Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN PENYUSUNAN USULAN

PENELITIAN DAN SKRIPSI

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Akhir dan Penulisan Skripsi ini merupakan
panduan yang disusun untuk memfasilitasi mahasiswa, dosen dan staf kependidikan
guna memperoleh persepsi yang sama tentang proses pelaksanaan dan penyusunan tugas
akhir, dalam hal ini skripsi. Skripsi, sampai saat ini masih sebagai salah satu syarat dalam
penyelesaian studi S1 di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Padjadjaran, Bandung. Kemampuan mahasiswa yang mahir dalam menulis dan
mempresentasikan karya ilmiah merupakan capaian pembelajaran (learning outcomes)
yang ingin diraih dalam penulisan skripsi ini. Buku panduan ini berisi tata cara
pelaksanaan tugas akhir mencakup penulisan proposal usulan penelitian dan penulisan
skripsi.
Kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyediaan buku pedoman ini. Penyempurnaan buku
pedoman ini akan selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya perbaikan berkelanjutan
sebagai salah satu strategi yang diterapkan oleh Prodi Agroteknologi.

Jatinangor, Maret 2016


Ketua Prodi Agroteknologi,

Nono Carsono

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Pengertian Skripsi 1
1.2 Kedudukan Skripsi dan Bobot SKS 1
1.3 Tujuan Penulisan Skripsi 2
1.4 Materi Skripsi 2
BAB II PERSYARATAN AKADEMIK, ADMINISTRATIF, SERTA
PERSYARATAN PEMBIMBING DAN PENELAAH/PENGUJI 3
2.1 Persyaratan Akademik 3
2.2 Persyaratan Administratif 3
2.3 Persyaratan Pembimbing dan Penelaah/Penguji 3
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 5
3.1 Prosedur Penunjukan Pembimbing dan Penelaah/Penguji 5
3.2 Penggantian Pembimbing dan Penelaah/Penguji 5
3.2.1 Pembimbing 5
3.2.2 Penelaah/Penguji 6
3.3 Prosedur Pembimbingan 6
3.4 Prosedur Seminar Usulan Penelitian 8
3.5 Prosedur Pelaksanaan Seminar Kolokium 9
3.6 Prosedur Pelaksanaan Ujian Komprehensif 9
BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI 11
4.1 Bagian Awal 11
4.2 Bagian Inti 11
4.3 Bagian Akhir 15
BAB V EVALUASI SKRIPSI 16
5.1 Sidang Ujian Sarjana 16
5.2 Sasaran Evaluasi 16
5.3 Tim Evaluator 16
5.3.1 Tim Pembimbing 17
5.3.2 Tim Penguji 17
5.4 Hasil Evaluasi Skripsi 17
5.5 Hasil Evaluasi Tim Penguji 18
BAB VI DOKUMENTASI 19
BAB VII S A N K S I 20
BAB VIII TATA CARA PENULISAN SKRIPSI 21
8.1 Bahan yang Digunakan 21
8.2 Sampul Luar/Kulit Luar (lihat Lampiran 1) 21
ii
8.2.1 Judul dan Sub judul 21
8.2.2 Tulisan SKRIPSI 22
8.2.3 Nama dan NPM Mahasiswa 22
8.2.4 Simbol Universitas Padjadjaran 22
8.2.5 Nama Universitas, Fakultas, Program Studi, Kota, dan Tahun Penyusunan 22
8.3 Halaman Persetujuan Pembimbing (lihat Lampiran 2) 23
8.4 Pengetikan Tata Letak 23
8.4.1 Layout Kertas (lihat Lampiran 3) 23
8.4.2 Cara Pengetikan 23
8.4.3 Bahasa dan Gaya Penulisan Skripsi/Kutipan 24
8.5 Judul/Tajuk 25
8.6 Abstrak dan Abstract 25
8.7 Penomoran Bab, Anak Bab, dan Paragraf (lihat Lampiran 4) 26
8.8 Penomoran Halaman 26
8.9 Tabel, Gambar, Grafik, dan Diagram 27
8.9.1 Tabel 27
8.9.2 Gambar 28
8.10 Penulisan Daftar Pustaka 29
8.11 Penulisan Lampiran 31

iii
BAB I PENDAHULUAN

Universitas Padjadjaran mewajibkan mahasiswa program sarjana untuk


menulis skripsi sebagai salah satu syarat penyelesaian studi. Hal ini didasari
pemikiran bahwa membuat karya ilmiah berupa skripsi yang dimulai dengan
menyusun usulan penelitian, melaksanakan penelitian, pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, serta penuangan ke dalam bentuk tulisan ilmiah,
merupakan proses pembelajaran yang sangat berguna dalam melatih mahasiswa
untuk mampu mengonstruksi pemikirannya.
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Un iversitas
Padjadjaran merupakan hasil merger dari beberapa Program Studi. Oleh karena
itu, format skripsi yang ada masih cenderung beragam karena masih dipengaruhi
oleh format departemen tempat laboratorium minat mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas akhirnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan standarisasi
prosedur penyusunan dan cara penulisan skripsi yang merujuk pada Pedoman
Penyusunan dan Penulisan Skripsi Universitas Padjadjaran.

1.1 Pengertian Skripsi


Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah, berupa paparan tulisan hasil penelitian
yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan
kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Penelitian adalah
kegiatan yang terencana, terarah, sistematis dan terkendali dalam upaya memperoleh
data dan informasi dengan menggunakan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan
atau menguji hipotesis dalam bidang ilmu tertentu.
Sumber data untuk penyusunan skripsi dapat diperoleh melalui data primer,
data sekunder, dan data tersier. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti di
lapangan, baik melalui wawancara maupun hasil pengukuran langsung lainnya. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dengan memanfaatkan hasil pengumpulan data
pihak lain, misalnya data Badan Pusat Statistik. Data tersier dapat diperoleh dari tesis,
disertasi, jurnal, dan majalah ilmiah.

1.2 Kedudukan Skripsi dan Bobot SKS


Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi
berbeda bentuk pada proses pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Skripsi ini
merupakan tugas akhir (final assignment).
Bobot skripsi ditetapkan sebesar 5 SKS, yang setara dengan kegiatan
akademik setiap minggu 20-24 jam atau setara dengan kegiatan akademik 500-600 jam
selama satu semester.

1
1.3 Tujuan Penulisan Skripsi
Penyusunan skripsi dilaksanakan dengan tujuan agar:
1. Mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan
bidang ilmu yang ditempuh.
2. Mahasiswa mampu melakukan penelitian mulai dari merumuskan masalah,
mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data, dan menarik suatu
kesimpulan.
3. Membantu mahasiswa menyampaikan, menggunakan, mengaplikasikan ilmu dan
pengetahuan yang diperoleh menjadi suatu sistem yang terpadu untuk
pengembangan ilmu.

1.4 Materi Skripsi


Permasalahan yang akan diangkat menjadi topik skripsi dikembangkan dari
bidang ilmu masing-masing dan bidang ilmu yang terkait. Materi karya tulis ilmiah
dalam bentuk skripsi didasarkan atas data dan/atau informasi yang berasal dari survey,
penelitian laboratorium, dan/atau penelitian lapangan. Hal ini dimaksudkan agar
mahasiswa memperoleh pengalaman penelitian, serta menuangkannya dalam bentuk
paparan karya tulis ilmiah.

2
BAB II PERSYARATAN AKADEMIK, ADMINISTRATIF, SERTA
PERSYARATAN PEMBIMBING DAN PENELAAH/PENGUJI

2.1 Persyaratan Akademik


Persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan
melaksanakan tugas akhir adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa sekurang-kurangnya telah memiliki tabungan kredit (huruf D ke
atas, kecuali bagi yang mempersyaratkan serendah -rendahnya C atau B)
sebesar 75% (110 SKS) dari beban studi kumulatif yang harus ditempuh.
2. Mahasiswa yang boleh mengambil matakuliah Skripsi adalah mereka yang
sekurang-kurangnya telah menempuh 121 SKS, sudah lulus matakuliah Rancangan
Percobaan, sedang/sudah lulus matakuliah Metode Ilmiah dan Pelaporan Karya
Ilmiah (MIPKI), dan 6 SKS matakuliah minat.

