Anda di halaman 1dari 2

HIPOTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR:

KAPAN HARUS MEMBAWA BAYI KE


DOKTER?
08.08.2016

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merawat bayi baru lahir di rumah adalah
suhu tubuh. Masalah pada suhu bayi baru lahir adalah hipotermia atau suhu tubuh kurang
dari 36,5°C dan demam. Banyak penyakit memiliki gejala hipotermia di antaranya infeksi
berat seperti sepsis neonatorum, radang selaput otak, radang paru, hipoglikemi, dan lain-
lain. Hipotermia merupakan hal berbahaya yang perlu penanganan segera. Oleh karena itu,
pengenalan kondisi hipotermia secara dini dan segera melakukan tindakan yang memadai
sangatlah penting.

Cara pengukuran suhu yang akurat adalah dengan termometer (digital atau air raksa) yang
diletakkan di ketiak. Pengukuran suhu dengan termometer yang dilekatkan di dahi atau
dimasukkan di lubang telinga tidak dianjurkan karena tidak akurat. Sedangkan pengukuran
suhu dengan memasukkan termometer ke dalam lubang anus juga tidak dianjurkan karena
dapat mencederai anus. Apabila tidak tersedia termometer, perabaan dapat digunakan
untuk menentukan suhu tubuh bayi. Tempat perabaan untuk mengidentifikasi hipotermia
adalah di tubuh bayi (ketiak/perut bayi), dan ekstremitas (tangan dan kaki). Namun cara
perabaan ini kurang akurat, karena tidak dapat mengetahui suhu tubuh secara pasti.

Suhu normal bayi adalah antara 36,5-37,5°C. Hipotermia dibagi menjadi tiga jenis yaitu
stres dingin, hipotermia sedang, dan hipotermia berat. Batasan stres dingin suhu antara
35,5-36,4°C, hipotermia sedang suhu antara 32-35,4°C, dan hipotermia berat apabila suhu
kurang dari 32°C. Bila tubuh dan ekstremitas hangat maka interpretasinya adalah normal.
Bila tubuh teraba hangat tapi ekstremitas teraba dingin maka berarti bayi mengalami stres
dingin. Sedangkan bila tubuh dan ekstremitas teraba dingin berarti bayi mengalami
hipotermia. Pada perabaan tidak dapat ditentukan gradasi hipotermia.

Pada bayi yang mengalami stres dingin perlu dicari penyebabnya apakah popok yang
basah, suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, tubuh bayi basah, setelah mandi yang
tidak segera dikeringkan atau ada hal lain. Bila diketahui hal-hal ini maka segera atasi
penyebabnya tersebut. Untuk menghangatkan bayi dilakukan kontak kulit ke kulit antara
bayi dan ibu sambil disusui, dan ukur ulang suhu bayi setiap jam sampai suhunya normal.
Bila suhunya tetap tidak naik atau malah turun maka segera bawa ke dokter.

Bayi dengan suhu kurang dari 35,5°C mengalami kondisi berat yang harus segera
mendapat penanganan dokter. Tindakan yang dapat dilakukan oleh ibu sebelum dan
selama dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah terus memberikan air susu ibu (ASI)
dan menjaga kehangatan. Tetap memberikan ASI penting untuk mencegah agar kadar gula
darah tidak turun. Apabila bayi masih mampu menyusu, bayi disusui langsung ke payudara
ibu. Namun, bila bayi tidak mampu menyusu tapi masih mampu menelan, berikan ASI yang
diperah dengan sendok atau cangkir. Menjaga bayi dalam keadaan hangat dilakukan
dengan kontak kulit ke kulit, yaitu melekatkan bayi di dada ibu sehingga kulit bayi
menempel langsung pada kulit ibu, dan ibu dan bayi berada dalam satu pakaian. Kepala
bayi ditutup dengan topi.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipotermia adalah menutup kepala bayi
dengan topi, pakaian yang kering, diselimuti, ruangan hangat (suhu kamar tidak kurang dari
25°C), bayi selalu dalam keadaan kering, tidak menempatkan bayi di arah hembusan angin
dari jendela/pintu/pendingin ruangan. Sebelum memandikan bayi perlu disiapkan baju,
handuk, dan air hangat. Setelah dimandikan, bayi segera dikeringkan dengan handuk dan
dipakaikan baju.

Penulis : Dr. Setya Wandita,Sp.A

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Artikel pernah dimuat pada Kompas, kolom klasika, tanggal 17 April 2016

Anda mungkin juga menyukai