SKRIPSI
Oleh:
Meiske Munda
NIM : 088114177
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Meiske Munda
NIM : 088114177
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Sorga yang
Ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims) Dengan Sari Buah Markisa Kuning
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas
Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak berupa bimbingan, nasehat, dorongan, kritik dan saran.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
sabar membimbing mulai dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
skripsi.
3. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah bersedia
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Mas Bimo, Mas Kunto, Mas Parlan, Mas Wagiran, Pak Ketul, Mas Andri,
terima kasih atas bantuan dan keramahan selama peneliti berada di lab.
Yogyakarta.
skripsi ini.
9. Partner kerja di lantai 4 (anti stress team), terima kasih buat semua bantuan,
terlupakan dari mulai masa-masa yang sulit dan pastinya akan diakhiri
dengan senyum bahagia. Satu kata “semangat , pasti bisa ”, merupakan obat
10. Pius dan Yuni yang membantu dalam proses pengolahan data, semua sahabat-
11. Teman-teman kelas FST B angkatan 2008, terima kasih buat persahabatan
yang tulus dan kebersamaan yang tidak akan pernah tergantikan menjadi
12. Teman-teman Ikaskibar Jogja, yang selalu mendoakan, memotivasi dan selalu
membantu.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Serta untuk semua pribadi yang telah bersedia membantu penulis dalam
banyak hal, semuanya akan menjadi bagian yang tak akan terlupakan dan akan
pemyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak. Akhir kata, besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini
khususnya farmasi.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ............................................................................................. vi
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Antioksidan ...................................................................................... 11
H. Hipotesis .......................................................................................... 22
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Akurasi ...................................................................................... 45
2. Presisi ........................................................................................ 48
3. Linearitas ................................................................................... 48
4. Spesifisitas ................................................................................. 49
A. Kesimpulan ...................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................ 57
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN .......................................................................................... 62
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel VI. Volume sari buah markisa ungu dan sari buah markisa kuning 36
Tabel VII. Hasil %recovery dan %CV uji aktivitas antioksidan vitamin
C............................................................................................ 46
Tabel IX. Hasil %recovery dan %CV uji aktivitas antioksidan sari
Tabel XI. Hasil %IC sari buah markisa ungu menggunakan radikal
DPPH ................................................................................... 52
Tabel XII. Hasil %IC sari buah markisa kuning menggunakan radikal
DPPH ................................................................................... 53
Tabel XIII. ....Hasil %IC50 vitamin C, sari markisa ungu dan sari markisa
kuning .................................................................................. 54
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2001) .................................................................................. 16
Gambar 4. Gugus kromofor dan auksokrom DPPH (Prakash et al., 2001) ….. 18
Gambar 5. Perbedaan warna sari markisa ungu dan markisa kuning ..... 36
buah ................................................................................... 37
vitamin C ............................................................................ 44
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 10. Uji Statistik Aktivitas Antioksidan dengan SPSS 17.0 ...... 80
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Kata kunci : antioksidan, radikal bebas, sari buah markisa ungu, sari buah markisa
kuning, metode DPPH.
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Antioxidants are compounds that can inhibit free radical reactions that
potentially damage important cells in the body.There are many components of the
natural antioxidants are found in nature in abundance, especially in vegetables and
fruits. Passion fruit is one kind of fruit that still under-utilized by the people in
Indonesia. According to some researches, passion fruit contains a high vitamin C,
flavonoids and carotenoids which are antioxidant compounds.
There are several forma of Passiflora edulis Sims in Indonesia, but forma
violet and yellow passion fruit which is well known and cultivated by the
community. Forma differences can allow for differences in antioxidant activity.
This research was conducted to compare the antioxidant activity of violet passion
fruit with yellow passion fruit juice using the DPPH method that expressed as
Inhibition Concentration 50 (IC50). Determination of antioxidant activity carried
out by measuring the decrease in DPPH absorption in various concentrations of
the juice. The result showed that both of passion fruit forma have weak
antioxidant activity with IC50 >50 µg/mL. Violet passion fruit forma have
antioxidant activity IC50 value of 2,74±0,39 mg/mL and IC50 value of 5,26±1,57
mg/mL for the yellow passion fruit forma. From the result of statistikal test
showed that there are significant differences IC50 value between the violet passion
fruit with the yellow passion fruit forma.
Keywords: Antioxidant, free radical, violet passion fruit juice, yellow passion
fruit juice, DPPH method
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
makan dan kebiasaan buruk di kota-kota besar pada negara berkembang seperti
khusunya penyakit-penyakit yang dipicu oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat
berasal dari dalam tubuh manusia sendiri maupun dari lingkungan sekitar, oleh
karena itu dengan pola hidup yang tidak sehat dan didukung oleh kondisi
lingkungan yang juga tidak sehat menyebabkan potensi terserangnya tubuh oleh
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mempunyai satu atau
lebih elektron bebas yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat
serangkaian reaksi oksidasi patogenik terhadap sel atau komponen sel seperti
nukleotida, membran sel, lemak dan protein, sehingga sel akan mengalami
disfungsi atau mutasi yang akhirnya berakibat pada timbulnya berbagai jenis
penyakit degenaratif (Hernani dan Rahardjo, 2005). Radikal bebas diketahui dapat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
dan dikatakan dapat melawan kerja radikal bebas. Produk antioksidan yang
banyak beredar merupkan produk antioksidan sintetik seperti BHA (butil hidroksi
anisol), BHT (butil hidroksi toluen), PG (propel galat), dan TBHQ (tert-butil
yang tinggi namun kurang aman bagi kesehatan sehingga pengunaannya diawasi
ini dijual dengan harga yang cukup mahal. Padahal, komponen antioksidan
yang cukup, berhubungan dengan tingkat kejadian yang lebih rendah terhadap
jenis penyakit seperti kanker dan kardiovaskuler. Efek tersebut antara lain
dan beberapa senyawa polifenol lain (Cos dkk., 2001). Banyak orang yang tidak
menyadari hal ini karena belum paham betul apa yang dimaksud dengan
Buah markisa merupakan salah satu buah yang mengandung banyak nutrisi
mungkin rasanya yang asam berbeda dengan buah-buahan lain yang rasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
manis. Markisa memang bukan tanaman asli Indonesia namun dapat tumbuh
subur di Indonesia khususnya di daerah dataran tinggi untuk markisa ungu dan
dataran rendah untuk markisa kuning. Menurut Karsinah (2007) dan Verheij
(1997), dalam 100 g buah markisa asam mengandung 69-80 g air, 2,3 g protein,
2,0 g lemak (hampir semuanya berada dalam biji), 16 g karbohidrat, 3,5 g serat,
Ada dua jenis forma markisa asam yang saat ini mulai dibudidayakan di
Indonesia yang merupakan bahan baku utama industri pengolahan sirup markisa.
