Anda di halaman 1dari 21

STANDARD OPERATING PROCEDURE

LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

DISUSUN OLEH:
TIM LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGGUNAAN LABORATORIUM PROSES
INDUSTRI KIMIA

A. PENGERTIAN
Laboratorium Proses Industri Kimia merupakan fasilitas akademik Teknik
Kimia yang dimanfaatkan oleh mahasiswa dan/atau dosen untuk kegiatan praktikum
dan penelitian.

B. TUJUAN
1. Mengoptimalkan pengelolaan laboratorium beserta semua sumber daya yang
ada di dalamnya agar menjadi produktif, berkualitas dan terpercaya.
Memberikan pelayanan prima sebagai pusat penelusuran ilmu pengetahuan,
pengembangan dan aplikasi penelitian di bidang Proses Industri Kimia.
2. Sebagai pedoman penggunaan laboratorium untuk pelaksanaan praktikum dan
penelitian mahasiswa dan dosen.

C. RUANG LINGKUP
Kegiatan yang ada dalam lingkup laboratorium meliputi pelaksanaan
kegiatan praktikum dan penelitian, baik yang dilakukan oleh Mahasiswa maupun
Dosen ataupun pihak luar yang menggunakan laboratorium.

D. DEFINISI ISTILAH
1. Kepala laboratorium adalah tenaga edukatif yang ditugaskan menjadi pimpinan
tertinggi dalam organisasi laboratorium dan bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan di laboratorium.
2. Asisten praktikum adalah Mahasiswa yang diberi tugas oleh Dosen yang
bersangkutan atas persetujuan Kepala Laboratorium untuk membantu
kelancaran pelaksanaan praktikum.
3. Peserta praktikum adalah mahasiswa yang telah terdaftar untuk mata kuliah
yang bersangkutan pada semester berjalan yang ditunjukkan dengan Kartu
Rencana Studi (KRS) dan telah mendaftarkan diri untuk untuk kegiatan
praktikum pada semester yang sedang berjalan.
4. Pengguna jasa adalah mahasiswa, dosen, dan pihak luar yang
menggunakan Laboratorium.

E. PROSEDUR
I. Tata Tertib Laboratorium
1. Mahasiswa/pengguna laboratorium wajib mentaati semua tata tertib dan
ketentuan yang ada di Laboratorium.
2. Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik.
3. Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium.
4. Mahasiswa/Peneliti yang akan menggunakan Laboratorium Proses
Industri Kimia harus mendapatkan surat izin terlebih dahulu dari Kepala
Laboratorium. Surat izin harus masuk seminggu sebelum penggunaan.
5. Persetujuan penggunaan fasilitas/peralatan ditandatangani oleh Kepala
Laboratorium.
6. Dilarang menyentuh, menggeser, dan menggunakan peralatan
laboratorium tanpa didampingi oleh asisten praktikum labor.
7. Peminjaman alat harus terlebih dahulu mengisi form peminjaman alat
dan diketahui asisten praktikum.
8. Membaca memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap
peralatan dan kegiatan selama penelitian dan praktikum.
9. Pengembalian peralatan/bahan kepada asisten praktikum dalam keadaan
baik, sesuai dengan form peminjaman.
10. Kerusakan/kehilangan peralatan/bahan selama waktu peminjaman
menjadi tanggung jawab peminjam, dan penggantian disesuaikan dengan
peralatan/bahan yang dipinjam dalam waktu yang ditentukan oleh pihak
laboratorium.
11. Kegiatan penelitian/praktikum mahasiswa harus didampingi oleh
pembimbing/asisten praktikum.
12. Pengguna fasilitas diperbolehkan bekerja dalam pengawasan asisten
praktikum selama jam kerja 08.00-16.00 (Senin sampai Kamis) 08.00-
16.30 (Jumat). Penggunaan di luar ketentuan tersebut harus mendapat
izin persetujuan dari Kepala Laboratorium dan mematuhi ketentuan dan
aturan yang telah ditentukan.