2.2 Persyaratan Administratif


Persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan
menyusun skripsi adalah sebagai berikut:
1. Telah memenuhi persyaratan akademik sebagaimana pada sub-bab 2.1.
2. Memiliki kartu mahasiswa yang berlaku pada semester bersangkutan .
3. Mencantumkan/memprogramkan matakuliah Skripsi pada KRS semester
bersangkutan yang telah ditandatangani oleh dosen wali.

2.3 Persyaratan Pembimbing dan Penelaah/Penguji


Selama proses penyusunan usulan penelitian, penelitian, penyusunan, dan
penulisan skripsi, mahasiswa harus dibimbing oleh tim pembimbing dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Dosen pembimbing berjumlah dua orang yang terdiri atas Ketua Pembimbing
(Pembimbing I) dan Anggota Pembimbing (Pembimbing II), minimal salah
satunya mempunyai kepakaran yang relevan dengan topik tugas akhir mahasiswa.
2. Penentuan dosen Pembimbing ditentukan oleh Ketua Program Studi berdasarkan
usulan dari Kepala Departemen berdasarkan minat mahasiswa yang bersangkutan.
3. Jika dosen wali berada di departemen dari minat yang dipilih mahasiswa, maka
otomatis jadi dosen pembimbing jika syarat-syarat sebagai dosen pembimbing
terpenuhi.
4. Syarat Pembimbing I: Magister minimal Lektor (III-c), Doktor tanpa batasan
pangkat. Syarat Pembimbing II: Magister dan Doktor tanpa batasan pangkat.
5. Jika dosen wali berada di departemen lain di luar minat yang dipilih mahasiswa
maka dosen wali dapat menjadi pembimbing II atau sekurang-kurangnya menjadi
penelaah (penguji).

3
6. Syarat penguji adalah dosen wali atau dosen dengan kepakaran yang sesuai topik
skripsi dan dapat lebih dari dua orang apabila diperlukan.

4
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

Pelaksanaan pendidikan atas dasar sistem kredit semester mengharuskan


dilakukannya evaluasi pada akhir semester. Evaluasi terhadap proses penyusunan skripsi
harus melalui prosedur di bawah ini.

3.1 Prosedur Penunjukan Pembimbing dan Penelaah/Penguji


1. Penunjukan pembimbing (utama dan pendamping/anggota) dan
penelaah/penguji dilakukan oleh Ketua Program Studi atas usulan Kepala
Departemen dari minat yang dipilih mahasiswa setelah mahasiswa
menyerahkan topik tentatif kepada departemen.
2. Atas dasar topik tentatif tersebut, departemen menunjuk pembimbing utama
dan satu orang pembimbing pendamping atau lebih.
3. Kepala Departemen secara tertulis menyampaikan penunjukan pembimbing
utama dan pembimbing pendamping/anggota kepada Ketua Program Studi.
Ketua Program Studi segera mengeluarkan Surat Tugas pengangkatannya
yang berlaku untuk dua semester dan dapat diperpanjang sampai dengan
tiga semester.
4. Apabila dipandang perlu, Kepala Departemen dapat pula menyarankan
penunjukan berikut:
a. Pembimbing lapangan, yaitu tenaga ahli dari instansi/lembaga tempat
mahasiswa melakukan penelitian.
b. Narasumber, yaitu tenaga ahli dari luar
fakultas/departemen/bagian/laboratorium yang diminta informasinya berkaitan
dengan materi skripsi.
c. Konsultan, yaitu tenaga pengajar tetap atau tidak tetap
fakultas/departemen/bagian/laboratorium atau tenaga dari luar
fakultas/departemen/bagian/laboratorium yang diminta konsultasinya untuk
penyusunan skripsi dalam bidang metodologi penelitian dan/atau statistika
(tidak menyangkut skripsi dan bahasa).
5. Penunjukan pembimbing lapangan, narasumber, dan/atau konsultan dari luar
fakultas/departemen/bagian/laboratorium didasarkan pada kesediaan yang
bersangkutan serta pada keahlian di bidang ilmu yang berkaitan dengan materi
skripsi (untuk pembimbing lapangan dan nara sumber) atau berkaitan dengan
metodologi penelitian dan/atau statistika (bagi konsultan).

3.2 Penggantian Pembimbing dan Penelaah/Penguji


3.2.1 Pembimbing
Apabila karena suatu alasan atau halangan yang dapat
dipertanggungjawabkan, pembimbing dan/atau salah satu pembimbing
pendamping/anggota tidak dapat menjalankan tugasnya lebih dari tiga bulan ,

5
baik berturut-turut maupun tidak berturut-turut, mahasiswa yang bersangkutan
melapor kepada Ketua Program Studi dan Ketua Program Studi berkoordinasi
dengan departemen terkait segera menunjuk penggantinya dengan
memperhatikan persyaratan pembimbing tersebut pada butir 2.3.(1) dan 2.3.(2).

3.2.2 Penelaah/Penguji
Apabila penelaah/penguji tidak dapat menjalankan tugasnya karena suatu
alasan atau halangan yang dapat dipertanggungjawabkan, mahasiswa yang
bersangkutan melapor kepada Ketua Program Studi dan Ketua Program Studi
berkoordinasi dengan departemen terkait segera menunjuk penggantinya dengan
memperhatikan persyaratan penelaah/penguji tersebut pada butir 2.3.(6). Dosen
pengganti hanya berlaku pada saat pelaksanaan usulan
penelitian/kolokium/sidang komprehensif.

3.3 Prosedur Pembimbingan


Tim pembimbing diharapkan untuk terus -menerus memantau
bimbingannya dengan menggunakan buku bimbingan skripsi. Dengan demikian,
tim pembimbing dapat mengetahui perkembangan mahasiswa secara mendalam
dengan mengikuti proses kegiatannya dalam menyusun dan menulis skripsi.
Prosedur pembimbingan adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa bersama pembimbing utama dan pembimbing
pendamping/anggota mendiskusikan judul, outline (garis besar),
desain/rancangan penelitian, bahan dan metode, parameter yang diamati,
dan alat ukur yang digunakan.
2. Mahasiswa melakukan penelitian dengan supervisi tim pembimbing serta
menyusun skripsi sesuai dengan proses seperti yang diuraikan dalam Bab
IV.
3. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan pada semester bersangkutan,
diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a. Mahasiswa diperkenankan menyelesaikan pada semester berikutnya
dengan mencantumkan kembali pada KRS (topik dan pembimbingnya
tetap sama).
b. Pada semester bersangkutan pembimbing utama memberikan huruf K
sehingga tidak digunakan untuk perhitungan IP/IPK.
c. Semester bersangkutan tetap diperhitungkan dalam waktu maksimal
studi.
4. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan dalam dua semester berturut -turut,
tetap diberlakukan penilaian seperti pada butir (5) di atas, yaitu:
a. Mahasiswa diperkenankan menyelesaikan pada semester berikutnya
dengan mencantumkan kembali pada KRS (topik dan pembimbin gnya
tetap sama).

6
b. Pada semester bersangkutan pembimbing utama memberikan huruf K
sehingga tidak digunakan untuk perhitungan IP/IPK.
c. Semester bersangkutan tetap diperhitungkan dalam waktu maksimal
studi.
d. Pembimbing utama, melalui Wakil Dekan Bidang Akademik,
memberikan peringatan tertulis kepada mahasiswa yang berisi
pernyataan, bahwa jika pada semester perpanjangan kedua skripsi tidak
dapat diselesaikan, mahasiswa yang bersangkutan akan dikenai sanksi
sebagaimana disebut pada butir (7) di bawah ini.
5. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan dalam tiga semester berturut -turut,
diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembimbing utama memberikan huruf mutu E.
b. Mahasiswa diharuskan menempuh kembali skripsi tersebut dengan topik yang
berbeda (tim pembimbing bisa tetap sama atau berbeda).
c. Selanjutnya berlaku ketentuan pengambilan skripsi mulai dari awal lagi [mulai
dari butir 3.3.(1)].
d. Penunjukan tim pembimbing dimulai dari awal lagi (sub-bab 3.1 dan 3.2).
e. Apabila skripsi tidak diselesaikan pada semester yang bersangkutan, berlaku
peraturan seperti butir (5) di atas.
6. Setelah skripsi selesai dalam bentuk first draft (konsep pertama) dan telah disetujui
tim pembimbing, sebelum diajukan dalam sidang ujian sarjana, draf tersebut harus
diseminarkan dahulu dalam seminar kolokium di tingkat program studi.
(pelaksanaan seminar disesuaikan dengan kondisi departemen yang bersangkutan).
a. Apabila dalam seminar tersebut tidak ada masukan/saran perbaikan, tim
pembimbing dapat melakukan evaluasi final.
b. Apabila dalam seminar tersebut terdapat masukan/saran perbaikan, mahasiswa
perlu mempertimbangkan masukan-masukan tersebut dalam penulisan akhir.
7. Penulisan akhir dilakukan mahasiswa setelah seminar kolokium dengan
mempertimbangkan masukan/saran perbaikan (kalau ada) dari hasil diskusi dalam
seminar kolokium tersebut. Setelah penulisan akhir selesai, tim pembimbing
melakukan evaluasi final.
8. Final draft (konsep akhir) skripsi, pada saat ujian komprehensif, harus sudah
dilengkapi dengan jilid yang telah dicetak hardcover walaupun masih terpisah
dengan isi naskah skripsi.
9. Setelah ujian sidang sarjana (komprehensif), apabila dinyatakan lulus, dan setelah
dilakukan perbaikan seperlunya, skripsi yang telah disetujui tim pembimbing harus
dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap enam, dengan rincian:
a. Satu buah untuk program studi.
b. Satu buah untuk departemen terkait.
c. Satu buah untuk pembimbing utama.
d. Satu buah (atau lebih) untuk pembimbing pendamping/anggota.