Kedua forma markisa asam ini adalah markisa ungu dan markisa kuning. Baik
markisa ungu maupun markisa kuning memiliki rasa yang tidak jauh berbeda,
markisa ungu dan markisa kuning juga berbeda dan dapat mempengaruhi
komposisi zat yang terkandung pada markisa ungu dan markisa kuning (Tabel 1).
ungu maupun sari buah markisa kuning, maka memungkinkan daya antioksidan
yang dimiliki oleh kedua jenis markisa asam ini juga berbeda. Oleh karena itu,
buah markisa ungu dengan sari buah markisa kuning. Dari penelitian ini
ada atau tidaknya perbedaan antioksidan antara markisa ungu dan markisa kuning
sari buah markisa ungu dan sari buah markisa kuning, dan tidak dilakukan uji
antioksidan.
markisa ungu dan sari buah markisa kuning ini adalah metode DPPH (2,2-
positif. Pemilihan metode ini karena metode ini dianggap akurat dalam mengukur
aktivitas antioksidan pada buah dan ekstrak sayur (Kwok, 2003) dan juga relatif
lebih sederhana (Hanani, 2005). Prinsip metode ini didasarkan pada kemampuan
B. Perumusan Masalah
dengan sari buah markisa kuning yang terukur dengan menggunakan metode
C. Keaslian Penelitian
1. Ripa, et al., (2009) menguji menggunakan ekstrak daun dan batang tanaman
2. Zeraik, et al., (2011) meneliti ekstrak metanol Passiflora alata pulp, dimana
penelitian ini akan dilakukan uji daya antoksidan pada buah markisa (sampel
dalam bentuk sari buah) bukan pada batang ataupun daun dan juga dilakukan
pada “forma” markisa ungu (P. edulis f. edulis Sims) dan markisa kuning
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
lebih lanjut dalam ilmu kefarmasian mengenai aplikasi metode DPPH untuk sari
perbandingan daya antioksidan sari buah markisa ungu dengan sari buah markisa
IC50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2. Manfaat praktis
antioksidan sari buah markisa ungu dan sari buah markisa kuning sehingga
E. Tujuan Penelitian
sari buah markisa kuning yang dinyatakan sebagai IC50 menggunakan metode
DPPH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
1. Keterangan botani
a. Forma edulis (markisa ungu), yang termasuk forma ini adalah markisa asam
dengan kulit buah berwarna ungu (violet), merah (red), atau hitam (black
granadilla) disebut juga siuh atau violet passion fruit (Passiflora edulis f.
edulis Sims).
b. Forma flavicarpa (markisa kuning), yaitu markisa asam dengan kulit buah
berwarna kuning disebut juga rola atau yellow passion fruit (Passiflora edulis
Sims f. flavicarpa Deg). Forma ini dapat beradaptasi di dataran rendah tropis
(Karsinah,2010).
a. Markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims). Bentuk daun menjari dengan
ukuran daun lebih kecil. Ruas batang lebih pendek daripada markisa kuning.
Ukuran bunga lebih kecil. Buah muda berwarna hijau , sedangkan bauh tua
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
atau masak berwarna ungu tua, kulit buah agak tipis dan keras. Buah berbentuk
bulat sampai bulat agak lonjong atau oval, berdiameter 4,6-5,7 cm, bobot 45-60
g, sari buah berwarna kuning oranye, rasanya asam-asam manis dengan aroma
menjari dengan ukuran daun lebih besar dan lebih tebal daripada markisa ungu.
Ukuran bunga besar. Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah tua berwarna
kuning muda-kuning berbintik putih, kulit buh agak tebal dan agak keras. Buah
berbentuk bulat sampai bulat agak lonjong atau oval, berdiameter 5-7 cm,
bobot 55-130 g, sari buah berwarna kuning, rasanya asam manis dengan aroma
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 1. Markisa ungu (a) dan markisa kuning (b) (Karsinah, 2007)
Markisa ungu berasal dari Brazil bagian selatan, yaitu Paraguay hingga
Argentina bagian utara, sedangkan asal markisa kuning tidak diketahui, atau
mungkin berasal dari Amazon wilayah Brazil, hybrid antara P.edulis dan P.
adalah markisa ungu, yang ditanam di daerah dataran tinggi. Daerah penghasil
dan Provinsi Sulawesi Selatan. Selain markisa ungu, markisa kuning dapat
(Karsinah,2010).
karoten, di samping itu juga merupakan sumber niasin yang sangat bagus dan
sumber riboflavin yang baik. Buah markisa asam terdiri dari kurang-lebih 45%
kulit buah dan 55% bagian yang dapat dimakan dari bobot buah segar. Dari 100 g
buah markisa asam mengandung 69-80 g air, 2.3 g protein, 2.0 g lemak (hampir
semuanya berada dalam biji), 16 g karbohidrat, 3.5 g serat, 10 mg Ca, 1.0 mg Fe,
20 SI vitamin A, sedikit sekali tiamin, 0.1 mg riboflavin, 1.5 mg niasin, dan 20-
80 mg vitamin C. nilai energi sebanyak 385 kj/100 g (Verheij dan Coronel 1997;
Karsinah et al., 2007). Asam amino bebas pada pada jus markisa ungu adalah
arginin, asam aspartat, glisin, leusin, lisin, prolin, treonin, tirosin, dan valin.
B. Radikal Bebas
Menurut Soeatmaji (1998), Tilarso (2003) dan Hadi (2009), radikal bebas
merupakan suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih
tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat
Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah menjurus ke reaksi yang
lipida, atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang penting pada
biomolekul ini. Radikal bebas juga terlibat dan berperan dalam patologi dari
sebagai tahap inisiasi, propagasi, dan terminasi. Selama tahap inisiasi dan
propagasi, atom hidrogen tetangga dari rantai karbon dengan suatu ikatan rangkap
diabstraksi dan radikal alkil yang terbentuk distabilkan oleh resonansi (Pokorni et
al., 2001).
Tabel II. Beberapa macam Reactive Oxygen Species (ROS) dan antioksidan
yang menetralkannya (Percival, 1998)
ROS Neutralizing Antioxidants
Radikal Hidroksil Vitamin C, glutation, flavonoid, asam lipoat
Radikal Superoksida Vitamin C, glutation, flavonoid, superoksida dismutase
Peroksida Hidrogen Vitamin C, glutation, flavonoid, beta karoten, vitamin E,
asam lipoat
Peroksida Lipid Vitamin E, beta karoten, ubikuinon, flavonoid,
glutation peroksidase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
C. Antioksidan
tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutuskan reaksi berantai dari radikal
Antioksidan yang ada di alam dibagi atas tiga macam yaitu: (1) antioksidan
yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim antara lain
antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan, yaitu tokoferol,
bebas yang baru dan mengubah radikal bebas menjadi molekul yang tidak
menjadi dua macam, yaitu secara enzimatik dan non-enzimatik. Enzim yang dapat
peroksidase.
logam Cu. Selain itu, juga dapat menyumbangkan elektron ke dalam reaksi
askorbil.
Metode ini mengukur absorbansi konjugasi dari diena sebagai hasil dari
oksidasi asam lemak tak jenuh pada panjang gelombang UV 234 nm. Prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
metode ini adalah selama oksidasi asam linoleat, ikatan rangkap terkonversi ke
kuning dengan reagen Nash (2 M ammonium asetat dengan 0,05 M asam asetat
dan 0,02 M asetil aseton dalam air destilasi). Intensitas warna kuning diukur
dari pembentukan ion-ion fero dari reagen FRAP yang mengandung 2,4,6- tri (2-
et al., 2005).
D. Metode DPPH
mengukur penangkapan radikal sintetik dalam pelarut polar seperti metanol atau
etanol pada suhu kamar. Radikal sintetik yang sering digunakan adalah DPPH
asam sulfonat). Dasar dari metode ini adalah kemampuan suatu senyawa untuk
2001).
elektron yang diambil, yaitu warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning
terang (Molyneux, 2004). Metode DPPH merupakan salah satu metode yang
akurat mengukur aktivitas antioksidan pada buah dan ekstrak sayur (Antolovic cit
Kwok, 2003).
senyawa uji menggunakan metode DPPH dapat digolongkan menurut IC50 (Tabel
III).
E. Spektrofotometri UV-Visibel
sumber radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak
elektron di dalam suatu senyawa organik secara umum yang dikenal sebagai
orbital elektron pi (π), sigma (α) dan elektron tidak berpasangan (n). Apabila pada
tingkat elektron yang lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron anti
monokromatis,
untuk meletakkan sampel, kuvet biasa terbuat dari gelas atau kuarsa
transparan,
kuantitaf. Kuantitas energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik
Keduanya dikenal sebagai absorban (A) dan transmitan dengan satuan persen.
Hubungan antara intensitas radiasi elektromagnetik yang diserap oleh sistem (I0)
dengan intensitas radiasi yang ditransmisikan (It) yang dijelaskan melalui hukum
Lambert-Beer:
. .
= = 10 (1)
= log = . . (2)
radiasi yang diteruskan ; ε = daya serap molar (L. mol -1,cm-1); c = konsentrasi
Jika konsentrasi (c) dalam mol/L dan panjang sel dalam cm, persamaannya
menjadi
= . . (3)
= . . (4)
Jika a adalah daya serap, hubungan dengan daya serap molar ditunjukan
dengan persamaan
= . (5)
bertanggung jawab atas serapan elektron, contoh: C=C, C=O, NO2. Auksokrom
adalah saturated group yang mempunyai elektron bebas, ketika tertarik oleh
kromofor, panjang gelombang dan intensitas serapan dapat berubah, contoh: -OH,
gelombang yang lebih panjang karena penggantian (substitusi) atau efek pelarut
gelombang yang lebih pendek karena penggantian (substitusi) atau efek pelarut
tujuan untuk memberikan jaminan dan membuktikan bahwa metode analisis yang
dikembangkan untuk mengatasi masalah analisis tertentu. (2) metode yang sudah
masalah yang mengarahkan agar metode tersebut harus direvisi. (3) penjaminan
mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah berubah. (4) metode baku
berbeda, atau dikerjakan dengan alat yang berbeda. (5) untuk mendemonstrasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
kesetaraan antar 2 metode seperti metode baru dan metode baku (Gandjar dan
metode analisis antaralain spesifisitas, linearitas, akurasi, presisi, LOD dan LOQ.
yang berbeda. Kategori pengujian yang paling umum adalah yang data validasinya
2007).
antara suatu nilai yang sebenarnya atau nilai referensi dengan nilai yang
hasil uji individual yang diperoleh dari pengambilan sampel berulang yang telah
dihomogenkan dengan suatu metode analisis (Snyder et al., 1997). Presisi dari
suatu prosedur analisis umumnya dinyatakan dengan koefisien variasi atau standar
deviasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
rentang tertentu) untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional
dengan konsentrasi (jumlah) analit di dalam sampel. Jika nilai r ≥0,99 (APVMA,
yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel (Harmita, 2004).
G. Landasan Teori
dampak kerja radikal bebas tersebut, akan terbentuk radikal bebas yang baru. Hal
ini menyebabkan berbagai macam kerusakan sel dan menyebabkan berbagai jenis
Sumber antioksidan dapat berasal dari hasil sintesis maupun dari alam.
eksplorasi sumber antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan yang bersifat
lebih aman.
Selain itu, beberapa sumber menyebutkan bahwa buah markisa memiliki beberapa
Secara spesifik markisa asam, yaitu forma markisa ungu dan markisa kuning
merupakan antioksidan alami yang berpotensi untuk mencegah efek buruk yang
ditimbulkan oleh radikal bebas. Kedua forma markisa ini mempunyai komposisi
kandungan kimia yang berbeda, yaitu karotenoid 1,160%, flavonoid 1,060%, dan
kandungan kimia dan juga tempat tumbuh yang berbeda, sehingga dapat
dimungkinkan bahwa daya antioksidan yang dimiliki oleh kedua forma markisa
asam ini juga berbeda. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui
markisa ungu dan sari buah markisa kuning ini adalah metode DPPH (2,2-
positif. Prinsip metode ini didasarkan pada kemampuan suatu antioksidan untuk
Gordon, 2001).
H. Hipotesis
markisa ungu memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan sari
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi sari buah markisa
2. Variabel tergantung
3. Variabel pengacau
dan kuning, umur markisa, bahan kimia, dan alat yang digunakan.
C. Definisi Operasional
1. Tanaman markisa ungu merupakan forma dari varietas markisa asam. Tanaman
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
3. Isi buah berupa biji yang terbungkus salut berisi cairan warna kuning hingga
orange.
4. Sari buah markisa merupakan cairan berwarna kuning hingga orange yang
mempunyai rasa manis asam dengan aroma khas markisa, diperoleh dengan
kemampuan sari buah markisa ungu dan kuning untuk menetralkan radikal
DPPH.
6. IC50, yaitu konsentrasi sari markisa ungu dan kuning yang dibutuhkan untuk
7. Larutan kontrol merupakan larutan yang terdiri dari 0,95 ml DPPH dan 2,15 ml
metanol.
8. Larutan uji merupakan larutan kontrol yang telah ditambah sari buah markisa
ungu maupun sari buah markisa kuning dari buah yang dipanen pada umur 85
D. Bahan Penelitian
Bahan uji berupa buah markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims) yang
diperoleh dari Perkebunan markisa, Tanah Toraja, Sulawesi Selatan dan buah
markisa kuning diperoleh dari kebun markisa organik Bapak Supardi di Desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Chem. Co., USA, metanol p.a (Merck), vitamin C p.a (Merck), aluminium foil,
E. Alat-Alat Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi sampel buah markisa ungu dan buah markisa kuning yang
2. Pengambilan sampel
Bahan uji berupa buah markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims)
baik untuk memastikan buah tetap segar hingga tempat tujuan, sedangkan untuk
buah markisa kuning diperoleh dari Kebun Markisa Organik Bapak Supardi di
Desa Bener, Tegalrejo, Yogyakarta dengan umur buah 85 dan 95 hari setelah
bunga mekar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
a. Pembuatan dan pengenceran sari buah markisa ungu dan sari buah markisa
kuning. Sebanyak masing-masing 50 gram isi buah markisa ungu dan buah
tahap penimbangan.
b. Pembuatan sari uji buah markisa ungu dan markisa kuning. Sari yang telah
hingga terbentuk endapan. Dipipet cairan metanol (bagian atas) sebanyak 600 µL,
700 µL, 800 µL, 900 µL, dan 1000 µL, dan ditambahkan dengan metanol p.a
hingga volume 5 mL, sehingga diperoleh konsentrasi untuk setiap replikasi yang
gojog selama 1 menit. Setelah itu larutan dibiarkan selama 30 menit di tempat
515 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
dan dilarutkan dengan metanol di dalam labu ukur sampai 250,0 mL.
aquades dalam labu ukur 10,0 mL. Dari larutan tersebut dibuat larutan
hingga 10 mL. Diambil sebanyak 200; 225; 250; 275; dan 300 µL larutan
konsentrasi larutan 7,044; 7,925; 8,805; 9,86; dan 10,566 µg/mL. Larutan
hingga volume akhir 4,0 mL. larutan divortek selama 30 detik. Serapan
jam untuk sari buah markisa ungu dan kuning dengan memipet sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
0,95 mL larutan DPPH dan 600; 800; 1000 µL sari buah markisa ungu dan
Pipet sebanyak 0,95; 1,9; dan 3,8 mL larutan DPPH dan ditambah
metanol hingga volume akhir 4,0 mL. larutan vortek selama 30 detik
kali replikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
4. Analisis data
linearitas (nilai r)
( )
%CV = x 100% ………..(7)
garis regresi linear antara masing-masing konsentrasi sari buah markisa ungu atau
sari buah markisa kuning (sumbu x) dengan % inhibisi (sumbu Y). Persamaan
perbedaan nilai IC50 sari buah markisa ungu dan sari buah markisa kuning yang
diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
tanaman markisa ungu dan tanaman markisa kuning. Tujuan dari determinasi
(2010).
sampel buah markisa ungu dan sampel buah markis kuning yang digunakan dalam
penelitian ini benar-benar diambil dari varietas markisa asam forma markisa ungu
(Passiflora edulis f. edulis Sims) dan forma markisa kuning (Passiflora edulis f.
flavicarpa Deg).
Buah markisa ungu dan markisa kuning diperoleh dari 2 tempat berbeda
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
perantara jasa pengiriman kilat. Buah markisa kuning diperoleh dari Kebun
Karena adanya perbedaan habitat tempat tumbuh antara markisa ungu dan
markisa kuning, sampel tidak dapat diperoleh dari satu tempat yang sama.
Markisa ungu tumbuh subur di daerah subtropis dan di dataran tinggi tropis pada
25ºC (Karsinah, 2007). Kriteria ini sesuai dengan keadaan georafis daerah Tanah
Toraja sehingga markisa ungu dapat tumbuh subur di daerah ini. Perkebunan
markisa Tanah Toraja ini digunakan sebagai pusat budidaya markisa ungu dimana
buah hasil budidaya ini digunakan sebagai bahan pembuatan sirup markisa khas
dari Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Untuk memperoleh buah markisa ungu
dengan baik sehingga dapat menjamin kualitas buah hingga di tempat tujuan.
Bahan yang digunakan dalam pengemasan harus bersih dan memiliki mutu yang
pengemasan dan pengangkutan buah dan sayur segar sesuai yang dicantumkan
dalam ketentuan pengemasan SNI (Standar Nasional Indonesia) tahun 2009 yang
dibuat oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional) khusus untuk buah markisa.
ketinggian 600 m dpl., curah hujan antara 2.000-3.000 mm/ tahun dan suhu 22-
Supardi. Buah markisa kuning dari kebun markisa organik ini juga digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sirup markisa “Malioboro Manis” yang telah
mempunyai ijin dari Dinas Kesehatan RI sehingga dapat dipastikan bahwa buah
yang digunakan mempunyai kualitas yang baik. Berdasarkan hasil observasi untuk
buah markisa kuning di kebun markisa milik Bapak Supardi, ditemukan kendala
mengenai adanya perkawinan silang pada tanaman markisa kuning yang terjadi
secara alami. Hal ini menyebabkan dalam tanaman markisa kuning ditemukan
buah dengan variasi warna isi buah yang berbeda, yaitu dari warna orange hingga
warna kuning, namun tetap merupakan forma markisa kuning. Adanya perbedaan
warna ini dapat memberikan nilai variasi yang cukup tinggi pada hasil pengukuran
sampel markisa kuning, yaitu secara kualitatif yaitu dengan melihat persamaan
warna isi buah pada makisa kuning, warna isi buah markisa kuning yang dipilih
adalah warna kuning dan tidak mengambil warna isi buah yang orange untuk
Buah markisa dapat dipanen pada umur 85 dan 95 hari setelah bunga
mekar. Adapun kriteria buah markisa ungu yang siap dipanen adalah warna ungu
buah 4,6-5,7 cm dan bobot 45-60 g. Untuk markisa kuning yang siap dipanen
mempunyai kriteria berwarna kuning dengan diameter buah 5-7 cm dan bobot 55-
130 g. Kriteria ini dapat menyatakan bahwa buah yang digunakan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
karakterisik fisik dan kimia yang baik (Karsinah, 2007). Buah yang telah
preparasi.
buah markisa ungu dan sari buah markisa kuning yang diduga mengandung
senyawa antioksidan. Pemilihan sari buah sebagai objek penelitian ini disesuaikan
dengan aplikasi pemanfaatan buah markisa oleh masyarakat sebagai bagian yang
spray dryer dan freeze dryer untuk membuat serbuk dari sari buah markisa. Hal
mudah rusak. Pada metode spray dryer, pembuatan sari buah menjadi serbuk
menggunakan aplikasi panas pada rentang suhu yang cukup tinggi, padahal dalam
penelitian ini akan meneliti aktivitas antioksidan dari senyawa yang rentan
dan kimiawi kandungan senyawa dalam sari buah. Pada penggunaan metode spray
dryer maupun freeze dryer juga diperlukan penambahan bahan-bahan lain seperti
bahan pengisi, bahan penyalut dan masih banyak lagi yang memungkinkan adanya
interaksi dengan senyawa antioksidan dalam sari yang akan diteliti. Oleh karena
itu, peneliti lebih memilih sampel dalam berupa sari buah untuk mengetahui
kedalam buah klimaterik karena pola respirasi markisa meningkat seiring dengan
pigmen warna, oleh karena itu penting untuk langsung melakukan preparasi
setelah buah diperoleh untuk meminimalkan pola respirasi tersebut yang dapat
pemanenan. Isi buah markisa ungu dan markisa kuning kemudian ditimbang
seberat 50 g dan dilakukan 5x replikasi untuk markisa ungu dan markisa kuning.
Untuk memperoleh sari dari buah segar, kemudian dilakukan proses blenderisasi
pada isi buah yang berupa biji dan cairan berwarna kuning yang merupakan
memperoleh sari buah markisa selain itu proses ini lebih mudah dan sederhana
serta memperoleh sari yang cukup banyak. Proses penghancuran isi buah
markisa sehingga dari proses ini tidak diperoleh sari murni melainkan sari dengan
ampas biji markisa, untuk itu masih diperlukan poses penyaringan agar yang
diperoleh adalah sari buah tanpa ampas. Pada proses blender dilakukan
penambahan aquades sesuai dengan volume buah yang ditimbang untuk masing-
sari yang diperoleh tidak terlalu kental. Alat-alat yang digunakan dipastikan
kering sebelum digunakan kembali oleh karena itu digunakan hair dryer untuk
yaitu pertama menggunakan alat penyaring tepung yang terbuat dari bahan
tertentu dengan diameter lubang yang cukup besar. Penyaringan pertama ini
bertujuan untuk menyaring terlebih dahulu biji-biji markisa yang yang masih
kedua dan memperoleh sari yang bebas dari ampas. Proses penyaringan kedua
memperoleh hasil yang lebih banyak dengan sari bebas ampas. Sari yang
diperoleh mempunyai warna yang cukup berbeda yaitu pada sari markisa ungu
mempunyai warna sari lebih orange dibandingkan dengan sari markisa kuning
(Gambar. 5). Pemilihan penggunaan kain tetron karena jenis kain ini hanya sedikit
menyerap sari pada saat penyaringan sehingga volume sari yang diperoleh tidak
proses penyaringan tetapi proses penyaringan tidak berjalan dengan baik karena
sari yng diperoleh cukup kental sehingga proses penyarian menggunakan kertas
saring memakan waktu yang sangat lama. Terdapat perbedaan perolehan sari pada
markisa ungu dan markia kuning (Tabel VI). Sari pada markisa ungu diperoleh
lebih sedikit dibandingan sari pada markisa kuning. Hal ini dapat disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
karena kandungan TSS (Total Soluble Solid) pada markis kuning lebih banyak
MK MU
Gambar 5. Perbedaan warna sari pada markisa ungu (MU) dan markisa kuning
(MK)
Tabel VI. Volume sari buah markisa ungu dan sari buah markisa kuning
Replikasi Replikasi Replikasi Replikasi
Replikasi I
II III IV V
Markisa
64,6 65,0 63,4 66,0 62,1
Ungu (mL)
Markisa
72,3 74,5 70,6 73,0 73,4
Kuning (mL)
pengenceran dengan tujuan agar ketika direaksikan dengan DPPH, sari memiliki
0,5 mL sari markisa ungu dan sari markisa kuning ke dalam labu ukur 10,0 mL
yang ditambahkan metanol hingga tanda, terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan atas
yang berupa cairan bening berwarna kekuningan dengan lapisan bawah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
berupa endapan (Gambar. 6). Endapan yang terbentuk merupakan protein dan
sekalipun senyawa-senyawa ini tetap akan mengendap namun secara perlahan dan
dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dapat dibuktikan dengan melakukan
penyimpanan pada sari buah dalam jangka waktu tertentu yang juga telah
dilakukan oleh peneliti. Akan terlihat adanya endapan yang terbentuk setelah sari
disimpan selama 1 hari tanpa penambahan metanol. Untuk itu metanol yang
digunakan dalam penelitian ini, selain sebagai pelarut untuk mengencerkan sari
diperoleh cairan sari yang bening dan tidak mengganggu proses pengukuran
MK MU
Gambar 6. Pengendapan protein, pati, dan pektin yang terkandung dalam isi buah
Ket: markisa Ungu (MU) dan markisa kuning (MK)
yang bekerja sebagai penangkap radikal bebas atau donor hidrogen, dan untuk
metode DPPH karena merupakan metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk
al., 2002; Prakash, et al., 2010). Pada metode ini absorbansi yang diukur adalah
absorbansi larutan DPPH yang tidak bereaksi dengan senyawa antioksidan pada
Mun’im, dan Sekarini, 2005). Peneliti perlu melakukan scanning λmaks pada
pelarut, sari buah markisa ungu dan sari buah markisa kuning, vitamin C pada λ
daerah λmaks DPPH yang dapat menyebabkan hasil pengukuran absorbansi DPPH
menjadi tidak akurat. Dari hasil scanning pada λ 400-600 nm (Lampiran 6) tidak
menunjukkan adanya gangguan yang ditandai dengan tidak adanya peak yang
terbentuk oleh karena itu metode DPPH dapat dilanjutkan untuk menguji aktivitas
antioksidan sari buah markisa ungu dan sari buah markisa kuning.
