Anda di halaman 1dari 14

Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.

2 2016

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Periode 2013 –


Triwulan I 2015

Diah Ayu Septi Fauji


Email : dseptifauzi@gmail.com
Alumni UNISKA

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah.Metode analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah Regresi Partial Least Square dengan alat bantu software
SPSS versi 21.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder
yang digunakan berupa time series. Populasi yang digunakan pada penelitian ini
adalah seluruh data time series tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan
ekonomi, jumlah uang beredar, ekspor, impor dan nilai tukar Rupiah selama
periode 2013- triwulan I 2015. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampel
Jenuh.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter.
Adapun hasil dari uji Regresi Partial Least Square tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh positif faktor Tingkat Inflasi terhadap nilai tukar
Rupiah, ada pengaruh positif faktor Tingkat Suku Bunga terhadap nilai tukar
Rupiah. Ada pengaruh positif faktor Pertumbuhan Ekonomi terhadap nilai tukar
Rupiah. Ada pengaruh positif faktor Jumlah Uang Beredar terhadap nilai tukar
Rupiah. Tidak ada pengaruh positif faktor Ekspor terhadap nilai tukar Rupiah,
karena dari hasil uji Regresi PLS diperoleh angka negatif. Tidak ada pengaruh
positif faktor Impor terhadap nilai tukar Rupiah. Faktor yang paling dominan
mempengaruhi nilai tukar Rupiah adalah variabel Pertumbuhan Ekonomi.

Kata Kunci : Nilai Tukar Rupiah, Faktor Ekonomi

Pendahuluan faktor yang dapat mempengaruhi


pergerakan nilai tukar diantaranya
Banyak faktor yang dapat tingkat inflasi relatif, suku bunga
mempengaruhi perubahan nilai tukar relatif, tingkat pendapatan relatif,
suatu mata uang. Murni (2006) pengendalian pemerintah, dan
menyebutkan kurs valuta asing dapat prediksi pasar. Pelemahan nilai tukar
berubah bila terjadi perubahan selera, rupiah yang terjadi akhir ini karena
perubahan harga barang impor dan ada dua alasan yang mendasar, yaitu
barang ekspor, terjadinya inflasi, faktor fundamental dan faktor non
perubahan suku bunga dan tingkat fundamental. Dari sisi fundamental,
pengembalian investasi serta nilai tukar rupiah cenderung
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dipengaruhi oleh faktor ekonomi
menurut Madura (2006), faktor- yakni dilihat kinerja neraca

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 64
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

pembayaran Indonesia yang merosot penelitian ini penulis hanya


yaitu dengan ditandainya defisit memfokuskan pada faktor – faktor
neraca transaksi berjalan (ekspor ekonomi yang relatif lebih stabil
lebih rendah dari impor), defisit dalam pengukuran daripada faktor
neraca primer (penerimaan anggaran non ekonomi yang sering
lebih kecil dari pengeluaran) serta berfluktuasi. Oleh karenanya penulis
defisit sektor jasa (pembayaran jasa merumuskan masalah dalam
tenaga kerja asing, reasuransi dan penelitian ini sebagai berikut :
pelayaran). Selain itu kecenderungan
inflasi yang tinggi, peningkatan 1. Apakah ada pengaruh
kebutuhan dollar AS oleh korporasi positif faktor Tingkat Inflasi
swasta dan BUMN untuk (X1) terhadap nilai tukar
pembayaran impor (terutama BBM Rupiah (Y).
oleh Pertamina) dan utang luar 2. Apakah ada pengaruh positif
negeri yang jatuh tempo bersamaan. faktor Tingkat Suku Bunga
(X2) terhadap nilai tukar
Sementara dari faktor non Rupiah (Y).
fundamental, rupiah melemah 3. Apakah ada pengaruh positif
dipengaruhi oleh faktor non ekonomi faktor Pertumbuhan Ekonomi
yang meliputi kebijakan pengetatan (X3) terhadap nilai tukar
stimulus moneter oleh Bank Sentral Rupiah (Y).
Amerika Serikat, kemudian makin 4. Apakah ada pengaruh positif
meningkatnya permintaan dolar faktor Jumlah Uang Beredar
karena perusahaan – perusahaan (X4) terhadap nilai tukar
amerika yang ada di Indonesia dan Rupiah (Y).
produknya juga menguasai pasar 5. Apakah ada pengaruh positif
Indonesia . Kedua, muncul faktor Ekspor (X5) terhadap
kekhawatiran investor terhadap nilai tukar Rupiah.
perkembangan ekonomi di negara- 6. Apakah ada pengaruh positif
negara emerging market, terutama faktor Impor (X6) terhadap
China, India, dan Brasil. Ini nilai tukar Rupiah (Y).
berdampak pada aktivitas transaksi 7. Faktor manakah yang paling
perekonomian di pasar internasional. dominan mempengaruhi nilai
Ketiga, gejolak harga minyak dunia tukar Rupiah.
akibat gejolak geopolitik beberapa
negara produsen di kawasan Timur Tinjauan Pustaka
Tengah.
Pengertian Nilai Tukar ( Kurs )
Rumusan Masalah Nilai tukar valuta asing adalah harga
Pada latar belakang diatas satu satuan mata uang dalam satuan
menyebutkan bahwa banyak sekali mata uang lain. Nilai tukar valuta
faktor yang mempengaruhi nilai asing ditentukan dalam pasar valuta
tukar rupiah, baik dari faktor asing yaitu pasar tempat berbagai
ekonomi maupun non ekonomi mata uang yang berbeda
(Yuliadi,2007). Namun karena diperdagangkan (Samuelson dan
keterbatasan penulis maka dalam Nordhaus, 2004).

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 65
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

Sistem Kurs dan Dasar meningkatkan standar hidup


Pertimbangan Penetapannya masyarakat. Nanga (2005)
mendefinisikan pertumbuhan
Pada dasarnya terdapat lima jenis ekonomi adalah peningkatan
system kurs utama yang berlaku kemampuan dari suatu perekonomian
(Kuncoro,1996) yaitu: sistem kurs dalam memproduksi barang dan jasa.
mengambang (floating exchange Pertumbuhan ekonomi lebih
rate), kurs tertambat (pegged menunjukkan pada perubahan yang
exchange rate), kurs tertambat bersifat kuantitatif (quantitative
merangkak (crawling pegs), change) dan biasanya diukur dengan
sekeranjang mata uang (basket of menggunakan data produk domestik
currencies), kurs tetap (fixed bruto (GDP) atau pendapatan per
exchange rate). kapita.
Tingkat Inflasi
Jumlah Uang Beredar
Inflasi merupakan kecenderungan Pengertian jumlah uang beredar
kenaikan harga-harga umum barang- dalam arti sempit ( MI ) merupakan
barang yang tidak sesaat. Inflasi uang dalam bentuk uang giral dan
adalah kenaikan harga barang-barang uang kartal yang dipegang dan
yang bersifat umum dan terus- digunakan masyarakat sebagai alat
menerus(Rahardja dan Manurung, transaksi pembayaran sehari – hari
2008).Secara garis besar inflasi (Boediono,2000). Perubahan reserve
terjadi pada kenaikan harga dan valuta asing ( neraca pembayaran )
dalam waktu yang lama. timbul sebagai akibat kelebihan
permintaan dan penawaran (Sukirno,
Tingkat Suku Bunga 2000).
Ekspor
Sunariyah (2006) mendefinisikan
Menurut Mankiw (2006), ekspor
suku bunga adalah harga dari
adalah berbagai barang yang
pinjaman. Suku bunga dinyatakan
diproduksi didalam negeri dan dijual
sebagai persentase uang pokok per
keluar negeri. Ekspor mengakibatkan
unit. Menurut Mishkin (2008)
aliran masuknya valuta asing dari
stabilitas suku bunga sangat
luar negeri kedalam negeri.
diharapkan, karena stabilitas suku
bunga mendorong pula terjadinya Impor
stabilitas pasar keuangan sehingga Menurut Mankiw (2000), impor
kemampuan pasar keuangan untuk adalah berbagai barang yang
menyalurkan dana dari orang yang diproduksi diluar negeri dan dijual
memiliki peluang investasi produktif kedalam negeri. Penurunan nilai
dapat berjalan lancar dan kegiatan tukar mata uang akan membuat harga
perekonomian juga tetap stabil. barang impor menjadi lebih mahal
bagi penduduk domestik.
Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan Tingkat Inflasi dan
Pertumbuhan ekonomi merupakan Nilai Tukar
sumber utama dalam upaya

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 66
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

Inflasi erat kaitannya dengan nilai maupun pengekspor yakni perbedaan


tukar mata uang, perubahan tingkat nilai mata uang yang digunakan oleh
inflasi dapat mempengaruhi negara-negara tersebut.
permintaan mata uang di suatu Hubungan Jumlah Uang Beredar
negara, sehingga dapat pula dengan Nilai Tukar
mempengaruhi pola perdagangan Nilai tukar akan memperlancar
internasional. Madura (2006) kegiatan ekonomi dalam suatu
menjelaskan perubahan dalam laju negara dan berhubungan dengan
inflasi dapat mempengaruhi aktifitas negara lain. Karena fungsinya sangat
perdagangan internasional. vital dalam perdagangan antar negara
maka perubahan nilai tukar akan
Hubungan Tingkat Suku Bunga berpengaruh langsung pada stabilitas
dan Nilai Tukar harga barang-barang hasil impor.
Perubahan suku bunga relatif Kenaikan nilai tukar disebut
mempengaruhi investasi dalam depresiasi atas mata uang dalam
sekuritas-sekuritas asing, yang negeri. Mata uang asing menjadi
selanjutnya akan mempengaruhi lebih mahal, ini berarti nilai relatif
permintaan dan penawaran valuta mata uang dalam negeri merosot
asing. Hal ini akan mempengaruhi turun.
pula kepada nilai tukar mata uang. Hubungan Ekspor dengan Nilai
Hubungan sempurna antara suku Tukar
bunga relatif dan nilai tukar di antara Ekspor merupakan salah satu sumber
dua negara diterangkan oleh Teori devisa. Untuk mampu mengekspor
Dampak Fisher Internasional negara tersebut harus mampu
(international Fisher effect-IFE). menghasilkan barang-barang dan
Berlianta (2005) mengemukakan jasa yang mampu bersaing di pasar
bahwa teori International Fisher Internasional. Ekspor adalah salah
Effect menunjukkan pergerakan nilai satu komponen atau bagian dari
mata uang satu negara dibanding pengeluaran agregat. Makin banyak
negara lain disebabkan oleh jumlah barang yang dapat diekspor
perbedaan suku bunga nominal yang maka makin besar pengeluaran
ada di kedua negara tersebut. agregat dan makin tinggi pula
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi pendapatan nasional negara yang
dan Nilai Tukar bersangkutan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan Hubungan Impor dengan Nilai
sumber utama dalam upaya Tukar
meningkatkan standar hidup Perkembangan impor Indonesia
masyarakat. Menurut Nanga (2005) berjalan sesuai dengan pemenuhan
salah satu wujud pembangunan kebutuhan dalam negeri. Oleh karena
ekonomi suatu negara adalah dengan itu saat ini Indonesia melakukan pola
melakukan hubungan luar negeri, hal industrialisasi subtitusi impor.
ini terwujud dalam perdagangan Dimana barang yang biasa di
internasional yang melibatkan datangkan dari luar negeri kini
negara-negara di dunia. Perdagangan diproduksi di Indonesia.
internasional menimbulkan suatu
masalah bagi negara pengimpor

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 67
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Penelitian

Tingkat Inflasi
(X1)

Tingkat Suku
Bunga (X2)

Pertumbuhan
Ekonomi (X3)
Nilai Tukar
Jumlah Uang Rupiah
Beredar (X4)

Analisis diatas dilakukan dengan


Impor (X6)
langkah – langkah sebagai berikut :
a. Langkah awal mengidentifikasi
berbagai faktor yang
Ekspor (X5) mempengaruhi nilai tukar rupiah,
b. Memfokuskan hanya pada
beberapa variabel yang lebih
stabil untuk dilakukan
pengukuran,
c. Melakukan analisis data,
d. Menyajikan hasil dari analisis
data.

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 68
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

Hipotesis Penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian ini


menggunakan data sekunder. Data
Berdasarkan perumusan masalah dan sekunder yang digunakan berupa
dari beberapa penelitian empiris yang time series. Data time series ( data
dilakukan oleh peneliti – peneliti deretan waktu )adalah data yang
sebelumnya, maka penulis membuat dikumpulkan selama satu periode/
hipotesis pada penelitian ini adalah jangka waktu tertentu
sebagai berikut : (Firdaus,2011).
a. Terdapat pengaruh positif antara Populasi
Tingkat Inflasi terhadap Soetriono dan Hanafie (2007)
perubahan Nilai Tukar Rupiah. mendefinisikan populasi adalah
b. Terdapat pengaruh positif antara kumpulan atau agregasi dari seluruh
Tingkat Suku Bunga terhadap elemen atau individu-individu yang
perubahan Nilai Tukar Rupiah. merupakan sumber informasi dalam
c. Terdapat pengaruh positif antara suatu penelitian.
Pertumbuhan Ekonomi terhadap
perubahan Nilai Tukar Rupiah . Sampel
d. Terdapat pengaruh positif antara Soetriono dan Hanafie (2007)
Jumlah uang beredar terhadap menjelaskan sampel adalah anggota
perubahan Nilai Tukar Rupiah . populasi yang dianggap dapat
e. Terdapat pengaruh positif antara mewakili.
Ekspor terhadap perubahan Nilai Definisi Operasional Variabel
Tukar Rupiah . Definisi operasional variabel
f. Terdapat pengaruh positif antara pada penelitian ini adalah sebagai
Impor terhadap perubahan Nilai berikut :
Tukar Rupiah . 1. Tingkat Inflasi
g. Tingkat Inflasi berpengaruh Menurut Triyono (2008)
dominan terhadap perubahan Nilai Inflasi merupakan tingkat
Tukar Rupiah. kenaikan harga barang umum
yang terjadi secara terus-
METODOLOGI PENELITIAN menerus. Data tingkat inflasi
yang digunakan dalam penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
ini adalah tingkat inflasi
Ruang lingkup penelitian ini bersifat berdasarkan Indeks Harga
makro dengan memfokuskan wilayah Konsumen (IHK) yang
Indonesia. Penelitian ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia
dilaksanakan untuk melihat pengaruh periode Januari 2013 – Triwulan
Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga, I 2015 dalam satuan persen (%).
Pertumbuhan Ekonomi , Jumlah 2. Tingkat Suku Bunga
Uang Beredar, Ekspor dan Impor Menurut Triyono (2008)
terhadap nilai tukar Rupiah selama Tingkat Suku Bunga merupakan
kurun waktu Januari 2013 sampai surat berharga yang diterbitkan
dengan triwulan I 2015. oleh Bank Indonesia, dan salah
Jenis dan Sumber Data Penelitian satu komponen yang digunakan
Jenis penelitian yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan
adalah penelitian deskriptif dengan jumlah uang yang beredar. Data

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 69
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

yang digunakan dalam penelitian 5. Ekspor


ini adalah tingkat suku bunga Ekspor adalah salah satu
yang dilaporkan oleh Bank komponen atau bagian dari
Indonesia mulai bulan Januari pengeluaran agregat. Makin banyak
2013 – Triwulan I 2015 dalam jumlah barang yang dapat diekspor
satuan persen (%). maka makin besar pengeluaran
3. Pertumbuhan Ekonomi agregat dan makin tinggi pula
Menurut Roshinta dkk pendapatan nasional negara yang
(2014) Pertumbuhan ekonomi bersangkutan. Data yang digunakan
merupakan peningkatan dalam penelitian ini guna mengatahui
kemampuan dari suatu nilai ekspor adalah data yang
perekonomian dalam dikeluarkan oleh Bank Indonesia
memproduksi barang-barang dan (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS)
jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi periode Januari 2013 – Triwulan I
biasanya diukur dengan 2015 dengan satuan juta $US dan
menggunakan data produk telah diubah menjadi satuan
domestik bruto (GDP) atau rupiah(Depari,2009)
pendapatan per kapita. Data yang 6. Impor
digunakan dalam penelitian ini Nilai impor adalah jumlah
guna mengetahui pertumbuhan masukan hasil perdagangan dari luar
ekonomi adalah data GDP ke dalam negeri selama rentang
triwulan yang dikeluarkan oleh waktu tertentu. Data yang digunakan
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penelitian ini adalah data yang
periode Januari 2013– Triwulan I dikeluarkan oleh Badan Pusat
2015 dalam satuan persen (%). Statistik (BPS) periode Januari 2013
Oleh karena data GDP yang ada – Triwulan I 2015.Diukur dalam
hanyalah data triwulanan maka satuan juta $US dan telah diubah
digunakan Wholesale Price Index menjadi satuan rupiah
sebagai indikator untuk mengisi (Triyono,2008)
data bulanan GDP. 7. Nilai Tukar Rupiah
4. Jumlah Uang Beredar Nilai tukar (kurs) merupakan
Menurut Triyono (2008) nilai tukar mata uang suatu negara
Jumlah uang beredar dalam arti dengan mata uang negara lain. Data
sempit ( MI ) merupakan uang nilai tukar dalam penelitian ini
dalam bentuk uang giral dan adalah nilai tukar mata uang
uang kartal yang dipegang dan Indonesia (Rupiah) terhadap mata
digunakan masyarakat sebagai uang Amerika Serikat (dollar)
alat transaksi pembayaran sehari dengan menggunakan direct
– hari. Data yang digunakan quotation yang dinyatakan dengan
dalam penelitian ini guna IDR/USD (Indonesia Rupiah/Dollar
mengetahui jumlah uang yang AS). Data yang digunakan adalah
beredar di masyarakat adalah kurs tengah (kurs yang disimpulkan
data yang dikeluarkan oleh Bank berdasarkan hasil data kurs beli dan
Indonesia (BI) periode Januari kurs jual) triwulan dalam
2013 – Triwulan I 2015 dalam perdagangan valuta asing yang
satuan rupiah. dicatat oleh Bank Indonesia mulai