II. Prosedur Praktikum


2.1 Mekanisme Pelaksanaan Praktikum
1. Asisten Praktikum harus mendiskusikan materi Praktikum kepada
Dosen Penanggung jawab Praktikum paling lambat satu minggu
sebelum pelaksanaan Praktikum.
2. Selama praktikum berlangsung, semua praktikan dan asisten praktikum
wajib mematuhi seluruh tata tertib laboratorium.
3. Menggunakan Jas Lab.
4. Menggunakan alat perlindungan diri (APD), seperti menggunakan
sepatu tertutup, sarung tangan, dan masker (untuk praktikum yang
memerlukannya)
5. Asisten memberi pengarahan kepada praktikan tentang praktikum yang
akan dikerjakan.
6. Mahasiswa mengambil alat dan bahan praktikum yang sudah disiapkan
oleh Asisten Praktikum.
7. Mahasiswa mengerjakan praktikum sesuai topik dan alokasi waktu yang
telah ditentukan.
8. Setelah praktikum selesai, semua alat yang digunakan wajib dibersihkan
oleh praktikan (dikoordinir asisten praktikum) sebelum dikembalikan
ke Asisten Praktikum.
9. Setelah praktikum selesai, asisten praktikum menyerahkan kembali
peralatan dan Asisten Praktikum memeriksa kembali keadaan alat yang
telah digunakan. Jika ada alat yang mengalami kerusakan atau hilang,
maka mahasiswa bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti alat
tersebut. Berita acara kerusakan/hilang dan penggantian alat
melengkapi form.
13. Asisten praktikum melaporkan ke Kepala Laboratorium semua kegiatan
praktikum yang telah dilaksanakan setiap akhir semester.
2.2 Mekanisme Peminjaman Alat Praktikum
1. Sebelum praktikum dimulai, asisten praktikum mengajukan
permohonan tertulis peminjaman alat yang diketahui oleh Kepala Labor
kepada Asisten Praktikum. Permohonan tersebut harus disampaikan
paling lambat 1 hari sebelum praktikum dilaksanakan.
2. Asisten Praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
paling lambat 1 hari sebelum praktikum dilaksanakan.
3. Asisten praktikum melakukan cek atas alat yang telah disediakan.
4. Bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian antara daftar, jenis maupun
jumlah alat sebagaimana berkas peminjaman alat, segera melapor
kepada Asisten Praktikum.
5. Setelah memastikan peralatan dalam kondisi baik dan berfungsi
sebagaimana mestinya, serta spesifikasinya sesuai dengan berkas
peminjaman alat, asisten praktikum mengisi buku peminjaman alat.
6. Saat kegiatan praktikum berlangsung, peralatan tidak boleh
dipinjamkan atau dipindah ke tempat lain.
7. Setelah praktikum selesai, asisten praktikum menyerahkan kembali
peralatan dan Asisten Praktikum memeriksa kembali keadaan bahan
dan alat yang telah digunakan. Jika ada alat yang mengalami kerusakan
atau hilang, maka mahasiswa bertanggung jawab memperbaiki atau
mengganti alat tersebut. Mahasiswa bersangkutan mengisi Berita acara
kerusakan/hilang dan penggantian alat sesuai dengan form.

III. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


3.1 Mekanisme Pelaksanaan Penelitian di Laboratorium Proses Industri
Kimia
1. Peneliti (Dosen/Mahasiswa) yang akan melaksanakan penelitian harus
mengajukan surat permohonan kepada Ketua Jurusan untuk diteruskan
ke Kepala Laboratorium untuk melakukan penelitian di Laboratorium
Proses Industri Kimia. Bagi Mahasiswa di luar Laboratorium Proses
Industri Kimia, surat permohonan tersebut harus ditandatangani
mahasiswa dan diketahui oleh Pembimbing dan Kepala Laboratorium
nya.
2. Peneliti mengisi form peminjaman alat dan bahan yang akan digunakan,
diketahui oleh Kepala Laboratorium dan diserahkan kepada Asisten
Praktikum.
3. Asisten Praktikum mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang
diperlukan oleh peneliti. Kondisi alat serta stok bahan secara
keseluruhan dicek terlebih dahulu oleh Asisten Praktikum sebelum
digunakan oleh peneliti.
4. Peneliti memeriksa kondisi alat dan bahan yang diterima dari Asisten
Praktikum, apakah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan.
5. Setiap peneliti yang mengikuti penelitian harus memakai jas labor,
sarung tangan dan masker.
6. Peneliti bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
8. Setiap kali bekerja di laboratorium, Peneliti harus mencatat pemakaian
alat dan bahan yang habis pakai yang diketahui oleh Asisten Praktikum.
Pemakaian alat-alat dan bahan-bahan yang habis pakai merupakan
tanggung jawab Peneliti, yang akan dilakukan penggantian biayanya
setelah penelitian selesai untuk memperoleh Surat Keterangan Bebas
Labor.
9. Alat-alat laboratorium tidak diperbolehkan dibawa ke luar
laboratorium, kecuali dengan sepengetahuan Kepala Laboratorium.
10. Peneliti wajib mengembalikan peralatan yang telah dipinjam setelah
penelitian selesai.
11. Asisten Praktikum mengecek kembali kondisi alat secara keseluruhan
dan dapat diterima jika sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada
formulir peminjaman. Kerusakan yang ditimbulkan oleh kelalaian
Peneliti menjadi tanggung jawab Peneliti tersebut. Peneliti
bersangkutan mengisi Berita acara kerusakan/hilang dan penggantian
alat sesuai dengan form. Alat dapat diterima kembali oleh Asisten
Praktikum jika kerusakan alat telah diperbaiki atau diganti dengan alat
yang sama.
12. Asisten Praktikum mengkalkulasikan biaya penggantian alat/bahan
yang habis pakai (jika alat/bahan yang dipakai merupakan stok pribadi
Laboratorium Proses Industri Kimia).

13. Peneliti harus memberikan biaya penggantian alat/bahan (jika


alat/bahan yang dipakai merupakan stok pribadi Laboratorium Proses
Industri Kimia) sesuai dengan jumlah yang terpakai.
14. Sebelum meninggalkan laboratorium Peneliti harus bertanggung jawab
atas kebersihan laboratorium.
15. Asisten Praktikum meng-update data stok alat dan bahan.

3.2 Mekanisme Pembuatan Jadwal Kerja di Laboratorium Proses


Industri Kimia
1. Minimal satu minggu sebelum rencana bekerja di Laboratorium Proses
Industri Kimia, setiap Dosen ataupun Mahasiswa yang akan
menggunakan laboratorium baik untuk praktikum ataupun penelitian,
harus menyerahkan atau melaporkan rancangan jadwal kerja kepada
Asisten Praktikum.
2. Asisten Praktikum menyusun keseluruhan jadwal kerja di laboratorium
dan menginformasikan kepada semua pihak yang terkait.
3. Jika ada koreksi, maka Asisten Praktikum merevisi jadwal pemakaian
laboratorium dan menginformasikannya kembali.

3.3 Mekanisme Peminjaman Alat Penelitian


1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan
tertulis peminjaman alat kepada Asisten Praktikum yang diketahui oleh
Kepala Laboratorium. Permohonan tersebut harus disampaikan paling
lambat 1 minggu sebelum digunakan.
2. Asisten Praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
paling lambat 1 hari sebelum penelitian dilaksanakan.
3. Peneliti melakukan pengecekan atas alat yang telah disediakan.
4. Bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian antara daftar, jenis maupun
jumlah alat sebagaimana berkas peminjaman alat, segera melapor
kepada Asisten Praktikum.
5. Setelah memastikan peralatan dalam kondisi baik dan berfungsi
sebagaimana mestinya, serta spesifikasinya sesuai dengan berkas
peminjaman alat, peneliti mengisi buku peminjaman alat.
6. Asisten Praktikum mengawasi peneliti saat menggunakan alat untuk
penelitian. Peralatan tidak boleh dipinjamkan atau dipindah ke tempat
lain.
7. Setelah penelitian selesai, peneliti menyerahkan kembali peralatan dan
Asisten Praktikum memeriksa kembali keadaan bahan dan alat yang
telah digunakan. Jika ada alat yang mengalami kerusakan atau hilang,
maka Peneliti/Mahasiswa bertanggung jawab memperbaiki atau
mengganti alat tersebut. Peneliti/ Mahasiswa bersangkutan mengisi
Berita acara kerusakan/hilang dan penggantian alat sesuai dengan form.

