Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS DAMPAK UJIAN NASIONAL 2013 TERHADAP

PSIKOLOGIS PELAJAR SMA NEGERI 1 BANTAENG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
ANDI RINA AYU ASTUTI

SMA NEGERI 1 BANTAENG


KABUPATEN BANTAENG

2013

ANALISIS DAMPAK UJIAN NASIONAL 2013 TERHADAP


PSIKOLOGIS PELAJAR
SMA NEGERI 1 BANTAENG

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis
Dalam Rangka Hari Pendidikan Nasional

Oleh :
ANDI RINA AYU ASTUTI
SMA NEGERI 1 BANTAENG
KABUPATEN BANTAENG
2013

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG


DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 BANTAENG
Alamat: Jalan T.A. Gani No. 23 Telp. (0413) 21089 Bantaeng

Lembar Pengesahan
Nomor : 420/082/SMA.01.BTG/IV/2013

Karya tulis dengan judul : Analisis Dampak Ujian Nasional 2013 Terhadap Psikologis Pelajar
SMA Negeri 1 Bantaeng.
Yang ditulis oleh :

Andi Rina Ayu Astuti

Adalah asli dan belum pernah diikuti pada lomba karya tulis sejenis.

Disahkan di Bantaeng
Tanggal : 25 April 2013

Kepala Sekolah Pembimbing


Muhammad Amiluddin, S.Pd, M,si Herlina Wellang, S.Si, M,Pd
NIP. 19610515 198603 1 032 NIP. 19681407 200312 2 005

ABSTRAK

Andi Rina Ayu Astuti. 2013. Analisis Dampak Ujian Nasional 2013 Terhadap Psikologis Pelajar
SMA Negeri 1 Bantaeng.
Pembimbing : Herlina Wellang

Ujian Nasional biasa disingkat UN adalah sistem evaluasi standar pendidikandasar dan
menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan
oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesiaberdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003. Aturan ketat yang diterapkan dalam UN yakni kenaikan jumlah
aket soal dan semakin ketatnya pengawasan juga dimaksudkan untuk membentuk kepercayaan
masyarakat pada proses dan hasil UN. Tentu saja hal ini membuat para peserta didik yang akan
mengikuti UN merasa cemas sehingga berdampak pada psikologis anak tersebut.
Karya tulis memberikan manfaat untuk memberikan informasi kepada pembaca yakni
mengetahui dampak psikologis para peserta Ujian Nasional 2013 khususnya SMA Negeri 1
Bantaeng dengan membagikan kuisioner. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif serta teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik kualitatif dan
kuantitatif .
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa para siswa kebanyakan merasa khawatir
tidak lulus Ujian Nasional dengan aturan yang semakin diperketat.. Ini membuktikan bahwa
kenaikan paket soal pada Ujuan Nasional 2013 ini, berpengaruh terhadap mental psikologis
siswa sebagai peserta Ujian Nasional. Kondisi psikologis tentunya mempengaruhi performa
peserta ujian, yang pada gilirannya berimbas pada hasil ujian.

Kata kunci : Ujian Nasional, Psikologis


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Analisis
Dampak Ujian Nasional 2013 Terhadap Psikologis Pelajar SMA Negeri 1 Bantaeng.”. Shalawat
dan salam kami junjungkan kepangkuan Nabi Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan
sahabatnya.
Karya Tulis Ilmiah ini memaparkan tentang analisis pelaksanaan ujian nasional tahun
2013 di SMA Negeri 1 Bantaeng, yang dimana pelaksanaan ujian nasional yang semakin
diperketat mempengaruhi psikologis pelajar. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang selama ini telah banyak memberikan pengarahan dan
bimbingan, serta respon yang baik dalam mengisi angket. Baik yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah dimasa yang
akan datang. Harapan penulis semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis pribadi, dewan juri maupun pembaca, khususnya pemerintah Indonesia bidang
pendidikan.

Bantaeng, 25 April 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... iii
ABSTRAK............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
A. Kajian Teori ................................................................................... 3
B. Kerangka Pikir .............................................................................. 10
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 11
A. Metode Penelitian .......................................................................... 11
B. Waktu dan Tempat ....................................................................... 11
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 11
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. .12
E. Teknik Analisis Data...................................................................... .12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 13
A. Hasil .............................................................................................. 13
B. Pembahasan ................................................................................... 20
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 21
A. Kesimpulan .................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 22
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... 23

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ujian Nasional (UN) adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah
secara nasional serta persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat
Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkanUndang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggunakan
20 paket soal dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2013. Jumlah ini bertambah banyak
daripada pelaksanaan UN di tahun sebelumnya.
Pemerintah beralasan, penggunaan 20 paket soal itu bertujuan untuk menjaga dan
meningkatkan kredibilitas hasil UN. Dengan bertambah banyaknya jenis soal dalam UN, potensi
tindak kecurangan akan semakin sempit. Pasalnya, masing-masing siswa akan mengerjakan soal
berbeda karena umumnya setiap ruang ujian diisi oleh 20 peserta ujian.
Sejalan dengan itu, aturan ketat yang diterapkan dalam UN juga dimaksudkan untuk
membentuk kepercayaan masyarakat pada proses dan hasil UN karena pemerintah berencana
mengintegrasikan hasil UN tingkat SMA sebagai tiket masuk ke perguruan tinggi negeri. Tentu
saja hal ini membuat para peserta didik yang mengikuti UN merasa cemas sehingga berdampak
pada psikologis anak tersebut. Hasil studi yang dilakukan Iwan Syahril, seorang mahasiswa
pascasarjana di Teachers College, Universitas Columbia pada tahun 2007 menyebutkan dampak-
dampak buruk UN di Indonesia terhadap siswa dan guru. Pertama, siswa menderita masalah
psikologis yang serius. Banyak siswa mengalami kecemasan saat ujian, dan banyak yang merasa
frustasi karena gagal ujian. Kondisi psikologis siswa saat menempuh ujian tidaklah sama satu
dengan yang lain. Kecemasan tentunya mempengaruhi performa peserta ujian, yang pada
gilirannya berimbas pada hasil ujian. Tekanan psikologis inilah yang rupanya tidak
diperhitungkan oleh penyelenggara ujian nasional.
Maka dari itu, dalam karya tulis ilmiah ini penulis mencoba melakukan penelitian untuk
mengetahui analisis dampak psikologis pelajar SMA Negeri 1 Bantaeng terhadap pelaksanaan
Ujian Nasional 2013.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah bagaimana dampak ujian nasional tahun 2013 terhadap psikologis pelajar SMA Negeri 1
Bantaeng ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu untuk mengetahui dampak ujian nasional tahun 2013
terhadap psikologis pelajar SMA Negeri 1 Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan dicapai dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi Pelajar
Untuk memberikan motivasi agar belajar lebih giat dalam menghadapi tantangan pendidikan di
masa yang akan datang.
2. Bagi Sekolah
Untuk memberikan informasi mengenai pelaksanaan ujian nasional tahun 2013 terhadap
psikologis pelajar SMA Negeri 1 Bantaeng.
3. Bagi Pemerintah
Untuk memberikan usulan dan pertimbangan mengenai sistem pendidikan kedepan di Indonesia
terutama dalam pelaksaan Ujian Nasional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Ujian Akhir Nasional ( UN )


a. Pengertian Ujian Akhir Nasional
Ujian Nasional atau biasa disingkat UN adalah sistem evaluasi standar pendidikandasar dan
menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan
oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesiaberdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga
yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistematik untuk menilai pencapaian standar
nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara
berkesinambungan.
Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu
pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan nilai batas (cut off
score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai
batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum
menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas
berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan,
kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standard setting.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 66 menyebutkan bahwa UN adalah salah satu bentuk penilaian hasil belajar yang dilakukan
oleh pemerintah, bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi. Hal ini
sedikit berbeda dengan penilaian hasil belajar di perguruan tinggi, yang proses penilaiannya
hanya dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan (perguruan tinggi) yang bersangkutan. Jika
pada perguruan tinggi saja penilaian bisa dilakukan oleh dosen dan perguruan tinggi yang
bersangkutan saja, maka tidak akan ada masalah berarti jika saja UN dihapuskan, karena pada
tingkatan perguruan tinggi pun penilaian yang dilakukan oleh pendidik dan perguruan tinggi
yang bersangkutan sudah representatif untuk mengetahui penguasaan kompetensi lulusan.
Untuk melakukan pemetaan mutu pendidikan secara nasional, pemerintah pusat bisa
berkoordinasi dengan pemerintah daerah, karena satuan pendidikan (sekolah) biasanya
melakukan pelaporan hasil belajar siswa secara berkala kepada dinas pendidikan yang menaungi
sekolah tersebut. Selain itu pemerintah pusat punya badan khusus yang disebut dengan Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu badan mandiri dan independen yang bertugas
mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.
Standar nasional pendidikan yang ditetapkan BSNP yang terdiri dari standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan adalah
acuan bersama satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajarannya. (Balitbang Dikbud,
1994)

b. Mata Pelajaran yang Diujikan


Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), ada 6 mata pelajaran yang diujikan tergantung
penjurusannya :
Mata pelajaran Mata pelajaran
Penjurusan
utama karakteristik penjurusan

IPA Fisika, kimia, biologi


IPS Ekonomi, geografi, sosiologi
Sastra Indonesia, sejarah
Bahasa
Bahasa asing pilihan (Bahasa
Bahasa Indonesia
Mandarin,Bahasa Jepang, Bahasa
Bahasa Inggris
Jerman, Bahasa Perancis, Bahasa Arab)
Matematika
Agama Ilmu Tafsir, Ilmu Hadist, Ilmu Kalam
Sejarah, Teori Kejuruan, Praktek
Kejuruan
Kejuruan

c. Manfaat dan Tujuan Ujian Nasional


Manfaat standar setting ujian nasional, diantaranya: adanya batasan kelulusan setiap mata
pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi minimum dan adanya standar yang sama untuk
setiap mata pelajaran sebagai standar minimum pencapaian kompetensi. Untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa, dilakukan penilaian secara sistematis. Dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan, penilaian dilakukan oleh pendidik secara berkesinambungan untuk memantau
proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ujian tengah semester dan
ujian akhir semester. Satuan pendidikan atau sekolah juga harus melakukan penilaian kepada
siswa untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) semua mata pelajaran
melalui ujian sekolah.
Adapun tujuan penyelenggaraan UN adalah menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi.
Diharapkan dengan tercapainya target nilai lulusan dapat mengantarkan siswa menjadi lulusan
yang unggul di masa kini dan masa depan.

2. Psikologis
Menurut Nursalam (2005), Psikologis merupakan hal yang merupakan kepribadian dan
kemampuan individu dalam memanfaatkannya menghadapi stress yang disebabkan situasi dan
lingkungan. Psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam individu seseorang dan unsur-
unsur psikologis ini meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, memori, emosi,
kepercayaan, dan sikap. Sedangkan psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
perilaku dan pola pikir, yang berusaha mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku
manusia
Banyak ilmuan dan dokter menemukan bahwa teknologi dapat menganalisa keadaan
psikologis dan emosional seseorang. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya reaksi emosional
merupakan reaksi energi terhadap suatu persepsi karena setiap orang memiliki persepsi
psikologis tentang diri dan lingkungannya dimana persepsi ini menjadi suatu proses mental,
membentuk karakteristik impuls suatu proses mental serta pembentukan karakteristik.

3. Tinjauan Kondisi Psikologis Siswa (i) dalam Menghadapi Ujian Nasional


Kondisi psikologis siswa bermacam-macam dalam menghadapi Ujian Nasional, hal ini disebabkan
adanya dinamika psikis yang berbeda-beda dalam diri siswa. Siswa yang dinamika psikisnya baik tidak
mengalami kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi ujian nasional. Sebaliknya siswa yang
dinamika psikisnya tidak baik akan mengalami kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi Ujian
Nasional.
Dinamika psikis adalah energi kejiwaan yang menggerakkan, yang penuh dinamika , yang akan
membawa dan menuju sukses dalam menghadapi Ujian Nasional. Energi adalah kemampuan untuk
bertindak. Energi merupakan ketetapan hati yang tidak tampak yang dimiliki oleh setiap orang untuk
melakukan sesuatu yang menyenangkan hati mereka. Dalam diri siswa terdapat dua macam energi yaitu
energi fisik dan energi psikis. Energi psikis jauh lebih penting dari energi fisik,karena dari alam bawah
sadar yang dapat menimba banyak daya dan kekuatan disaat dibutuhkan. Formula untuk menghimpun
yang dinamis.( Pendidikan Karakter, 2012)

Ditinjau dari segi energi, siswa yang kondisi psikologisnya mengalami kecemasan atau ketakutan,
siswa tersebut sedang mengalami kehidupan keredupan energi psikis dirinya, ibarat lampu yang
kehilangan pancaran sinarnya, padahal sinar itu mengandung makna bagi dirinya sendiri dan bermanfaat
bagi lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, konselor melalui layanan konseling menfokuskan untuk
mengaktifkan dan membangun energi psikis yang ada pada diri siswa untuk sebesar-besarnya
kemanfaatan bagi diri sendiri dan lingkungannya terkait dengan kesuksesan ujian nasional yang jujur dan
akuntabel. .( Pendidikan Karakter, 2012)
Kondisi psikologis dalam bentuk kecemasa
n akan terus meningkat seiring dengan pesatnya kemajuan peradaban material serta jauhnya
manusia dari pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Allah swt. Masalah kecemasan atau ketakutan
merupakan suatu titik temu, yang menghubungkan semua jenis pertanyaan penting, suatu teka teki
dimana solusi memberikan kejelasan terhadap keseluruhan kehidupan mental siswa.
Siswa yang sedang mengalami kecemasan atau ketakutan adalah siswa yang sedang bermasalah
dan sedang berada dalam keadaan tertekan, tidak berdaya. Dalam keadaan seperti ini siswa mudah
terjajah oleh kekuatan-kekuatan yang merasuk ke dalam dirinya yang dapat semakin melemahkan dan
menimbulkan berbagai kerusakan dirinya dan kegagalam dalam menghadapi ujian nasional. Siswa yang
bermasalah adalah siswa terjajah. Potensi dan energi dirinya tidak berkembang atau tidak bersinar. Rasa
aman siswa terganggu, kompetensi tidak bisa berfungsi, aspirasi terkungkung, semangat belajar layu,
dan kesempatan yang terbuka baginya untuk sukses akan terbuang.
Siswa yang dinamika psikisnya baik, tidak mengalami kecemasan atau ketakutan dalam
menghadapi Ujian Nasional, dimungkinkan karena sudah menguasai materi pembelajaran yang akan di
Uji Nasional-kan, penuh percaya diri, penuh rasa kemenangan, dan keberhasilan, serta siap menghadapi
kenyataan. Sedangkan siswa yang dinamika psikisnya tidak baik akan mengalami kecemasan atau
ketakutan dalam menghadapi Ujian Nasional, dimungkinkan karena tidak menguasai materi
pembelajaran yang akan di Uji Nasional-kan, tidak percaya diri, tidak bisa menghadapi kenyataan, tidak
memiliki kesiapan mental dan phisik dalam menghadapi Ujian Nasional, menganggap bahwa Ujian
Nasional merupakan hal yang menakutkan, serta pembelajaran disekolah dianggap belum mencukupi
untuk membekali dirinya dalam menghadapi Ujian Nasional. Jadi dapat dikatakan bahwa kecemasan
merupakan perlindungan terhadap ketakutan menghadapi ujian nasional.

4. Gejala Perilaku Kecemasan


Gejala perilaku siswa yang mengalami kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi ujian
nasional, antara lain gejala phisik, gejala psikis, dan gejala sosial. Gejala phisik meliputi peningkatan
detak jantung, perubahan pernafasan (nadi dan pernafasan meningkat), keluar keringat, gemetar, kepala
pusing, mual, lemah, ngeri, sering buang air besar dan kencing, nafsu makan menurun, tekanan darah
ujung jari terasa dingin dan lelah. Gejala psikis meliputi perasaan akan adanya bahaya, kurang percaya
diri, kurang tenaga/tidak berdaya, khawatir, rendah diri, tegang, tidak bisa konsentrasi, kesempitan jiwa,
ketakutan, kegelisahan, berkeluh kesah, kepanikan, tidur tidak nyenyak, berdosa, terancam dan
kebingungan/linglung. Gejala sosial meliputi mencari bocoran soal, mencari kunci jawaban, menyontek,
menyalahkan soalnya sulit, dan menyalahkan gurunya belum pernah mengajarkan materi yang diujikan.
Kecemasan merupakan kondisi psikologis dan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia
pernah mengalami kondisi psikologis ini. Kecemasan sering muncul pada orang yang dianggap normal,
meskipun kecemasan merupakan simtom semua psikopathologi terutama neurotik. Kecemasan dan
ketakutan biasa merasuki manusia, baik secara individual maupun komunal, sejak mereka memiliki
kesadaran, kecuali orang yang dikasihi Allah dan diberi nikmat keimanan.
Kondisi psikologis dalam bentuk kecemasan akan terus meningkat seiring dengan pesatnya
kemajuan peradaban material serta jauhnya manusia dari pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran
Allah swt. Masalah kecemasan atau ketakutan merupakan suatu titik temu, yang menghubungkan semua
jenis pertanyaan penting, suatu teka teki dimana solusi memberikan kejelasan terhadap keseluruhan
kehidupan mental siswa. Kecemasan merupakan buah kesulitan yang dibayar di muka, sebelum
kesulitan itu sendiri terjadi. Kecemasan pada dasarnya bersifat merusak dan menghancurkan. Cara
mengusir kecemasan adalah dengan menghalaunya dari pikiran dan menggantinya dengan pikiran
spiritual yang positif.
Kecemasan atau ketakutan dapat berkembang dalam intensitas yang begitu besar dan sebagai
konsekuensinya dapat menjadi penyebab bagi tindakan pencegahan yang berlebihan. Kecemasan yang
disebabkan oleh neurosis kecemasan akibat gelisah (nervous anxiety) dalam menghadapi ujian nasional
akan merugikan diri siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar. Kata ”gelisah” dan ”cemas” digunakan
saling menggantikan, seolah-olah mereka mempunyai arti yang sama. Bagaimanapun juga ada orang-
orang yang sering cemas namun tidak gelisah dan selain itu ada orang-orang yang terserang neurotik
dengan sejumlah gejala-gejala yang tidak menunjukkan kecenderungan untuk takut.

Kecemasan atau ketakutan yang dialami oleh siswa dalam menghadapi ujian nasional menurut
teori Freud dinamakan adalah sebagai kecemasan obyektif (objective anxiety). Ketakutan riil bagi kita
terlihat sebagi suatu hal yang sangat rasional dan alami. Hal ini kita sebut sebagai reaksi terhadap
persepsi bahaya eksternal yaitu Ujian Nasional yang dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan.
Kemunculan kecemasan akan sangat tergantung pada seberapa besar pengetahuan dan penguasaan
materi Ujian Nasional dikuasai oleh seorang siswa. Pada kesempatan yang lain, pengetahuan sendirilah
yang mengakibatkan kecemasan karena ia memperlihatkan adanya bahaya dengan lebih cepat. Jadi
siswa akan terlihat ketakutan melihat dirinya tidak siap menghadapi ujian nasional yang akan menjadi
salah satu penentu kelulusan siswa dari sekolah.

B. Kerangka Pikir
PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL 2013

20 Paket
Pengawasan diperketat
Psikologis Pelajar
mempengaruhi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif yaitu metode menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang sudah
terkumpul. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi psikologis peserta didik
terhadap penambahan jumlah paket soal Ujian Nasional menjadi 20 paket.
B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner yaitu pada hari Sabtu, 13 April 2013.
Pukul 08:00 wita – 12:00 wita yang bertempat di lingkungan SMA Negeri 1 Bantaeng.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono ( 2003:90 ) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini yaitu beberapa siswa
kelas XII baik jurusan IPA maupun IPS di SMA Negeri 1 Bantaeng.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari totalitas subjek penelitian atau sebagaian populasi yang
diharapkan dapat mewakili karakteristik populasi yang populasi penetapannya dengan teknik
tertentu (Ismiyanto).
Berdasarkan pengertian di atas sampel yang diperoleh peneliti yaitu 40 orang siswa SMA
Negeri 1 Bantaeng.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang kami gunakan yaitu penyebaran kuisioner.Kuisioner adalah
suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap,
keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang di dalam organisasi yang bisa terpengaruh
oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran
kuisioner kepada 40 responden.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik kualitatif dan kuantitatif . Teknik analisis
kualitatif yaitu teknik analisa data yang menggambarkan suatu objek penelitian dengan skala
ukur yang berupa penggambaran nalar tanpa disertai statistika sedangkan teknik analisa
kuantitatif yaitu teknik analisa dengan menganalisa data yang menggunakan angka-angka atau
numerik dalam data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah diberikan secara acak kepada beberapa pelajar kelas
XII SMA Negeri 1 Bantaeng, penulis dapat memperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.1. Pengaruh kenaikan jumlah paket soal UN terhadap mental siswa
Jawaban Responden (orang) Presentase (%)
Sangat tidak setuju 2 5%
Tidak setuju 4 10 %
Ragu-ragu 11 27,5 %
Setuju 20 50 %
Sangat setuju 3 7,5 %
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.1 diatas. Ternyata 20 orang sebanyak 50 % di antara 40 responden


memilih setuju terhadap hal tesebut selebihnya memilih masing-masing jawaban 3 (7,5%) sangat
setuju, 2 (5%) sangat tidak setuju, 11 (27,5%) ragu-ragu, dan 4 (10%) tidak setuju.

Tabel 4.2. Kekhawatiran tidak lulus UN karena penambahan paket soal


Jawaban Responden (orang) Persentase (%)
Sangat tidak yakin 5 12,5 %
Tidak yakin 12 30 %
Ragu-ragu 23 57,5 %
Yakin - 0%
Sangat yakin - 0%
Jumlah 40 100 %
Berdasark
an tabel 4.2 diatas, kebanyakan dari mereka menjawab ragu-ragu (57,5%) mengenai
kekhawatiran tidak lulus UN dengan penambahan jumlah paket soal, menandakan belum ada
keyakinan lulus bagi siswa peserta UN.

Tabel 4.3. Strategi menghadapi UN


Jawaban Responden (orang) Persentase (%)
Belajar tambahan (les) 34 85 %
Membuat kelompok belajar - 0%
Mengerjakan soal-soal (kisi-kisi)
2 5%
sendirian
Masa bodoh 2 5%
Yang lain …(try out online) 2 5%
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa mereka lebih banyak memilih belajar
tambahan (85%) sebagai salah satu strategi mereka dalam menghadapi ujian nasional agar dapat
mempersiapkan diri lebih baik dengan penambahan ilmu.

Tabel 4.4. Mata pelajaran yang diragukan mencapai nilai kelulusan


Jawaban Responden (orang) Persentase
Matematika 35 87,5 %
Bahasa Inggris - 0%
Bahasa Indonesia - 0%
Yang lain …...(kimia) 5 12,5 %
Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, sebanyak 35 orang (87,5%) responden menyatakan bahwa
mata pelajaran matematika yang menurut mereka meragukan untuk mencapai nilai kelulusan
sedangkan 5 orang diantaranya memilih mata pelajaran kimia.

Tabel 4.5. Pendapat terhadap penambahan paket soal UN


Jawaban Responden (orang) Presentase (%)
Sangat tidak setuju 36 90 %
Tidak setuju 2 5%
Ragu-ragu 2 5%
Setuju - 0%
Sangat setuju - 0%
Jumlah 40 100 %
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diketahui 36 orang (90%) menjawab sangat tidak setuju, 2
orang (5%) tidak setuju dan 2 orang (5%) ragu-ragu. Hal ini membuktikan bahwa kebanyakan
responden tidak setuju bahkan sangat tidak setuju terhadap keputusan pemerintah menambah
jumlah paket soal.

Tabel 4.6. Hambatan menghadapi UN


Jawaban Responden (orang) Persentase (%)
Jumlah paket bertambah 5 12,5 %
Sulitnya soal 3 7,5 %
Ketatnya pengawasan 2 5%
Kurangnya minat belajar 27 67,5 %
Stress 3 7,5 %
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, terdapat 5 orang (12,5%) memilih bertambahnya paket soal,
3 orang (7,5%) memilih sulitnya soal, 27 orang (67,5 %) memilih kurangnya minat belajar, 2
orang (5%) memilih ketatnya pengawasan dan sisanya karena stress sebanyak 3 orang (7,5%).
Hal ini membuktikan bahwa kebanyakan responden mengaku bahwa hambatan mereka adalah
karena minat belajar mereka yang kurang.

Tabel 4.7. Perasaan dalam menghadapi UN


Jawaban Responden (orang) Persentase (%)
Stress 2 5%
Takut - 0%
Was-was 36 90 %
Biasa saja (santai) 2 5%
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa 36 orang (90%) merasa was-was, 2 orang
(5%) menganggapnya biasa saja dan 2 orang (5%) merasa stress. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kebanyakan dari mereka was-was menghadapi ujian nasional tahun ini.

Tabel 4.8. Tanggapan orang tua siswa terhadap UN


Jawaban Responden (orang) Presentase (%)
Sangat tidak setuju - 0%
Tidak setuju 30 75 %
Ragu-ragu 4 10 %

Setuju 6 15 %
Sangat setuju - 0%

Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa kebanyakan orang tua siswa tidak setuju
dengan pelaksanaan ujian nasional (75%), sisanya ragu-ragu dan setuju.

Tabel 4.9. Keyakinan sukses dalam UN


Responden
Jawaban Presentase (%)
(orang)
Sangat
tidak 3 7,5 %
yakin
Tidak 0
-
yakin %
Ragu-
2 5%
ragu
Yakin 31 77,5 %
Sangat
4 10 %
yakin
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, diketahui bahwa kebanyakan mereka yakin dapat sukses
dalam ujian nasional hal ini menandakan bahwa mereka telah melakukan persiapan dalam
menghadapi ujian.

Tabel 4.10. Tanggapan siswa terhadap rencana pemerintah mengintegrasikan hasil UN


sebagai tiket masuk PTN
Jawaban Responden (orang) Presentase (%)
Sangat tidak setuju 12 30 %
Tidak setuju 1 2,5 %
Ragu-ragu 25 62,5 %

Setuju 1 2,5 %

Sangat setuju 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, diketahui bahwa kebanyakan di antara siswa masih ragu-
ragu dalam berpendapat mengenai hal tersebut. Sisanya 12 orang (30%) sangat tidak setuju, 1
orang (2,5%) tidak setuju, 1 orang (2,5%) setuju, dan 1 orang (2,5%) lagi sangat setuju.
Tabel 4.11. Dampak tingkat kesulitan soal terhadap mental selama mengerjakan soal
Jawaban Responden (orang) Persentase (%)
Ya 37 92,5 %
Tidak 3 7,5 %
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, diketahui sebanyak 37 orang (92,5%) menyatakan tingkat
kesulitan soal berpengaruh terhadap mental mereka selama mengerjakan soal sedangkan sisanya
menyatakan tidak sebanyak 3 orang (7,5%).
Tabel 4.12. Pengawasan yang ketat membuat siswa tertekan selama mengerjakan soal
Jawaban Responden (orang) Persentase (%)
Ya 30 75 %
Tidak 10 25 %
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, setelah kami memberikan kuisioner kepada 40 orang
responden mengenai pengawasan yang ketat membuat siswa tertekan selama mengerjakan soal
diketahui bahwa mereka kebanyakan merasa tertekan dengan hal tersebut.

Tabel 4.13. Kecurangan seperti menyontek dan sebagainya dapat terhindarkan dengan soal ujian
20 paket
Jawaba Responde
Presentase (%)
n n (orang)
Sangat
tidak 15 37,5 %
yakin
Tidak 0
-
yakin 0%
Ragu-
20 50 %
ragu
Yakin 5 12,5 %
Sangat
- 0%
yakin
Jumlah 40 100 %
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa kebanyakan mereka masih ragu-ragu
dengan hal tersebut.

B. PEMBAHASAN

Ujian nasional dianggap bagaikan momok menakutkan bagi sebagian siswa SMA yang
akan menghadapinya. Ditambah lagi dengan peningkatan jumlah paket soal dari tahun
sebelumnya yang hanya 5 paket soal, tahun ini menjadi 20 paket soal. Artinya dalam satu
ruangan yang terdiri dari 20 orang siswa dengan paket soal sebanyak 20 menandakan masing-
masing siswa akan mengerjakan soal yang berbeda satu sama lainnya. Pemerintah melakukan
panambahan paket soal dengan alasan karena banyaknya laporan yang menyatakan bahwa dalam
praktik pelaksanaan ujian nasional sering terjadi kecurangan. Kecurangan-kecurangan tersebut di
antaranya menyontek, mendapatkan kunci jawaban maupun bocoran soal.
Hal ini yang akan mencoreng dunia pendidikan Indonesia sehingga semakin terpuruk
karenanya pemerintah melakukan berbagai hal untuk mengantisipasi hal tersebut. Pemerintah
juga akan melakukan pengawasan pelaksanaan ujian nasional secara lebih ketat. Dan menurut
rencana, pemerintah pun akan mengintegrasikan hasil ujian nasional sebagai bahan pertimbangan
untuk dapat masuk perguruan tinggi negeri.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil data kuisioner yang disebarkan kepada 40
orang responden, terdapat 50% siswa setuju bahwa kenaikan jumlah paket soal Ujian Nasional
berpengaruh terhadap mental mereka dan 57,5% siswa yang mengalami kekhawatiran tidak lulus
Ujian Nasional dengan penambahan jumlah paket soal. Ini membuktikan bahwa kenaikan paket
soal pada Ujuan Nasional 2013 ini, berpengaruh terhadap mental psikologis mereka sebagai
peserta Ujian Nasional.
Psikologis merupakan hal yang mempengaruhi keadaan jiwa dalam menghadapi stress
yang disebabkan situasi dan lingkungan. Kondisi psikologis tentunya mempengaruhi performa
peserta ujian, yang pada gilirannya berimbas pada hasil ujian. Tekanan psikologis inilah yang
rupanya tidak diperhitungkan oleh penyelenggara ujian nasional.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai pelaksanaan Ujian Nasional 2013 di SMA Negeri 1
Bantaeng terhadap beberapa siswa kelas xii, dapat disimpulkan bahwa para siswa merasa
khawatir tidak lulus Ujian Nasional dengan aturan yang semakin diperketat yakni penambahan
jumlah paket soal. Ini membuktikan bahwa kenaikan paket soal pada Ujuan Nasional 2013 ini,
berpengaruh terhadap mental psikologis mereka sebagai peserta Ujian Nasional. Kondisi
psikologis tentunya mempengaruhi performa peserta ujian, yang pada gilirannya berimbas pada
hasil ujian.
B. Saran

Dalam penelitian ini, terdapat saran yang ingin penulis berikan, yaitu :
1. Bagi pemerintah, berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan hendaklah dapat menjadi
pertimbangan bagi pemerintah dalam pelaksaan Ujian Nasional kedepannya.
2. Bagi masyarakat selaku orang tua, berdasarkan hasil penelitian kami diharapkan agar adanya
dukungan terhadap siswa yang akan mengikuti ujian.
3. Bagi siswa, hendaknya mengurangi rasa stress agar dalam pelaksanaan ujian nasional nanti tidak
mendapat hambatan sehingga dapat lulus dengan nilai terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Defenisi Psikologis. (Online)


http://id.wikipedia.org. (Diakses pada tanggal 23 Desember 2012 )
Anonim. 2012. Pendidikan Karakter. (Online)
http://pend-karakter.blogspot.com. (Diakses pada tanggal 23 Desember 2012 )
Anonim.2012. Tujuan UN. (Online)
http://www.sarjanaku.com. ( Diakses tanggal 23 Desember 2012 )
Anonim. Ujian Nasional. (Internet)
http://id.wikipedia.org. ( Diakses pada tanggal 23 Desember 2012)
Gunarsa, Singgih. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Laskar.
Rustinah. 2010. Ujian Nasional. (Online)
http://rustinah.multiply.com. (Diakses tanggal 23 Desember 2012 )
LAMPIRAN ANGKET
ANGKET PENELITIAN

Nama :
Kelas :
1. Apakah kenaikan paket menjadi 20 paket pada tahun ini berpengaruh terhadap mental anda?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju

2. Adakah kekhawatiran bahwa anda tidak lulus Ujian Nasional karena banyaknya paket soal ?
a. Sangat tidak yakin
b. Tidak yakin
c. Ragu-ragu
d. Yakin
e. Sangat yakin

3. Apa yang anda lakukan untuk menghadapi Ujian Nasional dengan nilai standar yang semakin tinggi dan paket 20
soal?

a. Belajar tambahan ( les)


b. Membuat Kelompok Belajar
c. Mengerjaan Soal - Soal ( Kisi-Kisi) Sendirian
d. Masa bodoh
e. Yang lain ...............

4. Mata pelajaran apa yang anda ragukan tidak dapat mencapai nilai kelulusan?
a. Matematika
b. Bahasa Inggris
c. Bahasa Indonesia
d. Yang Lain........

5. Setujukah anda terhadap penambahan soal uan tahun ini dengan tahun sebelumnya?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. setuju
e. Sangat setuju
6. Apa hambatan anda dalam menghadapi ujian nasional?
a. Semakin Bertambahnya paket soal
b. Soal semakin sulit
c. Pengawasan semakin ketat
d. Kurangnya minat belajar
e. Stress

7. Bagaimana perasaan anda dalam menghadapi Ujian Nasional ?


a. Stess
b. Takut
c. Was was
d. Biasa Saja ( Santai)

8. Bagaimana tanggapan orang tua anda terhadap pelaksanaan UAN tahun ini?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. setuju
e. Sangat setuju

9. Apakah anda yakin dapat suskes dalam ujian nasional tahun ini ?
a. Sangat tidak yakin
b. Tidak yakin
c. Ragu-ragu
d. Yakin
e. Sangat yakin

10. Setujukah anda terhadap rencana pemerintah mengintekgrasikan hasil Uan sebagai tiket masuk PTN?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. setuju
e. Sangat Setuju

11. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti Ujian hari pertama ?


a. Stress
b. Takut
c. Was was
d. Biasa Saja ( Santai)

12. Apakah ujian nasional ini sangat membebani anda ?


a. Ya
b. Tidak

13. Apakah tingkat kesulitan soal berpengaruh terhadap mental anda selama mengerjakan soal?
a. Ya
b. Tidak

14. Apakah pengawasan yang ketat membuat anda tertekan selama mengerjakan soal ?
a. Ya
b. Tidak

15. Apakah kecurangan seperti menyontek dsb dapat terhindarkan dengan soal ujian 20 paket ?
a. Sangat tidak yakin
b. Tidak yakin
c. Ragu-ragu
d. Yakin
e. Sangat yakin

LAMPIRAN
BIODATA

Nama : Andi Rina Ayu Astuti


Kelas : XI
Sekolah : SMA Negeri 1 Bantaeng
Alamat : Jl. Elang Baru
Tempat tanggal lahir : Bulukumba, 17 September 2013
Cita-cita : Dokter dan Dosen
Hobi : Menulis dan olahraga
Foto :

Anda mungkin juga menyukai