Oleh:
Nama : Fany Mardiyanti
NIM : 13441004
Program Studi : Teknik Instrumentasi Kilang
Konsentrasi : Instrumentasi dan Elektronika
Diploma : 4 (Empat)
6 September 2016
1. Mengapa untuk kalibrasi test volume prover dilakukan pada temperature 15°C
dengan pressure 0 kg/cm2 ?
Jawab :
Volume referensi pipa prover mempunyai volume yang didefinisikan pada
referensi temperature dan pressure tetap. Temperature referensi normalnya
adalah 15°C atau 20°C. Kalibrasi test volume prover dilakukan pada
temperature 15°C dengan pressure 0 kg/cm2 bertujuan untuk meminimalkan
koreksi ukuran volume prover.
Hal ini dikarenakan prover digunakan pada saat custody transfer yang
menggunakan standar temperature 60°F atau 68°F (15°C atau 20°C).
3. Mengapa pada syarat pada coriolis meter 60°F 14,7 Psia untuk minyak dan
68°F 14,5Psi?
Jawab :
60°F 14,7 Psia adalah kondisi referensi standard temperatur dan tekanan
untuk mengekspresikan volume gas, yang digunakan dalam bidang industri
dan komersial. Merupakan kondisi referensi standar yang digunakan EGIA
(Electricity and Gas Inspection Act), OPEC (Organization of the Petroleum
Inspecting Countries), U.S. EIA (U.S. Departement of Energy, Energy
Information Administration).
68°F 14,5Psi = 20°C 100,0 kPa adalah kondisi referensi standard temperatur
dan tekanan untuk mengekspresikan volume gas, yang digunakan dalam
bidang industri dan komersial. Merupakan kondisi referensi standar yang
digunakan CAGI (Compressed Air Gas Institute).
Pada coriolis meter menggunakan standard 60°F 14,7 Psi untuk minyak dan
68°F 14,5Psi dikarenakan coriolis meter merupakan flowmeter yang
menggunakan komponen-komponen elektrik sehingga harus memenuhi
standar EGIA, dan coriolis meter digunakan dalam pengukuran fluida baik
itu berupa minyak maupun gas sehingga menggunakan kondisi referensi
standar yang digunakan oleh OPEC dan CAGI.
Jika tinggi sebuah X1 adalah 0,5 meter, X2 adalah 2 meter dan tinggi H
adalah 3 meter, di dalam tangki terdapat cairan yang memiliki density
sebesar 0,75 g/cm3 , berapakah range kalibrasi pada transmitter tersebut?
Penyelesaian :
0,75 g⁄cm3
SG = = 0,75
1 g⁄cm3
Min Range = PHigh − PLow
Min Range = (SG x X1) − (SG x H)
Min Range = (0,75 x 0,5) − (0,75 x 3)
Min Range = 0,375 − 2,25
Min Range = −1,875 mH2 O
Max Range = PHigh − PLow
Min Range = [(SG x X1) + (SG x X2)] − (SG x H)
Min Range = [(0,75 x 0,5) + (0,75 x 2)] − (0,75 x 3)
Min Range = 1,125 − 2,25
Min Range = −1,125 mH2 O
Range = -1,875 ~ -1,125 mH2 O
530
B= (untuk 𝑓𝑙𝑎𝑛𝑔𝑒 tap)
√D
530 530
B= = = 264,143707
√4,025984 2,006484
0,616873
Ko =
1,00422
Ko = 0,614279
Dengan rumus :
Fb = 338,178×d2 ×K 0
Fb = 338,178×1,7937012 ×0,614279 = 668,358336
b) Reynolds Number Factor (𝐅𝐫 )
0,604 0,604 0,604
K= = = = 0,616263
√1 − β4 √1 − 0,039401 0,980101
E 504,987360
b= = = 0,035593
12835×d×K 12835×1,793701×0,616263
Dengan rumus :
b
Fr = 1 +
√hw ∙ pf
b 0,035593
Fr = 1 + = 1+ = 1,000921
√Hw ∙ pf √43,3070 ∙ 34,5128
c) Expansion Factor (Y)
Hw 43,3070
X= = = 0,045289
27,707×Pf 27,707×34,5128
k = cp / cv = 1,32
Static pressure diambil dari downstream, maka:
X
Y = √1 + x − (0,41 + 0,35 ∙ β4 )√
k(1 + x)0,5
Y = √1 + 0,045289
0,045289
−(0,41 + 0,35 ∙ 0,4455314 )√
1,32(1 + 0,045289)0,5
Y = 0,944760
d) Pressure Base Factor (𝐅𝐩𝐛 )
14,73 14,73
Fpb = = = 1,002041
Pb 14,7
e) Temperature Base Factor (𝐅𝐓𝐛 )
Tb + 460 68 + 460
FTb = = = 1,015385
520 520
520 520
FTf = √ =√ = 0,975595
460 + Tf 460 + 86,342
1 1
Fg = √ = √ = 1,130467
G 0,7825
Pf ×3,444×105 ×101.188×SG
Fpv = √1 +
Tf 3.825
Fpv = 1,013242
i) Orifice Thermal Expansion Factor (Fa )
Nilai orifice thermal expansion factor ini bisa diperoleh dengan
menggunakan persamaan:
Fa = 1 + [0,0000185(°F − Tmean )]
Fa = 1 + [0,0000185(86,34 − 86)]
Fa = 1 + [0,0000185(0,342)]
Fa = 1,000006
j) Manometer Factor (𝐅𝐦 )
Karena pengukuran laju alir gas dengan orifice meter ini menggunakan
orifice meter jenis bellows, maka :
Fm = 1,000
k) Gage Location Factor (𝐅𝐥 )
Pengukuran laju alir gas dengan orifice meter ini terletak pada
latitude 7°45’ (atau sama dengan 7,75° latitude), dan ketinggian dari
permukaan laut kurang dari 100 feet, sehingga berdasarkan tabel gage
location factor :
Degrees
Sea Level
Latitude
Fl = 0,998755
Dari perhitungan-perhitungan di atas, maka akan diperoleh:
Fb = 668,358336 Fg = 1,130467
Fr = 1,000921 Fpv = 1,013242
Y = 0,944760 Fa = 1,000006
FPb = 1,002041 Fm = 1,000000
FTb = 1,015385 Fl = 0,998755
FTf = 0,975595
Sehingga diperoleh nilai konstanta aliran orifice :
C’ = (Fb )( Fr )(Y)( Fpb )( Ftb )( Ftf )( Fg )( Fpv )( Fa ) ( Fm ) ( Fl )
C’ = 717,709058
Q = C′ ×√Hw ×pf
Q = 717,709058×√43,3070×34,5128
Q = 717,709058×√1494,644437
Q = 717,709058×38,660632
Q = 27747,085487 Ft 3 /h
Q = 27747,085487 SCFH
Q = 0,027747 MMSCFH
Q = 0,027747 MMSCFH x 24 jam
Q = 0,665928 MMSCFD
b) Perhitungan AGA-7
Pada sebuah pengukuran aliran fluida menggunakan Turbin Meter, diperoleh
data-data sebagai berikut :
Data Prover :
Test volume prover = 6,0995 m3 (Kalibrasi pada temperatur 15°C
dengan pressure 0 kg/cm2
Maka :
Koreksi Efek Tekanan terhadap Liquid pada Prover (CPLP)
1
CPLP =
1 − (P − Pe) ∙ F
1
CPLP =
1 − (93,885 − 93,8698) ∙ 1,215
CPLP = 1,0188
Koreksi Efek Tekanan terhadap Liquid pada Meter (CPLM)
1
CPLM =
1 − (P − Pe) ∙ F
1
CPLP =
1 − (99,575 − 99,5597) ∙ 1,215 · 10−5
CPLP = 1,0189
e. Perhitungan Meter Correction Factor (MCF)
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
MCF =
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Pada saat kalibrasi pada temperatur 15°C dengan pressure 0 kg/cm3 ,
diperoleh nilai Base Volume = 6,0995 m3
Sehingga,
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝐵𝑎𝑠𝑒 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 x CTLP x CPLP x CTSP x CPSP
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 6,0995 x 0,9685 x 1,0188 x 1,0004836
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = x 1,000111
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 6,022 m3
Pulsa
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = K
20310,8
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
3332,78
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 6,0942516 m3
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 x CTLM x CPLM
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 6,0942516 x 0,9678 x 1,0189
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 6,0097 m3
Maka diperoleh nilai Meter Correction Factor :
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
MCF =
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
6,022 m3
MCF =
6,0097 m3
MCF = 1,002
f. Perhitungan Repeatibility
Pulsa Maksimum − Pulsa Minimum
𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = x100%
Pulsa Minmum
20312 − 20310
𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = x100%
20310
𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 0,009847%
c) Perhitungan AGA-8
Sebuah gas dengan dengan kondisi :
kandungan N2 : 40%
kandungan CO2 : 25%
Specific Gravity : 0,60
Tekanan alir : 250 Psia
Temperatur alir : 240°F
Tekanan dasar : 14,7 Psia
Temperatur dasar : 60°F
Penyelesaian :
Untuk gas hidrokarbon dengan SG = 0,60 nilai supercompressibility factor
dapat dilihat pada grafik berikut :
Zb =1,000
Zf =1,006
𝑍𝑏 1,000
𝐹𝑃𝑉 = √ =√ = √0,994036 = 0,985156
𝑍𝑓 1,006
d) Perhitungan AGA-9
Data pengukuran aliran fluida menggunakan Multipath Ultrasonik Meter :
Spesifikasi Body Meter :
Diameter dalam meter pada kondisi standar Dr = 3,8525 inchi
Modulus young Ultrasonik Meter Em = 30·106 Psia
Wall Thickness Wt = 0,325 inchi
Faktor ekspansi thermal meter αm = 6·105
Data aliran :
Tekanan dasar Pb = 14,73 Psia
Tekanan pada kondisi aktual Pf = 825,48 Psig
P = 840,21 Psia
