Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dengan berbagai


indikator kesehatan antara lain kematian perinatal, angka kematian bayi, dan
angka kematian balita. Kematian perinatal merupakan jumlah lahir mati dan
kematian bayi dalam 7 hari pertama dalam hidupnya. Adapun penyebab
kematian perinatal adalah kelainan kongenital, prematuritas, trauma
persalinan, infeksi, gawat janin dan asfiksia neonatorum (Manuaba, 2007).

Persalinan prematur (prematuritas) merupakan persalinan yang


terjadi dalam kurun waktu antara 28 minggu dengan berat janin kurang dari
1000-2499 gram (Marmi, 2011). World Health Organization (WHO) tahun
2012 menyebutkan bahwa kelahiran prematur di dunia mencapai 15 juta
bayi setiap tahunnya dan satu juta bayi meninggal akibat komplikasi
prematuritas. Menurut WHO 17% dari 25 juta persalinan pertahun adalah
bayi prematur dan hampir semua terjadi di Negara berkembang (Dinkes,
2009). Angka kejadian persalinan preterm di Negara berkembang yaitu di
India 30%, Afrika Selatan 15%, Sudan 31% dan Malaysia 10%. Di
Indonesia anga kejadian kelahiran preterm sekitar 19% dan merupakan
penyebab utama kematian perinatal (Kusumawati dkk, 2011).

Data di RSUD Margono Soekarjo menunjukan bahwa, pada tahun


2010 terjadi 60 (4,17%) kasus persalinan preterm dari 1437 persalinan
pervaginam, tahun 2011 terjadi 97 (4,18%) kasus dari 2320 persalinan
pervaginam, tahun 2012 terjadi 249 (7,5%) kasus dari 3319 persalinan dan
pada tahun 2013 terjadi 342 (10,9%) kasus dari 3137 persalinan. Hal ini
berarti kejadian persalinan preterm setiap tahunnya mengalami kenaikan.

Bayi prematur harus dipersiapkan agar dapat mencapai tahapan


tumbuh kembang yang optimal seperti bayi yang lahir cukup bulan sehingga
akan diperoleh kualitas hidup bayi yang lahir prematur secara optimal pula.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan asupan
nutrisi yang mencukupi untuk proses kejar tumbuh pada bayi prematur yang
lebih cepat dari bayi cukup bulan. Asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi
untuk tumbuh kembangnya yaitu ASI eksklusif karena sudah terbukti secara
ilmiah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara penuh selama enam bulan pertama
tanpa pemberian makanan atau minuman lain kepada bayi (Hayati, 2008).

Bayi prematur pada umumnya memerlukan bantuan untuk


kelangsungan hidupnya segera setelah lahir sehingga menyebabkan bayi
berpisah dari ibunya. Dampak dari perpisahan antara ibu dan bayi karena
perawatan yang diberikan pada bayi menyebabkan permasalahan
diskontinuitas (ketidaksinambungan) pemberian ASI. Alternatif cara yang
bisa ditempuh agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu
dengan ASI perah sehingga ibu perlu mengetahui cara memompa dan
menyimpan ASI yang benar agar asupan nutrisi mencukupi untuk proses
tumbuh kembang bayi prematur. ASI perah dapat disimpan dan kemudian
dapat dipersiapkan untuk diberikan pada bayi tanpa harus berpikir untuk
memodifikasinya dengan susu formula (Anonymous, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian Wijayanti, Widjanarko & Ratnaningsih


(2011) dengan judul Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Partus
Prematurus di Rumah Sakit Panti Wilusa Citarun Semarang tahun 2010
didapatkan 1254 persalinan yang datanya lengkap, 1165 (92,9%) ibu
melahirkan pada usia aterm (>37 minggu) dan terdapat 89 (7,1%) ibu
melahirkan prematur.

Ibu membutuhkan bantuan dan informasi yang relevan untuk


memulai peran maternalnya. Pada dua minggu pertama setelah melahirkan
ibu berada pada fase pengenalan, praktik dan restorasi fisik. Informasi atau
bantuan yang dibutuhkan ibu pada fase ini berkaitan dengan perawatan,
pemberian nutrisi pada bayi dan perlekatan dengan bayi. Hal ini berdasarkan
penelitian (Mercer, 1995 dalam Tomey & Alligood, 2010).

Hasil penelitian Welch, et al. (2012), mengungkapkan bahwa status


fisiologis bayi akan lebih stabil pada siklus yang tenang (calming cycle).
Saat interaksi ibu-bayi, periode calming cycle dapat diamati ketika ibu
menggendong bayi, menyusui dan mengganti popok.

Penanganan pemenuhan kebutuhan ASI pada bayi prematur menjadi


penting, agar bayi prematur dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Terkait dengan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk membuat
laporan dengan judul “Diskontinuitas Pemberian ASI pada By. Ny. A
dengan Prematur di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan pengelolaan diskontinuitas pemberian ASI pada By. Ny. A
dengan prematur di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pendekatan pengkajian pada By. Ny. A dengan
prematur di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
b. Mampu menganalisa untuk menentukan masalah keperawatan pada
By. Ny. A dengan prematur di RSUD Margono Soekarjo
Purwokerto.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
untuk mengatasi masalah keperawatan pada By. Ny. A dengan
prematur di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditentukan pada By. Ny. A dengan prematur di
RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan pada By. Ny. A dengan prematur di RSUD Margono
Soekarjo Purwokerto.
f. Mampu menerapkan pola pikir kritis dalam dalam pengelolaan
diskontinuitas pemberian ASI.
g. Mampu membahas kesenjangan yang ditemukan pada pengelolaan
keperawatan diskontinuitas pemberian ASI pada By. Ny. A dengan
prematur.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan perbandingan antara tinjauan teori dengan studi kasus
yang ditemui di lapangan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan asuhan keperawatan
yang telah dipelajari di lembaga pendidikan.
3. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan dan informasi bagi para perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada bayi dengan prematur.
4. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam melakukan keperawatan
pada bayi dengan prematur.
5. Bagi Pasien/klien
Dapat membantu klien dalam memperoleh informasi penting tentang
prematur.

Anda mungkin juga menyukai