7
e. Satu buah untuk UPT Perpustakaan Fakultas.
f. Satu buah untuk mahasiswa.

3.4 Prosedur Seminar Usulan Penelitian


1. Mahasiswa mendaftarkan diri ke sekretariat departemen dengan menyerahkan
fotocopy kartu kemajuan studi (KKS) terakhir dan draft usulan penelitian yang
telah disahkan oleh kedua dosen pembimbing.
2. Kepala departemen menentukan dua dosen penelaah (penguji) yang nantinya
akan disyahkan oleh Ketua Program Studi.
3. Mahasiswa bersama dosen pembimbing menentukan waktu seminar usulan
penelitian dan mendaftarkan waktu pelaksanaan seminar usulan penelitian
kepada Kepala Departemen.
4. Mengisi formulir pendaftaran yang harus ditandatangani dosen pembimbing dan
penguji/penelaah.
5. Kepala Departemen melaporkan rencana pelaksanaan seminar usulan penelitian
mahasiswa tersebut kepada Ketua Program Studi.
6. Ketua Program Studi membuat surat penugasan kepada dosen pembimbing dan
penelaah untuk menghadiri dan menguji pada seminar usulan penelitian
mahasiswa yang bersangkutan.
7. Mahasiswa menyerahkan surat penugasan kepada dosen pembimbing dan
penelaah serta draft usulan penelitian selambat-lambatnya tujuh hari sebelum
seminar usulan penelitian dilaksanakan.
8. Seminar usulan penelitian sekurang-kurangnya wajib dihadiri oleh empat orang
yang terdiri atas ketua komisi pembimbing dan minimal tiga orang lainnya, serta
minimal sepuluh orang mahasiswa.
9. Seminar usulan penelitian dipimpin oleh Ketua Komisi Pembimbing
(Pembimbing I)
10. Pelaksanaan seminar usulan penelitian dilaksanakan minimal selama 60 menit
dengan alokasi waktu: 15 menit untuk presentasi dan 45 menit untuk diskusi
dengan mahasiswa dan dosen penelaah/penguji/pembimbing.
11. Ketua sidang memutuskan layak-tidaknya penelitian yang diusulkan berdasarkan
kesepakatan dan masukan-masukan dari tim penelaah.
12. Seminar usulan penelitiaan harus dilaksanakan sebelum percobaan /survey
dilakukan.
13. Perbaikan hasil seminar usulan penelitian harus dikonfirmasikan kepada dosen
pembimbing dan penelaah selambat-lambatnya dua minggu setelah pelaksanaan
seminar usulan penelitian dan file seminar usulan penelitian diserahkan ke
departemen.

8
3.5 Prosedur Pelaksanaan Seminar Kolokium
1. Mahasiswa bersama dosen pembimbing menentukan waktu pelaksanaan seminar
kolokium.
2. Mahasiswa mendaftarkan diri kepada Kepala Departemen untuk melaksanakan
seminar kolokium dengan membawa draft skripsi yang telah disetujui oleh kedua
dosen pembimbing.
3. Mengisi formulir pendaftaran yang harus ditandatangani dosen pembimbing dan
penguji/penelaah.
4. Kepala Departemen melaporkan rencana pelaksanaan seminar kolokium tersebut
kepada ketua program studi.
5. Ketua Program Studi membuat surat penugasan kepada dosen pembimb ing dan
penelaah untuk menghadiri dan menguji pada seminar kolokium mahasiswa
yang bersangkutan.
6. Mahasiswa menyerahkan surat penugasan kepada dosen pembimbing dan
penelaah serta draft skripsi yang telah lengkap selambat-lambatnya tujuh hari
sebelum seminar kolokium dilaksanakan.
7. Seminar kolokium dipimpin oleh ketua komisi pembimbing (Pembimbing I)
8. Seminar kolokium sekurang-kurangnya wajib dihadiri oleh empat orang yang
terdiri atas ketua komisi pembimbing dan minimal tiga orang lainnya, serta
minimal sepuluh orang mahasiswa
9. Pelaksanaan seminar kolokium minimal 1,5 jam dengan alokasi waktu: 15 menit
untuk presentasi, dan 75 menit untuk diskusi dengan mahasiswa dan dosen
penelaah/penguji/pembimbing.
10. Ketua sidang memutuskan layak tidaknya mahasiswa tersebut maju ke Ujian
Komprehensif, jika nilai rata-rata minimum yang diperoleh adalah 2,75. Apabila
hasil penilaian di bawah ketentuan, maka pelaksanaan seminar kolokium harus
diulang

3.6 Prosedur Pelaksanaan Ujian Komprehensif


1. Mahasiswa bersama dosen pembimbing dan penguji menentukan waktu
pelaksanaan ujian komprehensif.
2. Mahasiswa mendaftarkan diri kepada Kepala Departemen untuk melaksanakan
ujian komprehensif dengan membawa draft skripsi yang telah disetujui oleh
kedua dosen pembimbing.
3. Mengisi formulir pendaftaran yang harus ditandatangani dosen pembimbing dan
penguji/penelaah.
4. Kepala Departemen melaporkan rencana pelaksanaan ujian komprehensif
tersebut kepada ketua program studi.

9
5. Ketua Program Studi membuat surat penugasan kepada dosen pembimbing dan
penelaah untuk menghadiri dan menguji pada ujian komprehensif mahasiswa
yang bersangkutan.
6. Mahasiswa menyerahkan surat penugasan kepada dosen pembimbing dan
penelaah serta draft Skripsi yang telah lengkap selambat-lambatnya tujuh hari
sebelum ujian komprehensif dilaksanakan.
7. Ujian komprehensif dipimpin oleh ketua Pembimbing.
8. Ujian komprehensif sekurang-kurangnya wajib dihadiri oleh empat orang yang
terdiri atas pembimbing dan penguji.
9. Pelaksanaan ujian komprehensif minimal 60 menit dengan alokasi waktu: 5
menit untuk pembukaan dan pembacaan riwayat hidup , maksimal 10 menit
untuk presentasi, dan 45 menit untuk diskusi dengan dosen penelaah/penguji dan
dosen pembimbing.
10. Mahasiswa tersebut dinyatakan lulus ujian komprehensif oleh Ketua Sidang, jika
rata-rata nilai minimum yang diperoleh adalah 2,75. Apabila hasil penilaian di
bawah ketentuan, maka pelaksanaan ujian komprehensif harus diulang.

10
BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Sistematika penulisan skripsi umumnya dibagi ke dalam tiga bagian


utama, yaitu (1) bagian awal, (2) bagian inti, dan (3) bagian akhir.

4.1 Bagian Awal


Bagian awal skripsi terdiri atas:
a. Halaman judul
b. Halaman persetujuan pembimbing
c. Halaman kata pengantar
d. Abstrak (dalam bahasa Indonesia)
e. Abstract (dalam bahasa Inggris)
f. Daftar isi
g. Daftar tabel (kalau ada)
h. Daftar gambar (kalau ada)
i. Daftar lampiran (kalau ada)

Judul:
Judul skripsi harus dapat menggambarkan ruang lingkup penelitian. Judul
dibuat sesingkat mungkin, maksimal 20 puluh kata. Dalam judul harus dihindari
singkatan, rumus kimia, dan merek dagang.

Abstrak:
Abstrak, merupakan sari tulisan yang bersifat self explanatory. Abstrak berisi
latar belakang atau rasionalisasi penelitian secara ringkas, tujuan, waktu dan tempat
pelaksanaan kegiatan, metode, hasil, dan simpulan penelitian. Perlakuan tidak perlu
ditulis secara rinci. Panjang abstrak maksimum 250 kata dan dilengkapi dengan kata
kunci maksimal 5 kata/frase. Kata kunci merupakan kata penting dalam abstrak yang
sebaiknya tidak terdapat di dalam judul. Kata kunci sangat bermanfaat dalam
penyortiran secara cepat dengan komputer atau oleh search engine dalam internet.

Abstract:
Abstract merupakan versi bahasa Inggris dari abstrak, ditulis maksimum 250
kata dan dilengkapi dengan keywords maksimal 5 kata/frase. Abstract ditulis dalam
bentuk past tenses, kecuali untuk bagian justifikasi masalah.

4.2 Bagian Inti


Bagian inti Skripsi terdiri atas:
a. Bab Pendahuluan
(1) Latar Belakang Penelitian
(2) Identifikasi Masalah
11
(3) Tujuan Penelitian
(4) Kegunaan Penelitian
(5) Kerangka Pemikiran (disesuaikan dengan metodologi)
(6) Hipotesis (disesuaikan dengan metodologi)
b. Bab Tinjauan Pustaka
c. Bab Bahan dan Metode Penelitian
d. Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan
e. Simpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Mengemukakan hal-hal atau permasalahan yang menjadi latar belakang atau
alasan pemilihan topik penelitian termasuk signifikansi/arti penting topik penelitian
tersebut. Pada latar belakang perlu juga dikemukakan penelitian terdahulu yang ingin
dibuktikan atau dimodifikasi dan posisi penelitian yang dilakukan dalam peta keilmuan
yang terkait.

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah adalah inti fenomena yang akan diteliti sebagai akibat
adanya kesenjangan teori dan realitas . Masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian (research question) yang didasarkan pada latar
belakang penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian mengetengahkan indikator-indikator/aspek-aspek yang
hendak ditemukan dalam penelitian, terutama berkaitan dengan variabel-variabel yang
akan diteliti. Tujuan penelitian harus sesuai dengan permasalahan atau pertanyaan
penelitian yang teridentifikasi.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penjelasan tentang manfaat penelitian (aspek teoritis dan praktis) bagi
pengembangan iptek dan/atau pembangunan nasional atau masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran


Mengingat sebagian besar penelitian pada Program Studi Agroteknologi
adalah penelitian yang bersifat deduktif (deductive/operational research) maka dalam
kerangka pemikiran dikemukakan teori-teori dan hasil penelitian yang dapat dijadikan
dasar untuk membentuk alur berpikir/penalaran guna menjawab permasalahan yang
diteliti. Kerangka pemikiran ini menjadi dasar bagi asumsi-asumsi yang dikembangkan
sebagai hipotesis.

12
1.6 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan-pernyataan tentatif tentang hubungan antara
beberapa variabel yang didasarkan pada teori atau hasil-hasil penelitian yang dijelaskan
dalam kerangka pemikiran. Poin-poin hipotesis haruslah menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam identifikasi masalah dan poin-poin dalam tujuan penelitian. Dalam
penelitian tertentu (kualitatif), walaupun membangun kerangka penelitian yang
hipotetikal, hipotesis tidak selalu diperlukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan hasil telusuran tentang informasi (teori-teori dan


fakta) yang relevan dengan topik penelitian. Hal ini merupakan bukti pendukung bahwa
topik atau materi yang diteliti memang merupakan suatu permasalahan yang penting
karena juga merupakan concern banyak orang, sebagaimana ditunjukkan oleh
kepustakaan yang dirujuk. Kepustakaan juga dapat berupa teknik, metode, taktik,
strategi, atau pendekatan yang dipilih untuk melaksanakan penelitian yang hasilnya
ditulis dalam skripsi tersebut.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Bagian ini menguraikan lokasi percobaan atau kegiatan dilakukan
(laboratorium, kota, daerah), dan ketinggian tempat. Selain itu, menguraikan jadwal dan
lamanya penelitian atau percobaan yang dilakukan.

3.2 Alat dan Bahan


Menguraikan alat dan bahan utama yang digunakan dalam penelitian. Untuk
bahan penelitian yang diperoleh dari seseorang atau institusi lain, perlu disebutkan
asalnya sebagai bentuk perhargaan (acknowledgement). Apabila menggunakan produk,
sebutkan saja bahan aktif/senyawa kimianya dan hindarkan menyebutkan nama dagang.

3.3 Metode Penelitian


Bagian ini mengungkapkan secara ringkas metode penelitian yang digunakan.
Untuk penelitian eksperimental perlu dijelaskan rancangan percobaan yang digunakan,
perlakuan yang diuji, jumlah ulangan serta analisis data yang digunakan. Metode yang
digunakan sebaiknya mengacu kepada kepustakaan yang sudah baku dalam bidang ilmu
tersebut. Metode baru boleh digunakan asal sudah melalui serangkaian uji pendahuluan
yang juga memenuhi kaidah ilmiah (termasuk telah diuji oleh panel pakar yang terbuka).

13
3.4 Pelaksanaan percobaan
Penelitian ilmiah wajib memenuhi asas dapat diulang (repeatable) sehingga
dapat menghasilkan hal yang sama (reproduceable). Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan percobaan harus diuraikan dengan jelas dan rinci prosedur kerja yang
dilakukan sehingga jika ada orang yang memiliki kompetensi yang sama ingin
melakukan percobaan yang sama, ia akan dapat mengikuti semua prosedur penelitian
dan akan memperoleh hasil yang relatif sama pula. Penjelasan dari prosedur/cara kerja
ditulis dalam kalimat pasif. Prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan percobaan
harus juga mengacu kepada kepustakaan yang valid.

3.5 Pengamatan
Menguraikan variabel-variabel utama yang diamati (pengamatan utama), dan
pengamatan penunjang yaitu variabel-variabel yang diperlukan untuk mendukung
pembahasan dari data utama. Dalam sub-bab pengamatan, perlu dijelaskan juga
prosedur dan waktu pengambilan sampel/contoh pengamatan, serta cara melakukannya.
Teknik pengamatan respons yang diamati harus mengacu kepada taktik dan metode
yang valid untuk bidang ilmu yang diteliti yang merujuk kepada kepustakaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian berbeda dengan pembahasan. Hasil penelitian adalah bagian
yang menyajikan hasil dari penelitian/percobaan dalam bentuk data. Selain dengan
uraian, data penelitian dapat juga disajikan sebagai ilustrasi (gambar, foto, diagram,
grafik, tabel, dll.). Data penelitian disajikan dalam satu bentuk saja, jadi tidak terjadi
pengulangan misalnya data disajikan dalam tabel atau grafik. Dalam menyajikan tabel
atau grafik, hendaknya tabel atau grafik tersebut berupa self explanatory. Artinya, semua
keterangan harus ada pada tabel dan grafik tersebut sehingga pembaca dapat
memahaminya tanpa harus mengacu ke teks/naskah.
Pembahasan dari data bukanlah menguraikan data dalam bentuk kalimat,
melainkan berupa penjelasan mengenai arti (meaning) dari data yang diperoleh dan
mengapa hal tersebut terjadi. Pembahasan berarti membandingkan hasil yang diperoleh
dengan data pengetahuan (hasil riset orang lain) yang sudah dipublikasikan, kemudian
menjelaskan implikasi data yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan atau pemanfaatannya,
sebagaimana diuraikan dalam bagian tinjauan pustaka. Dalam pembahasan ini sebaiknya
diutarakan pula kelemahan dan keterbatasan penelitian. Cara penulisan/pembahasan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan secara ketat dan padat sehingga tidak
menimbulkan penafsiran lain. Informasi yang disampaikan dalam simpulan bisa berupa
pendapat baru, koreks i atas pendapat lama, pengukuhan pendapat lama, atau
menumbangkan pendapat lama sebagai jawaban atas tujuan.

14
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan merupakan jawaban identifikasi masalah yang dilengkapi dengan


penjelasan ringkas dari hasil. Simpulan merupakan kristalisasi hasil analisis dan
intepretasi.
Saran tidak merupakan pernyataan yang muncul tiba-tiba akan tetapi merupakan
kelanjutan dari simpulan, sering berupa anjuran yang dapat menyangkut aspek
operasional, kebijakan, ataupun konseptual. Saran hendaknya bersifat konkret, realistis,
bernilai keilmuan dan/atau praktis, serta terarah (disebut saran tindak). Apabila peneliti
tidak mengajukan saran/rekomendasi atas dasar simpulan hasil penelitian, judul Bab V
ini adalah SIMPULAN.

4.3 Bagian Akhir


Bagian akhir Skripsi terdiri atas:
a. Daftar Pustaka.
b. Lampiran-lampiran (berisi tabel, perhitungan statistik, peraturan-peraturan, contoh
kuesioner atau instrumen tertulis yang digunakan, dsb.).
c. Riwayat Hidup

15
BAB V EVALUASI SKRIPSI

5.1 Sidang Ujian Sarjana


Sidang ujian sarjana dapat diselenggarakan sepanjang tahun, sesuai dengan
kebutuhan, selama semua persyaratan telah terpenuhi. Sidang ujian sarjana ini
berlangsung sekitar satu jam setengah, yang terdiri atas: Ujian skripsi dan Ujian
komprehensif. Dengan demikian, yang diujikan adalah materi skripsi, integrasi dan
aplikasi mata kuliah utama, serta keluasan wawasan mahasiswa dalam bidang ilmu yang
terkait degan skripsi.

5.2 Sasaran Evaluasi


Sasaran evaluasi terhadap s kripsi yang ditulis mahasiswa adalah sebagai
berikut:
1. Sistematika penulisan skripsi, ditinjau dari penyusunannya yang logis,
keruntutan seperti yang telah dikemukakan pada Bab IV.
2. Isi skripsi, yaitu telaah terhadap masalah yang diajukan sebagai bahan
penelitian, penuturan dalam bahasa yang komunikatif dan baku, relevansi
terhadap masalah yang diteliti, bobot cakupan simpulannya, simpulan
menjawab tujuan, arti penting skripsi dalam pengembangan ilmu (teoretis),
dan (kalau mungkin) kegunaan praktisnya.
3. Analisis, yaitu pembahasan dan penarikan simpulan. Hal ini berkaitan dengan
kemahiran memformulasikan masalah secara jelas, cara
mempertanggungjawabkan dalam pemecahan masalah, penggunaan literatur,
pengaitan teori yang digunakan, pengalaman praktis selama pengumpu lan
data, integrasi data empiris dan teoretis serta kemampuan mengungkapkan
secara jelas cara analisis data dan sebagainya.
4. Penguasaan pengetahuan faktual, yang merupakan pengetahua n yang
mencakup topik skripsi, baik yang langsung maupun yang tidak langsung
(komprehensif).
5. Cara menanggapi dan memecahkan masalah, berkaitan dengan analisis pada
butir (3) di atas. Hal ini mencakup bagaimana kemandirian mahasiswa dalam
penelitian, kreativitas, orisinalitas dalam menanggapi masalah, pandangan
pribadi yang mandiri terhadap masalah yang diteliti, cara kerja yang
menunjukkan ketekunan, motivasi kuat, objektivitas, pendekatan dan etika
ilmiah dalam melakukan penelitian.

5.3 Tim Evaluator


Pada dasarnya skripsi dievaluasi oleh dua pihak, yaitu oleh:
1. Tim pembimbing, sebelum dan/atau pada saat sidang ujian sarjana;
2. Tim penguji, pada waktu sidang ujian sarjana.

16
5.3.1 Tim Pembimbing
Penyusunan dan penulisan skripsi merupakan salah satu persyaratan untuk
menempuh sidang ujian sarjana. Oleh karena itu, tim pembimbing melakukan evaluasi
terhadap skripsi mahasiswa sebelum sidang ujian sarjana (lihat sub-bab 3.3).
Penilaian para pembimbing (utama dan pendamping/anggota) mempunyai
bobot yang sama, diberikan dalam bentuk angka mutu berkisar antara: 0 – 100 atau 0.0 –
4.0. Skor akhir pembimbing adalah rata-rata angka mutu para pembimbing. Hasil
penilaian tim pembimbing diberikan kepada panitia ujian sarjana.

5.3.2 Tim Penguji


Tim penguji ditetapkan oleh program studi berdasarkan usulan dari
departemen. Penguji sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan yang dikenakan bagi
pembimbing utama:
1. Tim penguji di luar pembimbing, sekurang-kurangnya berjumlah tiga orang.
2. Tim penguji meminta pertanggungjawaban mahasiswa atas skripsi yang ditulis
dalam sidang sarjana.
3. Sasaran evaluasi tim penguji meliputi butir 5.2, ditambah dengan:
a. Kemampuan menanggapi pertanyaan, yang didasari oleh karya tulis skripsinya;
b. Penguasaan materi karya tulis skripsinya, dikaitkan dengan integrasi dan validasi
mata kuliah utama, serta keluasan wawasan mahasiswa di bidang ilmunya.
4. Penilaian anggota tim penguji mempunyai bobot yang sama, diberikan dalam bentuk
nilai 0 – 100 atau angka mutu yang berkisar antara atau 00 – 4.0.
5. Skor akhir tim penguji adalah rata-rata angka mutu para penguji.
6. Hasil penilaian Tim Penguji diberikan kepada Panitia Ujian Sarjana.

5.4 Hasil Evaluasi Skripsi


Karena kedudukan skripsi tidak berbeda dengan mata kuliah lain, hasil
penilaian skripsi yang diperoleh dari ujian skripsi dan ujian komprehensif, tidak
menghasilkan yudisium. Yudisium ditetapkan atas dasar indeks prestasi mahasiswa
akhir studi (IPK) (lihat sub-bab 5.6 di bawah).
1. Skor akhir evaluasi skripsi diperoleh dari hasil rata-rata angka mutu tim pembimbing
dan angka mutu tim penguji.
2. Skor akhir ini dialihkan menjadi huruf mutu, sesuai cara penilaian sebagai berikut:

Huruf Angka
NILAI NILAI AKHIR
Mutu Mutu
NA ≥ 80 A 4 NA > 3.20
68 ≤ NA< 80 B 3 2.70 < NA < 3.20
56 ≤ NA< 68 C 2 2.00 < NA < 2.70

17
3. Huruf mutu skripsi adalah huruf mutu yang diperoleh oleh mahasiswa dalam sidang
ujian sarjana.
4. Mahasiswa dinyatakan lulus sidang ujian sarjana apabila skripsi sekurang-kurangnya
memperoleh huruf mutu C, dan IPK akhir studi sekurang-kurangnya 2,00 dengan
jumlah mata kuliah yang memiliki nilai D tidak lebih dari 20% dari s eluruh mata
kuliah yang diambil.
5. Hasil penilaian yang diberikan tim penguji pada sidang ujian sarjana bersifat final.
Artinya, apabila mahasiswa diharuskan memperbaiki, huruf mutunya tidak akan
berubah setelah skripsi tersebut diperbaiki [lihat butir 5.5.(7)].

5.5 Hasil Evaluasi Tim Penguji


1. Dalam sidang ujian sarjana, dimungkinkan adanya masukan baru dari penguji, yang
dapat diusulkan sebagai bahan perbaikan skripsi. Apabila pada akhir sidang
diputuskan bahwa mahasiswa harus memperbaiki skripsinya, mahasiswa harus
melaksanakan perbaikan itu dengan memperhatikan masukan baru tersebut.
2. Ketentuan perbaikan disampaikan kepada mahasiswa yang bersangkutan oleh
sekretaris panitia ujian atau ketua tim penguji yang ditunjuk.
3. Departemen menyerahkan supervisi pelaksanaan perbaikan skripsi tersebut kepada
tim pembimbing. Perbaikan harus diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu
satu bulan, terhitung setelah tanggal sidang ujian sarjana dilaksanakan.
4. Tim pembimbing bertanggung jawab terhadap penyelesaian pelaksanaan perbaikan
skripsi tersebut.
5. Hasil perbaikan skripsi diserahkan mahasiswa kepada pimpinan
departemen/bagian/laboratorium, setelah disetujui oleh tim pembimbing dengan
membubuhkan tanda tangannya.
6. Hasil perbaikan skripsi tidak mengubah huruf mutu yang telah ditetapkan sebagai
hasil ujian sarjana [lihat butir 5.4. (3) dan (5)].

5.6 Yudisium
Yudisium ujian sidang sarjana didasarkan pada IPK akhir studi [lihat butir
5.4.(4)]. Yudisium dapat dilaksanakan, walaupun pada ujian sarjana mahasiswa yang
bersangkutan dinyatakan harus memperbaiki skripsinya, kecuali kalau ujian
komprehensifnya dinyatakan harus diulang.
.

18
BAB VI DOKUMENTASI

Skripsi boleh diperbanyak dan dijilid rapi setelah saran perbaikan dilaksanakan
sebaik-baiknya [lihat butir 5.5.(1) dan 5.6] dan setelah dinyatakan lulus dalam sidang
ujian sarjana.
Skripsi yang telah diperbanyak harus diserahkan kepada fakultas (untuk
perpustakaan/departemen SBP/SBK/laboratorium), dan tim pembimbing [lihat butir
3.3.(9)]. Atas persetujuan dekan, skripsi dapat diberikan kepada instansi/lembaga lain,
tempat mahasiswa melakukan penelitian. Atas izin Kepala Departemen/pembimbing
utama, skripsi boleh digunakan sebagai referensi mahasiswa lain dalam menyusun
skripsinya.

19
BAB VII S A N K S I

Apabila sampai dengan saat menempuh sidang ujian sarjana, dengan


melalui proses pembuktian, dianggap bahwa skripsinya tidak sah oleh
fakultas/departemen/bagian/ laboratorium, maka skripsi harus dimulai dari proses
awal (lihat sub-bab 3.3).
Perbaikan skripsi, setelah mahasiswa menempuh sidang ujian sarjana,
harus selesai selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan, terhitung sejak
yudisium diumumkan (lihat sub-bab 5.6). Apabila perbaikan tidak dapat
diselesaikan dalam batas waktu yang ditetapkan, maka mahasiswa tidak
diperkenankan mengikuti wisuda dan ijazah tidak akan diserahkan (lihat sub-bab
5.6).
Apabila skripsi tersebut dapat dibuktikan merupakan tiruan, jiplakan
atau gubahan dari suatu karya ilmiah orang lain, mahasiswa yang bersangkutan
dapat dikenai sanksi skorsing selama satu semester dan kelulusannya dibatalkan
(jika sudah dinyatakan lulus ujian komprehensif).

20
BAB VIII TATA CARA PENULISAN SKRIPSI

8.1 Bahan yang Digunakan


Kertas yang digunakan untuk mengetik skripsi adalah kertas HVS 80 gram
ukuran A4 (210 mm x 297 mm) warna putih. Untuk sampul luar (kulit luar) ditetapkan
sampul kertas (soft cover). Bahan yang digunakan adalah karton buffalo atau linen
dengan warna hijau. Lembar pengesahan menggunakan kertas “jeruk”.

8.2 Sampul Luar/Kulit Luar


Penulisan dan penempatan judul skripsi, sub judul (kalau ada), tulisan
SKRIPSI, nama dan NPM mahasiswa, simbol Universitas Padjadjaran, nama universitas
dan fakultas/prodi, kota dan tahun penyusunan skripsi, pada sampul luar dan sampul
dalam, mengikuti ketentuan di bawah ini.

8.2.1 Judul dan Sub judul


Penulisan judul dan sub judul diatur sebagai berikut:
1. Judul skripsi ditulis di baris paling atas dengan huruf kapital semua (kecuali nama
latin) dan jarak dari tepi atas kertas sekurang-kurangnya 6 cm. Untuk nama latin
harus mengikuti kaidah penulisan nama latin.
2. Judul yang lebih dari satu baris dipenggal secara logis sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia dengan jarak antar baris 1 spasi.
3. Sub judul (kalau ada) ditulis di bawah judul dengan huruf kapital semua yang lebih
kecil dari huruf judul (jenis huruf sama) dan diberi jarak dari judul sekitar 1,5 spasi
dari baris judul yang paling bawah.
4. Judul dan sub judul tidak diakhiri dengan tanda titik (.).
5. Jenis huruf Times New Roman, ukuran 14 pt untuk judul, Times New Roman, ukuran
12 pt untuk sub judul.

Contoh: (besar huruf dan jarak spasi sesuaikan dengan ketentuan)

BEBERAPA KOMPOSISI PAKAN BUATAN


DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGBIAK KAN
Menochilus sexmaculatus Fabricius (COLEOPTERA : COCCINELLIDA E)

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN


NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP PEMBERIAN
FUNGI MIKORIZA ABUSKULAR DAN PUPUK FOSFAT

21
8.2.2 Tulisan SKRIPSI
Tulisan SKRIPSI ditulis dengan huruf kapital semua, diletakkan di tengah
dengan jenis dan besar huruf yang sama dengan sub judul. Letak tulisan SKRIPSI sekitar
2 x 2 spasi di bawah sub judul. Kalau tidak ada sub judul, letak tulisan SKRIPSI sekitar
3 x 2 spasi dari baris judul yang paling bawah. Jenis huruf Times New Roman, ukuran 12
pt. Di bawah tulisan SKRIPSI, dengan jarak sekitar 1 cm, dicantumkan kalimat
penjelasan berikut:

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


pada Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

8.2.3 Nama dan NPM Mahasiswa


Nama mahasiswa ditulis dengan huruf kapital semua, diletakkan di tengah
dengan jenis dan besar huruf yang sama dengan sub judul. Letak tulisan nama
mahasiswa sekitar 2 x 2 spasi di bawah tulisan Universitas Padjadjaran pada butir 4.2.2
di atas. NPM mahasiswa diletakkan di tengah di bawah nama mahasiswa dengan jenis
dan besar huruf yang sama dengan sub judul. Baris NPM diatur 1 spasi dengan baris
nama mahasiswa. Jenis huruf Times New Roman, ukuran 12 pt.

8.2.4 Simbol Universitas Padjadjaran


Simbol Universitas Padjadjaran bergaris tengah sekitar 3,5 cm. Titik tengahnya
terletak kira-kira di tengah-tengah di antara baris NPM mahasiswa dengan baris nama
universitas (Universitas Padjadjaran). Logo Universitas Padjadjaran dapat diunduh dari
web unpad.ac.id.

8.2.5 Nama Universitas, Fakultas, Program Studi, Kota, dan Tahun Penyusunan
Tulisan nama universitas (Universitas Padjadjaran), fakultas, program studi,
kota, dan tahun penyusunan skripsi ditulis dengan huruf kapital semua dengan jenis dan
besar huruf yang sama dengan judul, berurutan seperti contoh di bawah. Tahun
penyusunan skripsi yang ditulis paling bawah diletakkan sekitar 3,5 cm dari tepi bawah
kertas. Times New Roman, ukuran 12 pt. Jarak antarbaris 1 spasi.

Contoh: (besar huruf dan jarak spasi disesuaikan dengan ketentuan)

UNIVERS ITAS PADJ ADJ ARAN


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
BANDUNG
2016 (tahun penyusunan)

22
Penempatan tulisan pada sampul dalam sama dengan halaman judul
(sampul luar) dan harus memperhatikan keseimbangan jarak margin atas, bawah,
kiri, dan kanan.

8.3 Halaman Persetujuan Pembimbing


Hal-hal yang harus ditulis dalam lembar pengesahan adalah sebagai
berikut:
1. Tulisan “Lembar Pengesahan dicetak tebal (bold).
2. Di bawah tulisan “Lembar Pengesahan” ditulis:
 Judul (ditulis dengan huruf besar di setiap awal kata, kecuali kata penghubung,
diketik 1 spasi)
 Nama ditulis dengan huruf besar di setiap kata, diketik 2 spasi dari tulisan judul
yang terakhir
 NPM
 Program Studi
3. Waktu pemberian persetujuan ditulis tanggal, bulan, dan tahun sidang komprehensif
seperti contoh berikut:

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


pada tanggal 26 Februari 2016

4. Setelah kata “Menyetujui”, “Ketua Komisi Pembimbing”, dan “Anggota Komisi


Pembimbing” (ditulis sejajar) diatur dengan memperhatikan keseimbangan pada
halaman ini “Ketua Program Studi Agroteknologi” diletakkan di bawahnya. Nama
pembimbing berjarak 4 cm dari tepi kertas bagian bawah.

