Outline
Landasan Hukum
Penutup
10/1/2018
3
Outline
Landasan Hukum
Penutup
10/1/2018
4
Landasan Hukum:
UU No. 25/2004 tentang SPPN
10/1/2018
Landasan Hukum: 5
PASAL 10
10/1/2018
7
Outline
Landasan Hukum
Penutup
10/1/2018
8
Mengapa penting?
1. Kesepakatan Asumsi Makro:
10/1/2018
9
9
Kerangka Kerja
UU NO 25 PP 17
DASAR TAHUN 2017
TAHUN 2004
HUKUM
Rencana Pembangunan Nasional secara menyeluruh serta • Bersama-sama Kemkeu menyusun Indikator Ek Makro
KEM yang mencakup kebijakan fiskal ke dalam rencana kerja • Penyusunan KEM dan Ketersediaan Anggaran
yang berupa kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat
indikatif
SEKTORAL KEWILAYAHAN
1. PENYUSUNAN ANGKA
MAKRO
PENDANAAN
PEMBANGUNAN
2. SINKRONISASI KEM DENGAN
DAERAH (Perkuatan Model)
EVALUASI DAN
PEMANTAUAN
3. DATA STATISTIK
TUJUAN
PENGURANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN
10/1/2018
10
• Terdiri atas:
10/1/2018
11
Kerangka Ekonomi Makro
2018 2019
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,2 5,3 Neraca Pembayaran
Inflasi 3,5 2,5-4,5
Nilai Tukar (Rp/USD) 13.973 14.500 • Pertumbuhan Ekspor Non Migas : 7,0 – 9,0%
ICP (USD/barrel) 70 70 • Pertumbuhan Impor Non Migas : 9,8 – 12,7%
Lifting Minyak Mentah (rb
775 750 • Cadangan Devisa (USD Miliar) : 125,5 – 127,8
barel/hr)
Lifting Gas Bumi (rb barel/hr) 1.116 1.25 - dalam bulan impor : 6,6 – 6,8
• Defisit transaksi berjalan (% PDB) : 2,5 – 2,7
Hasil dari Kerangka Ekonomi Makro akan digunakan oleh Kedeputian Sektoral dan Kedeputian Regional untuk merumuskan
10/1/2018
12
Kebutuhan Investasi
Kebutuhan investasi adalah sebesar: Rp 5163 – 5249 triliun
• Kapasitas fiskal yang terbatas menyebabkan investasi tidak bisa bergantung pada investasi pemerintah
• Sumber pembiayaan tahun 2019, terutama berasal dari Swasta dan juga peran Dana Internal BUMN yang meningkat
• Dibutuhkan investasi BUMN sekitar Rp 448,7 – 727,8 Triliun dan investasi pemerintah sekitar Rp 442 triliun
10/1/2018
13
2019
INVESTASI:
Untuk mencapai pertumbuhan 6,9–7,7 persen (YoY) dapat dilakukan melalui:
• Melanjutkan deregulasi peraturan dengan fokus pada kesinambungan peraturan pusat dan
daerah serta standardisasi SOP perizinan di daerah;
• Peningkatan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia/EoDB;
• Perluasan penerapan sistem terintegrasi untuk perizinan berusaha secara daring (single
submission);
PDB 5,2 - 5,6% • Implementasi upaya perbaikan iklim investasi yang lebih efektif melalui pengawalan
penyelesaian perizinan (end to end) oleh satgas;
• Memfasilitasi penyelesaian permasalahan investasi;
Kons. RT 5,0 – 5,2% • Memberikan fasilitasi fiskal maupun non fiskal pada sektor-sektor yang mendukung
peningkatan pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja;
• Mengurangi kekakuan pasar tenaga kerja serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja
Kons. LNPRT 8,4 – 9,7% •
terampil;
Menjaga keyakinan investor di tahun politik dengan memberikan kepastian kebijakan dan
menjaga stabilitas politik dan keamanan;
Kons. Pemerintah 2,8 – 3,7% • Peningkatan pembiayaan alternatif untuk proyek infrastruktur.
EKSPOR:
Upaya memperkuat daya saing ekspor sehingga dapat tumbuh 5,5-6,6 persen (YoY) dapat dicapai dengan
6,9 – 7,7%
berbagai aktivitas, di antaranya:
Investasi (PMTB) • Diversifikasi produk nonmigas;
• Peningkatan pangsa di pasar potensial (market creation) meliputi negara-negara Afrika, Amerika Latin,
5,5 – 6,6%
Eropa Timur, Timur Tengah, dan Asia Tengah;
Ekspor • Meningkatkan perdagangan dan investasi ke negara-negara potensial dengan mengadopsi pendekatan
penguatan ekspor dengan investasi dan dikaitkan dengan bantuan pemerintah Indonesia;
•
5,6 – 6,7%
Memperkuat ekspor produk hasil hilirisasi;
Impor • Mempercepat penyelesaian perundingan kerja sama internasional dengan memprioritaskan kerja sama
bilateral agar segera terselesaikan;
• Sementara itu, impor diperlukan untuk menjadi katalisator aktivitas domestik yang mampu menopang
aktivitas ekonomi dalam negeri sehingga diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,6–6,7 persen (YoY).
10/1/2018
14
10/1/2018
15
2019
(4) Peningkatan produksi budidaya ikan;
(5) Peningkatan produksi dan ekspor udang
(6) Peningkatan ekspor rumput laut yang bernilai tambah tinggi;
(7) Penggunaan kayu dari hutan tanaman industri selain untuk produksi pulp;
(8) Peninjauan kembali kebijakan ekspor kayu log;
(9) Peningkatan produktivitas perkebunan melalui peremajaan perkebunan
INDUSTRI:
5,2 – 5,6%
Sektor industri pengolahan diharapkan mampu tumbuh mencapai 4,9–5,4 persen (YoY) yang akan ditempuh dengan
PDB berbagai upaya dan kebijakan seperti:
1. Pemberian insentif berupa penurunan harga gas industri dan/atau restitusi pajak untuk dunia industri;
2. Melanjutkan upaya debottlenecking regulasi kemudahan berinvestasi, kepastian penyediaan lahan, dan penyediaan energi
listrik yang memadai;
Pertanian 3,7 – 4,0% 3. Perbaikan pasar dan produktivitas tenaga kerja;
4. Ekspansi industri logam untuk mendorong industri terkait serta peningkatan kinerja industri alat angkut dan industri
elektronik;
5. Peningkatan hilirisasi industri dan aktivitas industri di luar Jawa seiring dengan percepatan kawasan industri Konawe
0,6 – 0,8%
(logam), Palu (industri agro), Kuala Tanjung (oleochemical), dan Teluk Bintuni (petrochemical);
Pertambangan 6. Peningkatan produksi terkait baja dan besi seiring dengan keberlanjutan proyek infrastruktur;
7. Fasilitasi perdagangan untuk ekspor manufaktur dan impor bahan baku/penolong serta bahan modal;
8. Peningkatan investasi di sektor industri pengolahan;
9. Implementasi induk (holding) BUMN yang semakin efisien dan kompetitif dalam menjalankan usahanya.
10/1/2018
16
2019
3. Pembangunan rumah tapak murah dan rumah susun yang berorientasi pada transportasi (Transport Oriented
Development/TOD).
PERDAGANGAN:
Sektor perdagangan yang harus diperkuat baik untuk perdagangan konvensional (offline) maupun daring (online)
sehingga diharapkan sektor ini mampu tumbuh 5,3–5,7 persen (YoY) dengan didorong oleh berbagai kebijakan yang
tepat, seperti:
5,2 – 5,6%
1. Pengurangan tarif untuk impor bahan baku industri dan ekspor yang disertai pula dengan penyederhanaan
PDB penerbitan perizinan perdagangan;
2. Peningkatan output produksi dan kelancaran distribusi barang-barang domestik, seiring dengan membaiknya
sistem rantai pasok nasional dan terjaganya daya beli masyarakat.
