Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI III

OBAT-OBAT ANTIINFEKSI DAN PRINSIP PENGOBATAN


DENGAN KEMOTERAPI

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi dan Toksikologi III
Semester 5 (Lima) Tahun Ajaran 2020/2021
Universitas Tadulako

Disusun Oleh:

(Kelompok 1 Kelas C 2017)

1. Meliana Muliadi (G 701 17 108)


2. Ang Meilyani Anthony (G 701 17 048)
3. Iftit’tach Rezky (G 701 17 051)
4. Nurul Amalia (G 701 17 062)
5. Linda Febrianti (G 701 17 145)
6. Sonia Wiranti Mallisa (G 701 17 220)
7. Siti Khadijah (G 701 16 052)
8. Hardianty Sp. Surah (G 701 16 169)
9. Hardianti (G 701 16 299)
10. Kurniawan J. Pagisi (G 701 13 049)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS TADULAKO
2019/ 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga Penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
dengan pembahasan yang diharapkan dapat lebih mendalam sekaitan dengan
pokok bahasan yang akan disajikan dalam makalah ini.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Farmakologi Toksikologi III
Semester 5 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Tadulako,
Prodi Farmasi.Didalam makalah ini, terdapat uraian-uraian materi mengenai Obat-
obat antiinfeksi dan Prinsip pengobatan dengan Kemoterapi yang bertujuan
memberikan sedikit wawasan mengenai hal tersebut serta sebagai salah satu
referensi dalam mencari hal-hal yang sekaitan dengan hal tersebuut di atas.

Selesainya penyusunan makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak Penulis
menyadari makalah ini sangat sederhana.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.Demikian makalah ini kami
buat semoga bermanfaat,

Palu, 03 September 2019


Penyusun,

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi adalah ketidakmampuan organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan untuk membuang zat-zat sisa melalui jalan yang normal akibat
masuknya zat asing kedalam organ-organ pencernaan. Karenanya zat sisa
tersebut terbawa oleh darah, menembus jaringan, kemudian mengendap pada
lokasi yang tak menentu dari tubuh.
Kumpulan zat sisa tersebut mengundang kehadiran bakteri ataupun virus.
Kedua macam makhluk itu hidup dan berkembang biak dengan makan
tumpukan zat sisa itu. Mungkin mereka juga makan jaringan tubuh. Untuk
menghentikan perkembangan bakteri dan virus harus dilakukan dengan
membuang zat sisa dari tempat menumpuknya, hal ini merupakan salah satu
menfaat dari obat antiinfeksi.
Obat antiinfeksi adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh spesies tertentu
(serangga,metazoan,protozoa, bakteri, riketsia atau virus
Selain manfaat yang telah dijelaskan diatas, manfaat lain dari obat
antiinfeksi yakni untuk mengatasi masala perut, mengatasi masalah bakteri,
mengatasi masalah zat kimia.
Mengingat pentingnya antiinfeksi dalam kehisupan manusia, maka dalam
makalah ini akan dibahas mengenai obat antiinfeksi dan perinsip pengobatan
dan kemoterapinya.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi obat anti infeksi dan pengelompokannya (anti bakteri, antifungi,
anti protozoa, dan antivirus)
2. Definisi (anti bakteri, antifungi, anti protozoa, dan antivirus)
3. Tujuan penggunaan (anti bakteri, antifungi, anti protozoa, dan antivirus)
4. Mekanisme secara umum (anti bakteri, antifungi, anti protozoa, dan
antivirus)
5. Klasifikasi obat anti bakteri (sebutkan golongannya,indikasi, mekanisme
kerja dan contoh obat)
6. Klasifikasi obat anti virus (sebutkan golongannya,indikasi, mekanisme
kerja dan contoh obat)
7. Definisi kenotherapy dan tujuannya
8. Syarat penatalaksanaan kemoterapy
9. Prinsip kemoterapy
10. Cara penentuan jenis kemoterapy
11. Setting kemoterapy
12. Istilah-istilah kemoterapy
13. Mekanisme kerja kemoterapy
14. Efek samping kemoteraphy
BAB II
PEMBAHASAN

A. Obat Antiinfeksi
Obat Antiinfeksi merupakan senyawa yang digunakan untukpengobatan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh spesies tertentu (serangga, metazoa,
protozoa, bakteri, riketsia atau virus.

Obat Anti infeksi dapat digolongkan menjadi:


1. Antibakteri (Antibiotik)
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan
mencegah infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan
menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh. Tujuan
penggunaan antibakteri yaitu membunuh dan menghentikan bakteri
berkembang biak di dalam tubuh.

Mekanisme kerja Antibakteri berdasarkan kerjanya dibedakan menjadi


antibiotik berspektrum sempit (menghambat pertumbuhan bakteri atau
hanya membunuh bakteri gram negatif atau positif saja) dan antibiotik
berspektrum luas (menghambat atau membunuh bakteri gram positif
maupun gram negatif).

Mekanisme kerja Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya dibagi


menjadi 4 yaitu :
 Menghambat sintesis dinding sel. Dalam hal ini dibagi lagi menjadi
dua golongan berdasarkan strukturnya. Yakni:
a. Golongan Beta Lactam
Antibiotik beta lactam terdiri dari berbagai golongan obat yang
mempunyai struktur cincin beta lactam, yaitu Penicillin,
Cephalosporin, Monobactam, Carbapenem dan inhibitor beta-
laktamase.Antibiotik beta lactam umumnya bersifat barterisid dan
sebagian besar efektif terhadap organisme gram positif dan
negative.

1) Penicillin
Penicillin menghambat pembentukan mukopeptida yang
diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.Penicillin
memiliki efek bakterisid.
Contoh obatnya yakni:
a) Penicilllin G
Indikasi : Infeksi tenggorokan, otitis media,
endocarditis, pneumonia, selulitis, antraks, profilaksis
amputasi pada legan atau kaki.
Dosis :Dewasa: 1-4 juta unit tiap 4-6 jam
Anak: 25.000-400.000 unit/kgBB/ hari 4-6
dosis
Neonatus: 75.000-150.000 unit/kgBB/hari
2-3 dosis
b) Penicillin V
Indikasi : Infeksi pada mulut, tonsillitis, otitis media,
erysipelas, selulitis, demam rematik, profilaksis infeksi
pneumokokus.
Dosis : Dewasa: 4 x 250-500 mg/hari
Anak: 25-50 mg/kgBB/hari 4 dosis
c) Ampicillin
Indikasi : Infeksi saluran kemih, otitis media,
sinusitis, infeksi pada mulut, bronchitis, infeksi
Haemophillus influenza, salmonellosis invasive; listerial
meningitis.
Dosis : Dewasa: Ringan 2-4 g/hari P.O 4 dosis;
Berat 4-8 g/hari 4 dosis I.V/IM/infus
Anak: BB <20 kg P.O 50-100 mg/kgBB,
Injeksi 100-200 mg/kgBB/hari dibagi
dalam4 dosis
d) Amoxicillin
Indikasi : Infeksi saluran kemih, otitis media,
sinusitis, infeksi pada mulut, bronchitis, infeksi
Haemophillus influenza, salmonellosis invasive; listerial
meningitis.
Dosis : Dewasa dan anak > 20 kg 250 mg-500 mg
setiap 8 jam
Anak <20 kg : 20-40 mg/kgBB/hari dibagi
3 dosis

2) Golongan Cephalosporin
Mekanisme kerja antibiotic golongan ini adalah menghambat
sintesis dinding sel mikroba dengan mekanisme yang serupa
dengan golongan penicillin. Efek samping utama dari
cephalosporin adalah hipersensitifitas dan sekitar 10% dari
pasien sensitif terhadap penicillin juga akan alergi terhadap
cephalosporin.
a) Cephalosporin Generasi 1 (Aktif terhadap bakteri Gram
Positif). Contohnya yaitu Cefadroxil dengan indikasi
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
positif yang sensitif terhadap cefadroxil, Infeksi saluran
napas dll.
b) Cephalosporin Generasi II. Kurang efektif terhadap bakteri
gram positif, tapi lebih aktif terhadap bakteri gram
negative. Salah satu yang beredar di Indonesia yaitu
Cefuroxime.
c) Cephalosporin Generasi III. Kurang aktif terhadap coccus
gram positif dibandingkan dengan generasi pertama, tapi
jauh lebih aktif terhadap coccus gram negative. Contoh
sediaannya yakni Cefriaxone, Cefotaxime, Ceftazidime,
Cefoperazone, Cefixime, dll.
d) Cephalosporin Generasi IV. Efektif terhadap bakteri gram
positif dan gram negative, terutama terhadap Pseudomonas
aeruginosa dan juga efektif terhadap bakteri gram negative
yang resisten terhadap beberapa obat. Contoh obatnya
yakni Cefepime.

3) Golongan Carbapenem
Merupakan antibiotic beta lactam yang struktur kimianya
berbeda dengan penicillin dan cephalosporin.Golongan ini
spectrum antivitasnya lebih luas.Derivat carbapenem yaitu
Meropenem dan Imipenem.
4) Golongan Monobactam
Antibiotik beta-laktam monosiklik (monobactam) dengan
spectrum terbatas pada kuman aerob gram negative dan tidak
aktif terhadap bakteri gram positif dan anaerob.Contoh
sediaannya yakni Aztreonam.

b. Golongan Polipeptida
Golongan obat yang mempunyai struktur polipeptida siklis dengan
gugus amino bebas. Umumnya bersifat bakterisid dan sebagian
besar efektif terhadap organisme gram + dan –. Contoh
sediaannya yakni Vancomycin dan Bacitracin.

 Penghambat Sintesis Protein


a. Golongan Aminoglikosida
Bekerja dengan cara berikatan dengan ribosom 30 S dan
menghambat sintesis protein. Semua aminoglikosida bersifat
bakterisidaal dan terutama aktif terhadap kuman bakteri basil gram
negative dan aerob.Aktivitas terhadap bakteri gram positif sangat
terbatas. Contoh sediaannya yaitu: Gentamycin, Kanamycin,
Amikacin, dan Neomycin.
b. Golongan Chloramphenicol
Bekerja dengan caraberikatan dengan ribosom 50 S dan
menghambat enzim peptidil transferase sehingga sintesis protein
terhambat. Bersifat bakteriostatik atau bakterisid.Berspektrum
luas.Contoh sediaannya yakni Chloramphenicol dan
Thiamphenicol.
c. Golongan Tetracycline
Bekerja dengan cara berikatan secara reversible dengan ribosom
30 S dan mencegah ikatan tRNA-aminoasil pada mRNA ribosom.
Bersifat bakteriostatik serta berspektrum luas.Contoh sediaannya
yakni Tetracycline, Doxycycline, Oxytetracycline,
Chlortetracycline, dan Minocycline.
d. Golongan Makrolid
Bekerja dengan cara berikatan dengan secara reversible dengan
ribosom 50 S. Bersifat bakteriostatik atau bakterisidal serta
erspektrum luas.Contoh sediannya yaitu Erythromycin,
Azithromycin, Spiramycin, Clarithromycin, dan
Roxythromycin.
e. Golongan Clindamycin
Bekerja dengan cara berikatan secara reversible dengan ribosom
50 S. Bersifat bakteriostatik atau bakterisidal.Contoh sediannya
yakni Clindamycin.

 Antagonis Folat
Obat golongan ini bekerja menghambat enzim esensial dalam
metabolism folat.Yang termasuk dalam golongan folat adalah
Sulfonamide dan Trimetoprim.

 Mempengaruhi sintesis/metabolism asam nukleat.


Golongan ini termasuk Quinolone ( Asam Nalidiksat dan Asam
Pipemidat) dan Fluoroquinolone (Ciprofloxacin, Levofloxacin,
Pefloxacin, Moxifloxacin dan Ofloxacin) yang bekerja dengan
menghambat kerja enzim DNA pada kuman dan bersifat bakterisidal.

2. Anti Fungi
Antijamur (atau dapat disebut juga antifungal) adalah suatu golongan
obat yang bersifat fungisida atau fungistatik yang dapat digunakan untuk
mengobati dan mencegah mikosis seperti kutu air, kurap, kandidiasis,
infeksi sistemik serius seperti meningitis kriptokokus, dan lain-
lain.Contoh sediaannya yakni Griseofulvin, Ketoconazole (oral),
Itraconazole, Fluconazole, dan Nystatin.

3. Antivirus
Obat antivirus adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani
penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi virus. Obat antivirus bekerja
dengan cara mematikan serangan virus, menghambat, serta membatasi
reproduksi virus di dalam tubuh.

Berdasarkan penggunaannya dapat dibagi menjadi:


a. Antivirus untuk Herpes Simpleks dan Varicella Zoster. Contoh
sediannya yakni Acyclovir, Valaciclovir, dan Famciclovir
b. Antivirus untuk Cytomegalovirus (CMV). Contoh sediannya yakni
Ganciclovir dan Valganciclovir
c. Antivirus untuk Hapetitis Virus. Contoh sediannya yakni Interferon,
Lamivudine, Adefovir, dan Entecavir.
d. Antiretroviral. Obat untuk infeksi HIV dapat meningkatkan harapan
hidup pasien namun obat ini bersifat toksi. Contohnya yakni NRTI
(Nucleoside Reverse Transcription Inhibitor), NtRTI (Nucleotide
Reserve Transcription Inhibitor), NNRTI (Non-Nucleoside
Reserve Transcriptase Inhibitor), dan Protease Inhibitor.

B. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan
yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel
kanker. Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan
mengganggu fungsi reproduksi sel.

Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan


obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat poliferasi sel-
sel kanker.

Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker


secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker
stadium lanjut, local maupun metastatis. Kemoterapi sangat penting dan
dirasakan besar manfaatnya karena bersifat sistemik
mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara pemberian melalui
infuse, dan sering menjadi pilihan metode efektif dalam mengatasi kanker
terutama kanker stadium lanjut lokal.
1. Tujuan kemoterapi yakni:
a. Mengobati (Cure)
Jika memungkinkan, kemoterapi digunakan untuk mengobati
kanker, yang berarti bahwa penyakit kanker dapat dihilangkan dan
tidak kembali . Namun, kebanyakan dokter tidak menggunakan
kata “menyembuhkan “, kecuali sebagai kemungkinan atau niat.
Ketika memberikan pengobatan pada seseorang yang memiliki
kesempatan untuk sembuh, dokter mungkin menggambarkannya
sebagai pengobatan dengan tujuan kuratif (mengobati).

b. Mengendalikan (Control)
Jika tujuan mengobati tidak mungkin, tujuannya lainnya adalah
untuk mengendalikan – untuk mengecilkan ukuran tumor dan /
atau menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Hal
ini dapat membantu seorang penderita merasa lebih baik dan
mungkin memiliki harapan hidup yang lebih lama. Dalam banyak
kasus, penyakit kanker tidak sepenuhnya hilang tetapi dikendalikan
dan dikelola sebagai penyakit kronis, sama seperti penyakit jantung
atau diabetes. Dalam kasus lain, penyakit kanker mungkin
tampaknya sudah pergi untuk sementara waktu, tetapi dapat
muncul kembali.

c. Paliatif
Bila penyakit kanker berada pada stadium lanjut, obat kemoterapi
dapat digunakan untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh
penyakit . Ketika satu-satunya tujuan dari pengobatan tertentu
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup seorang penderita,
pengobatan itu disebut sebagai pengobatan paliatif.

d. Mencegah penyebaran kanker


e. Menyembuhkan penyakit kanker dengan menyeluruh
f. Memperlambat pertumbuhan dari sel kanker
g. Mengurangi atau meredakan gejala karena kanker
h. Membunuh sel kanker di mana kemungkinan sel kanker tersebut
telah menyebar menuju bagian yang lain.
2. Prinsip kerja obat-obatan kemoterapi
Prinsip kerja obat-obatan kemoterapi adalah menyerang fase tertentu
atau seluruh fase pada pembelahan mitosis pada sel-sel yang
bereplikasi atau berkembang dengan cepat, yang diharapkan adalah sel
onkogen yang bereplikasi. Obat kemoterapi hampir tidak menimbulkan
dampak pada sel yang sedang dalam masa beristirahat (tidak
melakukan pembelahan), namun terkadang sel-sel rambut dan sel-sel
yang sedang aktif membelah lainnya dapat terkena dampak obat ini
apabila siklus mitosisnya berada dalam target obat-obatan kemoterapi
yang sedang digunakan.

