Anda di halaman 1dari 6

ECO-PAVEMENT: PAVING BLOCK BETON NON-PASIR PERMEABEL

DENGAN AGREGAT ABU BATU PECAH SEBAGAI PERKERASAN


LAPISAN TANAH RAMAH LINGKUNGAN

Hari Nukta Ramadani1, Rahmandani2, Syari Salju Sofyan 3


1, 2, 3
Mahasiswa Prodi (S-1) Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
Jalan Adhyaksa No. 2, Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123
E-mail: harinukta@gmail.com / +6285332581740

ABSTRAK

Pembangunan perkerasan jalan, trotoar, lahan parkir, dan area terbuka pada wilayah perkotaan dan
pemukiman saat ini, secara umum menggunakan perkerasan yang kedap air, menyebabkan
berkurangnya ruang terbuka hijau yang berdampak pada berkurangnya daerah resapan air.
Penerapan konsep beton non-pasir yang diaplikasikan dalam bentuk paving block dengan agregat
abu batu pecah, merupakan alternatif yang ramah lingkungan, penggunaannya diharapkan dapat
meresapkan limpasan air di permukaan dan sekaligus menambah cadangan air tanah. Penelitian
dilakukan dengan metode eksperimen. Agregat abu batu pecah yang digunakan asal Awang
Bangkal berukuran 5-10 mm. Pengujian yang dilakukan berupa uji kuat tekan dan kemampuan
porous terhadap benda uji variasi campuran (1:4), (1:6), (1:8), (1:10) dengan FAS 0,4.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui campuran 1 (semen) : 4 (agregat abu batu pecah)
merupakan campuran paling ideal untuk diaplikasikan dalam bentuk Eco-Pavement (Paving Block
Beton Permeabel) dengan kuat tekan sebesar 5,312 MPa, tingkat penyerapan air sebesar 4,250%,
kecepatan air sebesar 8,501 cm/dt, dan persentase lolos air sebesar 91,96%. Kuat tekan beton
tersebut masih kurang dari kuat tekan minimum yang disyaratkan oleh SNI 03-0691-1996 yaitu
sebesar 8,5 MPa maka beton ini dapat digunakan sebagai beton non-struktural seperti trotoar,
paving block, maupun jalan di area taman.

Kata Kunci: paving block; beton non-pasir; ramah lingkungan; abu batu pecah; awang bangkal

PENDAHULUAN halus. Dengan tidak adanya agregat halus


Pembangunan perkerasan jalan, mengakibatkan beton memiliki lubang-
trotoar, lahan parkir, dan area terbuka lubang pori yang dapat dilalui oleh air.
pada wilayah perkotaan dan pemukiman Kadar rongga beton non-pasir berkisar
saat ini, umumnya menggunakan antara 12% - 25%. Beton non-pasir
perkerasan lentur dan perkerasan kaku diharapkan memiliki porositas yang
yang kedap air, menyebabkan tinggi dan permeabilitas yang baik,
berkurangnya ruang terbuka hijau yang sehingga dapat digunakan untuk
berdampak pada berkurangnya daerah menyerap limpasan air di permukaan dan
resapan air. Ketika terjadi hujan akan sekaligus menambah cadangan air tanah
mengakibatkan waktu berkumpulnya air (Trisnoyuwono, 2014).
menjadi jauh lebih pendek, sehingga Konsep beton non pasir dinilai
akumulasi air hujan yang terkumpul cocok jika diterapkan dalam bentuk
melampaui kapasitas drainase yang ada, paving block beton permeabel dengan
dan pada akhirnya mengakibatkan banjir menggunakan agregat abu batu pecah
atau limpasan permukaan. sebagai perkerasan lapisan tanah ramah
Beton non-pasir dapat menjadi lingkungan serta bernilai ekonomis. Abu
solusi alternatif untuk permasalahan batu pecah dapat dikatakan sebagai
tersebut. Beton non-pasir merupakan limbah atau bahan hasil sampingan
beton yang tidak menggunakan atau dalam industri pemecahan batu
hanya menggunakan sedikit agregat menggunakan stone crusher yang
jumlahnya tidak sedikit. Salah satu membantu peresapan air lebih baik
daerah penghasil terbesar abu batu pecah dimana lahan permukaan peresapan air
di Kalimantan Selatan terdapat di desa ke dalam tanah menjadi lebih luas.
Awang Bangkal, Kecamatan Karang
Intan, Kabupaten Banjar. Ketersediaan Komposisi Beton Non-Pasir
abu batu pecah pada daerah tersebut Material yang digunakan dalam
berlimpah karena masih kurang proses pembuatan beton non-pasir
dimanfaatkan secara optimal. Saat ini adalah:
abu batu pecah kurang bernilai ekonomi 1. Agregat Kasar
karena pemakaian dalam industri Agregat Kasar adalah agregat
konstruksi sangat sedikit. dengan ukuran butir lebih besar
dari 5 mm. Agregat kasar yang
TINJAUAN PUSTAKA digunakan pada penelitian ini
Definisi Beton Non-Pasir adalah abu batu pecah. Abu batu
Beton non pasir (no-fines concrete) pecah adalah agregat buatan yang
ialah bentuk inovasi dari jenis beton merupakan limbah dari proses
normal yang diperoleh dengan cara pengolahan batu pecah dengan
menghilangkan bagian halus agregat Stone Crusher, dengan ukuran
pada pembuatan beton. Beton non-pasir yang berkisar antara 5 – 10 mm.
dapat dikenal dengan berbagai istilah 2. Semen
seperti beton porous, no-fines concrete, Semen adalah senyawa yang jika
permeconcrete, dan previous concrete. bercampur dengan air akan
Tidak adanya agregat halus dalam menghasilkan senyawa yang
campuran menghasilkan suatu sistem bersifat mengikat. Fungsi semen
berupa keseragaman rongga yang ialah untuk mengikat butir-butir
terdistribusi di dalam massa beton, serta agregat hingga membentuk suatu
berkurangnya berat jenis beton. Rongga massa padat (SK SNI S-04-
ini juga mengakibatkan berkurangnya 1989F).
kepadatan dari beton serta berkurangnya 3. Air
jumlah luasan yang perlu diselimuti oleh Fungsi air pada campuran beton
pasta semen, sehingga berdampak adalah untuk membantu reaksi
langsung terhadap porsi semen dalam kimia semen portland dan sebagai
campuran dan mampu menghemat biaya bahan pelicin antara semen dengan
konstruksi. Kadar pori beton non pasir agregat agar mudah dikerjakan.
berkisar antara 13-28% untuk rasio Air diperlukan pada adukan beton
semen-agregat 1:4 dan 1:6 (Harber, karena berpengaruh pada sifat
2005). Beton porous yang dibuat dengan pengerjaan beton (workability)
menghilangkan agregat halus (pasir) (Tjokrodimuljo, 2007).
mampu meloloskan air dengan baik
(Prasetya Adi, 2013). Definisi Paving Block
Kuat tekan tertinggi beton non Bata beton (paving block) adalah
pasir sebesar 9,05 Mpa pada rasio semen- suatu komposisi bahan bangunan yang
agregat 1:3, kuat tekan beton masih dibuat dari campuran semen portland