5,3 – 5,7%
2. Percepatan pembangunan jaringan kabel Palapa Ring;
Perdagangan 3. Percepatan implementasi migrasi dari televisi analog ke digital;
4. Upaya konsolidasi industri ekonomi digital;
5. Penyediaan dan pengembangan satelit multifungsi;
6. Penetapan tarif interkoneksi yang memicu komunikasi semakin baik;
JASA KEUANGAN:
Sektor jasa keuangan dan asuransi sebagai pendukung aspek pembiayaan, akses, dan transaksi keuangan baik
Jasa
Keuangan 7,8 – 8,4% perbankan maupun nonperbankan yang diharapkan tumbuh 7,8–8,4 persen (YoY), melalui
1. Peningkatan peran investor domestik pada bursa saham melalui berbagai program yang memudahkan masyarakat
bertransaksi dan berinvestasi di bursa saham;
2. Peningkatan pertumbuhan kredit yang semakin baik;
3. Berkembangnya usaha financial technology yang telah didukung oleh perbankan nasional;
4. Peningkatan efisiensi perbankan;
5. Implementasi strategi nasional keuangan inklusif yang efektif.
10/1/2018
17
5,2-5,6%
10/1/2018
18
Outline
Landasan Hukum
Penutup
10/1/2018
19
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
10/1/2018
20
Jangka Pendek:
LEI, CEI, dan Nowcasting
Kelompok 3:
Model Utama
FPP Penyusunan KEM
Konsistensi Ekonomi Makro (Financial Programming and Policy)
10/1/2018
21
• Waktu: Per Triwulan (setelah angka PDB keluar) atau di waktu tertentu yang
dibutuhkan (sebelum pembicaraan pendahuluan RKP dan KEM-PPKF, APBN-P,
RAPBN dan Nota Keuangan)
10/1/2018
25
10/1/2018
26
• Waktu: Pertama kali dilakukan di bulan April tahun 2017 dan dipimpin oleh Bappenas
10/1/2018
27
10/1/2018
28
Outline
Landasan Hukum
Penutup
10/1/2018
29
10/1/2018
30
10/1/2018
31
Keterkaitan KEM RKP dan KEM-PPKF (2)
2018 2019
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
Range
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,2 5,2 – 5,6 Neraca Pembayaran
Inflasi 3,5 2,5-4,5
Nilai Tukar (Rp/USD) 13.973 13.700 – 14.000 • Pertumbuhan Ekspor Non Migas : 7,0 – 9,0%
ICP (USD/barrel) 70 70 • Pertumbuhan Impor Non Migas : 9,8 – 12,7%
Lifting Minyak Mentah (rb KEM akan menentukan postur APBN
775 750 • Cadangan Devisa (USD Miliar) : 125,5 – 127,8
barel/hr) → Resource Envelope (dana yang
Lifting Gas Bumi (rb barel/hr) 1.116 1.25 - dalam bulan impor : 6,6 – 6,8
tersedia untuk dibagikan ke KL) dan
• Defisit transaksi berjalan (% PDB) : 2,5 – 2,7
pokok-pokok kebijakan fiskal
Sisi Pengeluaran Sisi Produksi
Keuangan Negara
Industri : 4,9 – 5,4%
Konsumsi RT : 5,0 – 5,2% Pengolahan • Penerimaan Perpajakan (% PDB) : 10,8 – 11,3
Konsumsi RT : 8,4 – 9,7% Konstruksi : 6,4 – 7,0% • Belanja Modal (% PDB) : 1,5 – 1,7
10/1/2018
Keterkaitan KEM dan Pembangunan Sektor 32
(1)
2018 2019
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
Perdagangan
Range Internasional
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,2 5,2 – 5,6 Neraca Pembayaran
Inflasi 3,5 2,5-4,5
Nilai Tukar (Rp/USD) 13.973 13.700 – 14.000 • Pertumbuhan Ekspor Non Migas : 7,0 – 9,0%
ICP (USD/barrel) 70 70 • Pertumbuhan Impor Non Migas : 9,8 – 12,7%
Lifting Minyak Mentah (rb
775 750 • Cadangan Devisa (USD Miliar) : 125,5 – 127,8
barel/hr)
Lifting Gas Bumi (rb barel/hr) 1.116 1.25 - dalam bulan impor : 6,6 – 6,8
Sektor Terkait: Industri, Transportasi,
Keuangan
• Defisit transaksi berjalan (%Negara
PDB) : 2,5 – 2,7
Perumahan, Energi, Perdagangan,
Pertanian, Keuangan
Sisi Pengeluaran Sisi Produksi Keuangan Negara
Industri : 4,9 – 5,4%
Konsumsi RT : 5,0 – 5,2% Pengolahan • Penerimaan Perpajakan (% PDB) : 10,8 – 11,3
Konsumsi RT : 8,4 – 9,7% Konstruksi : 6,4 – 7,0% • Belanja Modal (% PDB) : 1,5 – 1,7
10/1/2018
8,5-9,5 4,8-5,2 0,38-0,39 71,98
33
2018
(ii) Subsidi benih dan pupuk yang lebih tepat sasaran
diskusi dan masukan dari direktorat (iii) Peningkatan perikanan budidaya dan rumput laut
sektor (iv) Penggantian alat untuk perikanan tangkap
PERTAMBANGAN:
(i) perbaikan harga bahan mineral
PDB 5,2 – 5,6% (ii) realisasi kebijakan relaksasi ekspor barang mineral
INDUSTRI:
Pertanian 3,5 – 3,8% (i) Dampak realisasi pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas dan
ketersediaan listrik
(ii) Mulai efektifnya operasionalisasi beberapa kawasan industri (Sei Mangkei, Kuala Tanjung,
Ketapang, dan Morowali)
Pertambangan 1,3 – 1,6% (iii) Peningkatan investasi sektor pengolahan
LISTRIK:
Industri 4,8 – 5,3% (i) Operasionalisasi pembangkit listrik dalam rangka mencapai target 35.000 MW dan
program 7.000 MW
(ii) Meningkatnya rasio elektrifikasi rumah tangga dan industri
Listrik 5,2 – 6,`% (iii) Meningkatnya konsumsi gas bumi untuk rumah tangga maupun transportasi seiring
dengan program pembangunan jaringan gas kota (jargaskot) dan penyesuaian harga gas
yang lebih kompetitif
10/1/2018
34
5,2-5,6%
Narasi KEM RKP 2019 tidak hanya
membahas pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, tetapi juga yang inklusif
dan berkelanjutan
10/1/2018
35
10/1/2018
36
Arah
Kebijakan
Tahun 2019
10/1/2018
37
10/1/2018
38
Dalam RKP
2019
10/1/2018
39
10/1/2018
42
Outline
Landasan Hukum
Penutup
10/1/2018
43
10/1/2018
44
10/1/2018
KEM Perlu Mendapat Dukungan Semua Pihak
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pusat Daerah
45
DUKUNGAN PN TERHADAP SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PRODUKSI
PN3: Peningkatan Nilai PN4: Pemantapan PN3: Peningkatan Nilai PN3: Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi Ketahanan Energi, Tambah Ekonomi Tambah Ekonomi
melalui Pertanian, Pangan, dan Sumber melalui Pertanian, melalui Pertanian,
Industri, dan Jasa Daya Air Industri, dan Jasa Industri, dan Jasa
Produktif Produktif Produktif
Listrik: Transportasi:
6,6 – 7,0 8,6 – 9,0
47
Beberapa Komponen Pertumbuhan didukung oleh Berbagai Prioritas Nasional
(tidak dapat dilakukan oleh spesifik PN tertentu)
Konsumsi Masyarakat
C: 5,0 – 5,1
PN1 PN2
PN3 PN4
PN5
48
Pemetaan PN, PP, dan KP
untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi
• Penguatan pelaksanaan • Peningkatan hasil pertanian, • Peningkatan kerja sama • Peningkatan perdagangan • Penciptaan Kondisi Aman
bantuan sosial dan subsidi perikanan dan kehutanan dengan dunia usaha (3.4) dalam dan luar negeri (3.3) yang Cepat dan Tanggap
tepat sasaran (1.1) (3.1) (5.1)
• Penguatan penyelenggaraan • Pengembangan ekosistem
• Penguatan sistem jaminan • Peningkatan Penyediaan diklat vokasi (3.4) TIK menuju ekonomi digital • Penguatan Lembaga
sosial (1.1) Pangan Hasil Pertanian dan (2.1) Demokrasi (5.2)
• Pembangunan daerah Perikanan (4.2) • Percepatan pengembangan
tertinggal dan perbatasan • Penguatan Kelembagaan dan 7 kawasan pariwisata dan 3
(2.3) Layanan Pertanian dan KEK pariwisata (3.3)
• Percepatan pembangunan Perikanan (4.2)
desa (2.3) • Penyediaan Sarana
Prasarana Pertanian dan
Perikanan (4.2)
• Penguatan Cadangan dan
Stabilisasi Harga Pangan
(4.2)
51
Pemetaan PN, PP, dan KP
untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
I: 6,9 – 8,0
• Perbaikan iklim usaha dan • Pelaksanaan reforma • Pengembangan kemitraan • Penyediaan infrastruktur • Penyediaan Infrastruktur
peningkatan investasi (3.1) agrarian (1.1) usaha mikro dan kecil telekomunikasi (2.1) Energi dan Transportasi
• Pengembangan dan (UMK) dengan usaha • Peningkatan sarana dan Mendukung Sistem Logistik
• Peningkatan kerja sama
peningkatan investasi menengah dan besar prasarana informatika (2.1) (2.2)
dengan dunia usaha (3.4)
industri hulu, non agro dan (UMB) (3.3) • Penyelesaian Ruas Jalan
• Penguatan penyelenggaraan • Pengembangan konektivitas
pendukung (3.2) • Perluasan akses keuangan/ pusat kegiatan di wilayah Trans Papua dan Papua
diklat vokasi (3.4)
• Pengembangan 7 kawasan pembiayaan (3.3) timur Indonesia (2.1) Barat, dan Konektivitas
• Pemantapan sistem Antar Kabupaten/Kota dan
industri dan 6 KEK industri/ • Penguatan Kelembagaan • Pengembangan pelabuhan
sertifikasi kompetensi (3.4) Kampung (2.4)
logistik (3.2) dan Layanan Pertanian dan hub dan feeder tol laut (2.1)
• Iklim ketenagakerjaan dan
• Percepatan pengembangan Perikanan (4.2) • Pembangunan pelabuhan
hubungan industrial (3.2) • Pembangunan transportasi
7 kawasan pariwisata dan 3 dan bandara (2.4)
multimoda (2.1)
KEK pariwisata (3.2) • Penyediaan infrastruktur
Menjaga tingkat keyakinan • Pembangunan bandara (2.1)
• Penguatan struktur ekonomi masyarakat di tengah tahun politik energi, telekomunikasi dan
kreatif (3.3) • Pembangunan transportasi TIK (2.4)
• Penciptaan Kondisi Aman perkotaan (2.1) • Pembangunan Pembangkit,
• Peningkatan perdagangan
dalam dan luar negeri (3.3) yang Cepat dan Tanggap Transmisi dan Distribusi
(5.1) Tenaga Listik (4.1)
• Penguatan Lembaga
Demokrasi (5.2)
52
Pemetaan PN, PP, dan KP
untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
X: 3,6 – 5,2
• Peningkatan perdagangan • Peningkatan hasil pertanian, perikanan dan • Penguatan Diplomasi Ekonomi dan
dalam dan luar negeri (3.3) kehutanan (3.1) Kerjasama Pembangunan
• Pengembangan industri pengolahan hasil Internasional (5.5)
pertanian, perikanan, & kehutanan (3.1)
• Peningkatan mutu, sertifikasi, dan standarisasi
hasil pertanian, perikanan, dan kehutanan (3.1)
• Peningkatan daya saing industri andalan non
pangan (3.2)
• Pengembangan 7 kawasan industri dan 6 KEK
industri/ logistik (3.2)
• Percepatan pengembangan 7 kawasan pariwisata
dan 3 KEK pariwisata (3.2)
• Penguatan struktur ekonomi kreatif (3.3)
53
Contoh: PP 2.2
Contoh:
Prioritas
Nasional 3
57
Kerangka PN 3
58
Penurunan Sasaran PN 3 pada PP 3.1
59
Sasaran dan Indikator Kegiatan Prioritas pada PP 3.1
60
Sebaran Wilayah
61
Penurunan Sasaran PN 3 Pada PP 3.2
62
63
Aspek
Kewilayahan
untuk PP 3.2
64
Menerjemahkan Sasaran PP terhadap Sasaran KP
65
Sasaran/Indikator Kegiatan Prioritas
66
67
10/1/2018
68
low base growth oil boom oil bust manufacturing growth commodity boom
15 & liberalization
Transformasi Struktural Tidak Berjalan
10
Share Industri Manufaktur terhadap PDB (Persen) 5
32
[CELLRANGE]
0
[CELLRANGE]
[CELLRANGE][CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
30 [CELLRANGE] -5 Rata-rata1968-1979 Rata-rata1980-1996 Rata-rata 2000-2017
Share Industri Manufaktur (Persen PDB)
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] [CELLRANGE][CELLRANGE]
[CELLRANGE] 7,5% 6,4% 5,3%
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
-10
28 [CELLRANGE]
[CELLRANGE] [CELLRANGE] [CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
[CELLRANGE][CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
-15 Asia Financial Crisis
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
26 [CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] [CELLRANGE] 1968 1975 1982 1989 1996 2003 2010 2017
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
[CELLRANGE] Defisit Transaksi
24 [CELLRANGE] Berjalan Masih Tinggi
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
Defisit Transaksi Berjalan
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] 30 4
22 [CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
20 3
[CELLRANGE] [CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE]
[CELLRANGE] 2
20 [CELLRANGE]
[CELLRANGE] 10 1
0 0
18
8 8.5 9 9.5 10 10.5 -10 -1
PDB per Kapita, PPP (konstan 2011 USD), log -2
-20 -3
Indonesia Malaysia Thailand -30 -4
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Indikasi premature deindustrialization: share industri manufaktur
turun lebih cepat dibandingkan dengan negara tetangga Miliar USD Persen PDB - RHS
10/1/2018
69
Reformasi Sistem GER (Gross Enrolment Ratio) → Peningkatan kualitas pendidikan primer
Pendidikan Pendidikan Primer, Sekunder, dan dan sekunder
Tersier
10/1/2018
70
10/1/2018
71
*hanya contoh
10/1/2018
73
Contoh 1:
Kenapa PP Reformasi Birokrasi dan Perbaikan Regulasi?
Kualitas birokrasi dan regulasi masih dianggap sebagai faktor paling Perusahaan yang menganggap regulasi dan birokrasi terkait pajak,
bermasalah dalam berbisnis di Indonesia bea cukai dan perdagangan, korupsi, dan izin usaha merupakan
hambatan mengalami peningkatan…
10/1/2018
75
Contoh 2:
Kenapa PP Pembangunan Infrastruktur Konektivitas?
10/1/2018
76
Contoh 2:
Kenapa PP Pembangunan Infrastruktur Konektivitas?
Hasil studi menunjukkan infrastruktur jalan dan pelabuhan akan mendorong peningkatan sektor industri
10/1/2018
77
10/1/2018
78
10/1/2018
79
Outline
Landasan Hukum
Penutup
10/1/2018
80
Penutup
• Hasil KEM yang telah dikoordinasikan dengan daerah selanjutnya
disampaikan :
– Kedeputian Bidang Regional → spatial planning
– Kedeputian Sektor → sectoral planning
• Hasil dari butir (1) menjadi acuan di dalam penyusunan prioritas
pembangunan yang pada akhirnya di detailkan ke dalam proyek prioritas.
• Selain itu, KEM menjadi bahan acuan di dalam penyusunan Resource
Envelope oleh Deputi Pendanaan Pembangunan dan Ditjen Anggaran.
• KEM akan selalu dipantau perkembangannya sebagai acuan penyusunan
RAPBN dan penyesuaian APBN
10/1/2018
81
TERIMA KASIH
10/1/2018