Anda di halaman 1dari 14

KEDUDUKAN PANCASILA DALAM POLITIK HUKUM INDONESIA

MENUJU NEGARA HUKUM KESEJAHTERAAN (WELFARE


STAAT)

H. Sujasmin
Dosen Tetap Sekolah Tinggi Hukum Bandung
E-mail : jurnal@sthb.ac.id

Abstract

In the development of law in Indonesia, it has already changed in the fields of law, economy,
culture, religion, and also technology. Therefore, politic of law in the law reform in Indonesia
which puts priority on the making of law materials should adapt and accommodate the needs
of society, and the implementation of the provision of law and the clearness of institutional
function should be performed firmly as well as the establishment of law upholders, and finally
it can create a welfare staat. Indonesia has an ideal principle, Pancasila as it is contained in the
1945 Constitution. Pancasila in the system of Indonesian politic of law has a philosophy of life,
and becomes a basis of the State of the Republic of Indonesia or basis of Indonesian philosophy
which has a vast philosophy study in Indonesian politic of law, both from the historical aspect
and the making of law which should reflect highest values contained in Pancasila, and it should
not be separated from politic of law policy.

Keywords: politic of law; law upholder; State of law

A. PENDAHULUAN kebijakan politik yang baik dalam


Diawali runtuhnya rezim Suharto, membentuk hukum. Oleh karena itu
perkembangan hukum di Indonesia diperlukan banyak hal melibatkan disiplin
mengalami perubahan sosial di bidang hukum atau disiplin ilmu lainnya
hukum, ekonomi, budaya, agama maupun diantaranya politik hukum.
teknologi . Perubahan sosial ini Politik hukum diartikan oleh kalangan
mengkibatkan timbulnya kesenjangan, sarjana telah mendapatkan tanggapan
tidak keteraturan dan ketidak seimbangan bervariasi. Salah satunya dapat dijadikan
dalam masyarakat Indonesia. Adanya pegangan menurut Abdul Hakim Garuda
ketidak seimbangan dalam masyarakat itu Nusantara bahwa politik hukum adalah
telah menimbulkan persoalan hukum- legal policy yang akan atau telah
persoalan hukum yang harus kita sikapi dilaksanakan secara nasional oleh
dan dibenahi agar tujuan yang kita Pemerintahan Indonesia yang meliputi
harapkan dapat tercapai untuk Pertama, pembangunan hukum yang
membentuk suatu Negara yang sejahtera berintikan pembuatan dan pembaruan
(welfare rechstaat). Namun tidak semua itu terhadap materi-materi hukum agar dapat
dapat kita laksanakan tanpa adanya suatu sesuai dengan kebutuhan, Kedua,
wawasan atau landasan pola pemikiran pelaksanaan ketentuan hukum yang telah

574 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012


ada termasuk penegasan fungsi lembaga (WvS)yangsemuanyadalam
dan pembinaan para penegak hukum. 1 pembentukan hukum untuk kepentingan
Dari pengertian tersebut terlihat politik penjajah, dan tidak didasarkan dan
hukum mencangkup suatu proses dilandasi landasan ideologi Pancasila.
pembuatan dan pelaksanaan hukum yang Bahkan untuk sebagian isi produk hukum
menunjukan sifat dan ke arah mana dari kaum penjajah masih ada atau
hukum akan dibangun dan ditegakkan. diterapkan di Indonesia dikarenakan ada
Lebih penting lagi dilanjutkan kecocokan atau kesesuaian dengan nilai-
bagaimanakah sosialisasi ketentuan nilai, kaidah-kaidah dalam masyarakat
hukum itu dalam masyarakat ? Apakah kita sepanjang belum ada pengaturan
ketentuan hukum itu dapat diterima atau hukum yang baru. Dengan alasan yang
ditolak sebagai reaksi sosial yang logis untuk mengisi kekosongan hukum
mencerminkan nilai-nilai, kaidah-kaidah yang berkaitan dengan ketentuan Pasal
yang berlaku atau menimbulkan suatu Aturan Peralihan dalam UUD 1945.
ketidakadilan dalam masyarakat tersebut. Di samping itu masih ada persoalan
Politik hukum nasional sebagai upaya hukum lain yang masih belum tuntas dan
pembaruan hukum muncul ketika tanggal harus dibenahinya seperti masalah
17 Agustus 1945 pada waktu itu Indonesia korupsi yang terus berkembang dan sulit
diproklamasikan sebagai Negara merdeka diberantas, bahkan kita dikenal sebagai
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Negara yang paling terkorup, masalah k e
Padahal tidak demikian politik hukum di hidupanberagamaselalu
Indonesia tidak hanya muncul pada tanggal dipertentangkan, masalah kemiskinan,
17 Agustus 1945, bahkan politik hukum itu pengangguran yang semakin meningkat
diterapkan pada zaman kerajaan-kerajaan dan sebagainya. Persoalan hukum yang
dahulu juga untuk mempertahankan dan ada dalam masyarakat Indonesia kalau
mengembangkan wilayah kekuasaannya kita beranggapan bahwa hukum kita
pada waktu itu serta dipergunakan untuk tengah memasuki titik terendah dari apa
menyusun strategis keamanan penjajah di yang kita sebut hilangnya ruhani hukum,
Indonesia. kehidupan hukum yang tidak imajinatif,
Setelah kita merdeka, banyak ketentuan semerawut dan kumuh, sebagaimana
hukum yang tidak sesuai dengan ideologi dikatakan Kuntu Wibiso, “telah
Pancasila. Hal ini menuntut kita untuk terjadinya kerancuan visi dan misi hukum
melakukan adanya perubahan hukum kita yang mengarah kepada kehancuran
positif seperti halnya Indische supermasi hukum”.2
Staatsregeling (IS), Algemene Bepalingen Posisi hukum yang demikian seolah
van Wetgeving voor Indonesie (AB), olah tidak memiliki kekuasaan untuk
Burgerlijke Wetboek (BW), Wetboek van menata dirinya, hukum berada pada titik
Koophandel (WvK), Wetboek van Strafrecht keberantakan, sebagaimana digambarkan

1 Abdul Hakim Garuda Nusantara, Politik Hukum Nasional, makalah pada kerja latihan bantuan hukum, LBH,
Surabaya, September, 1985.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012 575


oleh Satjipto Rahardjo3 bahwa situasi selama ini hampir dilupakan. Padahal kita
keberantakan itu diperlihatkan oleh ketahui politik hukum nasional sudah
kondisi hyperregulated, yaitu tumpang menyeratkan dan tersurat dalam Garis-
tindih (benturan) aturan karena terlalu garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang
banyak aturan, proses pembodohan menetapkan garis-garis besarnya secara
masyarakat, penindasan, sampai kepada terus menerus dan dari waktu ke waktu.
miskinnya kreativitas dan matinya nurani Salah satu dari GBHN dapat dikutipkan
penegak hukum. Akibatnya muncul apa GBHN tahun 1993 misalnya terdapat
yang digambarkan sebagai model garis kebijaksanaan tentang sasaran
penyelesaian masalah di luar hukum bidang hukum yang berbunyi:
formal, tanpa harus menunggu prosedur “Terbentuk dan berfungsinya sistem
yang cenderung lama dan berbelit-belit, hukum nasional yang mantap,
masa mengadili pelaku pada saat itu di bersumberkan Pancasila dan UUD
tempat kejadian, mulai dari peradilan 1945, dengan memperhatikan
massa sampai kepada cap (stigma) kemajemukan tata hukum yang
tertentu terhadap birokrat. Situasi berlaku, yang mampu menjamin
demikian muncul karena sudah tidak ada kepastian, ketertiban, penegakan dan
lagi kepercayaan yang bisa dilimpahkan pertimbanganhukumyang
kepada lembaga penyokong keadilan. mendukung pembangunan nasional,
Keadilan menjadi sangat ekslusif dan yang didukung oleh aparatur hukum,
hanya dimiliki oleh segelintir kelompok y sarana, dan prasarana yang memadai
angmemilikikemampuan serta masyarakat yang ada dan taat
mengalokasikan sumber - sumber hukum”.
kekuasaan. Situasi itu telah memicu dan Dari uraian di atas, sistem hukum
mendorongmasyarakatyang nasional Indonesia yang dibentuk, harus
termarjinalkan untuk bergerak. Semakin didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945
kuatnya tuntutan masyarakat demikian yang dijadikan pegangan dan pedoman bagi
itu, maka dimulailah “Era Hukum Rakyat”. pembentuk undang-undang. Dalam hal ini
Rakyat mulai menguasai dan mengambil kekuasaan legislatif yang mempunyai
alih penafsiran “siapa menguasai jalan dia kewenangan untuk membuat undang
menguasai dunia”. undang. Praktek yang terjadi di masyarakat
Kalau kita amati persoalan hukum di ternyata produk hukum yang dikeluarkan
negeri kita, nampaknya masyarakat tidak selalu dapat menjamin dilihat sebagai
Indonesia dalam arti luas (termasuk penjamin kepastian hukum, penegak hak-
penguasa maupun pembuatan undang- hak masyarakat, atau penjamin keadilan.
undang) tidak memahami makna-makna Adakalanya produk hukum itu lebih banyak
yang terkandung dalam Pancasila yang dipengaruhi

Koento Wibisono Siswohamihardjo, Supermasi Hukum dalam Negara Demokrasi Menuju Indonesia Baru (Kajian
2

Filosofis), Wajah Hukum di Era Reformasi, Kumpulan Karya Ilmiah menyambut 70 tahun Satjipto Rahadjo, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 149.
3
Satjipto Rahardjo, Era Hakum Rakyat, Kompas, Kamis 20 Januari dan 21 Januari 2000.

576 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012


kepentingan politik pemegang kekuasaan dilepaskan dari politik hukum atau dapat
dominan. dikatakan produk hukum dapat
Produkhukummempunyai dipengaruhi oleh politik hukum atau
karakteristik diantaranya produk hukum demikian pula sebaliknya, karenanya ada
mencerminkan rasa keadilan dan beberapa masalah diantaranya yaitu :
memenuhi harapan masyarakat. Maka 1. Bagaimanakah kedudukan Pancasila
dalam proses pembuatannya memberikan dalam Politik Hukum Indonesia?
peranan besar dan partisipasi penuh 2. Bagaimanakah Peranan Pancasila
kelompok-kelompok sosial atau individu di menuju Negara Hukum Kesejahteraan?
dalam mayarakat. Hasilnya bersifat
responsif terhadap tuntutan-tuntutan B. PEMBAHASAN
kelompok sosial atau individu masyarakat. 1. Kedudukan Pancasila Dalam Politik
Begitu juga konsep demokrasi sebagai Hukum Indonesia
sistem politik yang secara normatif dan Sesuatu hal yang tidak mudah untuk
empiris membuka peluang luas bagi menjawab pertanyaan bagaimanakah
berperannya rakyat untuk aktif kedudukan Pancasila dalam Politik
menentukan kebijaksanaan Negara dan Hukum Indonesia? Para ilmuwan sudah
jalannya pemerintahan. Produk hukum pasti akan menjawab berbeda-beda
yang berkarakter responsif, proses tergantung dari mana kita memandang
pembuatannya bersifat partisipatif, yakni untuk menjawab pertanyaan tersebut.
mengundang sebanyak banyaknya Sejauh ini penulis akan mencoba
partisipasi masyarakat melalui kelompok- menjawabnya berdasarkan kemampuan
kelompok sosial dan individu di dalam ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
ortodoks bersifat sentralistik dalam arti Berbicara Pancasila tentu kita akan
lebih didominasi oleh lembaga Negara mengingat, membuka, mempelajari
terutama pemegang kekuasaan eksekutif. kembali mata pelajaran yang mulai
Sedangkan produk hukum berkarakter diterapkan sejak duduk dibangku Sekolah
konservatif/ortodok/elitis lebih Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
mencerminkan visi sosial elit politik, lebih Sekolah Menengah Atas sampai ke
mencerminkan keinginan pemerintah, Perguruan Tinggi yang tidak luputnya
bersifat positivisme instrumentalis, yakni terus mempelajari Pancasila. Pancasila
menjadi alat pelaksanaaan ideologi dan yang kita kenal dalam pembukaan UUD
program Negara. Hal ini berlawanan dengan 1945 (walaupun sudah mengalami empat
hukum responsif, hukum ortodoks lebih kali perubahan) dalam alinea ke-4 terdiri
tertutup terhadap tuntutan kelompok dari 5 sila yaitu Ketuhanan Yang Maha
maupun individu individu di dalam Esa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab,
masyarakat. Dalam pembuatannya peranan Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
dan partisipasi masyarakat relatif kecil. yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Uraian terakhir, maka perkembangan serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
hukum di Indonesia dewasa ini tidak dapat Indonesia. Selain itu pula kita dikenalkan

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012 577


sejarah lahirnya Pancasila sebagai dasar m e n a n a m k a n “ d a s a r - d a s a r ”, “
Negara Republik Indonesia, begitu pula p h i l o s o p h i s c h e g r o n d s l a g ”,
untuk memasuki perguruan tinggi “weltanschauung” di atas mana didirikan
diwajibkan mengikuti Pentaran P4 negara Indonesia, yang tersusun atas 1. K
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan e b a n g s a a n I n d o n e s i a , 2 .
Pancasila) Pola 25 jam atau Pola 45 jam, Internasionalisme atau perikemanusiaan,
bahkan calon PNS diwajibakan pula untuk 3 . M u fa ka t a t a u d e m o k ra s i , 4 .
mengikuti penataran P4 Pola 100 jam. Kesejahteraan sosial dan 5. Ketuhanan
Namun semua penataran tersebut yang beradaban, Ketuhanan Yang Maha
merupakan kenangan berharga, yang Esa. Pancasila sebagai dasar Negara atau
sekarang sudah tidak lagi untuk mengikuti dasar filsafat sebelum merdeka telah
penataran P4 tersebut yaitu dengan alasan diperjuangkan sejak tahun 1918.4
mungkin diantaranya Pancasila yang Pancasila dalam pengertian ilmiah
diagung-agungkan dapat membentuk merupakan pokok kaidah Negara yang
kepribadian manusia yang berakhlak, dan fundamental, dengan jalan hukum tidak
moral baik. Ternyata masih tetap atau ada dapat diubah dalam Negara Republik
para pejabat, penguasa atau pengusaha Indonesia yang diproklamasikan pada
yang tidak berakhlak dan bermoral jelek, tanggal 17 Agustus 1945. Pancasila juga
busuk maupun serakah akan kekayaan memberikan batas-batas, norma-norma,
dengan cara korupsi. dan arah bagi kebijaksanaan pelaksanaan
Dalam perkembangan dewasa ini, Negara, juga dalam hal menentukan
Pancasila tetap dijadikan sebagai dasar kebijaksanan haluan Negara.
Negara Republik Indonesia, Ideologi Selanjutnya Pancasila dapat dipahami
Negara RI, Pandangan hidup bangsa merupakan asas damai, asas kesatuan
Indonesia, atau suatu perjanjian luhur dalam pergaulan perseorangan, pergaulan
bangsa Indonesia dan sebagainya. nasional dan pergaulan dunia. Pancasila
Pancasila untuk pertama kalinya bersama sama filsafat hukum dan di dalam
dilahirkan dan diusulkan sebagai Dasar ilmu hukum sesuai dengan ilmu
Filsafat Negara Indonesia yang merdeka pengetahuan pada umumnya, sekiranya inti
dan berdaulat pada tanggal 1 Juni 1945 isi yang tunggal itulah yang terutama perlu
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha- diketemukan ialah dalam sifatnya untuk
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia kompromi, lebih jauh daripada itu
(BPUPKI) sebagai ketua Dr.Radjiman ......... dalam sifatnya yang umumnya
Weydiningrat bahwa “lahirnya Pancasila kolektif (empiris), lebih jauh daripada itu
merupakan suatu Beginsel yang menjadi lagi ialah dalam sifatnya umum yang
Dasar Negara kita, yang menjadi Rechts abstrak (spekulatif). Sudah tentu juga
Ideologie Negara kita, suatu beginsel yang perlu sekali memperoleh pengetahuan
telah meresap dan berurat berakar dalam yang bersifat deskriptif tentang isi
jiwa Bung Karno”. Bung Karno sendiri Pancasila menurut tiap- tiap pihak, yang

