Kelompok 5 :
Dosen Pengampu:
Mahmudah Hasanah, M.Pd.
PENDIDIKAN EKONOMI
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
a) Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau di dalam hal ini pihak
yang memiliki hak kepemilikan atas barang
b) Lessee adalah peruahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki
hak opsi pada akhir perjanjian
c) Supplier adalah pihak penjual barang yang disewagunausahakan.
2
financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang telah
dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan
mendapatkan keuntungan. sedangkan lessor dalam operator lease,
bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta
pemberiaan jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta
pengoperasian barang modal tersebut.
b) lesse adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari lessor. Lesse dalam financial lease bertujuan
mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara
pembayaran angsuran atau secara berkala. pada akhir kontrak leasing,
lesse memiliki hak opsi atas barang tersebut, maksudnya pihak lesse
memiliki hak untuk membeli barang tersebut berdasarkan nilai sisa. dalam
operating lease, lesse dapat memenuhi kebutuhan peralatannya di samping
tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa resiko bagi lesse
terhadap kerusakan.
c) suppiler adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau
menyediakan barang untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara
tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung
menyerahkan barang kepada lesse tanpa melalui pihak lessor sebagai
pihak yang memberikan pembiayaan. sebaliknya dalam operating lease,
supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran
yang sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau
berkala.
d) Bank atau Kreditur dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak
bank atau kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak leasing,
namun pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada
lessor terutama dalam mekanisme leverage lease dimana sumber dana
pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. pihak supplier dalam hal
ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank. untuk
memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek
leasing kepada lesse atau lessor.
3
3. Penggolongan Perusahaan Leasing
Perusahaan leasing ini mewakili secara garis besar dari industri leasing
dimana perusahaan ini berdiri sendiri atau independen dari pemasok yang
mungkin dapat memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee). Selain
itu, perusahaan dapat membelinya dari berbagai pemasok atau produsen yang
kemudian disewa kepada pemakai. Lembaga keuangan yang terlibat dalam
kegiatan usaha leasing, adalah bank, perusahaan dan lembaga keuangan lainnya
yang disebut sebagai lessor independen. Contoh: Adira, WOM, SOF (Summit Oto
Finance), FIF (Federal International Finance – Honda)
2. Captive lessor
Sering juga disebut dengan two party lessor yang melibatkan dua pihak, yaitu:
Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak perusahaan leasing
(subsidiary)
Pihak kedua adalah lesse atau pemakai barang
SCaptive lessor ini akan tercipta apabila pemasok atau produsen mendirikan
perusahaan leasing sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat
terjadi apabila pihak pemasok menyediakan pembiayaan leasing sendiri, maka
akan dapat meningkatkan kemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan
dengan menggunakan pembiayaan tradisional. Contoh: ACC (Astra Credit
Company, BAF (Busan Auto Finance – Yamaha) Indomobil Finance – Suzuki.
4
namanya. Namun, perusahaan ini memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam
usaha leasing yang tergantung pada apa yang dibutuhkan dalam suatu transaksi
leasing. Contoh: Era, Mentari, Ray White, Columbia, Columbus
Dalam definisi ini hanya dua pihak yang terkait yaitu lessor dan lessee padahal
dalam praktiknya pihak supplier merupakan pihak yang terlibat dalam suatu
mekanisme transaksi leasing.
5
a. Pembiayaan 100% dengan suku bunga tetap. Lease seringditandatangani
tanpa membutuhkan uang muka dari lessee, yangmembantu menghemat
dana kas yang terbatas, khususnya sangatdiinginkan oleh perusahaan
baru dan sedang berkembang. Selain itu,pembayaran lease juga sering
bersifat tetap sehingga melindungi lessee dari inflasi dan meningkatnya
cost uang (cost of money).
6
a. Pembiayaan 100% dengan suku bunga tetap. Lease seringditandatangani
tanpa membutuhkan uang muka dari lessee, yangmembantu menghemat
dana kas yang terbatas, khususnya sangatdiinginkan oleh perusahaan
baru dan sedang berkembang. Selain itu,pembayaran lease juga sering
bersifat tetap sehingga melindungi lessee dari inflasi dan meningkatnya
cost uang (cost of money).
Lease ini harus memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai lease modal
dengan alasan sebagai berikut :
7
a. Jangka waktu lease selama 5 tahun yang sama dengan estimasi umur ekonomis
peralatan selama 5 tahun memenuhi pengujian 75%
b. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum melebihi 90% dari nilai wajar
property
Dakam metode operasi, beban sewa harus diakrualkan dari hari ke hari ke lessee
ketika property digunakan. Lessee membebankan sewa ke periode-periode yang
memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva dan mengabaikan, dalam akuntansi,
setiap komitmen untuk melakukan pembayaran di masa depan.
a. Kenaikan jumlah hutang yang dilaporkan (baik jangka pendek maupun jangka
panjang)
c. Laba yang rendah pada masa awal lease dan karenanya laba ditahan menjadi
lebih rendah
a. Operating Lease
Dalam hal sewa guna usaha diperlakukan sebagai operating lease, trasansi leasing
oleh pihak penyewadicatat sebagai transaksi sewa-menyewa biasa. Dengan
demikian pembayaran sewa berkala dicatat debet akun Beban Sewa, dan kredit
akun Kas. Apabila dalam perjanjian sewa guna usaha ditetapkan pembayaran
berkala dalam jumlah yang berbeda, beban sewa untuk setiap periode dihitung
dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight Line Method).
Apabila suatu sewa guna usaha memenuhi criteria untuk di perlakukan sebagai
capital lease, transaksi leasing dicatat oleh pihak penyewa sebagai suatu transaksi
8
pembelian aktiva tetap dengan syarat kredit jangka panjang. Dengan demikian
dicatat debet pada akun Aktiva Sewa Guna Usha dan kredit akun hutang.
Aktiva sewa guna asaha dinilai berdasarkan harga terendah antara harga pasar
wajar, dengan jumlah sewa terendah yang dibayar selama masa sewa guna usaha,
ditambah dengan harga beli atau nilai residu aktiva yang bersangkutan pada ahir
masa sewa yang telah disepakati bersama.
Aktiva sewa guna uasaha olek pihak penyewa harus disusutkan dengan
menerapkan metode penyusutan yang biasa digunakan. Apabila kontrak sewa
guna usaha mencantumkan adanya pengalihan hak milik, atau adanya hak bagi
penyewa untuk membeli aktiva sewa guna usahaa dan ahir masa sewa, maka usia
ekonomis aktiva yang bersangkutan dijadikan dasar untuk menentukan besarnya
penyusutan. Sementara jika dalam kontrak sewa guna usaha tidak menyebutkabn
dua kriteria tersebut diatas, untuk menentukan jumlah penyusutan digunakan masa
sewa guna usaha sebagai usia penggunaan aktiva tetap yang bersangkutan.
Didalam jumlah sewa yang dibayar secara berkala, mengandung unsur harga
aktiva sewa guna usaha dan beban bunga. Oleh karena itu setiap pembayaran
sewa, dipisahkan menjadi jumlah pembayaran hutang yang merupakan sewa
terendah, dan jumlah pembayaran beban bunga.
BAB III
PENUTUP
9
A. Kesimpulan
1. Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun
sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh lessee
selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
b. Lessee
c. Supplier
d. Asuransi
Peerjanjian sewa guna usaha yang lahir pada prosedur mekanisme leasing terdiri
dari ketentuan-ketentuan yang salah satunya adalah ketentuan mengenai tanggung
10
jawab para pihak terhadap obyek leasing. pemabagian dan pengaturan mengenai
tanggung jawab para pihak terhadap obyek leasing tersebut pada umumnya
dipengaruhi dan ditentukan oleh jenis pembiayaan yang terdapat dalam perjanjian
leasing itu sendiri, namun secara khusus pembagian dan pengaturan tersebut pada
dasranya harus didasarkan pada kesepakatan para pihak dalam perjanjian.
sedangkan untuk pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan undang-undang.
B. Saran
Dengan mengenal perusahaan leasing dengan baik diharapkan untuk pembaca bisa
terhindar dari penipuan yang berlandaskan perusahaan leasing.
DAFTAR PUSTAKA
11
Suyatno ,Thomas,”Kelembagaan Perbangkan”.,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1999.
Empat,2000.
Dr. Faried Wijaya M., M.A. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan, Edisi
Ke-2. Yogyakarta: BPFE, 1991.
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-6, Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada, 2002
Y. Sri Susilo Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat,
2000).
----https://miswarymyusuf.blogspot.com/2017/01/makalah-sewa-guna-usaha-
leasing.html?m=1
https://pusatinvestor.com/siapa-saja-pihak-pihak-yang-terlibat-dalam-usaha-
leasing/
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/82
http://blkaddicted.blogspot.com/2012/11/penggolongan-perusahaan-leasing.html
12