Nanda Damayanti (12402173174) PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Forum Bisnis Dan Kewirausahaan

Jurnal Ilmiah STIE MDP

Kausalitas Inflasi, Tingkat Suku Bunga,


dan Jumlah Uang Beredar: A Case of Indonesia Economy

Dinnul Alfian Akbar

IAIN Raden Fatah Palembang


dinnul_alfian_akbar@yahoo.com

Abstrak : Pertumbuhan pasokan uang akan terus menyebabkan peningkatan harga yang sama besarnya, namun
perubahan dalam tingkat inflasi jangka panjang tidak mempengaruhi tingkat output kerja dan harga relatif berbagai
barang dan jasa. Dalam sistem ekonomi makro, jumlah uang beredar diatur oleh pemerintah dan sistem perbankan.
Keputusan pemerintah mengenai pasokan uang yang harus tersedia adalah merupakan hal penting untuk menentukan
jumlah uang yang beredar. Di samping itu, jumlah uang beredar juga ditentukan oleh sistem perbankan dalam
membuat giro, sebagai simpanan untuk pemilik atau dalam menyetujui pinjaman.

Kata kunci : uang, pasokan, inflasi, tingkat bunga.

Abstract: The Growth of money supply will constantly cause a continous price level of the same magnitude,
nevertheless the changes in the long term inflation rate does not affect the output level of employment and relative
prices of various goods and services. In the macroeconomic system, the arrangement of the amount of money supply
is by the government and the banking system. Government decisions that determine where money should be made
available is crucial for determining the amount of money in circulation. Besides, the money supply is also
determined by the banking system in making demand deposits, as deposits for the owner or in approving the loan.

Keywords: money supply, inflation, interest rate.

1. PENDAHULUAN pemerintah karena bisa mendorong bank-bank


lain menyimpan dananya dalam surat berharga,
Banyaknya tuntutan dari para pelaku bisnis sehingga alokasi kredit ke sektor riil akan
(pengusaha) dan juga pakar ekonomi agar Bank berkurang. Berdasarkan pengalaman terdahulu,
Indonesia selaku penguasa moneter mempengaruhi dapat kita lihat kembali pada tahun 2000 di mana
jumlah uang beredar berkaitan dengan turunnya tingkat inflasi mencapai angka 9,35 persen dan
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perkembangan harga-harga tahun 2000
sehingga dapat meningkatkan/ mengembangkan mengalami tekanan berat sejalan dengan
kembali sektor riil lewat kegiatan investasi. meningkatnya kegiatan perekonomian, kebijakan
Tuntutan itu belum atau baru sedikit dipenuhi oleh pemerintah di bidang harga dan pendapatan,
Bank Indonesia, karena Bank Indonesia perlu serta melemahnya nilai tukar rupiah (Ulfa dan
mempertimbangkan banyak faktor yang dapat Aliasuddin, 2010).
mempengaruhi suku bunga khususnya inflasi.
Inflasi merupakan permasalahan ekonomi yang Dalam aktivitas ekonomi; rumah tangga,
paling ditakuti di semua negara. perusahaan dan pemerintah akan selalu membeli
barang-barang baru atau barang investasi untuk
Suku bunga yang tinggi memang tidak meningkatkan persediaan modalnya atau
memberikan banyak perubahan bagi pemulihan mengganti barang yang ada yang telah habis masa
ekonomi. Kebijakan BI untuk menaikkan suku pakainya. Contohnya, pembelian barang-barang
bunga guna meredam melemahnya nilai tukar baru atau barang investasi di Amerika Serikat rata-
dan menekan inflasi mendapat tentangan dari rata mencapai 15% dari GDP (Mankiw, 2007).

Vol. 2 No. 1 September 2012 Hal - 59


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Dalam teori ekonomi konvensional, jumlah kelebihan permintaan (excess demand) dalam
barang-barang modal yang diminta (investasi) pasar. Pada kondisi ini kekurangan barang dipasar
sangat tergantung pada tingkat bunga (interest) akan terjadi sehingga memicu terjadinya lonjakan
sebagai ukuran biaya dari dana yang digunakan harga atas berbagai barang di pasar. Jenis inflasi ini
untuk membiayai investasi tersebut. Itulah disebabkan oleh ekspansi moneter, adanya
sebabnya jika suku bunga tinggi, maka investasi pergeseran fungsi konsumsi, investasi atau
atau proyek-proyek lebih sedikit dibandingkan pengeluaran pemerintah tanpa adanya peningkatan
dengan pada saat suku bunga rendah. jumlah uang yang beredar.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Berdasarkan Teori Makroekonomi,


kausalitas yang dapat terjadi antara inflasi, tingkat permintaan agregat (AD) terdiri dari variabel
suku bunga dan jumlah uang beredar. konsumsi (C), pengeluaran pemerintah (G),
investasi (I), dan net ekspor-impor (I-E). Jika salah
satu variable meningkat (kecuali impor) maka AD
2. KAJIAN TEORITIS akan meningkat dan kurva AD bergerak ke atas.
Pergeseran kurva AD ke atas menghasilkan
Sukirno (2001), inflasi sebagai persentase pendapatan nasional yang semakin tinggi, padahal
kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun perekonomian dalam keadaan full employment.
tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk Adanya excess demand ini menyebabkan pasar
menunjukkan sampai di mana buruknya masalah barang dan jasa mengalami shock karena tidak
ekonomi yang dihadapi. Tingkat inflasi antara mampu mencukupi permintaan sehingga harga
negara yang satu dengan yang lainnya dapat barang dan jasa meningkat. Di lain sisi, pasar
berbeda, tergantung dari masalah-masalah yang faktor produksi mengalami shock dengan adanya
dihadapi. Di negara-negara industri pada umumnya kenaikan harga faktor produksi. Kombinasi
inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan kenaikan harga di dua pasar tersebut menyebabkan
dari dua masalah, yaitu: (1) tingkat pengeluaran timbulnya inflasi.
agregat yang melebihi kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, Sedangkan inflasi desakan biaya timbul sebagai
(2) pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi akibat meningkatnya biaya produksi. Biaya produksi
menuntut kenaikan upah. yang dimaksudkan di sini dapat meliputi harga-harga
faktor produksi: material, tenaga kerja, modal, dan
Pertumbuhan penawaran uang secara biaya dari faktor produksi lainnya. Pergeseran kurva
konstan akan menimbulkan inflasi tingkat harga penawaran agregat (AS) menyebabkan kenaikan
secara terus menerus akan sama besarnya, namun harga. Cost push inflation ditandai dengan kenaikan
perubahan-perubahan dalam tingkat inflasi dalam harga serta turunnya produksi.
jangka panjang tidak mempengaruhi tingkat output
employment maupun harga-harga relatif dari Inflasi yang diikuti dengan macetnya
berbagai barang dan jasa. Ditinjau dari faktor- perekonomian suatu negara dinamakan sebagai
faktor yang menimbulkan inflasi dapat dibedakan stagflasi, yaitu kombinasi kondisi output yang
menjadi dua jenis yaitu: inflasi tarikan permintaan stagnan (macet) dan inflasi yang membubung
(demand pull inflation) dan inflasi desakan biaya tinggi. Stagflasi ini bersumber dari dua faktor, (1)
(cost push inflation). kenaikan harga-harga komoditi yang secara
langsung melonjakkan inflasi dan menekan tingkat
Inflasi tarikan permintaan apabila kenaikan penawaran serta permintaan agregat dalam waktu
harga-harga yang ada di pasar disebabkan oleh bersamaan, (2) perkiraan terus berlangsungnya
meningkatnya permintaan konsumsi masyarakat, inflasi mendorong kenaikan upah dan harga-harga
dan pada saat yang sama sektor produksi tidak lainnya meskipun perekonomian tengah mengalami
mampu dengan cepat mengimbangi permintaan resesi dan angka pengangguran terus meningkat
tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya (Krugman dan Obstfeld, 1996).

Hal - 60 Vol. 2 No. 1 September 2012


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Dalam suatu negara yang sedang mengalami keputusan individu terhadap pilihan
perkembangan perekonomian secara pesat, membelanjakan uang lebih banyak (spending) atau
biasanya tidak bisa mengelak dari inflasi tingkat menabung (saving).
rendah yang dinamakan dengan inflasi merayap,
yaitu inflasi yang mencapai 2 sampai 4 persen. Menurut Kem dan Guttman (1992) dalam
Bahkan mungkin sekali untuk mengalami inflasi Laksmono (2001) menganggap bahwa suku bunga
yang lebih serius yaitu yang tingkatannya mencapai merupakan suatu harga dan sebagaimana harga
5 sampai 10 persen. Pada waktu peperangan atau lainnya, maka tingkat suku bunga ditentukan oleh
ketidakstabilan politik inflasi dapat mencapai interaksi antara permintaan dengan penawaran.
tingkat yang sangat tinggi, yang disebut dengan Suku bunga yang merupakan harga dana yang
hiper inflasi. Seperti yang telah terjadi di dapat dipinjamkan, besarnya ditentukan oleh
Indonesia mulai pertengahan 1997 hingga akhir preferensi dan sumber pinjaman dari berbagai
1998 tingkat inflasi mencapai 80 persen. pelaku ekonomi di pasar. Preferensi pemberian
pinjaman pada umumnya memiliki hubungan
Pada dasarnya inflasi yang sangat lambat positif dengan suku bunga, sementara pinjaman
bergeraknya dapat berlaku sebagai stimulator bagi atau hutang berhubungan secara negatif. Artinya,
pertumbuhan ekonomi. Pada kondisi tersebut jika suku bunga yang berlaku di pasar relatif
kenaikan harga tidak dengan segera diikuti oleh meningkat, maka penawaran untuk bersedia
kenaikan upah pekerja. Dengan demikian akan meminjamkan sejumlah uang akan meningkat.
terjadi pertumbuhan keuntungan yang tentu saja Tetapi, jumlah orang yang meminjam akan
semakin menggiatkan investasi. Tetapi jika terjadi mengalami penurunan. Dengan kata lain, besarnya
hiper inflasi maka tata ekonomi akan berantakan tingkat suku bunga dipengaruhi oleh penawaran
(tidak mewujudkan pertumbuhan) dan biasanya (supply) dan permintaan (demand) dari uang
diikuti dengan ketidakstabilan sosial politik (seperti tersebut.
yang terjadi di Indonesia, Philipina pada tahun
1988, Mexico 1996). Menurut Ragilia (2009), bedasarkan para
peneliti ekonomi suku bunga dapat dibedakan
Hiper inflasi mempunyai akibat buruk menjadi tiga, yaitu: (1) suku bunga nominal,
terhadap perekonomian, karena: (1) inflasi merupakan tingkat suku bunga yang dapat diamati
menggalakkan penanaman modal spekulatif, (2) di pasar, (2) suku bunga riil, merupakan tingkat
tingkat bunga akan meningkat dan akan suku bunga yang secara konsep diukur tingkat
mengurangi investasi, (3) inflasi menimbulkan pengembaliannya setelah dikurangi dengan inflasi,
ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di masa (3) suku bunga jangka pendek, merupakan tingkat
depan, serta (4) menimbulkan masalah neraca suku bunga yang memiliki jatuh tempo kurang dari
pembayaran. Sedangkan akibat buruk bagi satu tahun.
masyarakat , yaitu: (1) memperburuk distribusi
pendapatan, (2) pendapatan riil merosot, (3) nilai Samuelson dan Nordhaus (2004),
riil tabungan merosot, dan sebagainya. menjelaskan suku bunga nominal (sering disebut
suku bunga uang) adalah suku bunga atas uang
Bunga adalah pembayaran yang dilakukan dalam ukuran uang. Sebaliknya, suku bunga riil
untuk pembayaran uang. Suku bunga adalah dikoreksi karena inflasi dan dihitung sebagai suku
jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang bunga nominal dikurangi tingkat inflasi.
disebut sebagai persentase dari jumlah yang
dipinjamkan (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Mankiw (2007), menyatakan bahwa para
Menurut Hubbard (dalam Laksmono, 2001), bunga ekonom menyebutkan tingkat bunga yang dibayar
adalah biaya yang harus dibiayai oleh peminjam bank sebagai tingkat bunga nominal (nominal
(borrower) atas pinjaman yang diterima dan interest rate) dan kenaikan daya beli sebagai
imbalan si pemberi pinjaman (lender) atas tingkat bunga riil (real interest rate). Jika i
investasinya. Suku bunga mempengaruhi menyatakan tingkat bunga nominal, r tingkat

Vol. 2 No. 1 September 2012 Hal - 61


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

bunga riil, dan π tingkat inflasi, maka hubungan kesenjangan antara investasi. Pasokan loanable
antara ketiga variabel tersebut: funds ditentukan oleh tingkat tabungan dalam
perekonomian makro, sedangkan tingkat
r = i – π ……………………….. (1) tabungan ini akan sangat tergantung pada faktor
ekonomi-ekonomi lainnya, seperti daya beli atau
Tingkat bunga riil adalah perbedaan pendapatan individu saat sekarang dan
diantara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi. ekspektasinya. Faktor intangible seperti selera,
Sehingga tingkat bunga nominal adalah jumlah preferensi dan perilaku sosiologis, serta tingkat
tingkat bunga riil dan tingkat inflasi: bunga yang berlaku.

i = r + π ...…………………….. (2) Sementara permintaan terhadap tabungan


ditentukan oleh produktivitas aktual dan prospek
Menurut ekonomi klasik, tingkat bunga dari modal dan pinjaman yang diperlukan untuk
adalah balas jasa dari modal yang ditanam. menutup kesenjangan antara investasi dengan
Semakin langka modal maka semakin tinggi sumber dana yang ada.
tingkat bunga, dan sebaliknya. Jadi menurut
kamus klasik, tingkat bunga (yang telah Dengan demikian, keseimbangan tingkat
dikoreksi inflasi) ditentukan oleh interaksi antara bunga dipengaruhi oleh tabungan dan investasi,
suplai tabungan untuk dipinjamkan (loanable atau jika keinginan menabung masyarakat sama
funds) dan permintaan terhadap tabungan yang dengan keinginan pengusaha untuk melakukan
ditentukan oleh produktivitas aktual dan prospek investasi. Secara grafik dapat dilihat pada gambar
pinjaman yang diperlukan untuk menutup berikut ini:

Tingkat
Bunga Tabungan

i1

i0 Investasi 1

Investasi 0

0
Dana Invetasi
S0 S1
(Loanable Funds)

Gambar 1: Tingkat Bunga, Inflasi, dan Investasi

Penawaran uang adalah penawaran giral, sebagai deposito pemiliknya ataupun dalam
sejumlah dana yang akan disalurkan dalam bentuk mewujudkan pinjaman.
pinjaman atau kredit. Dalam sistem perekonomian
makro, pengaturan jumlah penawaran uang Banyak faktor yang mempengaruhi
peranannya dilakukan oleh pemerintah dan sistem pemerintah dan sistem bank dalam menentukan
bank. Keputusan pemerintah yang menentukan jumlah penawaran uang pada satu waktu tertentu.
seberapa banyak uang harus disediakan, penting Yang pasti, tingkat bunga tidak mempunyai
artinya dalam menentukan banyaknya jumlah uang peranan dalam menentukan jumlah uang yang
beredar. Disamping itu penawaran uang ditentukan ditawarkan pada suatu waktu tertentu. Sedangkan
pula oleh sistem bank dalam membentuk uang permintaan uang adalah permintaan agregat, yaitu

Hal - 62 Vol. 2 No. 1 September 2012


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

keseluruhan permintaan uang dalam perekonomian, pembayaran yang dilakukan untuk menggunakan
yang merupakan permintaan uang untuk transaksi, sejumlah uang. Di lain pihak bunga diartikan
berjaga-jaga dan spekulasi (Soekirno, 2001). sebagai keuntungan dana modal, sedangkan
Wicksel mengatakan bunga adalah pembayaran
Dalam tinjauan Ekonomi Makro, jumlah yang dilakukan oleh peminjam modal kepada
uang yang diperlukan untuk transaksi ditentukan pemilik modal sebagai ganjaran terhadap
oleh pendapatan nasional, sedang yang diperlukan pengorbanannya (Mahmud, 2004).
untuk spekulasi dipengaruhi oleh tingkat bunga.
Jika suku bunga meningkat maka permintaan akan Pemberi pinjaman telah menunda
uang mengalami penurunan. Sebaliknya, penggunaan uang untuk keperluannya, berarti
penurunan suku bunga akan diikuti dengan mengorbankan kebutuhannya untuk dipinjamkan
peningkatan permintaan terhadap uang tersebut. kepada orang lain, karena itu wajar bila diberikan
Jika jumlah penawaran uang tetap, sedang ganjaran atas pengorbanannya. Tingkat suku bunga
pendapatan nasional meningkat maka akan diikuti adalah harga yang ditentukan oleh transaksi antara
dengan peningkatan terhadap suku bunga. Hal ini penjual dan pembeli, sama halnya dengan harga-
terjadi karena dengan adanya peningkatan harga lainnya di pasar. Inflasi yang terjadi di
pendapatan nasional menunjukkan adanya Indonesia pada tahun 1998 merupakan inflasi
peningkatan jumlah transaksi. Kejadian ini tertinggi selama kurun waktu 10 tahun terakhir
dijadikan landasan sebagai penentu keefektifan yaitu 77,54 persen. Tingginya inflasi 1998 terutama
kebijakan moneter. Jika otoritas moneter ingin dipengaruhi oleh terdepresiasinya mata uang rupiah
menurunkan suku bunga yang berlaku dalam terhadap dolar Amerika Serikat disusul dengan
sistem perekonomiannya, maka kebijakan moneter kerusuhan, kemudian adanya gangguan pada sisi
yang bersifat ekspansif atau yang terkenal dengan penawaran sebagai akibat terganggunya kegiatan
Easy money policy akan dijalankan. Sebaliknya jika produksi, hasil panen kurang menggembirakan dan
yang diinginkan adalah terjadinya peningkatan jalur distribusi barang-barang kebutuhan pokok
suku bunga maka kebijakan pengetatan uang (tight terganggu. Hal ini menyebabkan harga secara
money policy) akan diberlakukan. umum meningkat sangat tajam (Ulfa dan
Aliasuddin, 2010).
Instrumen yang digunakan untuk
mendukung kebijakan moneter yaitu untuk Hubungan antara tingkat bunga dan inflasi
mengatur penawaran uang dan tingkat bunga, yang dapat diketahui melalui pengertian tingkat bunga
dilaksanakan oleh bank sentral menurut sifatnya nominal dan riil. Jika A memiliki uang Rp100 dan
dapat dibedakan menjadi bersifat kuantitatif dan tingkat bunga yang berlaku sebesar 8%, sedangkan
kualitatif. Kebijakan umum yang bertujuan untuk tingkat inflasi 10%, maka berarti tahun depan A
mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat akan mengalami daya beli sebesar 2%. Hubungan
bunga dalam perekonomian disebut kebijakan seperti ini dikenal sebagai Fisher Effect (one in one
bersifat kuantitatif. Kebijakan bersifat kualitatif relation) yang menunjukkan 1% perubahan inflasi
jika kebijakan yang dilakukan terpilih atas akan menyebabkan 1% perubahan tingkat bunga
beberapa aspek dari masalah moneter yang nominal (Herlambang, 2001).
dihadapi pemerintah. Salah satu alat kebijakan
yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk Jika tidak ada inflasi, tingkat bunga
mengendalikan jumlah uang beredar yaitu bunga. nominal akan sama dengan tingkat bunga riil.
Bunga adalah sejumlah dana dinilai dalam uang Akan tetapi dengan adanya inflasi tingkat bunga
yang diterima si pemberi pinjaman (kreditor), riil akan lebih kecil daripada tingkat bunga
sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga nominal. Pemberi pinjaman dan peminjam lebih
terhadap jumlah pinjaman. Pengertian lain suku memperhatikan tingkat bunga riil dibandingkan
bunga adalah harga dari meminjam uang untuk tingkat setelah kenyataan yang terjadi, yaitu
menggunakan daya belinya (Puspopranoto, 2004). hanya setelah inflasi betul-betul terjadi. Tingkat
Masyarakat umum mengartikan bunga sebagai bunga nominal selalu positif, tetapi tingkat bunga

Vol. 2 No. 1 September 2012 Hal - 63


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

riil bisa saja menjadi negatif. Dukungan serupa (money supply) rendah maka tingkat bunga akan
untuk efek Fisher datang dari hasil penelitian naik dan tinggi. Sebaliknya, jika jumlah uang yang
variasi diberbagai negara pada satu waktu. tersedia (money supply) amat rendah, maka akan
Tingkat inflasi suatu negara dan tingkat bunga terjadi kesulitan likuiditas yang pada akhirnya
nominalnya saling berkaitan. Negara-negara membuat perekonomian macet alias kriris.
dengan inflasi yang tinggi cenderung memiliki
tingkat bunga nominal yang tinggi, dan negara- Krisis global yang terjadi saat ini
negara dengan inflasi yang rendah cenderung diantaranya disebabkan karena rendah jumlah uang
memiliki tingkat bunga nominal yang rendah yang tersedia terutama di Amerika Serikat akibat
pula (Mankiw, 2007). kredit macet (subprime mortgage) yang berdampak
kebanyak negara dan akhirnya menimbulkan krisis
Menurut prinsip kenetralan moneter, keuangan global. Kredit macet yang terjadi di
kenaikan tingkat pertumbuhan uang meningkatkan Amerika Serikat tersebut disebabkan karena
laju inflasi namun tidak mempengaruhi variabel naiknya suku bunga kredit dari 1 persen menjadi
riil. Penerapan yang penting dari prinsip ini sekitar 5% untuk subprime mortgage tersebut.
berhubungan dengan dampak uang terhadap suku Karena adanya kenaikan suku bunga kredit
bunga. Suku bunga merupakan variable penting tersebut, maka banyak nasabah yang tidak mampu
bagi para ahli ekonomi makro untuk dipahami, membayar kreditnya. Kredit macet ini mencapai
karena suku bunga menghubungkan perekonomian 1,2 triliun US $ yang mengakibatkan macetnya
masa kini dengan perekonomian masa depan sistem keuangan AS dan akhirnya kebanyak negara
melalui dampak yang diitimbulkannya pada di dunia. Dari fakta ini jelas bahwa penyebab krisis
tabungan dan investasi. keuangan dan krisis ekonomi global di picu oleh
harga uang alias bunga (interest) yang tinggi atau
Suku bunga riil = Suku bunga nominal - naik. Dan krisis tahun 2007 – 2008 ini barulah
Laju inflasi …........... (1) awal akan menyusul krisis-krisis lain bila sistem
keuangan yang berlaku tetap seperti ini (Smick,
Suku bunga nominal = Suku bunga riil + Laju 2008).
inflasi .. ………….(2)
Dalam jangka panjang dimana uang
Cara kita memandang suku bunga nominal bersifat netral, perubahan pada pertumbuhan uang
ini bermanfaat karena kekuatan ekonomi yang seharusnya tidak mempengaruhi suku bunga riil.
berbeda menentukan kedua besaran pada sisi kanan Suku bunga riil merupakan variabel riil. Supaya
persamaan di atas. Permintaan dan penawaran dana suku bunga riil tidak terpengaruh, suku bunga
pinjaman menentukan suku bunga riil. Dan nominal harus menyesuaikan diri dengan
menurut teori jumlah uang, pertumbuhan jumlah perubahan pada laju inflasi. Jadi, ketika bank
uang yang beredar menentukan laju inflasi. sentral (Bank Indonesia) menaikkan tingkat
pertumbuhan uang, akibatnya adalah laju inflasi
Teori likuiditas atas bunga menjelaskan dan suku bunga nominal yang lebih tinggi. Berikut
bahwa, bunga adalah harga uang, dan harga uang data mengenai penawaran uang, tingkat bunga, dan
(bunga) ditentukan oleh jumlah uang (money tingkat inflasi periode Juli 2005 sampai dengan Juli
supply). Dengan demikian, jika uang yang tersedia 2011, yang diambil dari data Bank Indonesia.

Tabel 1 : Jumlah Penawaran Uang, Tingkat Bunga, dan Inflasi di Indonesia


Periode Juli 2005 sampai dengan Juli 2011

Penawaran Uang Tingkat Bunga Inflasi


Periode Nilai Periode Nilai Periode Nilai
Jul-11 555.008 12-Jul-11 6.75% Jul-11 4.61 %

Hal - 64 Vol. 2 No. 1 September 2012


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 1: Lanjutan

Penawaran Uang Tingkat Bunga Inflasi


Periode Nilai Periode Nilai Periode Nilai
Jun-11 541.624 09-Jun-11 6.75% Jun-11 5.54 %
Mei-11 525.857 12-Mei-11 6.75% Mei-11 5.98 %
Apr-11 520.673 12-Apr-11 6.75% Apr-11 6.16 %
Mar-11 506.785 04-Mar-11 6.75% Mar-11 6.65 %
Feb-11 502.190 04-Feb-11 6.75% Feb-11 6.84 %
Jan-11 512.192 05-Jan-11 6.50% Jan-11 7.02 %
Des-10 518.447 03-Des-10 6.50% Des-10 6.96 %
Nov 2010 483.922 4 Nov 2010 6.50% Nov 2010 6.33 %
Okt-10 418.884 05-Okt-10 6.50% Okt-10 5.67 %
Sep-10 423.809 03-Sep-10 6.50% Sep-10 5.80 %
Agust-10 426.867 04-Agust-10 6.50% Agust-10 6.44 %
Jul-10 408.967 05-Jul-10 6.50% Jul-10 6.22 %
Jun-10 401.435 03-Jun-10 6.50% Jun-10 5.05 %
Mei-10 391.848 05-Mei-10 6.50% Mei-10 4.16 %
Apr-10 385.431 06-Apr-10 6.50% Apr-10 3.91 %
Mar-10 374.406 04-Mar-10 6.50% Mar-10 3.43 %
Feb-10 380.145 04-Feb-10 6.50% Feb-10 3.81 %
Jan-10 384.176 06-Jan-10 6.50% Jan-10 3.72 %
Des-09 402.118 03-Des-09 6.50% Des-09 2.78 %
Nov 2009 376.938 4 Nov 2009 6.50% Nov 2009 2.41 %
Okt-09 364.869 05-Okt-09 6.50% Okt-09 2.57 %
Sep-09 354.297 03-Sep-09 6.50% Sep-09 2.83 %
Agust-09 324.662 05-Agust-09 6.50% Agust-09 2.75 %
Jul-09 322.850 03-Jul-09 6.75% Jul-09 2.71 %
Jun-09 322.994 03-Jun-09 7.00% Jun-09 3.65 %
Mei-09 309.232 05-Mei-09 7.25% Mei-09 6.04 %
Apr-09 308.277 03-Apr-09 7.50% Apr-09 7.31 %
Mar-09 304.718 04-Mar-09 7.75% Mar-09 7.92 %
Feb-09 303.777 04-Feb-09 8.25% Feb-09 8.60 %
Jan-09 314.662 07-Jan-09 8.75% Jan-09 9.17 %
Des-08 344.688 04-Des-08 9.25% Des-08 11.06 %
Nov 2008 306.773 6 Nov 2008 9.50% Nov 2008 11.68 %
Okt-08 307.460 07-Okt-08 9.50% Okt-08 11.77 %
Sep-08 392.136 04-Sep-08 9.25% Sep-08 12.14 %
Agust-08 343.631 05-Agust-08 9.00% Agust-08 11.85 %
Juli 2008 346.593 03-Jul-08 8.75% Juli 2008 11.90 %
Jun-08 349.649 05-Jun-08 8.50% Jun-08 11.03 %
Mei-08 333.996 06-Mei-08 8.25% Mei-08 10.38 %
Apr-08 324.186 03-Apr-08 8.00% Apr-08 8.96 %
Mar-08 325.044 06-Mar-08 8.00% Mar-08 8.17 %
Feb-08 322.000 06-Feb-08 8.00% Feb-08 7.40 %
Jan-08 332.437 08-Jan-08 8.00% Jan-08 7.36 %
Des-07 379.582 06-Des-07 8.00% Des-07 6.59 %

Vol. 2 No. 1 September 2012 Hal - 65


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 1: Lanjutan

Penawaran Uang Tingkat Bunga Inflasi


Periode Nilai Periode Nilai Periode Nilai
Nov 2007 311.172 6 Nov 2007 8.25% Nov 2007 6.71 %
Okt-07 313.499 08-Okt-07 8.25% Okt-07 6.88 %
Sep-07 310.264 06-Sep-07 8.25% Sep-07 6.95 %
Agust-07 298.038 07-Agust-07 8.25% Agust-07 6.51 %
Jul-07 291.431 05-Jul-07 8.25% Jul-07 6.06 %
Jun-07 289.726 07-Jun-07 8.50% Jun-07 5.77 %
Mei-07 278.991 08-Mei-07 8.75% Mei-07 6.01 %
Apr-07 273.912 05-Apr-07 9.00% Apr-07 6.29 %
Mar-07 272.239 06-Mar-07 9.00% Mar-07 6.52 %
Feb-07 270.114 06-Feb-07 9.25% Feb-07 6.30 %
Jan-07 274.714 04-Jan-07 9.50% Jan-07 6.26 %
Des-06 297.080 07-Des-06 9.75% Des-06 6.60 %
Nov 2006 264.483 7 Nov 2006 10.25% Nov 2006 5.27 %
Okt-06 275.395 05-Okt-06 10.75% Okt-06 6.29 %
Sep-06 257.843 05-Sep-06 11.25% Sep-06 14.55 %
Agust-06 250.053 08-Agust-06 11.75% Agust-06 14.90 %
Jul-06 251.143 06-Jul-06 12.25% Jul-06 15.15 %
Jun-06 247.743 06-Jun-06 12.50% Jun-06 15.53 %
Mei-06 239.281 09-Mei-06 12.50% Mei-06 15.60 %
Apr-06 230.626 05-Apr-06 12.75% Apr-06 15.40 %
Mar-06 233.878 07-Mar-06 12.75% Mar-06 15.74 %
Feb-06 229.141 07-Feb-06 12.75% Feb-06 17.92 %
Jan-06 232.691 09-Jan-06 12.75% Jan-06 17.03 %
Des-05 230.365 06-Des-05 12.75% Des-05 17.11 %
Nov 2005 233.294 1 Nov 2005 12.25% Nov 2005 18.38 %
Okt-05 240.285 04-Okt-05 11.00% Okt-05 17.89 %
Sep-05 215.086 06-Sep-05 10.00% Sep-05 9.06 %
Agust-05 194.005 09-Agust-05 8.75% Agust-05 8.33 %
Jul-05 194.564 05-Jul-05 8.50% Jul-05 7.84 %

Sumber: http://www.bi.go.id

3. HIPOTESIS b. Apabila nilai Sig. > 0,05 Maka tidak ada


korelasi yang signifikan (H0 diterima)
Mengetahui tingkat signifikansi yang dapat
terjadi antara jumlah uang beredar, tingkat suku
bunga dan inflasi yang terjadi di Indonesia dari 4. METODE PENELITIAN
bulan Juli 2005 – Juli 2011. Melihat tingkat
signifikansi dapat dilakukan dengan cara: Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data sekunder selama 6 tahun yaitu
a. Apabila nilai Sig. < 0,05 Maka ada korelasi dari bulan Juli 2005 – Juli 2011. Berdasarkan data
yang signifikan (Ha diterima) tersebut dapat dilihat korelasi antara jumlah uang

Hal - 66 Vol. 2 No. 1 September 2012


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

beredar, tingkat suku bunga dan inflasi apakah 5. HASIL PENELITIAN


positif atau negatif. Pengujian penelitian ini dengan
menggunakan Tabel Correlation yang Berdasarkan data di atas, dapat dilihat hasil
menggambarkan besaran tingkat signifikansi antara korelasi sebagai berikut:
jumlah uang beredar, tingkat suku bunga dan inflasi.

Tabel 2 : Korelasi antara Jumlah Penawaran Uang, Tingkat Bunga,


dan Inflasi di Indonesia

Correlations
BUNGA_1 SM_1 INF_1
BUNGA_1 Pearason Correlation 1 0,733** 0,874**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
N 73 73 73
SM_1 Pearason Correlation -0,733** 1 0,508
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
N 73 73 73
INF_1 Pearason Correlation 0,874 0,508 1
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
N 73 73 73
** : Corelation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil olah data di atas, inflasi. Menurut pandangan monetarist, inflasi
menunjukkan bahwa; disebabkan oleh adanya kelebihan dalam ekspansi
moneter dan hanya disebabkan oleh meningkatnya
1. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kuantitas uang secara cepat dibandingkan output.
penawaran uang dengan tingkat suku bunga, 3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara
yang ditunjukkan dengan sig 0,000 < 0,05 dan tingkat bunga dengan inflasi. Yang ditunjukkan
korelasi sebesar -0,733. Hal ini berarti kelebihan dengan sig. 0,000 < 0,05 dengan korelasi 0,874.
uang yang beredar akan mendorong turunnya Ini berarti inflasi dan suku bunga mempunyai
tingkat bunga. Jika suku bunga tinggi, individu hubungan searah. Jika tingkat suku bunga
akan lebih menyukai menyimpan dananya di tinggi, maka akan mengakibatkan kenaikan
bank (saving) karena ia dapat mengharapkan bunga pinjaman kredit bank yang dibutuhkan
pengembalian yang menguntungkan. Hal ini oleh peminjam dana, sehingga biaya produksi
diikuti dengan berkurangnya jumlah uang yang juga meningkat dan berujung pada harga jual
beredar, keinginan masyarakat untuk melakukan produk yang meningkat pula. Inflasi yang
pembelanjaan (spending) pun akan menurun. Ini meningkat mengakibatkan suku bunga
artinya kenaikan dalam penawaran uang akan meningkat, sebab jika terjadi inflasi maka setiap
menyebabkan turunnya tingkat suku bunga, dan investor akan meminta imbal hasil minimum
sebaliknya. yang telah mampu mengganti besarnya inflasi.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara
penawaran uang dengan inflasi. Yang ditunjukkan
dengan sig 0,000 < 0,05 dan korelasi sebesar 6. KESIMPULAN DAN SARAN
0,508. Hal ini berarti semakin banyak penawaran
uang, maka akan meningkatkan inflasi. Menurut Pada umumnya tingkat bunga mempunyai
teori kuantitas, adanya ekspansi yang terus tiga fungsi pokok, (a) Dapat memobilisasikan
menerus pada penawaran uang akan menyebabkan tabungan. Tingkat bunga merupakan harga yang

Vol. 2 No. 1 September 2012 Hal - 67


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

mempengaruhi pemilihan antara konsumsi [3] Krugman, R. Paul dan Maurice Obstfeld 1996,
sekarang dan masa yang akan datang, (b) Tingkat Ekonomi Internasional kebijakan dan Teori,
bunga merupakan suatu kebijakan pendistribusian Jakarta : PAU FE UI dan Harapan Collins
yang efisien terhadap alokasi sumber-sumber Publisher.
ekonomi yang langka antara berbagai alternatif
investasi, dan (c) Tingkat bunga dapat memberikan [4] Laksmono, R, Didy 2001, “Suku Bunga
suatu social discount rate kepada keputusan- Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi
keputusan untuk menabung dan untuk investasi. Inflasi”, Buletin Ekonomi Moneter dan
Salah satu rujukan dalam penentuan bunga bagi Perbankan.
bank-bank umum adalah bunga Sertifikat Bank [5] Mahmud, S. 2004, Ekonomi Moneter
Indonesia (SBI). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Indonesia, Jakarta : Yayasan Kesejahteraan
merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh Umat.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.
[6] Mankiw, Gregory N. 2007, Principles of
Beberapa hal yang harus diperhatikan Economics, 3rd Edition, Cengage Learning
bahwa: Pertama, kedepan dengan kecenderungan Asia Pte Ltd.
inflasi yang terus menurun dan perekonomian yang
masih melambat, upaya Bank Indonesia untuk [7] Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus
stimulus moneter melalui pelonggaran kebijakan 2004, Macroeconomics: The Study of
moneter masih tetap terbuka. Kebijakan Economic Growth and Business Cycles,
pelonggaran moneter tersebut juga bukan kebijakan Economics.
yang berdiri sendiri, melainkan perlu didukung
oleh respons di sektor perbankan dan sinergi dari [8] Puspopranoto, Sawaldjo. 2004, Keuangan,
sisi stimulus fiskal pemerintah. Untuk itu, Bank Perbankan dan Pasar Keuangan:
Indonesia dan pemerintah terus melakukan Konsep,Teori dan Realita. Jakarta : LP3ES.
koordinasi agar berbagai upaya stimulus terhadap
perekonomian domestik dapat berjalan secara
efektif. Kedua, Bank Indonesia harus terus [9] Ragilia, Rini Widuri 2009, Indonesia keluar
mewaspadai timbulnya beberapa risiko global yang Krisis Paling Awal, Media Indonesia 15
dapat mempengaruhi tekanan inflasi dan kestabilan Agustus 2009.
makro ekonomi. Untuk itu Bank Indonesia juga
harus melakukan koordinasi dengan pemerintah [10] Sukirno, Sadono. 2001, Pengantar Teori
dalam mencermati perkembangan dan prospek Makroekonomi, Edisi Kedua, Jakarta : PT.
perekonomian global, regional dan domestik untuk Raja Grafindo Persada.
mengamankan stabilitas ekonomi jangka
menengah. [11] Smick, David.M. 2008. The World is Curved.
Portofolio New York. Terjemahan Bahasa
Indonesia oleh Daras books.
DAFTAR PUSTAKA
[12] Ulfa, Maria dan Aliasuddin. 2010, “Suku
[1] Herlambang 2001, Ekonomi Makro: Teori, Bunga Bank Indonesia dan Inflasi: Hubungan
Analisis dan Kebijakan, Jakarta : Penerbit Kausalitas”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.
Erlangga. 9 No. 1, hal.10-15.

[2] Bank Indonesia, “Data Jumlah Penawaran


Uang, Tingkat Bunga, dan Inflasi di Indonesia
Periode Juli 2005 sampai dengan Juli 2011”,
http://www.bi.co.id, diakses pada Agustus
2012.

Hal - 68 Vol. 2 No. 1 September 2012

Anda mungkin juga menyukai