PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama. Kehidupan beragama
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seluruh masyarakat Indonesia,
termasuk kita sebagai pelajar. Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung
makna bahwa setiap manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan
dan kepercayaannya, dan dalam hal ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun, baik itu oleh
pemerintah, pejabat agama, masyarakat, maupun orang tua sendiri. Kemerdekaan beragama
dan berkepercayaan muncul dikarenakan secara prinsip tidak ada tuntunan dalam agama apa
pun yang mengandung paksaan atau menyuruh penganutnya untuk memaksakan agamanya
kepada orang lain, terutama terhadap orang yang telah menganut salah satu agama.
beragama yang di dalamnya bukan membahas perbedaan, akan tetapi
memperbincangkan kerukunan, dan perdamaian hidup dalam bermasyarakat. Intinya adalah
bahwa masing-masing agama mengajarkan untuk hidup dalam kedamaian dan ketentraman.
Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah, maksudnya adalah dalam hidup
beragama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah setempat yang mengatur
tentang kehidupan bermasyarakat. Masyarakat tidak boleh hanya mentaati aturan dalam
agamanya masing-masing, akan tetapi juga harus mentaati hukum yang berlaku di negara
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini, yaitu :
1. Bagaimana keadaan penduduk Indonesia dalam beragama dan berkepercayaan di Indonesia?
2. Bagaimana membangun kerukunan umat dalam beragama dan berkepercayaan di Indonesia?
3. Bagaimana sikap toleransi masyarakat terhadap keberagaman agama dan kepercayaan di
Indonesia?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Seputar Mengenai Agama
Agama di dunia jumlahnya ada banyak sekali. Sedangkan di Indonesia ada 6 agama
yang diakui secara resmi yaitu Katolik, Kristen Protestan, Islam, Hindhu, Buddha,
Khonghucu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian atau definisi agama
adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia
serta lingkungannya. Istilah agama sendiri adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa
Sanskerta “āgama” yang memiliki arti “tradisi”.
Istilah asing lainnya yang mempunyai pengertian sama dengan agama adalah religi
yang berasal dari bahasa latin “religio” dan berakar pada kata kerja “re-ligare” yang memiliki
arti “mengikat kembali”. Mengikat di sini maksudnya yaitu dengan ber-religi maka seseorang
akan mengikat dirinya kepada tuhan. Di Indonesia ini, mayoritas penduduknya memeluk
agama Islam dengan total pemeluknya mencapai 87,18% dari seluruh total populasi
penduduk Indonesia. Kemudian kristen protestan sebanyak 6,96%, katolik sebanyak 2,9%;
hindu sebanyak 1,69%; buddha sebanyak 0,72%; dan Khonghucu sebanyak 0,05%;. Data
tersebut diperoleh berdasar hasil sensus tahun 2010. Bisa saja saat ini jumlahnya telah
mengalami sedikit perubahan.
Adapun pengertian agama menurut para ahli :
a. Menurut Émile Durkheim definisi Agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua
penganutnya dalamsuatu komunitas moral yang di namakan umat.
b. Menurut prof Dr.m. Drikarya definisi Agama adalah kenyakinan adanya suatu kekuatan
supranatural yang mengatur danmenciptakan alam dan isinya.
c. Menurut H. Moenawar Chalil definisi Agama adalah perlibatan yang merupakan tingkah
laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi
atas pengakuannya dan masih banyak lagi.
SMA NEGRI 30 FILIAL SMA NEGRI 19 KABPATEN TANGGERANG
B. Definisi Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita
memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh
situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia
akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia
percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
C. Ciri – Ciri Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan
Ciri – ciri kemerdekaan beragama dan berkepercayaan begitu banyak contoh sikapnya.
Diantara contoh sikapnya adalah :
1. Kebebasan memeluk agama, yaitu setiap orang bebas memeluk agamanya masing -
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
2. Negara menjamin kemerdekaan warganya untuk bribadah, yaitu negara menjamin
kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing - masing, dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
Y
U
6. Pendidikan agama harus sesuai dengan keyakinan masing-masing individu Negara. Pihak
dalam Kovenan ini berjanji untuk menghormati kebebasan orang tua dan apabila diakui, wali
hukum yang sah, untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral bagi anak-anak
mereka sesuai dengan keyakinan mereka sendiri
-Dari pantauan Komnas HAM selama satu tahun terakhir, kasus-kasus terkait rumah
ibadah cenderung meningkat. “Pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan dalam bentuk
penutupan, perusakan, penyegelan, atau pelarangan rumah ibadah merupakan isu menonjol,"
kata Komisioner Komnas HAM Imdadun Rahmat saat konferensi pers di Kantor Komnas
HAM, Jakarta, Selasa
Selain itu, ada pula kasus pengabaian penyelesaian pembangunan musala Asyafiiyyah,
Denpasar, Bali, GKI Taman Yasmin Bogor, dan pengabaian penyelesaian pemulangan
pengungsi warga Syiah Sampang dari tempat pengungsian di Surabaya, Jawa Timur.
Keberadaan kebijakan diskriminatif juga dinilai menjadi penyebab tingginya tindak
pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan, yaitu Penetapan Presiden RI Nomor
1/PNSP/1965 tentang Pencegahan Penyalahdayagunaan dan/atau Penodaan Agama.
SMA NEGRI 30 FILIAL SMA NEGRI 19 KABPATEN TANGGERANG
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama,
ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat
adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan
menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah agama.
Kristen, Khatolik, Hindu, Budha dan Konghucu adalah contoh agama yang juga banyak
dipeluk oleh warga Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam
beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara
dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia untuk
bersama-sama membangun negara ini menjadi yang lebih baik.
b. mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan
kesenangannya;
4. Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki
dan perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan itulah
yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara
laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan
tersebut dilihat berdasarkan sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep
hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya
masyarakat. Gender bukan bawaan sejak lahir.
Tiap-tiap masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri, demikian pula dalam
perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah akan
sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan
kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain.
Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota
keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Anak
laki-laki atau anak perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah
tempat tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru.
Dalam masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna
bagi sesama manusia lainnya.
A. Simpulan
Adapun beberapa simpulan dalam karya tulis ini yaitu :
1. Keadaan penduduk Indonesia dalam beragama dan berkepercayaan akan menjadi baik jika
dilandasi dengan sikap toleransi yang tinggi dan akan memburuk jika tidak dilandasi sikap
kerukunan antar sesama.
2. Membangun kerukunan umat dalam beragama dan berkepercayaan di Indonesia dapat
dilakukan dengan cara menerapkan tri kerukunan umat beragama yang dapat menjaga
kerukunan antar sesama umat beragama dan berkepercayaan di Indonesia.
3. Sikap toleransi masyarakat terhadap keberagaman agama dan kepercayaan di Indonesia saat
ini rendah, karena masyarakat kurang memiliki kesadaran dalam menjaga kerukunan antar
sesama umat dalam beragama dan berkepercayaan sehingga menyebabkan kurangnya sikap
toleransi diantara sesama.
B. Saran
Adapun saran yang terdapat dalam karya tulis ini yaitu :
1. Perlu adanya peningkatan sikap toleransi di kalangan para siswa agar terciptanya kerukunan
antar siswa dalam menyikapi keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
2. Diharapkan agar setiap masyarakat dapat hidup rukun dengan selalu menerapkan konsep tri
kerukunan umat beragama agar dapat menyikapi keberagaman agama dan kepercayaan yang
ada di Indonesia dengan sikap yang baik.