Anda di halaman 1dari 13

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

“Sewa Guna Usaha (Leasing)”

Kelompok 5 :

Dita Mahzati Sajidah : 1810113220015


Kori Marantika : 1810113220004
M. Rezki Ramadani : 1810113110016
Nina Maulida : 1810113120020
Nur Kholishoh : 1810113120009
Rabiyatul Hasanah Putri : 1810113320002
Sheila Haifa Putri : 1810113220032

Dosen Pengampu:
Mahmudah Hasanah, M.Pd.

PENDIDIKAN EKONOMI
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Sewa Guna Usaha (Leasing) didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam


bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease),
untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Penyewa Guna Usaha (Lessee)
adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan
pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan (Lessor). Pengadaan barang modal
melalui leasing juga dapat dilakukan dengan cara pembelian barang

Penyewa Guna Usaha (Lessee) oleh Perusahaan Pembiayaan (Lessor) yang


kemudian disewagunausahakan kembali oleh Penyewa Guna Usaha. Pengadaan
dengan cara ini disebut Sales and Lease Back. Sepanjang perjanjian Sewa Guna
Usaha masih berlaku, hak milik atas barang modal obyek transaksi berada pada
Perusahaan Pembiayaan. Dalam setiap transaksi leasing di dalamnya selalu
melibatkan 3 pihak utama, yaitu:

a) Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau di dalam hal ini pihak
yang memiliki hak kepemilikan atas barang
b) Lessee adalah peruahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki
hak opsi pada akhir perjanjian
c) Supplier adalah pihak penjual barang yang disewagunausahakan.

2. Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Leasing

untuk melakukan kegiatan leasing pasti melibatkan empat pihak yang


berkepentingan yaitu; lessor, lesse, supplier, dan bank atau kreditor

a) Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa


pembiayaan kepada pihak lesse dalam bentuk barang modal. lessor dalam

2
financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang telah
dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan
mendapatkan keuntungan. sedangkan lessor dalam operator lease,
bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta
pemberiaan jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta
pengoperasian barang modal tersebut.
b) lesse adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari lessor. Lesse dalam financial lease bertujuan
mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara
pembayaran angsuran atau secara berkala. pada akhir kontrak leasing,
lesse memiliki hak opsi atas barang tersebut, maksudnya pihak lesse
memiliki hak untuk membeli barang tersebut berdasarkan nilai sisa. dalam
operating lease, lesse dapat memenuhi kebutuhan peralatannya di samping
tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa resiko bagi lesse
terhadap kerusakan.
c) suppiler adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau
menyediakan barang untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara
tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung
menyerahkan barang kepada lesse tanpa melalui pihak lessor sebagai
pihak yang memberikan pembiayaan. sebaliknya dalam operating lease,
supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran
yang sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau
berkala.
d) Bank atau Kreditur dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak
bank atau kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak leasing,
namun pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada
lessor terutama dalam mekanisme leverage lease dimana sumber dana
pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. pihak supplier dalam hal
ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank. untuk
memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek
leasing kepada lesse atau lessor.

3
3. Penggolongan Perusahaan Leasing

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan leasing dapat digolongkan


ke dalam 3 kelompok, anatar lain:

1. Independent leasing company

Perusahaan leasing ini mewakili secara garis besar dari industri leasing
dimana perusahaan ini berdiri sendiri atau independen dari pemasok yang
mungkin dapat memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee). Selain
itu, perusahaan dapat membelinya dari berbagai pemasok atau produsen yang
kemudian disewa kepada pemakai. Lembaga keuangan yang terlibat dalam
kegiatan usaha leasing, adalah bank, perusahaan dan lembaga keuangan lainnya
yang disebut sebagai lessor independen. Contoh: Adira, WOM, SOF (Summit Oto
Finance), FIF (Federal International Finance – Honda)

2. Captive lessor

Sering juga disebut dengan two party lessor yang melibatkan dua pihak, yaitu:

 Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak perusahaan leasing
(subsidiary)
 Pihak kedua adalah lesse atau pemakai barang
SCaptive lessor ini akan tercipta apabila pemasok atau produsen mendirikan
perusahaan leasing sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat
terjadi apabila pihak pemasok menyediakan pembiayaan leasing sendiri, maka
akan dapat meningkatkan kemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan
dengan menggunakan pembiayaan tradisional. Contoh: ACC (Astra Credit
Company, BAF (Busan Auto Finance – Yamaha) Indomobil Finance – Suzuki.

3. Lease broker atau packager

Berfungsi mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor yang


membutuhkan suatu brang modal dengan cara leasing tetapi lease broker ini tidak
memiliki barang atau peralatan untuk menangani transaksi leasing untuk atas

4
namanya. Namun, perusahaan ini memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam
usaha leasing yang tergantung pada apa yang dibutuhkan dalam suatu transaksi
leasing. Contoh: Era, Mentari, Ray White, Columbia, Columbus

4. Proses dan Mekanisme Leasing

Leasing pada prinsipnya merupakan industri multidisiplin yang meliputi


antara lain bidang perpajakan, keuangan dan konsep akuntansi. Dari defenisi
leasing yang telah dibahas pada awal bab ini dapat disimpulkan bahwa leasing
mengandung arti suatu perjanjian antara pemilik barang (lessor) dengan pemakai
barang (lessee). Mekanisme leasing tersebut merupakan dasar-dasar dalam suatu
transaksi leasing (basic lease). Pihak lessee berkewajiban membayar sewa secara
periodic kepada lessor sebagai kompensasi atas penggunaan barang tersebut.

Dalam definisi ini hanya dua pihak yang terkait yaitu lessor dan lessee padahal
dalam praktiknya pihak supplier merupakan pihak yang terlibat dalam suatu
mekanisme transaksi leasing.

5. Keunggulan sewa guna usaha

Walaupun leasing memiliki kekurangan, tetapi pertumbuhan


pengaplikasiannya menunjukkan bahwa lease sering kali memilikikeunggulan
tambahan terhadap kepemilikan properti. Beberapa keunggulan yang umumnya
dinikmati lessee adalah sebagai berikut:

5
a. Pembiayaan 100% dengan suku bunga tetap. Lease seringditandatangani
tanpa membutuhkan uang muka dari lessee, yangmembantu menghemat
dana kas yang terbatas, khususnya sangatdiinginkan oleh perusahaan
baru dan sedang berkembang. Selain itu,pembayaran lease juga sering
bersifat tetap sehingga melindungi lessee dari inflasi dan meningkatnya
cost uang (cost of money).

b. Proteksi terhadap keusangan. Peralatan yang di-lease dapat mengurangi


risiko keusangan bagi lessee, dan dalam banyak kasus, dapat memindahkan
risiko nilai residu kepada lessor.

c. Fleksibilitas. Perjanjian lease memiliki lebih sedikit batasan-batasan bila


dibandingkan dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif mampu
membuat perjanjian lease disesuaikan dengan kebutuhan khusus lessee.
Misalnya, pembayaran sewa dapat diatur untuk memenuhi waktu
pendapatan kas yang dihasilkan oleh peralatan yang di-lease sehingga
pembayaran dapat dilakukan pada saat peralatan tersebut mulai
produktif.

d. Pembiayaan yang lebih murah. Beberapa perusahaan menyadari bahwa


pembiayaan dengan lease ternyata jauh lebih murah daripada jenis
pembiayaan lainnya.

e. Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet financing). Beberapa lease


tidak mengakibatkan bertambahnya kemampuan perusahaan untuk
melakukan pinjaman. Pembiayaan di luar neraca semacam itu penting
bagi perusahaan tertentu.

6. Kriteria dan prosedur kapitalisasi dalam sewa guna usaha

Walaupun leasing memiliki kekurangan, tetapi pertumbuhanpengaplikasiannya


menunjukkan bahwa lease sering kali memilikikeunggulan tambahan
terhadap kepemilikan properti. Beberapa keunggulan yang umumnya dinikmati
lessee adalah sebagai berikut:

6
a. Pembiayaan 100% dengan suku bunga tetap. Lease seringditandatangani
tanpa membutuhkan uang muka dari lessee, yangmembantu menghemat
dana kas yang terbatas, khususnya sangatdiinginkan oleh perusahaan
baru dan sedang berkembang. Selain itu,pembayaran lease juga sering
bersifat tetap sehingga melindungi lessee dari inflasi dan meningkatnya
cost uang (cost of money).

b. Proteksi terhadap keusangan. Peralatan yang di-lease dapat mengurangi


risiko keusangan bagi lessee, dan dalam banyak kasus, dapat memindahkan
risiko nilai residu kepada lessor.

c. Fleksibilitas. Perjanjian lease memiliki lebih sedikit batasan-batasan bila


dibandingkan dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif
mampu membuat perjanjian lease disesuaikan dengan kebutuhan khusus
lessee. Misalnya, pembayaran sewa dapat diatur untuk memenuhi waktu
pendapatan kas yang dihasilkan oleh peralatan yang di-lease sehingga
pembayaran dapat dilakukan pada saat peralatan tersebut mulai
produktif.

d. Pembiayaan yang lebih murah. Beberapa perusahaan menyadari bahwa


pembiayaan dengan lease ternyata jauh lebih murah daripada jenis
pembiayaan lainnya.

e. Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet financing). Beberapa lease


tidak mengakibatkan bertambahnya kemampuan perusahaan untuk
melakukan pinjaman. Pembiayaan di luar neraca semacam itu penting
bagi perusahaan tertentu.

7. Membedakan lease modal dan lease operasi

Metode Lease Modal (Lessee)

Lease ini harus memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai lease modal
dengan alasan sebagai berikut :

7
a. Jangka waktu lease selama 5 tahun yang sama dengan estimasi umur ekonomis
peralatan selama 5 tahun memenuhi pengujian 75%

b. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum melebihi 90% dari nilai wajar
property

Metode Operasi (Lessee)

Dakam metode operasi, beban sewa harus diakrualkan dari hari ke hari ke lessee
ketika property digunakan. Lessee membebankan sewa ke periode-periode yang
memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva dan mengabaikan, dalam akuntansi,
setiap komitmen untuk melakukan pembayaran di masa depan.

Perbandingan Lease Modal dengan Lease Operasi

a. Kenaikan jumlah hutang yang dilaporkan (baik jangka pendek maupun jangka
panjang)

b. Kenaikan jumlah total aktiva (terutama aktiva jangka panjang)

c. Laba yang rendah pada masa awal lease dan karenanya laba ditahan menjadi
lebih rendah

8. Pencatatan lease penyewa guna usaha

a. Operating Lease

Dalam hal sewa guna usaha diperlakukan sebagai operating lease, trasansi leasing
oleh pihak penyewadicatat sebagai transaksi sewa-menyewa biasa. Dengan
demikian pembayaran sewa berkala dicatat debet akun Beban Sewa, dan kredit
akun Kas. Apabila dalam perjanjian sewa guna usaha ditetapkan pembayaran
berkala dalam jumlah yang berbeda, beban sewa untuk setiap periode dihitung
dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight Line Method).

b. Lease Modal (Capital Lease)

Apabila suatu sewa guna usaha memenuhi criteria untuk di perlakukan sebagai
capital lease, transaksi leasing dicatat oleh pihak penyewa sebagai suatu transaksi

8
pembelian aktiva tetap dengan syarat kredit jangka panjang. Dengan demikian
dicatat debet pada akun Aktiva Sewa Guna Usha dan kredit akun hutang.

Aktiva sewa guna asaha dinilai berdasarkan harga terendah antara harga pasar
wajar, dengan jumlah sewa terendah yang dibayar selama masa sewa guna usaha,
ditambah dengan harga beli atau nilai residu aktiva yang bersangkutan pada ahir
masa sewa yang telah disepakati bersama.

Aktiva sewa guna uasaha olek pihak penyewa harus disusutkan dengan
menerapkan metode penyusutan yang biasa digunakan. Apabila kontrak sewa
guna usaha mencantumkan adanya pengalihan hak milik, atau adanya hak bagi
penyewa untuk membeli aktiva sewa guna usahaa dan ahir masa sewa, maka usia
ekonomis aktiva yang bersangkutan dijadikan dasar untuk menentukan besarnya
penyusutan. Sementara jika dalam kontrak sewa guna usaha tidak menyebutkabn
dua kriteria tersebut diatas, untuk menentukan jumlah penyusutan digunakan masa
sewa guna usaha sebagai usia penggunaan aktiva tetap yang bersangkutan.

Didalam jumlah sewa yang dibayar secara berkala, mengandung unsur harga
aktiva sewa guna usaha dan beban bunga. Oleh karena itu setiap pembayaran
sewa, dipisahkan menjadi jumlah pembayaran hutang yang merupakan sewa
terendah, dan jumlah pembayaran beban bunga.

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan

1. Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun
sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh lessee
selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

2. Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak di bidang


pembiayaan untuk keperluan barang- barang modal yang diinginkan oleh
nasabah, yang dimaksud pembiayaan disini adalah seorang nasabah
membutuhkan barang- barang modal dengan cara disewa atau dibeli secara
kredit dapat diperoleh di perusahaan leasing.

3. Pihak-pihak yang terlibat.

a. Lessor : Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para


nasabahnya untuk memperoleh barang- barang modal.

b. Lessee

Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk


memperoleh barang modal yang diinginkan.

c. Supplier

Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai


perjanjian antara lessors dan lessee dan dalam hal ini supplier juga dapat
bertindak sebagai lessor

d. Asuransi

Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian


antara lessor dengan lessee.

Peerjanjian sewa guna usaha yang lahir pada prosedur mekanisme leasing terdiri
dari ketentuan-ketentuan yang salah satunya adalah ketentuan mengenai tanggung

10
jawab para pihak terhadap obyek leasing. pemabagian dan pengaturan mengenai
tanggung jawab para pihak terhadap obyek leasing tersebut pada umumnya
dipengaruhi dan ditentukan oleh jenis pembiayaan yang terdapat dalam perjanjian
leasing itu sendiri, namun secara khusus pembagian dan pengaturan tersebut pada
dasranya harus didasarkan pada kesepakatan para pihak dalam perjanjian.
sedangkan untuk pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan undang-undang.

B. Saran

Dengan mengenal perusahaan leasing dengan baik diharapkan untuk pembaca bisa
terhindar dari penipuan yang berlandaskan perusahaan leasing.

DAFTAR PUSTAKA

11
Suyatno ,Thomas,”Kelembagaan Perbangkan”.,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1999.

Kasmir,”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”,Jakarta: Raja Grafindo


Persada,2001.

Lubis ,Suhrawardi K,”Hukum Ekonomi Islam”,Jakarta: Sinar Grafika, 2000.

Y. Sr i Susilo, dkk, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Jakarta :Penerbit


Salemba

Empat,2000.

Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta:


Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002)

Dr. Faried Wijaya M., M.A. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan, Edisi
Ke-2. Yogyakarta: BPFE, 1991.

Drs. Herman Darmawi . Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial,


(Jakarta: Pt. Bumi Aksara,2006)

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-6, Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada, 2002

Totok Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2,(Jakarta:


Salemba Empat, 2006),

Y. Sri Susilo Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat,
2000).

Thomas Suyatno, KelembagaanPerbankan, (Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama,


1999)

----https://miswarymyusuf.blogspot.com/2017/01/makalah-sewa-guna-usaha-
leasing.html?m=1

https://pusatinvestor.com/siapa-saja-pihak-pihak-yang-terlibat-dalam-usaha-
leasing/

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/82

http://blkaddicted.blogspot.com/2012/11/penggolongan-perusahaan-leasing.html

12

Anda mungkin juga menyukai