Anda di halaman 1dari 19

1.

BESARAN

Pengukuran adalah proses membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang
dipakai sebagai satuan. Hasil dari pada pengukuran merupakan besaran. Besaran adalah suatu yang dapat
diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang memiliki satuan.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3
syarat yaitu

1. dapat diukur atau dihitung


2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan

Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai
besaran.

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :


1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka
harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa
dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan
alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Dalam fisika besaran ada dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

1.1 BESARAN POKOK

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari
besaran lain.
Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat
Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus
antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan
ditetapkan terlebih dahulu.

Tabel Besaran Pokok

1
1.2 BESARAN TURUNAN

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika suatu besaran
turunan merupakan perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan
besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian besaran
pokok. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak
langsung, mempu

nyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Tabel Besaran Turunan

2. SATUAN

Satuan adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan
masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada
dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama.
Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat mempunyai satuan Newton. Besaran
ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.

2.1 Satuan Baku

Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional tau disebut
dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

2
Tabel Satuan Baku
Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS
Massa kilogram (kg) gram (g)

Panjang meter (m) centimeter (cm)

Waktu sekon (s) sekon (s)

Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)

Suhu kelvin (K) kelvin (K)

Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)

Jumlah Zat kilomole (mol) mol

2.2 Satuan Tidak Baku

Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada suatu
wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

3. ALAT UKUR

Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat
ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur
tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:

3.1 Alat Ukur Panjang

1. Mistar (Penggaris)

Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada pembacaan skala,
kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di baca.

mistar ini memiliki fungsi untuk mengukur dimensi panjang, tebal, atau lebar, ketelitian dari mistar baja
ini kurang lebih 0,5mm,

3
Cara menggunakan mistar:
untuk menggunakan mistar cukup mudah anda hanya perlu meletakan mistar baja ke benda yang akan
diukur, letakanlah titik nol atau ujung mistar baja ke ujung benda yang akan diukur kemudian anda bisa
membaca dimensi atau ukuran dari suatu benda itu

Gambar Penggaris

Contoh soal :

 Berikut adalah gambar hasil pengukuran sepotong kayu menggunakan mistar.

Panjang kayu tersebut adalah….

Penyelesaian:
Panjang kayu dapat dilihat dari skala yang ditunjukkan oleh ujung-ujung benda tersebut.
Panjang kayu tersebut adalah
p=37 mm−0 mm=37 mm

2. Jangka Sorong (vernier caliper)

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1mm. Skala terkecil
atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola, ebal uang
logam, dan diameter bagian dalam tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.
b). Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa bergeser/digerakan.

Kegunaan/fungsi jangka sorong adalah:

 untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
 untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya)
dengan cara diulur;

4
 untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena
berada di sisi pemegang.

Gambar Jangka sorong

Bagian bagian jangka sorong :

1. Gigi luar. Fungsi bagian ini adalah untuk mengukur panjang benda dengan cara dijepit atau diapit.
2. Gigi dalam. Fungsi bagian ini adalah untuk mengukur panjang atau diameter sisi dalam benda
dengan cara diulur, misalnya : diameter dalam lubang pipa.
3. Pengukur kedalaman. Fungsi bagian ini adalah untuk mengukur kedalaman lubang atau celah
dengan cara menancapkannya.
4. Ukuran skala utama (cm). Fungsi bagian ini adalah untuk membaca hasil pengukuran pada satuan
cm.
5. Ukuran skala utama (inch). Fungsi bagian ini adalah untuk membaca hasil pengukuran pada satuan
inch.
6. Patokan pembacaan skala nonius (mm). Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan
mm.
7. Patokan pembacaan skala nonius (inch). Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan
inch.
8. Pengunci. Untuk mengunci jangka.

Cara menggunakan :

1. Pertama, tentukan terlebih dahulu cara pengukuran yang paling tepat berdasarkan 3 fungsi bagian
pengukur yang terdapat pada jangka sorong.

5
2. Bila yang diukur adalah ketebalan atau diameter luar suatu benda, maka kita gunakan rahang bawah
untuk menjepit benda tersebut.
3. Bila yang diukur adalah diameter dalam suatu benda (misalnya diameter dalam pipa), maka kita
gunakan rahan atas dengan cara mengulurnya.
4. Dan bila yang diukur adalah kedalaman, maka kita gunakan penusuk (pengukur kedalaman) yang
terletak diujung jangka sorong.

Contoh soal :

Tentukan hasil pengukuran gambar di samping!

Pembahasan :

Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier
disebelah kanannya).

Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala vernier tepat lurus
dengan garis diatasnya).

Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm

Atau 100,2 mm.

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01 mm atau
0,001 cm.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama
terdapat pada rahang tetap.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.

6
Bagian bagian :
 Frame – dibuat dari bahan logam tahan panas serta di buat dengan desain agak tebal serta kuat
dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya peregangan yang bisa mengganggu proses
pengukuran.
 Anvil – memiliki fungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur dan ditempatkan diantara
anvil dengan spindle.
 Spindle atau poros gerak – merupakan sebuah silinder yang bisa digerakan menuju anvil.
 Pengunci – mempunyai fungsi untuk menahan spindle atau poros gerak agar tidak bergerak saat
proses pengukuran benda.
 Sleeve – Tempat terletaknya skala utama( satuan milimeter ).
 Thimble – Tempat skala nonius atau skala putar berada.
 Ratchet Knob – Dipakai untuk memutar Spindle atau poros gerak saat ujung dari Spindle telah
dekat dengan benda yang akan di ukur dan kemudian untuk mengencangkan Spindle atau poros
gerak sampai terdengar suara bunyi.

Fungsi Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan melihat benda dengan
satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm. Misalnya mengukur diameter kabel, kawat, lebar kertas
dan benda kecil lainnya yang tak bisa diukur oleh alat lain.

Cara Menggunakan :
 Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
 Lakukan pengecekan sewaktu apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala noise
apakah menunjukkan angka nol.
 Buka rahangnya dengan cara menggerakkan bagian pemutarnya ke arah kiri sampaia benda yang
akan diukur bisa masuk ke dalam rahang mikrometer tersebut.
 Setelah itu letakkan benda di antara poros tetap dan poros geser, selanjutnya tutup kembali rahang
hingga benda yang diukur terjepit.
 Putarlah pengunci supaya pemutar tidak bisa bergerak, hingga mengeluarkan suara “klik”. Apabila
langkah tersebut benar dilakukan, maka ukuran suatu benda dapat diketahui.

Contoh soal:
Pengukuran tebal batang terlihat seperti gambar dibawah ini. hitunglah Hasil dari pengukuran mikrometer
dibawah ini ialah …mm.
perhatikan Pengukuran mikrometer sekrup dibawah ini.

Pembahasan :
Skala tetap = 4,5 × 1 mm = 4,5mm

Skala nonius = 46 × 0,01 mm = 0,46mm

Hasil = skala tetap ditambah skala nonius

Hasil = 4,5 mm + 0,46 mm = 4,96mm

Jadi,maka hasil dari pengukurannya diatas adalah 4,9 mm.


7
3.2 Alat Ukur Massa

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berdasarkan cara kerjanya
dan keelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Neraca analitik (sering disebut "neraca laboratorium") adalah jenis neraca yang dirancang untuk
mengukur massa kecil dalam rentang sub-miligram. Piringan pengukur neraca analitik (0,1 mg atau lebih
baik) berada dalam kotak transparan berpintu sehingga tidak berdebu dan angin di dalam ruangan tidak
mempengaruhi operasional penimbangan. Ruang bertutup ini sering disebut dengan pelindung angin.
Sampel yang akan ditimbang harus berada pada temperatur ruangan untuk mencegah konveksi alami dari
pembentukan aliran udara di dalam ruang neraca yang dapat menyebabkan galat pembacaan.
Neraca analitik elektronik mengukur tekanan yang diperlukan untuk menghitung massa yang akan diukur,
dan bukan mengukur massa realnya. Oleh karena itu, alat ini harus dikalibrasi untuk mengkompensasi
perbedaan gravitasi. Alat ini menggunakan elektromagnet untuk menghasilkan gaya tolak terhadap sampel
yang akan diukur dan mengeluarkan hasilnya dengan mengukur gaya yang diperlukan untuk mencapai
kondisi setimbang. Alat ukur semacam ini disebut sensor restorasi gaya elektromagnetik
Cara menggunakan neraca analitik yang baik dan benar tentunya sesuai dengan prosedur yang ada pada
manual book, beberapa hal yang mungkin perlu anda ingat kembali adalah :

 Pastikan neraca analitik pada posisi yang benar, setting water pas agar sesuai dengan petunjuk manual
book
 Tempatkan neraca analitik pada posisi yang jauh dari hembusan angin dan panas berlebih
 Calibrasi atau tara neraca analitik sebelum menggunakan.
 Hindarkan neraca analitik dari medan magnet sekitar.
 Selalu bersihkan neraca analitik jika sudah digunakan.
 Matikan neraca analitik jika tidak digunakan dalam waktu lama.

Fungsi dari neraca analitik seperti yang telah dijelaskan di atas adalah untuk mengukur massa suatu zat.
Zat yang bisa di ukur massanya bisa berupa zat padat maupun cair. Sebagian besar peneliti menggunakan
neraca analitik untuk mengukur massa zat dengan ketelitian yang sangat tinggi. Ketelitian sebuah neraca
analitik bahkan bisa mencapai hingga 0,0001 gram.
8
Cara menggunakan Neraca Analitik :

 Pastikan neraca analitik pada posisi yang benar, setting water pas agar sesuai dengan petunjuk manual
book
 Tempatkan neraca analitik pada posisi yang jauh dari hembusan angin dan panas berlebih
 Calibrasi atau tara neraca analitik sebelum menggunakan.
 Hindarkan neraca analitik dari medan magnet sekitar.
 Selalu bersihkan neraca analitik jika sudah digunakan.
 Matikan neraca analitik jika tidak digunakan dalam waktu lama.

1. Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik. Tingkat ketelitiannya hingga
0,001g.

Gambar Neraca Digital

2. Neraca O’Hauss, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian hingga 0.01 g.

Neraca ohaus ada tiga macam, yaitu neraca 2 (dua) lengan, neraca 3 (tiga) lengan, dan neraca 4 (empat)
lengan. Pengukuran massa di laboratorium biasanya menggunakan neraca ohaus yang memiliki 3 lengan
atau 4 lengan. Neraca tiga lengan umumnya memiliki kapasitas 610 gram dengan ketelitian 0,1 gram.
Setiap lengan pada neraca memiliki skala dengan beban geser (anting) sebagai kilogram standar .
Fungsi neraca O’Hauss :
Fungsi neraca Ohaus adalah untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca
Ohauss yaitu 0,1 gram.

9
Fungsi dari kelima bagian neraca ohaus di atas adalah sebagai berikut :

■ Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan untuk mengenolkan atau
mengkalibrasi neraca ketika neraca akan digunakan.
■ Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk meletakkan benda yang akan
diukur massanya.
■ Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan yang berfungsi sebagai
penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-geser dan setiap lengan neraca memilikinya.
■ Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu. Jumlah lengan
pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya. Masing-masing lengan menunjukkan skala dengan
satuan yang berbeda.
■ Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada proses
penimbangan atau pengukuran massa benda.
Cara menggunakan :
1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser pemberat (anting) pada lengan depan, tengah,
dan belakang ke sisi kiri dan dan putar tombol kalibrasi sampai garis kesetimbangan mengarah pada angka
nol.
2. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang.
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di tempat yang tersedia pada neraca (tempat beban).
4. Geser ketiga pemberat diurutkan dari pemberat yang paling besar ke yang terkecil yaitu dimulai dari
lengan yang menunjukkan skala ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang.
5. Bacalah massa benda dengan menjumlahkan nilai yang ditunjukkan oleh skala ratusan, puluhan, dan
satuan atau sepersepuluhan.
Contoh soal :
Perhatikan hasil timbangan dengan neraca Ohauss tiga lengan berikut!

Massa benda yang ditimbang adalah ….


10
A. 546,6 gram

B. 464,5 gram

C. 456,5 gram

D. 364,5 gram

E. 346,5 gram

Jawaban: C
Pembahasan:
Untuk menentukan besar dari massa benda yang diukur yang harus dilakukan dengan
melihat jarum penunjuk pada masing-masing lengan.
a. Lengan pertama menunjukkan angka 400 sehingga besar massa yang diukur adalah 400 gram.
b. Lengan kedua menunjukkan angka 50 sehingga besar massa yang diukur adalah 50
gram.
c. Lengan ketiga menunjukkan angka 6,5 sehingga besar massa yang diukur adalah 6,5 gram.
Massa total dapat dihitung dengan menjumlahkan semua lengan yang terukur.
Massa total = (400 + 50 + 6,5) gram = 456,5 gram.
Jadi, massa benda yang ditimbang adalah 456,5 gram.

3.3 Alat Ukur Waktu


Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu yang
dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam dinding, arloji (dengan
ketelitian 1 sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1 sekon).

 Stopwatch

1. Stopwatch Analog
Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan jarum penunjuk
sebagai penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti pada arloji.

Gambar Stopwacth

11
Memiliki penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu tombol star/stop dan tombol
kalibrasi/ pembuat posisi nol. Suatu perhitungan waktu pada stopwatch analog ini berdasarkan gerakan
mekanik. Dan sistem yang mekanik sangat sulit diubah, (ditambah atau dikurang) karena peletakan
komponen -komponennya memerlukan presisi yang sangat tinggi.

Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch dan fungsinya yaitu :

 Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran (tombol start) dan
untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol ini terletak menjadi satu.
 Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum pengukuran dan
pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch analog ini ada yang berjenis
tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah, ada pula yang digabung.
 Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit dan jarum
penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.
 Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara detik dengan
satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit dengan satu menit diatasnya
atau dibawahnya.

Berikut adalah prinsip kerja stopwatch analog yaitu :

 Pada saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi berputar dan
pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum bergerak.
 Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja secara
mekanik. Jarum akan berhenti dan menunjukkan waktu yang telah dilalui sejak penekanan pegas
pertama.
 Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi sehingga pegas
pertama kembali tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke posisi nol.

Contoh soal :

PEMBAHASAN :
pada stopwatch lingkaran kecil menyatakan satuan menit
kalo di lingkaran besar menyatakan satuan detik
jadi waktu yang ditunjukkan pada stopwatch tersebut adalah 50 menit 39 detik
JAWABAN : D
12
2. Stopwatch Digital

Adalah suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga monitor sebagai penunjuk hasil
pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan waktu berdasarkan perhitungan elektronik.
Selain itu juga, stopwatch digital otomatis peka terhadap cahaya dan dapat di buat dengan menggunakan
sensor cahaya sebagai saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah
digital dengan ketelitian 0,0001 sekon. Maka dengan stopwatch digital otomatis peka cahaya dapat di
lakukan suatu pengukuran waktu tempuh pelari dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat di andalkan.
Satu hal yang perlu di ketahui oleh pengguna bahwa stopwatch baik digital maupun analog sama-sama
mengunakan baterai tetapi ada pula yang menggunakan energy surya.

Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :

 Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara elektrik berupa
angka-angka.
 Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk mengakhiri
pengukuran (tombol stop).
 Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.
 Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk mereplay hasil
pengukuran yang telah dilakukan.

Cara pengguaan stopwatch ini cukup mudah karena hanya ada tombol start, stop dan juga reset, start
berfungsi untuk memulai perhitungan waktu, dan tombol stop berfungsi untuk menghentikan alat ini jika
waktu yang dihendaki sudah selesai, dan tombol reset untuk mengatur ulang seperti semula sehingga bisa
memulai perhitungan dari awal kembali

Contoh soal :

Berapa waktu yang di tunjukan di stopwatch tersebut ?

JAWABAN : 6 menit 12,02 detik.

4.MIKROSKOP

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat
mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
13
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat
oleh mata.

Fungsi mikroskop :

Fungsi mikroskop secara umum adalah digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang
berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat secara kasat mata. Jenis paling umum dari
mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optik.

Bagian bagian mikroskop :

Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:

1. Bagian optik – yang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler.
2. Bagian non-optik – yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek/meja
preparat, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek (preparat),cermin, kondensor, dan sumber
cahaya.[3]
1. Bagian Optik
 Lensa okuler – Untuk memperbesar kembali bayangan lensa objektif. Pembesaran lensa mata
biasanya memiliki 6, 10, atau 12 kali. Letaknya dekat dengan mata observer.
 Lensa objektif – Berfungsi untuk membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Pembesaran
dari lensa objektif dapat diatur oleh bagian revolver yang ada pada mikroskop. Letaknya berada
dekat dengan objek yang diamati.
 Kondensor – bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya
yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
 Diafragma – Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai
preparat.
 Cermin – berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin
mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
2. Bagian Non-Optik
 Revolver – berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan.

14
 Tabung Mikroskop – berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti dan lensa okuler mikroskop.
 Lengan Mikroskop – berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop.
 Meja Benda – berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati, pada meja benda
terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap ditempat yang diinginkan.
 Makrometer (pemutar kasar) – berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat
untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
 Mikrometer (pemutar halus) – berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara
lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
 Kaki Mikroskop – berfungsi sebagai penyagga yang menjaga mikroskop tetap pada tempat yang
diinginkan, dan juga untuk tempat memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan

Cara menggunakan :

1. Letakkan meja preparat dalam permukaan yang darat agar memudahkan pengamatan.
2. Atur perbesaran lensa objektif pada fase yang lebih rendah menggunakan revolver. Lensa objektif harus
diletakkan pada sumbu pengamatan agar berada pada garis yang sama dengan arah masuknya cahaya dan
lensa okuler.
3. Jika mikroskop yang Anda gunakan berjenis monokuler maka Anda harus menggunakan lensa okuler
dengan satu mata. Begitu pula jika mikroskop yang Anda gunakan adalah binokuler maka Anda dapat
melihatnya dengan kedua mata.
4. Nyalakan lampu dan atur cermin sedemikian rupa agar jumlah sinar yang diperlukan dapat terpenuhi
untuk melakukan pengamatan preparat.
5. Bukalah diafragma dengan menggunakan tuas dan sesuaikan lubangnya agar sinar yang diterima mata
dapat optimal, tidak terlalu redup maupun terang.
6. Pastikan lensa objektif berada cukup jauh dari meja preparat dengan cara mengatur makrometer searah
jarum jam.
7. Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah lensa objektif. Gunakan
penjepit agar preparat tidak bergeser.
8. Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm dengan menggunakan
makrometer.
9. Lihatlah bayangan benda melalui lensa okuler sambil menaikturunkan meja preparat menggunakan
mikrometer agar mendapatkan bayangan objek yang jelas.
10. Lihatlah objek preparat dari arah samping sambil menyesuaikan lensa objektif dengan perbesaran yang
lebih tinggi pada kedudukannya.
11. Pastikan lensa objektif tidak bersentuhan dengan preparat karena dapat merusak hasil pengamatan.
12. Fokuskan preparat dengan cara memutar mikrometer ke arah berlawanan jarum jam dengan perlahan.
13. Jika hasil pengamatan belum terlihat jelas maka atur pencahayaan.
14. Putar revolver pada lensa objektif ke keadaan semula yaitu perbesaran paling kecil setelah Anda selesai
melakuka pengamatan.
15. Turunkan meja preparat dan naikkan tabung mikroskop.
16. Ambil preparat dari meja preparat.

5. ANGKA PENTING

Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat ukur, terdiri dari :
• Angka pasti
• Angka taksiran

15
Berikut aturan angka penting yang umum :

1. Angka yang bukan nol adalah angka penting,


misal : 14569 = 5 angka penting, 2546 = 4 angka penting
2. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit bukan angka nol bukan angka penting,
misal : 25,00 = 2 angka penting
25,000 = 2 angka penting
2500 = 4 angka penting ( mengapa ? sebab tidak ada tanda desimalnya)
2500,00 = 4 angka penting
3. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda desimal bukan angka
penting.
Misal : 0,00556 = 3 angka penting
0,035005 = 5 angka penting (karena angka nol diapit oleh angka bukan nol)
0,00006500 = 4 angka penting
4. Angka nol yang berada di antara angka bukan nol termasuk angka penting. Misal : 0,005006 = 4
angka penting
5. Dalam penjumlahan dan pengurangan angka penting, hasil dinyatakan memiliki 1 angka perkiraan
dan 1 angka yang meragukan. Contoh : 1,425 + 2,56 = 3,985 dan hasilnya ditulis sebagai 3,99.
(I) 25,340 + 5,465 + 0,322 = 31,127 ditulis sebagai 31,127 (5 angka penting)
(II) 58,0 + 0,0038 + 0,00001 = 58,00281 ditulis menjadi 58,0
(III) 4,20 + 1,6523 + 0,015 = 5,8673 ditulis menjadi 5,87
(IV) 415,5 + 3,64 + 0,238 = 419,378 ditulis menjadi 419,4
Pada contoh (I) ditulis tetap karena kesemua unsur memiliki angka yang berada di belakang tanda
desimal jumlahnya sama.
Pada contoh (II) ditulis menjadi 58,0 karena mengikuti angka penting terakhir aalah angka yang
diragukan kepastiannya.
Pada contoh (III) ditulis menjadi 5,87 karena mengikuti aturan angka penting terakhir ialah angka
yang diragukan kepastiannya. Hal yang sama juga ditulis sebagaimana contoh (IV).
6. Dalam perkalian dan pembagian, hasil operasi dinyatakan dalam jumlah angka penting yang paling
sedikit sebagaimana banyaknya angka penting dari bilangan-bilangan yang dioperasikan. Hasilnya
harus dibulatkan hingga jumlah angka penting sama dengan jumlah angka penting berdasarkan faktor
yang paling kecil jumlah angka pentingnya.
Contoh : 3,25 x 4,005 = …
3,25 = mengandung 3 angka penting
4,005 = mengandung 4 angka penting
Ternyata ada perkecualian sebagaimana contoh berikut yaitu 9,84 : 9,3 = 1,06 ditulis dalam aturan
angka penting sebanyak 3 angka penting seharusnya menurut angka penting dalam
perkalian/pembagian harus ditulis sebagai 1,1(dalam 2 angka penting) tetapi perbedaan 1 di
belakang tanda desimal pada angka terakhir 9,3 yakni 9,3 + 0,1 menggambarkan kesalahan
sekitar 1% terhadap hasil pembagian (kesalahan 1% diperoleh dari 0,1:9,3 kemudian dikali
seratus persen). Perbedaan dari penulisan angka penting 1,1 dari 1,1 + 0,1 menghasilkan
kesalahan 10% (didapat dari 0,1 dibagi 1,1 kemudian dikali 100 persen). Berdasarkan analisis
tersebut, maka ketepatan penulisan jawaban hasil bagi menjadi 1,1 jauh lebih rendah
dibandingkan dengan menuliskan jawabannya menjadi 1,06. Jawaban yang benar dituliskan sebagai
1,06 karena perbedaan 1 pada angka terakhir bilangan faktor yang turut dalam unsur pembagian (9,3)
memberi kesalahan relatif sebesar (kira-kira 1%) atau dapat ditulis sebagai 1,06 + 0,01
Alasan yang serupa juga diberikan pada soalan 0,92 x 1,13 hasilnya ditulis sebagai 1,04
dibandingkan menjadi 1,0396 (yang sudah sangat jelas lebih dari faktor angka penting paling sedikit
yang diproses dalam pembagian tampak jika ditulis 1,039 memiliki 4 angka penting, jika ditulis
1,0396 memiliki 5 angka penting).
Jika dikalikan, hasilnya diperoleh menjadi 13,01625 maka hasilnya ditulis menjadi 1,30 x 101
7. Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan pada urutan angka dimaksud.
Misal : 1256= 4 angka penting
16
1256 = 3 angka penting (garis bawah di bawah angka 5) atau
dituliskan seperti 1256 = 3 angka penting (angka 5 dipertebal)

6. CONTOH SOAL SOAL:

1. Perhatikan hasil pengukuran sepotong logam berikut ini.

Panjang logam tersebut adalah…..

Penyelesaian:
Panjang logam dapat dilihat dari skala yang ditunjukkan oleh ujung-ujung benda tersebut.
Panjang logam tersebut adalah
p=49 mm−12 mm=37 mm=49 mm−12 mm=37 mm

2. Pengukuran diameter sebuah kaleng menggunakan jangka sorong diperoleh seperti gambar berikut. Hasil
pengukuran yang sesuai adalah…

Penyeleesaian
Nol nonius menunjukkan angka 9 cm pada skala utama, sedangkan skala nonius dan utama berimpit pada
skala 0,3 mm. Jadi hasil pengukuran yang tepat adalah 9,3mm

3. Perhatikan hasil pengukuran ketebalan meja kaca berikut ini.

Ketebalan meja kaca tersebut adalah….Penyelesaian:


Hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius, sehingga:
d=8,00+0,16=8,16 mm.

17
4. Massa benda yang benar adalah…
Pembahasan :
Massa : 300 gram + 70 gram + 7,4 gram
= 377,4 gram

18
DAFTAR PUSTAKA

Ani, A. 2019. “Macam Macam Alat Ukur”. (Online). https://rumusrumus.com/macam-macam-alat-


ukur/. (Diakses pada tanggal 18 Agustus 2019).

Azqiara. 2019. “Pengertian Stopwatch Jenis dan Prinsipnya”. (Online). https://www.idpengertian.


com/pengertian-stopwatch/. (Diakses pada tanggal 22 Agustus 2019).

Dosen, B. 2017. “16 Cara Menggunakan Mikroskop yang Benar”. (Online). https://dosenbiologi.
com/biologi-dasar/cara-menggunakan-mikroskop. (Diakses pada tanggal 22 Agustus 2019).

Maya. 2016. “Fungsi Mikrometer sekrup”. (Online). http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-


mikrometer-sekrup/. (Diakses pada tanggal 22 Agustus 2019).

Rita, K. 2013. “Materi Besaran dan Satuan”. (Online). https://kurniarita.wordpress.


com/ipa1/besaran-dan-satuan-2/materi-besaran-dan-satuan/.(Diakses pada tanggal 18
Agustus 2019).

Rudy, H. 2009. “Aturan Angka Penting”. (Online). https://fisikarudy.wordpress.


com/2009/08/07/aturan-angka-penting/.(Diakses pada tanggal 18 agustus 2019).

Wardaya, C. 2019. “Alat Ukur Panjang”. (Online). https://www.wardayacollege.


com/fisika/pengukuran/pengukuran/alat-ukur-panjang/. (Diakses pada tanggal 22 Agustus
2019).

Wikipedia. 2017. “Mikroskop”. (Online). https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop. (Diakses pada


tanggal 18 Agustus 2019).

19

Anda mungkin juga menyukai