Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pengertian
Tanaman gandum memiliki nama latin Triticum spp. Gandum adalah sekelompok
tanaman serealia dari suku padi – padian yang kaya akan karbohidrat.
Gandum pertama kali ditemukan didaerah Timur Tengah sebelum tahun 9600 SM dan
dalam sejarah merupakan salah satu biji-bijian pertama yang ditanam manusia secara besar-
besaran.
Gandum merupakan serealia yang tidak dapat tumbuh dengan baik di negara beriklim
tropis seperti Indonesia, sehingga gandum harus diimpor dari negara-negara sub-tropis.
Bran merupakan kulit terluar dari biji gandum. Presentase bran adalah sebesar 14,5-20%
dari total berat biji gandum.
Endosperm
Endosperm merupakan bagian yang diambil ketika proses penggilingan dan diubah
menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Bagian ini merupakan bagian
terbesar (80-83%) dari biji gandum.
Lembaga (Germ)
Lembaga merupakan cadangan makanan dari biji gandum yang memiliki kandungan
lemak yang tinggi. Setiap biji gandum memiliki presentase lembaga sebanyak 2,5-3%.
Berdasarkan tekstur kernel. Gandum diklasifikasikan menjadi hard, soft, dan durum.
Berdasarkan warna bran. Gandum diklasifikasikan menjadi red (merah) dan white
(putih).
Berdasarkan musim tanam. Gandum dibagi menjadi winter (musim dingin) dan spring
(musim semi).
E. Manfaat Gandum
1. Gandum utuh mengandung banyak serat. Karena lambat dicerna, serat membuat kenyang
lebih bertahan lama.
2. Membantu Pencernaan. Kandungan serat membuat gerakan usus lebih teratur.
3. Menurunkan Tingkat Kolesterol. Gandum bisa mencegah tubuh menyerap kolesterol
jahat.
4. Menurunkan tekanan darah tinggi dan gula darah. Berdasarkan penelitian, memakan
gandum utuh bisa menurunkan tekanan darah tinggi dan level gula darah.
5. Mengontrol berat badan. Gandum membuat kenyang bertahan lebih lama. Sehingga berat
badan orang yang banyak mengkonsumsi gandum utuh biasanya stabil ketimbang orang
yang tidak mengkonsumsi gandum utuh.
6. Mencegah perut buncit. Berdasarkan penelitian,mengkonsumsi gandum utuh juga bisa
memangkas lemak di tubuh.
F. JENIS-JENIS PRODUK PENGOLAHAN GANDUM
I. Tepung Terigu
1.1 Pengertian
Tepung terigu adalah tepung hasil dari bulir gandum yang telah melalui proses
penggilingan. Kata terigu dalam Bahasa Indonesia diserap dari Bahasa Portugis,
“trigo”, yang berarti “gandum”. Selain mengandung banyak karbohidrat, terigu juga
mengandung protein dalam bentuk gluten.
Gluten adalah suatu senyawa pada terigu yang bersifat kenyal dan elastis, yang
berperam dalam menentukan kualitas suatu makanan yang dihasilkan. Semakin tinggi
kadar gluten, semakin tinggi kadar protein dalam terigu tersebut. Kandungan protein
yang tinggi terdapat pada gandum jenis hard wheat dan kandungan protein yang rendah
terdapat pada gandum jenis soft wheat.
Mixing (pencampuran) : bertujuan agar hidrasi tepung dengan air berlangsung secara
merata dan menarik serat-serat gluten. Untuk mendapatkan adonan yang baik harus
diperhatikan jumlah penambahan air (28–38%), waktu pengadukan (1525 menit), dan
suhu adonan (24–400 °C) (Anonima, 2008).
Proses roll-pressing/roll-sheeting (pembentukan lembaran) : bertujuan untuk
menghaluskan serat-serat gluten dan membuat lembaran adonan. Pasta yang dipress
sebaiknya tidak bersuhu rendah yaitu kurang dari 250°C, karena pada suhu tersebut
menyebabkan lembaran pasta pecah-pecah dan kasar. Mutu lembaran pasta yang
demikian akan menghasilkan mi yang mudah patah. Tebal akhir pasta sekitar 1,2 – 2
mm. Di akhir proses pembentukan lembaran, lembar adonan yang tipis dipotong
memanjang selebar 1–2 mm dengan roll pemotong mi, dan selanjutnya dipotong
melintang pada panjang tertentu (Matz, 1984).
Pengukusan : Pada proses ini terjadi gelatinisasi pati dan koagulasi gluten sehingga
dengan terjadinya dehidrasi air dari gluten akan menyebabkan timbulnya kekenyalan
mi. Hal ini disebabkan oleh putusnya ikatan hidrogen, sehingga rantai ikatan kompleks
pati dan gluten lebih rapat. Pada waktu sebelum dikukus, ikatan bersifat lunak dan
fleksibel, tetapi setelah dikukus menjadi keras dan kuat. Pengukusan dengan
pemanasan akan mengakibatkan perombakan struktur pati dan penurunan integritas
granula sehingga terjadi gelatinisasi. Secara alami senyawa pati bersifat tidak larut
dalam air tetapi menyerap air 15-30%.
Pengeringan : Pengurangan sejumlah massa air dari suatu bahan. Pengeringan
merupakan proses penting dalam produksi pertanian yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai ekonomi produk, mengawetkan produk selama penyimpanan,
memantapkan kualitas seperti flavor, nilai nutrisi serta mengurangi volume produk
(Matz, 1984).
Secara umum, proses produksi long goods pasta dan short goods pasta memiliki
kemiripan. Proses produksi pasta long goods dan short goods diawali dengan
penimbangan bahan baku semolina, air dan zat aditif. Ketiga bahan baku tersebut lalu
dimasukkan ke dalam mesin mixer untuk dilakukan proses pencampuran yaitu dengan
pre mixer, main mixer, dan vacuum mixer. Setelah melalui ketiga proses pencampuran
maka adonan akan dicetak menggunakan insert die yang sesuai dengan jenis produk
yang telah dijadwalkan. Adonan yang telah dicetak lalu dikeringkan. Proses
pengeringan melalui dua tahap yaitu pre dryer dan final dryer. Pasta yang telah
dikeringkan lalu akan melalui proses pendinginan. Pasta yang sudah melewati proses
pendinginan maka akan disimpan. Long goods pasta akan disimpan di stacker dan
short goods pasta akan disimpan di bin. Long goods yang disimpan masih memiliki
panjang 54 cm lalu akan dipotong menjadi pasta berukuran 26 cm. Untuk short goods
pasta akan dilakukan penyaringan untuk memisahkan pasta dalam kondisi baik dengan
pasta yang memiliki kondisi buruk. Setelah melalui tahp tersebut long goods pasta dan
short goods pasta akan dilakukan proses pengemasan.
Gambar 3.1 Peta proses operasi produksi pasta short goods di PT Indofood sukses
Makmur, TBK.
Gambar 3.2. Peta proses operasi produksi pasta long goods di PT Indofood sukses
Makmur, TBK.
IV. ROTI
4.1 Pengertian
Roti gandum utuh atau roti gandum adalah jenis roti yang dibuat menggunakan
tepung yang digiling dari biji-bijian gandum utuh atau hampir-utuh, yaitu tepung
gandum dan gandum utuh.
Roti tawar putih juga terbuat dari tepung terigu yang bagian kulit luar dan serat
dari serealiana telah dibuang sehingga warnanya cendreung putih terang. Sedangkan
roti gandum utuh dibuat dengan tepung berserat tinggi. Seperti tepung rye (gandum
hitam) atau gandum utuh dengan tekstur agak kasar, sehingga roti yang dihasilkan
berwarna kecoklatan yang berasal dari bagian serat serealia dalam tepungnya.
1. Penimbangan (scalling)
Pada tahapan ini bahan – bahan baku yang akan digunakan dalam proses
pembuata roti ditimbang sesuai dengan formulasi yang ada. Proses penimbangan
bahan baku ini dilakukan di dalam ruang khusus yang disebut ruang
penimbangan. Dimana tidak semua orang diperkenankan masuk dalam ruang ini,
hanya para operator yang bertugas menimbang dan QC lapangan saja yang dapat
memasuki ruangan ini.
2. Pencampuran 1 (Sponge Mixing)
Bahan-bahan utama yang digunakan dimasukkan ke dalam tangki mixer
dan dilakukan ke dalam tangki mixer dan dilakukan pencampuran. Pada tahap
ini air yang ditambahkan tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu
sedikit karena akan berpengaruh pada adonan yang dihasilkan.
3. Fermentasi 1
Adonan kemudian diletakkan dalam peti besi dan dimasukan dalam ruang
fermentasi yang sudah diatur suhu dan kelembabannya. Pada tahap ini akan
terjadi pengembangan adonan. Ragi dalam adonan akan bekerja memecah
karbohidrat yang ada menjadi alkohol dan asam. Alkohol dan asam ini yang akan
berperan besar terhadap aroma dan rasa khas adona roti yang dihasilkan.
Dihasilkan juga gas CO2 yang kemudian terperangkap dalam adonan, selain itu
gluten menjadi besar dan elastis serta dapat menahan CO2 yang terbentuk
perlahan-lahan oleh khamir.
4. Pencampuran 2 (Dough Mixing)
Adonan yang tadi selanjutnya ditambah bahan-bahan penunjang kemudian
dicampur kembali hingga adonan kalis dan lembut.
5. Pegistirahatan adonan (floor time)
Adonan dimasukan ke dalam ruang pengistirahatan adonan yang dikontrol
suhu, kelembaban, da kebersihannya.
6. Pembagian adonan (Dividing)
Adonan dimasukan kedalam mesin menggunakan dough lift. Adonan ini
secara otomatis dibagi – bagi oleh mesin dividen sesuai standar berat yang sudah
ditetapkan
7. Pembulatan (Rounding)
Adonan dibulatkan dengan mesin dough rounded.
8. Pengistirahatan adonan kembali (intermediate proofing)
Adonan yang telah dibulatkan dimasukan ke dalam mesin overhead proofer
(OHP). Prinsipnya yaitu menempatkan adonan dalam keranjang-keranjang kecil
yang diputar untuk diistirahatkan.
9. Pemipihan adonan (pressing)
Adonan dipipihkan menggunakan mesin pressing moulder, dimana
ketebalan adonan pipih yang diinginkan dapat diatur. Adonan dilewatkan pada
dua roll press yang berputar saling berlawanan. Pemipihan awal dilakukan oleh
roll press pertama dengan bertujuan untuk menghilangkan gelembung-
gelembung udara yang muncul pada permukaan roti. Kemudian dilakukan
pemipihan kembali oleh roll press kedua yang bertujuan untuk memperluas
permukaan roti sehingga mempermudah proses pengisian filter.
10. Pembentukan (moulding)
Adonan dibentuk sehingga memenuhi loyang.
11. Pemasukan adonan ke dalam loyang (panning)
Adonan roti dimasukan ke dalam loyang. Pada tahap ini juga dilakukan
pelumasan loyang dengan minyak.
12. Penempatan loyang dalam rak (Racking)
Pada tahapan ini, loyang yang telah berisi adonan akan ditempatkan ke
dalam rak bertingkat. Penempatan loyang pada rak harus sesuai standar, tidak
boleh ada loyang yang langsung ditumpuk.
13. Fermentasi 2 (Final Proofing)
Adonan dimasukkan ke dalam ruang fermentasi kembali untuk
mengembangkan kembali adonan roti.
14. Pemanggangan (Baking)
Proses pemanggangan dilakukan dengan menggunakan oven, dimana
memiliki tiga zona pemanggangan. Zona satu bertujuan untuk mengurangi
kandungan CO2 karena adanya garam dalam adonan roti, serta untuk
pengembangan maksimal (oven spring). Zona dua yaitu zona pembentukan
aroma dikarenakan adanya alkohol sehingga menimbulkan aroma. Zona tiga
yaitu zona pematangan akhir produk roti. Panas pada oven dikeluarkan dari
bagian atas oven dan bawah oven untuk menghasilkan matang yang sempurna.
15. Pendinginan (cooling)
Roti yang sudah dikeluarkan dari loyang dan diletakkan pada konveyor
berjalan hingga akhirnya roti tersebut juga akan melewati sebuah cooling
tower.
16. Pengemasan (Packaging)
Roti yang sudah jadi kemudian diletakkan pada konveyor dan dikemas
secara otomatis.
17. Deteksi logam (metal detecting)
Setelah melewati tahap pengemasan, roti dilewatkan pada alat pendeteksi
logam. Alat ini sigunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya logam berat
yang terkandung dalam roti.