Anda di halaman 1dari 10

UJI FORMULA EKSTRAK DAUN RANDU (Ceiba petandra L.

Gaertn)
SEBAGAI TONIK PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI NEW
ZEALAND WHITE

Irfan Awal Maulana1, Moerfiah1 dan Ella Noorlela1


Program Studi Farmasi FMIPA, Universitas Pakuan Bogor

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas sediaan hair tonic ekstrak daun
randu dalam suhu kamar 25oC dan suhu panas suhu 40oC pada penyimpanan 2 bulan dan
mengetahui aktivitas pertumbuhan rambut terhadap kelinci New Zealand White. Digunakan
4 ekor kelinci sebagai ulangan, masing-masing mendapat perlakuan ekstrak daun randu
dengan konsentrasi 2%, 3,5%, 5%, sebagai kontrol negatif digunakan basis dan sebagai
kontrol positif digunakan minoksidil 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga
konsentrasi sedian hair tonic ekstrak daun randu relatif stabil pada suhu 25oC dan 40oC
selama penyimpanan 2 bulan namun untuk aktivitas pertumbuhan rambut terbaik yaitu
konsentrasi 5%.

Kata Kunci: Penumbuh rambut, Hair tonic, Daun randu

ABSTRACT
This study are to determine the stability of hair tonic preparations cottonwoods leaf
extract at room temperature of 25oC and 40oC heat at 2 months of storage and determine the
activity of hair growth on New Zealand White rabbits. Used 4 rabbits as replicates, each leaf
extracts treated with a concentration of 2%, 3.5%, 5%, as a negative control used the base
and as a positive control used the Minoxidil 5%. The results showed that all three
concentrations perfomed hair tonic extracts of leaf cottonwoods relatively stable at a
temperature of 25oC and 40oC for 2 months storage, but for the best hair growth activity,
namely the concentration of 5%.