uji telah mereduksi radikal DPPH dengan sempurna yang ditandai dengan
diperolehnya nilai absorbansi yang stabil pada rentang waktu tertentu. Dengan
analisis. Dalam penelitian ini penentuan operating time dilakukan pada larutan
sampel yaitu sari markisa ungu dan kuning juga pada vitamin C yang dihitung
mulai dari larutan sampel dan vitamin C direaksikan dengan DPPH. Penentuan
yaitu konsentrasi rendah, tengah, dan tinggi. Hal ini bertujuan untuk mewakili 5
Penentuan OT Vitamin C
0.45
0.4
0.35
0.3
Absorbansi
0.25
0.2
7.044 µg/ml
0.15
0.1 8.805 µg/ml
0.05 10,566 µg/ml
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
0.51
0.5
0.49 2.328 mg/ml
3.104 mg/ml
0.48
3.880 mg/ml
0.47
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
0.52
0.5
2.124 mg/ml
0.48
2.832 mg/ml
0.46
3.540 mg/ml
0.44
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
terlihat pada Gambar 6, 7, dan 8, yaitu untuk vitamin C pada menit ke-10 hingga
menit ke-60, markisa ungu pada menit ke-24 hingga menit ke-50 untuk
konsentrasi rendah dan menit ke-18 hingga menit ke-50 untuk konsentrasi tengah
dan tinggi. Untuk OT pada markisa ungu dipilih dari menit ke-24 hingga menit
ke-50 untuk menjamin agar semua DPPH telah bereaksi dengan sempurna dengan
kuning diperoleh dari menit ke-16 hingga menit ke-38 untuk konsentrasi rendah,
dari menit ke-14 hingga menit ke-36 untuk konsentrasi tengah, dan menit ke-12
hingga menit ke-32 untuk konsentrasi rendah, sehingga untuk markisa kuning
dipilih OT dari menit ke-16 hingga menit ke-32 untuk waktu pereaksian DPPH
dengan mengukur larutan setiap 5 menit selama 1 jam sedangkan untuk larutan
sari diukur secara berkesinambungan selama 1 jam dengan pengaturan alat agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
memaparkan sinar visibel secara terus menerus selama satu jam. Berbeda dengan
hasil orientasi pada larutan uji yaitu sari buah, larutan uji tetap menunjukkan
kestabilan hingga menit tertentu dan kemudian pada menit selanjutnya baru terjadi
kondisi percobaan dan alat yang digunakan tidak selalu sama sehingga untuk
gelombang yang berbeda namun tidak terlalu jauh dari panjang serapan
pada λ visibel 400-600 nm pada tiga seri konsentrasi, yaitu 0,054 mM, 0,11 mM,
dan 0,22 mM. DPPH dapat terukur pada daerah visibel karena DPPH memiliki
gugus kromofor dan auksokrom. Secara teoritis λ maks larutan DPPH adalah 515
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
untuk ketiga seri konsentrasi yaitu 515 nm dan hasil pengukuran menunjukan
analisis yang digunakan dalam penelitian ini dapat memenuhi syarat untuk
ini, parameter validasi yang dilakukan antara lain adalah analisis akurasi, presisi,
larutan pembanding vitamin C, larutan uji sari markisa ungu dan larutan uji sari
markisa kuning. Dari lima replikasi diperoleh lima persamaan regresi linear antara
konsentrasi rutin, larutan uji sari marisa ungu dan larutan uji sari markisa kuning
dengan %IC. Dari kelima replikasi dipilih persamaan yang paling linear yang
ditunjukan oleh nilai r-nya. Dari persamaan regresi linear yang diperoleh,
65.000
60.000
% IC (%)
y = 18745x + 20.77
55.000 r = 0.9979
50.000
45.000
40.000
0.0014 0.0016 0.0018 0.002 0.0022 0.0024 0.0026
Konsentrasi (mg/mL)
38.000
37.000
% IC (%)
y = 7.160x + 26.05
36.000 r = 0.9951
35.000
34.000
33.000
1.0 1.2 1.4 1.6 1.8
Konsentrasi (mg/ml)
Gambar 14. Kurva persamaan regresi linear aktivitas antioksidan sari markisa
ungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
y = 10.42x + 10.79
24.000
r = 0.9993
23.000
22.000
21.000
20.000
0.9 1.1 1.3 1.5 1.7
Konsentrasi (mg/ml)
Gambar 15. Kurva persamaan regresi linear aktivitas antioksidan sari markisa
kuning
vitamin c dan larutan uji dengan %IC dengan nilai koefisien korelasi (r)
mendekati satu yang berarti semakin besar konsentrasi vitamin C maupun larutan
1. Akurasi
antara seri konsentrasi vitamin C, larutan uji markisa ungu dan larutan uji markisa
Tabel VII. Hasil %Recovery dan %CV uji aktivitas antioksidan vitamin C
Konsentrasi Konsentrasi %
Vitamin % IC % CV
teoritis terukur Recovery SD (%)
C (%) (%)
(mg/mL) (mg/ml) (%)
0,001586 50,50 0,001586 99,99
Seri I 0,001585 50,62 0,001592 100,46 3,6 x 10-5 2,3
0,001585 49,40 0,001527 96,34
0,001784 54,49 0,001798 100,79
Seri II 0,001783 52,85 0,001711 95,97 4,8 x 10-5 2,7
0,001783 54,35 0,001791 100,46
0,001982 57,34 0,001951 98,42
Seri III 0,001981 56,93 0,001929 97,38 2,5 x 10-5 1,3
0,001981 56,40 0,001901 95,95
0,002181 62,05 0,002202 100,96
Seri IV 0,002179 59,41 0,002061 94,59 7,1 x 10-5 3,3
0,002179 61,11 0,002152 98,76
0,002379 65,30 0,002375 99,85
Seri V 0,002377 61,39 0,002167 91,15 0,0001 4,6
0,003277 63,04 0,002255 94,87
Tabel VIII. Hasil %Recovery dan %CV uji aktivitas antioksidan sari markisa ungu
Konsentrasi Konsentrasi %
Markisa % IC % CV
teoritis terukur Recovery SD (%)
ungu (%) (%)
(mg/mL) (mg/mL) (%)
1,045 33,491 1,038 99,349
Seri I 1,040 33,333 1,016 97,705 0,04 3,5
1,064 33,846 1,088 102,234
1,219 34,438 1,170 96,017
Seri II 1,213 34,998 1,249 102,939 0,06 4,8
1,241 35,266 1,286 103,632
1,393 35,503 1,319 94,700
Seri III 1,386 36,052 1,396 100,710 0,04 2,8
1,418 35,740 1,352 95,365
1,567 36,805 1,501 95,788
Seri IV 1,559 36,998 1,528 98,008 0,02 1,2
1,596 37,041 1,534 96,113
1,742 38,935 1,798 103,241
Seri V 1,733 38,534 1,743 100,546 0,06 3,8
1,773 37,988 1,666 93,977
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Tabel IX. Hasil %Recovery dan %CV uji aktivitas antioksidan sari markisa kuning
Konsentrasi Konsentrasi %
Markisa % IC % CV
teoritis terukur Recovery SD (%)
kuning (%) (%)
(mg/mL) (mg/mL) (%)
0,907 20,360 0,918 101,219
Seri I 0,956 19,924 0,876 91,654 0,02 2,5
0,923 20,302 0,913 98,861
1,058 22,299 1,104 104,359
Seri II 1,115 21,816 1,058 94,867 0,02 2,1
1,077 22,085 1,084 100,611
1,210 22,992 1,171 96,745
Seri III 1,274 23,581 1,227 96,321 0,04 3,1
1,231 23,731 1,242 100,855
1,361 24,238 1,290 94,796
Seri IV 1,434 24,968 1,360 94,855 0,05 3,7
1,385 25,240 1,386 100,095
1,512 25,485 1,410 93,243
Seri V 1,593 26,860 1,542 96,784 0,07 4,9
1,539 26,749 1,531 99,488
Dari tabel VII, VIII, dan IX diperoleh, %recovery vitamin C berada dalam
rentang 91,15%-100,96%, larutan uji sari markisa ungu berada dalam rentang
93,98%-103,60%, sedangkan untuk larutan uji sari buah markisa kuning berada
vitamin C dengan kadar sekitar 10 ppm berkisar antara 90%-107% sehingga dapat
persyaratan %recovery yang baik untuk larutan uji markisa ungu dan markisa
kuning dengan kadar antara 100 ppm-1000 ppm adalah 90%-105% sehingga
dapat dikatakan bahwa persyaratan %recovery untuk larutan uji sari buah markisa
ungu dan sari buah markisa kuning terpenuhi. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa metode ini memiliki akurasi yang baik karena telah memenuhi persyaratan
2. Presisi
menunjukkan derajad kesesuaian antara hasil uji individual yang diperoleh dari
analisis (Snyder et al., 1997). Penilaian presisi didasarkan pada koefisien variasi
(CV) yang diperoleh dari pengulangan pengukuran suatu sampel. Dari data pada
tabel VII, VIII, dan IX diperoleh, %CV vitamin C berada dalam rentang 1,3%-
4,6%, larutan uji sari markisa ungu berada dalam rentang 1,2%-4,8%, dan untuk
larutan uji sari markisa kuning berada dalam rentang 2,1%-4,9%. Persyaratan %
CV yang baik untuk kadar sekitar 10 ppm harus ≤5%, sehingga dapat dikatakan
yang baik untuk bahan alam adalah ≤15% sehingga dapat dikatakan bahwa
persyaratan %CV untuk sari markisa ungu dan sari markisa kuning juga terpenuhi.
