Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PASIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

1. Avio Triandi (P0317144010)


2. Esra Mai Winda (P0317144010)
3. Kholifatun Nisak (P0317144010)
4. Renika Simammora (P0317144010)
5 Selvira (P0317144010)
6 Sisca Ramadhani (P0317144010)
7 Syarifah Ramadhani (P031714401075)
8 T Hidayu (P0317144010)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

D III KEPERAWATAN TK.3B

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa ini dengan judul”
DEFISIT PERAWATAN DIRI” tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita berada di zaman terang benderang ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Kami mengucapkan terimakasihkepada:

1. Bapak Ns. Ardenny, S.Kep, M.Kes selaku dosen keperawatan jiwa

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah berikutnya. Taklupa,kami mengucapkan terimakasih kepada
rekan kelompok kami yang telah bekerjasama dalam mengerjakan makalah ini, atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ 1
Kata pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi ........................................................................................... 5
2. Penyebab ........................................................................................ 5
3. Jenis................................................................................................ 7
4. Rentang respon ............................................................................... 7
5. Proses terjadinya masalah .............................................................. 8
6. Tanda dan gejala ............................................................................ 10
7. Akibat ............................................................................................. 11
8. Mekanisme koping ......................................................................... 12
9. Penatalaksanaan ............................................................................. 12
10. Pohon masalah ............................................................................... 12
11. Diagnosa keperawatan ................................................................... 13
12. Rencana asuhan keperawatan......................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 16
B. Saran..................................................................................................... 16
Daftar Pustaka .................................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Deficit
perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang memiliki kelemahan
kemampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Pemeliharaan
hygiene seseorang diperlukan untuk keamanan, kenyamanan dan kesehatan individu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa masalah defisit perawatan diri ?


2. Apa Definisi defisit perawatan diri?
3. Apa Penyebab defisit perawatan diri?
4. Apa jenis-jenis defisit perawatan diri?
5. Bagaimana rentang respon defisit perawatan diri ?
6. Bagaimana proses terjadinya defisit perawatan diri?
7. Apa tanda gejala defisit perawatan diri?
8. Apa akibat defisit perawatan diri?
9. Bagaimana mekanisme koping defisit perawatan diri?
10. Apa penatalaksanaan defisit perawatan diri?
11. Bagaimana pohon masalah defisit perawatan diri?
12. Apa diagnosa keperawatan defisit perawatan diri?
13. Bagaimana rencana asuhan keperawatan defisit perawatan diri?
C. Tujuan Masalah

1. Tujuan secara umum

Mengerti tentang defisit perawatan diri dan memahami apa yang harus di lakukan
seorang perawat untuk menangani defisit perawatan diri pada gangguan jiwa.

2. Tujuan secara khusus

Mengetahui definisi, penyebab, jenis-jenis, proses terjadinya , tanda dan gejala, akibat
defisit perawatan diri, mekanisme koping, penatalaksanaan, pohon masalah

4
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi kesehatannya,
klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat melakukan
keperawatan diri (Depkes, 2000)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat
dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum
secara mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)

2. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan diri saat stress

1) Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu ntuk
berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya.
3) Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade,2011)

3. Faktor Penyebab

5
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi

1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi

6
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya
Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan
kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri : makan

7
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.

8
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012)
sebagai berikut:
a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakian,
menangalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapat makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam
mulut,
mengambil makanandari wadah lalu memasukan ke mulut, melengkapi
makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat,
mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian
toileting, membersihkan diri setelah BAK/BAB dengan tepat, dan menyiram
toilet atau kamar kecil. Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri adalah:
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau e) Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Social

9
a) Interaksi kurang b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma d) Cara makan tidak teratur
e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.

5. Proses Terjadinya
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

10
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya
Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine :
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik yang sering terjadi adalah:
gangguan intleglitas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku
2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan
kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)

6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan
mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan
diri secara mandiri.

11
2. Mekanisme koping maladaptifMekanisme koping yang menghambat fungsi
integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri (Damaiyanti, 2012)

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

8. Akibat
Akibat dari defisit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan kesehatan.
Gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya bisa bermacam – macam. Akibat
dari defisit perawat diri adalah sebagai berikut :
a. Kulit yang kurang bersih merupakan penyebab berbagai gangguan macam
penyakit kulit (kadas, kurap, kudis, panu, bisul, kusta, patek atau frambosa, dan
borok).
b. Kuku yang kurang terawat dan kotor sebagai tempat bibit penyakit yang masuk ke
dalam tubuh. Terutama penyakit alat – alat pernapasan. Disamping itu kuku yang
kotor sebagai tempat bertelur cacing, dan sebagai penyakit cacing pita, cacing
tambang, dan penyakit perut.
c. Gigi dan mulut yang kurang terawat akan berakibat pada gigi berlubang, bau
mulut, dan penyakit gusi
d. Gangguan lain yang mungkin muncul seperti gastritis kronis (karenan kegagalan
dalam makan), penyebaran penyakit dari orofecal (karena hygiene BAB/BAK
sembarangan) (Wahit Iqbal, dkk.,2015:159).
Sedangkan menurut (tarwoto dan wartonah, 2010:117) akibatnya adalah :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, gangguan fisik pada kuku.