Keywords: Randu leaf, Hair tonic, Hair Growth

PENDAHULUAN Sediaan tonik rambut adalah


Rambut memiliki peranan yang sediaan kosmetika rambut yang
tidak kalah pentingnya dari bagian tubuh digunakan untuk melebatkan dan
lain, bagi manusia rambut berfungsi merangsang pertumbuhan rambut pada
sebagai pelindung bagian kepala dan kebotakan dan kerontokan rambut
sebagian besar orang baik pria atau (Balsam,1972).
wanita rambut diperlukan untuk Berdasarkan penelitian Marchaban
menunjang penampilan. Pada binatang (2007), konsentrasi dari sari daun randu
(mamalia) rambut berfungsi sebagai (Ceiba pentandra L. Gaertn.) yaitu 5%
pelindung dan pengatur suhu (Sriana, memiliki aktivitas terhadap
1999). pertumbuhan rambut. Diduga bahwa
Terdapat berbagai macam tanaman saponin, fenol dan flavonoid adalah
yang digunakan sebagai bahan senyawa kimia yang memicu dalam
kosmetik, salah satunya adalah daun dari perangsang pertumbuhan rambut kelinci.
tanaman randu yang mempunyai Saponin mempunyai kemampuan untuk
kandungan saponin, flavonoid dan fenol membentuk busa yang berarti mampu
(marchaban, 2007). membersihkan kotoran serta sifatnya
sebagai konteriritan, akibatnya terjadi remaserasi serbuk daun randu dilakukan
peningkatan sirkulasi darah perifer selama 2 hari. Ampas diserkai dan
sehingga meningkatkan pertumbuhan diperas sehingga diperoleh filtrat kedua.
rambut, demikian juga dengan derivat Filtrat kedua dan pertama digabung dan
fenol yang mempunyai aktivitas dienap-tuangkan. Selanjutnya maserat
keratolitik, disinfektan (jellinek, 1970), dipekatkan menggunakan rotary
serta flavonoid yang mempunyai evaporator dengan pengaturan suhu
aktivitas sebagai bakterisid dan antivirus 60oC sehingga diperoleh ekstrak kental
yang dapat menekan pertumbuhan etanol daun randu (Anas Yance, dkk,
bakteri dan virus, sehingga dapat 2012)
mempercepat pertumbuhan rambut dan
mencegah kerontokan (Achmad, dkk., Uji Fitokimia
1990). Identifikasi Saponin
Kosmetik adalah sediaan atau Sebanyak 0,5 g ekstrak
panduan bahan yang siap untuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
digunakan pada bagian luar badan ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan dan kemudian dikocok kuat-kuat selama
organ kelamin bagian luar), gigi, dan 10 detik. Terbentuk buih yang stabil
rongga mulut untuk membersihkan, selama tidak kurang dari 10 menit,
menambah daya tarik, mengubah setinggi 1 cm sampai 10 cm. pada
penampakan, melindungi supaya tetap penambahan 1 tetes asam klorida 2 N,
dalam keadaan baik, memperbaiki bau tidak hilang (Depkes RI, 1979).
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu Identifikasi Flavonoid
penyakit (Tranggono dan Latifah, 2007). Terdapat tiga metode yang
digunakan untuk uji flavonoid. Pertama
METODE PENELITIAN dengan beberapa tetes FeCl3 1%
Pengumpulan Bahan kedalam beberapa bagian larutan
Bahan yang digunakan pada ekstrak, warna hijau kehitaman
penelitian ini adalah daun tua randu menunjukkan adanya flavonoid. Kedua,
yang diperoleh dari daerah Nagrak- beberapa tetes larutan asam asetat 10%
Sukabumi dan dideterminasi Pusat ditambahkan kedalam beberapa bagian
Konversi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor ekstrak, endapan kuning yang terbentuk
(LIPI). Jalan Ir. H. juanda No. 13. PO. menandakan adanya flavonoid. Ketiga,
BOX 309 Bogor 16003, Indonesia. sejumlah ekstrak dilarutkan dalam
metanol lalu ditambahkan dengan
Pembuatan Ekstrak Daun Randu sedikit serbuk Mg dan 1 ml HCL pekat
Ekstraksi daun randu dilakukan terbentuk warna merah adanya flavonoid
dengan cara dingin yaitu metode (Rejendra et al, 2011).
maserasi menggunakan pelarut etanol
70% 1:10. Satu bagian serbuk daun Identifikasi Tanin
randu dimasukkan kedalam bejana, Sebanyak 0,5 g contoh dididihkan dalam
kemudian ditambahkan 7,5 bagian 10 ml air dalam tabung reaksi, lalu
etanol 70%, ditutup dan dibiarkan difiltrat, ditambahkan beberapa tetes
selama 3 hari terlindung dari cahaya, larutan FeCl3 1%. Hasil positif ditandai
sambil sesekali diaduk. Setelah itu, sari dengan terbentuknya warna hijau
diserkai dan ampas diperas sehingga kecoklatan atau biru kehitaman
didapatkan filtrat pertama. Sisa ampas (Rejendra et al, 2011).
kemudian ditambah etanol 70%
sebanyak 2,5 bagian. selanjutnya
Identifikasi Alkaloid Keterangan:
KN : Kontrol Negatif
Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan F1 : Formula 1
dalam 10 ml asam alkohol, dididihkan F2 : Formula 2
dan disaring. Sebanyak 5 ml filtrate F3 : Formula 3
KP : Kontrol Positif
ditambahkan 2 ml larutan ammonia dan
5 ml kloroform lalu dikocok kuat. Larutkan tween 80 dalam sebagian
Lapisan kloroform yang terbentuk aquadest (1), kemudian larutkan ekstrak
diekstrak dengan 10 ml asam asetat lalu dalam larutan tween 80 aduk homogen
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (2). Larutkan natrium metabisulfit dalam
aquadest kemudian campurkan dengan
Uji dragendroff: dilakukan dengan larutan no 2 (3). Larutkan masing-
beberapa tetes pereaksi dragendroff masing bahan nipagin, nipasol dan
ditambahkan kedalam larutan kloroform, menthol dalam etanol kemudian
endapan coklat menunjukkan adanya campurkan ketiganya (4). Tambahkan
alkaloid. Uji mayer: dilakukan dengan propilen glikol kedalam larutan no 4
beberapa tetes pereaksi mayer sedikit demi sedikit, aduk homogen (5).
ditambahkan kedalam larutan kloroform, Campurkan larutan no 2 dan 5,
endapan putih kekuningan menunjukan cukupkan volumenya dengan aquadest
adanya alkaloid. Uji bouchardat:
dilakukan dengan beberapa tetes Uji Aktivitas Sediaan Hair Tonic
pereaksi bouchardat ditambahkan Ekstrak Daun Randu Pada Hewan
kedalam larutan kloroform, endapan Kelinci
coklat menunjukan adanya alkaloid Kelinci yang digunakan adalah
(Rejendra et al, 2011). jenis New Zealand White yang berumur
antara 7-9 bulan dan berat rata-rata
Identifikasi Fenolik antara 3-3,5 kg dan jumlah yang akan
Ekstrak dimasukkan ke dalam digunakan dihitung dengan rumus
tabung reaksi, lalu dikocok dengan Federer yaitu (r-1)(t-1) ≥ 15, dimana t
sedikit eter. Lapisan eter dikeringkan adalah perlakuan dan r adalah jumlah
pada plat tetes, ditambahkan larutan ulangan tiap kelompok hewan. Pada
FeCl3. Terbentuk warna ungu biru penelitian ini terdapat 6 perlakuan yaitu
menandakan adanya senyawa fenol kontrol normal, negatif, positif, formula
(Depkes RI, 1979). A, formula B, dan Formula C. Keenam
perlakuan ini dilakukan kepada minimal
Formulasi dan Pembuatan Sediaan 4 ekor kelinci.
Hair Tonic Pengujian aktivitas dilakukan
Tabel 1. Formula sediaan hair tonic dengan menggunakan metode Tanaka et
Konsentrasi (%) (b/b)
KN F1 F2 F3 KP
al (1980). Punggung kelinci dibersihkan
Bahan
dari rambut dengan cara dicukur hingga
bersih dan diolesi feet® sehingga bulu
rontok sampai akar-akarnya, kemudian
Ekstrak Daun - 2 3,5 5 -
Randu dibagi menjadi 6 bagian yang masing-
Minoksidil - - - - 5 masing berbentuk segi empat 2 × 2,5 cm
Etanol 96% 30 30 30 30 30
dan jarak antar daerah 1 cm. Setelah
Na 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Metabisulfit
pencukuran dan sebelum dilakukan
Propilenglikol 15 15 15 15 15 pengolesan, keenam daerah punggung
Tween 80 2 2 2 2 2 kelinci diolesi dengan etanol 70%
Nipagin 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 sebagai antiseptik.
Nipasol 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Bagian-bagian daerah tersebut
Menthol 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
adalah:
Aquadest add 100 100 100 100 100
1. Daerah I diolesi kontrol normal viskositas, berat jenis, dan pengukuran
2. Daerah II diolesi hair tonic yang PH setiap 2 minggu sekali terhitung
mengandung minoksidil 5% sebagai pada minggu ke 0, 2, 4, 6, dan 8.
kontrol positif Pengamatan pada minggu ke 0 dijadikan
3. Daerah III diolesi basis hair tonic dasar untuk pengamatan selanjutnya.
tanpa zat aktif sebagai kontrol negatif
4. Daerah IV diolesi formula hair tonic Rancangan Data
(A) 2% Analisis data dilakukan untuk
5. Daerah V diolesi formula hair tonic mendapatkan kesimpulan yang akurat
(B) 3,5% dari hasil suatu penelitian yang ditinjau
6. Daerah VI diolesi formula hair tonic dari parameter yang sesuai dengan
(C) 5% penelitian yang dilakukan. Data yang
Sebelum diberi perlakuan kelinci diperoleh selanjutnya dianalisis dengan
diadaptasikan terlebih dahulu selama menggunakan Rancangan acak Lengkap
seminggu supaya tidak terjadi stress dan Faktorial dan dilakukan uji lanjut jika
kelinci diberi pakan sayuran yaitu hipotesis nol ditolak.
kangkung, wortel dan pelet (200 g/hari)
yang diberikan secara teratur pagi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
sore. Pengolesan dilakukan setiap hari Hasil Determinasi
dua kali saat pagi dan sore dengan Tanaman yang digunakan pada
volume 1 ml pada masing-masing penelitian ini adalah daun randu yang di
bagian. Hari pertama pengolesan peroleh dari daerah nagrak-sukabumi
dianggap hari ke-0. Pengamatan yang kemudian dilakukan determinasi di
dilakukan selama 42 hari (6 minggu). Pusat Konversi Tumbuhan Kebun Raya
Penentuan daerah pengolesan dilakukan Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan
secara acak karena kemungkinan tiap Indonesia (LIPI). Identifikasi daun
daerah memiliki pertumbuhan yang randu yang didapat yaitu jenis Ceiba
berbeda-beda. Dengan pengacakan ini petandra (L.) Gaertn., suku
diharapkan aktivitas pertumbuhan Bombacaceae.
rambut semua daerah dengan perlakuan
yang berbeda dapat terwakili. Hasil Pembuatan Serbuk Simplisia
Pengamatan dilakukan dengan dan Ekstrak Kental
mengambil 6 helai rambut kelinci pada Serbuk simplisia yang diperoleh
tiap bagian setiap 7 hari sekali, dihitung yaitu 950 g dari 4 kg daun randu tua
pada hari ke-7, ke-14, ke-21, ke-28, ke- segar yang sudah mengalami
35 dan ke-42. Rambut yang telah pengeringan, sortasi, dan penggilingan
diambil dengan cara dicabut, diluruskan, sehingga didapatkan rendemen simplisia
dan dimasukan kedalam kertas klip yaitu 23,75%. Serbuk simplisia daun
kemudian diukur panjang rambut randu memiliki karakteristik fisik
dengan menggunakan jangka sorong berwarna hijau tua dengan tekstur halus
(Purwatini Indah, 2006). dan memiliki bau khas. Setelah serbuk
simplisia daun randu diekstraksi secara
Uji Stabilitas Sediaan maserasi menggunakan pelarut etanol
Uji stabilitas akan dilakukan pada 70% 1:10, diperoleh ekstrak sebanyak
dua temperatur yaitu pada suhu panas 239,9 g dari 800 g serbuk simplisia,
dalam oven 40oC dan pada suhu kamar sehingga didapat rendemen ekstrak
25oC selama 8 minggu. Uji stabilitas 29,95%. Ekstrak daun randu memiliki
dilakukan dengan mengambil karakteristik fisik berwarna coklat pekat,
karakteristik fisik dari sediaan yang kental dan berbau khas.
meliputi uji organoleptis, homogenitas,
Hasil Penetapan Kadar air Serbuk saponin, flavonoid, alkaloid, tanin,
Simplisia fenolik. Hasil dari uji fitokimia yang
Penetapan kadar air dilakukan dilakukan pada ekstrak kental daun
untuk mengetahui berapa banyak randu didapatkan hasil positif pada
persentase air yang terdapat dalam senyawa flavonoid dengan penambahan
simplisia dan untuk mengetahui FeCl3 1% dengan hasil berwarna hijau
ketahanan suatu bahan dalam kecoklatan dan penambahan Asam
penyimpanan. kadar air yang didapat Asetat 10% dengan hasil endapan
dari serbuk daun randu dengan kuning, untuk penambahan Metanol +
menggunakan alat Moisture Balance Serbuk Mg + HCL p didapatkan hasil
yaitu 4,595% dilakukan secara duplo, positif dengan hasil warna merah
hasil penetapan kadar air memenuhi kecoklatan. Senyawa alkaloid dengan
syarat umum yaitu <5%. penambahan pereaksi Dragendrof,
Tabel 2. Kadar Air Serbuk Simplisia Mayer dan Bouchardat menunjukan
Daun Randu hasil negatif dengan hasil berturut-turut
Jenis Jenis Sampel Hasil Rata- tidak menunjukkan adanya endapan
Tanaman rata
Daun 4,61%
coklat, endapan putih kekuningan dan
Randu Serbuk endapan coklat yang kurang begitu
4,595%
(Ceiba Simplisia 4,58% terlihat. Senyawa saponin didapatkan
petandra L.)
hasil positif dengan hasil buih yang
stabil selama 10 menit dan tidak hilang
Hasil Penetapan Kadar Abu Serbuk
setelah ditetesi asam klorida 2N.
Simplisia dan Ekstrak Kental
senyawa tanin dan fenolik juga
Penetapan kadar abu dilakukan
didapatkan hasil positif dengan hasil
untuk mengetahui unsur mineral yang
berturut-turut hijau kecoklatan dan biru.
terkandung dalam tanaman obat dan
Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Pada
bahan pangan lain selain bahan organik
Ekstrak Daun Randu
dan air, mineral termasuk bahan
Identifikasi Ekstrak Hasil
anorganik. Bahan yang digunakan Senyawa Etanol
adalah tanaman obat yang dibuat Daun
menjadi serbuk simplisia dan ekstrak Randu

kental dengan cara maserasi Alkaloid


menggunakan pelarut etanol 70% - Dragendrof - - ≠Endapan
- Mayer - Coklat
dengan perbandingan 1:10. Menurut - Bouchardat - - ≠Endapan
Departemen Kesehatan (2008) kadar abu Putih
total simplisia tidak lebih dari 13,1%. Kekuninga
n
Hasil kadar abu dari serbuk simplisia - ≠Endapan
yang didapat adalah 7,77% masih dalam Coklat
batas yang diperbolehkan. Hasil kadar Flavonoid
- FeCl3 1% + - Warna
abu untuk ekstrak kental adalah 2,97% - Asam + Hijau
dilakukan secara duplo. Hasil dari kedua asetat 10% + Kehitaman
- Methanol + - Endapan
kadar abu tersebut belum diketahui Sebuk Mg Kuning
secara umum karena tidak tercantum + HCL p - Warna
dalam Depkes, 1989. Merah
Saponin + Terdapat Buih
Tanin + Hijau
Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kental Kecoklatan atau
Daun Randu Biru Kehitaman
Fenolik + Ungu / Biru
Uji Fitokimia dilakukan untuk
Keterangan:
mengidentifikasi senyawa kimia yang - : Negatif
terkadung dalam tanaman obat maupun + : Positif
tanaman lainya, seperti identifikasi
Evaluasi Sediaan Hair Tonic Ekstrak Mingg Berat jenis
u ke- Suhu kamar Suhu 40oC
Stabilitas Sediaan
Pengamatan Organoleptik F1 F2 F3 F1 F2 F3
Pengamatan organoleptik ketiga
0,98 1,02 0,96 0,98 1,02
formula menunjukan hasil yang relatif 0 0,969
9 6 9 9 6
stabil dari minggu ke-0 sampai minggu 0,969
0,98 1,02 0,96 0,98 1,02
ke-8 dilihat dari warna dan aroma yaitu 7 6 9 7 6
Rata- 0,98 1,02 0,96 0,98 1,02
coklat muda untuk formula 1 dan coklat rata
0,969
8 6 9 8 6
tua untuk formula 2 dan 3 berbau khas SD 0
0,00
0 0
0,00
0
2 2
dan menthol. Homogenitas sediaan 1,00 1,03 0,97 0,97 1,00
stabil sampai minggu ke-2 untuk suhu 8 0,996
9 7 0 7 6
40oC setelah minggu ke-4 sampai 8 0,995
1,00 1,03 0,97 0,98 1,00
8 6 5 7 6
terdapat endapan, sedangkan untuk suhu Rata- 1,00 1,03 0,97 0,98 1,00
25oC stabil sampai minggu ke-6 setelah 0,995
rata 8 6 2 2 6
minggu ke-6 sampai 8 terdapat endapan, 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00
SD 0
7 07 07 3 7
endapan tersebut timbul dari ekstrak 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01
SD Bj 0,018
yang digunakan namun dapat 4 7 2 4 4
didispersikan kembali dengan sekali
pengocokan. Pengukuran pH Sediaan
Pengukuran pH hair tonic ketiga
Pengukuran Berat Jenis formula pada minggu ke-2 sampai
Berat jenis adalah perbandingan minggu ke-8 pada suhu kamar dan 40oC
bobot suatu bahan dengan air pada mengalami penurunan yang tidak terlalu
volume dan suhu yang sama dengan signifikan dan masih berada pada pH
menggunakan piknometer (Matindale, kulit dengan range antara 4,5-6,5
1996). Pengukuran berat jenis dilakukan Pengukuran pH pada minggu ke-0 yaitu
pada minggu ke-0 dan minggu ke-8 formula 1, 2 dan 3 berturut-turut 5,55;
secara duplo, hasil pengukuran berat 5,59 dan 5,62 nilai pH sediaan masih
jenis pada minggu ke-0 dan minggu ke-8 berada pada kisaran pH balance.
untuk ketiga formula pada suhu kamar Tabel 5. Hasil Pengukuran pH Sediaan
dan suhu 40oC mengalami penurunan Hair Tonic Ekstrak Daun Randu
dan kenaikan. Penurunan dan kenaikan Formula Suhu pH
pada berat jenis diduga diakibatkan M2 M4 M6 M 8
karena suhu ruangan tidak konstan dan
peneliti yang memasukan sediaan Formula Suhu 5,47 5,44 5,40 5,33
kedalam piknometer kurang teliti, 1 kamar
Suhu 5,45 5,39 5,32 5,30
namun dari hasil yang didapat dapat 40oC
disimpulkan bahwa pengukuran berat
jenis pada penyimpanan selama 8 Formula Suhu 5,53 5,49 5,43 5,40
2 kamar
minggu relatif stabil karena penurunan Suhu 5,50 5,44 5,36 5,32
dan kenaikan berat jenis tidak 40oC
signifikan.
Formula Suhu 5,56 5,45 5,42 5,38
Tabel 4. Hasil Uji Berat Jenis Sediaan 3 kamar
Hair Tonic Ekstrak Daun Randu Suhu 5,53 5,49 5,46 5,40
40oC
Uji Aktivitas Sediaan Hair Tonic
Ekstrak Daun Randu Terhadap
Pertumbuhan Rambut

