kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani. Dllc. Bidang pendidikanPenyalah
. Namun di sisi lain, seperti dapat kita amati dalam kehidupan, penerapan, dan
pemanfaatan Ipteks itu juga telah membawa dampak negatif atau membawa
laknat dalam bentuk munculnya masalah lingkungan, seperti pencemaran,
kekeringan, banjir, tanah longsor, dan kenaikan suhu udara global.Oleh karena
itu, kita sebagai umat manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan kehati-
hatian dalam menerapkan dan memanfaatkan Ipteks, yakni yang sesuai dengan
asas-asas keserasian, keseimbangan, maupun kelestarian. Dengan demikian,
kehidupan di bumi ini akan tetap berjalan secara seimbang dan lestari.C.
PROBLEMATIKA PEMANFAATAN IPTEKS DIINDONESIAPerkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat
memprihatinkan dibanding Negara-nehara Eropa dan Amerika Serikat bahkan
pula di Negara-negara Asia misalnya Jepang dan China. Hal ini disebabkan oleh
:1. Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan
global. Hal ini ditunjukkan dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam
lapaoran UNDP
tahun 2001 menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada
urutan ke-60 dari 72 negara.2. Rendahnya kontribusi Ipteks nasional di sektor
produksi. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya
produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor.3.
Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek yang menjembatani interaksi
antara kapasitas penyedia Iptek dengan kebutuhan pengguna, Masalah ini dapat
dilihat dari belum tertatanya infrastruktur Iptek, antara lain institusi yang
mengolah dan menerjemahkan hasil pengembangan Iptek menjadi preskripsi
teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi.4. Lemahnya
sinergi kebijakan Iptek, sehingga kegiatan Iptek belum sanggup memberikan
hasil yang signifikan.5. Masih terbatasnya sumber daya Iptek, yang tercermin
dari rendahnya kualitas SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang Iptek. Rasio
tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000
penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7.6. Belum
berkembangnya budaya Iptek di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara
umum masih belum mencerminkan nilai-nilai Iptek yang mempunyai penalaran
objektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum
berkembang ke arah yang lebih suka menciptakan daripada sekedar memakai,
lebih suka membuat dari sekadar membeli, serta lebih suka belajar dan
berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada.7. Belum
optimalnya peran Iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup.
Kemajuan Iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal
tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen
dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup.8. Masih lemahnya peran
Iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam. Wilayah
Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan
bencana. Banyaknya korban akibat bencana alam merupakan indikator bahwa
pembangunan Indonesia belum berwawasan bencana. Kemampuan Iptek
nasional belum optimal dalam memberiakn antisipasi dan solusi strategis
terhadap berbagai permasalahan bencana alam, seperti pemanasan global,
anomali iklim, kebakaran hutan, banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami