Berilah nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk seriap
kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar.
Secara sederhana pemilihan prioritas masalah dengan teknik kriteria matriks ini dapat
digambarkan dalam tabel di bawah ini.
No Masalah I T R Jumlah
P S RI DU SB PB PC IxTxR
1 A 1 4 2 3 4 3 1 3 2 1728
2 B 2 3 4 1 5 2 4 2 1 1920
3 C 4 2 5 2 3 1 3 1 4 2880
Ada beberapa metode lain yang dapat dipergunakan untuk menentukan
prioritas masalah kesehatan yaitu metode matematik, metode delbecq, metode delphi
dan metode estimasi beban kerugian akibat sakit (disease burden).
1. Metode Matematika
Metode ini dikenal juga sebagai metode PAHO (Pan American Health
Organization, karena digunakan dan dikembangkan di wilayah Amerika Latin.
Metode ini mempergunakan: (a) Luasnya masalah (magnitude), (b) Beratnya
kerugian yang timbul (Severity), (c) Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi
masalah kesehatan tersebut (vulnerability), (d) Kepedulian/dukungan politis
dan dukungan masyarakat (community and political concern), (e)
Ketersediaan (affordability) untuk menentukan prioritas masalah kesehatan di
suatu wilayah.
a. Magnitude
Magnitude masalah menunjukkan berapa banyak penduduk yang
terkena masalah atau penyakit tersebut. Ini ditunjukkan oleh angka
prevalensi atau insidensi penyakit. Makin luas atau banyak penduduk
terkena atau semakin tinggi prevalen, maka semakin tinggi prioritas
yang diberikan pada penyakit tersebut
b. Severity
Severity adalah besar kerugian yang ditimbulkan. Pada masa lalu yang
dipakai sebagai ukuran severity adalah Case Fatality Rate (CFR)
masing-masing penyakit. Sekarang severity tersebut bisa juga dilihat
dari jumlah disability days atau disability years atau disesase burden
yang ditimbulkan oleh penyakit bersangkutan. HIV/AIDS misalnya
akan mendapat nilai skor tinggi dalam skala prioritas yaitu dari sudut
pandang severity ini.
c. Vulnerability
Vulnerability menunjukan sejauh mana tersedia teknologi atau obat
yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Tersedianya vaksin
cacar yang sangat efektif misalnya, merupakan alasan kuat kenapa
penyakit cacar mendapat prioritas tinggi pada masa lalu. Sebaliknya
dari segi vulnerability penyakit HIV/AIDS mempunyai nilai prioritas
rendah karena sampai sekarang belum ditemukan teknologi
pencegahan maupun pengobatannya. Vulnerability juga bisa dinilai
dari tersedianya infrastruktur untuk melaksanakan program seperti
misalnya ketersediaan tenaga dan peralatan.
d. Affordability
Affordability menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Bagi
negara majumasalah dana tidak merupakan masalah akan tetapi di
negara berkembang seringkali pembiayaan program kesehatan
tergantung pada bantuan luar negeri. Kadang kala ada donor yang
mengkhususkan diri untuk menunjang program kesehatan atau
penyakit tertentu katakanlah program gizi, HIV/AIDS dan lainnya.
Dalam penerapannya, masing-masing kriteria diberi skor dengan nilai ordinal,
misalnya angka 1 menyatakan terendah dan angka 5 menyatakan nilai
tertinggi. Pemberian skor ini dilakukan oleh panel expert yang memahami
masalah kesehatan dalam forum curah pendapar. Setelah diberi skor, masing-
masing penyakit dihitung nilai skor akhirnya dengan mengalikan antara nilai
skor masing-masing kriteria untuk penyakit tersebut. Perkalian ini dilakukan
agar perbedaan nilai skor akhir antara masalah menjadi sangat kontras,
sehingga terhindar keraguan manakala perbedaan skor tersebut terlalu tipis.
Contoh simulasi untuk perhitungan menggunakan metode ini dijelaskan
sebagai berikut.
Dari tabel ini didapatkan angka skor tertinggi adalah 216 maka
penyakit TB Paru menjadi prioritas 1 dan angka 144 penyakit malaria
mendapat prioritas masalah kesehatan nomor 2 dan begitu seterusnya.
Ada beberapa kelemahan dan kritikan terhadap metode tersebut.
Pertama penentuan nilai skor sebetulnya didasarkan pada penilaian kualitatif
atau keilmuan oleh para pakar yang bisa saja tidak objektif, kedua masih
kurang spesifiknya kriteria penetuan pakar tersebut. Kelebihan cara ini adalah
mudah dilakukan dan bisa dilakukan dalam tempo relatif cepat. Disamping itu
dengan metode ini beberapa kriteria penting sekaligus bisa dimasukkan dalam
pertimbangan penentuan prioritas
2. Metode Delbecq
Metode Delbecq adalah metode kualitatif dimana prioritas masalah
penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panel expert. Caranya sekelompok
pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan
prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing penyakit
tersebut. Dalam penentuan prioritas masalah kesehatan di suatu wilayah pada
dasarnya kelompok pakar melalui langkah-langkah:
(1) penetapan kriteria yang disepakati bersama oleh para pakar,
(2) memberi bobot masalah,
(3) menentukan skoring
(4) menuliskan urutan prioritas masalah dalam kertas tertutup dan melakukan
semacam perhitungan suara
(5) hasil perhitungan disampaikan kembali kepada para pakar dan setelah itu
dilakukan penilaian ulang oleh para expert dengan cara yang sama.
Diharapkan dalam pehitungan ulang ini akan terjadi kesamaan/ konvergensi
pendapat, sehingga akhirnya diperoleh suatu konsensus tentang penyakit atau
masalah mana yang perlu diprioritaskan.
Jadi, metode ini sebetulnya adalah suatu mekanisme untuk mencapai
suatu konsensus tentang penyakit atau masalah mana yang perlu
diprioritaskan. Jadi metode ini sebetulnya suatu mekanisme untuk mencapai
suatu konsensus.
Kelemahan cara ini adalah sifatnya yang lebih kualitatif dibandingkan
dengan metode matematik. Juga dipertanyakan kriteria penentuan pakar untuk
terlibat dalam penilaian tertutup tersebut. Kelebihannya adalah mudah dan
dapat dilakukan dengan cepat penilaian prioritas secara tertutup dilakukan
untuk memberi kebebasan kepada masing-masing pakar untuk member nilai,
tanpa terpengaruh oleh hirarki hubungan yang mungkin ada antara para pakar
tersebut.
Contoh metode delbecq dapat dituangkan dalam matriks dibawah ini:
3. Metode Delphie
Metode delphie mirip dengan metode delbecq. Dalam metode Delphi
sejumlah pakar melakukan diskusi terbuka dan mendalam tentang masalah
yang dihadapi dan masing-masing mengajukan pendapatnya tentang masalah
yang perlu diberikan prioritas. Diskusi berlanjut sampai akhirnya dicapai suatu
kesepakatan (konsensus) tentang masalah kesehatan yang menjadi prioritas.
Kelemahan cara ini adalah waktunya yang relatif lebih lama dibandungkan
metode delbecq serrta kemungkinan pakar yang dominan mempengaruhi pakar
yang tidak dominan. Kelebihan metode ini adalah memungkinkan telahaan
yang mendalam oleh masing-masing pakar yang terlibat.