S45457Endra Muhamad Fadillah PDF
S45457Endra Muhamad Fadillah PDF
Abstrack: Penelitian ini membahas Manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik
tahu x tahun 2012, penelitian ini bersifat deskriptif. Desain studi yang digunakan merupakan
desain studi berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004 dengan metode semi kuantitatif
menggunakan Job Hazard Analysis (JHA). Analisis risiko dilakukan menganalisis nilai
konsekuensi, peluang serta frekuensi dan dianalisis menggunakan metode Fine yang ada pada
AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan level risiko yang belum
acceptable pada setiap proses pembuatan tahu yaitu very high, priority 1, substansial, dan
priority 3. Oleh karena itu, diberikan rekomendasi yang bersifat engineering, administrative, serta
penggunaaan alat pelindung diri.
Kata kunci:
Abstrack: This Risk management of safety and health research that was held at plant tofu x in
2012, is a descriptive study. This study design used a study design based on standard AS / NZS
4360:2004 with a semi-quantitative method using the Job Hazard Analysis (JHA). Risk analyzes
were conducted to analyze the value of the consequences, opportunities and the frequency and
analyzed using the methods of Fine existing AS / NZS 4360:2004. The results showed that the
level of risk that has not been found acceptable on every process of making out is very high,
priority one, substantial, and priority 3. Therefore, given the recommendation that is engineering,
administrative, and use of protective equipment.
Keywords:
Kerangka Konsep
Kerangka Teori
Penentuan Konteks
Konteks internal
Konteks eksternal
Konteks manajemen risiko
Pengembangan kriteria
Penetapan struktur
Identifikasi Risiko
Apa yang bisa terjadi
Kapan dan dimana itu bisa terjadi
Bagaimana dan mengapa itu terjadi
Komunikasi dan Konsultasi
Analisis Risiko
Evaluasi Risiko
Membandingkan dengan kriteria standar
Menentukan prioritas risiko
Risiko diterima
Penanggulangan Risiko
Identifikasi penanggulangan risiko
Evaluasi penanggulangan risiko (pilihan)
Menentukan penanggulangan risiko
Menyiapakan rencana penanggulangan
Implementasi penanggulangan
.
Gambaran produksi
No. Variabel Definisi operasional instrumen/Cara Ukur Alat ukur Skala Indikator/hasil ukur
Ukur
1. Gambaran Proses kegiatan membuat Observasi kamera Nominal Proses produksi
produksi tahu wawancara lembar
wawancara
2. Identifikasi Proses untuk menentukan observasi Lembar JHA Nominal -risiko keselamatan
risiko apa, dimana, kapan, wawancara -risiko kesehatan
mengapa, dan bagaimana data sekunder
sesuatu dapat terjadi
2. Analisis Risiko Proses yang sistematis Consequences x matriks modifikasi Interval Very high = > 350
untuk memahami sifat Likelihood x Exposure semikuantitatif AS/NZS Priority 1 = 180-350
alamiah dan untuk 4360 Substantial = 70-180
menyimpulkan suatu level Priority 3 = 20-70
risiko Acceptable = < 20
3. Consequence Dampak dari suatu kejadian Observasi matriks modifikasi Ordinal Catastrophic = 100
wawancara semikuantitatif AS/NZS Disaster = 50
4360 Very serious = 25
Serious = 15
Important = 5
Noticeable = 1
4. Exposure Frekuensi pekerja terpajan Observasi matriksmodifikasi Ordinal Continuously = 10
suatu bahaya Wawancara semikuantitatif AS/NZS - Frequently = 6
4360 - Occasionally = 3
- Infrequent =2
- Rare = 1
METEDOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode analisis risiko semi-kuantitatif. Proses penilaian
risiko mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004. Untuk identifikasi bahaya dan risiko digunakan
metode JHA (Job Hazard Analysis).dimana identifikasi dilakukan pada setiap tahapan pekerjaan
dan juga melakukan wawancara dengan para pekerja serta melakukan observasi. Sementara untuk
penilaian risiko ditentukan dengan mengalikan faktor konsekuensi, pajanan dan
kemungkinan.Penilaian risiko ini akan dilakukan pada bulan November 2012 - Desember 2012
yang bertempat di Pabrik Tahu X. Jenis data yang digunakan dalam penilaian risiko ini adalah
data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan berupa data yang didapat dari hasil
observasi langsung di tempat kerja dan wawancara dengan 4 pekerja di Pabrik tahu X sedangkan
untuk data sekunder digunakan studi literatur tentang bahaya dan risiko pada industri Tahu.
