Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terimah kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Terimah kasigh
kepada dosen Kinanti wijaya M.Sc dan Mena Fadillia,S.Pd.M.Pd.T yang telah membimbing
dalam proses mengajar.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca .Namun
terlepas dari itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………1
DAFATAR ISI…………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian……………………………………………………………………5
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………19
3.2 Saran…………………………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………20
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bangunan bukan hanya merupakan sebuah benda yang dapat dipamerkan oleh pemiliknya,
tapi juga merupakan tempat berteduh dan beraktivitas.Sebagian besar aktivitas kita sering
dilakukan di dalam ruangan. Dengan pentingnya ruangan sebagian bagian dari bangunan itu
pantaslah kita memperhatikan material dan bahan bangunan yang baik serta iklim yang sesuai
dengan daerah dimana kita membangun. Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang
banyak bertebaran dialam dan sering digunakan dalam konstruksi bangunan serta banyak
ditemukan di indonesia.
Dalam kehidupan kita sehari-hari,kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk penggunaan tertentu.Terkadang sebagian bahan kayu tertentu tidak dapat digantikan
dengan bahan lain karna bersifat khasnya.Sebagai pengguna kayu kita harus tahu jenis-jenis kayu
dan sifat sifat nya yang menjadi pembeda nya sehingga untuk pemilihan kayu kita harus betul-
betul tahu jenis kayu apa yang kita inginkan.
Selain itu kayu juga merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang
dalam kemajuan teknologi.Kayu juga memiliki sifat-sifat yang jarang didapat di bahan yang
lain.Mengetahui sifat-sifat itu sangat penting dalam industri pengolahan kayu tidak hanya jenis
kayu yang ingin dipilih, akan tetapi kita dapat menentukan penggantian kayu apabila kayu yang
dicari susah didapatkan secara berkesinambungan dan memiliki harga yang terlalu mahal.
1.3 TUJUAN
Ada pun tujuan makalah ini ialah:
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui sifat-sifat fisik, sifat-sifat
mekanik, jenis-jenis, keawetan kayu, tegangan izin kayu, dan kadar air kayu itu yang sesuai
dengan bangunan atau konstruksi yang kita ingin bentuk.
3
1.4 MANFAAT
Dalam membuat sesuatu yang memakai bahan kayu terkhusu untuk bahan bangunan kita
tidak bingung lagi karena sudah memahami sifat ,jenis kayu yang sesuai denagn apa yang kita
inginkan .Dan membuat kita lebih sistematis dalam melakukan pekerjaan tidak sembarangan
mengambil bahan kayu yang pantas ,serta kekuatan kayu yang pantas untuk bangunan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KAYU
Kayu adalah bagian batang, atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (proses pengayuan). Kayu merupakan salah satu produk alam dari hutan
yang banyak disukai orang karena kekuatannya. Karena dari bahan alami, kayu merupakan
bahan bangunan ramah lingkungan.
Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air disekitarnya (hygroscopic) dan dapat
mengembang dan menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya kadar air kayu merupakan
salah satu syarat kualitas produk kayu karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang
berbeda saat menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar
dengan serat kayu dan lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.
Pada SNI Penggolongan Kayu bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian
yaitu:
1. Kayu bangunan structural Ialah kayu bangunan yang digunakan untuk bagian struktural
bangunan dan penggunaannya memerlukan perhitungan beban
2. Kayu bangunan non-struktura lIalah kayu bangunan yang digunakan dalam bagian
bangunan, yang penggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban.
3. Kayu bangunan untuk keperluan lain Ialah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua
penggolongan butir 1 dan 2 diatas, tetapi dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan
penolong ataupun bangunan sementara.
1.Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28. Berat jenis
merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat
pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis
kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air
yang sama pada suhu standar.
5
2.Warna Kayu
Kayu mempunyai warna yang bermacam-macam. Kayu yang berwarna putih misalnya
kayu jelutung, kayu kempas dan renghas bewarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh
zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
warna kayu, antara lain: tempat didalam batang, umur pohon dan kelembaban udara. Kayu tersa
umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih gelap daripada warna bagian kayu
gubal.Kayu yang umurnya lebih tua umumnya berwarna lebih gelap daripada kayu yang muda
dari jenis yang sama. Kayu yang kering berbeda pula warnanya dengan kayu yang basah.
Demikian pula kayu yang lama berada diluar kelihatan lebih gelap atau lebih pucat warnanya
daripada kayu yang segar dan kering udara.