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 70
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

bulan Januari 2013 – Januari 2015 X = TPT dengan TTT = I


dengan satuan Rupiah per Dollar Keterangan :
(Triyono,2008) I = Matrix identitas
Model Analisis T = Skor matrix
Teknik pengumpulan data yang P = Loading matrix ( didalam
digunakan dalam penelitian ini PLS loading tidak orthogonal )
adalah metode dokumenter. Metode sehingga Y diestimasi sebagai
dokumenter adalah metode yang berikut :
digunakan untuk menelusuri data Ỹ = TBCT
historis. Sebagian besar data yang Dimana :
tersedia adalah berbentuk, surat- B = Matrix diagonal dengan
surat, catatan harian, kenang- bobot regresi sebagai elemen
kenangan, laporan, dan diagonal
sebagainya(Bungin, 2009). C = Matrix bobot dari variabel
Teknik Analisis Data dependen.
Teknik analisis pada penelitian ini Untuk mempermudah penulis maka
menggunakan teknik analisis dalam teknik analisis ini penulis
kuantitatif. Teknik ini digunakan menggunakan program IBM SPSS
untuk menganalisis data yang (Statistical Product and Service
berbentuk angka (Rianse dan Abdi, Solution) versi 21.
2012).Teknik analisis yang PEMBAHASAN HASIL
digunakan dalam penelitian ini ANALISIS
adalah Regresi Partial Least Squares Deskripsi Hasil Penelitian
( PLS ). Menurut Ghozali (2013) Pada bab ini akan membahas tentang
PLS digunakan untuk memprediksi deskripsi hasil penelitian yang
variabel Y (dependen) dari variabel diperoleh penulis berdasarkan data –
X (independen). Jika vektor Y dan data dari Bank Indonesia serta Badan
vektor X adalah sebuah matrix rank, Pusat Statistik.
maka persamaan ini dapat
diselesaikan menggunakan analisis Pembahasan Hasil Analisis Regresi
multivariate. Regresi PLS juga PLS
digunakan untuk mencari komponen Regresi PLS juga digunakan
dari X terbaik untuk memprediksi Y. untuk mencari komponen dari X
Caranya Regresi PLS mencari satu terbaik untuk memprediksi Y.
set komponen yang disebut vektor Caranya Regresi PLS mencari satu
laten dan merupakan dekomposisi set komponen yang disebut vektor
simultan dari X dan Y dengan laten dan merupakan dekomposisi
batasan bahwa komponen ini dapat simultan dari X dan Y dengan
menjelaskan kovarian antara X dan batasan bahwa komponen ini dapat
Y. Regresi PLS mendekompose menjelaskan kovarian antara X dan
kedua variabel X dan Y sebagai hasil Y. Adapun hasil pengujian dengan
common set of orthogonal factor menggunakan IBM SPSS versi 21
sehingga variabel independen X adalah sebagai berikut :
didekompose menjadi :

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 71
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

Tabel 4.1
Output Loading Faktor
Loadings
Variables Latent Factors
1 2 3 4 5
Tingkat Inflasi ,107 ,235 -,290 ,112 -,938
Tingkat suku ,508 ,356 ,154 ,283 -,011
bunga
Pertumbuhan ,533 ,192 ,125 ,125 ,119
ekonomi
Jumlah uang ,462 ,125 -,642 -,457 ,290
beredar
Ekspor -,342 ,743 ,174 -,591 ,094
Impor -,352 ,570 -,688 ,605 ,167
Kurs 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Sumber : Output SPSS 21 (2015)


Tabel Loading diatas
menggambarkan korelasi antara Grafik 4.2
masing – masing faktor dan variabel Output SPSS
predictor. Didalam penelitian ini,
penulis hanya mengkonfirmasi faktor
- faktor dari penelitian terdahulu
yang menyebutkan bahwa faktor
tingkat inflasi, tingkat suku bunga,
pertumbuhan ekonomi, jumlah uang
beredar, ekspor dan impor
berpengaruh terhadap nilai tukar
rupiah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel yang penting
berdasarkan tabel loading faktor
diatas adalah Jumlah Uang Beredar
dengan loading 0.462, Tingkat Suku
Bunga dengan loading 0.508, Sumber : Output SPSS 21 (2015)
Pertumbuhan Ekonomi dengan Didalam gambar dua dimensi
loading 0.533, namun untuk faktor diatas untuk dua faktor pertama ,
tingkat inflasi, ekspor dan impor dapat dilihat bahwa variabel Ekspor,
tidak dihilangkan dari pemodelan Impor tampak berhubungan negatif
mengingat penelitian ini bertujuan terhadap KURS karena kedua titik
untuk mengkonfirmasi kembali variabel tersebut berlawanan dengan
factor – factor yang mempengaruhi KURS, hal ini menunjukkan bahwa
nilai tukar rupiah. variabel ekspor dan impor memiliki
Selanjutnya gambaran pengaruh berbanding terbalik
visualisasi perbandingan bobot untuk terhadap KURS ( nilai tukar Rupiah
tiga faktor pertama adalah sebagai ). Sementara itu dalam gambar dua
berikut :

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 72
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

dimensi diatas variabel Tingkat Suku Didalam grafik factor 3 dan 1


Bunga memiliki pengaruh positif, terlihat bahwa variabel Ekspor
karena nilai mata uang suatu negara berhubungan negatif terhadap
yang memiliki tingkat suku bunga variabel Impor. Hal ini menunjukkan
tinggi akan melemah sebesar selisih bahwa hubungan antara variabel
tingkat suku bunga nominal dengan ekspor dan impor berbanding
negara yang memiliki tingkat suku terbalik. Kondisi ini berpengaruh
bunga nominal lebih rendah pula terhadap kondisi makroekonomi
,kemudian untuk variabel Indonesia. Hubungan antara ekspor
Pertumbuhan Ekonomi, dan Jumlah terhadap nilai tukar juga negative,
Uang Beredar berhubungan positif hal ini berarti bahwa jika dalam
terhadap KURS, hal ini berarti jika kurun waktu yang relative pendek
pertumbuhan ekonomi Indonesia nilai ekspor berbanding terbalik
mengalami peningkatan maka nilai terhadap nilai tukar.
tukar rupiah akan mendapat apresiasi Grafik 4.4
positif begitu juga dengan jumlah Output SPSS
uang beredar dalam arti sempit
dalam kurun waktu yang dekat
memiliki pengaruh yang positif
terhadap nilai tukar, sedangkan
Tingkat Inflasi mempunyai
hubungan yang lemah terhadap
KURS karena mempunyai titik
perpindicular pendek terhadap
KURS, ini menunjukkan bahwa jika
dalam kurun waktu yang relative
pendek memiliki hubungan yang
lemah.
Grafik 4.3 Sumber : Output SPSS 21 (2015)
Output SPSS
Didalam grafik factor 3 dan 2
variabel nilai tukar tampak
berhubungan kuat dengan variabel
pertumbuhan ekonomi, Suku Bunga,
Ekspor, Impor dibandingkan pada
grafik sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan nilai
tukar dengan variabel pertumbuhan
ekonomi, suku bunga, ekspor dan
impor adalah positif untuk laten
Sumber : Output SPSS 21 (2015) factor ke 3 dan 2.

