Anda di halaman 1dari 4

HAKEKAT DAN MAKNA SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA

Berdasarkan kajian filsafat ilmu, istilah Iptek (ilmu, pengetahuan,


teknologi) juga sering dibedakan secara terpisah atau sendiri-sendiri, karena masing-
masing ketiga istilah itu dianggap memiliki bobot keilmiahan yang berbeda-
beda.Menurut pengertian ini, pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna
dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang
normal, sekolah atu tidak sekolah, sudah pasti dianggap memiliki pengetahuan.
Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena dua hal :·
1. Pertama : Manusia mempunyai bahasa yang dapat mengomunikasikan
informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut;·
2. Kedua : Manusia mempunyai kamampuan berpikir menurut suatu alur pikir
tertentu yang merupakan kemampuan menalar. Penalaran merupakan
suatu proses berpikir menurut suatu proses berpikir dalam menarik
kesimpulan yang berupa pengetahuan.Pengetahuan yang sifatnya acak
perlu ditingkatkan lagi derajat atau bobot keilmiahannya sehingga berubah
menjadi ilmu. Dengan demikian pengetahuan yang bersifat acak serta
terbuka itu dengan melalui proses yang cukup panjang, dapat
diorganisasikan dan disusun menjadi bidang-bidang ilmu.
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dengan menggunakan kekuatan pemikiran, di mana pengetahuan tersebut
selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Berpijak
dari pengertian ini, maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok
sebagai berikut:· Berisi pengetahuan (knowledge).· Tersusun secara
sistematis.· Menggunakan penalaran.· Dapat dikontrol secara kritis oleh
orang lainSedangkan berbicara masalah teknologi, dimana istilah teknologi
sendiri sebenarnya sudah mengandung pengertian sains dan teknik atau
engineering, sebab produk-produk teknologi tidaklah mungkin ada tanpa
didasari adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan
praktis dari sains. Pada titik inilah kita berbicara tentang seni. Seni berasal
dari bahasa Latin, yaitu ars yang berarti kemahiran. Secara etimologis, seni
(art) diformulasikan sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang atau
mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam,
yaitu sebagai hasil campur tangan (sentuhan) manusia.
Seni merupakan ekpresi jiwa seseorang yang hasil ekspresi tersebut
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni dan keindahan yang tercipta
merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Dengan seni, cipta dan karya
manusia, termasuk teknologi, di dalamnya mendapat sentuhan keindahan atau
estetika.B. DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEKS PADA KEHIDUPANDampak langsung
dari kemajuan Ipteks adalah kemudahan-kemudahan dalam beraktifitas. Memang
Ipteks diciptakan dengan tujuan untuk memberikan berbagai kemudahan dan
memperingan beban pekerjaan manusia yang tadinya sangat melelahkan menjadi
ringan. Namun, dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, dapat mengakibatkan masyarakat semakin terbuai, karena mereka hampir tak
sadar bahwa ternyata dirinya telah berada dalam situasi pola hidup konsumtif,
hedonistik, dan materialistik.Dampak negatif lain akibat penyalahgunaan ipteks pada
kehidupan dibeberapa bidang diantaranya :a. Bidang informasi dan
komunikasiDisamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan
teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:1).
Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)2). Penggunaan
informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah
gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.b. Bidang sosial dan budayaKemajuan
teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya seperti:Kemerosotan moral
di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan
kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai
keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi

kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani. Dllc. Bidang pendidikanPenyalah

gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak


kriminal. Dlld. Bidang Kesehatan Keberhasilan mengatasi penyakit,.terutama
penyakit menular, menyebabkan angka kematian (mortalitas)
menurun,sehingga populasi penduduk terus meningkat. Akibatnya manusia
lanjut usia yaitu manusiayang usianya lebih dari 60 tahun dan disebut
lansia,makin hari makin banyak juga.Di satu sisi, Ipteks secara positif telah
mendatangkan rahmat, dalam arti dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia. Oleh karena itu, ada pihak yang menyatakan bahwa Ipteks menjadi

tulang punggung kesejahteraan

. Namun di sisi lain, seperti dapat kita amati dalam kehidupan, penerapan, dan
pemanfaatan Ipteks itu juga telah membawa dampak negatif atau membawa
laknat dalam bentuk munculnya masalah lingkungan, seperti pencemaran,
kekeringan, banjir, tanah longsor, dan kenaikan suhu udara global.Oleh karena
itu, kita sebagai umat manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan kehati-
hatian dalam menerapkan dan memanfaatkan Ipteks, yakni yang sesuai dengan
asas-asas keserasian, keseimbangan, maupun kelestarian. Dengan demikian,
kehidupan di bumi ini akan tetap berjalan secara seimbang dan lestari.C.
PROBLEMATIKA PEMANFAATAN IPTEKS DIINDONESIAPerkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat
memprihatinkan dibanding Negara-nehara Eropa dan Amerika Serikat bahkan
pula di Negara-negara Asia misalnya Jepang dan China. Hal ini disebabkan oleh
:1. Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan
global. Hal ini ditunjukkan dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam
lapaoran UNDP

tahun 2001 menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada
urutan ke-60 dari 72 negara.2. Rendahnya kontribusi Ipteks nasional di sektor
produksi. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya
produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor.3.
Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek yang menjembatani interaksi
antara kapasitas penyedia Iptek dengan kebutuhan pengguna, Masalah ini dapat
dilihat dari belum tertatanya infrastruktur Iptek, antara lain institusi yang
mengolah dan menerjemahkan hasil pengembangan Iptek menjadi preskripsi
teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi.4. Lemahnya
sinergi kebijakan Iptek, sehingga kegiatan Iptek belum sanggup memberikan
hasil yang signifikan.5. Masih terbatasnya sumber daya Iptek, yang tercermin
dari rendahnya kualitas SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang Iptek. Rasio
tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000
penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7.6. Belum
berkembangnya budaya Iptek di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara
umum masih belum mencerminkan nilai-nilai Iptek yang mempunyai penalaran
objektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum
berkembang ke arah yang lebih suka menciptakan daripada sekedar memakai,
lebih suka membuat dari sekadar membeli, serta lebih suka belajar dan
berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada.7. Belum
optimalnya peran Iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup.
Kemajuan Iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal
tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen
dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup.8. Masih lemahnya peran
Iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam. Wilayah
Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan
bencana. Banyaknya korban akibat bencana alam merupakan indikator bahwa
pembangunan Indonesia belum berwawasan bencana. Kemampuan Iptek
nasional belum optimal dalam memberiakn antisipasi dan solusi strategis
terhadap berbagai permasalahan bencana alam, seperti pemanasan global,
anomali iklim, kebakaran hutan, banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami

Anda mungkin juga menyukai