Penggunaan kemoterapi pada keganasan bertujuan untuk


eradikasi kanker secara sistemik atau mengontrol secara
lokoregional apabila digunakan bersamaan dega pemedaha atau
radioterapi. Pederita medapat kemoterapi pada keadaa metastasis aik
makroskopik maupu mikroskopik. Metastasis secara makroskopik
adalah pederita dengan ukti klinik maupun radiologi terdapat peyearan
tumor. Metastasis secara mikroskopik terdapat deposit kecil metastatik
sel tumor yang secara klinik tidak terdeteksi, yang apabila tidak diobati
akan menjadi metastasis makroskopik. Pada keadaan ini
digunakan kemoterapi secara ajuvan maupun neoajuvan.

3. Syarat penatalaksanaan kemoterapi


a. Keadaan umum cukup baik
b. Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi,
informed concent.
c. Faal ginjal dan hati baik
d. Diagnosis patologik
e. Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
f. Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.
g. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hemoglobin > 10 gram %,
leukosit> 5000/𝑚𝑚3 , trombosit >150 000/𝑚𝑚3 .
4. Cara Pemberian Kemoterapi
a. Pemberian per oral
Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian
peroral.Contohnya yaitu Chlorambucil dan Etoposide (Vp-16).
b. Pemberian secara intra-muskulus.
Pemberian ini relative lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak
diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali
berturut-turut yang dapat diberikan secara muskulus contohnya
yaitu Bleomicin dan Methotrexate
c. Pemberian secara intravena
Pemberian dengan bolus perlahan-lahan secara infuse (drip). Cara
ini merupakan cara pemberian kemoterapi yang paling umum dan
banyak digunakan.
d. Pemberian secara intra-arteri
Jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang cukup banyak
antara lain alat radiologi diagnostic, mesin, atau alat filter, serta
memerlukan keterampilan tersendiri.

5. Cara Menentukan Kemoterapi


a. Bergantung jenis kanker
b. Berdasarkan hasil penelitian
c. Bergantung tujuan akhir pengobatan
d. Hasil diskusi dengan pasien
 Kesiapan mental/Fisik
 Fasilitas
 Keuangan
 Harapan hidup pasien
e. Biaya atau harga
f. Jarak fasilitas yang memadai -kemungkinan untuk kontrol dan
pengawasan.
g. Keadaan umum tubuh dan adanya penyakit atau kelemahan lain
yang menyertai.
6. Cara Kerja Kemoterapi
Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel
yang teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel
baru dan sel yang lain akan mati. Sel yang abnormal akan membelah
diri dan berkembang secara tidak terkontrol yang pada akhirnya akan
terjadi suatu masa yang dikenal sebagai tumor.

Siklus sel secara sederhana dibagi menjadi 5 tahap yaitu:


a. Fase G0 dikenal juga sebagai fase istirahat. Ketika ada sinyal untuk
berkembang, sel ini akan memasuki fase G1.
b. Fase G1. Pada fase ini sel siap untuk membelah diri yang
diperantarai oleh beberapa protein penting untuk bereproduksi.
Fase ini berlangsung 18-30 jam
c. Fase S, disebut sebagai fase sintesis. Pada fase ini, DNA sel akan
digandakan. Berlangsung 18-20 jam
d. Fase G2, Sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlangsung 2-10
jam
e. Fase M sel dibagi menjadi 2 sel baru. Fase ini berlangsung 30-60
menit.

Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi


mempunyai target dan efek merusak yang berbeda bergantung pada
siklus selnya. Obat kemoterapi aktif pada saat sel sedang bereproduksi
(bukan pada fase G0), sehingga sel tumor yang aktif merupakan target
utama dari kemoterapi. Namun, oleh karena itu sel yang sehat juga
bereproduksi, maka tidak menutup kemungkinan mereka juga akan
terpengaruh oleh kemoterapi, yang akan muncul sebagai efek samping
obat.

7. Efek Samping Kemoterapi


Efek samping kemoterapi meliputi anemia, trombositopenia,
leucopenia, mual, dan muntah, alopesia (rambut rontok), stomatitis,
reaksialergi, neurotoksik dan ekstravasasi (keluarnya obat vesikan atau
iritan ke jaringan subkutan yang berakibat timbulnya rasa nyeri,
nekrosis jaringan, dan ulserasi jaringan).

a. Secara fisik
Dampak fisik kemoterapi adalah sebagai berikut:
1) Mual dan muntah
2) Konstipasi
3) Neuropati perifer
4) Toksisitas kulit
5) Kerontokan rambut (alopecia)
6) Penurunan nafsu makan
7) Perubahan rasa dan nyeri
b. Secara Psikologi
Beberapa dampak psikologi pasien kanker diantaranya yaitu sebagi
berikut:
1) Ketidakberdayaan yaitu kondisi psikologis yang disebabkan
oleh gangguan motivasi, proses kognisi, dan emosi sebagai
hasil pengalaman di luar kontrol organisme.
2) Kecemasan yaitu disebabkan oleh adanya rasa khawatir yang
terus-menerus ditimbulkan oleh adanya inner conflict. Dampak
kecemasan yang muncul pada penderita kanker adalah berupa
rasa takut bahwa usianya akan singkat (berkaitan dengan inner
conflict).
3) Rasa malu yaitu suatu keadaan yang kompleks karena
mencakup perasaan diri yang negatife. Perasaan malu pada
penderita kanker munul karena ada perasaan dimana ia
memiliki mutu kesehatan yang rendah dan kerusakan dalam
organ.
4) Harga diri merupakan bagian dari konsep diri, maka bila
konsep diri menurun maka harga diri juga menurun.
5) Stres yang muncul sebagai dampak pada penderita kanker
memfokuskan pada reaksi seseorang terhadap stressor yang
merupakan bentuk menifestasi perilaku yang tidak muncul
dalam perilaku yang Nampak.
6) Depresi yaitu satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan
tidak berdaya.
7) Amarah muncul karena pada penderita kanker yang mendapat
penyakit yang merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan
tentunya.

Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh:

1) Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik


terhadap organ tubuh tertentu
2) Dosis
3) Jadwal pemberian
4) Pemberian (IV, IM, PO, an Infus)
5) Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek
toksisitas pada organ tertentu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Obat Antiinfeksi merupakan senyawa yang digunakan untukpengobatan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh spesies tertentu (serangga, metazoa,
protozoa, bakteri, riketsia atau virus.
 Obat Anti infeksi dapat digolongkan menjadi:
-Antibakteri (Antibiotik)
-Golongan Cephalosporin
-Golongan Carbapenem
-Golongan Monobactam
 Anti Fungi
Antijamur (atau dapat disebut juga antifungal) adalah suatu golongan
obat yang bersifat fungisida atau fungistatik yang dapat digunakan untuk
mengobati dan mencegah mikosis seperti kutu air, kurap, kandidiasis,
infeksi sistemik serius seperti meningitis kriptokokus, dan lain-
lain.Contoh sediaannya yakni Griseofulvin, Ketoconazole (oral),
Itraconazole, Fluconazole, dan Nystatin.

 Antivirus
Obat antivirus adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani
penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi virus. Obat antivirus bekerja
dengan cara mematikan serangan virus, menghambat, serta membatasi
reproduksi virus di dalam tubuh.
 Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan
yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel
kanker. Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan
mengganggu fungsi reproduksi sel
 Cara Pemberian Kemoterapi
-Pemberian per oral,Pemberian secara intra-muskulus
-Pemberian secara intravena
-Pemberian secara intra-arteri
 Cara Menentukan Kemoterapi
-Bergantung jenis kanker
-Berdasarkan hasil penelitian
-Bergantung tujuan akhir pengobatan
-Hasil diskusi dengan pasien
-Biaya atau harga
-Jarak fasilitas yang memadai -kemungkinan untuk kontrol dan
pengawasan.
-Keadaan umum tubuh dan adanya penyakit atau kelemahan lain
yang menyertai.
-Cara Kerja Kemoterapi
-Efek Samping Kemoterapi
OBAT-OBAT ANTIINFEKSI DAN PRINSIP PENGOBATAN
DENGAN KEMOTERAPI

1. Kelompok 2
a. ( Adinda Fajrah G70117063)
Obat kemoterapi bertahan sampai kapan dalam tubuh?
Jawab: Lamanya obat bertahan tentu tergantung pada rute pemberian
karena sifatnya yang bersiklus (4 minggu). Karena pada dasarnya setelah
melakukan kemoterapi, akan diberikan waktu beberapa minggu untuk
memonitoring atau memantau perkembangan dari obbat kemoterapi yang
telah diberikan. Selain itu, dokter akan memantau efek samping yang
ditimbulkan lalu melakukan penyesuaian terhadap pelakasanaan
kemoterapi selanjutnya (Ang G70117048). Biasanya pada pengobatan
secara intravena dapat bertahan aelama 21-26 hari (Muthmainnah
G70117210)
b. (Christin Lumeling G70117178)
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat antibiotic biasanya untuk indikasi
apa?
Jawab: Untuk golongan penghambat sintesis dinding sel seperti Penicillin
indikasinya dapat berupa Infeksi tenggorokan, pneumonia, otitis media
dll. Lalu untuk penghambat sintesis protein seperti Aminoglikosida
indikasinya berupa Infeksi kuman yang sensitif pada penyakit bacteremia,
meningitis, infeksi luka bakar dll. Selanjutnya pada mekanisme antagonis
folat dapat berupa Sulfnamida yang umumnya diindikasikan untuk ISK
(Infeksi Saluran Kemih). Terakhir untuk golongan penghambat sintesis/
metabolism asam nukleat seperti quinolone diindikasikan untuk Infeksi
saluran kemih akibat bakteri gram negative (Iftit’tach Rizky
G701170511)
2. Kelompok 3
a. (Widia G70117053)
Apa penyebab rambut rontok saat kemoterapi?
Jawab: Kemoterapi menargetkan sel yang dapat membelah secara cepat,
seperti folikel rambut yang mengandung sel-sel yang membelah dengan
cepat. Mengapa hal ini terjadi? Karena obat kemoterapi aktif pada saat sel
sedang bereproduksi. Pada dasarnya target utama kemoterapi yaitu sel
tumor. Namun, karena sel yang sehat seperti pada sel folikel rambut juga
ikut bereproduksi maka tidak menutup kemungkinan sel sehat juga akan
terpengaruh oleh kemoterapi hal inilah yang akan memicu timbulnya
kerontokan pada rambut (Meliana (G70117108) dan Sonia (G70117220))

Kejadian ini tergantung pada obat dan dosis yang diberikan. Semakin kuat
dosis obat yang akan diberikan maka semakin besar kemungkinan
kemoterapi juga dapat menyerang sel tubuh yang masih sehat, begitupula
sebaliknya (Zahra (G70117218))
b. (Moh. Rifki M. Sue G70116077)
Bagaimana proses kemoterapi untuk yang terinfeksi bakteri?
Jawab: Dari definisinya sendiri, kemoterapi merupakan obat yang berasal
dari bakteri yang dapat membunuh samua infeksi. Jadi, tidak ada
perbedaan dari proses kemoterapi dengan pasien yang mengalami infeksi
dengan yang lainnya. Malah dengan kemoterapi, infeksi yang dialami
pasien dapat disembuhkan (Muthmainnah G70117210)
3. Kelompok 4
a. (Saniyyah Rizqy G70117056)
Infeksi Sistemik seperti apa?
Jawab: Infeksi system sistemik merupakan infeksi yang terjadi pada
seluruh tubuh. Hal ini terjadi karena infeksi ini dialirkan pada seluruh
pembuluh darah (Sitti Khadijah G70116052). Biasanya infeksi sistemik
disebabkan olh bakteri atau virus yang penyebarannya oleh peredaran
darah sehingga akan menyebar ke seluruh system tubuh (Zahra Zafira
G70117218)
b. (Moh. Agung Pratama G70117098)
Bagaimana penggunaan obat antibiotic golongan yang menghambat
sintesis protein? dapatkan dipengaruhi oleh makanan?
Jawab: Salah satu contoh obat antibiotic penghambat sintesis protein yaitu
Tetrasiklin dan berdasarkan sifatnya, obat ini diabsorbsi dalam saluran
cerna 70-80%. Sehingga akn ada kemungkinan dapat berinteraksi dengan
makanan atau makanan dapat menghambat penyerapannya apabila
dikonsumsi secara bersamaan. Sehingga untuk menghindari hal ini, maka
penggunaan obat dapat dilakukan sebelum atau setelah makan. Pilihan
mana yang lebih efektif disesuaikan lagi dengan hal-hal yang
menyertainya (Meliana (G70117108))
4. Kelompok 5
a. (Zahra Safira Hiola G70117218)
Bagaimana pengobatan kemoterapi pada ibu hamil?
Jawab: Pengobatan kemoterapi pada ibu hamil dapat dilakukan demi
mngendalikan pertumbuhan sel kanker dalam tubuh dan untuk melindungi
bayi dari sel kanker itu sendiri. Namun, harus ada pertimbangan yang
dilalui oleh ibu hamil. Seperti halnya mengenai tahap kehamilan yang
sedang dilalui. Sebaiknya melakukan kemoterapi di saat trimester kedua
dan ketiga kehamilan. Hal ini dikarenakan pada saat itu plasenta dapat
melindungi bayi dari obat-obat kemoterapi dimana plasenta akan
menghalangi obat kemoterapi mengalir ke dalam tubuh bayi (Ang
(G70117048))

Tambahan pertanyaan (Zahra G70117218) Apakah pengobatan ibu hamil


seperti pengobatan pada orang lain secara umum?
Jawab: Tentu saja akan sama. Tetapi, kembali lagi ibu hamil harus lebih
dahulu mendiskusikan jalan terbaik baik pengobatan kemoterapi untuknya
agar tidak beresiko pada janin. (Ang (G70117048)). Sebenarnya
pengobatan kemoterapi pada ibu hamil juga harus berdasarkan pada
pemilihan obat. Harus ada persetujuan antara dokter dan juga pasien
mengenai obat dan dosis yang bagaimana yang harus digunakan untuk
menghindari efek samping pada bayi dan ibu hamil (Almahirah
G70117058). Pada akhirnya harus ada pilihan terberat pada ibu hamil
dimana harus memilih menyelamatkan diri sendiri atau janin. Karena
pengobatan kemoterapi tidak menutup kemungkinan dapat memberikan
dampak negative pada bayi dan ibu hamil.
b. (Jihan Septiani Amin G70117166)
Bagaimana mekanisme kemoterapi tiap rute pemberian?
Jawab: Mekanisme masuknya obat berdasarkan rutue pemberiannya tentu
akan mengalami perbedaan. Seperti pada kemoterapi dengan oral, obat
akan mengalami metabolism presistemik sehingga bioavailabilitas
teraupetik lebih sulit dicapai namun efeknya tetapi sama efektifnya
dengan intravena (Linda Febrianti G70117145). Pada IV lengsung melalui
pembuluh darahnya sehingga tidak melalui metablisme terlebih dahulu
seperti yang peroral, lalu pada Intra0arteri pemberiannya langsung ke
dalam arteri yang berkaitan dengan kanker juga tidak melalui metabolism
terlebih dahulu. Lalu pada IM suntikan diberikan pada otot dengan aturan
tidak boleh hanya pada satu daerah agar kanker yang kemungkinan
menyebar juga dapat dimatikan oleh obat melalui rute ini (Meliana
G70117108). Sebenarnya rute pemberian ini juga harus tergantung pada
tujuan kemoterapinya. Tentu saja ada perbedaan karena efek yang
diharapkan juga berdeda (Muthmainnah G70117210).

Moderator : Nurul Fitria (G70117118)


Kelompok 1
1. Meliana Muliadi G70117108
2. Ang Meilyani Anthony G70117048
3. Iftit’tach Rezky G70117051
4. Nurul Amalia G70117062
5. Linda Febrianti G70117145
6. Sonia Wiranti G70117220
7. Sitti Khadijah G70116052
8. Hardianty Sp. Surah G70116169
9. Hardianti G70116299
10. Kurniawan J. Pagisi G70113049

Anda mungkin juga menyukai