Nanda Damayanti (12402173174) PDF
Nanda Damayanti (12402173174) PDF
Nanda Damayanti (12402173174) PDF
Abstrak : Pertumbuhan pasokan uang akan terus menyebabkan peningkatan harga yang sama besarnya, namun
perubahan dalam tingkat inflasi jangka panjang tidak mempengaruhi tingkat output kerja dan harga relatif berbagai
barang dan jasa. Dalam sistem ekonomi makro, jumlah uang beredar diatur oleh pemerintah dan sistem perbankan.
Keputusan pemerintah mengenai pasokan uang yang harus tersedia adalah merupakan hal penting untuk menentukan
jumlah uang yang beredar. Di samping itu, jumlah uang beredar juga ditentukan oleh sistem perbankan dalam
membuat giro, sebagai simpanan untuk pemilik atau dalam menyetujui pinjaman.
Abstract: The Growth of money supply will constantly cause a continous price level of the same magnitude,
nevertheless the changes in the long term inflation rate does not affect the output level of employment and relative
prices of various goods and services. In the macroeconomic system, the arrangement of the amount of money supply
is by the government and the banking system. Government decisions that determine where money should be made
available is crucial for determining the amount of money in circulation. Besides, the money supply is also
determined by the banking system in making demand deposits, as deposits for the owner or in approving the loan.
Dalam teori ekonomi konvensional, jumlah kelebihan permintaan (excess demand) dalam
barang-barang modal yang diminta (investasi) pasar. Pada kondisi ini kekurangan barang dipasar
sangat tergantung pada tingkat bunga (interest) akan terjadi sehingga memicu terjadinya lonjakan
sebagai ukuran biaya dari dana yang digunakan harga atas berbagai barang di pasar. Jenis inflasi ini
untuk membiayai investasi tersebut. Itulah disebabkan oleh ekspansi moneter, adanya
sebabnya jika suku bunga tinggi, maka investasi pergeseran fungsi konsumsi, investasi atau
atau proyek-proyek lebih sedikit dibandingkan pengeluaran pemerintah tanpa adanya peningkatan
dengan pada saat suku bunga rendah. jumlah uang yang beredar.
Dalam suatu negara yang sedang mengalami keputusan individu terhadap pilihan
perkembangan perekonomian secara pesat, membelanjakan uang lebih banyak (spending) atau
biasanya tidak bisa mengelak dari inflasi tingkat menabung (saving).
rendah yang dinamakan dengan inflasi merayap,
yaitu inflasi yang mencapai 2 sampai 4 persen. Menurut Kem dan Guttman (1992) dalam
Bahkan mungkin sekali untuk mengalami inflasi Laksmono (2001) menganggap bahwa suku bunga
yang lebih serius yaitu yang tingkatannya mencapai merupakan suatu harga dan sebagaimana harga
5 sampai 10 persen. Pada waktu peperangan atau lainnya, maka tingkat suku bunga ditentukan oleh
ketidakstabilan politik inflasi dapat mencapai interaksi antara permintaan dengan penawaran.
tingkat yang sangat tinggi, yang disebut dengan Suku bunga yang merupakan harga dana yang
hiper inflasi. Seperti yang telah terjadi di dapat dipinjamkan, besarnya ditentukan oleh
Indonesia mulai pertengahan 1997 hingga akhir preferensi dan sumber pinjaman dari berbagai
1998 tingkat inflasi mencapai 80 persen. pelaku ekonomi di pasar. Preferensi pemberian
pinjaman pada umumnya memiliki hubungan
Pada dasarnya inflasi yang sangat lambat positif dengan suku bunga, sementara pinjaman
bergeraknya dapat berlaku sebagai stimulator bagi atau hutang berhubungan secara negatif. Artinya,
pertumbuhan ekonomi. Pada kondisi tersebut jika suku bunga yang berlaku di pasar relatif
kenaikan harga tidak dengan segera diikuti oleh meningkat, maka penawaran untuk bersedia
kenaikan upah pekerja. Dengan demikian akan meminjamkan sejumlah uang akan meningkat.
terjadi pertumbuhan keuntungan yang tentu saja Tetapi, jumlah orang yang meminjam akan
semakin menggiatkan investasi. Tetapi jika terjadi mengalami penurunan. Dengan kata lain, besarnya
hiper inflasi maka tata ekonomi akan berantakan tingkat suku bunga dipengaruhi oleh penawaran
(tidak mewujudkan pertumbuhan) dan biasanya (supply) dan permintaan (demand) dari uang
diikuti dengan ketidakstabilan sosial politik (seperti tersebut.
yang terjadi di Indonesia, Philipina pada tahun
1988, Mexico 1996). Menurut Ragilia (2009), bedasarkan para
peneliti ekonomi suku bunga dapat dibedakan
Hiper inflasi mempunyai akibat buruk menjadi tiga, yaitu: (1) suku bunga nominal,
terhadap perekonomian, karena: (1) inflasi merupakan tingkat suku bunga yang dapat diamati
menggalakkan penanaman modal spekulatif, (2) di pasar, (2) suku bunga riil, merupakan tingkat
tingkat bunga akan meningkat dan akan suku bunga yang secara konsep diukur tingkat
mengurangi investasi, (3) inflasi menimbulkan pengembaliannya setelah dikurangi dengan inflasi,
ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di masa (3) suku bunga jangka pendek, merupakan tingkat
depan, serta (4) menimbulkan masalah neraca suku bunga yang memiliki jatuh tempo kurang dari
pembayaran. Sedangkan akibat buruk bagi satu tahun.
masyarakat , yaitu: (1) memperburuk distribusi
pendapatan, (2) pendapatan riil merosot, (3) nilai Samuelson dan Nordhaus (2004),
riil tabungan merosot, dan sebagainya. menjelaskan suku bunga nominal (sering disebut
suku bunga uang) adalah suku bunga atas uang
Bunga adalah pembayaran yang dilakukan dalam ukuran uang. Sebaliknya, suku bunga riil
untuk pembayaran uang. Suku bunga adalah dikoreksi karena inflasi dan dihitung sebagai suku
jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang bunga nominal dikurangi tingkat inflasi.
disebut sebagai persentase dari jumlah yang
dipinjamkan (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Mankiw (2007), menyatakan bahwa para
Menurut Hubbard (dalam Laksmono, 2001), bunga ekonom menyebutkan tingkat bunga yang dibayar
adalah biaya yang harus dibiayai oleh peminjam bank sebagai tingkat bunga nominal (nominal
(borrower) atas pinjaman yang diterima dan interest rate) dan kenaikan daya beli sebagai
imbalan si pemberi pinjaman (lender) atas tingkat bunga riil (real interest rate). Jika i
investasinya. Suku bunga mempengaruhi menyatakan tingkat bunga nominal, r tingkat
bunga riil, dan π tingkat inflasi, maka hubungan kesenjangan antara investasi. Pasokan loanable
antara ketiga variabel tersebut: funds ditentukan oleh tingkat tabungan dalam
perekonomian makro, sedangkan tingkat
r = i – π ……………………….. (1) tabungan ini akan sangat tergantung pada faktor
ekonomi-ekonomi lainnya, seperti daya beli atau
Tingkat bunga riil adalah perbedaan pendapatan individu saat sekarang dan
diantara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi. ekspektasinya. Faktor intangible seperti selera,
Sehingga tingkat bunga nominal adalah jumlah preferensi dan perilaku sosiologis, serta tingkat
tingkat bunga riil dan tingkat inflasi: bunga yang berlaku.
Tingkat
Bunga Tabungan
i1
i0 Investasi 1
Investasi 0
0
Dana Invetasi
S0 S1
(Loanable Funds)
Penawaran uang adalah penawaran giral, sebagai deposito pemiliknya ataupun dalam
sejumlah dana yang akan disalurkan dalam bentuk mewujudkan pinjaman.
pinjaman atau kredit. Dalam sistem perekonomian
makro, pengaturan jumlah penawaran uang Banyak faktor yang mempengaruhi
peranannya dilakukan oleh pemerintah dan sistem pemerintah dan sistem bank dalam menentukan
bank. Keputusan pemerintah yang menentukan jumlah penawaran uang pada satu waktu tertentu.
seberapa banyak uang harus disediakan, penting Yang pasti, tingkat bunga tidak mempunyai
artinya dalam menentukan banyaknya jumlah uang peranan dalam menentukan jumlah uang yang
beredar. Disamping itu penawaran uang ditentukan ditawarkan pada suatu waktu tertentu. Sedangkan
pula oleh sistem bank dalam membentuk uang permintaan uang adalah permintaan agregat, yaitu
keseluruhan permintaan uang dalam perekonomian, pembayaran yang dilakukan untuk menggunakan
yang merupakan permintaan uang untuk transaksi, sejumlah uang. Di lain pihak bunga diartikan
berjaga-jaga dan spekulasi (Soekirno, 2001). sebagai keuntungan dana modal, sedangkan
Wicksel mengatakan bunga adalah pembayaran
Dalam tinjauan Ekonomi Makro, jumlah yang dilakukan oleh peminjam modal kepada
uang yang diperlukan untuk transaksi ditentukan pemilik modal sebagai ganjaran terhadap
oleh pendapatan nasional, sedang yang diperlukan pengorbanannya (Mahmud, 2004).
untuk spekulasi dipengaruhi oleh tingkat bunga.
Jika suku bunga meningkat maka permintaan akan Pemberi pinjaman telah menunda
uang mengalami penurunan. Sebaliknya, penggunaan uang untuk keperluannya, berarti
penurunan suku bunga akan diikuti dengan mengorbankan kebutuhannya untuk dipinjamkan
peningkatan permintaan terhadap uang tersebut. kepada orang lain, karena itu wajar bila diberikan
Jika jumlah penawaran uang tetap, sedang ganjaran atas pengorbanannya. Tingkat suku bunga
pendapatan nasional meningkat maka akan diikuti adalah harga yang ditentukan oleh transaksi antara
dengan peningkatan terhadap suku bunga. Hal ini penjual dan pembeli, sama halnya dengan harga-
terjadi karena dengan adanya peningkatan harga lainnya di pasar. Inflasi yang terjadi di
pendapatan nasional menunjukkan adanya Indonesia pada tahun 1998 merupakan inflasi
peningkatan jumlah transaksi. Kejadian ini tertinggi selama kurun waktu 10 tahun terakhir
dijadikan landasan sebagai penentu keefektifan yaitu 77,54 persen. Tingginya inflasi 1998 terutama
kebijakan moneter. Jika otoritas moneter ingin dipengaruhi oleh terdepresiasinya mata uang rupiah
menurunkan suku bunga yang berlaku dalam terhadap dolar Amerika Serikat disusul dengan
sistem perekonomiannya, maka kebijakan moneter kerusuhan, kemudian adanya gangguan pada sisi
yang bersifat ekspansif atau yang terkenal dengan penawaran sebagai akibat terganggunya kegiatan
Easy money policy akan dijalankan. Sebaliknya jika produksi, hasil panen kurang menggembirakan dan
yang diinginkan adalah terjadinya peningkatan jalur distribusi barang-barang kebutuhan pokok
suku bunga maka kebijakan pengetatan uang (tight terganggu. Hal ini menyebabkan harga secara
money policy) akan diberlakukan. umum meningkat sangat tajam (Ulfa dan
Aliasuddin, 2010).
