Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION KEAMANAN PANGAN PADA


MAKANAN JAJANAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN
PERILAKU JAJAN SISWA KELAS V DI
SD NEGERI 2 SUKORAME
KOTA KEDIRI

Oleh :

NAVYTA LAYUNG SARI


NIM : 1521A0030

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2017
ABSTRAK

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION KEAMANAN PANGAN PADA MAKANAN


JAJANAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN
PERILAKU JAJAN SISWA KELAS V DI
SD NEGERI 2 SUKORAME
KOTA KEDIRI

(Giving Health Education Food Safety On Snack To


Knowledge And Snack Behavior Of Fifth Grade
Student In Sukorame 2 Elementary School
Kediri)

Navyta Layung Sari1, Nurwijayanti2, Amarin Yudhana2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
2
Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) memberikan peranan yang cukup penting
dalam memberikan asupan energi dan gizi bagi anak-anak kelompok usia sekolah, akan
tetapi tingkat keamanan pangan jajanan anak sekolah sangat memprihatinkan.
Kurangnya perhatian terhadap hal ini sering mengakibatkan dampak seperti gangguan
kesehatan pada konsumennya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
pemberian health education keamanan pangan pada makanan jajanan terhadap
pengetahuan dan perilaku jajan siswa kelas V di SD Negeri 2 Sukorame Kota Kediri.
Penelitian ini menggunakan metode pra experimental dengan rancangan One Group
Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V
yang berjumlah 74 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 siswa. Teknik
sampling yang digunakan adalah proportional random sampling. Pengumpulan data
menggunakan lembar kuesioner dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian sebelum
pemberian health education diperoleh sebagian besar responden memiliki pengetahuan
cukup sebanyak 32 responden (50,8 %) dan sebagian besar responden memiliki
perilaku kurang aman sebanyak 54 responden (85,7%). Sesudah pemberian health
education diperoleh sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 51
responden (81%) dan sebagian besar responden memiliki perilaku kurang aman
sebanyak 51 responden (81%). Hasil analisis uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh
pengetahuan sebelum health education dengan pengetahuan sesudah health education
dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05 dan tidak ada pengaruh perilaku sebelum health
education dengan perilaku setelah health education dengan nilai signifikasi 0,564 >
0,05. Health education mempunyai peran yang cukup penting dalam meningkatkan
pengetahuan yang akan berpengaruh kepada perilaku kesehatan.

Kata Kunci : Health Education, Pengetahuan, Perilaku, Makanan Jajanan


ABSTRACT

Snacks of school children (PJAS) giving a important role in providing energy and
nutrition for school age children, but level of food safety school children is very
apprehensive. Lack of attention causing impact like health problem on consumers. The
purpose of this research is to know the effect of giving health education food safety on
snack to knowledge and snack behavior of fifth grade student in Sukorame 2
Elementary School Kediri. This research uses pre experimental method with design
One Group Pretest-Posttest Design. The population in this study was all students of
class V which amounted 74 students. The sample in this study amounted 63 students.
The sampling technique used is proportional random sampling. Data collection used
questionnaire and observation. Based on the research results before health education,
most of the respondents have enough knowledge as many as 32 respondents (50.8%)
and most respondents have unsafe behavior as many as 54 respondents (85.7%). After
health education, most respondents had good knowledge as many as 51 respondents
(81%) and most respondents had unsafe behavior as many as 51 respondents (81%).
The result of wilcoxon test analysis shows there is influence of knowledge before health
education with knowledge after giving health education with significance value 0.000
<0,05 and there is no influence of behavior before health education with behavior after
giving health education with significance value 0,564> 0,05. Health education has an
important role in improving knowledge which will affect health behavior.

Keywords: Health Education, Knowledge, Behavior, Snack


PENDAHULUAN tahun 2010 menunjukkan bahwa
Pangan merupakan kebutuhan terdapat 141 kejadian luar biasa
mendasar bagi manusia dan (KLB) keracunan pangan terjadi. Dari
pemerintah berkewajiban menjamin 141 kejadian, 15% disebabkan oleh
ketersediaan pangan dalam jumlah PJAS dengan tingkat kejadian
yang cukup, aman, bermutu, dan tertinggi (69-79%) terjadi di Sekolah
bergizi. Karena pangan sangat Dasar (BPOM RI, 2011). Data
penting bagi pertumbuhan, pengawasan PJAS (Pangan Jajanan
pemeliharaan dan peningkatan derajat Anak Sekolah) yang dilakukan
kesehatan, serta kecerdasan Direktorat Inspeksi dan Sertifikat
masyarakat untuk melaksanakan Pangan Badan Pengawas Obat dan
pembangunan nasional. Makanan RI (BPOM RI) bersama
Pangan Jajanan Anak Sekolah Balai Besar/Balai POM di seluruh
(PJAS) memberikan peranan yang Indonesia pada tahun 2008-2010
cukup penting dalam memberikan menunjukkan 40-44% PJAS tidak
asupan energi dan gizi bagi anak-anak memenuhi syarat kesehatan karena
kelompok usia sekolah, akan tetapi mengandung bahan kimia berbahaya
tingkat keamanan pangan jajanan seperti formalin, boraks, rhodamin,
anak sekolah sangat memprihatinkan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
(Saifuddin et al, 2012). Upaya seperti siklamat dan benzoat yang
meningkatkan keamanan pangan melebihi batas aman serta cemaran
jajanan menjadi suatu keharusan mikrobiologi (BPOM, 2011).
mengingat anak sekolah adalah Berdasarkan hasil wawancara
generasi penerus bangsa yang sudah peneliti pada tanggal 30 Maret 2017
semestinya mendapatkan asupan gizi dengan salah satu pihak penanggung
yang memadai dan bermanfaat dari jawab kantin di Sekolah Dasar
pangan yang mereka konsumsi ( Negeri (SDN) 2 Sukorame Kota
Efriza, 2009). Kediri, sebanyak 3 siswa SD Negeri 2
Brug dan Bradley dalam Sukorame pernah mengeluhkan mual,
Kumala (2016) menyatakan bahwa lemas dan pusing setelah
saat ini keamanan pangan masih mengkonsumsi makanan jajanan
menjadi keprihatinan dunia karena berbentuk kemasan plastik yang
ratusan juta manusia dilaporkan sudah kadaluarsa. Sejumlah siswa
menderita penyakit akibat keracunan yang diduga keracunan tersebut
pangan. World Health Organization kemudian dibawa kesalah satu
(WHO) memperkirakan ada sekitar 2 puskesmas terdekat untuk
juta korban, terutama anak-anak, mendapatkan penanganan lebih
meninggal dunia setiap tahunnya lanjut. Selain itu, berdasarkan hasil
akibat makanan yang tidak aman. studi pendahuluan yang dilakukan
Demikian pula di Indonesia, peneliti pada tanggal 10 April di SDN
keamanan pangan juga masih menjadi 2 Sukorame dari 10 siswa yang
persoalan yang cukup serius karena diwawancari oleh peneliti sebanyak 7
masih banyaknya ditemukan kasus (70%) siswa mempunyai pengetahuan
keracunan makanan maupun keamanan pangan yang kurang.
penyakit akibat bahan pangan yang Tersedianya kantin, warung penjaga
tidak aman. dan penjaja makanan dari luar
Hasil survey Badan di sekolah yang menyediakan jajanan
Pengawas Obat dan Makanan yang cukup bervariasi juga membuat
Republik Indonesia (BPOM RI) pada banyak siswa lebih memilih membeli

1
makanan jajanan di sekolah METODE PENELITIAN
dibandingkan membawa bekal dari Penelitian ini menggunakan
rumah. metode pre experiment dengan
Faktor-faktor yang rancangan “One Group Pretest
mempengaruhi pemilihan makanan Postest Design”. Penelitian ini
jajanan meliputi faktor intern dan dilakukan dengan membandingkan
faktor ekstern. Pengetahuan hasil pre-test dengan post test.
merupakan faktor intern yang Populasi penelitian ini adalah semua
mempengaruhi pemilihan makanan semua siswa kelas V di SD Negeri 2
jajanan. Pengetahuan ini khususnya Sukorame Kota Kediri sejumlah 74
meliputi pengetahuan gizi, siswa. Sampel dalam penelitian ini
kecerdasan, persepsi, emosi, dan berjumlah 63 siswa. Teknik sampling
motivasi dari luar. Pengetahuan yang digunakan adalah proportional
merupakan faktor tidak langsung random sampling. Pengumpulan data
yang mempengaruhi perilaku menggunakan lembar kuesioner dan
seseorang (Aprilia, 2011). observasi. Variabel independen dalam
Dampak dari perilaku jajan penelitian ini adalah Pemberian
yang tidak sehat tersebut adalah anak Health Education, sedangkan variabel
akan berisiko mengalami keracunan dependen adalah pengetahuan dan
makanan, penyakit infeksi seperti perilaku. Data yang dikumpulkan
diare dan penyakit gastroenteritis dianalisis dengan uji Wilcoxon.
lainnya. Dalam jangka panjang anak
juga bisa mengalami penyakit kronis HASIL PENELITIAN
yang berkaitan dengan pencemaran Karakteristik Responden
makanan akibat formalin, boraks, Tabel 1. Karakteristik responden
rhodamin, Bahan Tambahan Pangan dalam penelitian meliputi umur, jenis
(BTP) seperti siklamat dan benzoat kelamin, kelas.
yang melebihi batas aman (BIN RI,
No Karakteristik N %
2012). 1 Umur
Salah satu usaha untuk 10 9 14,3
mengurangi paparan anak sekolah 11 49 77,8
terhadap terhadap makanan jajanan 12 5 7,9
yang tidak sehat dan tidak aman 2 Jenis Kelamin
Laki-laki 30 47,6
tersebut adalah dengan memberikan Perempuan 33 52,4
pendidikan keamanan pangan. 3 Kelas
Pendidikan dinilai penting karena 5A 31 49,2
pendidikan sebagai salah satu sumber 5B 32 50,2
pengetahuan. Pengetahuan akan Sumber: Hasil Analisa Data, Tahun 2016
mengubah sikap anak terhadap
makanan jajanan sehingga akan Karakteristik Variabel
terbentuk perilaku selektif di dalam Tabel 2. Karakteristik Variabel
memilih makanan jajanan. Berdasarkan Pengetahuan Sebelum
Tujuan penelitian ini adalah dan Sesudah Health Education,
untuk mengetahui pengaruh Perilaku Sebelum dan Sesudah Health
Pemberian Health Education Education.
Keamanan Pangan pada Makanan
No Karakteristik N %
Jajanan terhadap Pengetahuan dan 1 Pengetahuan (Pre)
Perilaku Jajan Siswa Kelas V di SD Baik 24 38,1
Negeri 2 Sukorame Kota Kediri. Cukup 32 50,8

2
Kurang 7 11,1 responden (50,8 %) dan pengetahuan
2 Pengetahuan (Post) kurang sebanyak 7 responden
Baik 51 81
Cukup 11 17,5
(11,1%).
Kurang 1 1,6 Pengetahuan merupakan hasil
3 Perilaku (Pre) dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
Aman 4 6,3 melakukan penginderaan terhadap
Cukup Aman 5 7,9 suatu obyek tertentu. Penginderaan
Kurang Aman 54 85,7 terjadi melalui panca indera manusia,
4 Perilaku (Post)
Aman 3 4,8 yakni indera pengelihatan,
Cukup Aman 9 14,3 pendengaran, penciuman rasa dan
Kurang Aman 51 81 raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan
Hasil Uji Statistik telinga. Pengetahuan merupakan
Hasil uji statistik Pemberian domain yang sangat penting untuk
Health Education Keamanan Pangan terbentuknya perilaku terbuka (overt
pada Makanan Jajanan terhadap behavior) (Notoatmodjo, 2011).
Pengetahuan dan Perilaku Jajan Siswa Pengetahuan keamanan pangan yang
Kelas V di SD Negeri 2 Sukorame baik akan mengubah sikap anak
Kota Kediri dengan uji Wilcoxon terhadap makanan jajanan sehingga
dapat dilihat pada tabel dibawah ini : akan terbentuk perilaku selektif di
dalam memilih makanan jajanan.
Variabel Jumlah P-Value Menurut Mubarak (2011)
Pengetahuan 63 0,000 faktor yang mempengaruhi
Perilaku 63 0,564
pengetahuan seseorang antara lain
pendidikan, umur, minat,
Hasil uji statistik pengetahuan pengalaman, kebudayaan dan
sebelum dan sesudah health informasi.
education diperoleh nilai signifikasi Hasil penelitian menunjukkan
0,000<0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa sebelum pemberian health
bahwa ada perbedaan pengetahuan education, sebagian besar responden
sebelum health education dengan mempunyai pengetahuan cukup
pengetahuan sesudah health sebanyak 32 responden dan
education. Sedangkan hasil uji pengetahuan kurang sebanyak 7
statistik perilaku sebelum dan sesudah responden. Hal ini di sebabkan karena
health education diperoleh nilai keterbatasan informasi keamanan
signifikasi 0,564>0,05. Nilai ini pangan responden dan kurangnya
menunjukkan bahwa tidak ada dukungan baik dari keluarga, sekolah
perbedaan perilaku sebelum health maupun instansi pelayanan kesehatan.
education dengan perilaku sesudah Sedangkan sesudah pemberian health
health education. education, sebagian besar responden
PEMBAHASAN sebagian besar responden memiliki
Pengetahuan Sebelum dan Sesudah pengetahuan baik sebanyak 51
Pemberian Health Education responden (81%). Adanya
Dari hasil penelitian peningkatan pengetahuan sesudah
menunjukkan bahwa sebelum pemberian health education
diberikan health education, sebagian menunjukkan bahwa health education
besar responden memiliki yang diberikan kepada responden
pengetahuan cukup sebanyak 32 dapat diterima dengan baik, sehingga

3
pengetahuan keamanan pangan yang baik, serta pada akhirnya orang
responden meningkat. tersebut akan merubah perilakunya
Menurut Suliha (2010) health menjadi perilaku yang lebih baik.
education atau pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan dalam
adalah suatu usaha untuk arti pendidikan, secara umum adalah
menyediakan kondisi psikologis dari segala upaya yang direncanakan
sasaran agar pengetahuan mereka untuk mempengaruhi orang lain, baik
sesuai dengan tuntutan nilai-nilai individu, kelompok, atau masyarakat,
kesehatan. Sama halnya dengan sehingga mereka melakukan apa yang
proses pembelajaran, health diharapkan oleh pelaku pendidikan.
education memiliki tujuan yaitu Dan batasan ini tersirat unsur-unsur
mengubah perilaku individu, input (sasaran dan pendidik dari
kelompok, dan masyarakat menuju pendidikan), proses (upaya yang
hal-hal yang positif secara terencana direncanakan untuk mempengaruhi
melalui proses belajar. orang lain) dan output (melakukan
Menurut Sudibyo Supardi apa yang diharapkan). Hasil yang
(2008), health education dapat diharapkan dari pendidikan kesehatan
meningkatkan pengetahuan seseorang adalah perilaku kesehatan, atau
dibandingkan yang tidak diberi health perilaku untuk memelihara dan
education. meningkatkan kesehatan yang
kondusif oleh sasaran dari pendidikan
Perilaku Sebelum dan Sesudah kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
Health Education Hasil observasi perilaku jajan
Dari hasil penelitian sesudah health education
menunjukkan bahwa sebelum menunjukkan bahwa sebagian besar
diberikan health education, sebagian responden masih memiliki perilaku
besar responden memiliki perilaku jajan kurang aman sebanyak 51
kurang aman sebanyak 54 responden responden (81%). Dari hasil observasi
(85,7%). Dari hasil observasi responden masih sering
responden sering mengkonsumsi mengkonsumsi makanan yang tidak
makanan yang tidak tertutup serta tertutup serta dikerubungi lalat selain
dikerubungi lalat selain itu responden itu responden juga sering
juga sering mengkonsumsi makanan mengkonsumsi makanan
menggunakan saos merah mencolok. menggunakan saos merah mencolok.
Menurut Notoatmodjo (2012) Namun ada 2 responden dimana
perilaku merupakan totalitas perilaku jajannya secara konstan
penghayatan dan aktifitas seseorang, terjaga dengan selalu mengkonsumsi
yang merupakan hasil bersama atau makanan yang tertutup dan membaca
resultant antara berbagai faktor, baik label pada pangan kemasan.
faktor internal maupun faktor Menurut Notoatmodjo (2009)
eksternal. Dengan kata lain perilaku perubahan atau adopsi perilaku baru
manusia sangatlah kompleks dan adalah suatu proses yang kompleks
mempunyai bentangan yang sangat dan memerlukan waktu yang relatif
luas. Berdasarkan teori tersebut dapat lama. Dari teori tersebut dapat
diketahui bahwa untuk membuat diketahui bahwa untuk mengetahui
seseorang berperilaku yang baik, perubahan perilaku jajan responden
maka harus diberikan suatu usaha diperlukan waktu yang relatif lama.
yang dapat menambah pengetahuan, Tetapi karena keterbatasan waktu
menyadarkan pentingnya berperilaku dalam penelitian ini, observasi

4
perubahan perilaku responden hanya menghasilkan peningkatan atau
dilakukan selama 3 hari sehingga perubahan pengetahuan.
belum bisa melihat perubahan Berdasarkan hasil penelitian
perilaku sepenuhnya. diketahui bahwa pemberian health
Selain itu menurut Suliha education dapat meningkatkan
(2010) health education dalam waktu pengetahuan responden. Dari hasil uji
yang pendek hanya menghasilkan statistik yang menunjukkan bahwa
peningkatan atau perubahan health education berpengaruh secara
pengetahuan. Berdasarkan apa yang signifikan terhadap pengetahuan
dikemukakan Suliha tersebut dapat responden. Namun hasil observasi
diketahui bahwa untuk mengubah perilaku sesudah health education
perilaku responden diperlukan menunjukkan bahwa sebagian besar
stimulus berulang-ulang sehingga responden masih memiliki perilaku
memunculkan reaksi yang diinginkan. kurang aman. Hal ini dikarenakan
untuk mengetahui perubahan perilaku
Pengaruh Pemberian Health jajan responden diperlukan waktu
Education Keamanan Pangan pada yang relatif lama sedangkan observasi
Makanan Jajanan Terhadap perubahan perilaku dalam penelitian
Pengetahuan dan Perilaku Jajan ini hanya dilakukan selama 3 hari
Kelas V sehingga belum bisa melihat
Berdasarkan hasil uji statistik perubahan perilaku sepenuhnya.
pengetahuan sebelum dan sesudah Menurut Dermawan (2013)
health education diperoleh nilai merubah perilaku tidaklah mudah,
signifikasi 0,000<0,05. Nilai ini apalagi yang diyakini saat ini sudah
menunjukkan bahwa ada perbedaan tertanam sejak lama pada orang
pengetahuan sebelum health tersebut. Hasil observasi di atas
education dengan pengetahuan merupakan perilaku jajan yang
sesudah health education. Sedangkan selama ini diterapkan oleh responden.
hasil uji statistik perilaku sebelum Tidak adanya perubahan perilaku
dan sesudah health education jajan dikarenakan pola kebiasaan
diperoleh nilai signifikasi 0,564>0,05. jajan yang sudah demikian tertanam
Nilai ini menunjukkan bahwa tidak di keluarga maupun dari lingkungan
ada perbedaan perilaku sebelum teman-teman di sekolah. Kebiasaan
health education dengan perilaku yang sudah tertanam kuat
sesudah health education. mengakibatkan desakan terhadap
Menurut Suliha (2010) health perubahan menjadi kurang
education atau pendidikan kesehatan berpengaruh
adalah suatu usaha untuk Selain itu menurut Suliha
menyediakan kondisi psikologis dari (2010) health education dalam waktu
sasaran agar pengetahuan mereka yang pendek hanya menghasilkan
sesuai dengan tuntutan nilai-nilai peningkatan atau perubahan
kesehatan. Sama halnya dengan pengetahuan. Berdasarkan apa yang
proses pembelajaran, health education dikemukakan Suliha tersebut dapat
memiliki tujuan yaitu mengubah diketahui bahwa untuk mengubah
perilaku individu, kelompok, dan perilaku responden diperlukan
masyarakat menuju hal-hal yang stimulus berulang-ulang sehingga
positif secara terencana melalui memunculkan reaksi yang diinginkan.
proses belajar. Health education
dalam waktu yang pendek hanya

5
KESIMPULAN DAN SARAN keliling yang mangkal di
Kesimpulan lingkungan sekolah sesuai
1. Pengetahuan sebelum pemberian syarat-syarat kesehatan serta
health education menunjukkan meningkatkan kesadaran siswa
sebagian besar responden untuk tidak jajan sembangan
memiliki pengetahuan cukup guna memperkecil jumlah
sebanyak 32 responden (50,8 %) gangguan kesehatan pada anak
dari total 63 responden. sekolah dasar.
Sedangkan pengetahuan sesudah c. Sebaiknya bekerja sama
pemberian health education, dengan puskesmas maupun
sebagian besar responden dinas kesehatan setempat untuk
memiliki pengetahuan baik memberikan penyuluhan,
sebanyak 51 responden (81%) pembinaan serta pengawasan
dari total 63 responden. kepada para penjual jajanan di
2. Perilaku jajan sebelum pemberian lingkungan sekolah.
health education menunjukkan d. Menyediakan fasilitas cuci
sebagian besar responden tangan yang memadai agar
memiliki perilaku kurang aman aktifitas mencuci tangan
sebanyak 54 responden (85,7%) menjadi sebuah kebiasaan.
dari total 63 responden. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sedangkan perilaku jajan sesudah Penelitian selanjutnya diharapkan
pemberian health education, menganalisis faktor mengenai
sebagian besar responden masalah perilaku jajan seperti
memiliki perilaku kurang aman faktor pendorong; keluarga, teman
sebanyak 51 responden (81%) sebaya serta faktor pendukung
dari total 63 responden. ketersediaan jajanan.
3. Ada pengaruh pemberian health 4. Bagi Orang Tua Murid
education keamanan pangan pada Perlu mengontrol dan membatasi
makanan jajanan terhadap konsumsi jajanan anak yaitu
pengetahuan siswa kelas V dan dengan menyediakan sarapan
tidak ada pengaruh pemberian pagi, bekal, dan mengontrol
health education keamanan pemberian uang saku.
pangan pada makanan jajanan
terhadap perilaku jajan siswa DAFTAR PUSTAKA
kelas V. Aprilia. (2011). Faktor yang
Berhubungan dengan
Saran Pemilihan Makanan Jajanan
1. Bagi Siswa Pada Anak Sekolah Dasar.
Membiasakan sarapan sebelum ke Semarang : Program Studi
sekolah dan membawa bekal dari Ilmu Gizi Fakultas
rumah untuk mengurangi Kedokteran Universitas
frekuensi jajan. Diponegoro Semarang.
2. Bagi Pihak Sekolah Diakses dari
a. Diharapkan memantau http://eprints.undip.ac.id/326
makanan jajanan yang dijual di 06/ pada tanggal 27 Februari
lingkungan sekolah secara 2017.
berkala. Arikunto, S. (2010). Prosedur
b. Memberlakukan peraturan Penelitian Suatu Pendekatan
kepada penjual makanan

6
Praktik. Jakarta : PT. Rineka Mubarak, dkk. (2011). Promosi
Cipta. Kesehatan Sebuah
Badan Intelijen Negara Republik Pengantar Proses Belajar
Indonesia. (2012). “Jajanan Mengajar dalam Pendidikan.
Berbahaya di SekitarAnak”. Graha Ilmu, Jakarta.
Diakses di Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
http://bin.go.id/awas/detil/13 Promosi Kesehatan dan Ilmu
2/4/11/08/12/jajanan- Perilaku. Jakarta : Rineka
berbahaya-di-sekitar-anak Cipta.
pada tanggal 27 Februari Nursalam, (2013). Konsep &
2017. Penerapan Metodologi
BPOM RI. (2011). Info POM: Penelitian Ilmu
Pentingnya Promosi Keperawatan (Pedoman
Keamanan Pangan di Skripsi, Tesis dan Instrumen
Sekolah untuk Penelitian Keperawatan).
Menyelamatkan Generasi Surabaya : Salemba Medika.
Penerus. Jakarta. Saifuddin. (2012). Sosialisasi Pangan
Efriza. (2009). Efektifitas Media Jajanan Anak Sekolah
Promosi dalam (PJAS) yang Aman di SDN 8
Meningkatkan Pengetahuan Langkai Kota Palangkaraya.
Siswa, Guru, dan Pedagang Palangkaraya. Universitas
tentang Keamanan Pangan. Muhammadiyah
Tesis. Bogor : Program Studi Palangkaraya.
Teknologi Pangan Institut Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Pertanian Bogor. Diakses Kuantitatif, Kualitatif dan
dari R&D. Bandung : Alfabeta.
http://repository.ipb.ac.id/jsp
ui/bitstream/123456789/433
45/1/2009efr.pdf pada
tanggal 27 Februari 2017
Hidayat, Alimul Aziz A. (2011). Riset
Keperawatan Dan Penulisan
Ilmiah. Jakarta : EGC.
Kumala, Luh Gede. (2016).
Perbedaan Efektivitas Media
Film dan Permainan
Edukatif dalam
Meningkatkan Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku
Keamanan Pangan pada
Siswa SD di Singapadu
Tengah, Gianyar.Skripsi.
Denpasar : Fakultas
Kedokteran Universitas
Udayana. Diakses di
http://erepo.unud.ac.id/1882
4/ pada tanggal 27 Februari
2017.

Anda mungkin juga menyukai