12
b. Dampak psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri, dan gangguan interaksi sosial.
BAB III
ASKEP TEORITIS

A. Pengkajian
1. Identitas
Mengkaji nama, alamat, NO.RM, tanggal pengkajian, umur, jenis kelamin, tanggal
masuk, dan informasi keluarga yang dapat dihubungi
2. Alasan masuk
Biasanya masalah dapat ditanyakan pada keluarga klien tentang alasan mengapa
pasien bisa masuk RSJ dan apa saja yang keluarga lakukan untuk mengatasi
masalah perkembangan dicapai
3. Faktor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu memanjakan/acuh pada klien sehingga inisiatif terganggu.
b) biologis
Adanya penyakit kronis
c) sosial
kurang dukungan untuk merawat diri
4. Fisik
Biasanya meliputi tanda-tandavital, BB, TB, serta keluhan saat pengkajian
- Rambut : kesuburan rambut, keadaan rambut rontok/kusam
- Kepala : ketombe, berkutu
- Mata : kebersihan mata
- Hidung : lihat kebersihan hidung
- Mulut: keadaan mukosa mulit, kelembapan dan kebersihan
- Gigi : lihat adakah karang gigi, kelengkapan gigi, karies
- Telinga : adakah lesi, infeksi, dan bagaimana kebersihan telinga
- Kulit : lihat kebersihan, lesi, warna, tekstur dan pertumbuhan bulu
5. Psikososial : Konsep dijelaskan satu persatu

13
a. Genogram
Biasanya dijelaskan tiga generasi, dan jelaskan masalah terkait komunikasi,
pengambilan keputusan, dan pola asuh
b. Konsep diri
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada klien :
- Gambaran diri
- Identitas diri
- Peran diri
- Ideal diri
6. Hubungan Sosial
Tanyakan bagaimana interaksi klien terhadap lingkungannya, biasanya interaksi
kurang, kegiatan kurang sehingga kurangnya perawatan diri
7. Spiritual
Tanyakan nilai dan keyakinan klien, serta tingkat kepuasan ibadah klien
8. Status Mental
- Penampilan : tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, kotor
- Pembicaraan : bicara pelan, lambat, namun dapat dimengerti
- Motorik : tampak lesu, malas, berdiam diri, menghabiskan waktu di tempat tidur
- Afek : apakah datar, tumpul, latih, dan tidak sesuai
- Persepsi : kaji apakah klien mendengar sesuatu,atau melihat bayangan tertentu
- Isi fikir : segala perubahan dalam pemikiran klien
- Alam perasaan : apakah klien sedih, kecewa, takut, khawatir
-tingkat kesadaran : orientasi tempat dan orang
9. Kebutuhan persiapan pulang
Diharapkan klien mampu memenuhi kebutuhan mandi, ganti pakaian, personal
hygiene, makan dan minum mandiri
10. Mekanisme Koping
Lihat adanya pertahanan berupa:
-regresi
-penyangkalan
-isolasi sosial
-intelektualisasi
11. Masalah Psikososial

14
Tanyakan interaksi klien terhadap lingkungan. Umumnya klien lebih suka
menyendiri
12. Pengetahuan
Tanyakan pengetahuan klien tentang gangguan yang dialami. Umumnya klien tidak
mengetahui tentang gangguan dan terapi yang dialami
13. Aspek Medis
Berupa diagnose medic dan daftar terapi yang didapat selama dirawat
B. Daftar Masalah
Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri (Mandi) , berdandan , makan, BAB/BAK
(Yusuf, Rizky & Hanik,2015:155).

C. Pohon Masalah
Effect Resiko perilaku kekerasan

Core Problem Defiist perawatan diri

Cause Harga diri rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

D. Kemungkinan Diagnosa
1. Defisit perawatan diri b/d

2. Isolasi sosial b/d


3. HDR b/d
E. Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi

15
Tujuan umum : 1. Bina hubungan saling percaya
Dgn menggunakan prinsip komunikasi
Pasien tidak mengalami terapeutik :
defisit perawatan diri. a. Sapa pasiendengan ramah, baik verbal
maupun non verbal
TUK 1 : b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama
Pasien bisa membina hubungan panggilan yang di sukai pasien
saling percaya dengan perawat d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan
menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
pasien apa adanya
g. Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar pasien

TUK 2 : 1. Melatih pasien cara-cara


perawatan kebersihan diri :
Pasien mampu melakukan a. Menjelasan pentingnya menjaga
kebersihan diri secara mandiri kebersihan diri.

16
b. Menjelaskan alat-alat

untuk menjaga kebersihan diri


c. Menjelaskan cara-
cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien
mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri

TUK 3 : 1. Melatih pasien


berdandan/berhias :
Pasien mampu a. Untuk pasien laki-laki
melakukan berhias/ berdandan latihan meliputi :
secara baik 1) Berpakaian
2) Menyisir rambu
3) Bercukur
b. Untuk pasien wanita,
latihannya meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias

TUK 4 : 1. Melatih pasien makan secara


mandiri :
Pasien mampu melakukan a. Menjelaskan cara
makan dengan baik mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan
yang tertib
c. Menjelaskan cara
merapihkan peralatan makan
setelah makan
d. Praktek makan sesuai
dengan tahapan makan
yang baik

TUK 5 : 1. Mengajarkan pasien


melakukan BAB/BAK secara mandiri
Pasien mampu melakukan a. Menjelaskan tempat
BAB/BAK yang sesuai b.
BAB/BAK secara mandiri Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah
BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan
tempat BAB dan BAK

F. Implentasi
1. Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri.

Tujuan :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan bab/bak secara mandiri
Tindakan keperawatan
Untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri saudara dapat melakukan tahapan
tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menyiapkan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
2. Membantu pasien berdandan / berhias
Untuk pasien laki-laki membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
3. Mengajarkan klien melakukan bab/bak secara mandiri
a. Menjelaskan tempat bab.bak yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah bab/bak
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat bab dan bak

Anda mungkin juga menyukai