Tabel 6. Hasil Rata-rata Panjang Rambut


Rata-rata panjang rambut kelinci (cm±sd)
Perlakuan
Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28 Hari ke-35 Hari ke-42 Rata-rata

KN 0,739±0,017 0,929±0,001 1,279±0,014 1,646±0,023 1,895±0,021 2,287±0,023 1,4625a±0,09


K (-) 0,791±0,011 0,967±0,007 1,311±0,005 1,507±0,012 1,926±0,012 2,287±0,033 1,464a±0,013
K (+) 1,369±0,032 1,612±0,010 1,806±0,018 2,215±0,007 2,501±0,006 2,801±0,002 2,050e±0,020
F1 0,959±0,038 1,291±0,017 1,512±0,010 1,806±0,008 2,111±0,031 2,300±0,026 1,663b±0,021
1,518±0,000
F2 1,076±0,035 1,314±0,014 1,815±0,001 2,260±0,009 2,503±0,002 1,747c±0,010
9
F3 1,208±0,005 1,507±0,003 1,713±0,002 2,170±0,014 2,480±0,006 2,768±0,009 1,974d±0,006
a b c d e f
Rata-rata 1,023 ±0,023 1,124 ±0,008 1,523 ±0,015 1,859 ±0,010 2,195 ±0,014 2,491 ±0,015
Keterangan: Angka yang ditandai dengan superskrip kearah kolom menunjukkan berbeda nyata

Uji aktivitas pertumbuhan dilihat sebagai bakterisid dan antivirus


berdasarkan dua parameter uji yaitu (Achmad, dkk.,1990). Rata-rata panjang
rata-rata panjang rambut dan bobot rambut diidentifikasi secara statistik
rambut kelinci untuk kelebatan rambut. menggunakan Rancangan Acak
Lengkap Faktorial ditinjau dari
3 perlakuan dan waktu.
Kontrol
Rata-rata Panjang Rambut

2.5
Hasil perhitungan secara statistik
Normal
menunjukkan hasil p<0,05 artinya
2 Kontrol terdapat pengaruh perlakuan dan
1.5 Negatif pengaruh waktu terhadap pertumbuhan
(cm)

1 Kontrol Positif rambut untuk itu dilakukan uji lanjut.


0.5
Uji lanjut yang dilakukan adalah Uji
Formula 1 Duncan yang bertujuan untuk
0
7 14 21 28 35 42
mengetahui perbedaan antar perlakuan.
Hasil Uji Duncan menunjukan bahwa
Hari ke- Formula 2
rata-rata panjang rambut ditinjau dari
Gambar 1. Grafik Rata-rata Panjang Rambut Kelinci
pengaruh perlakuan terhadap
Berdasarkan hasil pengukuran rata- pertumbuhan rambut untuk kontrol
rata panjang rambut selama 42 hari normal dan kontrol negatif tidak berbeda
semua perlakuan mengalami nyata artinya kontrol negatif (basis hair
pertumbuhan rambut. Pertumbuhan tonic) tidak memiliki aktivitas terhadap
rambut diduga karena senyawa saponin, pertumbuhan rambut, jadi jika sediaan
flavonoid dan fenol yang terkandung hair tonic mampu mempercepat
dalam ekstrak daun randu bekerja pertumbuhan rambut bukan disebabkan
sebagai sinyal kimia yang diperlukan basis sediaan. Kontrol normal dan
untuk merangsang pertumbuhan papilla kontrol negatif dengan formula 1
rambut pada fase anagen. Senyawa berbeda nyata sedangkan dengan
saponin bersifat konteriritan sehingga formula 2, formula 3 dan kontrol positif
meningkatkan sirkulasi darah perifer, sangat berbeda nyata.
senyawa fenol mempunyai aktivitas Uji statistik pada rata-rata panjang
keratolitik dan disinfektan (Jellinek, rambut menggunakan Uji Duncan
1970), serta flavonoid yang bersifat ditinjau dari pengaruh waktu perlakuan
terhadap aktivitas pertumbuhan rambut
dari hari ke-7 sampai hari ke-42 setelah dilakukan uji duncan yang
mengalami peningkatan pertumbuhan bertujuan untuk melihat perbedaan antar
rambut setiap minggunya dan perlakuan didapatkan hasil tidak berbeda
didapatkan hasil berbeda nyata setiap nyata antara kontrol normal dan negatif.
minggunya. Hari ke-7 dengan hari ke-14 Kedua perlakuan tersebut tidak memiliki
berbeda nyata sedangkan dengan hari aktivitas terhadap kelebatan rambut, yang
ke-21, 28, 35 dan 42 sangat berbeda berarti tidak ada pengaruh basis terhadap
nyata artinya ada pengaruh waktu kelebatan rambut.
terhadap pertumbuhan rambut.
Selain pengukuran rata-rata panjang KESIMPULAN DAN SARAN
rambut, pengukuran juga dilakukan pada Kesimpulan
rata-rata bobot rambut yang bertujuan 1. Ekstrak daun randu (Ceiba petandra
untuk mengetahui kelebatan rambut. L.Gaertn.) dapat diformulasikan
Rambut dicukur pada setiap daerah uji sebagai hair tonic yang relatif stabil
dengan luas 2 x 2,5 cm sampai bersih pada suhu kamar dan 40oC selama
kemudian ditimbang bobotnya penyimpanan 8 minggu.
(Yoon,J.I.,2010). Rata-rata bobot rambut 2. Konsetrasi ekstrak daun randu
diidentifikasi dengan rancangan acak (Ceiba petandra L. Gaertn.) yang
lengkap ditinjau dari pengaruh mempunyai aktivitas sebagai
perlakuan. penumbuh rambut tertinggi dan
Tabel 7. Hasil Rata-rata Bobot Rambut kelebatan rambut yaitu konsentrasi
untuk Kelebatan 5% dengan hasil panjang: 2,768 cm
Rata-rata dan bobot: 8,013 mg/cm2.
Daerah uji Perlakuan bobot rambut
(mg/cm2) ± SD
Saran
1 Kontrol normal 6,466a ± 0,175
1. Pengujian berat jenis dengan
menggunakan piknometer harus
Kontrol negatif
2
(basis sediaan)
6,491a ± 0,144 dilakukan dalam lingkungan dan
suhu yang stabil
3 Formula 1 (2%) 7,321b ± 0,165 2. Pada peneliti selanjutnya jumlah
rambut dihitung persatuan cm2,
Formula 2
4
(3,5%)
c
7,531 ± 0,299 untuk mengetahui banyaknya
rambut yang tumbuh persatuan
5 Formula 3 (5%) 8,013d ± 0,564
waktu.
6
Kontrol positif
9,083e ± 0,302
3. Ekstrak daun randu (Ceiba petandra
(minoxidil 5%) L.Gaertn) bisa dibuat sediaan yang
Keterangan: Angka yang ditandai dengan superskrip
kearah kolom menunjukkan berbeda nyata lebih inovatif seperti cream, gel atau
Berdasarkan hasil rata-rata bobot micro emulsi penumbuh rambut.
rambut untuk kelebatan rambut yang
diperoleh untuk kontrol normal, kontrol DAFTAR PUSTAKA
negatif (basis sediaan), formula 1 (2%), Achmad, A.S., E.H Hakim., dan L.
formula 2 (3,5%), formula 3 (5%) dan Makmur ., 1990. Flavonoid dan
kontrol positif (minoksidil 5%) berturut- Fitomedika, Kegunaan dan
turut yaitu 6,466 ± 0,175; 6,491 ± 0,144; Prospek. Phyto-Medika. Jakarta
7,321 ± 0,165; 7,531 ± 0,299; 8,013 ±
0,564 dan 9,083 ± 0,302 (mg/cm2±sd). Anas, Y.,R.F Fithria, Y.A Purnamasari,
Hasil yang didapat diidentifikasi secara K.A Ningsih, A.G Noviantoro,
statistik dan didapatkan hasil p < 0,05 Suharjo. 2012. Aktivitas Anti Diare
artinya ada perbedaan antar perlakuan Ekstrak Etanol daun Randu (Ceiba
terhadap bobot rambut untuk kelebatan, petandra L. Gaern.) Pada Mencit
Jantan Galur Balb/C. Universitas Penumbuh Rambut. UGM &
wahid Hasyim. Semarang Universitas Muhamadiyah.
Yogyakarta & Surakarta
Azis, S dan S.R. Muktiningsih. 1999.
Studi Kegunaan Sediaan Rambut. Rejendra, CE., G.S Magadum, M. A
Badan Litbangkes. Jakarta Nadaf, S.V Yashoda, M Manjula.
2011. Phytochemica Screening of
Balsam, MJ., E. Sagarin. 1972. The Rhizome of Kaempferia
Cosmetic Science Technology. Galanga. International Journal of
Wiley-Interscience Pharmacognosy and Phytochemical
Research 2011;3(3): 61-60
_______. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Departemen Kesehatan
Tranggono, I.R dan F. Latifah. 2007.
Republik Indonesia. Jakarta
Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Gramedia Pustaka
Jellinek, J.S., 1970. Formulation and
Utama. Jakarta
Function of Cosmetics. Willey
Interscience a Division of John
Yoon, J. I. (2010). Hair Growth
Willey and Son Inc. New York
Promoting Effect of Zizyphus
Jujube Essential Oil. Journal Food
Purwantini, I., R. Munawaroh, dan D.
& Chemical Toxicology. 1350-
Naniek B.s., 2006. Kombinasi
1354
Daun Teh dan Mangkokan sebagai

Anda mungkin juga menyukai