I. PENGERTIAN TEORI....................................................................................................................1
1. Simple structure..................................................................................................................20
2. Hierarchical system.............................................................................................................20
3. Functional organization......................................................................................................20
4. Product organization...........................................................................................................21
5. Matrix organization.............................................................................................................22
i
A. ORGANIZATIONAL THEORY & PERSPECTIVES
I. PENGERTIAN TEORI
Teori merupakan suatu konsep dasar yang menjelaskan hubungan sistematis suatu
fenomena dengan cara merinci suatu hubungan sebab akibat yang terjadi. Di
kehidupan sehari-hari istilah teori sering dihubungkan dengan praktik, teori kadang-
kadang tidak mudah dipahami karena sifatnya cenderung abstrak. Memahami
pemikiran secara abstrak barangkali bukan tugas yang mudah. Namun, sesuatu yang
sulit bukan berarti tidak berguna. Seorang ahli mengatakan, tidak ada yang lebih
praktis daripada teori yang bermanfaat, artinya, dengan menguasai suatu teori secara
baik seseorang akan lebih mudah menangani hal-hal praktis yang berkaitan dengan
ilmu dilapangan. Dibelakang setiap teori terdapat asumsi-asumsi yang membentuk
sudut pandang suatu teori biasanya asumsi tersebut berpola objektif dan subjektif.
Maksudnya, realita secara objektif dapat diukur, dinilai, dan diperbandingkan, dengan
satu sama lain. Sedangkan pola subjektif mengasumsikan lebih kepada perorangan
yang dapat berfikir berbeda-beda pada suatu objek yang sama.
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4 unsur utama Organisasi :
1. Entitas Sosial
2. Goal Directed
3. Deliberately Structured Activity System
4. Identifiable Boundary
I. TEORI ORGANISASI
b. Teori Modern
Perspektif Klasik, sebagaimana dpat kita cermati dari tokoh-tokohnya, terbagi
menjadi dua pemikiran besar, yaitu pemikiran yang menekankan pencapaian efisiensi dan
efektivitas organisasi dan liran yang menekankan kebutuhan sosial dan psikologis manusia.
Teori organisasi disini berhadapan dengan suatu masalaha klasik, bahwa organisasi modern
dapat menolong manusia utnuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan secar efisien dan efektif,
tetapi pada suatu ketika dapat memperbudak manusia yang menciptakannya.
Melalu pesrpektif modern, fokus perdebatan berpindah dari aspek internal (efisiensi
versus humanisme) pada aspek eksternal (hubungan organisasi dan lingkungan). Organisasi
tidak lagi dilihat sebagai unti yang berdiri sendiri, melainkan terkait dengan apa yang
disebut lngkungan. Jadi, di satu sisi, teori-teori organisasi perspektif modern adalah
kelanjutan dari pemikiran-pemikiran era klasik. Namun dilihat dari sisi yang lain, mereka
berbeda. Inspirasi utama mereka adalah keteraturan dan cara kerja alam (nature), khususnya
aspek biologis. Sementara itu, pemikir-pemikir klasik umum terinspirasi oleh aspek fisika.
Dari sisi ilmu fisika, pemikiran Newton melihat bahwa alam semesta dapat
diasumsikan sebuah mesin, seperti jam raksasa, yang bekerja melalui prinsip-prinsip
keteraturan tertentu sehingga tidak terjadi kekacauan atau tabrakan satu sama lain. Gagasan
keteraturan ini dikembangkan oleh pemikir-pemikir klsik dengan metafora organisasi
sebagai mesin yang harus bekerja secara efektif dan efisien.
Sebaliknya, para pemikir di era modern mengamati keteraturan lain yang dianggap
lebih dinamis, yaitu keteraturan makhluk hidup atau dunia hayati. Mereka menamakannya
teori keteraturan organik. Ludwig von Bertalanffy, seorang ahli biofisologi Jerman,
mengambil konsep organisme yang dikembangkan ahli-ahli biologi untuk diterapkan pada
semua jenis sistem secara umum. Inilah petak dasar dari pemikirn perspektif modern.
