Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Syari’ah

Secara umum pengertian ekonomi adalah salah satu ilmu sossial yang
mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan
konsumsi terhadap barang dan jasa. Di Indonesia penggunaan istilah ekonomi islam
terkadang digunakan bergantian dengan istilah ekonimi syariah. Termasuk dalam
Perguruan Tiggi. Ada yang menamakan dengan ekonomi islam ada juga yang
menamakan ekonomi syariah. Ekonmi Islam atau ekonomi syariah telah didefinsikan
oleh para sarjana muslim dengan berbagai definisi. Keragaman itu terjadi karena
perbedaan perpektif setiap pakar dalam bidangnya.1 Pengerian ekonomi Islam
menurut para pakar adalah
1. Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan bahwa
ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner
dalam arti kajian konomi syariah tidak dapat berdiri tetapi perlu penguasan yang
baik dan menadalam terhadap ilmu-ilmu pendukungannya juga terhadap ilmu-
ilmu yang berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika, statistik, logika
dan ushul fiqh.2
2. M.A Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai suatu ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang
diilhami oleh nilai-nilai islam.
3. Yusuf Qardhawi. Pengertian Ekonomi Syariah merupakan ekonomi yang
berdasarkan pada ketuhanan. Esensi sistem ekonomi ini betitik tolak dari Allah
Azza Wa Jalla, tujuanakhirnya kepada Alla Azza Wa Jalla, dan memanfaatkan
sarana yang tidak lepas dari syari’at Alla Azza Wa Jalla.
4. Menurut Umar Chapra, ekonmi Islam merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan
yang membantu manusia dalam mewujudkan kesejahteraan melalui alokasi dan

1 Juhaya S Praja, EkonomiSyariah, (Bandung:Pustaka Setia, 2012), hal 56


2 Al Arif. Nur Rianto dan Euis Amalia, Teori mikrobiologi:Suatu perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional,
(Jakarta; Gramata Publishing, 2010) hal 7

3
5. distribusi berbagai sumber daya langka sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
berdasarkan syariah (al-‘iqtisad al-syariah) tanpa mengekang kebebasan individu
secara berlebihan, menciptakan kebebasan idividu secara berlebihan, menciptakan
ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi, atau melemahkan solidaritas
keluarga dan sosial serta ikatan moral yang terjalin di masyarakat.
6. Definisi ekonomi syariah para ahli tersebut menekankan karakter komprehensif
tentang subjek dan didasarkan atas nilai moral ekonomi syariah yang bertujuan
mengakaji kesejateraan manusia yang dicapai melalui pengorganisasian sumber-
sumber alam berdasarkan kooperasi dan partisipasi.

B. Problem Dan Tujuan Ekonomi Syariah

Doktrin islam mengajarkan bahwa bekerja adalah ibadah. Rasululah dalam hal
ini menegaskan bahwa nilai dari setiap bentuk kerja tergantung kepada niat-niat para
pelakunnya. Salah satu dar bentuk kerja yag banyak mendapat pujian adalah aktifitas
dalam bidang ekonomi. Jadi Ekonomi Syari’ah adalah melaksanakan aktivitas
ekonomi berbasis syari’ah. Sementara hukum ekonomi syaria adalah sekumpulan
perintah atau larangan norma dan aturan-aturan dalam segala kegiatan ekonomi ssuai
dengan tujuan syariah.
Sedangkan problematika yang dihadapi dalam mengembangkan ekonom syariah
diantarannya adalah:
1. Problem yang bersifat eksternal; anggapan terhadap Islamic term (sikap phobi,
sebagai akibat kesalahpahaman atau pengalaman historis yang keliru. Disamping
ketidaktahuan yang disebabkan lemahnya mental dan keimanaan.
2. Problem yang bersifat internal; kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan ilmu
dan sistem ekonomi islam, antara lain karena:
a) kekakuan melihat perkembangan ilmu pengetahuan (tidak mampu melihat
perubahan paradigma),
b) kejumudan (tidak mempunyai keberanian moral untuk menghargai milik
sendiri), dan
c) kemunafikan disatu pihak sebagai muslim, tetapi dipihak lain tidak
inginengikuti sistemnya.

4
3. Pakar islam telah kehilangan kontribusi pengetahuan yang telah diteliti oleh
muslim masa lalu termasuk dalam bidang ekonomi, sehingga kekurangan referensi
dalam bidang ekonomi.
4. Dalam penelitian, kurangya pengetahuan pakar syari’ah dalam bidang ekonomi.
5. Peneliian-penelitian dalam bidang ekonomi belum banyak dilakukan, meskipun
ada itu masih tertumpu pada bidang perbankan dan kajian ini perlu diperluas
dalam bidang ekonomi makro dan miro, fiskal, moneter.
6. Pusat pengajaran ke arah ekonomi syari’ah terbatas dan kurang lengkap, daam hal
ini diperlukan SDM yang ahli dalam bidag fiqh dan ekonomi atau kerjsama
iantara pakar fiqh dan ilmu ekonomi. Bukan hanya itu saja, keterlibatan
pemerintah dalam hal ini juga diperlakukan, sehingga usaha ke rah pengembangan
ekonomi islam dan solusi terhadap persoalan ekonomi islam akan lebih terlihat
jelas.3

Tujuan Ekonomi Syariah


1. Konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia
2. Alat pemuas kebutuhan manusia seimbang dengan tingkat kualitas manusia
agar ia mampu meningkatkan kecerdasan dan kemampuan teknologinya
guna menggali sumber-sumber alam yang masih terpendam
3. Dalam pengaturan ditribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral
harus diterapkan
4. Pemerataan pendapatan dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan
seseorang yang diperoleh dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana
distribusi pendapatan merupakan sarana ampuh.

Menurut Nik Mustafa, islam berorientasi pada tujuan (goal oriented).


Prinsip-prinsp yang mengarahkan pengorganisasian kegiatam-kegiatan ekonomi
pada tingkat individu dan kolektif bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan
menyeluruh dalam tata sosial islam. Secara umum tujuan-tujuan dapat
digolongkan sebagai berikut:

3Hulwati, “Problematika Ekonomi Syariah Fiqh Kontemporer”, IQTISHADUNA Jurnal Hukum Ekonomi Syariah. Vol. 1 No. 1,
April 2014, hal 55-58

5
1. Menydiakan dan menciptakan peluang-peluang yag sama dan luas bagi
semua orang untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.
2. Membatas kemiskinan absolute dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar bagi emua individu masyarakat.
3. Mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan, dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi.4

C. Prinsip Ekonomi Syari’ah

Prinsip adalah suatu pernyataan fundemental atau kebenaran umum maupun


individual yang dijadikan oleh seseorang/kelompok sebagai pedoman untuk
berfikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan ruh dari sebuah perkembangan
ataupun prubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun
pemaknaan oleh sebuah objek tertentu. Dalam pelaksanaannya ekonomi syariah
harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Berbaga sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah
kepada manusia. Sehingga manusia tidak boleh semena-mena dengan
sumber daya yang ada.
 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu, sehingga
tidak mutlak kepemilikan individu.
 Kekuatan penggerak utama ekonomi syariah adalah kerja sama. Prinsi
berjamaah, kebersamaan serta saling menolong juga menjadi pondasi dasar
dalam ekonomi syariah.
 Ekonomi syariah menolak trjadinya kekayaan yang dikuasai oleh egelintir
orang saja, artinya ekonomi syariah menekankan prinsip pemerataan
kekyaan, sehigga tidak terjadi disparitas yang mencolok.
 Ekonomi syariah menjamin pemilikan masyarkat dan penggunaannya
direncanakana untuk kepentingan banyak orang.
 Seorang muslim harus takut kepada Allah dan hari penentuan di akhirat
nanti, sehingga pertimbangan keputusan dalam ekonomi syariah tidak

4
Ihtiandiko Wicaksono. 2015. Tujuan Manfaat Karakteristik dan prinsp ekonomi syariah.
https://www.academia.edu/28202172/Pengertian_Tujuan_Manfaat_Karakteristik_dan_Prinsip_Ekonomi_Syariah. diakses
pada tanggal 02 september. Pukul 22:40

6
semata-mata keuntungan didunia zakat harus dibayarkan atas kekayaan
yang telah memenuhi batas (nishab), artinya tidak semua umat muslim
terkena kewajiban membayar zakat, tetpai meraka yang mempunyai
kekayaan tertntulah yag diwajibkan membayar zakat
 Islam melarang riba dalam segala bentuk, dimana saat ini banyak sekali
praktek-praktek variasi dari riba yang perlukita hindari.5

D. Konsep Maslahah dan Falah dalam Islam

Maslahah Dalam Mencapai Tujuan Falah

Falah, kehidupan yang mulia dan sejahtera didunia adan di akhirat, dapat terwujud
apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang.
Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan memberikan dampak yang disebut dengan
mashlahah. Mashlahah adalah segala bentuk keaadan, baik material maupun
nonmaterial, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang
paling mulia.6 Menurut As-Shatibi, mashlahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri
dari lima hal, yaitu agama (dien), intelektual (aql), keluarga dan ketentuan (nash) dan
materil (wealth). Kelima hal tersebut merupakan kebutuhan yang mutlak harus
dipenuhi agar manusia dari kebutuhan di atas tidak terpenuhi atau terpenuhi tapi tidak
seimbang niscaya kebahagiaan hidup juga tidak tercapai dengan sempurna. 7

Dalam usaha mencapai falah manusia banyak menghadapi permasalahan.


Permasalahan ini sangat kompleks dan sering kali saling terkait antara satu faktor
dengan faktor lainnya. Adanya berbagai keterbatasan, kekurangan, dan kelemahan
yang ada pada manusia serta kemungkinan interdependensi berbagai aspek kehidupan
seringkali menjadi permasalahan besar dalam upaya mewujudkan falah. Permasalahan
lai adalah kurangnya sumer daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan atau

5
Yoyok Prasetyo, Ekonomi Syariah, (Jakarata: penerbit: Aria mandiri group, 2018), hal 7-8
6
Pusat Pengkajian dan Pengembangan konomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Kerjasama
dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Ed. 1. 2008), h. 5.
7
Farida, “Memahamai Konsep Al- Falah Melalui Upaya Penguatan Ketahanan Pangan Dalam World Islamic
Economic Forum (WIEF)”. Journal Of Islamic Economics Lariba. Vol. 1. No. 1, (2015), hal.9-10

7
keinginan manusia dalam rangka mencapai falah. Kekurangan sumber daya inilah
yang sering disebut dengan ekonomi pada umunya dengan istilah ‘kelangkaan’.

Kelangkaan sumber daya semacam ini tidak hanya terjadi didaerah atau negara-
negara miskin, hal ini terjad didaerah atau negara-negara maju. Hal ini terjadi karena
kebutuhan manusia terus berkembang dari aktu kewaktu, sementara manusia tidak
mampu utuk selalu memenuhinya. Benerkah kelangkaa ini merupakan akar
permasalahan ekonomi sehinggga menimbukan kemiskinan, misalnya harga, defisit,
pengangguran, dan sebagainya.

Dunia dan alam semesta ini tidaklah tercipta dengan sendirinya namun atas
kehendak sang pencita yaitu Allah. Dia menciptakan alam semesta ini utuk manusi
sehingga segala kebutuhan manusia juga telah tersedia di bumi ini. Alam semsta juga
tercipta dengan ukuran yang akurat dengan cermat sehingga memadai untuk
memenuhi seluruh makhluknya. Disinilah manusia diuji utuk menggunakan segala
potensinya untuk menggali dan mengola alam semesta ini agar falah tercapai. Jika
demikian hanya bagamana ‘kelangkaan’ yang ada dewasa ini dijelaskan? Mengapa
banyak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya? Mengapa terjadi kekurangan
pangan diberbagai negara? Jika dicermati, semua ‘kelangkaan’ di atas bukanlah
terjadi dengan sendirinya. Kelangkaan ii sebenarnya hanyalah kelangkaan relatif,
yaitu hanya kelangkaan sumberdaya yang terjadi dalam jangka pendek ata dala area
tertentu saja. Kelangkaan relatif terjadi disebabkan oleh tiga hal pokok, yaitu : (1)
ketidak merataan distribusi sumber daya, (2) keterbatasan manusia, (3) konflik antara
tujuan hidup.8

Aspek konsumsi, produksi dan distribusi merupakan suatu kesatuan integral


untuk mewujudkan mashlahah kehidupan. Kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi
hrus enuju pada satu tujuan yang sama, yaitu mencapai mashlhah yangmaksimum
bagi umat manusia. Konsumsi harus berorentasi kepada mashlahah maksimum
sehingga tetap menjaga keseimbangan kebutuhan antarindiidu dan keseimbangan
antaraspek kehisupan. Produksi dilakukan secara efesien dan adil sehingga sumber
daya yang tersedia bisa mencukupi kebutuhan seluruh umat manusia.9 Distribusi
sumber daya dan ouput harus dilakukan secara adil dan merata sehingga

8
Ibid.
9
Ibid., hal.11

8
memungkinkan setiap individu untuk memiliki peluang untuk mewujudkan
mashlahah bagi kehidupannya. Pada kahirnya apabila mashlahah dapat mencapai
maka kehidupan manusia yang bahagia dan sejahtera didunia maupun di akhirat, atau
falah, akan tercapai. Oleh karena itu kesadaran akan pentingnya mashlahah atau falah
ini akan mendorong setiap individu untuk berperilaku ekonomi yang menuju
kearahnya sehingga bisa dituliskan suatu lemma seperi dibawah ini:

“Jika manusia meyadari pentingnya falah, maka ia akan selal berusaha mengella
sumber daya yang ada unuk mencapai falah tersebut”.

Islam adalah cara hidup yang imbang dan koheren, dirancang untuk
kebahagian falah manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara kebutuhan
moral dan material manusia dan aktualisasi keadilan sosio ekonomi serta
persaudaraan dalam masyarakat manusia. Hal ini berarti ajaran islamselalu dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang tengah terjadi. Oleh karena itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, menuntut para ulama
islam secara enovatif. Termasuk yang cukup urgen, adalah upaya para ulama yang
secara terus menerus melakukan ijtihad dibidang fiqh secara benar dan dapat
diertanggung jawabkan.

Nlai Mashlahah Dalam Sistem Ekonomi Islam

Salah satu nilai yang muncul dari pandangan para ahli ekonomi islam adalah
mashlahah. Konsep ini perta kali dimunculkan olh imam maliki pendiri madzhab
maliki, dengan istilah lengkapnya masalih al-mursalah atau semakna istihsan oleh
imam-imam lainnya. Selanjutnya dikmpangkan labih jauh oleh abu ishak ibrahim
musa al-shatibi (w.700/1388) yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam
karyanya al-muwafaqat.

Arifin Hamid mejelaskan bahwa mashlahah dalam pengertian umum ialah


dengan menempatkan pertimbangan kepentingan umum sebagai dasar teori dalam
pembentukan hukum. Khususnya terhadap masalah yang belum terdapat dalil
hukumnya yang tegas seperti dalam urusan muamalah termasuk didalamnya kegiatan
ekonomi.

9
Mashlahah adalah bersifat universal, berlaku secara umum dan abadi atas
segenap manusia dn didalam segala keadaan. Beberpa pokok pikiran menyangkut
universalitas syriat dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bahwa setiap aturan bagi kemaslahatan diciptakan tuhan secara harmonis,


tidak saling berbenturan dan kacau.
2. Bahwa kemaslahatan itu berlaku scara khusus untuk pada satu tempat tertentu
saja.
3. Maslahat universal adalah maslahat yang diterima secara umum, sesuai
dengan sifat tuhan syariat yang dimaksudka Tuhan untuk berlaku secara
umum menurut kondisi manusia.
4. Bahwa kaedah-kaedah pokok mashlahat universal bersifat tegas da pasti
(qath’i)

Konsep mashlahah ini juga merupakan sibolisasi dari kemampuan adabtalitas


hukum islam terhadap perkembangan kontemporer yang terjadi. Prinsip maslahah
sekaligus berperan sebagai filterisasi terhadap nilai-nilai terhadap sosio-dalam
setiap kultural yang mengkristal dalam setiap komunitas masyarakat, agar yang
terjadi proses transformasi budaya kedalam nilai-nilai yang relevan dengan ajaran
islam.

Berbagai bentuk dan model ekonomi akan mendapatkan legalitasnya karena


kebanyakan bentuk institusi ekonomi yang berkembang saat ini secara utuh belum
pernah ada dimasa Rasullah. Jika dicari legalitasnya dalam sumber-sumber hukum
islam maka hanya akan mendapatkan landasan hukum teoritik yang bersifat
global. Melalui konsep maslahah yang ermuara bagaimana memenuhi kebutuhan
tanpa membaikkan perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan
peradaban manusia, maka akan jelas landasan yuridisnya.

Tujuan Akhir Ekonomi Islam

Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat islam
sendiri(maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat
(falah) melalui suatu taat kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah).
Inilah kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia, bukan
kebahagiaan semu yang seringkali pada akhirnya justru melahirkan penderitaan

10
dan kesengsaraan. Dalam konteks ekonomi tujuan falah yang ingin di capai oleh
ekonomi islam meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup horison waktu
dunia ataupun akhirat.

Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan dasar sekaligus


tujuan utama dari syariat islam (mashlahah al-ibad), karenanya juga merupakan
tujuan islam.

Ekonomi Islam tidak sekedar berorientasi untuk pembangunan pisik material


dari individu, masyarakat dan negara saja, tetapi juga memperhatikan
pembangunan aspek-aspek lain juga merupakan elemen penting bagi kehidupan
yang sejahtera dan bahagia. Pembangunan keimanan merupakan prakondisi yang
diperlukan dalam islam, sebab keimanan adalah fondasi bagi seluruh prilaku
individu dan masyarakat. Keimanan akan turut membentuk preferensi,sikap
pengambilan keputusan, dan prilaku yang mengarah pada pewujud dan maslahah
untuk mencapai falah.

Mashlahah dapat dicapai jika manusia hidup dalam kesimbangan, sebab


keseimbangan adalah merupakan sunatullah. Kehidupan yang seimbang
merupakan salah satu esensi ajaran islam sehingga umat islam pun disebut sebagai
umat pertengahan. Ekonomi islam bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang
seimbang ini, dimana antara lain mencakup keseimbangan fisik dengan mental,
material dan spiritual, individu dengan sosial , masa kini dengan masa depan, serta
dunia akhirat.Keseimbangan fisik dengan mental atau material dan spiritual akan
menciptakan kesejahteraan holistik bagi manusia.

Untuk menyederhanakan moral ekonomi islam dapat diuraikan menjadi dua


komponen meskipun dalam praktiknya kedua hal tersebut yaitu

a.Nilai Ekonomi Isam

Nilai value merupakan kualitas atau kandunga intrisik yang diharapkan dari
suatu suatu prilaku atau keadaan. Misalnya nilai shalat dukur dari kekhusu’annya.

b. Prinsip Ekonomi Islam

11
Merupakan suatu mekanisme atau elemen pokok yang terjadi struktur atau
kelengkpan suatu kegiatan. Misalkan dicrminkan dalan shalat dari rukun dan
syarat syah nya shalat.

E. RANCANGAN BANGUN SISTEM EKONOMI

Jika mengikuti pendapat imam Djajuli, maka yang pertama diperlukan adalah
kajian sejarah tentang praktek dan perkembangan ekonomi pada masa nabi dan para
sahabatnya .Kajian yang komperensip yang sifat nya historis belum ada, sedangkan
yang ada bersifat potong-potong berdasarkan anak kode atau berita.

1. Definisi, Hakikat dan Paradigma

Dalam konteks hukum islam, khususnya dibidang muamalah atau transaksi


keungan, yang dominan adalah konsep-konsep yang bertolak belakang dari hukum
larangan riba yang menjadi pembahasan para ulama fiqih atau fukaha. Tapi solusi
terhadap masalah riba itu adalah praktek muamalah yang dijalankan oleh Nabi dan
sahabatnya, khususnya solusi al qiradh yang dijabarkan lebih lanjut model-model
pembiayaan yang khusus, yaitu murabahah, mudharabah, dan musyarakah yang
menjadi produk-produk pelayanan utama perbankan syariah dan di susul oeleh
produk-produk lainnya. Dari praktek penerapan hukum syariah dibidang keuangan itu
timbul rekaman data yang menggambarkan realitas ekonomi islam dalam wujud
perkembangan ekonomi keuangan.

Perlu dicatat bahwa ajaran-ajaran yang terkandung dalam al Qur’an dan


Sunnah itu ternyata menimbulkan interprestasi yang berbeda, karena pengalaman
empiris dan pandangan politik yang berbeda. Misalnya tentang riba yang di tafsirkan
segala segala macam bunga. Menurut Sjahfruddin Prawira misalnya mempunyai dua
pendapat . Pertama, bahwa bunga yang rendah adalah suku bunganya dan tidak
mengandung unsur keterpaksaan yang disebut interest itu tidak bisa disebut sebagai
riba, tetapi laba perdagangan yang curang dan mengandung unsur keterpaksaan
misalnya karena siasat pembunuhan adalah riba juga. Kedua, ia mendapatkan bahwa
riba memang dilarang, tapi yang disebut riba adalah sistem eksploitatif.

12
Menurut gregory adn Stuart (1985) elemen kunci dari suatu sistem ekonomi adalah;

a. Hak Kepemilikan
b. Mekanisme provinsi informasi dan koordinasi dari keputusan-
keputusan
c. Metode pengambilan keputusan
d. Sistem insentif bagi prilaku ekonomi
e. Kepemilikan dalam islam

Ekonomi islam mengajarkan prinsip hak milik yang berbeda dari sistem
kapasitas yang menekankan pada hak milik individu dan komunisme yang
menekankan pada hak milik kolektif.

Kepemilikan hal yang muncul karena pemanfaatan suatu benda diperutukkan


bagi masyarakat umum hingga menjadi kepentingan bersama. Dengan karakteristik
sebagai berikut;

-. Merupakan fasilitas umum

-. Bahan tambang yang relatif tidak terbatas jumlahnya.

-. Sumberdaya alam yang sifatnya tidak memiliki secara individu.

-. Harta benda Wqaf.

Hak milik negara adalah kekuasaan negara atas aset atau kekayaan negara yang
hasilnya masuk kedalam anggaran belanja negara.

a. Maslahah sebagai intensif ekonomi


Konsep dan pemahaman tentang harta kepemilikkan membawa implikasi
kepada motivasi dan insentif setiap individu.Ketika seseorang meyakini
bahwa harta yang dimilikinya adalah dalam kekuasaanya merupakan hak
miliknya secara mutlak, maka sesorang akan merasa memiliki kebebasan
dan kekuasaan atas harta tersebut.
b. Pasar yang adil sebagai mediasi komunikasi
Dalam paham kapitalisme, mekanisme pasar atau transaksi dianggap
sebagai mekanisme yang paling tepat untuk pemenuhan kehendak setiap
individu. Alasannya karena setiap individu memiliki pola pikir

13
individualistik. Maka akan tercipta suatu mekanisme transaksional, dimana
bahwa seseorang dimna seseorang akan memberikan sesuatu yang
dimilikinya jika ia juga mendapat apa yang mereka inginkan. Dan
mekanisme seperti inilah yang dikenal sebagai mekanisme pasar.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian ekonomi adalah salah satu ilmu sossial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan
jasa. Di Indonesia penggunaan istilah ekonomi islam terkadang digunakan bergantian dengan
istilah ekonimi syariah.

Konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Alat pemuas kebutuhan manusia seimbang dengan tingkat kualitas
manusia agar ia mampu meningkatkan kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna
menggali sumber-sumber alam yang masih terpendam. Dalam pengaturan ditribusi dan
sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan. Pemerataan pendapatan
dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh dari usaha halal,
maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan merupakan sarana ampuh.

Falah, kehidupan yang mulia dan sejahtera didunia adan di akhirat, dapat terwujud
apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang. Tercukupinya
kebutuhan masyarakat akan memberikan dampak yang disebut dengan mashlahah.
Mashlahah adalah segala bentuk keaadan, baik material maupun nonmaterial, yang mampu
meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.

Pada pokoknya mendirikan suatu bangunan itu dimulai dengan melakukan fondasi
yang kuat, kemudian dibangun lantai dasar, dan ditegakan tiang-tiang penyangga, lalu
diangun palfon dan yang paling atas dibangun atap. Dalam ekonomi islam, bahan bangunan
itu adalah ajaran islam yang bersuber dari al-qur’an dan as-sunnah seta tradisi pemikiran
yang telah dikembangkan oleh para ulama, filsuf dan tindakan-tidakan para pemimpinan
islam, seperti para sahabat dan pemimpin-pemimpin berikutnya yang dicatat dalam sejarah
perkembangan perekonomian.

15
B. Saran
Kalimat al hamdulillahirobbil’alamin mengiringi penutup makalah ini dan mengingat
manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang saya susun inipun masih banyak
kesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu, saya mengharapkan saran dan kritik dari
semua pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini

16
DAFTAR PUSTAKA

Praja, S Juhaya. 2012. Ekonomi Syariah .Bandung: Pustaka Setia

Al Arif, dkk. 2010. Teori Mikrobiologi:suatu Perbandingan Ekonomi Islam Dan Ekonomi
Konvensional. Jakarta: Gramata Publishing

Hulwati. 2014. Iqtishaduna Jurnal Hukum Ekonomi Syariah “Problematika Ekonomi Syariah
Fiqh Kontemporer.

Wicaksono,ihtiandiko. 2015. Tujuan Manfaat Karateristik dan Prinsip Ekonomi Syariah


https://www.academia.edu/28202172/Pengertian_Tujuan_Manfaat_Karakteristik_dan_Prinsi
p_Ekonomi_Syariah.

Prasetyo, yoyok. 2018. Ekonomi Syariah. Jakarta: Aria Mndiri Group

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta. 2008. Ekonomi
Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Farida. 2015. Journal Of Economics Lariba “Memahami Konsep Al-Falah Melalui Upaya
Penguatan Ketahanan Pangan Dalam World IslamicEcnomic Forum (WIEF)

17

Anda mungkin juga menyukai