3.Higroskopik
Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang dapat menyerap atau
melepaskan air atau kelembaban. Sifat higroskopik ini merupakan suatu petunjuk bahwa
kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara sekitarnya pada suatu saat
tertentu.Makin lembab udara disekitarnya maka makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air pada kayu seperti ini dinamakan
kandungan air kesetimbangan (EMC=Equilibrium Moisture Content) masuknya air kedalam
kayu itu, maka berat kayu akan bertambah. Selanjutnya masuk dan keluarnya air dari kayu
menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut.
4.Tekstur
Tekstur ialah ukuran relative sel-sel kayu. Yang dimaksut dengan sel kayu ialah serat-serat kayu.
Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
dapat digolongkan ke dalam :
5.Berat kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau
jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis
kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai
patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-
kelas sebagai berikut:
6
a. angat berat = lebih besar dari 0,90
Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam, balau, dan lain-
lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang
termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.
6.Kekerasan
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-
kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu
yang lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut:
Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah melintang
dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya
bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan
pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannya akan memberi tanda kilauan pada
kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan memberikan
hasil yang kasar dan suram.
7.Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba
permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar, halus, licin, dingin dan
sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur
kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan Raba
licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Kesan raba dingin ada
pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas bila teksturnya
kasar dan berat jenisnya rendah. Jati memberi kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba;
sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit ( alergi)
7
8.Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk
mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau
dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang,
atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau
yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau
sesuatu benda yang umum dikenal.
9.Mudah Terbakar
Semua jenis kayu dapat terbakar,tergolong dalam tingkatan menjadi arang dan sampai
menjadi abu. Sifat mudah terbakar ini pada satu pihak memberi keuntungan, misalnya kalau
kayu itu akan dipergunakan sebagai bahan pembakar. Di lain pihak ada sifat yang merugikan,
misalnya kalau kayu itu dipakai sebagai bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu
tidak dapat ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat-sifat menguntungkan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan sifat-sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
fisik, kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis kayu dengan pembuluh-pembuluh besar lebih
mudah terbakar daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya kandungan damar yang banyak
mempercepat pula pembakaran. Dengan adanya sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat
digolongkan ke dalam kelas daya tahan bakar misalnya kayu: merbau, ulin, jati dan lain
sebagainya.Daya tahan yang kecil ,misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya.
Daya tahan bakar kayu dapat ditingkatkan dengan membuat kayu itu menjadi anti api (fire proof)
10.Serat kayu
Sel-sel yang berbentuk panjang langsing dikenal dengan nama serat. Dinding umumnya
lebih tebal daripada dinding parenkima maupun dinding pembuluh. Panjangnya antara 300-3600
μm tergantung pada jenis pohon dan posisinya dalm batang. Diameternya antara 15 sampai 50
μm. Ketebalan dindingnya relatif dibanding diameter, dapat tipis, tebal atau sangat tebal. Serat
dikatakan berdinding sangat tebal jika lumen atau rongga selnya terisi dengan lapisan-lapisan
dinding. Dari ciri inilah dapat dipahami bahwa serat berfungsi sebagai penguat batang pohon
Serat berfungsi sebagai penyedia tenaga mekanik pada batang karena mempunyai dinding
sel yang relatif tebal. Berdasarkan jenis ceruk. Serat Pada kayu daun lebar dibagi atas dua
macam, yaitu serat libriform (libriform fiber) dan serat trakeida (tracheid fiber).
Pengamatan terhadap bentuk dan distribusi dari ceruk serat hanya pada radial dan
tangensial karena pengamatan pada bidang lintang tidak seteliti pada bidang radial atau
8
tangensial. Namun pada bidang radial dan tangensial maupun bidang lintang dapat ditunjukan
jenis ceruk yaitu berhalaman atau (semuanya) sederhana.
2. Serat Bersekat
Serat bersekaat adalah serat dengan dinding tipis dan tidak berceruk. Sekat terjadi setelah
dinding sekunder telah terbentuk. Oleh karenanya sekat tidak berhubungan dengan lamela
tengah. Antar serat biasanya tidak terlignifikasi.
3.Panjang Serat
Panjang serat dianggap sebagai salah satu dimensi yang memegang peranan utama dalam
kekuatan sobek. Semakin tinggi perbandingan panjang serat dengan diameter serat akan semakin
tinggi pula kekuatan sobek dan semakin baik daya tenunnya. Panjang serat berpengaruh terhadap
sifat-sifat fisik kertas seperti kekuatan dan kekakuan. Serat panjang memungkinkan terjadinya
ikatan antar serat yang lebih luas tetapi dengan semakin panjang serat maka kertas akan semakin
kasar. Serat kayu yang lebih panjang akan menghasilkan lembaran kertas yang mempunyai sifat
kekuatan yang lebih baik karena memiliki daerah ikatan antar serat (bonding area) yang lebih
luas pada saat penggilingan dan sifat penyebaran tekanan (stres transfer) yang lebih baik. Sifat
kekuatan lembaran yang dipengaruhi oleh ukuran panjang serat adalah ketahanan tarik,
ketahanan lipat, terutama ketahanan sobek. Di sisi lain, serat kayu yang lebih pendek mampu
menghasilkan lembaran kertas yang lebih halus dan seragam.