kurang dari 10 Mpa maka beton non atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,
pasir dapat dimanfaatkan sebagai beton air dan agregat dengan atau tanpa bahan
non-struktural seperti trotoar, Paving tambahan lainnya yang tidak mengurangi
Block, dan jalan di area taman (Alkhaly, mutu bata beton itu (SNI 03-0691-1996).
2013).
Menurut Trisnoyuwono (2014), Kegunaan dan Keuntungan Paving
Salah satu keuntungan yang didapatkan Block
dengan menggunakan beton non-pasir Keberadaan paving block bisa
sebagai perkerasan ialah mengurangi menggantikan aspal dan pelat beton,
potensi banjir, penanganan air hujan dengan banyak keuntungan yang
dimilikinya. Adapun beberapa pecah dan semen, guna mendapatkan
keuntungan yang dimiliki paving block komposisi bahan pembuatan paving
antara lain: block yang tepat dan memenuhi syarat
1. Dapat diproduksi secara massal. mutu SNI 03-0691-1996 ditinjau dari
2. Perbandingan harganya lebih kuat tekan dan kemampuan porousnya
rendah dibandingkan dengan jenis pada umur 28 hari.
perkerasan lainnya. Sampel dalam penelitian ini adalah
3. Pemasangannya cukup mudah dan beton silinder dengan rasio perbandingan
biaya perawatannya pun murah. volume antara abu batu pecah dan semen
sebesar (1:4), (1:6), (1:8), dan (1:10).
Kuat Tekan Beton Faktor air semen yang digunakan
Kekuatan tekan adalah berdasarkan penelitian yang telah
kemampuan beton untuk menerima gaya dilakukan oleh Darwis (2017), dimana
tekan per satuan luas. Kuat tekan beton faktor air semen atau porsi air terhadap
mengidentifikasikan mutu dari sebuah semen yang optimal adalah sebesar 0,4.
struktur. Kekuatan tekan beton dihitung Benda uji dibuat dengan cetakan silinder
dengan rumus: 15 x 30 cm. Jumlah benda uji yang
diperlukan sebagai sampel untuk setiap
𝑷 rasio adalah 3 (buah) untuk pengujian
f’c = ............................. (2.1)
𝑨 kuat tekan dan 3 (buah) untuk pengujian
kemampuan porous.
Dimana, Alat-alat yang digunakan pada
f’c = Kuat tekan beton (MPa); penelitian ini adalah timbangan, saringan
A = Luas permukaan sampel (mm2); standar, bak air, gelas ukur 100 ml, alat
P = Beban tekan (N); uji slump, mesin uji tekan beton, dan
peralatan lainnya yang berada di
Absorbsi (Penyerapan Air) laboratorium. Bahan yang digunakan
Absorbsi adalah kemampuan suatu adalah semen portland (Tipe I), abu batu
bahan untuk menyerap air. Nilai absorbsi pecah 5-10 mm (asal Awang Bangkal,
sangat berkaitan dengan berat jenis Kalimantan Selatan) dan air bersih.
maupun porositas suatu bahan. Besarnya Tahapan pelaksanaan dalam
absorbsi pada beton dihitung penelitian ini terdiri dari: tahap
menggunakan rumus: pemeriksanaan dan pengujian bahan,
tahap perencanaan campuran beton,
𝑴𝒃−𝑴𝒌 tahap pembuatan benda uji, tahap
A= ................... (2.2)
𝑴𝒃 perawatan benda uji, tahap pengujian
benda uji. Adapun jenis pemeriksaan
Dimana, material antara lain, Berat Jenis Semen
A = Absorbsi (%); Portland, Konsistensi Normal dari Semen
Mb = Massa sampel dalam keadaan Hidrolis, Waktu Pengikatan dari Semen
jenuh air (gram); Hidrolis, Berat Volume Semen, Berat
Mk = Massa sampel dalam keadaan Volume Agregat Kasar, Analisa Saringan
kering oven (gram). Agregat Kasar, Kadar Air Agregat Kasar,
Analisa Specific Gravity dan Absorpstion
METODE PENELITIAN Agregat Kasar, serta Uji Abrasi.
Jenis penelitian ini ialah penelitian Pengujian benda uji yang dilakukan
eksperimen. Penelitian dilakukan untuk meliputi: pengujian kuat tekan (SNI 03-
menyelidiki hasil karakteristik pengujian 0691-1996), uji penyerapan air
Eco-Pavement: paving block beton (persamaan 2.1), uji kecepatan air, dan
permeabel dengan konsep beton non- uji persentase lolos air. Tahapan
pasir yang beragregat abu batu pecah, penelitian tersebut sesuai dengan
dari setiap perlakuan yaitu berupa variasi diagram alir pada Gambar 1.
rasio perbandingan volume abu batu
Tabel 2. Hasil Uji Semen (Semen
Mulai portland Tipe I)
Pengujian Hasil Keterangan
Studi Pustaka Berat Jenis 3,16 Sesuai ASTM
Konsistensi 26% Tercapai
Persiapan Normal
Berat Volume 1130 Kg/m3

Pemeriksaan dan Pengujian Bahan


Proporsi Campuran Beton
Perencanaan Campuran
Tabel 3. Job Mix Design beton silinder
Agregat
Pembuatan Benda Uji Rasio Semen
Air (Kg) Kasar
Pc : Ak (Kg)
(Kg)
Perawatan Benda Uji 1:4 2,7238 6,8095 27,2382
1:6 1,8158 4,5397 27,2382
1:8 1,3618 3,4047 27,2382
Pengujian Benda Uji: 1 : 10 1,0895 2,7238 27,2382
1. Uji Kuat Tekan
2. Uji Kemampuan Porous
Faktor Air Semen (FAS) untuk campuran
beton digunakan FAS 0,40.
Perhitungan dan Analisis Data
Hasil Uji Kuat Tekan
Uji kuat tekan beton dilakukan
Kesimpulan dan Saran sehari sebelum benda uji mencapai umur
uji yang telah ditentukan yaitu pada
umur 28 hari, benda uji dikeluarkan dari
Selesai
bak air dan dikeringkan hingga kondisi
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian jenuh kering permukaan (SSD). Hasil
pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Material Tabel 4. Hasil Uji Kuat Tekan
Rasio (Pc : Ak)
Tabel 1. Hasil Uji Agregat Kasar Sampel 1 : 4 1 : 6 1 : 8 1 : 10
(Abu batu pecah asal (MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
Awang Bangkal)
1 5,733 4,924 3,656 3,690
Pengujian Hasil Keterangan 2 4,815 4,735 4,255 3,885
Berat Jenis 2,72 Sesuai SNI 3 5,387 4,872 4,134 3,431
SSD Rata-rata 5,312 4,844 4,015 3,669
Kadar Air 0,25% Sesuai SNI
Analisa Zona I Ukuran maks.
Saringan 10 mm
Keausan 37,5% Sesuai PBI
Agregat dan SNI
Kadar 0,625% Sesuai SNI
Lumpur
Berat Isi 1490 Kg/m3 Agregat Berat
Agregat
Absorpsi 0,88% Sesuai SNI
Gambar 2. Grafik Uji Kuat Tekan
Dari Tabel 4 dan Gambar 2 dapat Tabel 7. Hasil Uji Persentase Lolos Air
diketahui bahwa sampel 1:4 memiliki Rasio (Pc : Ak)
nilai kuat tekan terbesar dan sampel 1:10 Sampel 1 : 4 1 : 6 1 : 8 1 : 10
terkecil. Hal ini berbanding lurus dengan (%) (%) (%) (%)
jumlah semen pada campuran, semakin
1 94,68 94,66 93,22 92,43
banyak semen maka kuat tekan akan
2 87,54 91,55 96,88 92,27
semakin besar, begitupun sebaliknya.
3 91,67 92,67 88,89 94,43
Hasil Uji Kemampuan Porous Rata-rata 91,96 92,96 93,00 93,05

Tabel 5. Hasil Uji Penyerapan Air


Rasio (Pc : Ak)
Sampel 1 : 4 1 : 6 1 : 8 1 : 10
(%) (%) (%) (%)
1 4,032 4,213 3,874 3,235
2 3,797 3,768 3,463 3,868
3 4,920 4,696 4,054 3,541
Rata-rata 4,250 3,892 3,797 3,548
Gambar 5. Grafik Uji Persentase Lolos
Air

Dari Tabel 5 dan Gambar 3 dapat


diketahui bahwa sampel 1:4 memiliki
tingkat penyerapan air paling tinggi yaitu
sebesar 4,25% dan sampel 1:10 terendah
yaitu sebesar 3,548%.
Secara umum dari Tabel 5 s.d. 7
maupun Gambar 3 s.d. 5, menunjukkan
Gambar 3. Grafik Uji Penyerapan Air bahwa sampel 1:10 memiliki tingkat
kemampuan porous terbaik, dimana
penyerapan hanya sebesar 3,548%,
Tabel 6. Hasil Uji Kecepatan Air kecepatan air sebesar 8,779 cm/dt, dan
Rasio (Pc : Ak) persentase lolos air sebesar 93,05%.
Sampel 1 : 4 1 : 6 1 : 8 1 : 10 Sehingga apabila ingin mendapatkan
cm/dt cm/dt cm/dt cm/dt perkerasan non pasir yang dapat
meneruskan air ke dalam tanah secara
1 8,124 9,255 8,655 8,434 maksimal yaitu dengan menggunakan
2 8,545 8,463 8,711 8,272 variasi sampel 1:10.
3 8,833 8,187 8,899 9,631 Sedangkan jika ditinjau dari kuat
Rata-rata 8,501 8,635 8,755 8,779 tekan, maka didapat sampel yang
memiliki kuat tekan tertinggi adalah
sampel 1:4. Tetapi sampel 1:4 terdapat
kelemahan dari segi kemampuan porous
karena memiliki nilai terendah.
Jika dibandingkan antara sampel
1:4 dan 1:10, keduanya sama-sama
memiliki keunggulan dan kelemahan,
akan tetapi jika ditinjau dari segi
pemanfaatan sampel 1:4 lebih
memungkinkan untuk diterapkan
Gambar 4. Grafik Uji Kecepatan Air mengingat nilai kuat tekannya yang lebih
optimal dan kemampuan porousnya yang
tidak terlalu jauh dibanding variasi REFERENSI
sampel yang lain. Adi, P. 2013. Kajian Jenis Agregat dan
Maka jika ditinjau sekaligus dari Proporsi Campuran Terhadap
kuat tekan dan porositas, sampel 1:4 Kuat Tekan Daya Tembus Beton
merupakan campuran paling ideal untuk Porous. Jurnal Teknik. 3 (2).
diaplikasikan dalam bentuk Eco- Yogyakarta Oktober, 2013. 100-
Pavement: paving block beton non-pasir 106.
permeabel, yang kemudian diharapkan Alkhaly, Y.R dan Nazar, M. 2013. Beton
dapat menjadi alternatif lapisan Non-Pasir dengan Agregat
perkerasan tanah yang ramah lingkungan Cangkang Kelapa Sawit. Teras
karena kemampuannya yang dapat Jurnal. 3 (1). Aceh Maret, 2013.
meresapkan air ke dalam tanah. 76-83.
Darwis, Zulmahdi, et al. 2017. Beton
PENUTUP Non-Pasir dengan Penggunaan
Berdasarkan penelitian yang telah Agregat Lokal Dari Merak. Jurnal
dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu Fondasi. 6 (1). 101-112.
jika ditinjau secara sekaligus dari kuat Harber, P. 2005. Applicability of No-
tekan dan kemampuan porous maka Fines Concrete as a Road
campuran 1 (semen) : 4 (agregat abu batu Pavement, Dissertation towards
pecah) merupakan campuran paling ideal the Degree of Bachelor of
untuk diaplikasikan dalam bentuk Eco- Engineering, Faculty of
Pavement (Paving Block Beton Engineering and Surveying,
Permeabel) dengan kuat tekan sebesar University of Southern
5,31 Mpa, tingkat penyerapan air sebesar Queensland, Australia.
4,25%, kecepatan air sebesar 8,501 Standar Nasional Indonesia (SNI 03-
cm/dt, dan persentase lolos air sebesar 0691-1996). Bata Beton (Paving
91,96%, serta pemanfaatan material yang block).
lebih ekonomis. Kuat tekan beton Tjokrodimuljo, K. 2007. Serba-Serbi
tersebut masih kurang dari kuat tekan Beton Non-Pasir (Hasil Penelitian
minimum yang disyaratkan oleh SNI 03- Di Laboratorium dan Uji Coba Di
0691-1996 yaitu sebesar 8,5 Mpa maka Lapangan). JTSL-FT UGM.
beton ini dapat digunakan sebagai beton Yogyakarta.
non-struktural seperti trotoar, paving Trisnoyuwono, Diarto. 2014. Beton Non-
block, maupun jalan di area taman yang Pasir. Penerbit: Graha Ilmu.
ramah lingkungan karena Yogyakarta.
kemampuannya yang dapat meresapkan
air ke dalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai