Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kromatografi lapis tipis dua dimensi merupakan salah satu metode yang

dapat memungkinkan pemakaian fase diam yang lebih luas, untuk memisahkan

campuran yang mengandung banyak komponen. Selain itu dua system pelarut

yang sangat berbeda dapat dipakai secara berurutan pada campuran tertentu. Jadi

memungkinkan pemisahan campuran yang mengandung komponen yang

kepolarannya sangat berbeda (Gandjar, 2007 : 86).

KLT 2 arah atau 2 dimensi ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi

sampel ketika komponen-komponen solute mempunyai karakteristik kimia yang

hamper sama, karenanya nilai Rf juga hamper sama sebagaimana dalam asam-

asam amino. Selain itu 2 sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan

secara berurutan sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit

yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda (Ibnu, 2008 : 45).

Zat identifikasi oleh 2D-TLC juga sering dilakukan dalam penyelidikan

phytopharmaceuticals, yang biasanya memiliki komposisi yang kompleks. Dari

sudut pandang logis 2D-KLT menggunakan pelarut yang sama dalam dua arah

harus system yang terbaik. Namun ini tidak biasanya menyebabkan informasi

tambahan, karena semua zat akan berbaring pada diagona. Metode 2D-KLT hanya

akan menarik jika reaksi telah terjadi antara dua eluen, dan penyimpangan dari

garis diagonal dapat diamati setelah elusi kedua (Hahn, 2007 : 57).

Multieluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang berbeda yang

memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan tingkat polaritas yang

berbeda (Ibnu, 2008 : 45).


Dalam multieluen setelah pengembang tunggal menaik kromatogram

diangkat dari chamber dan dikeringkan, biasanya 5-10 menit. Kromatogram

tersebut kemudian dielusi lagi dalam eluen segar dari pelarut yang sama dalam

arah yang sama untuk jarak yang sama. Proses ini yang dapat diulang berkali-kali,

meningkatkan resolusi komponen dengan nilai Rf dibawah 0,5. Beberapa

pengembang dilakukan dengan pelarut yang berbeda dalam arah yang sama,

masing-masing yang menjalankan jarak yang sama atau berbeda atau disebut elusi

bertahap. Sebuah fase kurang polar dapat digunakan pertama, diikuti oleh fase

yang lebih polar atau sebaliknya. Pemindahan material non polar kebagian atas

lapisan meninggalkan zat terlarut polar terganggu darimana dia berasal. Setelah

kering zat terlarut polar dipisahkan oleh pengembang dengan eluen (Wall, 2005 :

94).

Dalam hal untuk mendapatkan resolusi yang baik penting untuk memilih

dua campuran pelarut yang berbeda meskipun dengan kekuatan pelarut yang sama

ini cukup sulit tetapi penting (Wall, 2005 : 96).

Keberhasilan pemisahan akan tergantung pada kemampuan untuk

memodifikasi selektivitas eluen kedua dibandingkan dengan selektivitas dari

eluen pertama (Wall, 2005 : 97).

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

Adapun maksud percobaan ini adalah mengetahui dan memahami proses

pengujian tunggal tidaknya suatu isolat menggunakan KLT dua dimensi dan

multieluen

2. Tujuan Percobaan

Menentukan proses pengujian tunggal tidaknya suatu isolat menggunakan

KLT dua dimensi dan multieluen .


C. Prinsip Percobaan

KLT dua dimensi didasarkan pada proses elusi yang bertujuan untuk

memperpanjang jarak lintasan noda untuk memperoleh senyawa tunggal.

KLT multieluen menggunakan eluen yang berbeda pada tingkat

kepolarannya (3 atau lebih).

DAFTAR PUSTAKA

Hanh-deinstrop, elke (2007). Applied thin-layer chromatography, best

practiceand avoidanceof mistakes.second, revised and enlarge edition.

Jerman: WILEY-VCH

Gandjar, I. G., dan rohman, A (2007). Kimia farmasi analisis. Cetakan II.

Yogyakarta: pustaka pelajar.

Ibnu gholib gandjar, abdul rahman. 2008 Kimia farmasi analisis. Yogyakarta :

Pustaka pelajar .

Wall, peter E. (2005) Thin-layer chromatography, A modern practical approach.

UK: RS.C7.

Anda mungkin juga menyukai