4 Notonagoro, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Bina Aksara, Jakarta, 1984, hlm. 9.

578 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012


menjadi pangkal dasar bagi inti isi yang mempersiapkan kemerdekaan dan p e m i
bersifat umum kompromis dan kolektif itu. n d a h a n ke ku a s a a n ke p a d a
Pancasila sebagai dasar Negara pemerintah bangsa yang merdeka itu.
Indonesia,5 sejarah menerangkan tepat Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945,
bulan April 1945, Pemerintah Jepang telah setelah Jepang dikalahkan oleh tentara
membentuk satu panitia yang diberi nama sekutu dalam perang pasifik, Indonesia
Dokuritzu Zunbi Tjoosakai (Badan memproklamasikan kemerdekaannya,
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan dan pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI
Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI) dengan segera menetapkan UUD dan mengangkat
tugas menyiapkan Rancangan UUD yang Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan
akan dipakai sebagai konstitusi tertulis jika wakil presiden.
kelak Indonesia merdeka. BPUPKI terdiri Pancasila merupakan hasil perenungan
dari 62 anggota, yang diketahui oleh jiwa yang dalam penyelidikan cipta
Radjiman Wediodiningrat. Pada sidang seksama, bukannya suatu konsepsi politis.
pertama memperdebatkan Dasar Negara Untuk mensifatkan pancasila terutama
pada tanggal 29 Mei 1945 meminta para adalah pendirian dan pandangan hidup,
nggota untuk membicarakan dulu dasar yang salah satu fungsinya sangat penting
Negara Indonesia merdeka sebelum yaitu menentukan pemutusan perhatian
membicarakan UUD. Dalam pidatonya di kepadanya yang merupakan dasar Negara
depan BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 bagi kita dalam membentuk Negara yang
Soekarno6 mengatakan: merdeka dan berdaulat.
“Paduka Tuan Ketua yang mulia minta Pancasila dalam peraturan Negara,
kepada sidang Dokoritzu Zuni diartikan bahwa arti dan kedudukan yang
Tjoosakai untuk mengemukakan dasar ditafsirkan daripada Pancasila dengan
Indonesia merdeka menurut anggapan memasukannya dalam UUD 1945 yaitu
saya yang diminta oleh Paduka Tuan tidak dibentuknya suatu pasal, melainkan
Ketua yang mulia ialah dalam bahasa pernyataan-pernyataan yang berturut-
Belanda: Philosofische gronslag turut disebutkan dalam Pembukaan itu
daripada Indonesia Merdeka . merupakan perwujudan daripada asas-
Philosofische gronslag itulah pedoman asas yang tercantum dalam pancasila,
filsafat di atasnya didirikan gedung yang menjadi cita- cita Negara Indonesia,
Indonesia Merdeka yang kekal dan perwujudan dari asas Ketuhanan ialah
abadi”. berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa,
Setelah badan tersebut menyelesaikan perwujudan dari asas perikemanusiaan
tugasnya, pemerintah juga membentuk adalah hak kemerdekaan, perikeadilan,
panitia lain yakni Dokoritzu Zunbi Linkai mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut
(Panitia Persiapan Kemerdekaan I n d o n e melaksanakan ketertiban dunia yang
sia/PPKI)dengantugas berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

5
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta, 2006, hlm. 28-32.
Ibid.
6

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012 579


abadi dan keadilan sosial, perwujudan kebijaksanaan politik hukum.
dari asas kebangsaan berupa kesatuan Politik hukum merupakan bagian dari
bangsa dan seluruh tumpah darah serta ilmu hukum. Jika ilmu hukum diibaratkan
kedaulatan, asas kerakyatan diwujudkan sebagai pohon, maka filsafat merupakan
dalam kedaulatan rakyat, dan asas akarnya, sedangkan politik merupakan
keadilan sosial disifatkan sebagai pohonnya yang kemudian melahirkan
kesejahteraan umum. cabang-cabang berupa berbagai bidang
Pancasiladalamkenyataan hukum seperti hukum perdata, hukum
masyarakat, menurut Ki Hajar Dewantara7 pidana, hukum administrasi Negara dan
dibenarkan sebagai kenyataan diakui dan sebagainya. Disinilah politik hukum
disahkan oleh bangsa Indonesia secara dilihat sebagai bagian dari ilmu hukum.
yakin dan ikhlas, “Pancasila menjelaskan Demikian pula ternyata adanya
serta menegaskan corak warna atau watak hubungan kausalitas antar hukum dengan
rakyat kita sebagai bangsa yang beradab, politik yakni diibaratkan perjalanan
bangsa yang berkebudayaan, bangsa yang lokomotif kereta api, dimana hukum
menginsyafi keluhuran dan kehalusan h i d sebagai rel nya, sedangkan politik sebagai
upmanusia,sertasanggup lokomotifnya. Alangkah baiknya politik
menyesuaikan hidup kebangsaannya dan hukum harus bekerja sama dan saling
dengan dasar perikemanusiaan yang menguatkan untuk membentuk suatu
universal, meliputi seluruh alam Negara hukum kesejahteraan (welfare
kemanusiaan, yang seluas-luasnya pula reshstaat).
dalam arti kenegaraan pada khususnya, Politik hukum Indonesia atau dapat
tidak hanya diterima reseptif, akan tetapi disebut juga Politik Hukum nasional
sejak semula Pancasila berkuasa untuk sebagaimana kita ketahui sebagai upaya
menanamkan dan menggugah minat pembaruan hukum muncul ketika tanggal
kreatif serta mengilhamkan untuk mulai 17 Agustus 1945 pada waktu itu Indonesia
mengusahakan diri ikut serta dalam diproklamasikan sebagai Negara merdeka
pembangunan masyarakat dan Negara”. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Kiranya kedudukan Pancasila dalam sebagai hukum dasarnya.
politik hukum Indonesia, dimana Pancasila Politik hukum Indonesia dikaitkan
dipandang sebagai dasar Negara Republik dengan konfigurasi politik diartikan
Indonesia atau dasar filosofi Indonesia yang sebagai susunan atau konstelasi kekuatan
mempunyai kajian filsafat yang sangat luas politik yang secara dikomotis. Lebih
dalam kancah politik hukum Indonesia, ditekankan pada konfigurasi politik
baik dari sejarahnya maupun pembentukan demokratis dan jangan diletakkan pada
hukum yang harus mencerminkan nilai- konfigurasi politik otoriter kalau kita
nilai luhur yang terkandung dalam benar-benar memahami isi dan makna
Pancasila; dan tidak t e r l e p a s d e n g a n t yang terkandung dalam Pancasila dan
urutcampur UUD 1945.

7 Notogroho, Op.Cit., hlm. 13-14.

580 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012


Konfigurasi politik demokratis adalah dahulu kita perlu mengetahui masyarakat
susunan sistem politik yang membuka yang bagaimana dicita-citakan oleh
kesempatan (peluang) bagi partisipasi rakyat Indonesia, kemudian dapatlah
rakyat secara penuh untuk ikut aktif dicari sistem hukum yang bagaimana
menentukan kebijakan umum. Partisipasi yang dapat membawa rakyat kita ke arah
ini ditentukan atas dasar mayoritas oleh masyaiakat yang dicita-citakan itu dan
wakil-wakil rakyat dalam pemilihan- politik yang hukum yang bagaimana yang
pemilihan berkala yang didasarkan atas p dapat menciptakan sistem hukum
rinsipkesamaanpolitikdan nasional yang dikehendaki itu.
diselenggarikan dalam suasana terjadinya Sistem hukum Indonesia yang
kebebasan politik. dikehendaki tidak semata - mata
Di Negara yang menganut sistem ditentukan oleh masyarakat yang dicita-
demokrasi atau konfigurasinya demokrasi citakan atau tergantung pada kehendak
terdapat pluralitas organisasi di mana pembentuk hukum, praktisi atau para
organisasi-organisasi penting relatif teoritis belaka, akan tetapi ikut ditentukan
otonom. Dilihat dari hubungan antara oleh perkembangan hukum di lain Negara,
pemerintah dan wakil rakyat, di dalam serta pula perkembangan hukum
konfigurasi politik demokratis ini internasional. Dengan kata lain bangsa kita
terdapat kebebasan bagi rakyat melalui ikut menentukan politik hukum masa kini
wakil-wakilnya untuk melancarkan kritik dimasa akan datang.8 Berkenaan Negara
terhadap pemerintah. Sedangkan hukum kesejahteraan kita mengenal
konfigurasi politik otoriter adalah beberapa pendapat sarjana diantaranya:9
susunan sistem politik yang lebih Menurut Subekti
memungkinkan Negara berperan sangat Hukum itu mengabdi pada tujuan
aktif serta mengambil hampir seluruh Negara yang dalam pokoknya ialah
inisiatif dalam pembuatan kebijaksanaan mendatangkan kemakmuran dan
Negara. Konfigurasi ini ditandai oleh kebahagiaan pada rakyatnya.
dorongan elit kekuasaan untuk Melayani tujuan Negara tersebut
memaksakan persatuan, penghapusan dengan menyelenggarakan “keadilan”
oposisi terbuka, dominasi pimpinan dan “ketertiban”, syarat-syarat yang
Negara untuk menentukan kebijaksanaan pokoknya untuk mendatangkan
Negara dan dominasi kekuasaan politik kemakmuran dan kebahagian.
oleh elit politik yang kekal serta di balik Menurut LJ Apeldoorn
semua itu ada satu doktrin yang Tujuan hukum ialah mengatur
membenarkan konsentrasi kekuasaan. pergaulan hidup manusia secara d a m
a i . H u ku m m e n gh e n d a k i
2. Peranan Pancasila menuju Negara perdamaian. Perdamaian diantara
Hukum Kesejahteraan manusia dipertahankan oleh hukum
Negara hukum kesejahteraan tidak dengan melindungi kepentingan-
terlepas dengan tujuan hukum yang kepentingan hukum manusia tertentu,
diharapkan oleh suatu Negara. Terlebih kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012 581


b e n d a t e r h a d a p p i h a k ya n g setiap orang jatah menurut jasanya.
merugikannya. Sedangkan keadilan Komutatif ialah
Menurut Geni keadilan yaag memberikan pada setiap
Hukum bertujuan semata-mata untuk orang sama banyaknya dengan tidak
mencapai keadilan dan sebagai unsur mengingat jasa-jasa perseorangan.
daripada keadilan disebutkannya Dalam pembukaan UUD 1945 alinea
“kepentingan daya guna dan keempat menyatakan bahwa tujuan
kemanfaatan”. pembentukan Negara Republik Indonesia
Menurut Bentham adalah:
Hukum bertujuan untuk mewujudkan a. Melindungi segenap bangsa Indonesia
semata-mata apa yang berfaedah bagi dan seluruh tumpah darah Indonesia.
orang dan bersifat umum, namun b. Memajukan kesejahteraan umum.
tidak memperhatikan unsur keadilan. c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berfaedah bagi orang yang satu, d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
mungkin merugikan orang lain, maka yang berdasarkan kemerdekaan,
menurut teori utilities, tujuan hukum perdamain abadi dan keadilan sosial.
ialah menjamin adanya kebahagiaan Semua itu harus dicapai berdasarkan
sebanyak banyaknya pada orang falsafah Pancasila.
sebanyak banyaknya. Kepastian Menurut Sunario Waluyo10
melalui hukum hagi perseorangan “Idaman masyarakat adil dan
merupakan tujuan utama daripada makmur dalam kehidupan bangsa
hukum. Indonesia merupakan masalah pokok
Menurut Prof. Mr. J van kant sepanjang sejarah. Lebih lanjut
Hukumbertujuanmenjaga dikatakan adil dan makmur adalah
kepentingan tiap-tiap manusia supaya dua pasangan yang tidak terlepaskan
kepentingan kepentingan itu tidak dalam falsafah hidup masyarakat dan
dapat diganggu. merupakan tujuan hidupnya. Adil
Teori Etis merupakan tekanan utama dan selalu
Hukum itu semata-mata menghendaki disebutkan di depan kata makmur,
keadilan. Isi hukum semata-mata harus adalah suatu penegasan dari prioritas
ditentukan oleh kesadaran etis kita yang perlu di dahulukan”.
mengenai apa yang adil dan apa yang Sesungguhnya Pancasila itu dapat
tidak adil. Untuk macam-macam dipahamkan merupakan asas damai, asas
keadilan menurut Aristoteles telah kesatuan, asas kesatuan dalam
membedakan dua macam: keadilan “ d i pergaualan perseorangan, pergaulan
stributive”dankeadilan nasional dan pergaulan dunia.
“komutatif'. Keadilan distributive ialah Inti sila dari Pancasila:11
keadilan yang memberikan kepada Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” isi arti

8
Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Alumni, Bandung, 1991, hlm. 2.
9
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1983, hlm. 38-42.

582 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012


tidak terikat kepada bentuk ketuhanan lapangan kenegaraan, yang dipimpin oleh
yang maha esa yang tertentu, akan tetapi hikmatkebijaksanaandalam
yang tidak memperkosa inti dari pada arti permusyawaratan/perwakilan atas dasar
dan istilah sila ketuhanan yang maha esa, tritunggal “Negara dari rakyat, bagi
dengan lain perkataan batas-batas dari rakyat, dan oleh rakyat”.
pada inti isinya harus cukup luas untuk Sila “Keadilan Sosial” adalah suatu
dapat menempatkan semua agama dan prinsip, bahwa di dalam lapangan sosial
kepercayaannya. dan ekonomi ada kesamaan, di samping
Sila “Kemanusiaan” itu dapat diartikan kesamaan politik.
hakekat daripada susunan diri manusia. Tujuan pembukaan Undang Undang
Lain dari itu dapat dikatakan bahwa Dasar 1945:12
manusia mampunyai dua sifat ialah Untuk memperdalam pengertian
sebagai individu dan sebagai makhluk tentang sesuatu hal, perlu juga diketahui
sosial, maka lebih lanjut kemanusiaan tujuan yang dijadikan pendorong dan
dapat dirumuskan sebagai hakekat pemberi arah bagi pelaksanaan halnya.
daripada susunan diri manusia atas tubuh Susunan pembukaan itu, maka dapat
dan jiwa dan sifat manusia sebagai diperbedakan empat macam tujuan ialah:
individu dan sebagai makhluk sosial. a. Dalam bagian pertama untuk
Sila “Persatuan Indonesia” dapat mempertanggung jawabkan, bahwa
dirumuskan, dalam kesadaran akan pemyataan kemerdekaan sudah
adanya perbedaan- perbedaan di dalam selayaknya, karena berdasarkan atas
masyarakat dan bangsa, menghidup- hak mutlak, kodrat dan moril bangsa
hidupkan perbedaan yang mempunyai Indonesia.
daya penarik kearah kerja sama dan b. D a l a m b a g i a n k e d u a u n t u k
kesatuan dan mengusahakan peniadaan menetapkan cita- cita bangsa
serta pengurangan perbedaan yang Indonesia yang ingin dicapai
mungkin mengakibatkan suasana dan kehendak kemerdekaanya
kekuatan tolak menolak ke arah (terpeliharanya sungguh-sungguh
perselisihan, pertikaian dan perpecahan kemerdekaan dan kedaulatan Negara,
atas dasar kesadaran akan kebijaksanaan kesatuan bangsa, Negara dan daerah
dan nilai-nilai hidup yang sewajarnya, lagi atas keadilan hukum dan moril, bagi
pula dengan kesediaan, kecakapan dan u s diri sendiri dan pihak lain, serta pula
a h a u n t u k s e d a p a t - d a p a t nya kemakmuran bersama dan adil.
melaksanakan pertalian kesatuan c. D a l a m b a g i a n k e t i g a u n t u k
kebangsaan, mungkin menurut pedoman- menegaskan bahwa kebangsaan dan
pedoman majemuk tunggal bagi hidup seluruh orang Indonesia yang
pengertian kebangsaan. luhur dan suci dalam lingkungan
Sila “Kerakyatan” inti prinsipnya ialah Tuhan dan hukum Tuhan.
kebebasan dan kekuasan rakyat di dalam d. Bagian keempat untuk melaksanakan

10
Sunario Waluyo, Prospek Adil Makmur, Sasaran GNP Perkapita 5000 Dollar, Pusat Pengembangan Agribisnis,
11
1979 Notonagoro, Op. Cit., hlm. 60-66.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012 583


segala sesuatu itu dalam perwujudan berhak mendapat pendidikan dan
dasar dasar tertentu tercantum dalam memperoleh manfaat dari ilmu
bagian keempat, sebagai ketentuan pengetahuan dan teknologi, seni dan
pedoman dan pegangan yang tetap budaya, demi meningkatkan kualitas
dan praktis. hidupnya dan demi kesejahteraan umat
Batang Tubuh Undang-Undang Dasar manusia. (Pasal 28C ayat (1) UUD 1945)
1945 yang berkaitan dengan Negara Setiap orang berhak atas memajukan
Kesejahteraan: dirinya dalam memperjuangkan haknya
Segala warga Negara bersamaan secara kolektif untuk membangun
kedudukannya di dalam hukum dan masyarakat, bangsa dan negaranya. (Pasal
pemerintahan dan wajib menjunjung 28C ayat (2) UUD 1945)
hukum dan pemerintahan itu dengan Setiap orang berhak atas pengakuan,
tidak ada kecualinya. (Pasal 27 ayat (1) jaminan, perlindungan dan kepastian
UUD1945). hukum yang adil serta perlakuan yang
Tiap-tiap warga Negara berhak atas sama dihadapan hukum. (Pasal 28D ayat
pekerjaan dan penghidugan yang layak (1) UUD 1945)
bagi kemanusiaan. (Pasal 27 ayat (2) UUD Setiap orang berhak untuk bekerja serta
1945) mendapat imbalan dan perlakuan yang
Setiap warga Negara berhak dan wajib adil dan layak dalam hubunaan kerja.
ikut serta dalam upaya pembelaan (Pasal 28D ayat (2) UUD 1945).
Negara. (Pasal 27 ayat (3) UUD1945) Setiap warga Negara berhak memperoleh
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul. kesempatan yang sama dengan
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan pemerintahan. (Pasal 28D ayat (3) UUD
tulisan dan sebagainya. (Pasal 28 UUD 1945)
1945). Setiap orang berhak atas status
Setiap orang berhak untuk hidup serta m kewarganegaraan. (Pasal 28D ayat (4)
empertahankanhidupdan UUD 1945)
kehidupannya. (Pasal 28A UUD 1945) Setiap orang bebas memeluk agama dan
Setiap orang berhak membentuk keluarga beribadah menurut agamanya memilih
dan melanjutkan keturunan melalui pendidikan dan pengajaran, memilih
perkawinan yang sah. (Pasal 28B ayat (1) pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
UUD 1945) memilih tempat tinggal di wilayah Negara
Setiap anak berhak atas kelangsunan dan meninggalkannya, serta berhak
hidup. tumbuh. dan berkembang serta kembali. (Pasal 28E ayat (1) UUD 1945).
berhak atas perlindungan dari kekerasan Setiap orang berhak atas kebebasan
diskriminasi. (Pasal 28B ayat (2) UUD meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
1945) dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.
Setiap orang berhak membanggakan diri (Pasal 28E ayat (2) UUD 1945) Setiap orang
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak atas kebebasan

12Notonagoro, Ibid., hlm. 69-70.

584 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012


berserikat, berkumpul dan mengeluarkan siapapun. (Pasal 28H ayat (4) UUD 1945)
pendapat. (Pasal 28E ayat (3) UUD 1945) Hak untuk bidup, hak untuk tidak disiksa,
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
dan memperoleh informasi untuk hak beragama, hak untuk tidak
mengembangkan pribadi dan lingkungan diperbudak. hak untuk diakui sebagai
sosialnya, serta berhak untuk mencari, pribadi di hadagan hukum. dan hak untuk
memperoleh, memiliki, menyimpan, tidak dituntut atas dasar hukum yang
mengolah dan menyampaikan informasi berlaku surut adalah hak asasi manusia
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tidak dapat dikurangi dalam
yang tersedia. (Pasal 28F UUD 1945) Setiap keadaan apapun. (Pasal 28I ayat (1) UUD
orang berhak atas pelindungan diri pribadi, 1945) Setiap orang berhak bebas dari
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
benda yang di bawah kekuasaannya serta dasar apa p u n d a n b e r h a k m e n d a p
berhak atas rasa aman dan perlindungan a t k a n perlindunaan terhadap perlakuan
dari ancaman ketakuatan untuk berbuat yang bersifat diskriminatif itu. (Pasal 28I
atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan ayat (2) UUD 1945)
hak asasi. (Pasal 28G ayat (1) UUD 1945) Identitas budaya dan hak masyarakat
Setiap orang berhak untuk bebas dari tradisional dihormati selaras dengan
penyiksaan atau perlakuan yang perkembanagn zaman dan peradaban.
merendahkan derajat martabat manusia (Pasal 281 ayat (3) UUD 1945)
dan berhak memperoleh suaka politik dari Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
Negara lain. (Pasal 28G ayat (2) UUD 1945) pemenuhan hak asasi manusia adalah
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir tanggung jawab Negara, terutama
dan bathin, bertempat tinggal, dan pemerintah. (Pasal 28I ayat (4) UUD
mendapat lingkungan hidup yang baik dan 1945) Untuk menegakkan dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan melindungi hak asasi manusia sesuai
kesehatan. (Pasal 28H ayat (1) UUD 1945) dengan prinsip Negara hukum yang
Setiap orang berhak mendapat kenudahan demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
dan perlakuan khusus untuk memperoleh manusia dijamin diatur dan dituangkan
kesempatan dan manfaat yang sama guna dalam peraturan perundang-undangan.
mencapai persamaan dan keadilan. (Pasal (Pasal 28I ayat (5) UUD 1945)
28H ayat (2) UUD 1945) Setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib
Setiap orang beihak atas jaminan sosial kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
yang memungkinkan pengembanagan bernegara. (Pasal 28J ayat (1) UUD 1945)
dirinya secara utuh sebagai manusia yang Setiap orang wajib tunduk kepada
bermartabat. (Pasal 28H ayat (3) UUD pembatasan yang ditetapkan dengan
1945) undang-undang dengan maksud semata-
Setiap orang berhak mempunyai hak milik mata untuk menjamin pengakuan serta
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh penghormatan atas hak dan kebebasan
diambil alih secara sewenang-wenang oleh orang lain dan untuk memenuhi tuntutan

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012 585


yang adil sesuai dengan pertimbangan Fakir miskin dan anak-anak yang
moral, nilai-nilai agama, keamanan dan terlantar dipelihara oleh negara. (Pasal 34
ketertiban umum dalam suatu masyarakat ayat (1) UUD 1945)
demokratis. (Pasal 28J ayat (2) UUD 1945) Negara mengembangkan sistem jaminan
Negara berdasar atas Ketentuan Yang Maha sosial bagi seluruh rakyat dan
Esa (Pasal 29 ayat (1) UUD 1945) Negara memberdayakan masyarakat yang lemah
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk dan tidak mampu sesuai dengan martabat
untuk memeluk agamanya masing*masing kemanusiaan. (Pasal 34 ayat (2) UUD
dan untuk beribadah menurut agamanya 1945)
dan kepercayaan itu. (Pasal 29 ayat (2) UUD Negara bertanggung jawab atas
1945) penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
ikut serta dalam usaha pertahanan dan (Pasal 34 ayat (3) UUD 1945)
keamanan Negara. (Pasal 30 ayat (1) UUD
1945) C. PENUTUP
Setiap warga Negara berhak mendapat 1. Kedudukan Pancasila dalam politik
pendidikan. (Pasal 31 ayat (1) UUD 1945) hukum Indonesia, dimana Pancasila
Setiap warga Negara wajib mengikuti dipandang sebagai dasar Negara
pendidikan dasar dan pemerintahan Republik Indonesia atau dasar
wajib membiayainya. (Pasal 31 ayat (2) filosofis Indonesia yang mempunyai
UUD 1945) kajian filsafat yang sangat luas dalam
Perekonomian disusun sebagai usaha kanca politik hukum Indonesia, baik
bersama berdasar atas asas kekeluargaan. dari sejarahnya maupun
(Pasal 33 ayat (1) UUD 1945) pembentukan hukum yang harus
Cabang-cabang produksi yang penting mencerminkan nilai-nilai luhur yang
bagi Negara dan yang menguasai hajat terkandung dalam Pancasila, dan
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. tidak terlepas dengan turut campur
(Pasal 33 ayat (2) UUD 1945) kebijaksanaan politik hukum.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang 2. Peranan Pancasila menuju Negara
terkandung di dalamnya dikuasai oleh hukum kesejahteraan. Dalam hal ini
Negara dan dipergunakan untuk sebesar- Pancasila dapat dijadikan pegangan
besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 33 dan pedoman bagi kebijaksanaan
ayat (3) UUD 1945) p e m e r i n t a h u n t u k
Perekonomian nasional diselenggarakan membuat/pembuatan ketentuan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan hukum, dan melaksanakan ketentuan
p r i n s i p ke b e r s a m a a n , e f i s i e n s hukum serta sosialisasi ketentuan
i berkeadilan. berkelaniutan. berwawasan hukum guna untuk mencapai cita-cita
lingkungan, kemandirian, serta dewan dan tujuan Negara sebagaimana yang
menjaga keseimbangan kemajuan dan tercantum dalam pembukaan UUD
kesatuan ekonomi nasional. (Pasal 33 ayat l945, dengan memperhatikan hak-hak
(4) UUD 1945) dan kewajiban warganegara yang

586 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012


terkandung dalam batang tubuh UUD (Kalian Filosofis), Wajah Hukum di
1945. Era Reformasi, Kumpulan Karya
Sedangkan saran yang dijadikan Ilmiah menyambut 70 tahun
masukan dari penulis Satjipto Rahardjo, Citra Aditya Bakti,
1. Isi dan makna yang terkandung dalam Bandung, 2000.
Pancasila, alangkah baiknya untuk
dipahami, dimengerti, dan Notonagoro, Pancasila Dasar Falsafah
dilaksanakan dalam kehidupan Negara, Bina aksara, Jakarta, 1984.
bermasyarakat dan tugas politik
hukum Indonesia diharapkan Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di
memperhatikan, melindungi dm Indonesia, LP3ES, Jakrta, 2006.
menjaminkepastiandalam
masyarakat Indonesia (Negara dari Satjipto Rahardjo, “Era Hukum Rakyat”,
rakyat, untuk rakyat dan kembali ke Kompas, Kamis 20 Jarnuari dan 21
rakyat). Januari 2000.
2. Adanya pepatah hubungan antara
politik dan hukum, diibaratkan politik Sunaryati Hartono, Politik hukum Menuju
sebagai lokomotifnya, sedangkan Satu Sistem Hukum Nasional,
hukum sebagai relnya. Oleh karena itu Alumni, Bandung, 1991.
kebijaksanaan pemerintah haruslah
berdasarkan hukum, sedanglcan hukum Sunario Waluyo, Prospek Adil Makmur,
tersebut harus mencerminkan cita-cita Sasaran GNP perkapita 5000 dollar,
dan tujuan Negara hukum Pusat Pengembangan Agribisnis,
kesejahteraan dan kemakmuran. 1979.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim Garuda Nusantara, “Politik


Hukum Nasional”, makalah pada
latihan bantuan hukum, LBH,
Surabaya, September 1985.

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan


tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1983.

Koento Wibisono Siswohamihardjo,


Supremasi Hukum dalam Negara
Demokrasi menuju Indonesia baru

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 27 No. 02 September 2012 587

Anda mungkin juga menyukai