Anda di halaman 1dari 4

Tujuan

Menentukan pengaruh laju alir terhadap waktu retensi dengan pengukuran parasetamol
dan kafein dengan KCKT.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilakukan untuk memodifikasi metode pengujian KCKT pada
penetapan kadar parasetamol dan kafein dalam obat sakit kepala (Lampiran 1).
Parameterkondisi KCKT sebelum modifikasi diberikan pada Tabel 1. Modifikasi dilakukan
terhadap komposisi fase gerak dan laju alir, sedangkan parameter yang lainnya dibuat tetap.
Tabel 1 Parameter kondisi KCKT sebelum modifikasi

Parameter Sebelum optimasi

Kolom Lichocart RP-18 (125 × 4 mm,


5μm)

Detektor UV, 270 nm


Laju alir 1.0 mL/mnt
Loop injector 20 μL
Pelarut dan fase gerak Asetonitril:air(10:90)

Metode RSM digunakan untuk menentukan kondisi optimum penetapan kadar parasetamol dan
kafein dalam tablet sakit kepala dengan 2 faktor sebagai peubah bebas, yaitu konsentrasi
fase gerak (%v/v) dan laju alir (mL/menit).Respons yang diamati adalah waktu retensi (menit)
dan resolusi. Percobaan dirancang dalam bentuk RKP dan level terkode disajikan pada Tabel 2
dan 3.
Tabel 2 Perlakuan terkode penetapan kadar parasetamol dan kafein dalam obat sakit kepala

Perlakuan Perlakuan terkode


-1 0 1
Fase gerak (%) 10 15 20
Laju alir
0.5 1.0 2.5
(mL/menit)

Tabel 3 Rancangan komposit pusat (RKP) dengan 2 peubah bebas


No. Konsentras Laju alir
i (mL/menit)
Fase gerak
(%)
1 10 1.0
2 20 1.0
3 15 0.5
4 15 1.0
5 15 1.0
6 15 1.5
7 15 1.0
8 20 1.5
9 10 0.5
10 10 1.5
11 15 1.0
12 15 1.0
13 20 0.5

Metode tersebut digunakan untuk mengamati pengaruh konsentrasi fase gerak dan laju alir
terhadap waktu retensi dan resolusi dari 2 zat aktif, yaitu parasetamol dan kafein. Untuk
melihat pengaruh tersebut digunakan persamaan regresi Dengan y adalah peubah respons
yang diukur, yaitu waktu retensi parasetamol, waktu retensi kafein, dan resolusi. β adalah
tetapan linear kuadratik, x adalah peubah bebas, yaitu fase gerak dan laju alir, dan ε adalah
sisa.

Preparasi Fase Gerak, Standar, dan Contoh

Pembuatan fase gerak dilakukan dengan cara mencampurkan pelarut asetonitril:air


(sesuai nisbah yang diinginkan, yaitu asetonitril 10, 15, dan 20%). Campuran dihomogenkan
dan disaring dengan membrane filter PTFE (millipore) 0.45 μm lalu dihilangkan gelembungnya.
Untuk pembuatan standar, sebanyak 500 mg standar parasetamol dan 30 mg kafein ditimbang
saksama, dilarutkan dalam fase gerak dengan komposisi terpilih hingga 50 mL (A). Labu takar
10 mL disiapkan kemudian dipipet 1.0 mL larutan A dimasukkan ke dalam labu tersebut dan
ditera dengan pelarut. Dipipet 1.0 mL lagi ke dalam labu takar 10 mL, diperoleh larutan
parasetamol 100 ppm dan kafein 6 ppm. Sebanyak 10 buah tablet ditimbang dan ditentukan
nilai rerata bobotnya kemudian digerus hingga halus dan tercampur homogen. Ditimbang
setara bobot 1 tablet (digunakan bobot rerata 10 tablet) kemudian dimasukkan ke dalam labu
takar 100 mL dan dilarutkan dengan fase gerak komposisi terpilih (larutan B). Contoh diberi
perlakuan seperti standar, yakni pengenceran 100 kali. Konsentrasi larutan contoh parasetamol
100 ppm dan kafein 6 ppm.

Hasil dan Pembahasan

Modifikasi kondisi pengujian KCKT dilakukan dengan mengubah konsentrasi fase gerak
dan laju alir untuk menentukan kondisi optimum dan efisiensi waktu pengujian. Optimasi dapat
dilihat dari banyak kriteria seperti selektivitas, resolusi, ketangguhan, dan efisiensi. Menurut
Andrade et al. (2008), beberapa parameter yang dapat memengaruhi kriteria tersebut ialah
fase diam, suhu, komposisi fase gerak, dan tipe organik fase gerak. Modifikasi dalam penelitian
ini menggunakan fase gerak campuran air dan pelarut organik asetonitril yang memiliki
viskositas rendah sehingga diharapkan tidak menyebabkan tekanan yang tinggi di dalam
kolom. Di awal penelitian, dilakukan usulan perubahan kolom dari LichoCART (RP-18125×
4mm, 5μm) menjadi kolom yang lebih pendek X-Terra (RP 18100 × 3.9mm, 5μm), namun
setelah simulasi ternyata kolom pendek X-Terra tidak memberikan resolusi yang baik pada laju
alir di atas 0.5 mL/menit dan memiliki tekanan yang tinggi. Karena itu, perubahan kolom tidak
dilakukan

Tabel 4 Rancangan komposit pusat dan respons percobaan

Level terkode RKP


Faktor Respons
Fase gerak Laju alir Wr PCT Wr KAF
R
(%) (mL/menit) (menit) (menit)
10 1.0 3.463 9.156 13.2
20 1.0 1.756 2.246 3.5
15 0.5 4.480 7.570 9.5
15 1.0 2.100 3.310 6.6
15 1.0 2.116 3.330 6.7
15 1.5 1.531 2.574 6.9
15 1.0 2.117 3.334 6.7
20 1.5 1.202 1.534 2.9
10 0.5 6.256 15.355 16.7
10 1.5 2.124 5.163 12.7
15 1.0 2.120 3.340 6.7
15 1.0 2.123 3.346 6.7
20 0.5 3.446 4.406 4.1
Keterangan:

Wr PCT = waktu retensi parasetamol

Wr KAF= waktu retensi kafein

R = resolusi

Dari Tabel 4 diketahui bahwa perubahan peubah konsentrasi fase gerak dan laju alir
berpengaruh terhadap respons waktu retensi dan resolusi. Waktu retensi tersingkat dengan
resolusi terkecil diperoleh pada konsentrasi asetonitril 20% dengan laju alir 1.5 mL/menit,
sedangkan waktu retensi terlama dan resolusi terbesar diperoleh pada konsentrasi 10% dan
laju alir 0.5 mL/menit. Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi pelarut organic dalam fase
gerak, sifat kepolaran berkurang sehingga zat aktif parasetamol dan kafein berikatan lebih lama
dengan fase gerak dan waktu retensinya lebih lama. Sementara laju alir mempengaruhi
kecepatan fase gerak melewati kolom, semakin cepat laju alir, waktu retensi akan semakin
pendek.

Simpulan
Pengukuran parasetamol dan kafein dengan KCKT menunjukkan laju alir berpengaruh
terhadap waktu retensi. Semakin cepat laju alir, waktu retensinya semakin pendek.

Daftar Pustaka

Andrade A, Dievart P, Dagaut P. 2009. Improve optimization of polycylic aromatic hydrocarbon


(PAHs) mixtures resolution in reversed phase high performance liquid chromathography by
using factorial design and response surface methodology. France: CNRSICARE IC, Avenua de la
Recherche Scientifique.

Pratiwi HE. 2011. Optimasi kondisi pengujian kromatografi cair kinerja tinggi pada penetapan
kadar bahan aktif obat sakit kepala [SKRIPSI]. Bogor (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai