Generasi Muda Kebanggaan Indonesia
Generasi Muda Kebanggaan Indonesia
Untuk bisa lulus seleksi di kampus ini bisa dibilang tidak sesulit
jika dibandingkan dengan seleksi di perguruan tinggi negeri.
Tapi untuk bisa sampai berada di kampus sekarang ini tidaklah
mudah. Sebelumnya saya telah berjuang di berbagai seleksi
masuk PTN seperti SNMPTN, USMI IPB, SBMPTN, hingga
ujian tulis (UTUL) UGM. Namun tak ada satu pun yang
menyatakan saya diterima, hingga sempat putus asa dan
berpikir tidak bisa kuliah di tahun itu. Bisa dibilang saya terlalu
ambisi untuk bisa kuliah di perguruan tinggi negeri, hingga
akhirnya saya membuka langkah untuk mencoba masuk di
perguruan tinggi swasta. Dan benar saja, ternyata rezeki dan
jalan hidup saya bukanlah di kampus-kampus sebelumnya,
melainkan di Universitas Komputer Indonesia.
Meskipun kuliah di perguruan tinggi swasta, tidak menyurutkan
semangat saya dalam kuliah, karena niat saya adalah belajar
dan mengembangkan minat saya di dunia Teknologi Informasi,
apalagi UNIKOM memberikan fasilitas yang sangat mendukung
bagi saya dalam menuntut ilmu teknologi dan informasi.
Saya sekolah SD di satu desa beda kampung. Setiap hari saya berangkat sekolah
sejauh 5 km dari rumah saya, yaitu perjalanan sekita 1.5 jam dan ditempuh dengan
jalan kaki. Perjalanan itu saya nikmati dan lalui selama 6 tahun. Perjuangan itu
ternyata tidak sia-sia, karena saya selalu mendapat rangking 3 besar di setiap ujian.
Bahkan saya juga pernah mendapatkan kepercayaan mewakili sekolah untuk
mengikuti olimpiade bahasa Indonesia.
6 tahun saya lalui itu, tidak kemudian perjuangan belajar saya berhenti di sana.
Untuk sekolah MTs saya juga harus berjalan kaki menempuh jarak yang lumayan
jauh, 5 km dari rumah. Itu saya lalui dengan berjalan kaki pulang-pergi. Setiap pagi
dan siang saya melintasi sawah-sawah demi belajar untuk negeriku. Jauhnya jarak
tempuh ke sekolah ternyata membuat saya semakin termotivasi untuk belajar lebih
baik dari yang lain. Buktinya saya sering mendapatkan rangking 1 berturut-turut, dan
rangking paling rendah yang pernah saya dapat waktu itu ialah rangkin 2. Suatu
prestasi yang cukup bagus buat siswa kampung yang mengadu intelektualnya di
lembaga sekolah.
Prestasi bagus yang saya dapatkan di MTs membuat saya mendapatkan
kesempatan untuk ikut seleksi masuk di MANSA Pamekasan. Saya pun mengikuti
alur itu untuk bisa sekolah di sana. Dari sekian ratus orang yang mendaftar sekolah
di sana, yang berasal dari berbagai kabupaten, Saya memperoleh peringkat ke-7
tertinggi nilai ujian masuk. Dari nilai bagus itu, secara otomatis saya dites untuk
kedua kalinya untuk memastikan hasil tes pertama sesuai dengan kemampuan
siswa.
Hasil tes ke-2 membuat nilai saya naik beberapa tingkat menjadi peringkat ke-4 dari
30 orang yang di tes. Prestasi itu berbuah manis, saya mendapatkan beasiswa
penuh dan masuk pada kelas sains. Kelas sains itu sendiri ialah kelas unggulan
yang benar-benar dibina oleh MAN untuk menjadi gerasi bangsa yang benar-benar
unggul. Tentu keberhasilan itu tidak membuat saya malas. Justru semakin saya
mendapatkan kesempatan baik, semakin saya menggunakannya semaksimal
mungkin.
BACA JUGA
Saya bergabung dengan tim peneliti sains terapan yang masalah dan
dampaknya langsung bersinggungan dengan kepentingan berbagai pihak,
diantaranya dinamika industri agro nasional dan jejaring pangan kota
Bandung. Beberapa wawasan yang saya dapatkan di perusahaan
periklanan juga membantu saya memahami sedikit teori-teori ekonomi dan
perkembangan pasar yang dibahas dalam riset. Selain itu, berdiskusi
langsung dengan peneliti luar negeri yang menaruh minat pada sektor
peternakan di daerah saya, Pangalengan, semakin memantapkan saya
untuk berkecimpung di Biomanajemen. Latar belakang yang cukup di
bidang Biologi, terutama Ekologi, memberikan warna tersendiri pada
sudut pandang saya dalam memahami masalah-masalah Biomanajemen di
daerah. Mungkin ini adalah titik temu minat dan kontribusi saya untuk
daerah.
Saya adalah anak yang tidak cukup beruntung karena dilahirkan dalam
kondisi yang tidak berkecukupan dan tidak memiliki banyak pilihan.
Tetapi, saya sangat beruntung mendapatkan kesempatan mencari dan
memaknai pencapaian-pencapaian melalui proses yang panjang. Namun,
semua itu menjadi sia-sia jika pada akhirnya tidak memberikan manfaat
untuk orang lain.
Generasi unggul tentu saja memiliki definisi yang beragam dan subjektif.
Kembali lagi, menisbatkan diri sebagai generasi unggul kebanggaan
bangsa Indonesia rasanya cukup berat. Tetapi, saya bisa menegaskan
bahwa saya adalah salahsatu pemuda yang sedang menyiapkan diri untuk
berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya sebagai akademisi, karena
generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia tidak ada artinya tanpa
memberikan manfaat untuk orang lain di sekitarnya, sekecil apapun itu