Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana


“Masalah Kependudukan di Indonesia”

Dosen Pembimbing:
Rizky Dwiyanti Yunita, S.Psi.,S.ST.,M.KM
Yeni Andriani, S.ST.,M.PH
Sri Aningsih, S.Pd.,S.ST.,M.Kes

Disusun oleh :

1. Ayu Hidayati Tubani (15.401.17.001)


2. Elok Faiqotul Himmah (15.401.17.003)
3. Lailatul Hasanah (15.401.17.007)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLEMORE-BANYUWANGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Masalah
Kependudukan di Indonesia”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Krikilan, 25 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Pengertian penduduk ...................................................................................2
B.Dinamika kependudukan..............................................................................3
C.Faktor demografi yang memengaruhi laju pertumbuhan.............................4
D.Transisi demografi......................................................................................13
E.Masalah-masalah kependudukan di indonesia...........................................16

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan...............................................................................................23
B.Saran..........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
pada hakikatnya pengertian penduduk lebih ditekankan pada komposisi
umur, jenis kelamin dan lain-lain. Tetapi klasifikasi tingkat pendidikan,
agama ciri sosial dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi
frekuensi.
Penduduk adalah mereka yang berada didalam dan bertempat tinggal atau
berdomisili didalam suatu wilayah negara (menetap). Jumlah penduduk dapat
mengalami perubahan dari waktu ke waktu, bisa bertambah ataupun
berkurang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dinamika penduduk?
2. Faktor apa saja yang memengaruhi laju pertumbuhan penduduk?
3. Apa pengertian transisi demografi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep kependudukan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian penduduk
b. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor demografi yang memengaruhi
laju pertumbuhan penduduk
c. Mahasiswa mampu menjelaskan transisi demografis

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian penduduk
Pada hakikatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada
komposisi umur, jenis kelamin dan lain – lain, tetapi juga klasifikasi tenaga
kerja dan watak ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka
statistik lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua :
Pertama orang yang tinggal di daerah tersebut. Kedua orang yang secara
hokum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain, orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Penduduk (UU. RI. NO. 10 tahun 1992) : orang dalam matranya sebagai
pribadi, anggota keluaraga, anggota masyarakat, warga negara dan himpunan
kuantitas yang bertempat tinggal disuatu tempat dalam batas wilayah negara
pada waktu tertentu.
Penduduk dalam amanat Undang – Undang Dasar 1945 pasal 26 ayat 2
adalah, penduduk adalah warga negara indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di indonesia. Sementara yang bukan penduduk adalah orang–
orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai dengan visa.
Penduduk adalah mereka yang berada didalam dan bertempat tinggal atau
berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) lahir secara turun
temurun dan besar di negara itu.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi.
Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard. John Graunt
adalah seorang pedang di London yang menganalisis data kelahiran dan
kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbhan
penduduk. Sehingga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manuisa yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah – masalah kependudukan

2
dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku manuisa
dipelajari dalam soiologi, ekonomi dan geografi. Demografi banyak digunakan
dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit – unit ekonomi, seperti
pengencer hingga pelanggan potensial.
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi didalmnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria
seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

B. Dinamika kependudukan
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut
selalu terjadi dan dalam Undang – Undang no. 10 tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluaraga sejahtera disebut
sebagai perkembangan kependudukan.
Perkembangan kepedndudukan terjadi akibat adanyab perubahan yang
terjadi secara maupun karena perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi
kebutuhannya. Perubahan alami tersebut adalah karena kematian dan kelahiran.
Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi
atau pindahan tempat tinggal.
Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu factor perubahan penduduk
tersebut akan berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur
penduduk dan jenis kelamin penduduk . yang diperlukan dalam pengukuran
dinamika kependudukan adalah :
1. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat
berbagai keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu
negara. Indikator dalam demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku, bangsa,
pendidikan, agama, pekerjaan, dan lain – lain
4

c. Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk.


2. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2
macam pengukuran, yaitu :
a. Angka absolut
b. Angka relatif
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa disamping jumlah absolutnya
yang tetap tinggi, persoalan kependudukan di indonesia meliputi persebaran
serta kualitas penduduk dipandang dari sudutb sumber daya manusia secara
keseluruhan. Manfaat dari memahami dinamika penduduk adalah :
a. Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
b. Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan
yang akan datang.
c. Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek
kehidupan lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan
lain–lain.
d. Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang
terjadi baik hal yang menguntungkan maupun merugikan.
Hal ini yang berkaitan dengan jumlah, persebaran, mobilitas, penyebaran,
kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik. Ekonomi, sosial,
budaya, agama serta lingkungan penduduk.

C. Faktor-faktor demografi yang memengaruhi laju pertumbuhan penduduk


1. Angka kelahiran (fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita
secara rill untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang
senyatanya dilahirkan. Beberapa fertilasi yang sering digunakan:
a. Angka kelahiran kasar (crude birth rate)
Yaitu angka yang menunjukkan jumlah kelahiran pertahun disatu tempat
per seribu penduduk
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini

CBR : X 1.000

Keterangan:
CBR : crude birth rate (angka kelahiran kasar)
5

L : jumlah kelahiran selama 1 tahun


P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1) Konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) bedakan menjadi 3 macam,
yaitu:
a) CBR <20, Termasuk kriteria rendah
b) CBR antara 20-30, termasuk kriteria sedang
c) CBR >30, termasuk kriteria tinggi

b. Angka kelahiran khusus (age specific birth rate/ASBR)


Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1000
penduduk wanita pada kelompok umur tertentu.
ASBR dapat dihitung dengan rumus :

ASBR : X 1.000

Keterangan :
ASBR : Angka kelahiran khusus
L1 : Jumlah kelahiran wanita pada kelompok umur tertentu
P1 : jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1000 : konstanta

c. Angka kelahiran umum (general fertility rate/GFR)


Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1000 wanita
yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun
GFR dapat dihitung dengan :

GFR : X 1000

Keterangan:
GFR : Angka kelahiran umum
L : Jumlah kelahiran selama satu tahun
W(15-49) : Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan
tahun
1000 :Konstanta besar kecilnya angka kelahiran (natalitas)
dipengaruhi oleh beberapa faktor

2. Angka kematian (mortalitas)


Angka kematian dibedakan menjadi 3 (angka kematian kasar, angka
kematian khusus dan angka kematian bayi)
a. Angka kematian kasar (crude death rate/CDR)
Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1000
penduduk dalam waktu satu tahun. CDR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :

CDR : X 1000

Keterangan :
 CDR : Angka kematian kasar
 M : Jumlah kematian selama satu tahun
 P : jumlah penduduk pertengahan tahun
 1000 : konstanta
Kriteria CDR:
CDR kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
CDR antara 10-20 termasuk kriteria sedang
CDR lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi

b. Angka kematian khusus (age specific death rate/ASDR)


Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1000
penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu 1 tahun. ASDR
dapat dihitung :

ASDR : X 1000

Keterangan :
ASDR : Angka kematian khusus
M1 : Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
P1 : Jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1000 : konstanta

c. Angka kematian bayi (infant mortality rate/IMR)


7

Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak


berumurnya dibawah satu tahun) setiap 1000 kelahiran bayi hidup dalam
satu tahun. IMR dapat dihitung dengan :
IMR : (Db/Pb)x1000
Keterangan :
Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi :
 IMR : kurang dari 35, termasuk kriteria rendah
 IMR : Antara 35 sampai 75, termasuk kriteria rendah
 IMR ; Antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi
 IMR : lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi

3. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka
pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan
tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain. Melewati batas
administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional).
a. Jenis-jenis migrasi
1) Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara
ke negara lain
2) Migrasi internal, perpindahan yang terjadi dalam suatu negara,
misalnya antar propinsi, antarkota / kabupaten, migrasi perdesaan ke
perkotaan atau satuan administratif lainnya yanglebih rendah dari pada
tingkat kabupaten.
3) Mobilitas penduduk yang tidak bersifat menetap yaitu migrasi sirkuler
(seseorang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap ditempat
tujuan) dan migrasi ulang-alik (commuter) /(orang setiap hari
meninggalkan tempat tinggalnya pergi kekota lain, untuk bekerja atau
berdagang dan sebagainya tetapi pulang pada sore harinya)

b. Ukuran-ukuran dalam migrasi


1) Migrasi keluar yaitu keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju
wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.