IV. Menggunakan Laboratorium Proses Industri Kimia Diluar Jam


Kerja
1. Mengajukan surat permohonan penelitian diluar jam kerja kepada
Kepala Laboratorium yang diketahui Pembimbing untuk diteruskan ke
Ketua Jurusan Teknik Kimia.
2. Kepala Laboratorium dapat menolak permohonan penelitian diluar jam
kerja dengan pertimbangan tertentu.
3. Surat permohonan akses penelitian diluar jam kerja dibuat rangkap 2
(untuk arsip lab dan pemohon) dan diajukan selambat-lambatnya 2 hari
sebelum pelaksanaan penelitian diluar jam kerja.
4. Pembimbing dan Pemohon penelitian yang bekerja diluar jam kerja,
Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap keamanan dan ketertiban Laboratorium yang digunakan.

V. Prosedur Pengurusan Sudah Bebas Penggunaan Laboratorium


Proses Industri Kimia.
Permohonan dilakukan langsung di laboratorium Proses Industri Kimia.
1. Mahasiswa mengisi form keterangan Sudah Bebas Penggunaan
Laboratorium.
2. Mahasiswa menyerahkan permohonan Sudah Bebas Penggunaan
Laboratorium kepada Asisten Praktikum.
3. Asisten Praktikum melakukan pencekkan data, apakah Mahasiswa
bersangkutan sudah mengembalikan segala pinjaman alat dan
menyelesaikan kewajiban-kewajiban lainnya selama melaksanakan
praktikum atau penelitian, jika belum Mahasiswa harus menyelesaikan
semua administrasi labor terlebih dahulu.
4. Asisten Praktikum menyetujui blangko permohonan Sudah Bebas
Penggunaan Laboratorium bagi Mahasiswa yang sudah menyelesaikan
semua peminjaman dan pembayaran di lab.
5. Mahasiswa menyerahkan blangko Sudah Bebas Penggunaan
Laboratorium kepada Kepala Lab untuk ditandatangani.

VI. Prosedur Kunjungan Proses Industri Kimia


6.1 Mekanisme Permohonan Izin Kunjungan
1. Pengunjung mengajukan permohonan kunjungan labororatorium secara
tertulis kepada Ketua Jurusan Teknik Kimia USU.
2. Bagian Administrasi mendisposisikan surat kepada Kepala
Laboratorium Proses Industri Kimia.
3. Kepala Lab menentukan atau menyetujui jadwal kunjungan.
4. Selanjutnya bagian Administrasi memproses surat, dan menyampaikan
informasi mengenai jadwal kunjungan yang telah disetujui oleh Kepala
Laboratorium.

6.2 Pelaksanaan Kunjungan Laboratorium Proses Industri Kimia


1. Kepala Laboratorium melakukan koordinasi dengan Dosen yang terkait,
Asisten serta Asisten Praktikum mengenai akan adanya kunjungan
Laboratorium.
2. Kepala Laboratorium akan memberitahukan mengenai materi yang akan
disampaikan di hari kunjungan kepada Dosen dan Asisten.
3. Asisten beserta Asisten Praktikum menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan pada saat kunjungan Lab, serta mendekor Lab
(dilakukan sehari sebelum kunjungan Lab).
4. Di hari kunjungan, Kepala Laboratorium, Dosen, Asisten dan Asisten
Praktikum menyambut pengunjung yang datang.
5. Asisten mengawasi dan membimbing pengunjung Laboratorium yang
datang.
6. Setelah kunjungan selesai, Asisten menyimpan kembali peralatan dalam
keadaan bersih dan Asisten Praktikum memeriksa kembali keadaan alat
yang telah digunakan. Jika ada alat yang mengalami kerusakan atau
hilang, maka pengunjung bertanggung jawab memperbaiki atau
mengganti alat tersebut. Berita acara kerusakan/hilang dan penggantian
alat melengkapi form.

VII. Sanksi
1. Peserta praktikum yang tidak mematuhi tata tertib Tidak
diperkenankan masuk Laboratorium.
2. Peserta praktikum yang datang terlambat, tidak membawa atau cukup
bahan praktikum (tidak sesuai kesepakatan), Tidak Boleh Mengikuti
Kegiatan Praktikum.
3. Jika peserta praktikum memindahkan dan/atau menggunakan peralatan
praktikum yang tidak sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk
praktikum dan berkas peminjaman alat, maka kegiatan praktikum yang
dilaksanakan akan dihentikan dan praktikum yang bersangkutan
dibatalkan.
4. Peserta praktikum yang telah tiga kali tidak mengikuti acara praktikum
dinyatakan gugur dan harus mengulang pada semester berikutnya,
kecuali ada keterangan dari Ketua Jurusan Teknik Kimia/ Kepala
laboratorium Proses Industri Kimia.
5. Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau
memecahkan peralatan praktikum harus mengganti sesuai dengan
spesifikasi alat yang sama, dengan persetujuan antara Asisten, Asisten
Praktikum dan Kepala laboratorium. Presentase pengantian alat yang
hilang, rusak atau pecah disesuaikan dengan jenis alat atau tingkat
kerusakan dari alat.

6. Apabila peserta praktikum sampai dengan jangka waktu yang ditentukan


tidak bisa mengganti alat tersebut, maka peserta praktikum Tidak Boleh
mengikuti ujian akhir semester (UAS); dan apabila peserta praktikum
tidak sanggup mengganti alat yang hilang, rusak atau pecah dikarenakan
harga alat mahal atau alat tidak ada dipasaran, maka nilai penggantian
ditetapkan atas kesepakatan antara Kepala laboratorium, ketua Jurusan
Teknik Kimia dan Peserta praktikum (atau Peminjam).
VIII. Penggunaan Alat-Alat di Laboratorium Proses Industri Kimia
8.1 Furnace

Gambar 8.1 Furnace

Pengertian:
Furnace adalah alat laboratorium yang biasa digunakan sebagai pemanas
dan untuk mengabukan atau mengarangkan zat padat.

Prinsip kerja:
Prinsip kerja dari dari furnace adalah memanaskan bahan sampel dengan
memasukkan dalam ruang pemanas. Panas pada termokopel berasal dari
filament yang diberi tegangan sehingga akan menimbulkan panas. Filament
yang biasa digunakan terbuat dari nikel karena memiliki titik leleh tinggi.
Panas akan merambat secara radiasi menuju sampel. Beberapa furnace
memiliki control waktu yang dimanfaatkan untuk mengubah suhu pemanasan
secara otomatis. Dinding bagian dalam furnace didesain tahan terhadap suhu
tinggi dengan menggunakan bahan alumina. Di bagian dalam furnace terdapat
sensor suhu berupa termokopel.

Cara kerja Furnace:


1. Disambungkan steker pada furnace ke stop kontak.
2. Furnace dinyalakan.
3. Dimasukkan sampel pada cawan porselen
4. Tutup furnace dibuka kemudian cawan porselen yang berisi sampel
dimasukkan.
5. Diatur suhu dan waktu pada furnace.
6. Setelah selesai, sampel dikeluarkan dari furnace.
7. Furnace dimatikan, kemudian steker dicabut dari stop kontak.

Cara Penyimpanan dan Perawatan:


1. Ketika furnace selesai digunakan, suhu furnace dibiarkan turun secara
alami mencapai suhu kamar. Kemudian barulah alat tersebut dapat
dimatikan.
2. Setelah selesai pemakaian, furnace segera dibersihkan agar bagian-
bagian dari furnace tidak mudah berkarat. Bersihkan furnace dengan cara
mengelap bagian-bagian furnace dengan alkohol.
8.2 Lemari Asam

Gambar 8.2 Lemari Asam


Pengertian:
Lemari asam adalah alat laboratorium yang dirancang untuk melakukan
percobaan menggunakan zat kimia tertentu dalam sebuah penelitian tentang
reaksi kimia. Bahan kimia di laboratorium merupakan zat yang berbahaya jika
langsung terkena anggota tubuh. Oleh karenanya lemari asam di desain dengan
ventilasi khusus yang dapat meredam reaksi kimia berupa gas atau lainnya agar
tidak menyebar ke udara dan membahayakan lingkungan.