Instrumen yang digunakan dalam penilaian risiko ini antara lain kamera, metode JHA (Job
Hazard Analysis). Untuk identifikasi bahaya dan risiko K3, form wawancara, perhitungan dan
tabel risiko W.T. Fine, dan kalkulator untuk mengkalkulasi nilai risiko. Objek pada penilaian
risiko ini adalah seluruh tahapan proses kerja di Pabrik Tahu X
Adapun tahapan dalam melakukan penilaian risiko keselamatan dan kesehatan di Pabrik Tahu X
adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur mengenai bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan pada proses Tahu
2. Kunjungan langsung ke Pabrik Tahu X.
3. Melihat gambaran proses produksi yang dilakukan di Pabrik Tahu X.
4. Identifikasi bahaya dan risiko yang ada di Pabrik Tahu X.
5. Melakukan penilaian risiko (basic risk dan existing risk) yang ada di Pabrik Tahu X.
6. Menentukan risk reduction.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi hazard dan risiko
keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan metode analisis risiko AS/NZS 4360:2004. Tahap
awal yang dilakukan adalah dengan mengetahui tahapan proses pembuatan tahu, selanjutnya
dilakukan proses identifikasi hazard dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan
tahapan pekerjaan dengan menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) yang berguna untuk
mengetahui hazard dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja, penyebab serta upaya
pengendalian yang telah dilakukan di pabrik tahu. Kemudian dilakukan proses analisis risiko
Setelah memperoleh risk score dari masing-masing tahapan kegiatan yang dilakukan oleh
para pekerja di pabrik tahu, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pembandingan tahap
penilaian tingkat risiko dalam bentuk skor. Skor yang telah diperoleh dibandingkan dengan
standar yang ada untuk melihat apakah nilai tersebut masih bisa diterima atau tidak .
Dari penilaian risiko didapatkan total 31 hazard dengan existing risk dengan memperhitungkan
pengendalian yang telah ada, pada proses pembuatan tahu lalu dikelompokkan menurut tabel
risiko Fine dan penulis memberikan tanda pada tiap level risiko Fine dengan warna yang
mewakili tiap level risiko, yaitu risiko dengan level risiko merah yang berarti pada level very
high sebanyak 11 dampak (35.4%), risiko dengan level risiko orange yang berarti pada level
priority 1 sebanyak 14 dampak (45.1%), risiko dengan level risiko kuning yang berarti pada
level substantial sebanyak 5 dampak (16.1%), risiko dengan level risiko hijau muda yang berarti
pada level priority 3 sebanyak 1 dampak = (3.2%). Sebagian besar existing risk ada pada level
risiko orange dengan level priority 1 yang artinya masih membutuhkan perbaikan dan
pengawasan di dalam proses pembuatan tahu.
Komunikasi dan Konsultasi
Untuk langkah selanjutnya dari proses manajemen risiko diharapkan otoritas yang bertanggung
jawab pada ranah publik suku dinas tenaga kerja dan transmigrasi (sudinakertrans), Dinas
kesehatan(dinkes), puskesmas melakukan proses komunikasi dan konsultasi kepada pihak pabrik
tahu, proses komunikasi dan konsultasi yang dilakukan dapat berupa pemberian informasi terkait
bahaya dan risiko di pabrik tahu tsb.dengan melakukan komunikasi dan konsultasi diharapkan
pekerja dapat bekerja dengan selamat serta sehat dalam melakukan pekerjaan.
Monitoring dan review
Berdasarkan hasil manajemen risiko rekomendasi pengendalian perlu adanya monitoring dan
review terhadap penerapan rekomendasi pengendalian tsb.Dilakukan monitoring oleh otoritas
ranah publik seperti puskemas, Dinas kesehatan(dinkes), suku dinas tenaga kerja dan
transmigrasi(Sudinakertrans) Otoritas ranah publik tsb perlu melakukan penyuluhan untuk para
pekerja sebagai upaya promotif dan preventif
hazard ergonomic: Postur janggal ketika akan -Nyeri pada tangan Belum ada
mengangkat ember berisi kedelai
postur janggal
untuk di masukan kedalam mesin
giling
hazard biologi: Pekerja yang digigit nyamuk dan Sakit DBD atau Belum ada
serangga dan juga bakteri serta jamur penyakit
Nyamuk , serangga dan
yang berada di lingkungan pekerja Jamuran
jamur .
Bahaya perilaku:pekerja Pekerja tidak menggunakan APD Cedera pada Belum ada
ketika bekerja
tidak menggunakan pinggang ketika
sandal atau alas kaki dan terjatuh
juga tidak menggunakan Luka tusuk
APD ketika bekerja.
Hazard mekanik : Ketika sedang bekerja pekerja bisa Terpeleset Memakai sandal
terjatuh dikarenakan lantai tempat
Lantai tempat kerja licin terjatuh
bekerja licin
C: Consequences E : Exposure L: Likelihood NR: Risiko LR: Level risiko RR: Risk reduction
LR: Level Risiko => Very High: Priority I: Substantial : Priority 3 : Acceptable :
VH P1 SU P3 AC
hazard biologi: Pekerja yang digigit nyamuk dan Sakit DBD atau Belum ada
serangga dan juga bakteri serta jamur penyakit
Nyamuk , serangga dan
yang berada di lingkungan pekerja Jamuran
jamur .
Hazard mekanik : Ketika sedang bekerja pekerja bisa Terpeleset Menggunakan sendal
terjatuh dikarenakan lantai tempat
Lantai tempat kerja licin terjatuh
bekerja licin
Hazard kimia: debu Debu yang berada di lingkungan Gangguan Belum ada
yang berada di sekitar pabrik dan ventilasi yang kurang pernafasan
pabrik dan di dalam bagus di pabrik tsb. Dan sesak nafas
pabrik . -pekerja mengalami
batuk-batuk
Hazard biologi : 5 10 6 300 P1 Belum ada 5 10 6 300 0% P1 - memasang kelambu 5 6 6 180 40% SU
nyamuk dan,jamur di depan pabrik dan
Dampaknya : ventilasi
Sakit DBD dan -menggunakan
jamuran(candidiasis) handbody atau autan
-membersihkan
saluran pembuangan
-melakukan 3M
-memakai pakaian
khusus buat kerja dan
selalu membawa
handuk
C: Consequences E : Exposure L: Likelihood NR: Risiko LR: Level risiko RR: Risk reduction
LR: Level Risiko => Very High: Priority I: Substantial : Priority 3 : Acceptable :
VH P1 SU P3 AC
7.2 Saran
Secara umum, untuk mengelola risiko sampai pada level yang dapat
diterima (acceptable risk) maka perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:
A. Manajemen
1. Komitmen pemilik tempat kerja terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja untuk melindungi pekerja dari penyakit akibat kerja
maupun kecelakaan dan mencegah berbagai kerugian lainnya.
2. Berkoordinasi antara pemilik pabrik tahu dengan puskesmas
terutama saat terjadi kecelakaan maupun gangguan kesehatan pada
pekerja.
B. Engineering control
1. Pemeliharaan peralatan kerja seperti (drum untuk memasak
tahu,serta pipa-pipa yang berhubungan,mesin giling, dll)
2. Seluruh peralatan listrik di maintenance untuk mencegah terjadi
kebakaran.
C. Administratif control
1. Membuat prosedur kerja aman untuk setiap kegiatan pekerjaan
sesuai hasil penelitian ini tentang managemen risiko.
2. Menempel prosedur kerja disetiap tempat proses agar dapat
dilihat oleh para pekerja.
3. Membuat prosedur kerja ketika merasakan sakit untuk berobat
ke puskesmas.
D. Housekeeping
1. Menjaga kebersihan (housekeeping) lingkungan pabrik yang
baik, misalnya dengan membuang sisa-sisa produksi tahu yang
tidak digunakan, membuat saluran yang baik untuk pembuangan
limbah dari pabrik tahu.
Harms, Lars and Rigdahl. (2001). Safety Analysis Principles and Practice in
Occupational Safety 2nd Edition. New York: Taylor and Francis.
<http://www.ilo.org/global/topics/safety-and-health-at-work/lang--en/index.htm>
Kolluru, Rao.V et al,. (1996). Risk Assessment and Management Handbook for
Environmental, Health, and Safety Professionals. United States: McGraw-
Hill Inc.
Kurniawidjaja, L.Meily. (2010). Teori dan Aplikasi kesehatan Kerja. Jakarta: UI-
Press.
Susilo, J.Leo dan Victor, R.Kaho. (2011). Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000
Untuk Industri Nonperbankan, Jakarta: PPM.