Instrumen yang digunakan untuk
mendukung kebijakan moneter yaitu untuk Hubungan antara tingkat bunga dan inflasi
mengatur penawaran uang dan tingkat bunga, yang dapat diketahui melalui pengertian tingkat bunga
dilaksanakan oleh bank sentral menurut sifatnya nominal dan riil. Jika A memiliki uang Rp100 dan
dapat dibedakan menjadi bersifat kuantitatif dan tingkat bunga yang berlaku sebesar 8%, sedangkan
kualitatif. Kebijakan umum yang bertujuan untuk tingkat inflasi 10%, maka berarti tahun depan A
mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat akan mengalami daya beli sebesar 2%. Hubungan
bunga dalam perekonomian disebut kebijakan seperti ini dikenal sebagai Fisher Effect (one in one
bersifat kuantitatif. Kebijakan bersifat kualitatif relation) yang menunjukkan 1% perubahan inflasi
jika kebijakan yang dilakukan terpilih atas akan menyebabkan 1% perubahan tingkat bunga
beberapa aspek dari masalah moneter yang nominal (Herlambang, 2001).
dihadapi pemerintah. Salah satu alat kebijakan
yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk Jika tidak ada inflasi, tingkat bunga
mengendalikan jumlah uang beredar yaitu bunga. nominal akan sama dengan tingkat bunga riil.
Bunga adalah sejumlah dana dinilai dalam uang Akan tetapi dengan adanya inflasi tingkat bunga
yang diterima si pemberi pinjaman (kreditor), riil akan lebih kecil daripada tingkat bunga
sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga nominal. Pemberi pinjaman dan peminjam lebih
terhadap jumlah pinjaman. Pengertian lain suku memperhatikan tingkat bunga riil dibandingkan
bunga adalah harga dari meminjam uang untuk tingkat setelah kenyataan yang terjadi, yaitu
menggunakan daya belinya (Puspopranoto, 2004). hanya setelah inflasi betul-betul terjadi. Tingkat
Masyarakat umum mengartikan bunga sebagai bunga nominal selalu positif, tetapi tingkat bunga
riil bisa saja menjadi negatif. Dukungan serupa (money supply) rendah maka tingkat bunga akan
untuk efek Fisher datang dari hasil penelitian naik dan tinggi. Sebaliknya, jika jumlah uang yang
variasi diberbagai negara pada satu waktu. tersedia (money supply) amat rendah, maka akan
Tingkat inflasi suatu negara dan tingkat bunga terjadi kesulitan likuiditas yang pada akhirnya
nominalnya saling berkaitan. Negara-negara membuat perekonomian macet alias kriris.
dengan inflasi yang tinggi cenderung memiliki
tingkat bunga nominal yang tinggi, dan negara- Krisis global yang terjadi saat ini
negara dengan inflasi yang rendah cenderung diantaranya disebabkan karena rendah jumlah uang
memiliki tingkat bunga nominal yang rendah yang tersedia terutama di Amerika Serikat akibat
pula (Mankiw, 2007). kredit macet (subprime mortgage) yang berdampak
kebanyak negara dan akhirnya menimbulkan krisis
Menurut prinsip kenetralan moneter, keuangan global. Kredit macet yang terjadi di
kenaikan tingkat pertumbuhan uang meningkatkan Amerika Serikat tersebut disebabkan karena
laju inflasi namun tidak mempengaruhi variabel naiknya suku bunga kredit dari 1 persen menjadi
riil. Penerapan yang penting dari prinsip ini sekitar 5% untuk subprime mortgage tersebut.
berhubungan dengan dampak uang terhadap suku Karena adanya kenaikan suku bunga kredit
bunga. Suku bunga merupakan variable penting tersebut, maka banyak nasabah yang tidak mampu
bagi para ahli ekonomi makro untuk dipahami, membayar kreditnya. Kredit macet ini mencapai
karena suku bunga menghubungkan perekonomian 1,2 triliun US $ yang mengakibatkan macetnya
masa kini dengan perekonomian masa depan sistem keuangan AS dan akhirnya kebanyak negara
melalui dampak yang diitimbulkannya pada di dunia. Dari fakta ini jelas bahwa penyebab krisis
tabungan dan investasi. keuangan dan krisis ekonomi global di picu oleh
harga uang alias bunga (interest) yang tinggi atau
Suku bunga riil = Suku bunga nominal - naik. Dan krisis tahun 2007 – 2008 ini barulah
Laju inflasi …........... (1) awal akan menyusul krisis-krisis lain bila sistem
keuangan yang berlaku tetap seperti ini (Smick,
Suku bunga nominal = Suku bunga riil + Laju 2008).
inflasi .. ………….(2)
Dalam jangka panjang dimana uang
Cara kita memandang suku bunga nominal bersifat netral, perubahan pada pertumbuhan uang
ini bermanfaat karena kekuatan ekonomi yang seharusnya tidak mempengaruhi suku bunga riil.
berbeda menentukan kedua besaran pada sisi kanan Suku bunga riil merupakan variabel riil. Supaya
persamaan di atas. Permintaan dan penawaran dana suku bunga riil tidak terpengaruh, suku bunga
pinjaman menentukan suku bunga riil. Dan nominal harus menyesuaikan diri dengan
menurut teori jumlah uang, pertumbuhan jumlah perubahan pada laju inflasi. Jadi, ketika bank
uang yang beredar menentukan laju inflasi. sentral (Bank Indonesia) menaikkan tingkat
pertumbuhan uang, akibatnya adalah laju inflasi
Teori likuiditas atas bunga menjelaskan dan suku bunga nominal yang lebih tinggi. Berikut
bahwa, bunga adalah harga uang, dan harga uang data mengenai penawaran uang, tingkat bunga, dan
(bunga) ditentukan oleh jumlah uang (money tingkat inflasi periode Juli 2005 sampai dengan Juli
supply). Dengan demikian, jika uang yang tersedia 2011, yang diambil dari data Bank Indonesia.
Tabel 1: Lanjutan
Tabel 1: Lanjutan
Sumber: http://www.bi.go.id
Correlations
BUNGA_1 SM_1 INF_1
BUNGA_1 Pearason Correlation 1 0,733** 0,874**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
N 73 73 73
SM_1 Pearason Correlation -0,733** 1 0,508
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
N 73 73 73
INF_1 Pearason Correlation 0,874 0,508 1
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
N 73 73 73
** : Corelation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Berdasarkan hasil olah data di atas, inflasi. Menurut pandangan monetarist, inflasi
menunjukkan bahwa; disebabkan oleh adanya kelebihan dalam ekspansi
moneter dan hanya disebabkan oleh meningkatnya
1. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kuantitas uang secara cepat dibandingkan output.
penawaran uang dengan tingkat suku bunga, 3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara
yang ditunjukkan dengan sig 0,000 < 0,05 dan tingkat bunga dengan inflasi. Yang ditunjukkan
korelasi sebesar -0,733. Hal ini berarti kelebihan dengan sig. 0,000 < 0,05 dengan korelasi 0,874.
uang yang beredar akan mendorong turunnya Ini berarti inflasi dan suku bunga mempunyai
tingkat bunga. Jika suku bunga tinggi, individu hubungan searah. Jika tingkat suku bunga
akan lebih menyukai menyimpan dananya di tinggi, maka akan mengakibatkan kenaikan
bank (saving) karena ia dapat mengharapkan bunga pinjaman kredit bank yang dibutuhkan
pengembalian yang menguntungkan. Hal ini oleh peminjam dana, sehingga biaya produksi
diikuti dengan berkurangnya jumlah uang yang juga meningkat dan berujung pada harga jual
beredar, keinginan masyarakat untuk melakukan produk yang meningkat pula. Inflasi yang
pembelanjaan (spending) pun akan menurun. Ini meningkat mengakibatkan suku bunga
artinya kenaikan dalam penawaran uang akan meningkat, sebab jika terjadi inflasi maka setiap
menyebabkan turunnya tingkat suku bunga, dan investor akan meminta imbal hasil minimum
sebaliknya. yang telah mampu mengganti besarnya inflasi.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara
penawaran uang dengan inflasi. Yang ditunjukkan
dengan sig 0,000 < 0,05 dan korelasi sebesar 6. KESIMPULAN DAN SARAN
0,508. Hal ini berarti semakin banyak penawaran
uang, maka akan meningkatkan inflasi. Menurut Pada umumnya tingkat bunga mempunyai
teori kuantitas, adanya ekspansi yang terus tiga fungsi pokok, (a) Dapat memobilisasikan
menerus pada penawaran uang akan menyebabkan tabungan. Tingkat bunga merupakan harga yang
mempengaruhi pemilihan antara konsumsi [3] Krugman, R. Paul dan Maurice Obstfeld 1996,
sekarang dan masa yang akan datang, (b) Tingkat Ekonomi Internasional kebijakan dan Teori,
bunga merupakan suatu kebijakan pendistribusian Jakarta : PAU FE UI dan Harapan Collins
yang efisien terhadap alokasi sumber-sumber Publisher.
ekonomi yang langka antara berbagai alternatif
investasi, dan (c) Tingkat bunga dapat memberikan [4] Laksmono, R, Didy 2001, “Suku Bunga
suatu social discount rate kepada keputusan- Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi
keputusan untuk menabung dan untuk investasi. Inflasi”, Buletin Ekonomi Moneter dan
Salah satu rujukan dalam penentuan bunga bagi Perbankan.
bank-bank umum adalah bunga Sertifikat Bank [5] Mahmud, S. 2004, Ekonomi Moneter
Indonesia (SBI). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Indonesia, Jakarta : Yayasan Kesejahteraan
merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh Umat.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.
[6] Mankiw, Gregory N. 2007, Principles of
Beberapa hal yang harus diperhatikan Economics, 3rd Edition, Cengage Learning
bahwa: Pertama, kedepan dengan kecenderungan Asia Pte Ltd.
inflasi yang terus menurun dan perekonomian yang
masih melambat, upaya Bank Indonesia untuk [7] Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus
stimulus moneter melalui pelonggaran kebijakan 2004, Macroeconomics: The Study of
moneter masih tetap terbuka. Kebijakan Economic Growth and Business Cycles,
pelonggaran moneter tersebut juga bukan kebijakan Economics.
yang berdiri sendiri, melainkan perlu didukung
oleh respons di sektor perbankan dan sinergi dari [8] Puspopranoto, Sawaldjo. 2004, Keuangan,
sisi stimulus fiskal pemerintah. Untuk itu, Bank Perbankan dan Pasar Keuangan:
Indonesia dan pemerintah terus melakukan Konsep,Teori dan Realita. Jakarta : LP3ES.
koordinasi agar berbagai upaya stimulus terhadap
perekonomian domestik dapat berjalan secara
efektif. Kedua, Bank Indonesia harus terus [9] Ragilia, Rini Widuri 2009, Indonesia keluar
mewaspadai timbulnya beberapa risiko global yang Krisis Paling Awal, Media Indonesia 15
dapat mempengaruhi tekanan inflasi dan kestabilan Agustus 2009.
makro ekonomi. Untuk itu Bank Indonesia juga
harus melakukan koordinasi dengan pemerintah [10] Sukirno, Sadono. 2001, Pengantar Teori
dalam mencermati perkembangan dan prospek Makroekonomi, Edisi Kedua, Jakarta : PT.
perekonomian global, regional dan domestik untuk Raja Grafindo Persada.
mengamankan stabilitas ekonomi jangka
menengah. [11] Smick, David.M. 2008. The World is Curved.
Portofolio New York. Terjemahan Bahasa
Indonesia oleh Daras books.
DAFTAR PUSTAKA
[12] Ulfa, Maria dan Aliasuddin. 2010, “Suku
[1] Herlambang 2001, Ekonomi Makro: Teori, Bunga Bank Indonesia dan Inflasi: Hubungan
Analisis dan Kebijakan, Jakarta : Penerbit Kausalitas”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.
Erlangga. 9 No. 1, hal.10-15.