Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TREND DAN ISSUE DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS (TREND DAN ISSUE DALAM PENDIDIKAN, DALAM,


KEPROFESIAN TERKAIT KEP.KOMUNITAS)

Disusun oleh : Kelompok 7


PSIK V B

1. M. Sigit Novianto (21116100)


2. Fegi Dwi Yantiro (21116104)
3. Dewi (21116095)
4. Annisa Putri Andini (21116119)
5. Novita Ulfa (21116071)
6. Icha Kristina (21116091)
7. Meri Riski Sani (21116067)

Dosen Pembimbing :
Septi Ardianty, S kep,Ns M kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dengan
judul ”Trend Dan Isue Dalam Pelayanan Keperawatan Komunitas”, dengan baik dan tepat
waktu.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mahasiswa dalam
memahami Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Kesehatan Masyarakat. Isi dari makalah
ini, terdapat uraian dan penjelasan tentang trend dan issue keperawatan di Indonesia yang
akan kami uraikan dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas kesempatan dan masukan positif yang
diberikan oleh dosen Asuhan Keperawatan Komunitas bagi kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah bekerja sama dan
terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan.
Kami sebagai penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai
tambahan pengetahuan bagi kita semua. Amien.

Palembang, 21 November 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus


menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keprawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat
sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini
dari keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan
secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam
interaksinya dengan keluarga dan komunitas.Tren praktik keperawatan meliputi
perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar.Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh :
-Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi
dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat
diketahui oleh masyarakat,
- Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus
menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang ,
- Sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat
ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau.

Sejauh ini, bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam


system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain,
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit dan karena berbagai pertimbangan
terpaksa di rawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan,
seperti kasus-kasus penyakit terminal, keterbatasan kemampuan masyarakat untuk
membiayai pelayanan kesehatan, manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit,
banyak orang merasakan bahwa di rawat inap membatasi kehidupan manusia, lingkungan
di rumah yang dirasakan lebih nyaman ( Depkes RI,2002 ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memahami trend dan issue dalam pelayanan keperawatan komunitas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam pendidikan Keperawatan
komunitas
b. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam penelitian Keperawatan
Komunitas
c. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam keprofesian terkait
Keperawatan Komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Trend dan Issue Keperawatan komunitas


Pengertian
Pembangunan Kesehatan Adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kebijakan sistem pelayanan kesehatan
tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantara
perawat dokter atau tim kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang.

Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang.

Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat, terpadu, individu,
keluarga.

Tingkat Pelayanan Kesehatan


1. Health promotion ( promosi kesehatan )
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak terjadi
gangguan kesehatan. Tingkat pelayanan ini dapat meliputi, kebersihan perseorangan,
perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, penigkatan status gizi,
kebiasaan hidup sehat, layanan prenatal, layanan lansia, dan semua kegiatan yang
berhubungan dengan peningkatan status kesehatan.
2. Specific protection ( perlindungan khusus )
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya
yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk perlindungan
terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang termasuk dalam tingkat
pelayanan kesehatan ini adalah pemberian imunisasi yang digunakan untuk
perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, campak
dan lain-lain. Pelayanan perlindungan keselamatan kerja dimana pelayanan kesehatan
yang diberikan pada seseorang yang bekerja di tempat risiko kecelakaan tinggi seperti
kerja di bagian produksi bahan kimia, bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan
pemakaian alat pelindung diri dan lain sebagainya.

3. Early diagnosis and prompt treatment ( diagnosis dini dan pengobatan segera )
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk ke dalam tingkat dimulainya
atau timbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalam
mencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit
sehingga tidak terjadi penyebaran. Bentuk tingkat pelayanan kesehatan ini dapat
berupa kegiatan dalam rangka survei pencarian kasus baik secara individu maupun
masyarakat, survei penyaringan kasus serta pencegahan terhadap meluasnya kasus.

4. Disability limitation ( pembatasan cacat )


Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau
masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.
Tingkat ini dilaksanakan pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi kecacatan.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa perawatan untuk menghentikan
penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk
mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.

