Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengantar

Anggapan orang selama ini bahwa pelajaran bahasa dan sastra


Indonesia merupakan mata pelajaran yang gampang saja. Bahkan, tidak jarang
siswa-siswa kita menganggap remeh mengenai keberadaan bahasa dan sastra
Indonesia sehingga kerap kali mereka tidak terlalu antusias untuk mendalami
atau menggeluti ilmu bahasa dan sastra Indonesia. Padahal jika dipelajari
lebih mendalam, pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebenarnya cukup
sulit. Buktinya, banyak siswa-siswi kita yang memperoleh nilai yang tidak
bagus pada mata pelajaran ini. Bahkan, banyak siswa yang tidak lulus ujian
nasional lantaran gagal pada ujian bahasa dan sastra Indonesia. Untuk
mengatasi hal tersebut guru tidak perlu kaku dan berpusat pada dirinya
sendiri, tetapi peran dan keberadaan siswa harus dilibatkan. Kenapa kita tidak
mencoba menerapkan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang
berorientasi pada siswa.

Hakikatnya, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah


ditujukan untuk menumbuhkan kepedulian siswa, guru, tata usaha, dan kepala
sekolah terhadap keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai alat
komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa ini. Kepedulian itu pada
gilirannya diharapkan akan meningkatkan sikap positif kita terhadap bahasa
Indonesia dan sastra Indonesia baik sebagai lambang identitas dan
kebanggaan bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, pembangkit rasa
solidaritas kemanusiaan maupun sebagai sarana memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa. Dalam tulisan ini, penulis akan menguraikan secara garis
besar hal-hal yang perlu dilakukan oleh kita semua sebagai pengajar dan
pemerhati masalah pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, guna
menciptakan atau mewujudkan suasana pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang inovatif, kreatif, dan berdaya guna.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Identitas Jurnal

Nama Jurnal : Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya


Volume : 01
Tahun Terbit : 2011
ISSN : 2088-6020
Jumlah Artikel :1

2.2. Ringkasan Jurnal

Upaya untuk meningkatan kualitas pengajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia dapat dilakukan dengan melaksanakan inovasi pembelajaran
termasuk dalam memanfaatkan alat-alat teknologi atau information
communication technology (ICT) School Models. Inovasi Kurikulum inovasi
yang dapat dilakukan terutama pihak yang berkepentingan sebagai pengambil
kebijakan kaitannya dengan kurikulum, adalah sebaiknya :
1. Hilangkan substansi pelajaran yang berulang-ulang.
2. Hilangkan pokok bahasan yang tidak esensial yaitu pokok bahasan
yang sekadar "kosmetik”.
3. Tawarkan ketuntasan belajar.
4. Sediakan materi terapan yang dapat digunakan siswa untuk
meningkatkan mutu kehidupannya.
5. Biasakan pola berbudi pekerti, disiplin, tertib, menerapkan hak asasi
manusia, kewajiban serta kepedulian social.
6. Sajikan kurikulum pilihan yang sesuai dengan kemampuan sumber
daya daerah.

2
Inovasi Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran supaya menarik perhatian siswa dapat juga


dilakukan dengan membawa siswa pada suasana belajar di luar kelas atau di
alam terbuka dengan mengambil objek alam (laut, panta i, sungai, gunung,
perkebunan, pesawahan, dan pedesaan), lingkungan di sekitar sekolah, budaya
(peninggalan sejarah, museum, kesenian, kerajinan), industri, teknologi, dan
sebagainya. Pembelajaran di luar kelas sebaiknya difokuskan pada kegiatan
ekspresi bahasa misalnya membaca karya, menulis karangan, menulis karya
sastra, menulis resensi, menulis hasil wawancara, dan yang lainya. Dalam
proses belajar mengajar semua guru harus memberikan keteladanan kepada
para siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia, baik dalam membimbing
siswa belajar di kelas maupun dalam memeriksa hasil belajar para siswanya.
Begitupun dalam penggunaan bahasa lisan saat berinteraksi di kelas maupun
di luar kelas. Penggunaan bahasa tulis dalam pembuatan tugas-tugas menulis.
Para guru selain memeriksa kebenaran substansi, harus mengoreksi juga
penggunaan bahasa Indonesia para siswanya. Pemberian penilaian harus
mempertimbangkan aspek penggunaan bahasanya. Hal ini berlaku tidak hanya
untuk guru bahasa Indonesia saja tetapi guru bidang studi yang lainnya juga
sama. Untuk mewujudkan inovasi pembelajaran agar peserta didik lebih
kreatif, maka beberapa factor yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Ciptakan rasa percaya diri pada siswa dan kurangi rasa takut.
2. Berikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi
ilmiah secara bebas dan terarah.
3. Libatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.
4. Berikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5. Libatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran secara keseluruhan.

3
Apa yang dikemukakan di atas nampaknya sulit untuk dilakukan.
Namun paling tidak guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang
kondusif, yang mengarah pada situasi di atas, misalnya dengan
mengembanglean modul yang heuristik dan hipotetik.

Inovasi Manajemen

Kelas Dalam menciptakan suasana kelas yang nyaman dan


menyenangkan guru dapat memanfaatkan berbagai media misalnya Tape
Recorder, OHP, LCD, maupun VCD, yang memutar pembacaan puisi, cerpen,
pergelaran drama, atau film yang kental unsur sastranya. Sekali-kali guru juga
dapat mencoba menghadirkan sastrawan lokal atau nasional di kelas untuk
langsung berdiskusi dengan para siswa. Jika ada masalah berkaitan dengan
dana (pengadaan media atau mengundang sastrawan) pihak pengelola sekolah
harus membantunya. Pengelolaan kelas dalam proses belajar mengajar harus
berorientasi pada kebutuhan siswa dan sesuai dengan perkembangan kejiwaan
siswa, sehingga siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana
berkomunikasi yang akan memperkaya wawasan berpikir dan berekspresi.
Sebaiknya guru diberi kebebasan berkreasi mengembangkan bahan ajar yang
inovatif, menarik, menyenangkan, mengasikkan, mencerdaskan, dan
membangkitkan kreativitas siswa.

4
BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

3.1. Kegayutan Antar Elemen


Pada kegayutan antar elemen dalam jurnal, penulis mampu
menyajikan materi secara berurutan dan sistematis. Pada jurnal, penulis
menguraikan materi dari dasar problematika pengajaran bahasa dan sastra
disekolah hingga inovasi dalam pengajaran bahasa dan sastra indonesia .
Kegayutan elemen dalam jurnal memiliki dasar elemen yang benar adanya
dan memiliki beberapa teori yang dapat dibenarkan , karena memang benar
adanya dengan apa yang dijelaskan pada jurnal tersebut dengan adanya
hubungan antar elemen tersebutlah akan tercipta suatu ide.

3.2. Originalitas Temuan


Setiap teori dan konsep yang dipakai dalam penelitian menjelaskan
bahwa ide dan gagasan para peneliti yang begitu cemerlang juga mengadopsi
pemikiran maju untuk menyelamatkan masyarakat dari buta informasi
sehingga tidak diragukan lagi tentang keoriginalitas temuannya. Dalam jurnal
adanya ditemukan suatu inovasi dalam pengajaran bahasa dan sastra indonesia
sehingga dapat menguatkan keoriginalitas temuan pada jurnal tersebut.

3.3. Kemuktahiran Masalah


Penelitian yang dilakukan mengangkat masalah yang terbaru dan akan
selalu dikembangkan pada setiap zamannya. Masalah yang disajikan pada
jurnal tersebut tentang Rendahnya minat siswa untuk mempelajari mata
pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Oleh karena itu , masalah yang diuji
oleh peneliti tersebut muktahir dan terbaru untuk dikaji pada zaman sekarang.

5
3.4. Kohesi dan Koherensi Penelitian
Adapun kohesi dan koherensi dari jurnal tersebut. Yang dimana kohesi
merupakan hubungan anatara bagian dalam teks yang ditandai dengan
penggunaan unsur bahasa. Berdasarkan jurnal yang dikritik bahwa kohesi dari
jurnal tersebut memiliki keterkaitan secara padu sehingga hasil dari penelitian
tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dan pada jurnal juga
tidak ditemukan kalimat yang menyimpang dari gagasan utama ataupun
loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.
Sedangkan koherensi merupakan keterkaitan antara bagian yang satu
dengan lainnyasehinnga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh.
Berdasarkan jurnal yang saya kritik bahwa koherensi dari jurnal tersebut
terdapat kertekaitan yang menjelaskan suatu fakta dan permasalahan dari
Perlunya Inovasi dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis
juga mampu menghubungkan antara paragraf utama dan hubungan yang
disampaikan pada paragraf dan mampu memadupadankan setiap penggunaan
kata-kata dalam paragraf. Dan jurnal tersebut juga bagus karena disertai
dengan hasil data penelitiannya.