8.4 Pengetikan Tata Letak


8.4.1 Layout Kertas
Layout kertas untuk pengetikan naskah skripsi adalah sebagai berikut:
Margin atas : 4 cm dari tepi kertas
Margin kiri : 4 cm dari tepi kertas
Margin bawah: 3 cm dari tepi kertas
Margin kanan: 3 cm dari tepi kertas
Header : setengah margin atas
Footer : setengah margin bawah

8.4.2 Cara Pengetikan


Pengetikan hanya dilakukan pada satu muka kertas, tidak bolak-balik. Jenis
huruf yang digunakan adalah jenis huruf standar, yaitu Times New Roman dengan
23
ukuran huruf 12 pt. Beberapa tata cara pengetikan dan penataan spasi (spacing) yang
harus diperhatikan antara lain:
1. Jarak antara baris yang satu dengan baris berikutnya 1,5 spasi. Jarak antara penunjuk
bab (BAB I) dengan tajuk bab (PENDAHULUAN) 2 x 1,5 spasi.
2. Jarak antara tajuk bab (judul bab) dengan teks pertama yang ditulis atau antara tajuk
bab tajuk sub-bab 12pt.
3. Jarak antara tajuk sub-bab dengan baris pertama teks dua spasi dan alinea teks ditik
menjorok ke dalam dengan indent 0,5 inch atau 1,25 cm.
4. Jarak antara baris akhir teks dan tajuk sub-bab berikutnya 12pt.
5. Jarak antara teks dan tabel, gambar, grafik, diagram, atau judulnya 12pt.
6. Jarak antar teks dalam daftar isi, tabel dan gambar 12pt.
7. Alinea baru ditik menjorok ke dalam indent 0,5 inch atau 1,25 cm dari marjin kiri
teks. Jarak antara alinea yang satu dan alinea yang lain 1,5 spasi.
8. Penunjuk bab dan tajuk selalu dimulai dengan halaman baru.

8.4.3 Bahasa dan Gaya Penulisan Skripsi/Kutipan


Skripsi merupakan karya tulis ilmiah, sehingga baik tata tulis, bahasa, maupun
gaya penulisannya harus memenuhi kaidah ilmiah. Skripsi ditulis menggunakan Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar, dengan mengacu ke Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Skripsi boleh ditulis dalam Bahasa Inggris, jika mahasiswa dan pembimbingnya
dianggap mampu.
Bahasa Indonesia dalam skripsi menggunakan format bahasa baku ragam
ilmiah, yaitu lugas dan jelas, tidak menggunakan kalimat fragmentaris, bertolak
dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Hindari
kalimat yang sensanional atau bombastis, tetapi gunakan kalimat yang lugas dan tidak
ambigu (menimbulkan multi tafsir). Kalimat ditulis dengan lengkap, dan penggu naan
istilah dilakukan secara konsisten dalam seluruh skripsi. Peristilahan, jika diperlukan,
dapat dikumpulkan sebagai Daftar Peristilahan.
Kutipan langsung tidak diperkenankan, kecuali tidak dapat dihindarkan ,
misalnya definisi. Skripsi harus bebas dari plagiarisme, sehingga kutipan harus
merupakan hasil parafrasa (kalimat hasil sendiri) dengan tetap menyebutkan sumber
kepustakaan aslinya.
Penggunaan gagasan atau pemikiran penulis buku atau artikel, walaupun
disusun dengan menggunakan kata-kata sendiri (parafrasa), harus mencantumkan nama
penulisnya dan tahun buku/artikel itu ditulis . Oleh karena pustaka dapat berasal dari
bahasa asing maupun bahasa Indonesia, maka untuk menghindari kerancuan penulisan
kata ‘dan’ dan ‘and’, digunakan saja lambang universal “&” untuk menulis dua nama
penulis. Contoh: Lamb dan Dixon (1992) melaporkan… atau … (Lamb & Dixon,
1992).

24
Untuk penulisan autor yang terdiri atas tiga orang atau lebih untuk pustaka
berbahasa asing digunakan kata “et al.”, contoh Aldrich et al. (1997) atau (Aldrich et al.,
1997). Dalam pustaka berbahasa Indonesia digunakan ‘dkk.’, contoh Sujarwo dkk.
(2015) atau (Sujarwo dkk., 2015).

8.5 Judul/Tajuk
Tiap judul/tajuk diketik di halaman baru dengan huruf kapital ditempatkan di
tengah dan tidak diberi garis bawah. Tajuk yang dimaksud adalah sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

8.6 Abstrak dan Abstract


Abstrak atau Abstract ditulis dalam satu alinea/paragraf dengan jarak satu
spasi. Jarak antara judul ABSTRAK/ABSTRACT dan teks pertama abstrak 2 x 1,5 spasi.
Abstrak dan Abstract penelitian empiris sekurang-kurangnya berisi hal-hal
berikut:
1. Masalah yang diteliti, kalau mungkin dalam satu kalimat;
2. Subjek/objek penelitian, disertai karakteristik khususnya, misalnya jumlah,
tipe, usia, jenis kelamin, spesies, dan/atau karakteristik lainnya;
3. Metode yang digunakan, termasuk peralatan/instrumen, prosedur
pengumpulan data, penggunaan perlakuan atau treatment (kalau ada);
4. Hasil penelitian, termasuk taraf signifikansi statistik; dan
5. Simpulan.

25
8.7 Penomoran Bab, Anak Bab, dan Paragraf
Selain harus mengikuti format yang dicontohkan dalam buku ini, pengetikan
pada umumnya harus mengikuti kaidah penulisan Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Penomoran bab pada penunjuk bab (BAB) menggunakan angka Romawi kapital,
pengetikannya diletakkan di tengah dengan kata “Bab” dituliskan dan sejajar dengan
judul Bab, contoh: BAB I PENDAHULUAN.
Penomoran sub-bab menggunakan angka Arab pada margin sebelah kiri.
Penomoran sub-bab disesuaikan dengan nomor bab tanpa diakhiri titik. Contoh: 1.1
Latar Belakang. Apabila di dalam teks terdapat poin-poin yang diberi nomor, maka
penulisaanya harus dibedakan dengan penomoran pada Bab atau sub -bab.

Contoh:
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarakan uraian pada latar belakang, maka masalah yang dapat diidentifikasi
adalah sebagai berikut:
1) Apakah …?
2) Bagaimanakah … ?

8.8 Penomoran Halaman


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian nomor halaman pada bagian
awal skripsi antara lain:
1. Penomoran halaman bagian awal skripsi, mulai dari halaman judul bagian dalam
sampai dengan halaman daftar lampiran, menggunakan angka Romawi kecil.
2. Halaman judul bagian dalam dan halaman persetujuan pembimbing tidak diberi
nomor urut halaman, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan halaman ii (nomor
halaman tersebut tidak diketik).
3. Halaman abstrak sampai dengan halaman daftar lampiran diberi nomor dengan
angka Romawi kecil, yang merupakan kelanjutan dari halaman judul bagian dalam
dan halaman persetujuan pembimbing.
4. Nomor halaman diletakkan pada bagian bawah tengah, berjarak setengahnya dari
margin bawah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian nomor halaman pada bagian
inti skrips antara lain:
1. Pemberian nomor pada bagian inti skripsi ditetapkan seperti di bawah ini.
2. Penomoran bagian inti skripsi, mulai dari Bab I PENDAHULUAN sampai
dengan Bab V SIMPULAN DAN SARAN, menggunakan angka Arab .
3. Nomor halaman diletakkan pada bagian atas sebelah kanan, berjarak tiga spasi dari
margin atas (baris pertama teks pada halaman itu) dan angka terakhir nomor
halaman itu lurus dengan margin kanan.
4. Pada tiap halaman yang bertajuk, mulai dari Bab I PENDAHULUAN sampai
dengan Bab V SIMPULAN DAN SARAN, nomor halaman diletakkan pada pias

26
(lajur) bawah persis di tengah-tengah, berjarak tiga spasi dari margin bawah (baris
akhir teks pada halaman itu).

8.9 Tabel, Gambar, Grafik, dan Diagram


Ilustrasi (tabel, gambar, grafik, dan diagram) ditulis dengan spasi tambahan
dari naskah sebelum dan sesudahnya. Pemuatan tabel, gambar, grafik, dan diagram, serta
pengetikan judulnya dilakukan sebagai berikut:

8.9.1 Tabel
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan tabel antara lain:
1. Tabel dimuat kira-kira di tengah-tengah halaman.
2. Judulnya diketik di atas tabel, mengikuti lebar tabel dengan memperhitungkan
keseimbangan halaman.
3. Nomor tabel terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama menunjukkan nomor bab
tabel itu dimuat; sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab
itu. Misalnya, Tabel 2.4 menunjukkan bahwa tabel itu ada pada Bab II dan
merupakan tabel urutan keempat pada bab itu.
4. Kalimat pertama judul tabel ditulis sesudah nomor tabel dengan jarak 0,2 inch atau
0,5 cm.
5. Awal baris kedua judul tabel berada di bawah awal judul tabel (bukan di bawah
nomor tabel).
6. Apabila judul lebih dari satu baris maka jarak antar baris dibuat satu spasi.
7. Dalam teks, kata tabel ditulis “Tabel”, contohnya: ... berdasarkan Tabel 3.1….”
8. Ukuran huruf pada teks di dalam tabel disesuaikan dengan keseimbangan table (10-
12).
9. Keterangan tabel ditulis di bawah tabel dengan ukuran huruf 10.
10. Contoh penulisan ilustrasi (tabel, gambar, grafik dan diagram):

Tabel 5.1 Berat Basah Tanaman Sawi Hasil Pemupukan dengan Dosis NPK Berbeda
yang Dipanen pada Umur 35 Hari Setelah Tanam

Perlakuan Pupuk NPK Berat Basah Tanaman Sawi


(kg/ha) Tanaman Bagian Atas (kg) Akar (kg)
Tanpa NPK
125
250
500

27
8.9.2 Gambar
Penggunaan gambar dalam skripsi dapat mencakup foto atau gambar, grafik
dan diagram. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan gambar antara lain:
1. Gambar diletakkan kira-kira di tengah-tengah halaman.
2. Judulnya diketik di bawah gambar, mengikuti lebar gambar dengan
memperhitungkan keseimbangan halaman.
3. Nomor gambar terdiri atas dua bagian, yaitu:
a. bagian pertama menunjukkan nomor bab di mana gambar itu dimuat;
b. bagian kedua menunjukkan nomor urut gambar pada bab itu.
Misalnya, Gambar 3.8 menunjukkan bahwa gambar itu ada pada Bab III dan
merupakan gambar urutan kedelapan pada bab itu.
4. Kalimat pertama judul gambar ditulis sesudah nomor gambar dengan jarak 0,2 inch
atau 0,5 cm.
5. Awal baris kedua judul gambar berada di bawah awal judul gambar (bukan di bawah
nomor gambar).
6. Penggunaan gambar pada bagian Tinjauan Pustaka haru s mencantumkan
sumbernya. Sumber ditulis di dalam kurung dengan menyebutkan penulis dan
tahunnya.
Contoh penulisan judul gambar:

Gambar 1.1 Perkembangan Penduduk Pengidap Stress di Provinsi XYZ selama Kurun
Waktu Empat Tahun (Sumber: Yulia, 2016)

28
8.10 Penulisan Daftar Pustaka
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam penulisan daftar
pustaka adalah sebagai berikut:
1. Daftar pustaka adalah daftar yang memuat seluruh kepustakaan yang dirujuk atau
digunakan di dalam naskah. Semua kepustakaan yang dirujuk harus termuat dalam
Daftar Pustaka.
2. Hanya pustaka yang diterbitkan memenuhi kaidah ilmiah yang boleh dirujuk.
3. Ditulis secara alfabetis berdasarkan nama belakang penulisnya, menggunakan sistem
penulisan nama penulis artikel yang berlaku internasional (nama belakang sebagai
entry), terlepas dari apakah nama belakang penulis artikel merupakan nama marga
atau bukan.
4. Daftar Pustaka, walaupun merupakan bagian akhir dari skripsi (sehingga sering
kurang dipersiapkan dengan serius), memiliki fungsi dan peranan yang penting
dalam menentukan kualitas ilmiah suatu skripsi. Pencantuman kepustakaan harus
benar-benar sempurna karena daftar pustaka merupakan tanggung jawab
sepenuhnya penulis skripsi.
5. Jarak spasi yang digunakan untuk pengetikan daftar pustaka 1 spasi.
6. Baris kedua tiap referensi ditik menjorok ke dalam 1,25 cm.
7. Urutan pengetikan adalah sebagai berikut:
a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai dengan
nama belakang (ditik lengkap), diikuti nama depan (ditik singkatannya), diakhiri
dengan tanda titik (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul buku, diketik dengan huruf kapital pada setiap katanya, sedangkan judul
artikel dari jurnal hanya huruf awal kata pertama dan nama diri saja yang dimulai
dengan huruf kapital. Penulisan diakhiri dengan tanda titik (.).
d. Kota tempat penerbit atau negara bagian tempat penerbit (yang didahului dengan
kota tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik (.).
e. Nama penerbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
Masing-masing dengan jarak 0,1 inch atau 0,25 cm.
8. Apabila dua referensi atau lebih digunakan, sedangkan nama penulisnya (atau
penulis-penulis) sama, nama penulis pada referensi kedua (dan selanjutnya) tidak
ditulis lagi, nama penulis diganti dengan garis bawah sebanyak 7 ketukan .
9. Penulisan dua referensi yang nama penulis dan tahunnya sama digunakan penanda a,
b, c, dst.

Contoh:
29
- Bab dari satu buku/artikel dalam prosiding: Judul artikel ditulis dengan hanya huruf
awal dan nama diri yang kapital. Penulisan judul buku dan prosiding mengikuti kaidah
penulisan judul buku di atas.

Tally, A., M. Oostendorp, K. Lawton, T. Staub, and B. Bassi. 1999. Commercial


development of elicitors of induced resistance to pathogens. Pp. 357-369 in
A.A. Agrawal, S. Tuzun, and E. Bent (eds.), Induced Plant Defenses against
Pathogens and Herbivores, Biochemistry, Ecology, and Agriculture. St. Paul:
APS Press.

- Artikel jurnal/majalah: Judul artikel ditulis dengan hanya huruf awal dan nama diri
yang kapital. Penyingkatan nama jurnal mengikuti anjuran dari jurnal yang disitir.

Widiantini, F., Y. Hidayat, dan N. Istifadah. 2000. Pengaruh pemberian kompos. Jurnal
Agrikultura 26 (2): 24-78.

Yang, Y-K, S-O. Kim, H-S. Chung, and Y-H. Lee. 2000. Use of Colletotrichum
graminicola KA001 to control barnyard grass. Plant Dis. 84: 55-59

Punja, Z. 2003. Influence of temperature on disease development of tomato. J. of


Phytoparasitica 13: 23-29.

Hughes, C.K. 1987a. Economic Development of the Third Countries. New York: John
Willey & Sons.

Hughes, C.K. 1987b. Proverty of African Sub Saharan Countries. New York: John
Willey & Sons.

- Pustaka yang diakses dari internet:

a. Versi elektronik

Delate, K., C.A. Cambardella, and D.L. Karlen. 2002. Transition strategies for post-CRP
certified organic grain production. Crop Management. DOI:10.1094/CM-
2002-0828-01-RS.
Malik, V.S. and M.K. Saroha. 1999. Marker gene controversy in transgenic plants.
USDA-APHIS internet site and J. Plant Biochemistry & Biotechnology 8: 1–

30
13. Available online at http://www.agbios.com/articles/2000186-A.htm
(diakses Oktober 2002).

b. Dari CD-ROM

Agronomy Journal, Volumes 17-22, 1925-1930 [CD-ROM computer file]. ASA,


Madison, WI and Natl. Agric. Libr. Madison, WI (Nov.1994).

8.11 Penulisan Lampiran


Isi dari lampiran antar lain:
1. Tata letak percobaan
2. Data mentah
3. Data hasil uji statistik
4. Deskripsi varietas tanaman/hasil analisis tanah/isolat mikrob
5. Media dan komposisinya
6. Gambar kegiatan penelitian
7. Hal lainnya yang dianggap penting

31

Anda mungkin juga menyukai