5. Rehabilitation ( rehabilitasi )
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh. Sering
pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana
program latihan-latihan yang diberikan pada pasien, kemudian memberikan fasilitas
agar pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup kembali ke masyarakat dan
masyarakat mau menerima dengan senang hati karena kesadaran yang dimilikinya.
B. Trend dan Issue dalam pelayanan Keperawatan Komunitas
1. Trend dan Issue dalam Pendidikan Keperawatan Komunitas
a. Jenjang pendidikan
Pendidikan keperawatan adalah proses pendidikan yang diselenggarakan di
Perguruan Tinggi untuk menghasilkan berbagai lulusan Ahli Madya
Keperawatan, Ners, Magister Keperawatan, Ners Spesialis, dan Doktor
Keperawatan.Jenis pendidikan perawat adalah pendidikan akademik, vokasi, dan
profesi.Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama
pada penguasaan ilmu pengetahuan.Pendidikan vokasi merupakan pendidikan
yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu sebagai
perawat.Pendidikan profesi merupakan pendidikan yang diarahkan untuk
mencapai kompetensi profesi keperawatan.
Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia
mencakup:
1.) Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi adalah suatu program diploma yang menerapkan pelayanan


atau tindakan kesehatan.Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014 tentang
Keperawatan pada pasal 6 (1) tingkat vokasi yang paling rendah adalah diploma
(D3) keperawatan.

2.) Pendidikan Akademik


Pendidikan akademik adalah pendidikan sarjana dan pasca sarjana yang
menjerumus pada penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan
secara mendalam. Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014 tentang Keperawatan
pada pasal 7, pendidikan akademik terdiri atas program sarjana keperawatan,
program megister keperawatan, dan program doktor keperawatan.. (S2) dengan
peminatan Keperawatan Komunitas sudah banyak beredar pada Universitas
Negeri diantaranya UI, UGM, Universitas Brawijaya dan UNDIP. Doktor
Keperawatan Komunitas (S3) sudah diterapkan di Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
3.) Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi adalah jenjang pendidikan tinggi setelah program sarjana
dimana mahasiswa memiliki skill dalam pekerjaan dengan keahlian khusus dalam
bidang profesi dan spesialis tertentu.Dimana peserta didik Jenjang pendidikan
profesi Ners.Komunitas dan Spesialis Komunitas sudah diterapkan pada
Universitas Indonesia Pendidikan profesi menurut UU NO 34 tahun 2014 tentang
Keperawatan pada pasal 8 terdiri atas program profesi keperawatan dan program
spesialis keperawatan.

Pendidikan Spesialis Keperawatan terdiri dari:


a. Spesialis Keperawatan Maternitas
b. Spesialis Keperawatan Anak
c. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah
d. Spesialis Keperawatan Jiwa
e. Spesialis Keperawatan Komunitas

Pendidikan spesialis tersebut di atas akan berkembang sesuai dengan kebutuhan


masyarakat akan pelayanan keperawatan dan kebutuhan pengembangan ilmu.

b. Kewenangan Pendidikan dan Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada keperawatan komunitas sudah ditetapkan oleh PBP-PPNI
2007 bahwa kualifikasi Perawat Kesehatan Komunitas berdasarkan jenjang
pendidikan perawat.
1.) Vokasi

Jenjang pendidikan Diploma III keperawatan memangku peran dan


fungsi sebagai tenaga perawat vokasi yang proses pendidikanya menggunakan
kurikulum terintegrasi. Sampai dengan saat ini jenis tenaga vokasi masih
dibutuhkan baik dalam negeri maupun diluar negeri. Olehkarena dalam
beberapa dekade kedepan pendidikan jenjang Diploma III masih tetap
eksis.PK I dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien dan keluarga klien dengan tingkat pendidikan minimal
adalah D3 Keperawatan dengan memmiliki kompetensi memberikan
keperawatan dasar berdasarkan ilmu dasar keperawatan komunitas.

