Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“FASE PENANGANAN BENCANA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen
Bencana

DI SUSUN OLEH :

Kelompok IV

Anggota : 1. Hikmatul Ramadani P07125215050

2. Mega Pusptaningtyas P07125215056

3. Sumi P07125215066

4. Titian Gian Yunita P07125215067

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Fase
Penanganan Bencana” sebagai tugas pada mata kuliah Manajemen Bencana ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Ta’adi,S.Pd.,S.SiT,
M.Kes dan bapak Sutrisno,S.SiT.,M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Bencana serta teman – teman sejawat yang telah membantu dan
membimbing dalam kelancaran penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan. Atas perhatiannya penulis ucapkan banyak terima kasih.

Yogyakarta, 8 September
2016
Penulis,

Kelompok IV
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Tujuan ......................................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Penanggulangan Bencana ............................................................................................ 3


B. Fase Penanganan Bencana ........................................................................................... 4
1. Sebelum Bencana .................................................................................................. 4
2. Saat Bencana ......................................................................................................... 6
3. Pasca bencana ........................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................................ .8

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fase Penanganan Bencana ...................................................................... 4

Gambar 2. Wilayah Rawan Bencana Tsunami ......................................................... 5

Gambar 3. Rambu – Rambu Peringatan .................................................................... 5

Gambar 4. Pelatihan Penanggulangan Bencana ........................................................ 6


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Letak geografis Indonesia yang berada pada tatanan geodinamika aktif


dan kompleks Indonesia menjadikan salah satu negara yang subur, dan sangat
berpotensi sekaligus rawan bencana, antara lain gempa bumi, banjir, tanah
longsor, badai, tsunami, kebakaran hutan dan letusan gunung berapi (volcano).
Secara umum terdapat peristiwa bencana yang terjadi berulang setiap tahun.
Bahkan sekarang ini peristiwa bencana menjadi lebih sering terjadi silih
berganti. Misalnya dari kekeringan, kemudian kebakaran, lalu diikuti banjir.
Keragaman sosial budaya, etnis, agama, kepercayaan, serta kondisi ekonomi
dan politik merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Namun kemajemukan ini
sekaligus berpotensi menjadi sumber bencana apakah sudah dikelola dengan
baik seperti sosial konflik. Pada akhirnya, konflik tersebut menimbulkan
kerusakan dan kerugian material, bahkan korban jiwa, serta mengakibatkan
terjadinya pengungsi besar-besaran dan terganggunya kehidupan sosial
ekonomi masyarakat.
Kondisi tersebut di atas, tidak berbeda dengan negara – negara lain,
Indonesia pun rawan terhadap berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh
teknologi, transportasi, gangguan ekologis, biologis serta kesehatan, termasuk
serangan teroris merupakan ancaman yang sudah terbukti menimbulkan
bencana nasional.
Sementara itu penanggulangan bencana di Indonesia cenderung belum
optimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain paradigma
penanggulangan bencana yang parsial, sektoral dan kurang terpadu serta
bersifat responsif yang masih memusatkan tanggapan pada upaya pemerintah,
sebatas pemberian bantuan fisik, dan dilakukan hanya pada fase kedaruratan
atau tanggap darurat. Sedangkan fase-fase pra dan pasca bencana dikelola
secara optimal.
Penanggulangan bencana merupakan salah satu perwujudan fungsi
pemerintah dalam perlindungan masyarakat. Oleh karenanya masyarakat
mengharapkan pemerintah untuk melaksanakan penanggulangan bencana
sepenuhnya. Dalam paradigma baru, penanggulangan bencana adalah suatu
pekerjaan terpadu yang melibatkan masyarakat dan dunia usaha secara aktif.
Pendekatan yang terpadu semacam ini menuntut koordinasi yang lebih baik di
antara semua pihak, baik dari sektor pemerintah, lembaga-lembaga masyarakat
dan keagamaan, dunia usaha, badan-badan internasional dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian Latar Belakang maka dapat dirumuskan masalah


dalam penelitian ini adalah” Apakah fase penanganan bencana?”

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
a. Untuk mengetahui tentang pengertian penanganan bencana
b. Untuk mengetahui tentang fase penanganan bencana
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penanganan Bencana

Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis serta memerlukan
bantuan luardalam penanganannya.
Penanganan atau penanggulangan Bencana adalah segala upaya dan
kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan sebelum terjadinya bencana serta penyelamatan pada saat
terjadi bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana terjadi.
Secara garis besar, upaya penanggulangan bencana meliputi
kesiapsiagaan dan penanggulangan. Kesiapsiagaan adalah keadaan siap setiap
saat bagi setiap orang, petugas serta institusi pelayanan (termasuk pelayanan
kesehatan) untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi bencana
baik sebelum, sedang, maupun sesudah bencana. Sedangkan
penanggulangan adalah upaya untuk menanggulangi bencana, baik yang
ditimbulkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk dampak kerusuhan
yang meliputi kegiatan pencegahan, penyelamatan, rehabilitasi, dan
rekonstruksi.
B. Fase Penanganan Bencana

Gambar 1. Fase Penanganan Bencana


Penanganan atau penanggulangan bencana meliputi 3 fase yaitu fase
sebelum terjadinya bencana, fase saat terjadinya bencana, dan fase sesudah
kejadian bencana.
1. Sebelum Bencana
Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerugian harta dan
korban manusia yang disebabkan oleh bahaya dan memastikan bahwa
kerugian yang ada juga minimal ketika terjadi bencana. Meliputi kesiap –
siagaan dan mitigasi.
a. Kesiapsiagaan :
Mencakup penyusunan rencana pengembangan sistem peringatan,
pemeliharaan persediaan dan pelatihan personil. Selain itu juga
merangkul langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana
evakuasi untuk daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana
berulang. Langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan
sebelum peristiwa bencana terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan
korban jiwa, gangguan layanan, dan kerusakan saat bencana terjadi.

b. Mitigasi :
Mencakup semua langkah yang diambil untuk mengurangi skala
bencana di masa mendatang, baik efek maupun kondisi rentan
terhadap bahaya itu sendiri. Oleh karena itu kegiatan mitigasi lebih
difokuskan pada bahaya itu sendiri atau unsur-unsur terkena ancaman
tersebut. Mitigasi meliputi beberapa kegiatan, diantaranya :
 menerbitkan peta wilayah rawan bencana.

Gambar 2. Wilayah Rawan Bencana Tsunami


 memasang rambu – rambu peringatan bahaya dan larangan di
wilayah rawan bencana

Gambar 3. Rambu – Rambu Peringatan


 mengembangkan SDA satuan pelaksana
 mengadakan pelatihan penanggulangan bencana kepada warga di
wilayah rawan bencana
Gambar 4. Pelatihan Penanggulangan Bencana
 mengadakan penyuluhan atas upaya peningkatan kewaspadaan
masyarakat di wilayah rawan bencana.
 menyiapkan tempat penampungan sementara di jalur – jalur
evakuasi jika bencana terjadi.
 pembangunan rumah tahan gempa.
 pembuatan irigasi air pada daerah yang kekeringan, dan lain
sebagainya.
2. Saat Bencana (Tanggap darurat)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana yang bertujuan untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan. Meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
maupun harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi dan penyelamatan, serta pemulihan prasarana
dan sarana.
3. Pasca Bencana (Recovery)
Penanggulangan pasca bencana meliputi dua tindakan utama yaitu
rehabilitasi dan rekonstruksi.
a. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pasca bencana dengansasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana.
b. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh
dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pascabencana.
Prinsip dasar upaya penanggulangan bencana dititik beratkan pada
tahap kesiapsiagaan sebelum bencana terjadi. Mengingat bahwa tindakan
preventif (mencegah) lebih baik daripada kuratif (pengobatan atau
penanganan). Bencana alam itu sendiri memang tidak dapat dicegah, namun
dampak buruk akibat bencana dapat kita cegah dengan kesiapsiagaan sebelum
bencana terjadi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penanganan atau penanggulangan bencana adalah segala upaya


dan kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pencegahan,
mitigasi dan kesiapsiagaan sebelum terjadinya bencana serta
penyelamatan pada saat terjadi bencana, rehabilitasi dan
rekonstruksi setelah bencana terjadi.
2. Fase penanganan bencana meliputi 3 fase yaitu
a. Sebelum terjadinya bencana berupa kesiapsiagaan dan
mitigasi.
b. Saat terjadinya bencana berupa kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban.
c. Sesudah kejadian bencana berupa rehabilitasi dan
rekonstruksi.

B. Saran

Bencana bisa terjadi setiap saat dan beberapa diantaranya tidak


bisa terdeteksi dengan tepat secara dini, sehingga diharapkan
pemerintah dan masyarakat selalu dalam keadaan siap siaga sebelum
bencana terjadi sesuai dengan fase penanganan bencana yaitu sebelum
terjadinya bencana, fase saat terjadinya bencana dan fase sesudah .
DAFTAR PUSTAKA

Zaki, Ilham. 2012. Tahap Penanggulangan Bencana Alam. Diunduh pada


http://ilhamf16lzaki30.blogspot.co.id/2012/11/tahap-penanggulangan-
bencana-alam.html.

Donna, Bella. 2011. “Preparedness, Response, and Recovery”. Materi Kuliah.


Diunduh pada http://imeinars.blogspot.co.id/2011/02/penanggulangan-
bencana-sebelum-saat-dan.html.

Anda mungkin juga menyukai