6
BAB IV
KELEMAHAN PENELITIAN

4.1. Kegayutan Antar Elemen


Pada kegayutan antar elemen dalam jurnal tidak didapatkan
kelemahannya. Penulis sudah mampu menjabarkan dengan baik hanya saja
dalam jurnal tidak dilampirkan atau tidak dijelaskan meode yang digunakan
dalam jurnal tersebut dan dalam jurnal tersebut pembaca juga tidak dapat
menemukan tujuan dari jurnal. Hal ini menyebabkan pembaca kurang
mengetahui secara jelas mengenai tujuan dan metode yang digunakan dalam
jurnal tersebut.

4.2. Originalitas Temuan


Pada jurnal dapat dilihat kekurangannya yaitu seperti kurangnya
contoh dan terapan dari temuan lain dan tidak adanya penjelasan mengenai
hubungan dengan temuan lain.

4.3. Kemuktahiran Masalah


Dari jurnal tersebut kekurangan masalah yang ada tidak banyak
karena jika banyak permasalahan dalam kemuktahiran pada jurnal maka jurnal
tersebut dapat membingungkan pembaca maka dari itu penjelasan
kemuktahiran masalah yang ada pada jurnal langsung diberikan pemecahan
masalahnya.

4.4. Kohesi dan Koherensi Penelitian


Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada pada
jurnal tersebut hanya sedikit saja kekurangannya seperti kurangnya penjelasan
secara rinci, dengan sedikitnya kekurangan dalam segi kohesi dan koherensi
membuat poin yang menjadi keunggulan dalam jurnal. Maka dari itu bahwa

7
didalam jurnal tersebut tidak banyak terdapat kekurangan yang ditemukan pada
segi kohesi dan koherensinya.

BAB V

IMPLIKASI TERHADAP

5.1. Teori
Dari segi teori yang ada pada jurnal yang dikritik bahwa jurnal sangat
bermanfaat dijadikan sebagai landasan teori ataupun bahan ajar karena pada
jurnal tersebut sudah bagus memaparkan Inovasi dalam Pengajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di Sekolah sehingga kita dapat menarik kesimpulan dan
mengambilnya sebagai bahan teori.

5.2. Program Pembangunan di Indonesia


Dari beberapa penjelasan yang terdapat dalam jurnal tersebut bahwa
hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam usaha
mengatasi siswa-siswi yang memperoleh nilai yang tidak bagus pada mata
pelajaran bahasa indonesia. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di
sekolah ditujukan untuk menumbuhkan kepedulian siswa, guru, tata usaha,
dan kepala sekolah terhadap keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai
alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa ini.

5.3. Pembahasan dan Analisis


Jurnal ini sangat bagus dari segi pembahasan dan analisisnya karena
pada jurnal ini sudah sangat jelas dalam menyajikan materi sehingga dapat
membantu pembaca sebagai mahasiswa dengan jurnal ini pembaca dituntut
untuk lebih mengetahui pembelajaran bahasa dan sastra di indonesia.

8
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Rendahnya mutu atau kualitas pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di sekolah selama ini disebabkan oleh banyak hal, mulai dari
kurikulum, guru, siswa, sarana prasarana, dan pemerintah sebagai pengambil
kebijakan terkait dengan pendidikan. Problem klasik yang selama ini
menggangu semangat belajar siswa seperti keseragaman kurikulum,
pembelajaran yang berpusat pada guru, beban administrasi guru yang tinggi,
dan jumlah siswa dalam satu kelas terlalu besar perlu dicarikan solusi. Karena
selama ini sistem pembelajaran yang diterapkan dari SD sampai perguruan
tinggi bagaikan seperti metamorphosis ulat menjadi kepompong.
Oleh karena itu, guna mewujudkan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang berorientasi pada siswa, maka saatnya kita semua melakukan
inovasi yang terkait dengan pembelajaran, antara lain:
1. Inovasi kurikulum
2. Inovasi pembelajaran, dan
3. Inovasi manajemen kelas.
Dengan dilakukan inovasi terhadap sistem pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia, diharapkan semangat dan gairah guru, siswa, serta semua
stakeholder pendidikan akan bangkit kembali sehingga bahasa dan sastra
Indonesia menjadi salah mata pelajaran prioritas bagi generasi kita yang akan
datang.

6.2. Saran
Adapun kritik dan saran yang dapat disampaikan ke penulis agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini baik dari segi penulisan, materi,
maupun tata bahasa yang disampaikan. Penulis mengharapkan pembaca dapat
mengambil manfaat dari makalah yang telah penulis buat.

Anda mungkin juga menyukai