Anda di halaman 1dari 3

Motif Seni Ukir Nusantara

1. Motif ukir Toraja

Toraja, tidak hanya terkenal akan kain atau kebudayaannya yang tidak mengubur jenazah
nenek moyang atau sesepuh mereka. Namun ternyata motif ukiran toraja cukup terkenal dan
banyak dijual atau disenangi oleh para pecinta ukiran. Motif ini diaplikasikan utamanya pada
kayu. Leluhur mengartikan bahwa ukiran dari Toraja mengandung arti bahwa setiap
masyarakat toraja harus memiliki sifat yang saling membantu sesama baik keluarga atau
bukan, bekerja keras, da menghormati baik leluhur maupun sang pencipta. Ciri khas yang
paling terlihat dari ukirannya adalah warna dasar merah, hitam yang banyak digunakan
sebagai simbol tanah toraja, sama pada kain yang biasa digunakan suku toraja.Seni ukir toraja
memiliki fungsi sendiri sebagaimana setiap seni kriya memiliki fungsi , untuk seni ukir toraja
berfungsi sebagai pelengkap hiasan tradisional, penggunaan upacara secara tradisional karena
masyarakat toraja sangat banya menggunakan upacara, dan terakhir sebagai sumber ekonomi
dan buah tangan khas untuk para turis tanah toraja.

2. Motif ukir Papua

Ukiran yang dibuat oleh Suku Asmat memiliki ciri khas tersendiri yang membuat ukiran
tersebut berbeda dengan ukiran dari daerah daerah lain. Penggambaran tentang alam,
makhluk hidup dan kegiatan sehari hari akan sering kalian temui di setiap ukiran Suku Asmat
ini. Secara umum, ukiran Suku Asmat ini memilik makna dan tujuan sebagai simbol
penggambaran atas kelahiran nenek moyang. Motif seperti hewan, pepohonan dan manusia
menunjukan kepercayaan mereka terhadap kekuatan yang dimiliki oleh alam.
3. Motif ukir Jepara
Sebagai daerah yang mengolah berbagai kayu hutan seperti jati dan mahoni, Jepara tidak
akan lewat dari seni ukir nusantara. Hasil karya ukiran Jepara sangat terkenal pada furniture
atau peralatan rumah tangga berat layaknya lemari dan tempat tidur berbahan kayu mahoni
dan jati berat yang diukir sehingga memiliki nilai sangat tinggi. Bahkan ada Desa Mulyoharjo
yang menjadi pusat ukiran dan pembuatan patung di Jepara. Hasil karya ukiran Jepara tidak
diragukan lagi terutama di Indonesia. Banyak yang mempercayakan daerah Jepara.
Pada ukiran Jepara memiliki ciri khas motif jumbai dan daun yang keluar dari pangkal daun
sebangk 3 buah. Di berbagai karya Jepara motif ini dianggap simbol dan menandakan bahwa
ukiran tersebut asli. Tak hanya itu tangkai dari bentuk tanaman tersebut dibuat melengkung
dan rantingnya mengisi ruang. Dengan begitu anda sudah bisa memastikan bahwa ukiran
tersebut dari Jepara.

4. Motif ukir Irian


Bukan hanya daerah Jawa, ternyata suku asmat di Irian menggunakan karya ini sebagai icon
atau perwakilan dari hasil seni yang mengalir pada darah suku asmat. Ciri khas yang dimiliki
tentu saja gambar yang masih kasar dan ukiran yang dibuat besar dan jelas. Ukiran umumnya
digunakan untuk topeng khas suku asmat, perahu dan barang yang berguna untuk upacara
tradisional lainnya. Suku asmat juga biasa menggunakan ukiran untuk barang rumah tangga
pendukung kehidupannya.
5. Motif ukir Aceh
Jika sudah ke Irian maka ayo pergi ke bagian barat Indonesia yaitu Aceh. Aceh memiliki seni
ukir yang biasa digunakan untuk hiasan dinding dan kayu pada tiang atau pendukung
bangunan di rumah. Bahkan tak jarang hingga untuk atap dan dinding. Karena umumnya
rumah atau rumoh tradisional ini berbahan utama kayu dan keseluruhan ornamen dalam
rumah adalah kayu. Ciri dari ukir kayu yang digunakan oleh Aceh adalah motif yang berbau
keislaman seperti motif flora dan menghindari motif fauna. Selain itu ukiran Aceh dibagi
menjadi dua yaitu motif tembus dan tidak tembus. Sehingga motif seni ukir nusantara ini
banyak digunakan di rumah gadang dan rumah panggung ala daerah melayu. Motif paling
favorit masyarakat Aceh adalah motif ‘tunas rebung’ yang banyak ditemui di Aceh dan
bentuk ukirannya yang indah. Untuk arti atau makna dari ukir Aceh tidak ada karena murni
hanya mempercantik dan memperindah saja.

Anda mungkin juga menyukai