Temperatur dasar Tb = 60°F = 520°R
Temperatur pada kondisi aktual Tf = 62°F = 522°R
Faktor kompressibilitas pada kondisi dasar Zb = 1,1272
Faktor kompressibilitas pada kondisi aktual Zf = 1,0768
Pada penampang meter dengan 4-path, terdapat nilai weighting factor
sebesar:
𝑤𝑎 = 0,1382 𝑤𝑏 = 0,3618
𝑤𝑑 = 0,1382 𝑤𝑐 = 0,3618
Data transit time :
Transducer Chord A Chord B Chord C Chord D
t du 380,462 𝜇s 381,236 𝜇s 380,455 𝜇s 380,412 𝜇s
t ud 375,217 𝜇s 375,231 𝜇s 376,012 𝜇s 375,178 𝜇s
Data transducer ultrasonik meter :
Transducer Chord A Chord B Chord C Chord D
Panjang Chord (L) 0,50217 ft 0,50312 ft 0,50308 ft 0,50285 ft
Jarak antara
0,25713 ft 0,25726 ft 0,25742 ft 0,25731 ft
transducer (X)
Penyelesaian :
Karena data transit time tiap chord telah diketahui, maka tahap selanjutnya
dalam menentukan volume flow rate pada kondisi dasar yang akan dikirimkan
ke konsumen adalah sebagai berikut :
Vm = 17,9758 ft⁄s
Menentukan Volume Flow Rate pada kondisi aliran
Terlebih dahulu kita harus menentukan besar Diameter Dalam Ultrasonik
Meter, yang dapat dicari menggunakan persamaan :
D = Dr×CTS×CPS
CTS = 1 + (αm(Tf − Tb))
CTS = 1 + (0,00006(62 − 60))
CTS = 1,00012
1⁄ (Pf − Pb)Dr
CPS = 1 + ( 3 )
Em×Wt
1⁄ (840,21 − 14,73)3,8525
CTS = 1 + ( 3 )
3 · 107 ×0,325
CTS = 1,0001087234
Sehingga, D = Dr×CTS×CPS
D = 3,8525×1,00012×0,0001087234
D = 3,8534 inchi
D = 0,3211 feet
Maka, Volume Flow Rate pada kondisi aliran adalah :
πD2
Qf = Vm [ ]
4
3,14 · 0,32112
Qf = 17,9758 [ ]
4
3
Qf = 1,4549 ft ⁄s
3
Qf = 5237,717 ft ⁄hr
Menentukan Volume Flow Rate pada kondisi dasar
Qb = Qf×Fpm×Fpb×Ftm×Ftb×S
Pf 14,73 Tb Tb Zb
Qb = Qf× × × × ×
Pb Pb Tf 520 Zf
840,21 14,73 520 520 1,1272
Qb = 5237,717× × × × ×
14,73 14,73 522 520 1,0768
Qb = 311548,683 SCFH
Dimana A = -1,62080
B = 0,00021592
diperoleh dari tabel MPMS
C = 0,87096
D = 0,0042092
Maka
C Dt
A+B+ 2 + 2
F = (e ρ ρ ) ×104
0,87096 0,0042092×0,98
−1,62080+0,00021592+ +
F = (e 844,92 844,92 ) ×104
F = 1,97783×10−5
Sehingga :
Koreksi Efek Tekanan terhadap Liquid pada Prover (CPLP)
1
CPLP =
1 − (P − Pe) ∙ F
1
CPLP =
1 − (22,262125 − 25,709) ∙ 1,97783 · 10−5
CPLP = 0,9999318
Koreksi Efek Tekanan terhadap Liquid pada Meter (CPLM)
1
CPLM =
1 − (P − Pe) ∙ F
1
CPLP =
1 − (25,7188 − 25,709) ∙ 1,97783 · 10−5
CPLP = 1,00000018
e. Perhitungan Meter Correction Factor (MCF)
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
MCF =
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Pada saat kalibrasi pada temperatur 15°C dengan pressure 0 kg/cm3 ,
diperoleh nilai Base Volume = 8,28562 m3
Sehingga,
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝐵𝑎𝑠𝑒 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 x CTLP x CPLP x CTSP x CPSP
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 8,28562 x 0,978478 x 0,9999478
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = x 1,0000279 x 1,0000987
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 8,109802 m3
Pulsa
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = K
23936,4
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
2895,75
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 8,266045 m3
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 x CTLM x CPLM
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 8,266045 x 0,978172 x 1,00000018
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 8,085619 m3
Maka diperoleh nilai Meter Correction Factor :
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
MCF =
𝑁𝑒𝑡 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
8,109802 m3
MCF =
8,085619 m3
MCF = 1,00299
f. Perhitungan Repeatibility
Pulsa Maksimum − Pulsa Minimum
𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = x100%
Pulsa Minmum
23938 − 23934
𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = x100%
23934
𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 0,016713%