com
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan untuk
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok dan Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 1/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
1.3. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini ialah agar menambah para pembaca
khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara umumnya dapat lebih
mengetahui dan memahami lebih mendalam mengenai epiglotitis akut.
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 2/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Epiglotitis Akut
2.1. Definisi
Epiglotitis akut adalah suatu keadaan inflamasi akut yang terjadi pada daerah
supraglotis dari orofaring, meliputi epiglotis, valekula, aritenoid, dan lipatan ariepiglotika,
1
sehingga sering juga disebut dengan supraglotitis atau laringitis supraglotik.
2.2. Etiologi
Epiglotitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri yang paling sering
ditemukan adalah Haemophilus influenzae tipe b, namun dapat juga disebabkan oleh
bakteri lain, seperti Streptococcus pneumonia, Haemophilus parainfluenzae , Streptococcus
β -hemolyticus grup A dan grup C, Staphylococcus aureus, dan yang lebih jarang Klebsiella
pneumoniae , Neisseria meningitidis, Pasteurella multocida, Pseudomonas aeruginosa, dan
Bacteroides melanogenicus . Candida albicans juga pernah dilaporkan baik pada pasien
yang imunokompeten maupun yang imunokompromi. Beberapa virus juga dapat
menyebabkan epiglotitis akut, yaitu virus herpes simpleks, virus parainfluenza, dan virus
1,2,4,7
Epstein-Barr.
Penyebab non-infeksi dari epiglotitis akut dapat berupa penyebab termal (makanan
atau minuman yang panas, penggunaan obat-obatan terlarang seperti rokok kokain dan
rokok mariyuana), penyebab kaustik, dan benda asing yang tertelan. Epiglotitis juga dapat
1,2,4
terjadi sebagai reaksi dari kemoterapi pada daerah kepala dan leher.
2.3. Epidemiologi
Kasus epiglotitis akut dilaporkan pertama kali oleh Theisen pada tahun 1900 sebagai
“angina-epiglottides ”. Sejak itu, epiglotitis akut telah dipublikasikan secara luas dalam
2
literatur pediatrik. Di Amerika Serikat, epiglotitis merupakan penyakit yang jarang
ditemui, dengan insidensi pada orang dewasa sekitar 1 kasus per 100.000 penduduk per
tahun, dengan rasio pria-wanita sekitar 3:1, dan terjadi pada usia dekade kelima dengan
1
usia rata-rata sekitar 45 tahun. Namun akhir-akhir ini terdapat bukti yang menyatakan
bahwa prevalensi dan insidensi epiglotitis akut pada orang dewasa meningkat,
dibandingkan dengan pada anak-anak yang relatif menurun. 2-4,7 Rasio insidensi antara
anak-anak dengan orang dewasa pada tahun 1980 adalah 2,6:1, dan menurun menjadi 0,4:1
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 3/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
pada tahun 1993. Penurunan angka kejadian epiglotitis pada anak-anak ini terjadi sejak
diperkenalkannya vaksin untuk Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Epiglotitis akut
1,4
paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 – 4 tahun.
3
Gambar 2.1. Anatomi epiglotis
Epiglotis dapat dibagi menjadi bagian suprahioid dan bagian infrahioid. Bagian
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 4/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
Akibat permukaan mukosa laring melipat ke arah pangkal lidah, terbentuk tiga lipatan: dua
buah lipatan glosoepiglotika lateral dan sebuah lipatan glosoepiglotika medial. Dua
lekukan yang terbentuk dari ketiga lipatan tersebut disebut dengan valekula (dalam bahasa
Latin berarti “lekukan kecil”). Bagian infrahioid hanya bebas pada permukaan laringealnya
atau permukaan posterior. Permukaan ini memiliki tonjolan kecil yang disebut tuberkel. Di
antara permukaan anterior dan membran tirohioid dan kartilago tiroid terdapat celah pre-
epiglotika yang berisi lapisan lemak. Yang melekat secara lateral adalah membran
kuadrangular yang memanjang ke aritenoid dan kartilago kornikulata, membentuk lipatan
3
ariepiglotika.
Seperti pada aspek lain dari saluran nafas pediatrik, epiglotis pada anak berbeda
secara signifikan dibandingkan dengan pada orang dewasa. Pada anak-anak, epiglotis
terletak lebih ke anterior dan superior dibandingkan pada orang dewasa, dan berada pada
sudut terbesar dengan trakea. Epiglotis pada anak juga lebih terkulai dan berbentuk
“omega shaped ” dibandingkan dengan epiglotis yang lebih kaku dan berbentuk “U-
4
shaped ” pada orang dewasa.
8
Gambar 2.2. Perbedaan letak epiglotis pada (A) anak-anak dan (B) dewasa
sulit menelan, dan suara menggumam atau ”hot potato voice”, suara seperti seseorang
1
berusaha berbicara dengan adanya makanan panas di dalam mulutnya. Prediktor adanya
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 5/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
obstruksi saluran nafas adalah perkembangan yang cepat dalam 8 jam setelah onset gejala,
terdapat stridor inspiratoar, saliva yang menggenang, laju pernafasan lebih dari 20 kali
2
permenit, dispnea, retraksi dinding dada dan posisi tubuh yang tegak. Selain itu, tanda-
tanda lain yang dapat ditemukan pada pasien dengan epiglotitis akut adalah demam, nyeri
1
pada palpasi ringan leher, dan batuk.
Pada anak-anak, manifestasi klinik yang nampak akan terlihat lebih berat
dibandingkan pada orang dewasa. Tiga tanda yang paling sering ditemui adalah demam,
sulit bernafas, dan iritabilitas. Anak-anak akan terlihat toksik, dan terlihat tanda-tanda
adanya obstruksi saluran nafas atas. Akan terlihat pernafasan yang dangkal, stridor
inspiratoar, retraksi, dan saliva yang menggenang. Selain itu juga terdapat nyeri tenggorok
yang hebat dan disfagia. Berbicara pun terbatas akibat nyeri yang dirasakan. Batuk dan
suara serak biasanya tidak ditemukan, namun bisa terdapat suara menggumam. Stridor
muncul ketika saluran nafas hampir sepenuhnya tertutup. Anak-anak biasanya akan
melakukan posisi “tripod” (pasien duduk dengan tangan mencengkram pinggir tempat
tidur, lidah menjulur dan kepala lurus ke depan). Laringospasme dapat muncul secara tiba-
tiba dengan adanya aspirasi sekret ke saluran nafas yang telah menyempit dan
4,8
menimbulkan respiratory arrest .
Obstruksi saluran nafas pada pasien dengan epiglotitis akut dapat terjadi karena
mukosa dari daerah epiglotis longgar dan memiliki banyak pembuluh darah, sehingga
ketika terjadi reaksi inflamasi, iritasi, dan respon alergi, dapat dengan cepat terjadi edema
6
dan menutupi saluran nafas sehingga terjadi obstruksi yang mengancam jiwa.
Dari hasil pemeriksaan radiografi ditemukan gambaran “ thumb sign”, yaitu bayangan dari
epiglotis globular yang membengkak, terlihat penebalan lipatan ariepiglotika, dan distensi
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 6/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
dari hipofaring. Terkadang, epiglotis itu sendiri tidak membengkak, namun daerah
supraglotis masih terlihat tidak jelas dan nampak kabur akibat edema dari struktur
supraglotis yang lain. Pada kasus yang berat, terapi tidak boleh ditunda untuk melakukan
pemeriksaan radiografi. Jika radiografi memang dibutuhkan, pemeriksaan harus
didampingi dengan personil yang dapat mengintubasi pasien secara cepat ketika obstruksi
2,3,8
saluran nafas memberat atau telah tertutup seluruhnya.
2,6
Gambar 2.3. Gambaran radiografi lateral leher pada pasien dengan epiglotitis
Pada anak-anak, croup dapat merupakan diagnosis banding dari epiglotitis. Usia
pasien, gejala prodromal, adanya batuk, dan tingkat toksisitas dapat membantu
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 7/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
membedakan epiglotitis dari croup. Biasanya, croup terjadi pada anak yang lebih muda,
dan yang paling penting, pada anak dengan croup terdapat barking cough dan jarang
4
terlihat toksik.
Kondisi-kondisi lain yang menyerupai epiglotitis adalah angioedema akut, obstruksi
saluran nafas karena penyebab lain, fraktur atau stenosis laring, aspirasi benda asing,
1,4
difteri laringeal, laringitis, abses peritonsilar, abses retrofaringeal, dan sepsis.
2.8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan epiglotitis diarahkan kepada mengurangi
obstruksi saluran nafas dan menjaganya agar tetap terbuka, serta mengeradikasi agen
penyebab. Intubasi tidak boleh dilakukan di lapangan kecuali sudah terjadi obstruksi
saluran nafas yang akut. Pada pasien dengan keadaan yang tidak stabil, penatalaksanaan
saluran nafas sangat diperlukan. Tanda dan gejala yang berhubungan dengan kebutuhan
intubasi termasuk distres pernafasan, keadaan saluran nafas yang membahayakan yang
ditemukan saat pemeriksaan, stridor, ketidakmampuan untuk menelan, saliva yang
menggenang, dan keadaan yang makin memburuk dalam 8 – 12 jam. Epiglotis yang
membesar pada pemeriksaan radiografi berhubungan dengan obstruksi saluran nafas. Jika
masih ragu-ragu, mengamankan saluran nafas merupakan pendekatan yang paling aman.
Keadaan pasien dapat memburuk secara cepat, dan peralatan untuk membuka saluran nafas
1
harus tersedia. Jika intubasi gagal, dapat dilakukan trakeostomi atau krikotirotomi segera.
Pada pasien dengan keadaan yang stabil tanpa tanda-tanda bahaya saluran nafas, sulit
bernafas, stridor, atau saliva yang menggenang, dan hanya memiliki pembengkakan yang
ringan, dapat ditangani tanpa intervensi saluran nafas yang segera dengan pengawasan
ketat di unit perawatan intensif atau ICU. Karena obstruksi saluran nafas dapat terjadi
dengan cepat pada pasien, penilaian serial berulang dari patensi saluran nafas sangat
diperlukan.1
Pada anak-anak, hindari prosedur yang dapat meningkatkan kegelisahan sampai
saluran nafas anak tersebut telah diamankan. Prosedur seperti pengambilan darah dan
pemasangan infus, meskipun dibutuhkan pada kebanyakan kasus epiglotitis akut pada
4
anak, dapat meningkatkan kegelisahan dan memperparah keadaan saluran nafasnya.
Antibiotik intravena dapat dimulai sesegera mungkin dan harus mencakup
Haemophilus influenzae , Staphylococcus aureus, Streptococcus dan Pneumococcus ,
seperti amoksisilin/asam klavulanat atau sefalosporin generasi kedua atau ketiga, seperti
sefuroksim, sefotaksim, atau seftriakson. Kortikosteroid sering direkomendasikan untuk
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 8/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
epiglotitis. Walaupun begitu, tidak ada data yang menunjukkan kegunaannya pada keadaan
ini. Penggunaan kortikosteroid tidak mengurangi kebutuhan untuk intubasi, durasi
3,7
intubasi, ataupun durasi perawatan.
7
Gambar 2.4. Alur tatalaksana epiglotitis akut
Ekstubasi biasanya dapat dilakukan setelah 48 hingga 72 jam, di mana edema telah
berkurang dan terdapat kebocoran udara di sekeliling selang endotrakeal. Kriteria untuk
ekstubasi termasuk berkurangnya eritema, berkurangnya edema epiglotis, atau secara
empiris setelah 48 jam intubasi. Laringoskopi fiber optik transnasal dapat dilakukan untuk
3,8
menilai resolusi dari edema sebelum dilakukan ekstubasi.
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 9/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
10
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 10/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
11
BAB 3
KESIMPULAN
Epiglotitis akut adalah suatu keadaan inflamasi akut yang terjadi pada daerah
supraglotis dari orofaring, meliputi epiglotis, valekula, aritenoid, dan lipatan ariepiglotika,
sehingga sering juga disebut dengan supraglotitis atau laringitis supraglotik. Kasus
epiglotitis akut dilaporkan pertama kali oleh Theisen pada tahun 1900 sebagai “ angina-
epiglottides ”. Sejak itu, epiglotitis akut telah dipublikasikan secara luas dalam literatur
pediatrik.
Epiglotitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, yang paling sering
ditemukan adalah Haemophilus influenzae tipe b, namun dapat juga disebabkan oleh
bakteri lain, virus dan jamur. Selain itu juga terdapat penyebab non-infeksi, seperti
penyebab termal, penyebab kaustik, dan benda asing yang tertelan. Epiglotitis juga dapat
terjadi sebagai reaksi dari kemoterapi pada daerah kepala dan leher.
Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan dan/ atau
sulit menelan, dan sulit bernafas. Pada anak-anak, gejala yang nampak akan terlihat lebih
berat.
Epiglotitis dapat menjadi fatal jika terdiagnosis terlambat, karena dapat
menyebabkan obstruksi saluran nafas. Diagnosis biasanya dapat ditegakkan dari riwayat
perjalanan penyakit dan temuan klinis, serta pemeriksaan radiografi jika memungkinkan.
Penatalaksanaan pada pasien dengan epiglotitis diarahkan kepada mengurangi
obstruksi saluran nafas dan menjaganya agar tetap terbuka, serta mengeradikasi agen
penyebab. Dapat dilakukan intubasi jika telah terjadi obstruksi, dengan ekstubasi setelah
48 – 72 jam, serta pemberian antibiotik yang adekuat.
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 11/12
5/17/2018 EpiglotitisAkut-slidepdf.com
12
DAFTAR PUSTAKA
http://slidepdf.com/reader/full/epiglotitis-akut 12/12