Dari hasil penetapan parameter presisi ini, dapat disimpulkan bahwa metode ini
memiliki presisi yang baik karena telah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
3. Linearitas
Penilaian parameter linearitas didasarkan pada nilai koefisien korelasi (r). Jika
absorbansinya dapat dikatakan semakin linear. Hasil nilai koefisien korelasi (r)
persamaan regresi linea untuk vitamin C yang paling bagus diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
replikasi I yaitu r = 0,9979, larutan uji sari markisa ungu diperoleh dari replikasi
II yaitu r = 0,9951 dan untuk larutan uji sari markisa kuning diperoleh dari
APVMA tahun 2004, persyaratan linearitas yang baik adalah ≥0,99. Berdasarkan
persyaratan tersebut dapat dismpulkan bahwa nilai r untuk vitamin C, sari markisa
4. Spesifisitas
untuk melihat kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara
cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam
C, larutan uji sari markisa ungu dan sari markisa kuning, juga pelarut yang
larutan uji sari markisa ungu, sari markisa kuning dan pelarut, tidak menunjukkan
adanya spektra yang terbentuk. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode
ungu dan sari buah markisa kuning. Dalam metode ini, aktivitas antioksidan
absorbansi kontrol yang tidak diberi senyawa uji (Molyneux, 2004). Aktivitas
50% (Zou et al., 2004). Nilai IC50 diperoleh dari persamaan regresi linear yang
radikal (%IC). Semakin kecil nilai IC50, maka semakin besar aktivitas antioksidan
senyawa uji tersebut. Pengukuran aktivitas antioksidan sari buah markisa ungu
dan sari buah markisa kuning dalam penelitian ini dilakukan pada berbagai seri
markisa ungu dan sari markisa kuning yang digunakan maka semakin banyak
absorbansi DPPH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Tabel XI. Hasil %IC sari buah markisa ungu menggunakan radikal DPPH
Konsentrasi
Persamaan
uji dalam
Replikasi % IC Regresi
4,0 mL
Linear
(mg/mL)
1,045 29,941
1,219 33,254 A= 17,5199
I 1,393 34,793 B = 12,3641
1,567 36,805 r = 0,9924
1,742 38,935
1,040 33,333
1,213 34,998 A = 26,0568
II 1,386 36,052 B = 7,1607
1,559 36,998 r = 0,9951
1,733 38,534
1,064 28,284
1,241 32,426 A = 10,5808
III 1,418 35,740 B = 17,2871
1,596 38,462 r = 0,9919
1,773 40,592
1,023 39,079
1,194 39,787 A = 31,6009
IV 1,364 41,204 B = 7,0557
1,535 42,149 r = 0,9903
1,706 43,920
1,085 38,679
1,266 39,623 A = 31,7522
V 1,447 41,156 B = 6,3845
1,628 42,453 r = 0,9914
1,809 43,042
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Tabel XII. Hasil %IC sari buah markisa kuning menggunakan radikal DPPH
Konsentrasi
Persamaan
uji dalam
Replikasi % IC Regresi
4,0 mL
Linear
(mg/mL)
0,934 18,471
1,090 19,363 A = 13,7826
I 1,246 20,255 B = 5,0732
1,401 20,637 r = 0,9919
1,557 21,783
0,907 21,191
1,058 22,299 A = 16,4308
II 1,210 22,992 B = 5,4011
1,361 23,823 r = 0,9961
1,512 24,515
0,956 19,294
1,115 20,177 A = 12,9145
III 1,274 21,311 B = 6,5691
1,434 22,068 r = 0,9943
1,593 23,581
0,923 20,302
1,077 22,085 A = 10,7926
IV 1,231 23,731 B = 10,4214
1,385 25,240 r = 0,9993
1,539 26,749
0,918 15,247
1,071 18,132 A = 3,6258
V 1,224 20,192 B = 13,1980
1,377 21,841 r = 0,9920
1,530 23,489
Dari tabel X, XI, dan XII ternyata pada berbagai seri konsentrasi baik
vitamin C, sari buah markisa ungu, dan sari buah markisa kuning mengalami
senyawa ini tidak memberikan serapan pada serapan maksimum penelitian yaitu
515 nm. Semakin banyak hidrogen yang didonorkan maka intenitas warna ungu
DPPH juga akan semakin menurun yang juga akan menurunkan absorbansinya
(Gambar 16).
N N
N NH
R
RH
O2N NO2 O2N NO2
NO2 NO2
Tabel XIII. Hasil IC50 vitamin C, sari markisa ungu dan sari markisa kuning
Bahan IC50 Rata-rata SD
Uji Rep.1 Rep. 2 Rep. 3 Rep. 4 Rep. 5 (mg/mL) (mg/mL)
Vitamin 1,559 x 1,651 x 1,541 x 1,862 x 1,582 x
1,64x 10-3 1,3 x 10-4
C 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3
Sari
markisa 2,627 3,344 2,280 2,608 2,858 2,74 0,39
ungu
Sari
markisa 7,139 6,215 5,645 3,762 3,514 5,26 1,57
kuning
Dari tabel XIII diperoleh, nilai rata-rata IC50 vitamin C sebesar 1,64 x 10-3
±1,3 x 10-4 mg/mL, Untuk sari markisa ungu sebesar 2,74±0,39 mg/mL, dan
untuk sari markisa kuning sebesar 5,26±1,57 mg/mL. Hasil IC50 yang diperoleh
untuk markisa ungu dan markisa kuning ternyata tidak masuk dalam range kurva
persamaan regresi linear aktivitas antioksidan sari markisa ungu dan sari markisa
kuning. Untuk itu perlu dilakukan modifikasi ada konsentrasi sari markisa ungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
dan sari markisa kuning agar diperoleh nilai IC50 yang masuk dalam range kurva
Untuk mengetahui signifikansi nilai IC50 antara sari buah markisa ungu
dengan sari buah markisa kuning, dari data IC50 yang diperoleh, kemudian
dilakukan analisis satistik menggunakan software SPSS Statistik 17.0 uji T tidak
berpasangan. Syarat suatu data dapat diuji menggunakan uji T yaitu data harus
terdistribusi normal.
