Puji Utomo1, Erwin Novian Zein2, Abdul Halil Wilayah Indonesia dikepung oleh
Mubaraq Mursidi3, Agung Wahyu Utomo4,
Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia,
Lutfi Afipah Oktorin5
1
Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, dan Lempeng Pasifik. Wilayah Indonesia juga
UGM merupakan jalur rangkaian gunung api aktif
email: puji.utomo@ugm.ac.id di dunia atau seringkali disebut The Pasific
2
Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik,
UGM
Ring of Fire (Cincin Api Pasifik). Kondisi ini
email: novianbusiness@gmail.com memaksa sebagian besar wilayah Indonesia
3
Diploma Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, UGM rawan terhadap bencana. Berdasarkan data
email: mubaraq.mursidi@yahoo.com Badan Nasional Penanggulangan Bencana
4
Diploma Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, UGM
email: agunk_kadil@yahoo.co.id (BNPB) tahun 2014, jumlah kejadian bencana
5
Diploma Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, UGM dari bulan Januari hingga Juni tahun 2014
email: lutfiafifah92@gmail.com tercatat 864 kejadian bencana dengan 338
jiwa meninggal dan hilang, serta 1.697.523
Abstract
jiwa menderita dan mengungsi.
Various regions in Indonesia are
often had a natural disaster. Ironically Penanganan pasca bencana sejauh ini
handling of post-disaster still seem indolent masih terkesan lamban dan tidak siap
and not ready especially fullfill requirement khususnya dalam memenuhi kebutuhan
of shelters. Orientation of the above problem,
hunian bagi pengungsi. Banyak pengungsi
we have an innovations arise to make shelters
with various of design concept, include : yang terlantar dan kurang nyaman. Tenda
shelters that can harvest the rain water, darurat memang menjadi solusi paling mudah
earthquake resistant, eco friendly materials, dan murah. Akan tetapi, banyak dari mereka
get implementing smart technology system as yang lebih memilih untuk tinggal di lokasi
a puzzle and implement the dynamic wall lain karena tempat pengungsian yang kurang
system. The main materials used in our
memadai dan tiadanya privasi bagi keluarga
innovation is bamboo with the economic, low
cost and sustainable when it compared to yang bernaung.
wood or aother materials. Pemerintah sebenarnya telah membuat
Same with implementing of other alternatif solusi dengan dibangunnya hunian
building work, temporary shelter that we
sementara (huntara). Pembangunan huntara
construct need standart tools equipment
builders. This activity is divided in two types sejauh ini masih memiliki beberapa
of work, there’s fabrication site and kelemahan seperti: huntara masih terkesan
construction site. On the implementation seadanya dan kurang nyaman, kurang praktis
phase, we can starting from a literature karena diperlukan waktu yang cukup lama
search and discussion, survey tools and dalam pembangunan, mahalnya biaya
materials, permitting laboratories and make a produksi, dan banyak pengungsi berpindah ke
shop drawing. After that, we can make the
tempat lain yang lebih layak sehingga banyak
temporary shelters from the procurement of
equipment and materials, work columns, huntara yang mangkrak tak terawat.
beams, sloof, the walls and floor plate work, Keberadaan material bambu di
trust and roof work, finishing, construction
Indonesia sangatlah berlimpah ruah.
phase and packaging. This product
innovation is also equipped with a guide book Pertumbuhan bambu yang cepat, hanya
for constructed, so our expectation is the sekitar 3 sampai 5 tahun menjadikan bambu
sebagai sumber daya yang berkelanjutan, jika
1
dibandingkan dengan material kayu. Potensi sudah tersedia di bengkel sehingga tidak perlu
ini dapat dimanfaatkan dalam pembangunan membeli lagi.
huntara. Material bambu yang mudah
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
didapatkan dan biaya murah sangat
secara bertahap dalam 6 tahapan, di
mendukung pembangunan huntara, sehingga
antaranya:
diharapkan mendorong adanya konsep
stockpile untuk tiap daerah rawan bencana. 1. Survei dan persiapan
Bambu juga merupakan bahan ramah Dalam tahap ini ada beberapa
lingkungan karena sangat efisien dalam kegiatan yang dilakukan diantaranya
menyerap karbon dioksida (CO2) dan survei lokasi pembangunan huntara yang
mengurangi efek rumah kaca. sudah ada, persiapan alat dan bahan, studi
Timbul inovasi kami untuk literatur, diskusi, dan konsultasi ke dosen
menawarkan jalan keluar atau solusi yaitu pembimbing.
sebuah terobosan baru huntara dengan 2. Pembuatan gambar kerja
branding Gadjah Mada Bamboo Shelter
(Gambooster). “Gambooster” ini merupakan Pada tahap ini dilakukan pembuatan
huntara yang telah didesain sedemikian rupa rancangan desain secara lengkap dalam
dengan menerapkan konsep smart technology bentuk dokumen kontrak kerja selama
melalui sistem puzzle dan mengusung potensi program ini berlangsung.
bambu lokal sebagai bahan ramah 3. Pembuatan produk huntara
lingkungan. Melalui inovasi kami, diharapkan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan
kebutuhan hunian saat rekonstruksi pasca
huntara mulai dari pekerjaan kolom,
bencana dapat berjalan dengan cepat.
balok, dan sloof; pekerjaan dinding;
2. METODE
pekerjaan lantai; pekerjaan kuda-kuda
dan atap; pekerjaan finishing;
Pelaksanaan program ini dilakukan pengemasan dalam bentuk kotak; dan
selama 5 bulan dari bulan Februari hingga perangkaian dari masing-masing
Juli bertempat di Bengkel Kerja milik Andi komponen sehingga menjadi satu
Ardianto – mahasiswa Teknik Arsitektur kesatuan bangunan huntara.
UGM 2010 – di Dusun Dalangan Kecamatan
4. Pembuatan buku panduan
Minggir Kabupaten Sleman baik dalam tahap
pembuatan komponen (fabrication site) Pembuatan buku panduan untuk
maupun dalam perangkaian (construction merangkai huntara ini sebenarnya sudah
site).
dari awal. Tahap ini hanya bertujuan
untuk mencetak buku yang telah selesai
Bahan yang digunakan dalam
disusun.
pembuatan huntara ini antara lain : bambu
petung, bambu apus, mur baut, ring baut, plat 5. Publikasi dan sosialisasi
besi, atap plastik, talang karpet, kayu usuk Selanjutnya akan dilakukan
4/6, papan kayu tebal 6 mm, dan dinding sosialisasi ke masyarakat, pihak instansi
anyaman bambu.
Sama seperti pelaksanaan pemerintah maupun swasta sekaligus
pekerjaan bangunan yang lainnya, alat-alat melakukan publikasi ke berbagai media
yang diperlukan antara lain : alat-alat tukang ( massa online maupun offline dan
palu, meteran, gergaji, pahat, kikir, dan lain konferensi atau jurnal ilmiah.
sebaggainya) tangga, bor, kunci mur baut, dan
lain sebagainya. Seluruh alat yang digunakan 6. Evaluasi dan pelaporan
2
Evaluasi dilakukan untuk Pembuatan dokumen gambar kerja
meningkatkan keberlanjutan pembuatan dilakukan oleh tim divisi grafis untuk
produk berikutnya serat dilakukan mempermudah dalam proses pembuatan
pelaporan dari hasil kegiatan program ini. huntara sebagaimana yang ditunjukkan
pada Gambar 1. Dokumen gambar kerja
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mencangkup berbagai hal seperti: desain
Setelah 5 bulan program ini berjalan rancangan, gambar tampak, gambar detail,
maka didapatkan berbagai hasil yang analisis struktur, metode pelaksanaan,
memuaskan sebagaimana yang dijelaskan dan anggaran biaya.
berikut ini:
1. Survei dan persiapan
Dalam tahap survei dan persiapan,
program ini berjalan lancar dengan
diperoleh beberapa hasil diantaranya:
a. Survei huntara yang sudah ada paska
meletusnya Gunung Merapi tahun
2011 di Dusun Dukuh Magelang
didapatkan bahwa pembangunan
huntara masih terkesan seadanya,
Gambar 1. Halaman sampul dokumen
pembangunan yang kurang praktis,
gambar kerja
tidak adanya konsep keberlanjutan,
dan mahalnya biaya produksi. 3. Pembuatan produk huntara
Pembuatan huntara dibagi dalam tiga
b. Berdasarkan survei bahan diperoleh
tahap, yaitu: pembuatan komponen puzzle,
bahan yang murah tanpa mengurangi
perangkaian komponen, dan pengemasan.
kualitas produk Huntara, diantaranya:
Dalam pembuatan komponen puzzle,
bambu diperoleh di daerah Godean,
meliputi: komponen struktural, atap,
bahan sambungan diperoleh di Toko
lantai, dinding, jendela, dan pintu.
Aneka Baut daerah Dongkelan,
Masing-masing komponen puzzle
Bantul, dan bahan lainnya diperoleh
dirangkai menjadi satu kesatuan dari
di beberapa toko bangunan di daerah
mulai pekerjaan stuktural meliputi: balok,
Minggir.
kolom, dan kuda-kuda; pekerjaan atap;
c. Konsultasi dengan dosen dilakukan pekerjaan dinding; pekerjaan lantai; dan
secara rutin untuk memantau jalannya pekerjaan finishing meliputi: pintu dan
program dan memberikan evaluasi jendela. Hasil perangkaian dari masing-
terhadap kinerja yang sudah masing komponen dapat dilihat pada
dijalankan. Gambar 2.
d. Diskusi antar anggota dilakukan
secara rutin seminggu atau dua
minggu sekali terutama dalam
pembagian tugas melalui beberapa
divisi, diantaranya: divisi produksi,
divisi grafis, divisi kerumahtanggaan,
dan divisi humas.
2. Dokumen gambar kerja
3
pembangunan huntara dapat segera
dilaksanakan secara cepat.
Tabel 3. Spesifikasi komponen puzzle di
dalam kotak
Jenis Deskripsi/Spesifikasi
No.
komponen komponen
Berupa bilah bambu petung
dengan ukuran panjang 1,5
1. Struktural m dan lebar 8 cm diberi
lubang dengan diameter 8
Gambar 2. Hasil perangkaian huntara
mm setiap 20 cm.
(Dok. pribadi)
Berupa bahan dari plastik
Tahap berikutnya dilakukan 2. Atap dengan panjang 1,5 m dan
pengemasan menggunakan kotak/box lebar 80 cm.
berukuran 1,6 x 1,1 x 0,6 (dalam meter) Berupa anyaman bambu
dengan label produk GAMBOOSTER dengan 4 tipe berdasarkan
sebagai media pengemasan sekaligus ukuran diantaranya: 1,5 x
3. Dinding
penyimpanan komponen puzzle yang 1,0; 1,4 x 0,8; 1,2 x 1,0; dan
telah dibuat sebelumnya sebagaimana 1,2 x 0,8 (dalam satuan
ditunjukkan pada Gambar 3. meter)
Berupa galar bambu petung
dengan ukuran panjang 1,5
4. Lantai m dan lebarnya disesuaikan
dengan diameter bambu
petung yang digunakan.
Berupa pintu dari anyaman
5. Pintu bambu dengan sistem geser
yang disertai kunci gembok.
Berupa anyaman bambu
6. Jendela dengan sistem kantilever
(bukaan dari bawah)
Berupa mur baut dengan
diameter 8 mm dan panjang
Gambar 3. Kotak/box produk
bervariasi tergantung
GAMBOOSTER (Dok. pribadi) 7. Sambungan
ketebalan lapisan bambu
Dalam kotak berisi seluruh diantaranya: 7 cm, 12 cm,
komponen puzzle yang digunakan dalam dan 15 cm.
merangkai satu unit bangunan huntara
GAMBOOSTER sebagaimana yang
dijelaskan dalam Tabel 3 di bawah ini. 4. Buku panduan
Pembuatan buku panduan dilakukan
Masing-masing komponen disusun
oleh tim divisi grafis untuk memudahkan
sedemikian rupa di dalam kotak, lalu
korban bencana nantinya dalam
ketika terjadi bencana dapat segera
merangkai komponen puzzle menjadi
didistribusikan ke lokasi pengungsian
suatu unit huntara secara mandiri dan
menggunakan truk atau sejenisnya.
gotong royong (lihat pada Gambar 4).
Sehingga diharapkan proses
Buku panduan berisi berbagai hal seperti:
gambar desain, keunggulan, material
4
bahan, komponen struktur utama, metode konsep puzzle, hanya saja silahkan
perangkaian, dan metode pengemasan. disempurnakan lagi sebelum benar-benar
mau diproduksi secara massal.
5
waktu yang dibutuhkan dalam merangkai
satu unit huntara dengan jumlah orang
tertentu.
5. REFERENSI