Di sisi lain, hingg pasa taraf tertentu, basis pemikiran modernis ternyata cenderung
menghasilkan pa yang disebut rekayasa sosial (social engineering). Terutama di negara-
negara berkembang, dimana para ahli atau negarawan acap kali merombak sistem yang
sudah ada, dengan asumsi unsur-unsur pembentuknya tidak terkait dalam suatu interrelasi
yang ideal, dan menciptakan sistem baru yang lebih unggul.
Jika dibatasi pada organisasi bisnis, perubhan yang terjadi dalam masyarakat pasca
industri ada alam tiga hal penting berikut.
1. Sistem produksi, harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan selera pasar
yang berlangsung cepat.
2. Pasar domestik tidak memadai, harus ada internsionalisasi memasuki pasar-pasar
baru diluar negeri.
3. Inovasi menjadi sagat penting, dimana riset dan pengembangan tidak jarang akan
sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan perusahaan.
Dengan latar belakang perubahan-perubahan pasca-industri tersebut, dapat dipahami
bahwa proyek pemikiran post-moernisme itu sendiri merupakan antisipasi terhadap pola
Figure 1.1
Organisasi dapat dilihat dari sudut yang berbeda. Untuk membatasi analisis organisasi, saya
merekomendasikan tiga tingkat analisis Scott sebagai titik awal:
2. Level struktural - berfokus pada organisasi secara umum dan subdivisinya ke dalam
entitas organisasi yang berisi departemen, tim, dll.
Muhammad Lutfi Lazuardi/ Program Pascasarjana FISIP UNPAD Page 8
3. Level makro - fokus pada organisasi sebagai pemain dalam hubungan dengan
organisasi dan masyarakat lain.
Setiap teori organisasi memiliki perspektif utama yang Scott dibagi menjadi perspektif yang
rasional, alami dan terbuka. Dalam presentasi ini, dibuat perbedaan antara ketiga perspektif
ini melalui tiga area utama fokus untuk teori organisasi tertentu.
Socialpsycholog
ical analysis
level
Scientific Management – Expectancy Theory Vroom
Taylor
Needs theories
Motivational theories
Rewards/reinforcement Theory –
Skinner
Pathfinder Theory
Structural
analysis level
Bureaucracy Model - Job Design Loose-coupled
Weber organizations – Weick
Scientific management adalah manajemen yang menggunakan ilmu (science) dan scientific
method. Sedangkan Sciectific method adalah suatu pendekatan yang tepat terhadap suatu
objek ilmu yang tujuan utamanya ialah untuk menambah pengetahuan yang sudah ada.
Scientific management memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Sedangkan pengertian Scientific manager ialah manajer yang menggunakan science dan
scientific method dalam usaha memimpin kegiatan-kegiatan bawahannya melalui fungsi-
fungsi manajemen. Scientific management dikemukakan pertama kali oleh Frederick
Winslow Taylor pada tahun 1911. Taylor membuat perencanaan sistem upah yang dapat
mempengaruhi turunnya biaya dan peningkatan produktivitas, mutu, pendapatan dan kinerja
karyawan. Metode tersebut dikenal sebagai differential rate system. Prinsip-prinsip scientific
management menurut Taylor dibagi kedalam 4 elemen dasar sebagai berikut:
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Taylor tersebut, Henry L. Gantt melakukan
penyempurnaan dengan memperkenalkan sitem bonus harian dan bonus ekstra untuk para
pengawas pabrik. Untuk mengatur efisiensi produksi, Gantt menyusun sistem Charting
atau Gantt Chart yang berisi mengenai jadwal kegiatan produksi karyawan untuk
mencegah terjadinya pemborosan. Setiap kemajuan karyawan dicatat pada kartu individual,
untuk menilai kinerja karyawan tersebut. Feed back dari karyawan sangat diperlukan sebagai
tindak lanjut atas penilaian kinerja yang diberikan oleh perusahaan.
Kemudian The Gilbreths yaitu Frank B. Gilbreth dan Lilian Gilbreth memunculkan konsep
baru berupa gerakan dan kelelahan saling berkaitan sehingga setiap langkah yang dapat
menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Hal tersebut dapat meningkatkan semangat
3. Proses seleksi dan pengembangan karyawan sangat penting karena berpengaruh pada
produktivitas karyawan.
Teori dan teknik administrasi adalah dasar bagi pengelolaan organisasi atau perusahaan yang
lebih kompleks. Gagasan ini dikemukakan oleh seorang industrial Perancis, Henry Fayol,
dalam bukunya Administration Industriale et Generale . Henry Fayol membagi manajemen
kedalam lima unsur yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (commanding), pengkoordinasian (coordination) dan pengawasan (control),
dimana kegiatan manajemen itu sendiri terdiri dari enam hal, yaitu
3. Akuntansi (accounting)
4. Keamanan (security)
6. Keuangan (financial)
Gagasan-gagasan Henry fayol diatas dianggap sebagai pelopor dalam aliran manajemen dan
memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan manajemen itu sendiri. Henry Fayol juga
dikenal dengan gagasannya tentang prinsip-prinsip manajemen yang disebut dengan The
Principals of Management sebagai berikut.
a. Division of Labour
Tujuannya adalah untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dengan pembagian atau
sepesialisasi tugas yang jelas sehingga pekerja merasa lebih nyaman dalam bekerja.
b. Authority
Pekerja diberi wewenang untuk mengambil keputusan dan memberi perintah sesuai dengan
pembagian tugas dan hanya dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan lingkup tugas yang
diberikan kepadanya.
c. Dicipline
Disiplin diperlukan untuk menjamin setiap pekerja melakukan tugas sesuai dengan sistem
yang disepakati bersama.
d. Unity of Command
Setiap bawahan hanya menerima perintah dari satu orang atasan agar tidak terjadi
kebingungan dan saling melempar tanggungjawab.
e. Unity of Direction
Hal ini berarti seluruh kegiatan yang memiliki tujuan yang sama hanya dipimpin oleh satu
orang manajer, sehingga arah kegiatan akan berjalan dengan efektif.
Kepentingan pribadi tidak boleh diletakkan diatas kepentingan organisasi atau perusahaan.
g. Renumeration
Pemberian gaji yang adil bagi pekerja sesuai dengan kontribusinya kepada perusahaan dan
harus diberikan setelah pekerja menjalan tugasnya.
e. Centralization
f. Hierarchy
Fungsi hierarki ini adalah untuk mempermudah komunikasi antar level pekerja maupun
dalam satu level dengan mengetahui posisi kewenangan dan ruang lingkup tugasnya masing-
masing.
g. Order
Disini berlaku setiap orang ada tempatnya dan setiap tempat ada orang yang tepat untuk
mengisinya. Artinya setiap pekerja hanya ditempatkan ditempat yang sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya.
h. Equity
Persamaan perlakuan kepada setiap pekerja, sehingga setiap orang akan mendapatkan sesuai
dengan apa yang dikerjakannya.
i. Stability
Pada dasarnya setiap manusia memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan,
sehingga hendaknya pakerja tidak sering dipindah tempatkan karena hal tersebut dapat
membuatnya tidak nyaman dan menurunkan produktivitas.
j. Initiative
Setiap orang diberi kebebasan untuk mengemukakan gagasan dan menjalankannya sesuai
dengan tugas dan wewenang yang ada.
k. Esprit de Corps
Persatuan dari seluruh pekerja dari level bawah hingga pimpinan yang terlihat dari
keharmonisan dan loyalitas anggotanya.
Beberapa kontribusi teoretis Henry Fayol yang berbeda dalam konsep administrasi ini
berkaitan dengan dua prinsip, yaitu. koordinasi dan spesialisasi
Pandangan Weber soal Birokrasi ditinjau etimologi (asal-usul) konsep ini yang berasal
dari kata bureau. Kata bureau berasal dari Perancis yang kemudian diasimilasi oleh
Jerman. Artinya adalah meja atau kadang diperluas jadi kantor. Sebab itu, terminologi
birokrasi adalah aturan yang dikendalikan lewat meja atau kantor. Di masa kontemporer,
birokrasi adalah "mesin" yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang ada di organisasi baik
pemerintah maupun swasta. Pada pucuk kekuasaan organisasi terdapat sekumpulan orang
yang menjalankan kekuasaan secara kurang birokratis, dan dalam konteks negara, mereka
misalnya parlemen atau lembaga kepresidenan.
Max Weber sendiri tidak pernah secara definitif menyebutkan makna Birokrasi. Weber
menyebut begitu saja konsep ini lalu menganalisis ciri-ciri apa yang seharusnya melekat pada
birokrasi. Gejala birokrasi yang dikaji Weber sesungguhnya birokrasi-patrimonial. Birokrasi-
Patrimonial ini berlangsung di waktu hidup Weber, yaitu birokrasi yang dikembangkan pada
Dinasti Hohenzollern di Prussia.
Birokrasi tersebut dianggap oleh Weber sebagai tidak rasional. Banyak pengangkatan
pejabat yang mengacu pada political-will pimpinan Dinasti. Akibatnya banyak pekerjaan
negara yang salah-urus atau tidak mencapai hasil secara maksimal. Atas dasar
ketidakrasional itu, Weber kemudian mengembangkan apa yang seharusnya (ideal typhus)
melekat di sebuah birokrasi.
Weber terkenal dengan konsepsinya mengenai tipe ideal (ideal typhus) bagi sebuah otoritas
legal dapat diselenggarakan, yaitu:
4. aturan-aturan yang sesuai dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis maupun
secara legal. Dalam kedua kasus tersebut, manusia yang terlatih menjadi diperlukan;
5. anggota sebagai sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai individu
pribadi;
8. sistem-sistem otoritas legal dapat mengambil banyak bentuk, tetapi dilihat pada
bentuk aslinya, sistem tersebut tetap berada dalam suatu staf administrasi birokratik.
Bagi Weber, jika ke-8 sifat di atas dilekatkan ke sebuah birokrasi, maka birokrasi tersebut
dapat dikatakan bercorak legal-rasional.
Weber melanjutkan ke sisi pekerja (staf) di organisasi yang legal-rasional. Bagi Weber,
kedudukan staf di sebuah organisasi legal-rasional adalah sebagai berikut:
1. para anggota staf bersifat bebas secara pribadi, dalam arti hanya menjalankan tugas-
tugas impersonal sesuai dengan jabatan mereka;
2. terdapat hirarki jabatan yang jelas;
6. para pejabat memiliki gaji dan biasanya juga dilengkapi hak-hak pensiun. Gaji
bersifat berjenjang menurut kedudukan dalam hirarki. Pejabat dapat selalu menempati
posnya, dan dalam keadaan-keadaan tertentu, pejabat juga dapat diberhentikan;
7. pos jabatan adalah lapangan kerja yang pokok bagi para pejabat;
8. suatu struktur karir dn promosi dimungkinkan atas dasar senioritas dan keahlian
(merit) serta menurut pertimbangan keunggulan (superior);
9. pejabat sangat mungkin tidak sesuai dengan pos jabatannya maupun dengan sumber-
sumber yang tersedia di pos terbut, dan;
10. pejabat tunduk pada sisstem disiplin dan kontrol yang seragam.
Kolegialitas adalah suatu prinsip pelibatan orang lain dalam pengambilan suatu
keputusan. Weber mengakui bahwa dalam birokrasi, satu atasan mengambil satu
keputusan sendiri. Namun, prinsip kolegialitas dapat saja diterapkan guna mencegah
korupsi kekuasaan.
2. Pemisahan Kekuasaan.
Pemisahan kekuasaan berarti pembagian tanggung jawab terhadap fungsi yang sama
antara dua badan atau lebih. Misalnya, untuk menyepakati anggaran negara, perlu
keputusan bersama antara badan DPR dan Presiden. Pemisahan kekuasaan, menurut
Weber, tidaklah stabil tetapi dapat membatasi akumulasi kekuasaan.
3. Administrasi Amatir.
4. Demokrasi Langsung.
Demokrasi langsung berguna dalam membuat orang bertanggung jawab kepada suatu
majelis. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia, meski merupakan prerogatif Presiden
guna mengangkatnya, terlebih dahulu harus di-fit and proper-test oleh DPR. Ini
berguna agar Gubernur BI yang diangkat merasa bertanggung jawab kepada rakyat
secara keseluruhan.
5. Representasi.
Birokrasi Ideal
5 Penyebab Hirarki
1. Simple structure
Jenis hierarki yang paling sederhana ditemukan di perusahaan kecil di mana pemilik
berpartisipasi dalam pekerjaan. Koordinasi terjadi secara spontan; tidak ada level antara
pemilik dan karyawan. Banyak pengusaha menginginkan manajer puncak yang diberi
tugas kontak dan pengawasan tertentu dan berfungsi sebagai pengganti bagi majikan
mereka selama liburan dan sakit. Tipe ini disebut struktur sederhana.
3. Functional organization
Organisasi fungsional memiliki beberapa keuntungan yang jelas, tetapi juga memiliki
kerugian besar. Keahlian dalam organisasi terpusat dan memungkinkan untuk berkembang
lebih lanjut. Ini juga akan melibatkan semacam homogenitas budaya: Orang-orang
memiliki latar belakang akademis yang sama, mereka menggunakan model teknis yang
sama, dan mereka melakukan tugas dalam fungsi yang sama. Semua faktor ini tampaknya
baik-baik saja, tetapi masalahnya adalah bahwa kelompok-kelompok profesional yang
berbeda membedakan diri mereka sendiri, menjauhkan diri dari satu sama lain, tidak
saling memahami dan dengan mudah berselisih satu sama lain.
5. Matrix organization
Prinsip matriks atau organisasi matriks dapat disebut sebagai model teoritis yang
dapat direalisasikan dengan berbagai cara. Prinsip-prinsip organisasi matriks ditunjukkan
pada gambar di bawah ini dengan fungsi; logistik, produksi dan penjualan dan tiga produk
1, 2 dan 3. Perhatikan bahwa hanya fungsi yang secara langsung mempengaruhi logistik,
produksi dan penjualan yang termasuk dalam gambar, sedangkan fungsi lain seperti
akuntansi tidak termasuk
Banyak perusahaan industri yang memutuskan untuk meningkatkan daya saing mereka
melalui fokus intensif pada proses bisnis, kualitas, dan biaya logistik. Perusahaan, yang ingin
meningkatkan kinerja mereka, sering kali membentuk satuan tugas, yang biasanya terdiri dari
staf analis. Dalam melakukan hal itu, konflik kepentingan dapat timbul antara kelompok
bantu manajemen puncak dan anggota organisasi lainnya. Konsekuensinya adalah bahwa
proyek perubahan tidak memiliki dukungan dan kepemilikan dan oleh karena itu harus
dipaksa melalui. Beberapa perusahaan mengakui bahwa entitas individu tidak dapat
melangkah lebih jauh dalam area ini tanpa sub optimalisasi, dan ini mungkin
sajadirekomendasikan dalam preferensi untuk bekerja sesuai dengan organisasi matriks.
Tuntutan pengorganisasian
Perusahaan dapat terus bekerja dengan membentuk grup LQC (logistik, kualitas, dan biaya),
yang tugasnya adalah memulai analisis, memulai proyek, dan mengimplementasikannya
terutama di dalam area; logistik, kualitas dan biaya. Setiap area utama menunjukkan manajer
menengah untuk kelompok yang memiliki kompetensi di bidang logistik, kualitas, dan biaya.
Struktur prinsip matriks ini mengamankan pengetahuan mendalam kelompok tentang semua
bagian organisasi.Dengan cara ini, organisasi matriks menjadi pelopor dalam pengembangan
organisasi yang bertujuan untuk daya saing yang lebih baik.
Setiap anggota kelompok pada prinsipnya harus dapat menghabiskan persentase yang
disepakati dari waktu kerjanya untuk pekerjaan LQC. Kelompok LQC harus berbagi
tanggung jawab untuk memilih dan memulai proyek dan untuk membentuk kelompok kerja
untuk masing-masing sub proyek. Dalam bentuk organisasi ini, sebuah proyek tidak boleh
dimulai tanpa memiliki sponsor, yaitu (setidaknya) seorang manajer yang telah
mengumumkan bahwa ia akan membawa proyek melalui tim manajemen perusahaan.
Dengan melakukan hal itu, dimungkinkan untuk memastikan interaksi dengan pemegang
anggaran dan memastikan bahwa proyek dan pengeluaran tidak tiba-tiba lepas kendali.
Empat tantangan
3) Progress
Untuk memastikan titik awal dan pemahaman serta tanggung jawab bersama, disarankan
untuk mengadakan sejumlah pertemuan untuk seluruh tim. Namun, manajer menengah
biasanya memiliki sejumlah tugas operasional yang memerlukan kehadiran mereka, dan itu
mungkin menyulitkan untuk mengumpulkan seluruh tim.
Membuat gambar bersama tentang gagasan tugas adalah tantangan lain. Latar belakang
akademis dan subkultur yang berbeda membuatnya perlu untuk mencurahkan upaya besar
untuk membangun tim.
Tantangan ketiga adalah membuat kemajuan dalam proses. Kelompok tersebut harus menjadi
ahli dalam brainstorming dan menemukan area masalah yang signifikan. Juga, kelompok
harus belajar untuk mengubah ini menjadi proyek nyata dan memastikan bahwa seseorang
mengepalai proyek. Kemungkinan perangkap adalah bahwa kelompok LQC berubah menjadi
klub diskusi, yang tidak menunjukkan hasil. Kami merekomendasikan untuk fokus pada
manajemen proyek dan tanggung jawab pribadi.
Pengalaman proses
Pengalaman proses yang penting adalah bahwa identitas matriks juga terkait dengan identitas
fisik. Ruang pertemuan yang baik memfasilitasi afiliasi permanen dengan matriks. Harus ada
tempat-tempat di mana organisasi matriks dapat menyimpan kertas dll. Sehingga setiap
peserta merasa terkait dengan budaya bersama. Disarankan untuk membuat hubungan yang
masuk akal antara pesan dari manajemen tentang pentingnya matriks organisasi, dan fasilitas
yang disediakan.
Hasil
Matriks LQC dapat membuat subproyek yang diperlukan, mis. dalam bidang logistik, kualitas
dan biaya, dan berkontribusi pada daya saing perusahaan. Struktur matriks LQC juga dapat
menjadi kekuatan pendorong untuk memperoleh hasil bisnis dan pengembangan organisasi
yang lebih baik - diimplementasikan sebagai bagian dari operasi.
1. Simplifies 1. Duplication of
coordination between efforts between
functions departments
Dalam hubungan ini, Burns & Stalker mendiskusikan bentuk organisasi mekanis dan
organik yang ditandai dengan fitur berikut:
Figure 2.12
Relations outside 11. Greater importance and 11. Importance and prestige
the organization prestige are attached to are linked to the
knowledge, experience and employees connection and
skills of (local) internal expertise in relation to
nature than to more industrial, technical and
general expertise commercial environments
outside the organization
Joan Woodward secara khusus prihatin dengan pertanyaan tentang bagaimana teknologi
produksi suatu organisasi dapat memengaruhi bentuk organisasi. Teknologi dianggap sebagai
bagian dari lingkungan atau konteks eksternal organisasi sebagai sesuatu yang dipaksa untuk
diadaptasi oleh organisasi. Asumsi ini bermasalah. Sehubungan dengan penelitian yang
dilakukan oleh sejumlah perusahaan industri di berbagai sektor, Woodward mengembangkan
variabel yang disebut kompleksitas teknologi. Ini dapat dibagi menjadi tiga bidang:
1. Produksi unit (satu atau beberapa produk sesuai pesanan khusus, mis. Instrumen
canggih)
Woodward menemukan kontras paling kuat dengan bentuk organisasi ini dalam produksi
massal, yang membutuhkan bentuk organisasi yang sangat formal. Pekerjaan dilakukan oleh
pekerja tidak terampil. Itu rutin dan sering diperiksa sampai ke detail terakhir oleh
suprastruktur administrasi yang komprehensif. Woodward menggambarkan bentuk organisasi
sebagai birokratis: Penekanan pada deskripsi pekerjaan dan posisi, banyak komunikasi
tertulis, rantai komando yang jelas, pemisahan garis dan staf yang kuat dan sangat penting
terlampir
untuk perencanaan. Dia menemukan tiga faktor penyebab konflik penting dalam bentuk
organisasi ini:
1. Menekankan beban dalam produksi fisik antara sistem teknis dan sistem sosial
pekerja,
2. Beban stres antara level yang lebih rendah dan lebih tinggi dalam hierarki manajemen
di mana level yang lebih rendah berorientasi pada masalah produksi langsung
sementara level yang lebih tinggi ditempati dengan masalah jangka panjang,
3. Beban stres antara garis dan staf; antara otoritas pengambilan keputusan dan keahlian.
Woodward menunjukkan bahwa selama produksi unit, bentuk organisasi ditandai oleh
kelompok kerja kecil dengan tanggung jawab independen untuk melakukan pekerjaan.
Mandor memiliki keterampilan teknis yang tinggi dan bekerja erat dengan para pekerja.
Organisasi ini berpusat pada keterampilan yang ada di departemen produksi, dan struktur
administrasi relatif kecil dibandingkan dengan dua jenis teknologi lainnya. Woodward
mencirikan bentuk organisasi ini sebagai organik dalam arti yang sama dengan Burns &
Stalker.
Woodward menemukan kontras paling kuat dengan bentuk organisasi ini dalam produksi
massal, yang membutuhkan bentuk organisasi yang sangat formal. Pekerjaan dilakukan oleh
pekerja tidak terampil. Itu rutin dan sering diperiksa sampai ke detail terakhir oleh
suprastruktur administrasi yang komprehensif. Woodward menggambarkan bentuk organisasi
sebagai birokratis: Penekanan pada deskripsi pekerjaan dan posisi, banyak komunikasi
tertulis, rantai komando yang jelas, pemisahan garis dan staf yang kuat dan sangat penting
terlampiruntuk perencanaan. Dia menemukan tiga faktor penyebab konflik penting dalam
bentuk organisasi ini:
1. Menekankan beban dalam produksi fisik antara sistem teknis dan sistem sosial
pekerja,
3. Beban stres antara garis dan staf; antara otoritas pengambilan keputusan dan
keahlian.
Dalam komentar pada studi Woodward, Mintzberg (1979) menegaskan bahwa manajemen
dalam industri produksi massal menjadi terobsesi dengan kontrol karena mengasumsikan
bahwa pekerja tidak terampil harus diawasi dan ditekan untuk melaksanakan pekerjaan
mereka. Mania kontrol ini mereproduksi dirinya sendiri dari puncak di seluruh organisasi,
menyebabkan konsekuensi yang tidak menguntungkan bagi semua karyawan.
Studi Woodward telah menjadi klasik yang lebih baru dalam teori organisasi, dan telah
mengilhami sejumlah studi tentang hubungan antara sistem teknis bentuk organisasi. Namun,
itu juga telah dikritik tajam pada beberapa poin; telah diklaim bahwa skala kompleksitas
teknologi juga.
Pandangannya terhadap teori administrasi menyatakan bahwa setiap prinsip selalu eksis dan
dapat diterima, tetapi akan menimbulkan kontradiksi antara satu prinsip dengan yang lain.
Simon mencontohkan beberapa hal antara lain: spesialisasi, kesatuan komando, rentang
kendali, pengorganisasian lewat tujuan, proses, klien dan tempat. Pandangan Simon sangat
berpengaruh terhadap pendekatan-pendekatan yang dikembangkan dalam teori administrasi,
dalam bentuk aturan-aturan yang fleksibel dan diakui sebagai bagian yang saling
berhubungan terhadap sistem. Dari pandangan ini selanjutnya dilakukan pendekatan yang
lebih komprehensif pada teori administrasi baik gambaran situasi administrasi, diagnosis dan
penentuan kriteria utama yang menentukan pengembangan teori administrasi. Pandangannya
masih dikembangkan lebih lanjut dan menjadi acuan bagi yang lain, sejak 1965 hingga kini.
Simon menjelaskan proses dalam organisasi terjadi lewat tujuan yang spesifik dan terjadi
secara formal. Dia mengkritik pandangan Fayol yang datar dan Taylor dengan asumsi
economic mannya. Ia mengajukan konsep asumsi administrative man, yaitu orang yang
mengejar kepentingan pribadi tetapi mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat,
mereka menyadari hanya memiliki sedikit alternatif dalam membuat keputusan, dan berharap
akan mendapatkan penyelesaian yang optimal.
Simon menekankan bahwa mudah untuk mengkritik model rasional karena kurangnya
realisme. Masalahnya bukan untuk menemukan poin untuk keberatan dalam model, tetapi
untuk melanjutkan dalam pemahaman tentang apa yang terjadi dalam organisasi ketika
keputusan dibuat. Simon menunjukkan bahwa teori organisasi akan runtuh jika ide
rasionalitas tertentu tidak dipertahankan. Jelas, model klasik rusak, baik ketika kita ingin
meneliti perilaku keputusan, dan ketika kita ingin membuat keputusan dalam praktik.
Masalahnya serius: Bagaimana mungkin merekonstruksi gagasan rasionalitas dan
mengembangkan teori empiris tentang perilaku rasional? Pola perilaku yang menjadi ciri
khas Simon adalah model perilaku yang ia desain dan istilahkan "The Administrative Man"
berbeda dengan "The Economic Man".
Persepsi tim ini dapat diterapkan dalam banyak konteks, mis. tim sepeda di Tour de France, jet
tempur terbang bersama, dan sekawanan angsa juga terbang dalam formasi V15. Fitur umum dari ini
dan perusahaan adalah keinginan untuk struktur dan metode kerja yang efektif dalam hal hasil yang
lebih baik, peningkatan tanggung jawab dan kepuasan kerja, peningkatan kepuasan pelanggan dan
peningkatan komunikasi.
3) Alat apa yang dapat digunakan manajer untuk membentuk dan mengembangkan tim yang
lebih efektif?
Tim lintas fungsi adalah mis. tim operasi di rumah sakit, yang terdiri dari ahli bedah, dokter
pendamping, perawat, ahli anestesi dll. Tim lintas fungsi cenderung mengandung potensi
terbesar untuk inovasi dan pengembangan18. Namun, pada saat yang sama, ada potensi besar
untuk konflik dalam tim lintas fungsional, mungkin karena latar belakang akademis yang
berbeda meningkatkan perbedaan dalam pendekatan untuk masalah yang diberikan.
Secara struktural, tim biasanya terdiri dari manajer tim, yang bukan bagian dari operasi
sehari-hari dan yang fungsinya menyusun dan mungkin mengubah tim, menugaskan tugas,
membantu tim secara berkala, mengevaluasi dan memberikan umpan balik. Manajer tim
biasanya memikul tanggung jawab untuk 3-4 tim.
Selain itu, biasanya akan ada koordinator tim yang merupakan bagian dari tim dan
berpartisipasi secara setara dengan anggota lainnya, sementara bertanggung jawab atas
koordinasi praktis kegiatan dan informasi, pemberitahuan untuk rapat dll. Ada berbagai cara
untuk memilih koordinator tim ; ia dapat dipilih oleh manajer tim, dipilih secara internal di
dalam tim, atau anggota tim dapat mengambil pekerjaan secara bergantian. Dalam beberapa
kasus, manajer tim dan koordinator tim adalah satu orang, yang merupakan bagian dari tim.
Mungkin sulit untuk membuat struktur ini berhasil sebagai manajer aktif secara internal
dalam tim akan dengan mudah bekerja melawan gagasan pengorganisasian tim: Memberikan
otoritas tim berdasarkan tanggung jawab yang didelegasikan dan kompetensi pengambilan
keputusan.
Oleh karena itu, struktur seperti itu mensyaratkan bahwa manajer mampu menyeimbangkan
pendelegasian dan penetapan batas dan arah kerja tetap; tindakan penyeimbangan yang tentu
saja bukan tidak mungkin. Struktur ini biasanya ditemukan dalam tim-tim di mana tingkat
kompetensi sangat rendah dalam kaitannya dengan kerja sama, proses pengambilan
keputusan, dll. Sehingga perlu memiliki manajer yang kuat dan instruktif dalam tim.
Model-model berikut, yang menunjukkan organisasi berbasis tim yang tipikal, didasarkan
pada struktur tipikal, yang mencakup manajer tim eksternal yang unggul dan koordinator tim
internal yang berpartisipasi. Untuk menunjukkan kompleksitas yang mungkin ada di berbagai
tingkat organisasi tim, semua model akan didasarkan pada rumah sakit, dimulai dengan
organisasi tim klasik dan kemudian mendekati struktur dari sudut yang berbeda.
2) Kekuasaan dan kontrol; fokus pada kinerja dan struktur tugas menyebabkan
manajer lebih mudah mendapatkan kekuasaan dan mengendalikan orang lain di
luar struktur dan prinsip normatif.
3) Konteks informal diabaikan; aspek sosial, budaya dan teknis tidak dimasukkan
sebagai penjelasan tentang struktur dan fungsi organisasi.