0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
351 tayangan11 halaman
Praktikum ini membahas tentang difusi dan osmosis pada tumbuhan. Tujuannya adalah untuk mengetahui proses dan faktor yang mempengaruhi difusi dan osmosis, serta mengamati arah pergerakan air melalui membran selama proses tersebut. Metode yang digunakan adalah menggunakan jaringan kentang sebagai model membran semi permeabel untuk mengamati fenomena difusi dan osmosis.
Praktikum ini membahas tentang difusi dan osmosis pada tumbuhan. Tujuannya adalah untuk mengetahui proses dan faktor yang mempengaruhi difusi dan osmosis, serta mengamati arah pergerakan air melalui membran selama proses tersebut. Metode yang digunakan adalah menggunakan jaringan kentang sebagai model membran semi permeabel untuk mengamati fenomena difusi dan osmosis.
Praktikum ini membahas tentang difusi dan osmosis pada tumbuhan. Tujuannya adalah untuk mengetahui proses dan faktor yang mempengaruhi difusi dan osmosis, serta mengamati arah pergerakan air melalui membran selama proses tersebut. Metode yang digunakan adalah menggunakan jaringan kentang sebagai model membran semi permeabel untuk mengamati fenomena difusi dan osmosis.
Nim : G011181382 Kelas : Fisiologi Tumbuhan E Kelompok : 16 Asisten : Adya Novita Aprilyani
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tumbuhan, air dan mineral diserap oleh akar dari dalam tanah. sedangkan Pada tumbuhan, air dan mineral diserap oleh akar dari dalam tanah. Sedangkan gas-gas seperti O2 dan CO2 diambil oleh stomata daun dari udara disekelilingnya. Air dan garam mineral masuk ke akar melalui epidermis akar secara difusi dan osmosa. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan konsetrasi sel-sel akar dan tanah di lingkungannya. Difusi merupakan penyebaran molekul-molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh energi kinetik. Dimana molekul-molekul tersebut cendrung menyebar ke segala arah sampai terdapat suatu konsentrasi yang sama. Difusi zat terjadi dari suatu tempat yang banyak mengandung molekul-molekul atau tempat yang konsentrasinya pekat menuju tempat yang sedikit mengandung molekul atau konsentrasi rendah. Jika pertikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentu partikel-pertikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi akan terdapat banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, dan secara menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu disebut difusi. Salah satu bagian difusi adalah osmosis yaitu perpindahan air dari larutan yang mempunyai konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tingi melalui membran semipermiabel. Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinngi melalui selaput semipermiabel. Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi melalui suatu membran. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai difusi dan osmosis untuk menemukan dan membuktikan fakta mengenai gejala difusi dan osmosis, mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi, mengetahui arah pergerakan air pada peristiwa difusi dan osmosis dan mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan praktikum ini yaitu diharapkan mahasiswa dapat menemukan dan membuktikan fakta mengenai gejala difusi dan osmosis, mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi, mengetahui arah pergerakan air pada peristiwa difusi dan osmosis dan mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis. Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui prosedur kerja difusi osmosis dengan menggunakan jaringan kentang sebagai membran selektif permeable. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Difusi Osmosis
Difusi adalah proses perembesan senyawa kimia tertentu secara spontan dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Proses ini terjadi akibat mobilitas dan energi kinetik dari molekul atau ion yang berdifusi tersebut. Arah gerakan tidak tentu, ini dikarenakan adanya hantaman molekul-molekul tersebut. Mekanisme ini menjadi penting dalam menghubungkan sel dengan lingkungannya (Harahap, 2012). Difusi merupakan penyebaran molekul-molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh energi kinetik. Dimana molekul-molekul tersebut cendrung menyebar ke segala arah sampai terdapat suatu konsentrasi yang sama. Difusi zat terjadi dari suatu tempat yang banyak mengandung molekul-molekul atau tempat yang konsentrasinya pekat menuju tempat yang sedikit mengandung molekul atau konsentrasi rendah (Yahya, 2015). Osmosis yaitu perpindahan air dari larutan yang mempunyai konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tingi melalui membran semipermiabel. Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinngi melalui selaput semipermiabel. Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi melalui suatu membran (Yahya, 2015). Salah satu bagian dari difusi adalah osmosis, yaitu perpindahan air dari larutan dengan konsentrasi yang tinggi ke larutan dengan konsentrasi lebih rendah melalui membran semi permeable. Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari daerah suatu larutan yang kerapatan molekul nya tinggi ke yang lebih rendah melalui membrane semi permeable (Syamsuri, 2016). Perbedaan antara difusi dan osmosis adalah, pada proses osmosis ditandai adanya pergerakan molekul yang melewati membrane hidup dan ini hanya terjadi pada meteri hidup. Berbeda dengan proses difusi yang dapat terjadi baik pada benda hidup maupun tak hidup (Syamsuri, 2016). 2.2 Mekanisme Difusi Osmosis Proses difusi digerakkan oleh gaya dorong yang terjadi karena adanya beda potensial dari tinggi ke rendah baik dalam hal temperatur, listrik, tekanan hidrostatik, konsentrasi dan lain-lain. Di dalam tubuh tanaman, berlangsung proses difusi seperti proses pertukaran gas di dalam daun pada gas C02 dan 02. Pada proses fotosintesis terjadi pemindahan 02 dari daun ke udara bebas dan pemindahan C02 dari udara ke daun. Pada peristiwa ini, 02 dapat di bebaskan dan C02 dapat digunakan jika kandungan 02 daun lebih tinggi dari lingkungan sekitar dan kandungan C02 udara bebas lebih besar di daun (Harahap, 2012). Difusi terbantu merupakan difusi yang bergantung pada mekanisme transport khusus dari membrane sel seperti permease (enzim di dalam membrane sel). Difusi ADP kedalam dan difusi ATP keluar dari mitokondria berlangsung secara difusi terbantu. Proses difusi terbantu, molekulnya bergerak kearah gradient konsentrasi yaitu arah yang dengan sendirinya diambil jika membrane itu permeable untuk molekul tersebut. Tetapi membran sel juga dapat memompa zat yang arahnya berlawanan dengan gradient konsentrasi (Yahya, 2015). Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentu partikel-pertikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi akan terdapat banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, dan secara menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu disebut difusi (Yahya, 2015). Mekanisme pengambilan unsur hara melalui daun terjadi karena adanya difusi dan osmosis melalui lubang stomata, sehingga mekanismenya berhubungan dengan membuka dan menutupnya stomata. Membukanya stomata merupakan proses mekanis yang diatur oleh tekanan turgor melalui sel-sel penutup sedangkan tekanan turgor sendiri berbanding langsung dengan kandungan karbondioksida dari ruang di bawah stomata. Meningkatnya tekanan turgor akan membuka lubang stomata, dan pada saat itu unsur hara akan berdifusi ke dalam stomata bersamaan juga dengan air (Anrio, 2018). 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Difusi Osmosis Menurut Suyitno (2008), Faktor yang mempengaruhi Difusi dan Osmosis antara lain: 1. Beda suhu. Setiap zat cenderung dalam keadaan bergerak. Tenaga gerak semakin besar pada suhu yang semakin tinggi, sehingga gerak zat akan semakin cepat. Coba perhatikan saat kita memanaskan air. Molekul air akan bergerak semakin cepat bikla akan semakin panas. Adanya gerakan zat ini dapat menjadi salah satu pendorong masuknya zat ke dalam akar. 2. Beda konsentrasi. Bila kita membuka botol minyak wangi, apa yang terjadi? Bau minyak wangi akan segera menyebar ke luar, bukan ? Hal ini terjadi karena konsentrasi zat minyak wangi dalam botol sangat tinggi, sebaliknya keadaan di luar botol. Adanya perbedaan konsentrasi zat antara botol dan diluar botol, mendorong zat minyak wangi menyebar ke luar. Dengan kata lain, perbedaan konsentrasi zat membangkitkan tenaga gerak suatu zat. 3. Beda tekanan. Pergerakan zat juga terjadi karenaadanya beda tekanan antara dua daerah. Misalnya, antara daerah di sekitar akar (rizhosfir) dengan keadaan di dalam sel / jaringan. 2.4 Jenis-Jenis Difusi Menurut Bresnick (2003), ada 4 jenis difusi yang dikemukakan langsung yang menjadi peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut yaitu: 1. Difusi sederhana Difusi sederhana berarti bahwa gerakan kinetik molekuler dari molekul ataupun ion terjadi melalui celah membran atau ruang intermolekuler tanpa perlu berikatan dengan protein pembawa pada membran. Kecepatan difusi ditentukan oleh : jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara yaitu melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid dan melalui saluran licin pada beberapa protein transpor. 2. Difusi dipermudah Disebut juga dengan difusi diperantarai pembawa,artinya pembawa akan mempermudah difusi zat ke sisi lain. Zat –zat paling penting yang melintasi proses difusi yang dipermudah ialah glukose dan sebagian besar asam-asan amino. Molekul pembawa akan mentraspor glukose atau monosakarida lainya ke dalam sel. Insulin dapat meningkatkan kecepatan proses difusi ini sebesar 10 sampai 20 kali lipat. Ini adalah mekanisme dasar yang digunakan insulin untuk mengatur pemakian glukose dalam tubuh. 3. Difusi Difasilitasi (Facilitated Diffusion) Difusi difasilitasi adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel–sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi. 4. Difusi Terfasilitasi Difusi terfasilitasi adalah sejenis transpor pasif yang molekul solutnya bergerak menuruni gradien konsentrasi dengan bantuan protein pembawa pada membran. Suatu protein pembawa mengambil sebuah molekul, kemudian protein tersebut berubah ke bentuk alternatifnya untuk menyimpan molekul ke sisi lain membran. Dalam hal ini tidak diperlukan masukan energi 2.5 Peran Difusi Osmosis pada Tanaman Air merupakan komponen utama dalam kehidupan tanaman, sekitar 70-90% berat segar tanaman berupa air yang merupakan media penunjang untuk berlangsungnya reaksi biokimia. Di dalam tubuh tanaman air dapat masuk ke jaringan tanaman melalui proses difusi. Proses ini dipengaruhi banyak faktor diantaranya faktor lingkungan yang berperan dalam proses keseimbangan air yang ada pada sistem tanah, tanaman dan udara (Fatimah, 2018). Proses pembentukan dan perkembangan organ tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dan kompos dalam tanah. Pembentukan dan perkembangan organ tanaman (daun, akar, dan batang) berhubungan dengan proses sel tanaman untuk membesar. Sel tanaman akan membesar seiring dengan menebalnya dinding sel dan terbentuknya selulosa pada tanaman. Pengaruh lainnya terkait dengan ketersediaan air bagi tanaman, berupa transport hara dari tanah bagi tanaman. Hara yang berada dalam tanah diangkut melalui air yang terserap oleh tanaman melalui proses difusi osmosis yang terjadi. Semakin baik hara yang terjerap oleh tanaman, maka ketersediaan bahan dasar bagi proses fotosintesis akan semakin baik pula terjadi. Bisa dikatakan peran difusi osmosis bagi tanaman ialah untuk membantu proses fotosintesis agar berlangsung dengan baik (Fatimah, 2018). BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Praktikum dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2019, pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Fisiologi dan Nutrisi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu lab halus dan lab kering, cawan petri 1 buah, pipa kaca berskala 2 buah, pelobang gabus sesuai ukuran diameter pipa, jarum preparat atau spoit 1 buah, pisau/cutter, dan kotak lab. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu wortel berukuran besar 2 buah, air aquades 1 liter secukupnya, tissue kering secukupnya. 3.3 Prosedur praktikum Adapun prosedur dari praktikun ini yaitu: 1. Cuci bersih wortel yang akan digunakan, kemudian lap sampai kering dengan menggunakan berturut turut lap kasae, lap halus dan tissue. 2. Cuci bersih peralatan yang akan digunakan dengan detergen sampai bersih, kemudian keringkan dengan lap kasar dan lap halus. 3. Timbang sukrosa untuk membuat seri larutan sukrosa: 25%, 50%, 75%, dan100% dengan menggunakan aquades. 4. Buatlah potongan wortel dalam bentuk kubus dengan sisi masing-masing 3 cm, sebanyak masing-masing 3 potong dengan menggunakan cutter. 5. Pada salah satu bidang potongan wortel, dibuat dua lubang dangan pelubang gabus dengan kedalaman 2-2,5 cm (sesuaikan dengan pipa kaca). 6. Gunakan jarum preparat untuk mengangkat jaringan kentang setelah dibor dengan pelubang gabus. 7. Masukkan pipa kaca berskala kedalam lubang yang telah disiapkan. Usahakan jangan sampai bocor. 8. Pada salah satu lubang potongan wortel, masukkan larutan gula 25% sampai batas skala 0,5 cm dari permukaan pipa. Pada satu lubang yang lain, masukkan aquades sampai pada batas skala yang sama sebagai kontrolnya. 9. Lakukan percobaan ini untuk larutan 50%, 75%, dan 100%. 10. Amatilah perubahan dan pertambahan volume air pada semua pipa kaca tersebut setiap 4 jam, kemudian laukukan pengamatan selama 6 kali. 11. Buatlah grafik hubungan antara konsentrasi larutan gula dengan pertambahan volime cairan dalam pipa kaca. DAFTAR PUSTAKA
Anrio, R. 2018. Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Karet (Hevea brasiliensis
L) Terhadap Pemberian Mikroorganisme Lokal Kulit Buah Pisang Dan Cangkang Telur. Jurnal Agroteknologi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan. Bresnick, S. 2003. Intisari Biologi. Hipokrates: Jakarta. Fatimah, S. 2018. Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees). Jurnal Agroteknologi Vol 5 No 2. Universitas Trunojoyo Madura. Harahap Fauziyah. 2012. Fisiologi Tumbuhan. Medan : Unimed Press. ISBN 978- 602-8848-88-6 Suyitno. 2008. Osmosis dan Penyerapan Zat pada Tumbuhan. Yogyakarta: Biologi FMIPA UNY.
Syamsuri, I. 2016. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solanum Tuberosum dan Doucus Carita. Jurnal Biology Education. Vol. 4 No. 1.
Mekanisme Difusi Molekul Dengan Melalui Kristal Kmno4 Dalam Pelarut Dan Menentukan Tekanan Osmotic Cairan Sel Pada Daun Rhoe Discolor Dalam Larutan Glukosa