
Matikan alat lewat main menu, jika tetap error, hubungi distributor ERROR CODE 300 - 399
Hubungi distributor ERROR CODE 860 - 870 ulangi pemeriksaan dengan catridge baru jika
tetap error, hubungi distributor 6. Trouble Shooting Centrifuge MASALAH PENYEBAB
MASALAH CARA MENGATASI Err 03 Tidak ada koneksi antara display dan saluran
utama Cek tombol on/off, pastikan pada posisi On Pastikan ada tenaga listrik yang masuk
Pastikan letak tabung dengan sempurna di lubang masing masing Pastikan pada saat memutar
tidak bersuara Err 04 Motor terlalu panas Tunggu sampai centrifuge dingin dan ulangi
memutar Err 06 Perputaran motor tidak sempurna Lid Open Tutup terbuka pada saat
memutar Tutupkan penutup centrifuge dengan benar, ulangi memutar Eoff Listrik mati pada
saat pemutaran berjalan Tunggu sekitar 2 menit atau buka dan tutup kembali penutup
centrifuge BAB V LOGISTIK A. Pengertian : Logistik di laboratorium adalah penyediaan
bahan †“ bahan habis pakai / reagen Yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium. B.
Tujuan : Agar kebutuhan bahan †“ bahan habis pakai/reagen sebagai sarana pemeriksaan
dapat tersedia dengan tepat, cepat, efektif, efisien dan profesional untuk meningkatkan mutu
laboratorium C. Ruang lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis
pakai/reagen ini Menerangkan suatu sistem mulai dari mengevaluasi jumlah stok reagen,
membuat surat pesanan reagen sampai mendapatkan reagen yang diperlukan D. Alur kerja
pemesanan dan penerimaan bahan †“ bahan habis pakai/reagen : PROSES
KETERANGAN Mulai Ka Ruangan Buat catatan stok & evaluasi jumlah stok Stok cukup
Ka. ruangan Buat SP tidak Setuju ya selesai Ka. Ruangan ya H ubungi Suplier Suplier Ambil
SP, ditanda tangani & kirim barang Terima Barang Ka . Ruangan OK tidak Ka Ruangan Ya
Retur barang Beri label,simpan di gudang laboratorium 1. Laporan bulanan Laboratorium
ditandatangani oleh: · Ka Instalasi · Ka Sie Penunjang Medis · Ka Bidang Penunjang
Medis · Pengawas barang · Direktur 2. Surat pemesanan (SP) barang ditandatangani atau
disetujui oleh : · Kepala Instalasi · Ka. Bidang Penunjang · Disetujui rekanan 3. Terima
Barang disetujui oleh : · Ka Ruangan · Pengawas Barang 4. Setelah barang datang Ka
Ruangan : · Catat di buku penerimaan · Mengentry barang( PO,DO,Faktur) E. Alur
pendistribuasian reagen/bahan habis pakai dari gudang laboratorium PROSES
KETERANGAN Mulai Koor dinator Lab. Buat catatan stok & evaluasi jumlah stok
Koordinator Lab. Stok cukup Buat Surat amprahan ke gudang laboratorium tidak Setuju ya
selesai Mengambil amprahan Ka.Ruangan/Gudang lab. Mencatat barang keluar Koordinator
Lab. Menyimpan reg.di lab Koordinator Lab Mendistribusikan ke Ruangan 1. Amprahan
barang ditandatangi oleh koordinator laboratorium 2. Bila ruangan/bangsal memerlukan
bahan habis pakai koordinator mendistribusikan ke ruangan /bangsal dengan mencatat pada
buku amprahan ruangan yang telah disediakan BAB VI KESELAMATAN PASIEN A.
Pengertian Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
laboratorium menjadi lebih aman. B. Tujuan Untuk mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. C. Tata Laksana Keselamatan Pasien 1. Pedoman umum :
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab a. Banyaknya jenis/item
pemeriksaan dan persiapannya b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan c. Banyaknya jenis
wadah penampung/container d. Jumlah konsumen yang banyak e. Jumlah staf yang tidak
memadai potensial bagi terjadinya kesalahan 2. Manfaat keselamatan pasien a. Budaya safety
meningkat dan berkembang (blame-free culture, reporting culture, learning culture) b.
Komunikasi dengan pasien berkembang c. Kejadian tidak diinginkan menurun d. Keluhan
dan litigasi (tuntutan hukum) berkurang e. Mutu pelayanan meningkat f. Citra laboratorium
dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti peningkatan kepercayaan dan kepuasan diri 3.
Standar keselamatan pasien a. Hak pasien b. Mendidik pasien dan keluarga c. Keselamatan
pasien dan kesinambungan pelayanan d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien e. Mendidik staf
tentang keselamatan pasien f. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien 4. Sasaran pasien safety di laboratorium a. Melakukan identifikasi pasien
secara tepat (pasien rawat jalan : tanyakan nama,tanggal lahir dan pasien rawat inap tanyakan
nama dan rekam madis) b. Meningkatkan komunikasi yang efektif (lakukan read back saat
menerima pesan melalui telepon) c. Meningkatkan keamanan pengeluaran hasil lakukan
doble check untuk verifikasi hasil laboratorium ( maker dan checker ) d. Mengurangi resiko
salah lokasi, salah pasien, salah pemeriksaan dan salah penggunaan bahan/reagen. Ada 8
prinsip benar antara lain : permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, spesimen dan
penampungan, transportasi, pengolahan dan penyimpanan, jenis pemeriksan, hasil
pemeriksaan,dokumentasi. e. Mengurangi risiko infeksi dengan mengimplementasikan
praktek pencegahan infeksi (kewaspadaan standar) antara lain : * Kebersihan tangan *
Penggunaan alat pelindung diri * Penanganan limbah dan benda tajam * Pengendalian
lingkungan * Peralatan perawatan pasien * Penanganan linen * Penyuntikan yang aman,
kesalahan karyawan dan etika batuk. 5. Istilah dalam keselamatan pasien a. Kondisi potensial
cidera: Kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera,akan tetapi
belum terjadi insiden. Contoh : jumlah pasien banyak, jumlah staf kurang, nilai kritis tidak
dilaporkan b. Kejadian nyaris cidera: terjadinya insiden yang belum terpapar ke pasien.
Contoh: salah mengerjakan item pemeriksaan ( yang diminta serologi DHF tetapi dikerjakan
Igm anti Salmonella typhi/diketahui sebelum hasil dikeluarkan ) c. Kejadian sentinel:
Kejadian tidak diharapkan yang menyebabkan kematian atau cidera yang serius yang
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima.
Contoh : amputasi atau operasi di bagian tubuh yang salah. d. Kejadian tidak cidera : suatu
insiden yang sudah terpapar ke pasien akan tetapi tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/SC
pasien yang seharusnya normal tetapi hasil yang dikeluarkan tinggi sehingga pasien
menjalani cuci darah, pasien dengan glukosa normal dikeluarkan hasil glukosa rendah
sehingga dilakukan koreksi glukosa (terjadi karena salah sampel/terjadi gangguan pada
proses pemeriksaan). e. Kejadian tidak diharapkan : Kejadian yang mengakibatkan cidera
kepada pasien akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan, dan
bukan karena penyakit dasarnya. Contoh: pasien DHF yang diphlebotomi dengan needle
tidak disposable, dan pasien tersebut akhirnya terjangkit HIV ( needle pakai pasien HIV ). 6.
Grading risiko kejadian : a. Biru : Kejadian sangat jarang ( > 5 tahun /kali ), tidak signifikan,
tidak ada cidera. b. Hijau : jarang/unlikely ( > 2 †“ 5 tahun/kali ), minor, cidera ringan,
dapat diatasi dengan pertolongan pertama. c. Kuning :mungkin/possible ( 1 _ 2 tahun/kali ),
moderat, cidera sedang/luka robek, berkurangnya fungsi reversible, kasus yang
memperpanjang perawatan. d. Kuning : sering/likely ( beberapa kali/tahun ), mayor,cidera
luas/berat ( cacat, lumpuh ), kehilangan fungsi (irreversible) e. Merah : Sangat sering/almost
certain ( tiap minggu/kali, katastropik, kematian yang tidak berhubungan ) 7. Pengalaman
kasus pasien safety a. Salah mengerjakan pemeriksaan laboratorium ( pemeriksaan yang
dikerjakan berbeda dengan pemeriksaan yang diminta) b. Salah memberikan hasil ( hasil
yang diberikan ke pasien adalah hasil yang salah/ belum dikonfirmasi) c. Hasil yang tertukar
semua/sebagian (fungsi checker tidak berjalan) d. Salah memberikan hasil (salah sampel,
salah prosedur) e. Hasil laboratorium / sampel tidak ada(koordinasi dengan bagian yang lain
kurang efektif) 8. Utamakan Keselamatan Pasien Bila ada kejadian, segera tindak lanjuti
dengan : a. Membuat laporan insiden b. Menelaah akar permasalahan, mengapa terjadi?....
hingga menemukan fakta system yang belum berfungsi optimal c. Menentukan solusi dan
rekomendasi d. Analisa kasus dengan FISH BONE Faktor Kontribusi Pengisian form dengan
menulis Tidak menjalankan Jenis pemerik.(tidak mencentang) protap / SPO Komunikasi
tidak efektif Fungsi kroscek Salah mengerjakan dari ruangan tidak berjalan pemeriksaan lab
BAB VII KESELAMATAN KERJA Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium
merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium
melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang
berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak
dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga dapat
terjadi daripetugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk
mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus
memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan
untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta
mengontrol bahan/spesimen secara baik. A. Pengertian Adalah suatu system dimana Instalasi
Laboratorium RSUD Badung membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah
sakit bagi petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium. B. Tujuan 1. Terciptanya budaya
keselamatan kerja 2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan 3. Terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan. C.
Tata laksana keselamatan kerja 1. Pra Analitik a. Memakai jas laboratorium, sarung
tangan,dan masker untuk mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan
infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka. b. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan
jarum dan semprit pada tempat khusus untuk limbah tajam ( Sharps Colector) yang tersedia
dan cegah jangan sampe tertusuk jarum tersebut. c. Sampel darah dimasukkan dalam wadah
tertentu anti bocor dan tertutup rapat dengan label identitas pasien. d. Sampel yang tidak
dilakukan pemeriksaan segera, harap disimpan dalam lemari es sesuai syarat penyimpanan
sampel. e. Petugas sampling dilarang makan, minum, atau merokok pada waktu sampling. 2.
Analitik a. Penggunaan Pipet 1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus
selalu hati-hati dan menganggap semua bahan infeksius ( Universal Precaution ). 2) Memakai
jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk mencegah tertular bahan berbahaya dan
atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka. 3) Jangan memipet
langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet. 4) Jangan meniup udara maupun
mencampur bahan infeksius dengan cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet. 5)
Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia: a) Segera memberitahu petugas laboratorium
lain dan jauhkan petugas yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan. b) Upayakan
pertolongan segera pada petugas laboratorium yang mengalami cedera. c) Jika bahan kimia
yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera matikan semua api, gas dalam
ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan semua peralatan listrik yang
mungkin mengeluarkan bunga api. d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah. b.
Petugas Sampling 1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik 2) Sentrifuge diletakkan
pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek pun dapat melihat kedalamnya dan
menempatkan tabung sentrifuge dengan mudah. 3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong
secara berkala untuk melihat tanda korosi atau keretakan 4) Gunakan air untuk
menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoklorit karena bersifat korosif. 5) Setelah dipakai
disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan penyeimbang dapat mengalir keluar. c.
Mencegah penyebaran infeksi : 1) Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6
cm . 2) Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila menggunakan
Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius. 3) Jangan lakukan uji katalase diatas kaca
objek, sebaiknya gunakan tabung. 4) Tempatkan sisa specimen dan biarkan yang akan
disterilkan dalam wadah yang tahan bocor. 5) Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan
desinfektan setiap kali habis kerja. d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh
bahan infeksius 1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan sesuai ketentuan
hand higiene 2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja. 3) Jangan makan, minum,
merokok di dalam laboratorium. 4) Jangan memakai kosmetik di dalam laborartorium. 5)
Gunakan alat pelindung muka , mata, jika terdapat percikan bahan infeksius saat bekerja. 3.
Pasca Analitik a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya. b. Jarum/benda tajam yang
terkontaminasi masukkan kedalam wadah tahan tusukan (sharps collector),kemudian dikelola
sesuai prosedur pengelolaan limbah rumah sakit ( Incenerator ). c. Limbah cairan
infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾ penuh, kemudian petugas
sanitasi mengambil jirigen tersebut kemudian dikelola sesuai prosedur pengolahan limbah
rumah sakit. d. Limbah padat 1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik
warna kuning. 2) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di laboratorium
dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam. D. Penanganan Keadaan Darurat Di
Laboratorium 1. Kebakaran a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu
dipindahkan ke unit lain. b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi. c.
Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan d. Putus aliran listrik bila diperlukan
padamkan dengan alat kebakaran yang ada di rumah sakit ( APAR ) e. Tulis berita acara
kejadian. 2. Biakan atau specimen yang tumpah a. Tumpahan dan wadahnya di tutup dengan
kain atau tissue yang dibasahi desinfektan. b. Kain tersebut dibuang di wadah infeksius. c.
Wadah di desinfektan atau autoclaf. 3. Luka tusukan jarum a. Keluarkan darah dengan pijatan
keras sekitar luka tusuk tadi di bawah pancuran air selama kurang lebih 1 †“ 2 menit. b.
Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian di plester atau di balut. c. Tulis dalam berita
acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat. 4. Pecahan gelas a. Gunakan sarung
tangan. b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan. c. Masukkan kedalam kantong plastik
berwarna kuning. d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut. e. Tutup kantong,
masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras, kemudian lakukan cuci tangan sesuai
prosedur hands hygiene. 5. Tumpahan bahan kimia a. Upayakan pertolongan pertama pada
orang yang terkena. b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan. c. Pakailah
masker dan sarung angan. d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam
ruangan tersebut dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api. e. Bahan kimia asam
dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na bikarbonat. f. Tumpahan zat alkali : taburkan
pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan serokan, dan buang dalam kantong plastik
bahan beracun. E. Pemakaian Kaca Mata 1. Pengertian : Suatu alat pelindung untuk
melindungi mata dari cipratan darah/cairan. 2. Tujuan : Untuk mel;indungi mata dari cipratan
darah/cairan. 3. Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari
infeksi silang. 4. Prosedur : a. Dipakai sebelum cuci tangan b. Dipakai dengan tali di bagian
belakang F. Pemakaian Jas Laboratorium 1. Pengertian : Suatu alat pelindung diri untuk
menahan cairan atau darah supaya jangan sampai terkena tubuh 2. Tujuan : Menahan
darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh. 3. Kebijakan : Upaya kesehatan dan
keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang. 4. prosedur : a. Dipakai sebelum
cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung baju kerja b. Digunakan selama
melakukan pemeriksaan atau bekerja c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar
ganti G. Pemakaian Masker 1. Pengertian : Suatu alat penutup mulut dan hidung 2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu
bicara/bersin). 3. Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas
dari infeksi silang 4. Prosedur : a. Masker tersedia dalam keadaan bersih b. Masker dipasang
menutupi hidung dan mulut c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala d. Masker setelah
dipakai, ditempatkan di sampah medis e. Dipakai di kamar operasi f. Dipakai di ruang
penyakit menular g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis h. Dipakai rumah
tangga/gudang arsip i. Dipakai di laboratorium j. Dipakai di farmasi/meramu obat H.
Pemakaian Sarung Tangan 1. Pengertian : Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan
dari kontaminasi bahan berbahaya/infeksius 2. Tujuan : Untuk meniadakan/ mengurangi
terjadinya infeksi silang. 3. Kebijakan : a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja
melindungi petugas dan pasien dari infeksi silang. b. Mencegah transmisi kulit petugas ke
pasien c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas dan pasien 4.
Prosedur : a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah,
selaput lendir atau kulit yang terluka. b. Akan melakukan tindakan invasive c. Akan
membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi. d. Sarung steril
dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya. e. Masukkan tangan ke dalam sarung
tangan yang sesuai dengan jarinya. f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu
dan dikontaminasikan dengan klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di dalam tempat yang
tersedia. g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis. I. Pemeliharaan Kesehatan
Tenaga Kesehatan a. Pengertian : Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat
berisiko tertularnya penyakit. b. Tujuan : Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium
yang bekerja pada tempat yang berisiko. c. Kebijakan : 1. Pemeriksaan darah. 2. Ro Photo
Thorax 3. Immunisasi d. Prosedur : 1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali. 2. Ro Photo
Thorax setiap 1 tahun sekali. 3. Immunisasi sesuai Boster BAB VIII PENGENDALIAN
MUTU A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan
pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara
terus menerus setiap hari untuk mencegah dan mendeteksi suatu kesalahan serta
memperbaikinya sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Kegiatan
tersebut dilaksanakan sejak tahap preanalitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca
analitik. I. Tahap pra analitik 1. Persiapan pengambilan sampel. Pengambilan bahan
pemeriksaan hendaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu : a. Bahan diambil sebelum
penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah terlanjur minum obat. Sebaiknya diberikan
informasi tentang takaran serta lama pemberian obat. b. Pengambilan bahan dilakukan
dengan alat yang steril secara aseptic c. Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat
yang tepat yang dipilih dengan mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi
dengan kuman-kuman penyebab penyakit. d. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
hendaknya diisi dengan lengkap e. Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium. f.
Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan sesuai. 2. Pengambilan
sampel Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak semua
kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil sembarangan. Hal †“ hal yang
perlu diperhatikan : a. Cara pengambilan b. Jumlah bahan yang dibutuhkan c. Waktu
pengambilan d. Tempat pengambilan e. Wadah 3. Pemberian identitas Pemberian identitas ini
adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam menerima sampel yang memuat data
antara lain : a. Nama, umur, dan alamat pasien. b. No. laboratorium c. Pengirim d. Tanggal
spesimen diterima e. Diagnosa f. Nama petugas penerima spesimen g. Tanggal spesiman
selesai diperiksa h. Nama pemeriksa 4. Pengiriman sampel a. Bahan darah, urin dan dahak
harus secepatnya dikirim ke laboratorium. b. Untuk pengiriman bahan (serum darah) yang
jauh harus memakai pendingin/es batu 5. Penyimpan sampel a. Bahan urin bisa ditambahkan
pengawet b. Serum beku bisa disimpan tiga hari sampai satu bulan didalam freezer maksimal
c. Disimpan dalam suhu 2 †“ 8 derajat celcius dengan batas simpan 7 hari d. Suhu kamar
dengan batas simpan 24 jam, kecuali untuk pemeriksaan glukosa, creatinin dan bilirubin. 6.
Persiapan pemeriksaan sampel a. Sampel untuk pemeriksaan kimia darah supaya didiamkan
setengah jam sebelum dicentrifuge. b. Setelah dicentrifuge serum harus segera dipisahkan
(menjaga stabilitas) 7. Pengujian kwalitas aquadest dan reagensia yang digunakan : a.
Pengujian mutu aquadest harus sesuai dengan spesifikasi aquades yang dimuat dalam buku
referensi Farmakope Indonesia dan buku standar lain. b. Pengujian mutu reagen dapat berupa
: pemeriksaa label, tanggal kadaluarsa. Uji fisik meliputi wujud, warna, kejernihan, larutan,
konsistensi dan lain-lain II. Tahap Analitik 1. Pengolahan sampel : a. Sampel darah, urin,
feses harus segera sampai di laboratorium. b. darah segera disentrifus c. Bahan yang lain
sesuai dengan permintaan pemeriksaan. 2. Kalibrasi Peralatan : a. Kalibrasi pipet dengan cara
: mengisi larutan dan ditimbang pada timbangan analitik. b. Kalibrasi alat kimia klinik
dengan blangko dan kalibrator c. 1000/2000 jam lampu harus sudah diganti sesuai dengan
jenis alat. 3. Uji Ketelitian dan Ketepatan Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan control yang telah diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control
dilakukan tiap hari. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui
ketelitian dari sampel. III. Tahap Pasca Analitik Pencatatan, interpretasi dan pelaporan hasil
pemeriksaan : Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan
teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan
dalam intepretasi hasil. B. PEMANTAPAN MUTU EKTERNAL Pemantapan Mutu Ekternal
adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar laboratorium secara periodik
untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang
ditentukan. Tujuan : Membandingkan hasil pemeriksaan dari laboratorium lain yang
mempunyai metode pemeriksaan yang sama atau berbeda. Kebijakan : Prosedur tetap
pemantapan mutu external sebagai pedoman bekerja di laboratorium dan harus dipatuhi oleh
semua petugas. Pemantapan Mutu Eksternal yang telah diikuti Instalasi laboratorium Rumah
Sakit Umum Daerah Badung telah mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal secara
rutin yang diselenggarakan oleh Departement Kesehatan RI dan Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik Indonesia. Kegiatan PME tingkat nasional yang telah
diselenggarakan oleh pemerintah dan yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah Badung sampai saat ini adalah : 1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA
KLINIK yang biasa dikenal PNPKLK-K ( Program Nasional Pemantapan Kualitas
Laboratorium Kesehatan ) bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan perhitungan WIS ( Wariance Index Score ), dengan nilai 0
†“ 400, makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu laboratorium berarti semakin baik
penampilan laboratorium tersebut. 2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI,
yang biasa dikenal sebagai PNPKLK-H ( Program Nasional Pemantapan Kualitas
Laboratorium Bidang Hematologi ). Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium Kesehatan
bekerja sama dengan PDS Patklin. Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan ID
( Index Deviasi ) dengan nilai 0 - > 3, semakin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu
laboratorium, berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut. 3. Pemantapan mutu
eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi pemeriksaaan VDRL, HbsAg, HIV, HCV.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan system scoring dengan nilai 0 †“ 4. Semakin
tinggi nilai yang didapat oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik penampilan
laboratorium tersebut. Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal 1. Persiapan a. Setiap tahun
dilaksanakan 2 siklus b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran c. Calon peserta mengirim
kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME d. Calon peserta diseleksi, bila OK
diberi nomer peserta e. Peserta dikirim bahan control ( serum control ) 2. Pengiriman serum
control a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta b. Dokumen lengkap : Formulir
hasil 1) Petunjuk pelaksana 2) Daftar alat dan reagen 3) Daftar pemeriksa c. Dikirim kepada
kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit Bahan control dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan control Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan
bahan kimia murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari manusia maka lebih baik
menggunakan bahan control dari manusia. b. Bentuk bahan kontrol Menurut bentuknya
bahan control ada bermacam †“ macam, yaitu : bentuk air, padat bubuk ( liofilisat ) dan
bentuk strip. Pada umumnya bentuk padat lebih stabil dan lebih tahan lama daripada bentuk
cair. Bentuk strip merupakan bentuk pada bubuk yang dikemas pada strip, sehingga
memudahkan transportasi. Penggunaan bentuk padat bubuk atau strip harus dilarutkan
terlebih dahulu dengan aquabidest. Pada umumnya pemeriksaan dibidang kimia klinik dan
imunoserologi menggunakan bentuk padat bubuk ( liofilisat ) atau bentuk cair (pooled sera).
Dibidang hematologi digunakan bentuk cair, padat bubuk atau strip. 3. Pemeriksaan serum
kontrol a. Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan b. Sifat
pemeriksaan : 1) Hasil laboratorium sendiri 2) Menggunakan alat dan reagen rutin 3)
Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda
tangani penanggung jawab atau kepala laboratorium. 4. Hasil pemantapan mutu ekternal a.
Hasil yang diterima di Instalasi Laboratorium dicatat tanggal terima untuk masing †“
masing siklus b. Oleh petugas dimasukan di dalam arsip hasil pemantapan mutu eksternal
Laboratorium. c. Sifat pengolahan data berdasarkan : 1) Metode pemeriksaan 2) Alat yang
digunakan 3) Jumlah data yang ada 5. Evaluasi komputer a. Data dibandingkan terhadap nilai
target b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama dan jumlah
peserta > 20 c. Dinilai dengan system Variance Index Score ( VIS ) d. Setiap peserta akan
mendapat nilai : 1) VIS setiap pemeriksaan 2) Overal VIS 3) Mean Running VIS 6. Evaluasi
pemantapan mutu eksternal a. Variance Index Score ( VIS ) Nilai VIS yang dibatasi
maksimum 400 b. Overal VIS Nilai rata †“ rata VIS untuk seluruh parameter c. Mean
Running VIS Nilai rata †“ rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu 7. Kriteria
penilaian VIS, OVIS, MR VIS 0 †“ 50 : Sangat baik 51 †“ 100 : Baik 101 †“ 200 :
Cukup 201 †“ 300 : Kurang 301 †“ 400 : Buruk BAB IX PENUTUP Pedoman
pelayanan Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan dalam melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RSUD Badung. Laboratorium merupakan
pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai salah satu bagian penunjang medik diharapkan
dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek labolatoris terhadap
spesimen atau sampel yang dilakukan pengujian, sehingga mutu hasil pengujian laboratorium
terus dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan penyakit. Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim
akreditasi yang akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan perkembangan serta
undang-undang yang berlaku Mangupura, 2013 Inst.Laboratorium RSUD Badung 58

Recommended

Citrix CTO Council 2019 Technology Landscape

CTO Council April 2014 2019 Technology Landscape ii Citrix 2019 Technology Landscape |
April 2014 Summary: Introduction and Recommendations Summary: Trends Update
Future…
Stress, Startups and Survival

PowerPoint Presentation Stress Startups & Survival @hanaabaza 1 Entrepreneurship can


make or break you. 2 WHY IT’S HOT #C2C14 3 WHY IT’S NOT #C2C14 4 “They tell…

Everything You Need To Know About Content Marketing

Slide 1 Everything You Need To Know About Content Marketing Hana Abaza, Director of
Marketing at Uberflip @hanaabaza 1 WHY IT†™S HOT Authoring †“ Create your
content.…

All About Beer

PowerPoint Presentation

Text Me: Do's & Don'ts of Presentation Design


PPT on "Maternity Benefit Act 1961" of India.

Slide 1 The Maternity Benefit Act, 1961 (India) The Maternity Benefit Act, 1961 ??? The
Maternity Benefit Act, 1961 ??? “An Act to regulate the employment of women in certain…

The Last Carnival I Ever Saw

Dennis Gamblin 309 W. Ninth St Portageville, Missouri 63873 ©2003 D.R. Gamblin
drg@dgamblinwriting.info The Last Carnival I Ever Saw by Dennis Gamblin It was the last
summer…

Bush's Resume

Bush's Resume TRUE, LOYAL, LOCK-STEP SUPPORTERS OF THE FOLLOWING


UNPRINCIPLED SUPER-STUPID DIMWIT (AKA congressional Republicans): RESUMÉ
George W. Bush The White House,…

xCDC14a

Colony # Appearance Date* Phenotype Size** (after 8/6/04) (shape, color) (1-5) 1 8/10/2004
round, white 3 2 8/10/2004 round, white 3 3 8/10/2004 round, white 5 4 8/10/2004…
Life Is Just A Dream - Or Is It?

Imagine for a minute that everything you see around you is not actually there. It is just for
lack of a better phrase, a figment of your imagination. Could it be? The world's…

View more

Subscribe to our Newsletter for latest news.

We built a platform for members to share documents and knowledge.


And we are not related to any other website. (Our website list)

About Terms DMCA Contact


STARTUP - SHARE TO SUCCESS
Fly UP

Anda mungkin juga menyukai