digunakan kurang dari 50 data. Dari hasil pengujian statistik diperoleh nilai p-
value IC50 markisa ungu 0,733 dan IC50 markisa kuning 0,476, dimana nilai p-
value kedua sampel lebih besar dari 0.05 (taraf kepercayaan 95%), sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai IC50 sari markisa ungu dan sari markisa kuning
signifikansi nilai IC50 antara sari markisa ungu dan sari markisa kuning. Dari hasil
uji T-test didapatkan hasil p-value = 0.008 (p-value <0.05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara IC50 markisa ungu
Dari nilai IC50 yang diperoleh antara vitamin C, sari markisa ungu, dan
sari markisa kuning terlihat bahwa vitamin C mempunyai rata-rata nilai IC50 yang
terkecil yaitu 1,64 x 10-3 mg/ mL yang yang dapat disimpulkan bahwa vitamin C
dibandingkan dengan sari markisa ungu dan sari markisa kuning. Sedangkan
untuk sari markisa ungu dan sari markisa kuning, keduanya mempunyai aktivitas
antioksidan lemah karena IC50 >150 µg/mL (Ariyanto cit Nusrini, 2007). Dari
hasil statistik uji T diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
IC50 sari markisa ungu yaitu 2,74 mg/mL dengan sari markisa kuning 5,26
mg/mL dimana IC50 sari markisa ungu lebih kecil dibandingkan sari markisa
kuning yang berarti bahwa sari markisa ungu mempunyai aktivitas antioksidan
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sari buah markisa ungu
besar dibandingkan daya antioksidan sari buah markisa kuning (IC50 = 5,26x 103 ±
1,57x103 µg/mL).
B. Saran
1. Perlu dilakukan modifikasi konsentrasi pada sari markisa ungu dan sari
markisa kuning agar diperoleh nilai IC50 (%) yang masuk dalam rentang
kurva persamaan regresi linear aktivitas antioksidan sari markisa ungu dan
markisa kuning agar dapat memperoleh buah yang seragam terkait dengan
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
DAFTAR PUSTAKA
Amarowicz, R., Naczk, M., and Shahidi, F., 2000, Antioksidan activity of Crude
Tannins of canola and Rapeseed Hulss, JAOCS, 77, 957-961.
APVMA, 2004, Guidelines For The Validation Of Analytical Methods For Active
Constituent, Agricultural And Veterinary Chemical Products, Australian
Pesticides & Vetenary Medicines Authority, Australia, pp 4.
Badan Standardisasi Nasional Indonesia, 2009, Markisa, SNI, Jakarta, hal. 4-5.
Cos, P., Calomme, M., Sindambiwe, J.B., de Bruyne, T., Cimanga, K., Pieters, L.,
Vlietinck, A.J., and Vanden Berghe, D., 2001, Cytotoxicity and lipid
peroxidationinhibiting activity of flavonoids, Planta Medica, pp. 515–
519.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1995, Kimia Organik, Jilid II, 119-220,
diterjemahkan oleh Pujatmaka, A.H., edisi ke 3, Penerbit Elangga,
Jakarta.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A.,2007, Kimai Farmasi Analisis, Cetakan II, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, pp. 249-262.
Gulcin, I., Uguz, M.T., Oktay, M., beydemir, S., and Kufrevioglu , O.I., 2004,
Evaluation of the antioxidant and antimicrobial activities of Clary sage
(salvia sclarea, L.), Turk I. Agric. For., 28, 25-33.
Hanani, E., Mun’im, R., Sekarini, 2005, Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam
Spons Callyspongia SP Dari Kepulauan Seribu, Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. 2 (3), 127-133.
Huang, D., Ou, B., dan Prior, R.L., 2005, The Chemistry Behind Antioxidant
Capacity Assays, J. Agric. Food Chem., 53, 1841-1856.
Karsinah, R.C. Silalahi, dan A. Manshur., 2010, Markisa Asam Buah Eksotika
Kaya Manfaat, IPTEK Hortikultura, 30-35.
Koleva, I.I., van Beek, T.A., Linssen, J.P.H., de Groot, A., dan Evstatieva, L.N.,
2002, Screening of Plant Extracts For Antioxidant Activity: A
Comparative Study on Three Testing Methods, Phytochemical Analysis,
13, 8-17.
Levine, M, K.R. Dhariwal, R.W. Welch, Y. Wang, dan J.B. Park. 1995.
“Determination of Optimal Vitamin C Requirements in Humans.” dalam:
AJCN. 62(suppl): 1347S-1356S.
Nusarini, R., 2007, Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Ekstrak
Metanolik Herba Ketul (Bidens pilosa L.), Skripsi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Pokorny, J., Yanishlieva, N., dan Gordon, M., 2001, Antioxidant in Food,
Practical Aplication, Wood publishing Limite, Cambridge, England, pp.
22-123.
Prakash, A., Rigelhof, F., dan Miller, E., 2010, Antioxidant Activity,
http://www.medallionlabs.com, diakses tanggal 5 Mei 2012.
Pujimulyani D., 2003, Pengaruh bleanching terhadap sifat antioksidan sirup kunir
putih (Curcuma mangga val.), Agritech, 23(3): 137-141.
Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC Method
Development, 2nd ed., Jhon Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 67-68, 687-
691.
Verheij, E.W.M., dan R.E. Coronel (ED)., 1997, Buah-buahan yang Dapat
Dimakan. Porsea. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 2, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 568.
Winarsi, H.,2007, Antioksidan Alami & Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta, pp.
11-281
Witt, S., Lalk, M., Hager, C., dan Voigt, B., 2010, DPPH-Test: Determination of
Scavenger Properties, http://www.baltic-analytics.de/index.
php?id=7&L=1, diakses tanggal 17 Februari 2012.
Zou, Y., Lu, Y., dan Wei, D., 2004, Antioxidant Activity of Flavonoid-Rich
Extract of Hypericum Perforatum L in vitro, J. Agric Food Chem., 52:
5032-5039.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
LAMPIRAN
1. DPPH
2. Vitamin C
Replikasi I II III IV V
Sari markisa ungu (mL) 64,6 65,0 63,4 66,0 62,1
Sari markisa kuning (mL) 72,3 74,5 70,6 73,0 73,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Replikasi 1
BM = 394,33
,
Mol = = = 0,057
,
,
M = = = 0,228
,
Seri 1 7,048 µg/mL 7,048 µg/mL 7,044 µg/mL 7,044 µg/mL 7,044 µg/mL
Seri 2 7,929 µg/mL 7,929 µg/mL 7,925 µg/mL 7,925 µg/mL 7,925 µg/mL
Seri 3 8,81 µg/mL 8,81 µg/mL 8,805 µg/mL 8,805 µg/mL 8,805 µg/mL
Seri 4 9,691 µg/mL 9,691 µg/mL 9,86 µg/mL 9,86 µg/mL 9,86 µg/mL
Seri 5 10,572 µg/mL 10,572 µg/mL 10,566 µg/mL 10,566 µg/mL 10,566 µg/mL
Replikasi 1
,
Konsentrasi larutan stok vitamin C = = 1,762 /
V1 x C1 = V2 x C2
1 mL x 1,762 mg/mL = 10 x C2
C2 = 0,1762 mg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
V1 x C1 = V2 x C2
C2 = 7,048 µg/mL
berat markisa yang ditimbang. Dilakukan pengenceran sari markisa ungu dan
markisa kuning karena sari induk yang diperoleh terlalu pekat. Pengenceran
hingga volume akhir 10,0 mL. Adapun konsentrasi sari pada larutan intermediet
a) Markisa ungu
Replikasi 1
V1 x C1 = V2 x C2
C2 = 4,644 mg/mL
b) Markisa kuning
Konsentrasi
Replikasi
(g/mL)
1 0,0346
2 0,0336
3 0,0354
4 0,0342
5 0,0340
Konsentrasi (g/mL)
Replikasi
Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5
I 4,152 4,844 5,536 6,228 6,92
II 4,032 4,704 5,376 6,048 6,72
III 4,248 4,956 5,664 6,372 7,08
IV 4,104 4,788 5,472 6,156 6,84
V 4,08 4,76 5,44 6,12 6,80
Replikasi 1
V1 x C1 = V2 x C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
C2 = 4,152 mg/mL
1. Scanning Metanol
4. Scanning Vitamin C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
1. Penentuan OT
a. Vitamin C
Vit C
Waktu
(menit) Rendah Tengah Tinggi
0 0,420 0,358 0,309
5 0,416 0,354 0,307
10 0,412 0,353 0,307
15 0,412 0,353 0,307
20 0,412 0,353 0,307
25 0,412 0,352 0,307
30 0,412 0,352 0,307
35 0,412 0,352 0,307
40 0,412 0,352 0,307
45 0,412 0,352 0,307
50 0,412 0,352 0,307
55 0,412 0,352 0,307
60 0,412 0,352 0,307
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
( /
% IC = 100
1. Vitamin C
Konsentrasi
uji vitamin Absorbansi Absorbansi Persamaan
Replikasi % IC
C dalam 4,0 kontrol vitamin C Regresi Linear
mL (mg/mL)
1,586 x 10-3 0,398 50,498
1,784 x 10-3 0,366 54,478 A = 20,7722
I 1,982 x 10-3 0,804 0,343 57,338 B = 18744,6477
2,181 x 10-3 0,305 62,045 r = 0,9979
2,379 x 10-3 0,279 65,299
1,586 x 10-3 0,424 48,481
1,784 x 10-3 0,391 52,491 A = 18,2395
II 1,982 x 10-3 0,823 0,353 57,108 B = 19239,0367
2,181 x 10-3 0,329 60,024 r = 0,9976
2,379 x 10-3 0,298 63,791
1,585 x 10-3 0,399 50,619
1,783 x 10-3 0,381 52,847 A = 28,1306
III 1,981 x 10-3 0,808 0,348 56,931 B = 14188,3838
2,179 x 10-3 0,328 59,406 r = 0,9926
2,377 x 10-3 0,312 61,386
1,585 x 10-3 0,486 42,143
1,783 x 10-3 0,433 48,452 A = 4,6654
IV 1,981 x 10-3 0,840 0,380 54,762 B = 24351,0101
2,179 x 10-3 0,358 57,381 r = 0,9883
2,377 x 10-3 0,321 61,786
1,585 x 10-3 0,419 49,396
1,783 x 10-3 0,378 54,348 A = 22,7856
V 1,981 x 10-3 0,828 0,361 56,401 B = 17200,5050
2,179 x 10-3 0,322 61,111 r = 0,9892
2,377 x 10-3 0,306 63,043
2. Markisa Ungu
Konsentrasi
Persamaan
uji dalam Absorbansi Absorbansi
Replikasi % IC Regresi
4,0 mL kontrol sari
Linear
(mg/mL)
1,045 0,592 29,941
1,219 0,564 33,254 A= 17,5199
I 1,393 0,845 0,551 34,793 B = 12,3641
1,567 0,534 36,805 r = 0,9924
1,742 0,516 38,935
1,040 0,564 33,333
1,213 0,550 34,998 A = 26,0568
II 1,386 0,846 0,541 36,052 B = 7,1607
1,559 0,533 36,998 r = 0,9951
1,733 0,520 38,534
1,064 0,606 28,284
1,241 0,571 32,426 A = 10,5808
III 1,418 0,845 0,543 35,740 B = 17,2871
1,596 0,520 38,462 r = 0,9919
1,773 0,502 40,592
1,023 0,516 39,079
1,194 0,510 39,787 A = 31,6009
IV 1,364 0,847 0,498 41,204 B = 7,0557
1,535 0,490 42,149 r = 0,9903
1,706 0,475 43,920
1,085 0,520 38,679
1,266 0,512 39,623 A = 31,7522
V 1,447 0,848 0,499 41,156 B = 6,3845
1,628 0,488 42,453 r = 0,9914
1,809 0,483 43,042
V1 x C1 = V2 x C2
C2 = 1,045 mg/mL
, ,
% IC = x 100 % = 29,941 %
,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
3. Markisa Kuning
Konsentrasi
Persamaan
uji dalam Absorbansi Absorbansi
Replikasi % IC Regresi
4,0 mL kontrol sari
Linear
(mg/mL)
0,934 0,640 18,471
1,090 0,633 19,363 A = 13,7826
I 1,246 0,785 0,626 20,255 B = 5,0732
1,401 0,623 20,637 r = 0,9919
1,557 0,614 21,783
0,907 0,569 21,191
1,058 0,561 22,299 A = 16,4308
II 1,210 0,722 0,556 22,992 B = 5,4011
1,361 0,550 23,823 r = 0,9961
1,512 0,545 24,515
0,956 0,640 19,294
1,115 0,633 20,177 A = 12,9145
III 1,274 0,793 0,624 21,311 B = 6,5691
1,434 0,618 22,068 r = 0,9943
1,593 0,606 23,581
0,923 0,581 20,302
1,077 0,568 22,085 A = 10,7926
IV 1,231 0,729 0,556 23,731 B = 10,4214
1,385 0,545 25,240 r = 0,9993
1,539 0,534 26,749
0,918 0,617 15,247
1,071 0,596 18,132 A = 3,6258
V 1,224 0,728 0,581 20,192 B = 13,1980
1,377 0,569 21,841 r = 0,9920
1,530 0,557 23,489
V1 x C1 = V2 x C2
C2 = 0,934 mg/mL
, ,
Sari markisa kuning (replikasi 1, seri 1) % IC = x 100 % = 18,471 %
,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Lampiran 9. Perhitungan Nilai IC50 Vitamin C, Sari Markisa Ungu dan Sari
Markisa Kuning
Persamaan Regresi
Sampel Replikasi IC50 (mg/mL)
Linear
A = 20,7722
I B = 18744,6477 1,559 x 10-3
r = 0,9979
A = 18,2395
II B = 19239,0367 1,651 x 10-3
r = 0,9976
A = 28,1306
Vitamin C III B = 14188,3838 1,541 x 10-3
r = 0,9926
A = 4,6654
IV B = 24351,0101 1,862 x 10-3
r = 0,9883
A = 22,7856
V B = 17200,5050 1,582 x 10-3
r = 0,9892
A= 17,5199
I B = 12,3641 2,627
r = 0,9924
A = 26,0568
II B = 7,1607 3,344
r = 0,9951
A = 10,5808
Markisa Ungu III B = 17,2871 2,280
r = 0,9919
A = 31,6009
IV B = 7,0557 2,608
r = 0,9903
A = 31,7522
V B = 6,3845 2,858
r = 0,9914
A = 13,7826
I B = 5,0732 7,139
r = 0,9919
A = 16,4308
II B = 5,4011 6,215
r = 0,9961
A = 12,9145
Markisa Kuning III B = 6,5691 5,645
r = 0,9943
A = 10,7926
IV B = 10,4214 3,762
r = 0,9993
A = 3,6258
V B = 13,1980 3,514
r = 0,9920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Sari
markisa 2,627 3,344 2,280 2,608 2,858 2,74 0,39
ungu
Sari
markisa 7,139 6,215 5,645 3,762 3,514 5,26 1,57
kuning
Keterangan:
Rep = Replikasi; SD = Simpangan Deviasi
x = konsentrasi (mg/mL)
y = 18744,6477 x + 20,772
50 = 18744,6477 x + 20,772
x = 1,559 x 10-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig.
(2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
BIOGRAFI PENULIS