MO : xk

Keterangan :
MO : tingkat migrasi keluar
8

Mo : jumlah migrasi keluar pada tahun tertentu


Pm : jumlah penduduk pertengahan tahun
K : bilangan konstant dengan nilai 1000

2) Migrasi masuk yaitu masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu


wilayah dengan tujuan menetap diwilayah tujuan.

MI : Xk

Keterangan :
MI : Tingkat migrasi masuk
Mi : jumlah migrasi masuk pada tahun tertentu
Pm : jumlah penduduk pertengahan tahun
k : bilangan konstan dengan nilai 1000

3) Migrasi neto adalah selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke


dan dari suatu daerah perseribu penduduk dalam satu tahun.

MN : Xk

Keterangan :
MN : tingkat migrasi neto
Mi : jumlah migrasi masuk
Mo : jumlah migrasi keluar
Pm : jumlah penduduk pertengahan tahun
K : bilangan konstanta dengan nilai 1000

4) Migrasi bruto adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian


perpindahan penduduk perseribu penduduk, yakni jumlah migrasi
masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan
jumlah penduduk tempat tujuan.

MB : Xk

Keterangan :
MB : tingkat migrasi bruto
Mi : jumlah migrasi masuk
Mo : jumlah migrasi keluar
P1 : jumlah penduduk tempat asal
P2 : jumlah penduduk tempat tujuan
9

K : konstanta dengan nilai 1000

Menurut everett S.Lee (1976) dalam ida bagoes mantra (2000), ada
empat faktor yang memengaruhi orang mengambil keputusan untuk
melakukan migrasi:
a. Faktor yang terdapat didaerah asal
b. Faktor yang terdapat didaerah tujuan
c. Rintangan-rintangan yang menghambat atau rintangan antara daerah
asal dan daerah tujuan.
d. Faktor pribadi antar individu

1) Rasio ketergantungan (depedency ratio) atau angka beban


ketergantungan
Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke
atas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio
ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni rasio ketergantungan
muda dan rasio ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah
penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk
usia tidak produktif (65 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk usia
produktif (15-65 tahun)
a) RK muda

RK muda :

X 100

b) RK tua

RK tua : X

100

c) RK total
10

RK Total :

X 100

Keterangan :
RK total : rasio ketergantungan penduduk usia muda dan tua
RK muda : rasio ketergantungan penduduk usia muda
RK tua : rasio ketergantungan penduduk tua
P(0-14) : jumlsh penduduk usia muda (0-14 tahun)
P (65+) : jumlah penduduk usia tua (65 tahun ke atas)
P (15-64) : jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)

2) Angka perkawinan umum


Angka perkawinan umum (APU) menunjukkan propinsi penduduk
yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahunke atas
pada pertengahan tahun untuk satu tahun tertentu.
a) Angka perkawinan kasar yaitu menunjukkan presentase penduduk
berstatus kawin terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada
pertengahan untuk satu tahun tertentu. Dengan cara jumlah
penduduk berstatus kawin di bagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun tertentu dikalikan dengan 1000.

M: X 1000

Keterangan :
M : angka perkawinan kasar
m : jumlah perkawinan dalam satu tahun
p : jumlah penduduk pertengahan tahun

b) Angka perkawinan umum yaitu menunjukkan proporsi penduduk


berstatus kawin terhadap penduduk berusia 15 tahun ke atas, pada
pertengahan tahun pada tahun tertentu. Dihitung dengan cara
jumlah penduduk berstatus kawin dibagi dengan jumlah penduduk
usia 15 tahun ke ataspada pertengahan tahuntertentu.

