Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh

Puji syukur marilah kita sampaikan kepada Allah SWT. Atas segala rahmat, nikmat,
dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah sederhana yang berjudul “INTEGRITAS
IMAN, ISLAM DAN IHSAN” tepat pada waktunya dengan berbagai kesulitan dan rintangan.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada sang revolusioner islam pembawa
risalah, pemersatu umat dengan ikatan tauhid Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan
pengikutnya.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, dengan usaha dan kegigihan


alhamdulillah makalah yang sederhana ini dapat kami tuntaskan. Adapun isi makalah ini kami
ambil dari berbagai sumber baik media cetak maupun elektronik, tentunya untuk memenuhi
tugas kuliah agama islam. Tetapi ini merupakan proses pembelajaran yang efektif, dengan
adanya tugas ini tidak sedikit buku-buku yang kami baca maupun internet browsing yang
berkaitan dengan pembahasan yang kami buka. Tentunya harapan kami semoga makalah yang
kami buat ini dapat bermanfaat serta dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran dalam
perkuliahan baik sekarang maupun masa mendatang. Suatu ungkapan “hargailah karya
meskipun bagimu tidak ada guna tapi bernilai bagi mereka”.

Selanjutnya haturan terimakasih kami ucapkan kepada dosen agama kita yaitu Bapak
Syarif yang telah sangat luar biasa dalam memberikan masukan, pengarahan dan bimbingan
dengan mengorbankan tenaga, fikiran dan waktunya hingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kemudian mengingat makalah ini syarat dengan kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, maka kami tim penulis sangat mengharapkan butiran masukan dan kritikan dari
semua pihak terutama pembaca untuk makalah kami berikutnya. Semoga bermanfaat,
terimakasih.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………. 1

Daftar Isi…………………………………………………………………………….. 2

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 3
C. Tujuan……………………………………………………………………….. 4

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan…………………………………………… 5


B. Hubungan Antara Iman, Islam, dan Ihsan……………………………………. 6
C. Perbedaan Iman, Islam, dan Ihsan……………………………………………. 9
D. Keutamaan Iman, Islam, dan Ihsan Bagi Manusia…………………………… 10

Bab III Penutup

A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 11
B. Saran………………………………………………………………………….. 11

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Agama Islam memiliki 2 dasar penting dalam ajarannya, yaitu ajaran mengenai
akidah (iman) dan amal (perbuatan). Ajaran akidah bertujuan untuk membimbing
manusia untuk mengembangkan dirinya menuju kemantabpan dalam pandangan,
pemahaman, dan yang utama adalah pemantabpan dalam keyakinan. Sedangkan ajaran
amal bertujuan mendorong manusia untuk mengembangkan perbuatan-perbuatan saleh
sehingga kesempurnaan dan kemantabpan amal ibadah dapat dicapai. Untuk
memahami dan mengamalkan 2 ajaran di atas maka umat Islam diharuskan memahami
terlebih dahulu tiga bagian penting untuk memahami dan mengamalkan ajaran islam,
tiga bagian yang harus menyatu secara utuh yang wajib kita pahami yaitu iman, islam,
dan ihsan. Jika diibaratkan sebagi sebuah bangunan maka, fondasi bangunan yang tak
tampak dan tertimbun di dalam tanah adalah iman. Sedangkan Islam diwujudkan dalam
bangunan yang tampak di permukaan seperti dinding, atap, dll. Untuk ihsan sendiri
dapat diibaratkan sebagai segala sesuatu ornamen yang memperindah dan segala
sesuatu yang membuat nyaman bangunan tersebut, misalnya warna cat dan bentuk
pagar.
Berdasarkan pengibaratan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwasannya iman,
islam, dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan untuk membangun
jiwa seorang muslim yang sesuai dengan ajaran Islam. Tiga bagian penting dalam
ajaran islam tersebut harus saling seimbang dan terintegrasi satu sama lain. Oleh karena
itu, makalah yang kami susun ini akan sedikit membahas mengenai pengertian iman,
islam, dan ihsan, serta bagaimana hubungan dan integrasi iman, islam, dan ihsan dalam
kehidupan kita sebagai seorang muslim yang taat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Iman, Islam, dan Ihsan?


2. Bagaimana hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan?
3. Apa perbedaan Iman, Islam, dan Ihsan?
4. Keutamaan Iman, Islam dan Islam bagi Manusia

3
C. TUJUAN

1. Memahami Iman, Ihsan, dan Islam


2. Memahamii hubungan Iman, Ihsan, dan Islam
3. Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Agama

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IMAN, ISLAM, DAN IHSAN
a. Pengertian Iman
Iman nenurut arti bahasa adalah percaya atau memepercayai sesuatu. Sedang
menurut arti yang lazim dipakai, Iman artinya ialah meyakini dengan hati,
mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dalam tindakan sehari-hari. Iman
ini merupakan awal dan akhir dari semua unsur ajaran Islam. Iman ini merupakan
awal dan akhir dari semua unsur ajaran Islam. Konsep iman / aqidah dalan ajaran
Islam dikenal dengan istilah Tauhid. Tauhid inilah yang merupakan ajaran
sepanjang sejarah manusia, sejak Nabi Adam As sampai dengan Nabi Muhammad
SAW. Suatu kepercayaan yang menegaskan bahwa hanya Allah Swt yang
menciptakan, memberi hukum-hukum, mengatur dan mendidik alam semesta
(Tauhid Rububiyah). Sebagai akibatnya, maka Allah Swt satu-satunya Tuhan
Yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongan-Nya, serta harus ditaati
(Tauhid Uluhiyah).

b. Pengertian Islam
Perkataan Islam bermakna ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak
Allah). Kata “Islam” merupakan kata jadian yang berasal dari kata dasar “salima”
yang berarti sejahtera, tidak bercela, tidak bercacat. Sehingga Islam mengandung
arti kedamaain, kesejahteraan, kepatuhan, ketaatan dan penyerahan diri. Namun
pada intinya Islam itu mengandung makna berserah diri, tunduk, patuh, dan taat
dengan sepenuh hati kepada kehendak Ilahi. Oleh karena itu, Islam berkaitan
dengan perbuatan/perilaku yang harus dipraktikkkan dalam hidup sehari-hari.
Perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan yang baik yang didasarkan karena
Allah semata-mata, yang sering disebut dengan istilah ibadah. Ibadah yang
dimaksud di sini adalah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan
mentaati segala perintah, menjauhi segala larangan dan mengerjakan segala yang
diperbolehka-Nya, baik itu ibadah dalam arti khusus (perbuatan atau amalan yang
telah ditetapkan syarat dan ketentuaanya oleh Allah Swt), atau pun ibadah dalam

5
arti umum (segala ibadah yang diperbolehkan oleh Allah). Suatu perbuatan akan
bernilai “ibadah” atau “tidak”, tergantung pada niatnya. Selain itu, suatu tujuan
kehidupan yang bertujuan ibadah, akan memberikan ketenangan hidup.

c. Pengertian Ihsan
Adapun Ihsan diartikan dengan berbakti kepada Allah, seolah-olah kita melihat
Allah dengan mata kepala kita sendiri, dan jika kita tidak melihatnya,
sesungguhnya Dialah yang senantiasa melihat kita. Ihsan menggambarkan suatu
sikap batin yang telah dipenuhi oleh rasa ketuhanan yang sangat mendalam,
sehingga di mana pun ia berada, dan dalam pekerjaan apa saja dia bekerja, ia selalu
merasa diawasi atau diperhatikan oleh Allah, dan rasa seperti itulah yang
mendorongnya untuk menjauhi / meninggalkan hal-hal yang bertentangan dengan
kehendak-Nya. Yang pada akhirnya sikap Ihsan ini akan melahirkan budi pekerti
yang luhur atau akhlakul karimah. Ihsan merupakan hasil dari iman yang kokoh
dan mendalam dan latihan ibadah yang terus-menerus. Dengan kata lain Ihsan
(akhlak al Karimah) adalah implementasi dari kesempurnaan iman dan ke-islamaan
seorang hamba.

B. HUBUNGAN IMAN, ISLAM, DAN IHSAN


Iman, Islam dan Ihsan merupakan inti pokok ajaran Islam. Ketiganya sangat
berhubungan erat dan saling mengisi, bahkan satu dengan yang lainnya tidak bias
dipisahkan. Walaupun memiliki definisi dan istilah yang berbeda, namun semuanya
berada dalam satu napas.
Ketiga istilah tersebut dalam praktiknya menjadi satu. Dalam praktiknya kata-
kata iman misalnya dihubungkan dengan larangan menghina orang lain, saling mencela
dan memberi julukan yang negatif. Iman juga dihubungkan dengan larangan berburuk
sangka, saling mengintip dan saling mengumpat.

َ ْ َ ُ ُ ْ َ ٰ َ َ ْ َ ْ ٌ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫َس أن َيكونوا خ ْْ ًيا ِمن ُه ْم َوَل ِن َس ٌاء ِم ْن‬ ‫يا أيها ال ِذين آمنوا َل يسخر قوم ِمن قو ٍم ع‬
ُ‫س ِاَل ْسم‬ َْ
َ ‫اْل ْل َقاب ۖ ب ْئ‬ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ ْ ً ْ َ َّ ُ َ ْ َ ٰ َ َ َ
ِ ِ ‫ِنس ٍاء عَس أن يكن خ ْيا ِمنهن ۖ وَل تل ِمزوا أنفسكم وَل تنابزوا ِب‬
َ َّ ُ َ َ َُ ُ َ َ ‫وق َب ْع َد ْاْل‬
ُ ُ ُْ
‫يم ِان ۚ َو َم ْن ل ْم َيت ْب فأول َٰٰ َِٰئك ه ُم الظ ِال ُمون‬ ِ ‫الفس‬

6
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-
wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.”(Q.S. Al-Hujurat :11)

َ َ َ ْ َّ َ ْ َ َّ ِّ َّ َ ً َ ُ َ ْ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫ض الظ ِّن ِإث ٌم ۖ َوَل ت َج َّس ُسوا َوَل‬ ‫يا أيها ال ِذين آمنوا اجت ِنبوا ك ِث ْيا ِمن الظن ِإن بع‬
ُ ‫َي ْغ َت ْب َب ْع ُض ُك ْم َب ْع ًضا ۚ َأ ُيح ُّب َأ َح ُد ُك ْم َأ ْن َي ْأ ُك َل َل ْح َم َأخيه َم ْي ًتا َف َكر ْه ُت ُم‬
َ َّ ‫وه ۚ َو َّات ُقوا‬
ۚ ‫اَّلل‬ ِ ِ ِ ِ
ٌ ‫اب َرح‬
‫يم‬ ٌ ‫اَّلل َت َّو‬
َ َّ ‫إ َّن‬
ِ ِ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing
sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang” (Q.S. Al-Hujurat :12)

Selanjutnya Islam dengan rukun-rukunnya (Dua Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat,


dan Haji) selalu berhubungan dengan perbuatan-perbuatan baik atau akhlakul karimah
(Ihsan), sebagaimana kita lihat pada ayat-ayat berikut ini
َ ْ ْ َ َ ْ َ ٰ َ ْ َ َ َ َّ َّ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َْ َ ُ َ ُ ْ
ۗ ‫َه ع ِن الف ْحش ِاء َوال ُمنك ِر‬ ‫اب َوأ ِق ِم الصَلة ۖ ِإن الصَلة تن‬
ِ ‫وح ِإليك ِمن ال ِك‬
‫ت‬ ‫اتل ما أ ِ ي‬
َ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ ْ َ َّ ُ ْ َ َ
‫اَّلل أ ك َي ۗ واَّلل يعلم ما تصنعون‬ِ ‫ول ِذكر‬

Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Ankabut :45)

7
َ ُ َّ َ ُ َّ َ ُ َ َ ‫الص َي ُام َك َما ُكت َب َع ََل َّالذ‬
‫ين ِم ْن ق ْب ِلك ْم ل َعلك ْم تتقون‬ ِّ ‫آم ُنوا ُكت َب َع َل ْي ُك ُم‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها َّالذ‬
َ ‫ين‬
ِ ِ ِ ِ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa,” (QS. Al-Baqarah ; 183)

َ ‫وق َو ََل ج َد‬


َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ ْ َّ َ ‫ات ۚ َف َم ْن َف َر‬ ٌ َ ُ ْ َ ٌ ُ ْ َ ُّ َ ْ
‫ال ِ يف‬ ِ ‫س‬ ‫ف‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫ث‬ ‫ف‬‫ر‬ ‫َل‬ ‫ف‬ ‫ج‬ ‫ح‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫يه‬
ِ ِ ‫ف‬ ‫ض‬ ‫الحج أشهر معلوم‬
‫ون َيا‬
ُ َّ َ ٰ َ ْ َّ
‫ق‬ ‫ات‬‫و‬ ۚ ‫ى‬ ‫و‬‫ق‬‫الت‬ ‫اد‬ َّ ‫اَّلل ۗ َو َت َز َّو ُدوا َفإ َّن َخ ْ َي‬
‫الز‬ ُ َّ ‫ْال َح ِّج ۗ َو َما َت ْف َع ُلوا م ْن َخ ْي َي ْع َل ْم ُه‬
ِ ِ ْ ِ ٍْ ِ
َْ
َ ‫اْل ْل‬ ُ
‫اب‬ ِ ‫ب‬ ‫ول‬
‫ِي‬ ‫أ‬

Artinya : “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan
apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah
kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”(QS. Al-Baqarah:197)

َ َ َ َ َ َّ ََ ِّ َ ُ َ ْ ُ ُ ِّ َ ُ ً َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ ُ
ۗ ‫يه ْم ِب َها َو َص ِّل عل ْي ِه ْم ۖ ِإن َصَلتك َسك ٌن ل ُه ْم‬
ِ ‫خذ ِمن أمو ِال ِهم صدقة تطهرهم وتز‬
‫ك‬
ٌ ‫يع َعل‬
‫يم‬ ُ َّ ‫َو‬
ٌ ‫اَّلل َسم‬
ِ ِ

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah:103)

Dari ayat-ayat tersebut di atas dapat dipetik suatu kesimpulan bahwa rukun
Islam yang diimplementasikan dalam praktik ibadah selalu dihubungkan dengan
akhlakul karimah (Ihsan), atau perbuatan-perbuatan yang bernilai kebaikan, seperti
shalat dikaitkan dengan menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar, puasa
dikaitkan dengan ketakwaan, haji dikaitkan dengan tidak boleh berkata kotor, dusta,

8
dan sebagainya, begitu pun juga dengan zakat dikaitkan dengan penyucian jiwa atau
harta.
Iman yang pada awalnya sebuah ikrar, akan mendorong manusia untuk bergerak
dengan kesungguhan hati untuk mempraktikkan atau mengamalkan apa
yang diperintahkan dari apa yang diyakininya yang melahirkan ketaatan atau kepatuhan
dalam menjalani hidup dan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, Ihsan lahir dari
kesempurnaan keimanan dan keislaman seseorang, atau kesempurnaan keimanan dan
keislaman seseorang akan nampak pada sikap atau tingkah lakunya baik perkataan,
perbuatan, atau pun pikiranya.

C. PERBEDAAN ANTARA IMAN, ISLAM, DAN IHSAN


Disamping adanya hubungan diantara ketiganya, juga terdapat perbedaan
diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan
pada segi keyakinan dalam hati. Islam merupakan sikap untuk berbuat dan
beramal.Sedangkan Ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan nyata. Dengan
ihsan, seseorang bisa diukur tipis atau tebal iman dan islamnya.
Iman dan islam bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan
Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan pengertian
iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang enam. Dan bila
hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna dan hukum
keduanya.

Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada
Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman.
Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah
merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan
adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap
mukmin adalah muhsin. adalah mukmin.[10]

9
D. KEUTAMAAN IMAN, ISLAM, DAN IHSAN BAGI MANUSIA
Setiap pemeluk Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam (Al-Islam) tidak
sah tanpa iman (Al-Iman), dan iman tidak sempurna tanpa ihsan (Al-
Ihsan). Sebaliknya, ihsan adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak
mungkin tanpa Islam.
Ali Bin Abi Thalib mengemukakan tentang keutamaan Iman,Islam dan Ikhsan
sebagai berikut:
‫ إن اإليمان ليبدو لمعة بيضاء فإذا عمل العبد الصالحات نمت فزادت حتى يبيض القلب كله وإن النفاق ليبدو‬: ‫قال علي‬
‫نكتة سوداء فإذا انتهك الحرمات نمت وزادت حتى يسود القلب كله‬
“ Sahabat Ali Berkata : sesungguhnya iman itu terlihat seperti sinar
yang putih, apabila seorang hamba melakukan kebaikan, maka sinar tersebut akan
tumbuh dan bertambah sehingga hati (berwarna) putih. Sedangkan kemunafikan
terlihat seperti titik hitam, maka bila seorang melakukan perkara yang diharamkan,
maka titik hitam itu akan tumbuh dan bertambah hingga hitamlah (warna) hati”.[11]

Jadi Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar dalam
pandangan islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh Allah
SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an dan Al-
Hadits.

10
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa Iman adalah
mempercayai dengan hati , mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan
anggota segala apa yang dibawa Nabi SAW dari Allah, Islam adalah patuh, tunduk,
taat, dan berserah diri kepada Allah SWT. Dalam upaya mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, dan Ihsan adalah adalah puncak ibadah dan
akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt.

Antara Iman, Islam dan Ihsan mempunyai keterkaitan timbal balik yang saling
berhubungan, sehingga digambarkan seperti segitiga sama sisi, yang masing-masing
sisinya adalah Iman, Islam dan Ihsan.

B. SARAN
Dari pembahasan di atas,kami hanya bisa menyarankan agar pembaca
senantiasa meningkatkan semangat keagamaan dan lebih meningkatkan keimanan agar
kita bisa bersama- sama mendapat Surga oleh Allah SWT.

11
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/34823151/integrasi_iman_islam_dan_ihsan.pdf
(diunduh pada tanggal 17 September 2018/pukul 10.47)
 http://panduhusnibravo.blogspot.com/2012/04/integrasi-iman-islam-dan-ihsan.html
(diunduh pada tanggal 18 September 2018/pukul 13.45 WIB)
 https://tafsirq.com/topik/
(diunduh pada tanggal 18 September 2018/pukul 14.19 WIB)
 http://rizkiarahmayanti16.blogspot.com/2015/02/mengintegrasikan-iman-islam-dan-
ihsan.html
(diunduh pada tanggal 19 September 2018/pukul 20.51 WIB)
 http://kurniawaalex.blogspot.com/2014/10/imanislamihsan.html
(diakses pada tanggal 19 September 2018/pukul 22.58)

12

Anda mungkin juga menyukai