Anda di halaman 1dari 2

Nama : Chaira Mulkia

NIM : 07041181823009
Fakultas/Jurusan : FISIP/ ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
Mata Kuliah : Diplomasi
Dosen Pengampu :
PERJANJIAN DIPLOMATIK AND FOLLOWING UP
Perjanjian diplomatik memiliki bentuk yang bervariasi yang cukup
membingungkan. Perjanjina diplomatic ini berbeda dalam title or style, being given
such descriptions as treaty, final act, protocol, exchange of notes, end even plain
‘agreement’. Perjanjian diplomatic ini berbeda secara signifikan dalam struktur
tekstual, bahasa, apakah itu ditulis atau secara lisan, apakah disertai atau tidak dengan
side letters. Perjanjian diplomatic juga dibedakan untuk dipublikasikan atau
dirahasiakan. Bentuk yang diambil untuk perjanjian tertentu akan bergantung pada
premium apa yang dilampirkan pada masing-masing pertimbangan yang dilakukan
para pihak dalam negosiasi. Hal ini juga bergantung pada tingkat keharmonian antar
pihak yang bernegosiasi. Tanpa adanya harmoni tidak dapat diidentifikasi sejauh mana
konsesi saat bernegosiasi dapat diperdagangkan untuk konsesi dalam substansi.
Pentingnya Kewajiban Hukum Internasional
Dalam sebuah negosiasi para pihak yang bekerja sama dapat bersepakat/setuju
bahwa subjek dari perjanjian yang mereka lakukan tidak sesuai dengan regulasi hukum
internasional. Hal ini dapat terjadi karena perjanjian itu semata-mata merupakan
prinsip dan tujuan umum yang hendak dicapai oleh pihak yang bernegosiasi. Namu jika
para pihak yang bernegosiasi sepakat bahwa perjanjian yang mereka lakukan harus
menciptakan kewajiban yang dapat ditegakkan dengan hukum internasional, maka
mereka harus meletakkannya dalam bentuk perjanjian dan mematuhi hasil dari
kesepakatan tersebut. Para pihak yang bernegosiasi membuat perjanjian yang
mewajibkan kewajiban hukum internasional karena dengan ada nya kewajiban hukum
internasional yang disepakati dalam negosiasi akan lebih dihormati bahkan oleh
negara-negara yang reputasinya buruk (Henkin:47).. Terutama kewajiban ini berasal
dari persetujuan pihak-pihak yang melakukan kerja sama, maka kemungkinan
pelanggaran hukum akan terdeteksi hal ini dapat mempengaruhi reputasinya karena
gagal menempati perjanjian yang membuatnya sangat sulit untuk mempromosikan
kebijakan melalui negosiasi dimasa depan.
Pentingnya Pemberian Isyarat yang Penting
Perjanjian harus dibuat dan digunakan untuk memberikan informasi dari
masalah yang seharusnya dibuat kesepakatan atau persetujuan.
Pentingnya Kenyamanan
Karena negara-negara saat ini bernegosiasi tentang banyak hal, terkadang
perjanjian internasional tidak harus selalu bersifat sesuai denngan peraturan, dalam hal
ini kenyamanan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan bentuknya. Dalam
perjanjian informal, mereka menghindari ketidaknyamanan tentang kompleksitas
perjanjian yang forman dan prosedur yang menyertainya (seperti pembuatan dokumen
yang berisi pernyatakan bahwa pihak yang berkuasa memiliki kekuasaan penuh),
mereka juga menghindari ketidaknyamanan akan ratifikasi perjanjian tersebut
(meskinpun pada dasarnya ratifikasi masih dihargai secara luas).
Saving Face at a Premium
Dalam suatu negosiasi, publisitas perjanjian yang dicapai tidak dapat dihindari
bahkan diinginkan. Yang menarik perhatian khusus ialah masalah ‘wajah’ atau ‘image’
yang merupakan reputasi untuk kekuatan. Ini berarti pihak yang bernegosiasi harus
menyelamatkan diri dari rasa malu atau hal-hal yang dapat menjatuhkan reputasinya
dari pihak-pihak yang konsesinya yang dapat membuat kita memicu kemarahan
pendukung mereka.
Both languages
Bahasa merupakan hal mendasar bagi kebangsaan, sehingga hubungan
diplomatic harus peka terhadapnya. Keuntungan diplomatic dari pembuatan perjanjian
dalam Bahasa ialah masing-masing pihak akan berasumsi bahwa hal itu menumbuhkan
kesan apakah benar atau tidak perjanjian yang dinegosiasikan mencerminkan hubungan
kesetaraan dan menyediakan konsesi atas dasar kesetaraan. Meskipun ada keuntungan
diplomatic dalam perjanjian yang sama-sama resmi dalam berbagain Bahasa, ini juga
memiliki kerugiannya. Ini terjadi karena suatu perjanjian mungkin tidak jelas atau
longgar pada titik tertentu dan dalam pelaksanaanya terjadi salah satu interpretasi dari
poin-poin yang lebih disukai dari satu Bahasa teks dibandingkan dari Bahasa lain.
Small Print
Cara paling umum untuk menyelesaikan masalah penyamaran konsesi sensitive
dalam teks perjanjian adalah dengan mengatakan sedikit tentang hal itu, lalu
menyelipkannya dalam beberapa reses yang tidak jelas, dan memastikan bahwa sisa
dari perjanjian dipenuhi dengan detail yang relative sepele. Teknik small print lain
untuk menyelamatkan wajah adalah dengan menempatkan konsesi memalukan dalam
lampiran documenter pada teks utama
Euphemisms

Dalam diplomasi, penggunaan kata-kata atau ungkapan yang lebih cocok untuk pihak
yang membuat konsesi adalah fitur lain yang menyelamatkan muka dari hampir semua
perjanjian internasional yang bersifat sensitive secara politis, meskipun dengan harga tertentu
dalam hal akurasi.

Following Up

Tindak lanjut dalam diplomasi berarti pemantauan yang cermat terhadap


implementasi sehingga dapat memikat mereka pada kewajiban sebagaimana yang diperlukan.
Ini selalu menjadi elemen yang memerlukan implementasi tetapi pada masa-masa
sebelummnya tidak semudah itu.

Anda mungkin juga menyukai