Mu : X 1000

Keterangan :
Mu : angkja perkawinan umum
11

M : Jumlah perkawinan dalam satu tahun


P15 : jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
Angka perkawinan kasar dan perkawinan umum tidak
mempertimbangkan umur dan jenis kelamin

c) Angka perkawinan spesifik (umur)/angka perkawinan menurut


kelompok umur yaitu melihat penduduk berstatus kawin menurut
kelompok umur dan jenis kelamin, caranya dengan jumlah
penduduk status kawin pada kelompok umur “i” dengan jenis
kelamin “s” dibagi dengan jumlah penduduk pada kelompok umur
“i” dengan jenis kelamin “s” dikalikan 1000.

MSi : X 1000

Keterangan :
MSi : angka perkawinan menurut umur i dan jenis kelamin s
Msi : jumlah penduduk kawin umur i dan kelamin s
Psi : jumlah penduduk menurut umur i dan kelamin s

d) Angka perceraian kasar yaitu menunjukkan persentase penduduk


yang berstatus cera terhadap jumlah penduduk keseluruhan
padapertengahan tahun untuk satu tahun tertentu. Dengan cara
membagi kasusu perceraian yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun di suatu
wilayah tertentu

d: X 1000

Keterangan :
d : angka perceraian kasar
D : jumlah perceraian selama satu .tahun
P : jumlah penduduk pertengahan tahun

e) Angka perceraian umum yaitu proporsi penduduk yang berstatus


cerai terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada
pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu. Dilakukan dengan
menggunakan pembagian penduduk usia 15 tahun dimana
12

penduduk bersangkutan lebih berisiko untuk cerai, sehingga


memberikan informasi yang lebih baik.

d: X 1000

Keterangan:
d : angka perceraian kasar
D : jumlah perceraian dalam 1 tahun
P : jumlah penduduk pertengahan tahun

3) Pengaruh program KB
Berikut ini beberapa istilah yang digunakan dalam analisis keluarga
berencana (KB) :
a) Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami-istri yang
istrinya berusia 15-49 tahun
b) Pemakai alat/ cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah
memakai alat/cara KB
c) Pernah memakai alat/ cara KB (ever user) adalah seseorang yang
pernah memakai alat/cara KB
d) Pemakai alat/cara KB aktif (current user) adalah seseorang yang
sedang memakai alat/cara KB
e) Alat atau cara KB adalah alat atau cara yang digunakan untuk
mengatur kelahiran.

D. Transisi Demografi
Transisi demografi adalah suatu model grafik yang menggambarkan suatu
penduduk dari pertumbuhan penduduk tinggi menuju pertumbuhan penduduk
stabil. Transisi demografi istilah awalnya hanya menggambarkan pergeseran
social yang terjadi di masyarakat barat dari abad 19 ke tahun 1930-an. Pada
masa itu masyarakat eropa yang bertempat tinggal di luar negeri, bergerak
dengan kecepatan yang cukup dari tingkat fertilitas dan mortalitas tinggi, ke
tingkat fertilitas dan mortalitas rendah dengan konsekuensi social yang besar.
Pembangunan suatu ekonomi suatu Negara dapat mempengaruhi tingkat
fertilitas maupun mortilitas suatu Negara. Pendapat ini sesuai dengan transisi

demografi, yaitu teori yang menerangkan perubahan penduduk dari tingkat


pertumbuhan yang setabil tinggi (tingkat kelahiran kematian) ketingkat
13

pertumbuhan rendah (tingkat kelahiran dan kematian rendah) teori ini


didasrkan pada pengalaman Negara eropa pada abad 19.
Pada dasarnya teori ini menjelaskan tentang perubahan dari suatu situasi
stasioner dimana pertumbuhan penduduk nol ataupun sangat rendah sekali
karena, baik tingkat fertilitas maupun mortalitas sama-sama tinggi, menjurus
kekeadaan diman tingkat fertilitas dan mortalitas sama-sama rendah, sehingga
pertumbuhan penduduk kembali nol atau sangat rendah.
Dari stasioner pertama (fertilitas dan mortalitas tinggi) menuju stasioner kedua
(fertilitas dan mortalitas rendah) mengalami dua tahap proses, yakni tahap
kedua dan ketiga. Tahapan-tahapan inilah yang disebut dengan transisi
demografi.