2.) Akademik
a. jenjang pendidikan Magister Keperawatan juga akan tetap
dikembangkan misalnya bidang Ilmu Keperawatan Dasar dan
Dasar Keperawatan, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
b. Jenis pendidikan Akademik pada jenjang Doktor Keperawatan
untuk meningkatkan pengembangan keilmuan keperawatan melalui
berbagai penemuan inovatif dan memiliki tingkat originalitas tinggi
serta meningkatkan budaya meneliti dan menghasilkan IPTEK baru
untuk mendukung peningkatan praktik keperawatan berbasis bukti
(evidence based nursing practice)

PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan


keperawatan pada klien¸keluarga klien dan kelompok dengan masalah
kesehatan tertentu, dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1
Keperawatan dan Ners Komunitas, dimana untuk S1 harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan
komunitas yang masih dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
dengan bimbingan yang terbatas. Sedangkan untuk Ners Komunitas harus
memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
yang sepenuhnya sudah dilimpahkan atau diberikan kepercayaan oleh perawat
senior.

3.) Profesional

Ners Spesialis yang memiliki kompetensi sesuai bidang


spesialisasi yang memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan
keperawatan di bidang spesialisasi tersebut melalui upaya mewujudkan
praktik keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing practice) yang
terdiri dari :
1. Keperawatan Medikal Bedah dengan beberapa area peminatan.
2. Keperawatan Jiwa
3. Keperawatan Maternitas
4. Keperawatan Anak
5. Keperawatan Komunitas
6. Keperawatan Kritis
7. Keperawatan Kardiovaskuler
8. Keperawatan Emergensi
9. Keperawatan Onkologi
10. Keperawatan Gerontik
11. Keperawatan Nefrologi
12. Keperawatan Neurologi

PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan


keperawatan pada klien¸keluarga klien dan kelompok dengan masalah
kesehatan tertentu, dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1
Keperawatan dan Ners Komunitas, dimana untuk S1 harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan
komunitas yang masih dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
dengan bimbingan yang terbatas. Sedangkan untuk Ners Komunitas harus
memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
yang sepenuhnya sudah dilimpahkan atau diberikan kepercayaan oleh perawat
senior.

PK III dalam ruang lingkup ini perawat mampu mengelola dalam


penanggulangan masalah kesehatan masyarakat, dengan tingkat pendidikan
minimal adalah Magister (S2) Keperawatan Komunitas dengan memiliki
kompetensi melakukan tindakan keperawatan khusus dengan keputusan
mandiri dan bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan keperawatan yang
diberikan.
PK IV dalam ruang lingkup ini perawat mampu dalam mengembangkan
penanggulangan masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang komplek,
dengan tingkat pendidikan minimal adalah Spesialis Komunitas.Pada tingkat
pendidikan ini perawat harus memiliki kompetensi melakukan tindakan
keperawatan khusus atau subspesialis dengan keputusan mandiri, memberikan
keperawatan dasar pada klien dalam lingkup keperawatan komunitas dengan
menyeluruh/utuh dan melakukan rujukan keperawatan.
PK V dalam ruang lingkup ini perawat mampu melakukan konsultasi dan
pengembangan pelayanan, dengan tingkat pendidikan Doktor dan paling
rendah adalah Magister. Doktor dalam tingkatan ini memiliki kompetensi yang
tinggi yaitu melakukan tindakan dan asuhan secara keperawatan khusus
dengan keputusan mandiri dan sebagai konsultan dalam lingkup komunitas

2. Trend dan Issuedalam Penelitian Keperawatan Komunitas


Issue dan Trend dalam penelitian keperawatan komunitas sudah banyak sekali
topik/judul yang digunakan oleh para peneliti keperawatan komunitas seperti
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Berkunjung Ke
Kelompok Binaan Khusus Lansia DiPuskesmas Global Limboto Kabupaten
Gorontalo dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare
Pada Anak Sekolah Dasar (SD).Denurut Depkes 2014 angka kejadian diare sangat
tinggi, banyak peneliti yang melakukan penelitian terhadap PHBS pada anak usia
sekolah karena anak usia sekolah lebih aktif dan rasa keingin tahuan yang tinggi
terhadap benda asing sehingga rentan sekali utuk terkena penyakit daire dan
kurangnya suatu penerapan tersebut dari orang tua dan pihak sekolah. Dengan
dilakukannya tindakan PHBS maka anak, dan orang tua mengetahui bahwa
pentingnya melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
sebelum dan sesudah makan.Trend dan issue saat ini juga adalah kurangnya
dukungan keluarga terhadap lansia, sehingga para lansia memiliki harga diri
rendah seperti merasa sudah tidak berdaya didalam keluarganya. Dukungan
keluarga kepada lansia sangat di butuhkan agar lansia merasa bahagia dan
berguna, dengan cara memberikan motivasi kepada lansia dalam mengikuti suatu
kegiatan di lingkungan sekitar rumah.
- Memanfaatkan Hasil Penelitian Dalam Pelayanan Kesehatan
Ilmu pengetahuan di bidang kesehatan pada beberapa dekade terakhir telah
mengalami kemajuan yang sangat pesat melampaui perkembangan sebelumnya.
Derivasi ilmu-ilmu kesehatan dan pengembangannya melalui riset merupakan
dinamika proses yang sangat penting dalam pertumbuhan masing-masing profesi
kesehatan. Tujuan dilakukannya riset kesehatan adalah untuk memperkuat dasar-
dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan praktik
klinik, pendidikan, dan menejemen pelayanan kesehatan. (Ross, Mackenzie, &
Smith, 2003)
Sedangkan praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan fakta empiris (evidence
based practice) bertujuan untuk memberikan cara menurut fakta terbaik dari riset
yang diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif,
pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.(Cullum, 2001)

a. Topik-topik penelitian keperawatan komunitas


1.) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Terhadap
Kepatuhan Penderita Diabetesmelitus (Dm) Dalam Penatalaksanaan
Diwilayah Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik Semarang
- Pelaksana :
Keluarga dan penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Srondol
Kecamatan Banyumanik, Semarang.
- Penggunaan hasil riset :
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin wanita, pendidikan responden sebagian besar adalah SD, lebih
dari setengah responden tidak bekerja, dan mayoritas memiliki upah di
bawah UMR. Hasil analisis korelatif menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan penderita DM dengan p
value 0,016 dan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan penderita DM dengan p value 0,034.

Semakin baik pengetahuan dan dukungan keluarga yang dimiliki penderita


DM maka akan meningkatkan kepatuhan penderita DM dalam
melakukanpenatalaksanaan DM. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan kajian untuk membuat program intervensi keperawatan yang
tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan penderita DM.
2.) Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Jatuh Dengan Motivasi Mencegah
Jatuh Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja PuskesmasBaki, Kabupaten
Sukoharjo
- Pelaksana :
lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Baki, Kabupaten Sukoharjo
- Pengunaan hasil riset :
Hasil penelitian diketahui dari 99 responden, mayoritas responden
memiliki pengetahuan tentang jatuh dalam kategori cukup dengan
motivasi sedang, yaitu sebanyak 22 lanjut usia. Uji Chi-Aquare
menunjukan p=0.21 (p<0,05). Kesimpulannya adalah Terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang jatuh denan
motivasi mencegah jatuh pada lanjut usia di wilayah Kerja Puskesmas
Baki, Kabupaten Sukoharjo.

3.) Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia


Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan BambankerepKecamatan
Ngaliyan Kota Semarang
- Pelaksana :
Keluarga dan lansia di kelurahan bambankerep kecematan ngaliyan
kota semarang
- Penggunaan hasil riset :
Hasil penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan keluarga di RW
IV Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
diketahui bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
konsep diri lansia.Hasil penelitian terhadap 57 lansia yang hidup
dengan keluarga di RW IV KelurahanBambankerep Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
kemandirian lansia dengan konsep diri lansia.Keluarga dapat
mendukung lansia dengan meluangkan waktu, mendengarkan cerita
lansia.

a. Trend dan Issue dalam Keprofesian Terkait Keperawatan Komunitas


Issue dan trend dalam profesi keperawatan komunitas sama seperti
jenjang pendidikan keperawatan. Yang dominan dalam keprofesian
keperawatan komunitas adalah pada program akademik dan program profesi
dalam program tersebut sudah banyak dibuka peminatan pada Keperawatan
Komunitas seperti Ners, S2, S3 dan Spesialis.Bagi jurusan S3 Keperawatan
Komunitas hanya berada di Universitas Indonesia saja.
Bidang keorganisasian atau kolegium keperawatan menurut UU No 38 thn
2014 BAB VII tentang Kolegium Keperawatan adalah suatu organisasi yang
bertanggung jawab pada profesi keperawatan, salah satu organisasi dalam
keperawatan yang sudah tidak asing adalah Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) yang merupakan suatu organisasi sebagai wadah bidang
keperawatan, seiring dengan bertambahnya jenjang pendidikan keperawatan
PPNI membangun suatu organisasi untuk Keperawatan Komunitas, yaitu
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) yang telah dikelola
pada masing-masing Provinsi di Indonesia.
Trend lebih sering dan banyak di bicarakan adalah tentang gaij perawat.
Banyak perawat mengeluh tentang penerimaan gaji yang kecil dan berbeda
dibandingkan institusi lainnya, sedangkan pekerjaan yang mereka lakukan
sama beratnya. Sehingga mereka terkadang merasa iri dengan gaji perawat
lain yang memiliki gaji lebih besar. Dengan adanya aturan dari Menteri
Kesehatan Republik Indonesia gaji perawat diberikan berdasarkan jenjang
pendidikannya, pada setiap Provinsi dan institusi kesehatan/Rumah Sakit
berbeda-beda.Semakin tinggi tingkat jenjang pendidikan maka semakin besar
gaji yang mereka peroleh.Tunjangan pada PNS lebih besar daripada gaji
pokok.Pemberian gaji juga berdasarkan pada lamanya pengalaman pekerjaan
seorang perawat.
Perkembangan/pelatihan pada keperawatan komunitas dapat dikatakan masih
jarang dan masih minim, tetapi pelatihan sangat diperlukan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah penyakit serta
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.Maka dalam komunitas diperlukan
suatu pelatihan pada Puskesmas tentang peningkatan pelayanan kesehatan dan
pemberian konseling kepada Kader dan masyarakat tentang masalah kesehatan
yang sering terjadi pada lingkup masyarakat.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dan Puskemas karena
meningkatkan wawasan bagi masyarakat serta mampu menurunkan morbiditas
dan mortalitas pada desa yang memiliki angka kejadian tinggi.Sebaliknya
untuk desa yang memiliki angka kejadian rendah dapat mempertahankannya
agar tidak memiliki kurva morbiditas dan mortalitas yang meningkat.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan suatu profesi yang memiliki organisasi profesi yang
sangat bermanfaat dalam menetapkan standar praktek, pelayanan dan pendidikan
keperawat. Keperawatan sebagai sebuah profesi yang didalamnya terdapat Body of
Knowledge yang jelas, memiliki dasar pendidikan yang kuat sehingga dapat
dikembangkan setinggi-tingginya.
Masih banyak para perawat yang masih tidak percaya diri dengan berjalan
membungkuk-bungkuk seperti orang ketakutan kerika berharap dengan dokter, semua
itu adalah jelas merupakan kebiasaan dan kebudayaan yang sangat tidak produktif.
Hal itu terjadi karena perawat tidak cukup percaya diri dengan ilmu yang sangat untuk
berubah.
Untuk itu kita harus melakukan perubahan secara total dan berlaku sebagai mitra
profesi dan bukan sebagai asisten atau pembantu bagi profesi lain. Hal tersebut
merupakan nampak karena masih rendahnya pengetahuan perawat. Masih belum
menyeluruhnya keinginan untuk berubah, sehingga percaya diri perawat untuk
dikatakan sebagai mitra dokter menjadi tidak ada.

B. Saran
Untuk mendapatkan langkah strategis dalam menghadapi tren issue perubahan
perawat di masa depan. Untuk itu diharapkan adanya suatu kemauan dari diri perawat
sendiri untuk berubahan dan adanya penerangan secara langsung pendidikan yang
akan diterapkan dalam suatu pelayanan keperaqatan yang profesional kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

American Nurses’ Association, Council Of Community Health Nursing, 1986


“Standards Of Community Health Nursing Practice. “Kanses city : ANA
Dapertemen RI. 1993. ‘Perawatan Kesehatan Masyarakat “Jakarta:Depkes RI
Dapertemen RI. 1998.” Proyek Peningkatan Pelayanan Puskesmas, Modula-E,
Pengembangan Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https:dokuments
https://www.scribd.com/document/374783405/330292470-issue-dan-trend-
keperawatan-komunitas-pdf

Anda mungkin juga menyukai