Christy (170600136)
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
(Gambar 1)
Pertanyaan:
1. Jelaskan tatalaksana pemeriksaan dan diagnosis dari keluhan yang dirasakan
pada pasien tersebut !
2. Jelaskan etiologi dari keluhan yang dirasakan pada pasien tersebut !
3. Jelaskan bagaimana ergonomi yang baik untuk perawatan gigi 16 tersebut!
4. Jelaskan pertimbangan dalam pemilihan matriks yang tepat pada kasus gigi 16
tersebut!
5. Jelaskan bagaimana prosedur penumpatan yang tepat pada kasus tersebut
untuk mendapatkan kembali kontur dan titik kontak yang baik!
6. Jelaskan bagaimana cara mengevaluasi bahwa tumpatan gigi 16 tersebut telah
dilakukan dengan benar!
7. Jelaskan bagaimana pemeriksaan oklusi untuk mendapatkan oklusi yang
harmonis setelah perawatan pada gigi 16 tersebut!
8. Jelaskan prosedur penanganan keluhan sakit pada bagian mukosa bukal!
9. Jelaskan bagaimana prognosis kasus gigi 36 tersebut!
Learning issue:
1. Lesi karies:etiologi, pemeriksaan, diagnosis dan perawatan
2. Penyakit mukosa mulut:etiologi, pemeriksaan, diagnosis dan perawata
3. Pemeriksaan oklusi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
c. Phase 3 : Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan apabila sudah melakukan anamnesa dan
pemeriksaan klinis dengan tepat.
Diagnosis gigi 16 adalah karies pulpitis reversible; menurut klasifikasi ICDAS
adalah D5; menurut Mount and Hume adalah site 2 size 2; menurut G.V.
Black adalah klas II.
Diagnosis ulser pada mukosadi daerah gigi 16. Dengan pemeriksaan klinis
terdapat ulser tunggal, bentuk tidak beraturan, warna putih-kekuningan,
terdapat eritema difuse. Berdasarkan gambaran klinis, ulser pada mukosa di
daerah gigi 16 adalah traumatic ulser.
5
saliva, terdapat IgA yang mampu mencegah perlengkatan mikroorganisme
pada mukosa gigi.
-Hidrasi saliva 40 detik (aliran saliva sedang) : self cleansing pada
rongga mulut menurun, dapat meningkatkan resiko karies.
-Viskositas kental, kapasitas buffer 7 (rendah) : peran saliva sebagai
penetralisir asam berkurang, menyebabkan bakteri mudah
berkembang biak sehingga meningkatkan resiko karies
-Laju alir 4ml/5 menit;0,8 ml/menit ( laju alir saliva rendah)
-Resiko karies berdasarkan dari karakteristik saliva adalah tnggi.
b. Traumatic ulser
Etiologi utama dari traumatic ulser adalah karena adanya trauma.
Berdasarkan kasus, ulser yang terjadi pada mukosa bukal tidak
berhubungan dengan adanya karies pada gigi 16.
4. Jelaskan pertimbangan dalam pemilihan matriks yang tepat pada kasus gigi
16 tersebut!
Matriks digunakan untuk membuat dinding yang berhadapan dengan dinding
axial, melingkupi area struktur gigi yang hilang selama dilakukan preparasi. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan matriks :
Rigiditas (kekakuan)
Band matriks harus cukup rigid (kaku) untuk dapat mempertahankan
posisinya selama kondensasi. Proses kondensasi akan terganggu dan
6
mendapatkan hasil bahan yang lemah karena band matriksnya bergerak,
sehingga terjadi porositas pada bahan. Rigiditas meliputi pembentukan
kontur anatomi yang tepat, pemilihan hubungan kontak proksimal yang
benar, adaptasi yang mudah terhadap gigi, kemampuan untuk berkontur,
dan pencegahan kelebihan gingival.
Kontur anatomi secara tepat
Permukaan proksimal yang dibentuk harus dapat megembalikan kontur
anatomis dan seuai keseimbangan marginal ridge gigi namun tidak
mengganggu kesehatan gingiva.
Matriks band harus cukup tipis
Ketebalan pita matriks memengaruhi area kontak interproksimal restorasi.
Bahan matriks harus cukup tipis sehingga kontak yang tepat dapat
terbentuk. Biasanya ketika pita matriks diangkat dari daerah
interproksimal, menghasilkan kekosongan kontak selebar ketebalan band
matriks. Maka ruang antara pengisian dan gigi yang berdekatan harus
tetap dijaga tetap minimum.
Matriks yang digunakan untuk gigi 16 adalah sectional matrix. Alasan digunakan
memilih matriks sectional adalah karena dapat mereplikasi anatomi gigi pada
bagian proksimal, sifat sectional dari band memungkinkan band hanya didorong
kearah area kontak tanpa rebound seperti toflemine, dan sifat bulat dari band
memungkinkan lebih banyak bahan restorative pada gingiva kearea kontak
sehingga memperkuat restorasi.
7
Seluruh karies pada gigi tersebut dibuang menggunakan round bur.
Kemudian kontak gigi tetangga harus bebas pada pinggir gingiva, juga
pada tepi proksimal fasial/lingual untuk memudahkan preparasi jaringan
gigi yang rusak menggunakan round diamond bur dan penempatan
matriks, selanjutnya dibuat long bevel menggunakan flamed diamond bur
pada enamel ditepu preparasi sebagai retensi dan resistensi untuk
menghindari kebocoranmikro serta pewarnaan pada daerah tepi tumpatan.
Kemudian kavitas dibersihkan dan sterilisasi kavitas dengan chlor ethil.
Pemilihan warna komposit dengan shade guide.
Cuci dengan aquades dan keringkan kavitas.
Pemasangan matriks band yang tepat pada bagian interdental gigi 16
Pemasangan wedge di area embrasur
Wedge diletakkan kedalam embrasur gingival dan dipastikan diantara dua
gigi, dibawah margin gingival yang direstorasi dengan eksterior ( keluar )
dari matriks.
Pemasangan ring
Pemasangan kavitas cleaner selama 60 detik
Aplikasikan dentin conditioner 20 detik
Cuci dengan aquades kemudian kavitas keringkan
Aplikasikan RMGIC didasar kavitas, kemudian light cure selama 20 detik
Aplikasi etsa
Menggunakan microbrush diarea yang telah bevel terlebih dahulu selama
15 detik, cuci dengan air sampai bersih, apabila tidak akan menimbulkan
pewaraan pada tepi tumpatan kemudian keringkan perlahan.
Aplikasi bonding
Penggunaan microbrush pada bagian dalam dinding kavitas dan tepi
enamel, diamkan selama 10 detik, kemudian semprotkan untuk
menghilangkan kelebihan monomer selanjutnya keringkan perlahan.
Aplikasi resin komposit
Resin komposit dimasukkan layer by layer pada dinding gingiva dengan
ketebalan lebih dari 2 mm, kemudian sinar selama 20 detik. Bagian
oklusal ditambahkan sedikit kemudian dibentuk anatominya
menggunakan burnisher kemudian disinari selama 20 detik.
8
Setelah itu matriks, wedges, dan ring. Kemudia light cure selama 20 detik
di daerah proksimal.
Cek oklusi dengan articulating paper dan stim stock
Finsihing dilakukan dengan menggunakan finishing diamond bur
Polishing dengan menggunakan bur polishing
9
7. Jelaskan bagaimana pemeriksaan oklusi untuk mendapatkan oklusi yang
harmonis setelah perawatan pada gigi 16 tersebut!
Pada penyelesaian akhir dari tumpatan perlu dilakukan pemeriksaan oklusi.
Pemeriksaan oklusi menggunakan articulating paper dan stim stock. Articulating
paper berfungsi untuk mendeteksi gigi yang mengalami traumatik oklusi. Bagian
yang mengalami traumatik oklusi akan terlihat tanda yang tertinggal setelah
penggunaan articulating paper.
Pemeriksaan oklusi dilakukan dengan menggunakan oclusal indikator berupa
articulating paper, dengan cara :
Tempatkan articulating paper pada daerah yang ingin diperiksa oklusinya
Instruksikan pasien untuk mengoklusikan gigi pada posisi interkuspal max
Setelah itu instruksikan pasien untuk membuka mulut untu mengeluarkan
articulating paper. Jika ada masalah pada oklusi, pada pada kertas akan
terbentuk tanda seperti lingkaran atau donat.
Setelah pemakaian articulating paper dilanjutkan dengan pemakaian stim stock.
Stim stock merupakan salah satu indikator oklusi kualitatif yang berfungsi daam
menemukan likasi dan jumlah gigi yang berontak, dengan cara :
Dengan memposisikan kertas artikuar menggunakan forcep miller pada dataran
oklusal pasien, lalu memposisikan pasien untuk meakukan oklus sentrik.
Kemudian kertas dikeluarkan untuk melihat tanda yang tertinggal dipermukaan
oklusal gigi. Apabila terdapat tanda maka langsung dilakukan permeriksaan
lanjutan. Setelah itu, letakkan stim stock pada daerah yang mengalami traumatic
oklusi, instruksikan pasien denga posisi intercuspal max, cara ini close and hold
dengan mengamati seberapa kuat gigi yang sedang dioklusikan dalam menahan
stim stock ada saat ditarik ke bukal, daerah yang tertahan tesebut menandakan
daerah yang traumatik oklusi.
(Gambar 2. Kontak prematur. A dark ring with a light center usually denotes a premature contact)
10
8. Jelaskan prosedur penanganan keluhan sakit pada bagian mukosa bukal!
Lesi pada bagian mukosa bukal merupakan traumatik ulser. Penyebab utamanya
adalah karena adanya trauma. Perawatan yang paling tepat adalah dengan
menghilangkan symptom dan mempercepat penyembuhan. Pada kasus ini, pasien
diberikan obat dengan golongan NSAIDS topikal, diaplikasikan dengan kumur-
kumur.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada gigi molar sattu kanan atas pasien tersebut di diagnosis karies D5, dimana
karies dengan kedalaman mencapai dentin pada bagian mesial dan mencapai oklusal.
Ada empat etiologi utama penyebab terjadinya karies yaitu substrat,
mikroorganisme, host, dan waktu. Lesi yang terdapat pada daerah di sekitar gigi
merupakan lesi traumatik ulser.
Dalam melakukan perawatan diperlukan ergonomi yang baik, pertimbangkan
akan alat dan bahan yang sesuai untuk gigi yang bermasalah juga penting untuk
selalu melakukan pemeriksaan oklusi guna mendapatkan kembali oklusi yang
harmonis.
Dalam melakukan perawatan, dokter gigi perlu memperhatikan secara
keseluruhan kondsi gigi dan mulut pasien, bukan memperhatikan yang dikeluhkan
oleh pasien saja.
12
DAFTAR PUSTAKA
13