N Tahap Tingkat Tingkat Pertambahan Alami


o Kelahiran Kematian
1. Stasioner Tinggi Tinggi Nol/sangat rendah,
tinggi contoh : eropa abad 14
2. Awal Tinggi Lambat Lambat, contoh : india
perkembang menurun sebelum PD II
an
3. Akhir Menurun Menurun lebih Cepat, contoh :
perkembang cepat tingkat Australia, selandia
an kelahiran baru tahun 30-an
4. Stasioner Rendah Rendah Nol/sangat rendah,
rendah contoh : prancis
sebelum PD II
5. Menurun Rendah Lebih rendah Negative, contoh :
daripada tingkat jerman timur dan barat
kelahiran tahun 75.

Peralihan keadaan demografi tersebut dibagi menjadi 4 tingkat yaitu:


14

1. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40-50, sedangkan angka
pertumbuhan penduduk masih rendah. Keadaannya masih alami tingkat
kelahiran tinggi atau tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah,
sehingga kesehatn dan gizi lingkungan kurang mendukung. Panen yang
gagal dan harga yang tinggi menyebabkan timbulnya kelaparan dan
kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematianpun tinggi.
2. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan
teknologi misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-
lain (anggaran kesehatan diperbesar dan dimulai temukannya obat-obatan).
Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan
penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik.
Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami
(laju pertumbuhan meningkat dengan pesat), seperti yang dialami
indonesia pada periode tahun 1970-1980 dengan angka pertumbuhan
2,32% pertahun.
3. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian
penduduk, maka sikap terhadap vertilitas berubah menjadi cenderung
punya anak sedikit, maka turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya
tingkat kelahiran akibat urbanisasi, pendidikan, dan peralatan kontrasepsi
yang makin maju, sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tinggi lagi.
Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk Indonesia
periode 1980.
15

4. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus,
maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang
rendah Indonesia sedang menuru/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu
penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan.
Demikianlah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan
dan KB. Menurut Blacker (1947) ada 5 fase dalam teori transisi demografi,
dimana khususnya fase 2 dan 3 adalah fase transisi. Banyak factor yang
memengaruhi terhadap transisi penduduk yaitu :
a. Tingkat kesehatan.
b. Keadaan geografis.
c. Kebijakan politis.
d. Kemajuan iptek.
e. Perubahan pola piker masyarakat dan lainnya.

E. Masalah Kependudukan di Indonesia


Kependudukan Indonesia akhir-akhir ini mengalami peningkatan yang cukup
drastic dan dari tahun ke tahun tidak selalu menunjukkan tren peningkatan
secara global di seluruh Indonesia. Sebagai Negara yang sedang berkembang,
Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan
harus segera diatasi.
Namun sebenarnya, Negara Indonesia memiliki sumber daya alam maupun
sumber daya manusia dan sepertinya belum muncul kepermukaan 100%, masih
banya yang belum tergali, sehingga Negara Indonesia terkesan lambat dalam
proses pembangunannya. Dengan jumlah penduduk yang meningkat setiap
tahunnya, Negara Indonesia belum mampu menyejahterakan semua
penduduknya. Berbagai dapak atas banyaknya penduduk yang belum sejahtera
akan mengakibatkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan
kependudukan. Adapun masalah yang dialami oleh Indonesia antara lain :
1. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia
a. Jumlah penduduk Indonesia
Besarnya SDM Indonesia dapat dilihat dari jumlah penduduk yang ada.
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar
setelah china, india, dan AS. Pertumbuha penduduk Indonesia berkisar
antara 2,15%-2,49% pertahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu
dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu kelahiran (vertilitas), kematian
16

(mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Peristiwa kematian


dan kelahiran disuatu daerah menyebabkan perubahan jumlah dan
komposisi penduduk. Sedangkan peristiwa perpindahan penduduk dapat
menambah maupun mengurangi jumlah penduduk disuatu daerah,
mengurangi bagi yang ditinggalkan dan menambah bagi daerah yang
didatangi. Selain penyebab langsung seperti kelahiran, kematian, migrasi
terdapat penyebab secara tidak langsung seperti keadaan social, ekonomi,
budaya, lingkungan, politik, dan lainnya.
b. Pertumbuhan penduduk Indonesia
Dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia semakin
menurun. Pertambahan yang terjadi tidak terlalu tinggi daripada tahun
sebelumnya. Namun, alangkah lebih baik apabila persentase
pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%.
Dalam pengelompokkan Negara-negara, Negara maju selalu memiliki
angka pertumbuhan penduduk dibawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari
jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju
pertumbuhan penduduk dapat menurut merupakan langkah yang baik
guna menjaga kwalitas SDM Indonesia.
c. Kepadatan penduduk Indonesia
Sebelumnya jumlah penduduk Indonesia berada diurutan keempat
terbesar didunia setelah china, india, AS, dan Indonesia. Jumlah
penduduk Indonesia dati hasil sensus 2010 mencapai angka 237.641.326.
dari tahun ke tahun jumlah penduduk diindonesia semakin bertambah.
Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin
bertambah. Dampak positif dari pertumbuhan penduduk yang padat dapat
lebih dahulu diketahui yaitu antara lain sebagai penyediaan dan tenaga
kerja dalam masalah SDA, mempertahankan keutuhan Negara dari
ancaman yang berasal dari bangsa lain.
d. Persebaran penduduk tidak merata
Di Indonesia sendiri terjadi kosentrasi kepadatan penduduk yang
berpusat dipulau jawa. Hampir 50% jumlah penduduk Indonesia
mendiami jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintaha,
informasi, transportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya diberada di
satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan
17

akhirnya akan berdampak masalah pemerataan pembangunan. Faktor


penyebab terjadinya persebaran penduduk :
1) Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak
penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan
sebaliknya.
2) Iklim, wilayah yang beriklim panas, dingin, terlalu basah biasanya
tidak disenangi sebagai tempat tinggal.
3) Topografi atau bentuk permukaan tanah, pada umumnya msayarakat
banyak bertempat tinggal didaerah datar.
4) Sumber air.
5) Perhubungan atau transportasi.
6) Fasilitas dan pusat ekonomi, pemerintahan, dan lainnya.
e. Susunan penduduk Indonesia
Umur dan jenis kelamin merupaka karakteristik penduduk utama.
Pengelompokkan penduduk berdasarkan kedua karakteristik tersebut
selalu diperlukan dalam menganalisis data. Melalui analisis komponen
penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin disuatu daerah atau
Negara, dapat dihitung berbagai perbandingan atau rasio antara lain rasio
jenis kelamin (seks ratio), rasio jenis kelamin waktu lahir (sex ratio
birth), rasio ibu dan anak (child women ration), dan rasio beban
ketergantungan (dependenty ration).
Upaya-upaya pemecahan permasalahan kuantitas penduduk Indonesia :
a. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk dilakukan dengan
cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,
menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
b. Pemerataan persebaran penduduk dilakukan dengan cara transmigrasi
dan pembangunan industry diwilayah yang jarang penduduknya.
Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa ke kota, pemerintah
mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan
hingga kepelosok, perbaikan sarana prasarana pedesaan, dan
pemberdayaan ekonomi dipedesaan.

2. Permasalahan kualitan penduduk Indonesia


a. Masalah tingkat pendidikan
Kesadaran masyarrakat akan pendidikan diindonesia masih tergolong
rendah. Dari UU yang dikeluarkan terlihat bahwa wajib belajar penduduk
Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara Negara lain bahkan
18

menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi


Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan
tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum
terjangkau oleh fasilitas pendidikan.
Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tinkgat
kesejahteraan sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang
dilakukan oleh pemerintah membawa dampak postif yang signifikan
terhadap kesejahteraan penduduk. Rendahnya tingkat pendidikan
Indonesia disebabkan oleh :
1) Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2) Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan
sarana dan didikan.
3) Pendapatan berkapita penduduk diindonesia rendah.

Upaya-upaya pemecahan permasalahan :


1) Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
2) Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti smp terbuka dan
universitas terbuka.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan.
4) Meningkatkan mutu guru melalui penataran.
5) Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan jaman.
6) Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
7) Memberikan beasiswa bagi yang berprestasi
b. Masalah kesehatan
Tingkat kesadaran suatu Negara dilihat besar kecilnya angka kematian,
karena kematian erat kaitannya dengan kwalitas kesehatan. Kwalitas
kesehatan yangb rendah umumnya disebabkan oleh :
1) Kurang sarana dan pelayanan kesehatan.
2) Kurangnya air bersih dan untuk kebutuhan sehari-hari.
3) Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
19

4) Gizi yang rendah.


5) Penyakit menular.
6) Lingkungan yang kumuh atau tidak sehat.
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan :
1) Terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada
perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa
manusia.
2) Jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek
pembangunan rendah, maka dalam melakukan apapun khususnya
pada saat bekerja hasilnya tidak akan optimal.

Upaya-upaya pemecahan permasalahan :


1) Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3) Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4) Membangun sarana-sarana kesehatan seperti puskesmas, rumah
sakit, dan lainnya.
5) Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan
makanan.
6) Mengadakan penyuluhan tentang gizi dan kebersihan lingkungan.
c. Masalah tingkat penghasilan atau pendapatan
Tingkat penghasilan atau pendapatan suatu Negara basanya diukur dari
pendapatan perkapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam
suatu Negara. Negara-negara berkembang umumnya mempunyai
pendapatan perkapita rendah hal ini disebabkan oleh:
1) Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-
lain
2) Jumlah penduduk banyak
3) Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan perkapita, negra digolongkan menjadi 3 yaitu:
20

1) Negara kaya, pendapatan perkapitan lebih dari US$ 1.000


2) Negara sedang, pendapatan perkapitanya sama dengan US$ 300-
1.000
3) Negara miskin, pendapatan perkapitanya kurang dari US$ 300
Dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan
adalah :
1) Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan
bidang ekonomi kurang berkembang baik.
2) Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil
pembangunan hanya banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas
social menengah ke atas.

Upaya-upaya pemecahan permasalahan:


1) Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2) Merangsang kemauan berwiraswasta.
3) Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga atau industrialisasi.
4) Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.
5) Memperluas kesempatan kerja
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penduduk adalah mereka yang berada didalam dan bertempat tinggal
atau berdomisili didalam suatu wilayah negara (menetap). Jumlah
penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, bisa
bertambah ataupun berkurang.
Transisi demografi adalah model grafik yang menggambarkan perubahan
penduduk dari pertumbuhan penduduk tinggi menuju pertumbuhan
penduduk yang stabil. Dindonesia masalah kependudukan meliputi
permasalahan kuantitas, kualitas.

B. Saran
Semoga penulisan makalah ini bisa digunakan bagi pembaca menjadi
acuan untuk pembelajaran dan bermanfaat bagi pembaca.Kami menyadari
Omakalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Kami mengharap kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

23
24

DAFTAR PUSTAKA

Marmi. (2016). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Dewi, M. U. (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana


untuk Mahasiswa Bidan. DKI Jakarta: CV. Trans Info Media.
Kumalasari, I., & Andhyantoro, I. (2013). Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan . Jakarta Selatan: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai