Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan dan perkembangan yang cepat baik fisik,
mental, maupun psikologi. Adanya perubahan-perubahan yang menjadi ciri khas
remaja ini menimbulkan berbagai masalah yang kompleks (Killingstone P.,
Cornellis., 2008).
Usia remaja merupakan usia labil, dimana pada saat diri seseorang saat itu
timbul rasa untuk menunjukkan diri bahwa “ini aku”. Sikap meniru pada kalangan
remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami seseorang karena
keadaan jiwa yang masih labil. Artinya jika mereka tidak dapat mengontrol diri
dengan baik dan apabila waktu luang juga tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin, maka perbuatan iseng dan kenakalan lainnya mudah sekali terjadi. Seperti
bolos sekolah di saat jam pelajaran, merokok, narkoba dan minuman keras, dan cara
berpakaian yang berlebihan dan tak pantas yang berujung dapat menimbulkan seks
bebas dan akibatnya banyak remaja menikah muda di usia remaja.
Menurut kasubid penyusunan parameter pengendalian pendudukan BKKBN
Bengkulu, Agus Supardi mengatakan. Masalah program KKB dalam pembangunan
kependudukan masih tinggi angka usia kawin pada remaja pendidikan rendah dari
tahapan keluarga renda khususnya dikabupaten Bengkulu utara. Sementara di kota
Bengkulu, angka usia pernikahan remaja pada pendidikan rendah 18,75 % dari
tahapan keluarga rendah, 11,24 % dari tahapan keluarga sederhana, 1,05 persen dari
tahapan keluarga sejahtera, hal itu diketahui melalui analisa sementara Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
Saat ini untuk menekan jumlah perilaku seks bebas terutama dikalangan remaja
bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga
dibentengi dengan pendamping orang tua dan selektivitas dalam memilih teman,
karena adanya kecendrungan remaja lebih terbuka kepada teman didekatnya
ketimbang orang tua sendiri. Selain itu sudah saatnya di kalangan remaja diberikan
suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi disekolah-sekolah, namun bukan
pendidikan seks vulgar, pendidikan kesehatan dikalangan remaja bukan hanya
memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan
bebas, seperti infeksi menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian anak-anak
remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan perilaku remaja saat kini?
2. Apa saja aspek-aspek perkembangan remaja?
3. Bagaimana karakteristik remaja?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini?
5. Bagaimana cara mengatasi perilaku remaja masa kini?

1
C. Manfaat
Makalah ini dibuat agar remaja bisa lebih mengerti berprilaku berdasarkan
norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Perilaku Remaja Masa Kini
Dewasa ini perkembangan perilaku remaja makin parah saja, itu tidak terlepas
dari pergeseran nilai yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Gambaran sederhana
tampak pada tatacara bergaula dan berpakaian remaja pada umumnya. Fenomena yang
terjadi akhir-akhir ini membuat perilaku remaja perlu dipertanyakan, insiden buruk
dalam dunia pendidikan kembali terjadi. Seorang siswi yang berinisial AU (14) di SMP
17 Pontianak menjadi korban pengeroyokan 12 murid SMA. Terduga pengeroyokan
yang berutal itu berasal dari berbagai SMA di kota Pontianak. Kejadian mengenas ini
sontak viral di media sosial, beberapa warga net mengutuk keras aksi yang dilakukan 12
bocah SMA itu. Mereka menuntut kejelasan hukum kepada para pelaku pengeroyokan
kepa korban, #Justice For Audrey (Keadilan untuk Audrey) bergema hingga jadi
trending topic pertama Indonesia.
Itu baru dari sisi kehidupan remaja kita, masih banyak sisi yang lebih buram
bahkan telah mencapai titik nadir. Betapa sering kit abaca berita utama Koran atau lewat
layar kaca, terjadi tawuran massal antar sekolah. Di Palembang, tawuran antar pelajar
yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, diantaranya adalah SMK PGRI 2,
SMK GAJAH MADA KERTAPATI, dan SMKN 4 (Sumatera ekspres Palembang
23/9/2006/ dalam Budie 2008). Hal ini yang juga sama terjadi di Palu antara siswa SMA
2 dan SMK 3 beberapa tahun yang lalu. Demikian halnya di Tolitoli tahun 2006 terjadi
aksi saling lempar sekolah antara MAN 1 Tolitoli. Ada pula siswa mengkomsumsi sabu-
sabu, ekstasi dan obat-obatan psikotropika lainnya bahkan terlibat dalam pengedaran.
Berdasarkan data yang ada Kementrian Koordinator kesejahteraan Rakyat bahwa pada
tahun 2006 sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia pernah mengkomsumsi narkoba atau
menggunakan obat-obat terlarang. Inilah potret remaja kita yang notabene menjadi
generasi perjuangan bangsa.
Pergeseran perilaku remaja karena adanya norma-norma yang semakin kabur
sehingga remaja melakukan penyimpangan, norma-norma sosial tersebut sama dan
berlaku disetiap daerah di Indonesia umumnya. Namun karena sifatnya abstrak
membuat kebudayaan dan norma-norma tersebut semakin tergerus. Apalagi di era
globalisasi yang semuanya bisa dilihat, dan dicoba. Pergaulan remaja zaman era
milenial memang sangat memprihatikan. Tidak jarang berbagai berita mengenai
kenakalan remaja, geng motor, tawuran dan seks bebas sampai pada penggunaan
NAPZA. Hal ini menunjukkan bahwa pergaulan remaja saat ini sudah tidak sehat lagi,
cara pergaulan remaja yang seperti ini tentu saja menimbulkan dampak negative, selain
memperburuk situasi dan kondisi pergaulan remaja yang sekarang juga dapat
mempengaruhi kualitas hidup generasi anak cucu kita.

3
2.2 Aspek-aspek Perkembangan Remaja
Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda.
Ada tiga aspek perkembangan remaja yang dikemukakan, papalia dan Olds (2001),
yaitu:
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensori
dan keterampilan motoric (Papalia dan Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai
dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan
kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh
kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang
cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin
sempurna meningkatkan kemampuan. (piaget dalam papalia dan Olds, 2001).
2. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami
dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan piaget, remaja
secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan
tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah
mampu membedakan antara hal-hal atau ide-de yang lebih penting disbanding ide
lainnya, lalu mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu
mengelolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan satu ide baru.
3. Perkembangan Kepribadian dan sosial
Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia
dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan
dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan
kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri, yang
dimaksudkan dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik
dengan peran yang penting dalam hidup , atau yang bisa kita sebut pencarian jati diri,
perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya
dibanding orang tua (Conger, 1991; papalia dan Olds, 2001).

4
2.3 Karakteristik Psikologi Remaja

a) secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan yang abstrak
b) Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi,
membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.
c) Sudag mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang kongkrit
dengan yang abstrak.
d) munculnya kemampuan nalar secara ilmia, belajar menguji hipotesis.
e) Memikirkan masa depan, perencanaan dll.
f) Mengalami kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
g) ketidakstabilan emosi
h) Adanya sikap menentang dan menentang orang tua.
i) pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab
permasalahannya.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perliaku remaja masa kini


Ada dua faktor yang mempengaruhi perliaku remaja masa kini yaitu:
1. Faktor Internal
a. Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis
dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa ini di
rasakan sebagai suatu krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara
kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau
perilaku menyimpang.
b. Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencangkup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi
kelamin. Ada suatu teori yang menjelasakan adanya kaitan antara cacat tubuh
dengan kaitan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam
kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat
fisik cendrung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan
tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan
si penderita cenderung berbuat melangggar tatanan hidup bersama sebagai
perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c. Faktor Status dan Perannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat mempingan terhadap hukum yang berlaku,
setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering
kali pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang
diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali
melakukan tindakan penyimpangan hukum karena merasa tertolak dan
terasingkan.

5
2. Faktor Ekstern
a. Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya
disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena
bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sanagt kurang. Kondisi
orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya
kan menyebabkan munculnya perliaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus
kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya
kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang
tua kepada anaknya.
b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola
perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan
tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya,
mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau
normayang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar,
tindakan perkelahian antar anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap
kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini semakin
meningkat kuantitas dan kualitas tindakan penyimpangan di kalangan anak
muda.
c. Kondisi Geografis atau Kondisi fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan
terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-
lebih apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan
pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif
memperebutkan kepetingan ekonomi.
d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintergrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa
mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi
politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya
peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa
remaja yang kemmudian bisa menibulkan tinadakan-tindakan menyimpang.
e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknolgi di berbagia bidang khusunya dalam teknologi
komunikasi dan hiburan anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut
belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya msaih rendah
sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan
norma yang berlaku.

6
2.5 Cara mengatasi perilaku remaja masa kini
a. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun, karena
dengan adanya rasa kasih sayang dari orang tua maka anak merasa diperhatikan dan
dibimbingan dengan kasih sayang itu pula akan mudah mengontrol remaja jika ia
mulai melakukan kenakalan.
b. Pengawasan yang perlu dan itensif terhadap media komunikasi seperti tv,
handphone, internet dll.
c. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini.
d. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih
dan membedakan mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
e. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap
seorang anak akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadap orang
tuanya dia akan bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari
lingkungannya itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan
orang tuanya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Remaja merupakan masa pertumbuhan yang rentan. Pada masa ini, seorang
remaja berada dalam wilayah pencarian jati diri. Di masa inilah remaja membentuk
pribadi dirinya. Karena itulah banyak remaja membentuk perilaku sesuai dengan
perkembangan globalisasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
remaja tersebut diantaranya: faktor internal (faktor kepribadian, faktor kondisi fisik,
faktor status dan pranannya dimasyarakat) dan faktor eksternal ( kondisi lingkungan
keluarga, kontak sosial dari lembaga masyarakat yang kurang baik atau kurang
disintrigasi politik, faktor perubahan sosial budaya yang begitu cepat (revolusi).
Adapun cara mengatasinya yaitu perlunya kasih sayang orang tua, bimbingan dari
sekolah, pengawasan yang intensif dari media sosial, dan bekal bimbingan agama.
B. Saran
Remaja Indonesia adalah salah satu asset penerus bangsa yang harus dijaga dan
diimbangi agar menjadi pribadi yang baik. Karena itu pemerintah, masyarakat dan
juga orang tua harus bekerja sama membimbing remaja untuk berprilaku positif.

8
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai