Resensi Matinya Sang Tadulako
Resensi Matinya Sang Tadulako
ISBN : 978-602-I8231-7-O
Jamrin Abubakar adalah seorang penulis biasa dengan aktivitas di Kota Palu dan Donggala,
Sulawesi Tengah. Memulai kariernya pada tahun 1990 dengan mempublikasikan artikel di
surat kabar terbitan Kota Palu dan beberapa tulisan dimuat media terbitan Jakarta. Adapun
salah satu judul buku yang telah ia terbitkan adalah Matinya Sang Tadulako.
Dalam bukunya ini ia menceritakan berbagai cerita rakyat yang berasal dari Sulawesi Tengah.
Dimana Sulawesi tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan
cerita rakyat atau legenda yang telah menjadi lisan di tengah masyarakat. Tujuan pengarang
menerbitkan buku ini agar cerita rakyat atau legenda yang ada di Sulawesi Tengah bisa
diketahui oleh banyak orang . karena dizaman yang serba canggih seperti sekarang para
penutur lisan cenderung mulai berkurang, terutama pada masyarakat perkotaan, sehingga
dikhawatirkan suatu saat banyak cerita rakyat Sulawesi Tengah terancam punah dan tak
Buku ini terdiri dari 11 cerita rakyat, salah satunya yang menjadi judul buku ini “Matinya
Sang Tadulako “. Berkisah panglima yang tak pernah terkalahkan dalam peperangan di bumi
2
“ Tadulako “. Namun dalam pengembaraan cinta, sang tadulako tak berdaya ketika seorang
medan perang itu akhirnya mati tragis di tanah yang dibebaskannya. Hanya seorang wanita
Cerita lainnya yang tak kalah menarik dan kaya akan pesan-pesan moral antara lain :
Mpolenda adalah seorang pemimpin yang rakus dan bertindak sewenang-wenang terhadap
warga kampungnya. Ia melakukan monopoli terhadap ikan yang ada di danau Wanga.
Sehingga ia dan keluarganya terkena kutukan Dewa karampua. Mpolenda berubah menjadi
patung yang kemudian dibawa dan ditanam oleh penduduk di tengah kampung.
Sadomo adalah seorang pemburu yang berasal dari tanah Kaili. Ia pemburu yang handal.
Karena perburuannya di suatu hutan, ia tersesat. Dan ia pun bertemu seorang gadis kulavi
yang keluar dari sebuah pohon besar. Singkat cerita dari pertemuan itu mereka menikah. Ini
Berawal dari musim paceklik, menyebabkan Baku Putra seorang pemimpin adat sakit dan
akhirnya meninggal. Baku berpesan kepada kedua orang Tuanya untuk menjaga tumbuhan
yang tumbuh di atas kuburnya. Tiba waktunya tumbuhan itu tumbuh menjadi ubi besar yang
kemudian menjadi sumber makanan pokok di Pulau Peling, Kabupaten Banggai Kepulauan.
Konon itulah asal mula adanya Ubi Banggai yang dipercaya sebagai jelmaan dari manusia.
panglima yang tak pernah terkalahkan dalam peperangan di bumi “ Tadulako “. Namun dalam
pengembaraan cinta, sang tadulako tak berdaya ketika seorang perempuan ( kekasih yang
diKhianati ) menumbuknya dengan alu.tadulako yang perkasa di medan perang itu akhirnya
mati tragis di tanah yang dibebaskannya. Hanya seorang wanita yang mampu merobokannya.
TRAGEDI YAMAMORE
Yamamore adalah putri seorang Raja Towale yang melarikan diri dari istana karena tidak mau
dalam telaga air asin demi tak diketahui keberadaannya. Maka sejak saat itulah Yamamore
PERANG MAHADIYAH
Berawal dari keinginan Sang pelaut menaklukkan Negeri Dampelas, akhirnya terjadi
perlawanan dari Mahadiyah. Peperangan pun terjadi hingga telaga yang dijdikan area
Putri cantik dari Tanah Kaili diasingkan karena terserang penyakit cacat ditubuhnya. Dalam
pengasingan itula ia dikejar dan dijilat seekor Bengga Bula (kerbau putih), sehingga kulitnya
sembuh. Sejak itu pula pihak raja dan keturunannya pantang makan daging kerbau putih.
Berwal dari perkelahian Labolong (seekor anjing raksasa) dengan lindu (belut raksasa) di
sebuah telaga kecil, akhirnya air meluap menjadi danau. Tempat tersebut kemudian dinamai
Patung megalit Palindo atau Molindo di Padang Sepe, dataran tinggi Bada yang mengisahkan
miring dengan tangan mengarah ke kelaminnya itu menunjukkan simbol persatuan orang
Dalam mitologi beberapa suku di Sulawesi Tengah, kucing masih dianggap keramat tidak
boleh disakiti atau disiram karena dipercaya akan menimbulkan bencana. Di daerah ini ada
legenda tentang seekor kucing menyelam ke dalam telaga mengambil jarum milik Sang Putri
yang jatuh. Akibatnya, kucing itu basah kuyub dan tak lama kemudian hujan deras dan banjir
Sang pelaut sawerigading jatuh cinta dengan Ratu Ngiliyano, penguasa Kerajaan Sigi yang
mempesona. Pinangan bisa diterima dengan syarat bila ayam sang pelaut itu menang melawan
ayam jago Kerajaan Sigi, namun saat akan dilakukan perlagaan ayam, tiba-tiba terjadi gempa
dan banjir bandang dan tanah longsor menimbun laut teluk Kaili menjadi lembah. Kini
Kelebihan Buku
1. Lewat buku ini pembaca akan diajak menapaki sejarah legenda yang sebelumnya tidak
legenda atau cerita rakyat yang ada di Sulawesi Tengah. Terutama untuk para
Generasi Muda agar mengetahui sejarah dan budaya yang ada di Provinsi Sulawesi
5
tengah. Karena di zaman Modern ini sudah sangat jarang atau bahkan sudah tidak ada
lagi sumber atau narasumber yng dapat menceritakan tentang sejarah tersebut.
3. Kata-kata yang digunakan juga sangat mudah dimengerti oleh pembaca dan penulis
mampu membawa pembaca bersama alur cerita yang menyenangkan dan penuh
kejutan.
4. Pembaca juga disuguhkan ringkasan cerita yang dapat mempermudah pembaca dalam
5. Penulis juga menyuguhkan keterangan kata-kata daerah di setiap akhir cerita. Hal ini
pula bisa menambah kosa kata si pembaca tentang bahsa daerah khususnya bahasa
kaili.
6. Buku ini ditulis dengan jujur, apa adanya berdasarkan hasil wawancara dan ekplorasi
Tengah. Jadi tidak ada dramatisasi kisah seperti layaknya Novel yang diangkat dari
kisah nyata. Penulis juga menyertakan sumber penulisan yang semakin memantapkan
Kekurangan Buku
1. Buku ini sangat sedikit penjualannya dan gambar ilustrasi yang terdapat dalam buku
2. Selain itu ada beberapa kata yang salah dalam penulisannya. Tapi tidak mengurangi
Jadi tunggu apalagi ? Mari kita mulai membaca buku Matinya Sang Tadulako . Ini bukan
hanya sekedar cerita rakyat yang dibukukan tapi buku ini adalah sumber pengetahuan yang
tak akan kita dapatkan disembarang media atau sumber lisan. Buku ini akan mengajak
6
pembaca mengetahui dan lebih mengenal sejarah budaya dan legenda di Provinsi Sulawesi
Tengah. Dengan membaca Kita bisa berkeliling dunia dengan gratis bahkan Kita
Kita.