Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

ISBD merupakan sebagai program umum yang bersifat mengantar


mahasiswa yamg memiliki kemampuan personal.Kemampuan personal
merupakan kaitan dengan kemampuan individu untuk menempatkan diri sebagai
anggota masuyarakat yang tidak terpisahkan dari masyarakat itu sendiri

ISBD juga merupakan sebagai integrasi dari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial, kemanusian, dan budaya.
Pendekatan ISBD juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah
sosial, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang.
Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan
yang lebih kompleks, demikian pula dengan solusi pemecahannya

Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang


merupakan harta yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita
pertahankan kelestariannya. Tapi perkembangan jaman tidak dapat dibendung,
seiring dengan berjalanya waktu, maka kelestarian kebudayaan tersebut harus
dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan merupakan identitas bangsa.
Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat dan menjadi
bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa lain. Problematika
kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan merupkan jati
diri bangsa, bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur dan
dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus
mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan
mencintai kebudayaan daerah, dan serukan dalam hati yaitu: Aku Cinta Indonesia.

1
2. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada


beberapa masalah yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu :

 Apakah pengertian dari Problematika kebudayaan?


 Bagaimana cara menunjukan sikap hormat dan menghargai sesama
manusia?
 Sebutkan contoh - contoh problematika kebudayaan?
 Bagaimana cara merumuskan gagasan alternatif pemecahan masalah
problematika kebudayaan?

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah di atas adalah :

1. Pengertian kebudayaan
2. Problematika kebudayaan
3. Menunjukan sikap hormat dan menghargai sesama manusia
4. Mengetahui contoh problematika kebudayaan
5. Cara merumuskan gagasan alternatif pemecahan masalah problematika
kebudayaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kebudayaan

Budaya adalah bentuk jama’ dari Budi dan Daya yang berarti Cinta, kasra,
dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta Budaya yaitu
bentuk jama’ dari kata Budhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris,
kata budaya berasal dari kata Culture, dalam bahasa Latin berasal dari kata
Colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan
tanah (bertani)

Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti Culture, yaitu sebagai


segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dengan
demikian dapat di simpulkan bahwa kebudayaaan atau budaya menyangkut
keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material.
Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar
sangat di pengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang
menyatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana
menuju tahapan yang lebih konpleks.

2. Problematika Kebudayaan

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang


berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup
manusian (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang
berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki
sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok
lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup
manusia.

Dalam rangka memenuhi hidupnya manusia akan berinteraksi dengan


manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula
terjadi hubungan antar persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus

3
berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula
mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai
pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya
pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.

Bahwa dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan


sesama, masyarakat dengan masyarakat lain yang terjadi antar persekutuan hidup
manusia sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal
adanya tentang kebudayaan yaitu :

 Pewaris kebudayaan yaitu proses pemindahan,penerusan,pemilikan dan


pemakaian dari generasi ke generasi
 Perubahan kebudayaan yaitu perubahan yang terjadi karena
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya
 Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-
unsur kebudayaa dari suatu kelompok ke kelompok yang lain atau dari
masyarakat ke masyarakat yang lain.

Dalam hal, kebudayaan bisa muncul masalah antara lain: sesuai atau
tidaknya budaya barisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang,
penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya
budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.

Sikap hormat dan menghargai sesama manusia, antara satu dengan yang lain.
Gambaran daman masyarakat ideal saat ini, walaupun kadang rasa saling
menghargai sering dinodai dengan beda pendapat dan perselisihan.

Pastinya semua manusia menginginkan yang namanya kedamaian dengan


tingkat toleransi yang tinggi satu sama lain. Di bawah ini ada beberapa hal positif
yang dapat diambil jika kita saling menghargai satu sama lain.

4
 Terbentuk rasa saling memiliki satu sama lain
Rasa saling memiliki satu sama lain di masyarakat tentu sangat penting. Dari
sikap saling menghargai akan tercipta rasa saling menghormati satu sama
lain. Di tengah masyarakat yang saat ini terlalu penuh dinamika. SIkap saling
menghargai perlu ditanamkan pada masing-masing individu. Jika sudah
terbentuk penghormatan satu sama lain maka rasa memiliki di masyarakat
pastinya akan menjadi benteng kokoh untuk melindungi dari sikap
intoleransi.

 Membawa ketenangan dalam hidup


Tidak ada hati yang tenang jika dirimu masih tidak menghargai orang lain
hingga saat ini. Menghargai orang lain adalah kunci penting untuk
memberikan ketenangan dalam hidup. Hubungan yang terjalin dengan baik
antar masyarakat pastinya akan menimbulkan aura positif yang tidak hanya
baik untuk masyarakat itu sendiri namun juga untuk suatu bangsa.

 Mencegah timbulnya intoleransi


Intoleransi adalah bibit negatif jika terus dibiarkan tumbuh. Sikap tidak
menghargai terhadap orang lain tersebut tentunya akan menyebabkan
kegoyahan pada suatu masyarakat. Namun hal tersebut dapat dicegah jika
adanya sikap saling menghargai antara satu sama lain. Sangat sederhana,
cukup hanya dengan menghormati dan menghargai.

 Menjadi role model yang baik terhadap generasi penerus selanjutnya


Sikap saling menghargai tidak hanya dimunculkan hanya sekadar sebagai
angin lalu. Namun dapat juga dibuat untuk role model sebuah masyarakat
ideal jangka panjang. Hal tersebut tentunya akan menjadi contoh baik bagi
generasi muda berikutnya yang pastinya dicekoki dengan berbagai hal positif.

5
 Pemersatu perbedaan
Masyarakat plural adalah sebuah tempat berkumpulnya berbagai sifat, kultur
hingga agama yang berbeda. Gambaran tersebut sangat lekat dengan
masyarakat Indonesia saat ini. Gesekan-gesekan kecil saja dapat
menimbulkan sebuah perselisihan. Namun jika sikap saling menghargai telah
mengakar kuat. Maka dari sebuah perbedaan tersebut justru akan disatukan
oleh sikap toleransi dan saling menghargai.

 Menjadi pribadi yang berkarakter positif


Sikap saling menghargai tentu tidak harus dilakukan dengan cara-cara yang
kecil. Kamu bisa memulainya dari hal-hal sederhana semacam menghargai
teman sebaya hingga menghormati orang yang lebih tua. Dari situ kamu akan
terlatih menjadi seorang pribadi yang berkarakakter positif.

 Damai itu indah


Tidak ada yang lebih indah dari sebuah kata damai. Perdamaian tentunya
adalah sebuah hal ideal yang ingin dicapai semua orang dalam hidupnya. Jika
sikap saling menjatuhkan, menghina bahkan menghujat itu dikubur dalam-
dalam. Lalu diganti dengan sikap saling menghargai serta selalu berpikiran
positif. Niscaya kedamaian akan menjadi sebuah simbol bagi seluruh dunia di
masa depan.

Ketika perbedaan bukanlah sebuah penghalang untuk sebuah persatuan. Maka


kata damai adalah hal yang pantas digaungkan guna masa depan yang lebih baik.

4.Contoh kasus problema kebudayaan.

Dalam suatu khusus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang


hendak diwariskan oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi
sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak
belakang dengan nilai-nilai budaya baru yang diterima sekarang ini.

6
Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sitem
kepercayaan. Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara
turun-temurun di yakini sebagai peberi berkah kehidupan. Mereka enggan
meninggalakan kampong halamannya atau beralih pola hidup hidup sebagai petani
, padahal hidup mereka umumnya miskin.

Hambatan budaya berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut


pandang. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut
pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
Contonhnya: Program keluarga KB semula di tolak masyarakat, mereka
beranggapan banyak anak banyak rezeki.

Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologo atau kejiwaan.


Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana
alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini di sebabkan karena adanya
kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yamg baru hidup mereka lebih sengsara
di bandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.

Masyrakat yang tersaing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luas.


Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat
luas, karena pengetahuan serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima
program pembangunan.

Sikap Etnosantrisme.

Sikap Etnosantrisme yang mengagung-agungkan budaya, suku bangsa sendiri dan


menganggap rendah suku budaya lain. Sikap ini akan mudah memicu timbulnya
kasus-kasus sara. Yakni pertentangan suku, agama, ras dan antar golongan.

Sikap tradisionalisme

Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang


menganggap hal-hal baru itu merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka
miliki secara turun-temurun.

7
Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh
manusia, sebagai contoh: Nuklir dan Bom di buat justru untuk saling menyakiti
bahkan saling membunuh bukan untuk melestarikan generasi. Dan obat-obatan
diciptakan dalam salah gunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

5. Alternatif Pemecahan Masalah Keanekaragaman dan Perubahan

Kebudayaan

Terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan guna


mengatasi kemajemukan masyarakat Indonesia. Beberapa alternatif tersebut
antara lain:

1. Masalah Konflik Antar Etnis

Sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk sosial, manusia selalu


membutuhkan kehadiran orang lain di sekitarnya. Tanpa kehadiran orang lain,
manusia tidak akan berarti apa-apa. Kondisi ini akan berakibat terjadinya
interaksi sosial antar manusia. Sebagai dampak dari interaksi tersebut, terjadi
pertemuan beberapa karakter, bahkan beberapa kebudayaan yang dibawa oleh
masing-masing individu. Akibatnya, dari bertemunya individu-individu tersebut
menyebabkan:

a. Tolak-menolak (konfrontasi), apabila pihak-pihak yang berinteraksi tidak


dapat saling menyesuaikan diri,

b. Asimilasi, apabila pihak-pihak yang berinteraksi dapat saling menyerap


sehingga muncul budaya baru demi berlangsungnya kehidupan di
masyarakat tersebut, dan

c. Akulturasi, apabila keduanya saling mengambil unsur sehingga terjadi

d. saling menyesuaikan diri.

Adapun terjadinya konflik disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya ialah


perbedaan pendirian antar individu, perbedaan kebudayaan, dan perbedaan

8
kepentingan. Menyadari kondisi konflik tersebut, diperlukan penanganan yang
cepat dan tepat sehingga konflik yang awalnya bersifat individu tidak menjalar
menjadi konflik antar etnis. Perlu disadari bahwa perbedaan yang ada pada setiap
suku bangsa mempunyai tata nilai dan tradisi yang berbeda-beda pula. Sudah
saatnya setiap warga Negara bersikap terbuka dan mau menerima kebudayaan
etnis lain. Pandangan primordial yang akan membawa pada suatu sikap picik
perlu segera diubah, serta munculnya perasaan superior harus segera
ditinggalkan.

2. Masalah konflik Antar Agama

Menurut Clifford Geertz, agama merupakan unsur perekat yang


menimbulkan keharmonisan sekaligus unsur pembelah yang dapat menimbulkan
disintegrasi. Dalam pandangan fungsional, agama adalah sesuatu yang
mempersatukan inspirasi paling luhur, memberikan pedoman moral, serta
memberikan ketenangan individu dan kedamainan bagi masyarakat.
Namun, pada saat yang sama, kadang-kadang agama dijadikan sebagai alat untuk
memecah persatuan bangsa. Agama dijadikan sebagai kedok untuk mencapai
ambisi yang diinginkan. Akibatnya, masyarakat mempunyai pemikiran sempit,
dan mudah terbakar dengan segala macam isu yang dihembuskan oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab.

Kondisi demikian harus segera diatasi secepatnya. Konflik antar agama


awalnya hanya satu masalah kecil. Namun, karena tidak ada penanganan
yang serius, akhirnya tumbuh menjadi permasalahan yang sangat besar.
Banyak pengalaman dan peristiwa yang dapat dijadikan hikmah. Oleh karena itu,
usaha mengembangkan toleransi antar umat beragama dan membiarkan orang lain
melakukan kegiatan keagamaan merupakan suatu keharusan yang perlu
dilakukan.

3. Masalah Konflik antara Mayoritas dengan Minoritas

Keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sebuah kekayaan yang


tidak ternilai harganya. Namun, keragaman ini akan menjadi bencana seandainya
tidak dikelola dengan baik. Keragaman sangat berpotensi untuk memunculkan
konflik. Di Indonesia masih banyak dijumpai adanya perasaan sebagai etnis yang

9
merasa paling berkuasa di wilayahnya. Akibatnya, etnis lain yang secara
ekonomi lebih mapan dapat menjadi pemicu terjadinya konflik. Oleh karena
itu, setiap etnis harus dapat menghargai setiap perbedaan yang ada, karena
perbedaan adalah sebuah anugerah, bukan musibah.

4. Masalah konflik antara Pribumi dengan Nonpribumi serta Perlakuan

Diskriminatif

Sentimen rasial dan etnis di Indonesia merupakan sebuah isu yang


sangat berpotensi memunculkan konflik. Diskriminasi mempunyai dua
pengertian, yaitu:

a. Diskriminasi merupakan penyangkalan hak-hak suatu kelompok warna


b. Negara yang sebenarnya berlaku untuk semua warga Negara.
c. Diskriminasi merupakan penyangkalan terhadap hak-hak minoritas.

Tantangan pada saat ini adalah bagaimana bangsa Indonesia dapat hidup
damai berdampingan satu sama lain. Untuk itu harus dihilangkan prasangka
buruk, salah paham dan kebencian, serta menemukan dan mengembangkan
nilai-nilai bersama, yaitu nilai kemanusiaan yang mengikat sebagai satu
bangsa. Oleh karena itu, sikap toleransi antar suku bangsa, agama, dan antar
golongan harus benar-benar dikembangkan.

Kesimpulan.

Setelah uraian di atas, sebagaimana diketahui bahwa saat ini kita sedang
menjalani kehidupan masyarakat yang multicultural. Dalam masyarakat ini,
dibutuhkan orang-orang yang mampu berkomunikasi antar budaya dan punya
pengetahuan tentang perbandingan pola-pola budaya, tentunya harus ada orang
yang mengajarkan dan belajar tentang budaya apalagi berkaitan tentang
komunikasi lintas budaya. Terdapat berbagai ragam macam multikultural yang
ada di belahan dunia khususnya yang ada di Indonesia, baik itu ras, agama, suku,
klan maupun bahasa. Oleh karena itu, dengan mempelajari perbedaan varian pola
budaya dalam komunikasi lintas budaya, antar budaya dapat berkomunikasi
secara efektif dalam masyarakat multukultural.

Komunikasi lintas budaya maupun antar budaya yang beroperasi dalam


masyarakat multikultural sekurang-kurangnya mengandung lima unsur penting,
yakni pertemuan berbagai kultur dalam waktu dan tempat tertentu; pengakuan
terhadap multikulturalisme dan pluralisme; serta perubahan perilaku individu.

10
Transformasi sosial budaya yang secara evolutif mampu mengubah konvensi
sosial budaya, yakni proses transformasi yang berlangsung dari budaya dominan
ke budaya pluralistik atau multikultur. Perubahan sosial dan perubahan budaya
yang mampu melahirkan struktur sosial baru, diikuti oleh perubahan pada bidang
dan sektor lain.

Ulasan di atas menjelaskan bahwa proses dan praktik komunikasi antar budaya
maupun lintas budaya yang efektif sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan
seseorang tentang jenis, derajat dan fungsi, bahkan makna perbedaan
antar budaya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan sosial budaya seseorang
tentang perbedaan varian pola-pola budaya, semakin besar pula peluang untuk
dapat berkomunikasi antar budaya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
pengetahuan kita tentang berbedaan varian pola-pola budaya, semakin kecil pula
peluang untuk berkomunikasi antar budaya.

11
12

Anda mungkin juga menyukai