6.Dimensi serat
Diameter serat berpengaruh terhadap sifat kekuatan pulp, pembentukan lembaran, ikatan
antar serat, dan kekuatan serat dalam lembaran. Serat dengan diameter besar dan berdinding tipis
mampu memberikan ikatan antar serat yang kuat dengan kekuatan lembaran tinggi. Ada dua
pengertian diameter yaitu diameter serat dan diameter lumen. Diggolongkan diameter serat
menjadi tiga kelas, yaitu: serat berdiameter besar (0,025-0,04 mm), serat berdiameter sedang
(0,01-0,025 mm), serat berdiameter keci (0,02-0,01 mm)..
Serat berdinding tipis mudah melembek dan menjadi pipih, sehingga memberikan
permukaan yang luas bagi terjadinya ikatan antar serat, sedangkan serat dengan dinding tebal
sukar melembek dan bentuknya tetap membulat pada saat pembentukan lembaran. Struktur
tersebut menyulitkan dalam penggilingan dan akan memberikan kekuatan sobek yang tinggi,
berbeda dengan serat berdinding tipis yang memberikan sifat kekuatan sobek rendah, tetapi
kekuatan tarik, jebol dan kekuatan lipatnya tinggi. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-
sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk
sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu itu berserat mencong. Serat mencong
dapat dibagi lagi menjadi:
9
1.Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselang-seling, menyimpang
ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh kayu: kulim, renghas, kapur.
2.Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gamabaran berombak, contoh kayu:
renghas, merbau dan lain-lain
3. Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin (puntiran), seolah-olah batang
kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh kayu: bintangur, kapur, dammar dan lain-lain
4. Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang digergaji
sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi membentuk sudut dengan
sumbu.
Sifat mekanik atau kekuatan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan muatan yang
datang dari luar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar adalah gaya-gaya di luar benda yang
mempunyai kecendrungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Sifat mekanik kayu
meliputi keteguhan kayu,yaitu perlawanan yang diberikan suatu jenis kayu terhadap perubahan –
perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya.
1. Keteguhan tarik
Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya
gaya yang yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan terbesar pada kayu ialah sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah
serat dan keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap
pembelahan.
Keteguhan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu yang mampu menahan muatan jika kayu itu
dipergunakan untuk penggunaan tertentu.Dalam hal ini dibedakan menjadi 2 macam
kompresi,yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan komprsi sejajar arah serat. Keteguhan
kompresi tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya berat
rel kereta apin oleh bantalan dibawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan dengan
kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan kompresi tegak lurus arah serat pada semua
kayu lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
3. Keteguhan geser
Keteguhan geser ialah suatu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan
gaya-gaya, yang membuat suatu kayu tersebut bergeser atau berlegisir dari bangian lain
didekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam keteguhan geser sejajar arah serat,
10
keteguhan geser tegak lurus arah serat dan keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser
tegak lurus arah serat jauh lebih besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat.
5. Kekakuan
Kekakuan kayu baik yang digunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu ukuran
kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut
dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian
keteguhan lengkung statis.
6. Keuletan
Keuletan ialah suatu istilah yang biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu.
Misalnya kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet. Adapula pengertian bahwa kayu yang ulet
itu adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah karena beban-beban yang
sama atau mendekati keteguhan maksimumnya, atau kayu yang telah patah dan dilekuk
bolak balik tanpa kayu tersebut putus terlepas. Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu
dalamarti bahwa kayu yang ulet akan patah secara berangsur angsur dan memberi suara
peringatan tentang kerusakannya.
7. Kekerasan
Kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu menahan gaya yang membuat takik atau
lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagi kemampuan kayu untuk menahan titisan
(abrasi). Dalam artian terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu
ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan suatu
pertimbangan dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah,
balok pengerasan, pelincir sumbu, dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada
umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain.
8. Keteguhan belah
Sifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Tegangan belah adalah suatu tegangan yang terjadi karena adanya gaya
11
yang berperan sebagai baji. Suatu sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap ataupun pembuatan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi
sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan
sirap, kayu sawo baik untuk pembuatan patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya.
A. KAYU JATI
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan
serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri.Contoh serat kayu jati.
B.KAYU MERBUN
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur
serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau
tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari
Irian/Papua.Contoh serat kayu merbun.
C.KAYU BANGKIRAN
Kayu BangkiraiKayu Bangkirai juga termasuk jenis kayu kuat dan keras. Sifat kerasnya juga
disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain
itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole
ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi
berat seperti atap kayu. Kayu bangkiran termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga
sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank,
12
outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau
Kalimantan.Contoh serat kayu bangkiran.
D.KAYU KAMPER
Kayu Kamper Di Indonesia, kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan
yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai,
kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan
membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui.
Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak
disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Pohon kamper banyak
ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal
menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.Contoh
serat kayu kamper.
E. KAYU KELAPA
Kayu Kelapa Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga
harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk
jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-
pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kecoklat
gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarlapa karena Semua bagiannya
adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang.
Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang terang.Contoh serat kayu kelap
13
Contoh bangunan yang terbuat dari kayu
Mata kayu merupakan bagian cabang yang berada di dalam kayu. Mata kayu dapat
dibedakan sebagai berikut :
Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan
rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sekitarnya.
Mata keyu lepas : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses
pengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak ada gejala busuk.
Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-
bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya.
Pada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta yang terpisah memanjang,
berdasarkan ketentuan pengujian kayu, maka :
14
Dampak dari pecah dan belah
Pecah busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya kurang dari
setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah kelanjutan dari pecah busur yang kedua
ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih dari setengah lingkaran. Penyebab
terjadinya cacat pecah busur atau peah gelang adalah :
D.HATI RAPUH
Hati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Bagian kayu yang rapuh ummnya
menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan kepadatan namun hati rapuh yang
dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang nyata. Cacat hati rapuh
mengurangi kekuatan terhadap kayu.
E. ARAH SERAT
Beberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat yang berpadu sehingga
kayu sulit dikerjakan (misalnya pada proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan,
namun mempunyai keteguhan belah yang tinggi. Jenis kayu ini mempunyai serat yang
melintang artinya tidak sejajar dengan sumbu batang dan jenis serat semacam ini akan
mengurangi kekuatan kayu.
15
H. Lubang gerek dan lubang cacing laut
Lubang gerek ialah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga
penggerek, atau cacing-cacing laut. Lubang cacing laut ialah lubang-lubang pada kayu
yang disebabkan oleh cacing-cacing laut. Umumnya penggerekan tersebut menyerang
kayu yang baru ditebang.
Kayu mempunyai sifat peka terhadap kelembaban. Karena pengaruh kadar airnya
menyebabkan mengembang dan menyusutnya kayu serta mempengaruhi pula sifat – sifat fisik dan
mekanis kayu. Kadar air sangat besar pengaruhnya terhadap kekuatan kayu, terutama daya pikulnya
terhadap tegangan desak sejajar arah serat dan juga tegak lurus arah serat kayu.
Sel – sel kayu mengandung air , yang sebagian merupakan bebas yang mengisi dinding sel .
Apabila kayu mengering , air bebas keluar dahulu dan saat air bebas itu habis keadaannya disebut
titik jenuh serat ( Fiber Saturation Point ) . Kadar air pada saat itu kira – kira 25 % - 30 % .
Apabila kayu mengering dibawah titik jenuh serat , dinding sel menjadi semakin padat sehingga
mengakibatkan serat – seratnya menjadi kokoh dan kuat . Maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa turunnya kadar air mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu . Pada umumnya kayu –
kayu di Indonesia yang kering udara mempunyai kadar air ( kadar lengas ) antara 12 % - 18 % ,
atau rata – rata adalah 15 % .
16
2.6 TEGANGAN IZIN KAYU
Untuk kayu yang sama, tegangan izin akan berbeda bila mutu kayu berbeda serta sifat
pembebanannya berbeda. Lima macam tegangan izin kayu yang dibedakan menurut gaya yang
bekerja dan arah bekerjanya gaya:
1. Tegangan izin untuk lentur
2. Tegangan izin sejajar serat untuk tarik
3. Tegangan izin sejajar serat untuk tekan
4. Tegangan izin tegak lurus serat untuk tekan
5. Tegangan serat sejajar untuk serat
2.7PENGAWETAN KAYU
A.KEAWETAN KAYU
Yang dimaksut dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari
unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan mahluk lainnya
yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya
suatu zat(zat ekstraktif) di dalam kayu yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-
perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di dalamnya serta
merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silica dan lain-
lain.di lndonesia berlaku lima kelas awet, yaitu kelas I yang paling awet sampai kelas. V yang
paling tidak awet.
17
Daritabel tersebut, dapat dilihat juga bahwa selain faktor biologis, terdapat faktor lain
yang memengaruhi keawetan kayu.Yang jelas terlihat adalah tempat kayu tersebut dipakai. Kayu
yang awet jika dipakaidi bawah atap, belum tentu akan awet bila dipakai di luar dan
berhubungan dengan tanah lembap. Kayu yang dipakai di daerah pegunungan,
tinggi.keawetannya akan berkurang jika dipakai di dataran rendah. Demikian juga, kayu yang
awet di Amerika Utara belum tentu akan tahan lama jika dipakai di daerah tropis.
Keawetan kayu menjadi faktor utama penentu penggunaan kayu dalam konstruksi.
Bagaimanapun kuatnya suatu jenis kayu, penggunaannya tidak akan berarti bila keawetannya
rendah. Suatu jenis kayu yang tidak memiliki bentuk dan kekuatan yang baik untuk konstruksi
bangunan tidak akan bisa dipakai bila konstruksi tersebut akan berumur beberapa bulan saja,
kecuali jika kayu tersebut diawetkan terlebih dahulu dengan baik.
Oleh karena itu, dikenal apa yang disebut dengan kelas pakai, yaitu komposisi antara
kelas awet dan kelas kuat, dengan kelas awet dipakai sebagai penentu kelas pakai. Jadi,
meskipun suatu jenis kayu memiliki kelas kuat yang tinggi, kelas pakainya akan tetap rendah jika
kelas awetnya rendah.
Berbagai jenis kayu mudah ditemui di Indonesia, tetapi tinggat keawetannya berbeda-
beda. Dari sekitar 4000 jenis kayu yang ada, dalam penelitian dilakukan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan, sebagian besar memiliki
keawetan alami yang rendah.
Jenis kayu yang memiliki kelas keawetan tingkat I dan II biasanya tidak dilakukan
pengawetan secara buatan karena sudah memiliki tingkat keawetan yang tinggi. Dan biasanya
kayu yang memiliki kelas III sampai kelas V yang keawetannya rendah, memakai pengawetan
buatan. Ada 3 metode pengawetan, yakni:
1. Metode peleburan
2. Metode perendaman
3. Metode vakum tekan
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ada banyak bahan untuk di jadikan bahan pembentuk bangunan yang salah satu nya kayu
merupakan produk alam yang banyak ditemukan di dataran indonesia.kayu juga memiliki sifat
,karakter yang sangat berbeda dengan bahan lain nya.Sejak dahulu kayu sudah dijadikan
masyarat sebagai bahan bangunan karna mudah didapatkan, diolah dan hingga sekarang
masyarakat masih menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, mebel dan banyak lagi.
Kayu memiliki sifat –sifta tertentu yang mestinya kita ketahui sebab jika kita mengetahui jenis-
jenis, sifat-sifat, kayu kita lebih mudah membuat sebuah produk sesuai dengan bahan dan
struktur srta tekstur yang cocok untuk di jadikan sebuah bahan,bukan hanya itu jika kita
terkendala dengan biaya mahal karna tekstur kayu yang baik, kita bisa mencari jenis kayu yang
sesuai dengan minat dan keuangan kita jika kita mengetahui secara jelas jenis, sifat karakter
kayu.
Kayu juga memiliki kekuatan yang mampu memikul beban yang datang ke posturnya,
kadar air yang terdapat didalam air juga bemanfaat untuk kekuatan kayu. kayu juga memili serat
yang nilai kekuatan serat nya berbeda beda sesuai arah serat yang sesuai dengn bahan pembentuk
bangunan .
Kayu memiliki sift-sifat spesipik yang tidak dimiliki bahan-bahan yang lain nya. Seperti
mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus
dengan serat nya atau sejajar dengan serat nya, kambium kayu juga mempunyai manfaat yang
sngat istimewa ke arah luar kambium membuat kulit yang baru kearah dalm kambium memberi
kayu yang baru Sekarang kayu tidak hanya untuk bahan bangunan saja, dengan kemajuan
teknologi kayu dapat diproduksi menjadi, kertas, bahan sintetis, tekstil, dan banyak lagi olahan
kayu.
3.2 SARAN
Saran penulis terhadap pembaca, makalah ini kita tulis agar kita semua sama-sama
memperoleh ilmu tentang bahan pembentuk kayu terhadap bangunan. Dan tetaplah mencari ilmu
mengembangkan wawasan, memperdalam ilmu ini lagi.
19
DAFTAR PUSTAKA
20