Prinsip kerja:
Pertama, udara dihisap dari depan pintu lemari asam. Setelah itu,
dikeluarkan oleh blower hisap. Kemudian menuju keluar dari gudang atau
bahan penyaring. Lemari asam ini pada bagian depannya bisa dibuka. Oleh
karena itu, udara yang ada dalam ruang proses lemari asam berpotensi akan
bercampur dengan udara di ruangan laboratorium. Agar bisa menghindari hal-
hal yang demikian itu, maka aliran udara yang baik merupakan titik kunci dari
sebuah peralatan laboratorium berupa lemari asam ini. Lemari asam memiliki
desain dan prinsip kerja yang difokuskan untuk menghindari bahaya dari
terjadinya percampuran udara di lemari asam dengan yang ada di ruang
laboratorium itu sendiri.

Cara kerja lemari asam:


1. Disambungkan steker pada lemari asam ke stop kontak.
2. Dinyalakan blower dan lampu pada lemari asam.
3. Penutup lemari asam dinaikkan pada saat menuang zat kimia.
4. Setelah zat kimia selesai dituang, penutup lemari asam diturunkan.
5. Setelah percobaan selesai, blower dan lampu pada lemari asam dimatikan.

Cara pembersihan dan perawatan:


Cara pembersihan dan perawatan membersihkan lemari asam ada dua.
Yang pertama, jika yang terkena merupakan zat asam maka gunakanlah larutan
penetral natrium karbonat (Na2CO3) yang bersifat basa yang akan menyatu
dengan ion OH- saat dilarutkan dengan air. Yang kedua, jika yang terkena
merupakan zat basa maka gunakanlah larutan penetral ammonium klorida
(NH4Cl). Larutan yang demikian merupakan kristal putih garam yang akan
larut dalam air. Kemudian larutkan dengan air lalu segera bersihkan dengan
menggunakan kain lap.
8.3 Neraca Digital

Gambar 8.3 Neraca Digital

Pengertian:
Neraca digital adalah salah satu instrumen penting dalam suatu
laboratorium. Fungsi dari neraca digital yaitu untuk menimbang/mengetahui
massa bahan-bahan yang akan digunakan maupun dianalisa selama praktikum.
Neraca digital di laboratorium Proses Industri Kimia memiliki ketelitian hingga
0,001 gram.

Prinsip Kerja:
Timbangan digital bekerja dengan cara mengukur regangan pada sel
beban (strain gauge load cell). Timbangan digital mengkonversi gaya karena
beban/massa (gaya beban) benda menjadi sinyal listrik. Pada saat sebuah benda
diletakkan di atas timbangan, bobot benda tersebut didistribusikan secara
merata pada piringan. Gaya beban tersebut selanjutnya diarahkan pada salah
satu bagian load cell. Gaya beban tersebut akan mendeformasi strain gauge.
Strain gauge akan mengkonversi deformasi tersebut menjadi sinyal
listrik. Load cell memiliki muatan listrik, akibat pergerakan, maka hambatan
listrik (electrical resistance) akan mengalami perubahan. Perubahan kecil pada
hambatan listrik akan menimbulkan sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut
berjalan melalui converter analog menjadi digital selanjutnya melewati sebuah
microchip yang menerjemahkan data. Hasil kalkulasi akhir adalah
bilangan/angka yang menunjukkan bobot/massa benda ditampilkan pada layar
LCD timbangan digital.

Cara kerja neraca digital:


1. Letakkan tray khusus neraca di atas neraca digital.
2. Letakkan alas/wadah bahan yang akan ditimbang.
3. Tekan tombol ON/OFF pada neraca. Jika meletakkan alas setelah tombol
ON/OFF ditekan, maka perlu menekan tombol TARE supaya angka yang
ditunjukkan neraca kembali ke 0,000.
4. Setelah itu, letakkan bahan yang ingin ditimbang di atas alas (biasanya
berupa aluminium foil).

Cara Pembersihan dan Perawatan:


Neraca digital yang harus berada dalam keadaan bersih, kering, bebas
dari tumpahan bahan kimia. Segera bersihkan bahan yang tumpah di neraca
digital, serta selalu gunakan alas sebelum menimbang/menaruh bahan kimia di
atas neraca. Jangan meletakkan/memindahkan neraca digital secara
sembarangan, terutama jika ditaruh diatas permukaan yang basah atau terkena
air karena dapat menyebabkan bagian dalam tempat baterai dari neraca digital
menjadi mudah berkarat dan dapat merusak neraca digital.
8.4 Oven

Gambar 8.4 Oven


Pengertian:
Oven adalah salah satu alat laboratorium yang memiliki fungsi cukup
penting, Fungsi oven yaitu untuk memanaskan atau juga bisa mengeringkan
alat-alat laboratorium dan objek-objek lainnya. Umumnya pemakaian oven
digunakan untuk mengeringkan gelas laboratorium, zat-zat kimia dan pelarut
organik, serta dapat juga digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih
rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105 ºC. Tidak
semua gelas laboratorium dapat dikeringkan menggunakan oven, hanya
beberapa gelas dengan spesifikasi tertentu yang dapat dikeringkan, yaitu gelas
dengan ketelitian rendah. Sedangkan bagi gelas dengan ketelitian yang tinggi
tidak dapat dikeringkan dengan oven. Jika alat gelas dengan ketelitian tinggi
tersebut dikeringkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan
berakibat rusak atau ketelitiannya tidak lagi akurat. Biasanya alat gelas yang
memiliki ketelitian tinggi menggunakan desikator untuk mengeringkannya.

Prinsip Kerja:
Pertama, sampel organik, zat-zat kimia atau alat yang akan dikeringkan
atau dikurangi kadar airnya dimasukkan kedalam oven. Setelah itu, sampel
organik, zat-zat kimia atau alat yang akan dikeringkan atau dikurangi kadar air
nya dipanaskan sehingga gelombang panas merambat dan menembus
permukaan objek yang dipanaskan tersebut. Oven dirancang untuk menjaga
panas yang ada didalam sehingga proses pemanasan objek lebih efektif
daripada pemanas konvensional.

Cara kerja oven:


1. Disambungkan steker oven ke stop kontak.
2. Dimasukkan objek yang akan dikeringkan.
3. Dihidupkan oven dengan mengatur sumber panas.
4. Diatur suhu dan waktu pemanasan.
5. Setelah pemanasan selesai, objek dikeluarkan dari dalam oven.
6. Setelah percobaan selesai, oven dimatikan dengan mematikan pada
tombol sumber panas menjadi mati.
7. Steker dicabut dari stop kontak.

Cara Pembersihan dan Perawatan:


Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven
digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker
oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu
oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau
detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan
mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu
ada jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan
sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari
seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan
panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil
peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada
kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.
8.5 Tabung Gas

Pengertian :
Tabung gas merupakan wadah penyimpanan bahan bakar yang
digunakan untuk proses pembakaran dalam laboratorium.

Cara kerja tabung gas:


1. Selang dan Regulator dipasangkan pada gas.
2. Dipastikan terlebih dahulu apakah gas bocor atau tidak dari kepala
tabung gas.
3. Jika gas tidak bocor dari kepala tabung gas, bunsen dinyalakan.
4. Setelah percobaan selesai, bunsen dimatikan dan regulator dilepas dari
gas.
5. Apabila terjadi kebocoran dari kepala tabung gas, maka kepala tabung
gas ditutup menggunakan plastik serta diikat dengan karet gelang dengan
ketat dan rapat, dan tabung gas dipindahkan ke ruangan terbuka.
6. Apabila terjadi kebocoran, setelah penanganan segera hubungi supplier
(agen) penjual tabung gas untuk segera diganti dengan yang baru.
7. Tabung gas sebaiknya berada di ruangan terbuka ketika digunakan.

Cara Pembersihan dan Perawatan :


Pilihlah tabung gas yang masih dalam keadaan baik, minimal 80 %
permukaan tabung LPG masih tertutup cat, sedikit karat bagian tabung masih
diijinkan asal tidak terlalu dalam. Tabung yang bagian bawahnya berkarat
sebaiknya dihindari karena lebih kritis terhadap kebocoran. Jangan lupa
perhatikan tanggal kadaluwarsanya. Bila ragu coba masukan tabung gas ke
dalam air. Bila ada gelembung udara keluar dari tabung gas, berarti ada
kebocoran dari tabung tersebut. Atau dengan menggunakan air sabun,
kemudian air sabun tersebut di oleskan ke bagian erarna merah / sambungan las
/ ujung kuningan. Apabila timbul gelembung, maka dapat dipastikan bahwa
tabung tersebut mengalami kebocoran. Segera lakukan penukaran tabung.

Anda mungkin juga menyukai