ABSTRAK
Pembangunan perkerasan jalan, trotoar, lahan parkir, dan area terbuka pada wilayah perkotaan dan
pemukiman saat ini, secara umum menggunakan perkerasan yang kedap air, menyebabkan
berkurangnya ruang terbuka hijau yang berdampak pada berkurangnya daerah resapan air.
Penerapan konsep beton non-pasir yang diaplikasikan dalam bentuk paving block dengan agregat
abu batu pecah, merupakan alternatif yang ramah lingkungan, penggunaannya diharapkan dapat
meresapkan limpasan air di permukaan dan sekaligus menambah cadangan air tanah. Penelitian
dilakukan dengan metode eksperimen. Agregat abu batu pecah yang digunakan asal Awang
Bangkal berukuran 5-10 mm. Pengujian yang dilakukan berupa uji kuat tekan dan kemampuan
porous terhadap benda uji variasi campuran (1:4), (1:6), (1:8), (1:10) dengan FAS 0,4.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui campuran 1 (semen) : 4 (agregat abu batu pecah)
merupakan campuran paling ideal untuk diaplikasikan dalam bentuk Eco-Pavement (Paving Block
Beton Permeabel) dengan kuat tekan sebesar 5,312 MPa, tingkat penyerapan air sebesar 4,250%,
kecepatan air sebesar 8,501 cm/dt, dan persentase lolos air sebesar 91,96%. Kuat tekan beton
tersebut masih kurang dari kuat tekan minimum yang disyaratkan oleh SNI 03-0691-1996 yaitu
sebesar 8,5 MPa maka beton ini dapat digunakan sebagai beton non-struktural seperti trotoar,
paving block, maupun jalan di area taman.
Kata Kunci: paving block; beton non-pasir; ramah lingkungan; abu batu pecah; awang bangkal