Ekonomi Syariah
Ekonomi Syariah
PEMBAHASAN
Secara umum pengertian ekonomi adalah salah satu ilmu sossial yang
mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan
konsumsi terhadap barang dan jasa. Di Indonesia penggunaan istilah ekonomi islam
terkadang digunakan bergantian dengan istilah ekonimi syariah. Termasuk dalam
Perguruan Tiggi. Ada yang menamakan dengan ekonomi islam ada juga yang
menamakan ekonomi syariah. Ekonmi Islam atau ekonomi syariah telah didefinsikan
oleh para sarjana muslim dengan berbagai definisi. Keragaman itu terjadi karena
perbedaan perpektif setiap pakar dalam bidangnya.1 Pengerian ekonomi Islam
menurut para pakar adalah
1. Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan bahwa
ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner
dalam arti kajian konomi syariah tidak dapat berdiri tetapi perlu penguasan yang
baik dan menadalam terhadap ilmu-ilmu pendukungannya juga terhadap ilmu-
ilmu yang berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika, statistik, logika
dan ushul fiqh.2
2. M.A Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai suatu ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang
diilhami oleh nilai-nilai islam.
3. Yusuf Qardhawi. Pengertian Ekonomi Syariah merupakan ekonomi yang
berdasarkan pada ketuhanan. Esensi sistem ekonomi ini betitik tolak dari Allah
Azza Wa Jalla, tujuanakhirnya kepada Alla Azza Wa Jalla, dan memanfaatkan
sarana yang tidak lepas dari syari’at Alla Azza Wa Jalla.
4. Menurut Umar Chapra, ekonmi Islam merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan
yang membantu manusia dalam mewujudkan kesejahteraan melalui alokasi dan
3
5. distribusi berbagai sumber daya langka sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
berdasarkan syariah (al-‘iqtisad al-syariah) tanpa mengekang kebebasan individu
secara berlebihan, menciptakan kebebasan idividu secara berlebihan, menciptakan
ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi, atau melemahkan solidaritas
keluarga dan sosial serta ikatan moral yang terjalin di masyarakat.
6. Definisi ekonomi syariah para ahli tersebut menekankan karakter komprehensif
tentang subjek dan didasarkan atas nilai moral ekonomi syariah yang bertujuan
mengakaji kesejateraan manusia yang dicapai melalui pengorganisasian sumber-
sumber alam berdasarkan kooperasi dan partisipasi.
Doktrin islam mengajarkan bahwa bekerja adalah ibadah. Rasululah dalam hal
ini menegaskan bahwa nilai dari setiap bentuk kerja tergantung kepada niat-niat para
pelakunnya. Salah satu dar bentuk kerja yag banyak mendapat pujian adalah aktifitas
dalam bidang ekonomi. Jadi Ekonomi Syari’ah adalah melaksanakan aktivitas
ekonomi berbasis syari’ah. Sementara hukum ekonomi syaria adalah sekumpulan
perintah atau larangan norma dan aturan-aturan dalam segala kegiatan ekonomi ssuai
dengan tujuan syariah.
Sedangkan problematika yang dihadapi dalam mengembangkan ekonom syariah
diantarannya adalah:
1. Problem yang bersifat eksternal; anggapan terhadap Islamic term (sikap phobi,
sebagai akibat kesalahpahaman atau pengalaman historis yang keliru. Disamping
ketidaktahuan yang disebabkan lemahnya mental dan keimanaan.
2. Problem yang bersifat internal; kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan ilmu
dan sistem ekonomi islam, antara lain karena:
a) kekakuan melihat perkembangan ilmu pengetahuan (tidak mampu melihat
perubahan paradigma),
b) kejumudan (tidak mempunyai keberanian moral untuk menghargai milik
sendiri), dan
c) kemunafikan disatu pihak sebagai muslim, tetapi dipihak lain tidak
inginengikuti sistemnya.
4
3. Pakar islam telah kehilangan kontribusi pengetahuan yang telah diteliti oleh
muslim masa lalu termasuk dalam bidang ekonomi, sehingga kekurangan referensi
dalam bidang ekonomi.
4. Dalam penelitian, kurangya pengetahuan pakar syari’ah dalam bidang ekonomi.
5. Peneliian-penelitian dalam bidang ekonomi belum banyak dilakukan, meskipun
ada itu masih tertumpu pada bidang perbankan dan kajian ini perlu diperluas
dalam bidang ekonomi makro dan miro, fiskal, moneter.
6. Pusat pengajaran ke arah ekonomi syari’ah terbatas dan kurang lengkap, daam hal
ini diperlukan SDM yang ahli dalam bidag fiqh dan ekonomi atau kerjsama
iantara pakar fiqh dan ilmu ekonomi. Bukan hanya itu saja, keterlibatan
pemerintah dalam hal ini juga diperlakukan, sehingga usaha ke rah pengembangan
ekonomi islam dan solusi terhadap persoalan ekonomi islam akan lebih terlihat
jelas.3
3Hulwati, “Problematika Ekonomi Syariah Fiqh Kontemporer”, IQTISHADUNA Jurnal Hukum Ekonomi Syariah. Vol. 1 No. 1,
April 2014, hal 55-58
5
1. Menydiakan dan menciptakan peluang-peluang yag sama dan luas bagi
semua orang untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.
2. Membatas kemiskinan absolute dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar bagi emua individu masyarakat.
3. Mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan, dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi.4
4
Ihtiandiko Wicaksono. 2015. Tujuan Manfaat Karakteristik dan prinsp ekonomi syariah.
https://www.academia.edu/28202172/Pengertian_Tujuan_Manfaat_Karakteristik_dan_Prinsip_Ekonomi_Syariah. diakses
pada tanggal 02 september. Pukul 22:40
6
semata-mata keuntungan didunia zakat harus dibayarkan atas kekayaan
yang telah memenuhi batas (nishab), artinya tidak semua umat muslim
terkena kewajiban membayar zakat, tetpai meraka yang mempunyai
kekayaan tertntulah yag diwajibkan membayar zakat
Islam melarang riba dalam segala bentuk, dimana saat ini banyak sekali
praktek-praktek variasi dari riba yang perlukita hindari.5
Falah, kehidupan yang mulia dan sejahtera didunia adan di akhirat, dapat terwujud
apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang.
Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan memberikan dampak yang disebut dengan
mashlahah. Mashlahah adalah segala bentuk keaadan, baik material maupun
nonmaterial, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang
paling mulia.6 Menurut As-Shatibi, mashlahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri
dari lima hal, yaitu agama (dien), intelektual (aql), keluarga dan ketentuan (nash) dan
materil (wealth). Kelima hal tersebut merupakan kebutuhan yang mutlak harus
dipenuhi agar manusia dari kebutuhan di atas tidak terpenuhi atau terpenuhi tapi tidak
seimbang niscaya kebahagiaan hidup juga tidak tercapai dengan sempurna. 7
5
Yoyok Prasetyo, Ekonomi Syariah, (Jakarata: penerbit: Aria mandiri group, 2018), hal 7-8
6
Pusat Pengkajian dan Pengembangan konomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Kerjasama
dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Ed. 1. 2008), h. 5.
7
Farida, “Memahamai Konsep Al- Falah Melalui Upaya Penguatan Ketahanan Pangan Dalam World Islamic
Economic Forum (WIEF)”. Journal Of Islamic Economics Lariba. Vol. 1. No. 1, (2015), hal.9-10
7
keinginan manusia dalam rangka mencapai falah. Kekurangan sumber daya inilah
yang sering disebut dengan ekonomi pada umunya dengan istilah ‘kelangkaan’.
Kelangkaan sumber daya semacam ini tidak hanya terjadi didaerah atau negara-
negara miskin, hal ini terjad didaerah atau negara-negara maju. Hal ini terjadi karena
kebutuhan manusia terus berkembang dari aktu kewaktu, sementara manusia tidak
mampu utuk selalu memenuhinya. Benerkah kelangkaa ini merupakan akar
permasalahan ekonomi sehinggga menimbukan kemiskinan, misalnya harga, defisit,
pengangguran, dan sebagainya.
Dunia dan alam semesta ini tidaklah tercipta dengan sendirinya namun atas
kehendak sang pencita yaitu Allah. Dia menciptakan alam semesta ini utuk manusi
sehingga segala kebutuhan manusia juga telah tersedia di bumi ini. Alam semsta juga
tercipta dengan ukuran yang akurat dengan cermat sehingga memadai untuk
memenuhi seluruh makhluknya. Disinilah manusia diuji utuk menggunakan segala
potensinya untuk menggali dan mengola alam semesta ini agar falah tercapai. Jika
demikian hanya bagamana ‘kelangkaan’ yang ada dewasa ini dijelaskan? Mengapa
banyak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya? Mengapa terjadi kekurangan
pangan diberbagai negara? Jika dicermati, semua ‘kelangkaan’ di atas bukanlah
terjadi dengan sendirinya. Kelangkaan ii sebenarnya hanyalah kelangkaan relatif,
yaitu hanya kelangkaan sumberdaya yang terjadi dalam jangka pendek ata dala area
tertentu saja. Kelangkaan relatif terjadi disebabkan oleh tiga hal pokok, yaitu : (1)
ketidak merataan distribusi sumber daya, (2) keterbatasan manusia, (3) konflik antara
tujuan hidup.8
8
Ibid.
9
Ibid., hal.11
8
memungkinkan setiap individu untuk memiliki peluang untuk mewujudkan
mashlahah bagi kehidupannya. Pada kahirnya apabila mashlahah dapat mencapai
maka kehidupan manusia yang bahagia dan sejahtera didunia maupun di akhirat, atau
falah, akan tercapai. Oleh karena itu kesadaran akan pentingnya mashlahah atau falah
ini akan mendorong setiap individu untuk berperilaku ekonomi yang menuju
kearahnya sehingga bisa dituliskan suatu lemma seperi dibawah ini:
“Jika manusia meyadari pentingnya falah, maka ia akan selal berusaha mengella
sumber daya yang ada unuk mencapai falah tersebut”.
Islam adalah cara hidup yang imbang dan koheren, dirancang untuk
kebahagian falah manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara kebutuhan
moral dan material manusia dan aktualisasi keadilan sosio ekonomi serta
persaudaraan dalam masyarakat manusia. Hal ini berarti ajaran islamselalu dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang tengah terjadi. Oleh karena itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, menuntut para ulama
islam secara enovatif. Termasuk yang cukup urgen, adalah upaya para ulama yang
secara terus menerus melakukan ijtihad dibidang fiqh secara benar dan dapat
diertanggung jawabkan.
Salah satu nilai yang muncul dari pandangan para ahli ekonomi islam adalah
mashlahah. Konsep ini perta kali dimunculkan olh imam maliki pendiri madzhab
maliki, dengan istilah lengkapnya masalih al-mursalah atau semakna istihsan oleh
imam-imam lainnya. Selanjutnya dikmpangkan labih jauh oleh abu ishak ibrahim
musa al-shatibi (w.700/1388) yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam
karyanya al-muwafaqat.
9
Mashlahah adalah bersifat universal, berlaku secara umum dan abadi atas
segenap manusia dn didalam segala keadaan. Beberpa pokok pikiran menyangkut
universalitas syriat dapat dirumuskan sebagai berikut.
Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat islam
sendiri(maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat
(falah) melalui suatu taat kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah).
Inilah kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia, bukan
kebahagiaan semu yang seringkali pada akhirnya justru melahirkan penderitaan
10
dan kesengsaraan. Dalam konteks ekonomi tujuan falah yang ingin di capai oleh
ekonomi islam meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup horison waktu
dunia ataupun akhirat.
Nilai value merupakan kualitas atau kandunga intrisik yang diharapkan dari
suatu suatu prilaku atau keadaan. Misalnya nilai shalat dukur dari kekhusu’annya.
11
Merupakan suatu mekanisme atau elemen pokok yang terjadi struktur atau
kelengkpan suatu kegiatan. Misalkan dicrminkan dalan shalat dari rukun dan
syarat syah nya shalat.
Jika mengikuti pendapat imam Djajuli, maka yang pertama diperlukan adalah
kajian sejarah tentang praktek dan perkembangan ekonomi pada masa nabi dan para
sahabatnya .Kajian yang komperensip yang sifat nya historis belum ada, sedangkan
yang ada bersifat potong-potong berdasarkan anak kode atau berita.
12
Menurut gregory adn Stuart (1985) elemen kunci dari suatu sistem ekonomi adalah;
a. Hak Kepemilikan
b. Mekanisme provinsi informasi dan koordinasi dari keputusan-
keputusan
c. Metode pengambilan keputusan
d. Sistem insentif bagi prilaku ekonomi
e. Kepemilikan dalam islam
Ekonomi islam mengajarkan prinsip hak milik yang berbeda dari sistem
kapasitas yang menekankan pada hak milik individu dan komunisme yang
menekankan pada hak milik kolektif.
Hak milik negara adalah kekuasaan negara atas aset atau kekayaan negara yang
hasilnya masuk kedalam anggaran belanja negara.
13
individualistik. Maka akan tercipta suatu mekanisme transaksional, dimana
bahwa seseorang dimna seseorang akan memberikan sesuatu yang
dimilikinya jika ia juga mendapat apa yang mereka inginkan. Dan
mekanisme seperti inilah yang dikenal sebagai mekanisme pasar.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian ekonomi adalah salah satu ilmu sossial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan
jasa. Di Indonesia penggunaan istilah ekonomi islam terkadang digunakan bergantian dengan
istilah ekonimi syariah.
Konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Alat pemuas kebutuhan manusia seimbang dengan tingkat kualitas
manusia agar ia mampu meningkatkan kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna
menggali sumber-sumber alam yang masih terpendam. Dalam pengaturan ditribusi dan
sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan. Pemerataan pendapatan
dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh dari usaha halal,
maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan merupakan sarana ampuh.
Falah, kehidupan yang mulia dan sejahtera didunia adan di akhirat, dapat terwujud
apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang. Tercukupinya
kebutuhan masyarakat akan memberikan dampak yang disebut dengan mashlahah.
Mashlahah adalah segala bentuk keaadan, baik material maupun nonmaterial, yang mampu
meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.
Pada pokoknya mendirikan suatu bangunan itu dimulai dengan melakukan fondasi
yang kuat, kemudian dibangun lantai dasar, dan ditegakan tiang-tiang penyangga, lalu
diangun palfon dan yang paling atas dibangun atap. Dalam ekonomi islam, bahan bangunan
itu adalah ajaran islam yang bersuber dari al-qur’an dan as-sunnah seta tradisi pemikiran
yang telah dikembangkan oleh para ulama, filsuf dan tindakan-tidakan para pemimpinan
islam, seperti para sahabat dan pemimpin-pemimpin berikutnya yang dicatat dalam sejarah
perkembangan perekonomian.
15
B. Saran
Kalimat al hamdulillahirobbil’alamin mengiringi penutup makalah ini dan mengingat
manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang saya susun inipun masih banyak
kesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu, saya mengharapkan saran dan kritik dari
semua pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
16
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, dkk. 2010. Teori Mikrobiologi:suatu Perbandingan Ekonomi Islam Dan Ekonomi
Konvensional. Jakarta: Gramata Publishing
Hulwati. 2014. Iqtishaduna Jurnal Hukum Ekonomi Syariah “Problematika Ekonomi Syariah
Fiqh Kontemporer.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta. 2008. Ekonomi
Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Farida. 2015. Journal Of Economics Lariba “Memahami Konsep Al-Falah Melalui Upaya
Penguatan Ketahanan Pangan Dalam World IslamicEcnomic Forum (WIEF)
17