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 73
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

Tabel 4.2
Hasil Pengolahan Data
Proportion of Variance Explained
Latent Statistics
Factors X Cumulative X Y Cumulative Y Adjusted R-
Variance Variance Variance Variance (R- square
square)
1 ,556 ,559 ,904 ,904 ,900
2 ,184 ,747 ,018 ,922 ,915
3 ,070 ,812 ,019 ,941 ,934
4 ,144 ,956 ,002 ,944 ,933
5 ,042 ,999 ,000 ,944 ,930

Sumber : Output SPSS 21 (2015)


Dari tabel proportion of varian Tabel 4.3
explained diatas menjelaskan bahwa Output Parameter Regresi
faktor pertama menjelaskan 55.6% Parameters
variance dari predictor (variabel Independent Variables Dependent
independent) dan menjelaskan 90.4% Variables
dari variabel dependen (KURS). Kurs
Faktor kedua menjelaskan sekitar (Constant) 4,351
18.4% variance dari predictor dan Tingkat Inflasi ,017
0.18% dari variabel dependen Tingkat Suku Bunga ,380
(KURS). Faktor ketiga menjelaskan Pertumbuhan Ekonomi ,573
0.70% variance dari predictor dan Jumlah Uang Beredar ,141
0.19% dari variance variabel Ekspor -,035
Impor -,151
dependen (KURS). Faktor keempat
menjelaskan 14.4% variance dari Sumber : Output SPSS 21 ( 2015 )
predictor dan 0.02% dari variance Tabel Parameter menunjukkan
variabel dependen (KURS). Faktor nilai koefisien parameter masing –
kelima menjelaskan 0.042% masing variabel independen
variance dari predictor dan 0.00% (predictor). Tabel diatas
dari variance variabel dependen menunjukkan bahwa pengaruh
(KURS). Secara keseluruhan faktor variabel tingkat inflasi sebesar 0,017
ketiga menjelaskan 81.2% variance , variabel tingkat suku bunga sebesar
dari predictor dan 94.1% dari 0,380, variabel pertumbuhan
variance variabel dependen. Pada ekonomi sebesar 0,573, variabel
faktor keempat hanya menambah jumlah uang beredar sebesar 0,141 ,
sedikit variance dari Y variabel, variabel ekspor sebesar -0,035 ,
sementara X lebih besar variabel impor sebesar – 0,151.
menjelaskan variance predictor Dengan demikian formulasi
dibandingkan faktor ketiga dan regresinya adalah sebagai berikut :
memberikan nilai Adjusted R Square Y = 4,351 + 0,017X1 + 0,380X2
lebih besar dari faktor ketiga. Faktor + 0,573X3 + 0,141X4 – 0,035 X5 –
kelima memberikan kontribusi paling 0,151X6
kecil baik pada variance X dan Y. Sementara itu, predictor mana
yang dapat menjelaskan terhadap

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 74
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

variabel dependen dapat dilihat pada


tabel dibawah ini :
Tabel 4.4
Output Variabel Importance

Variable Importance in the Projection


Variables Latent Factors
1 2 3 4 5
Inflasi ,292 ,294 ,297 ,297 ,297
Suku Bunga 1,337 1,333 1,330 1,330 1,330
Pertumbuhan 1,358 1,345 1,341 1,341 1,341
Ekonomi
Jumlah Uang 1,107 1,093 1,100 1,100 1,100
Beredar
Ekspor ,672 ,724 ,724 ,725 ,725
Impor ,780 ,782 ,785 ,785 ,785
Cumulative Variable Importance

Sumber : Output SPSS 21 ( 2015 )


Dari variabel penting dalam Grafik 4.5
proyeksi menjelaskan kontribusi Output Akumulasi Variabel
masing – masing variabel Importance
independen dalam model, kumulatif
dengan jumlah faktor didalam model.
Variabel Pertumbuhan Ekonomi
memberikan kontribusi terbesar
dengan nilai VIP 1.358. Begitu
faktor model ditambahkan kumulatif
nilai kontribusi variabel
Pertumbuhan Ekonomi semakin
menurun sehingga pada model faktor
kelima turun menjadi 1.341.
Sebaliknya, variabel Tingkat Inflasi
untuk model faktor pertama memiliki
nilai VIP 0.292 dan meningkat
menjadi 0.297 pada model faktor
kelima. Variabel yang memberikan
nilai VIP > 1 adalah variabel yang Sumber : Output SPSS 21 ( 2015)
signifikan. Jadi dapat disimpulkan Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik
bahwa variabel predictor yang 4.5 dapat disimpulkan bahwa
signifikan untuk memprediksi variabel independen yang
variabel dependen Nilai Tukar kontribusinya besar terhadap Nilai
Rupiah adalah Tingkat Suku Bunga, Tukar Rupiah (KURS) adalah
Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Tingkat Suku Bunga (SB),
Uang Beredar. Pertumbuhan Ekonomi (PE), dan
Jumlah Uang Beredar (JUB).

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 75
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

KESIMPULAN DAN SARAN 7. Faktor yang paling dominan


Kesimpulan mempengaruhi nilai tukar Rupiah
Berdasarkan hasil pembahasan adalah variabel Pertumbuhan
diatas dapat disimpulkan bahwa : Ekonomi.
1. Tidak ada pengaruh positif
faktor Tingkat Inflasi terhadap Saran
nilai tukar Rupiah, karena nilai
Berdasarkan hasil pembahasan
yang diperoleh dari hasil uji
diatas, saran yang dapat penulis
regresi PLS adalah 0,017. Dengan
sampaikan adalah :
demikian berarti hipotesis dalam
penelitian ini ditolak. 1. Bagi pemerintah : Hendaknya
2. Ada pengaruh positif faktor lebih mengkaji lagi tentang segala
Tingkat Suku Bunga terhadap kebijakan yang diterapkan serta
nilai tukar Rupiah, karena dari dapat dengan segera untuk
hasil uji Regresi PLS diperoleh membenahi kondisi keuangan
angka positif sebesar 0,380. dalam negeri. Melemahnya nilai
Dengan demikian maka hipotesis tukar rupiah terhadap dollar
dalam penelitian ini diterima. haruslah disikapi dengan tenang
3. Ada pengaruh positif faktor oleh baik pemerintah maupun
Pertumbuhan Ekonomi terhadap bank sentral.
nilai tukar Rupiah, karena dari 2. Bagi Masyarakat : Hendaknya
hasil uji Regresi PLS diperoleh lebih mencintai Mata uang negara
angka positif sebesar 0,573. sendiri daripada Mata uang Asing
Dengan demikian maka hipotesis serta mencintai produk dalam
dalam penelitian ini diterima. negeri dan mengurangi konsumsi
4. Ada pengaruh positif faktor barang – barang impor.
Jumlah Uang Beredar terhadap Masyarakat juga harus ikut serta
nilai tukar Rupiah, karena dari membantu pemerintah untuk
hasil uji Regresi PLS diperoleh meningkatkan pertumbuhan
angka positif sebesar 0,141. ekonomi dalam negeri dengan
Dengan demikian maka hipotesis terus berkreasi dan berkarya
dalam penelitian ini diterima. dengan lebih baik.
5. Tidak ada pengaruh positif faktor 3. Bagi peneliti selanjutnya :
Ekspor terhadap nilai tukar Hendaknya membahas faktor –
Rupiah, karena dari hasil uji faktor yang mempengaruhi nilai
Regresi PLS diperoleh angka tukar rupiah dengan lebih detail
negatif sebesar 0,035. Dengan lagi serta dapat menggunakan
demikian maka hipotesis dalam metode lain yang dapat membantu
penelitian ini ditolak. untuk hasil yang lebih baik lagi.
6. Tidak ada pengaruh positif faktor DAFTAR PUSTAKA
Impor terhadap nilai tukar
Rupiah, karena dari hasil uji Berlianta, Heli
Regresi PLS diperoleh angka Chrisna,2005.Mengenal Valuta
negatif sebesar 0,151. Dengan Asing. Gadjah Mada University Press
demikian maka hipotesis dalam :Yogyakarta.
penelitian ini ditolak.

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 76
Jurnal NUSAMBA Vol.1 No.2 2016

Boediono. 2000. Ekonomi Mikro. Nanga, Muana. 2005. Makro


BPFE UGM : Yogyakarta. Ekonomi, Teori, Masalah, dan
Kebijakan. Edisi Kedua. PT Raja
Bungin.2009. Penelitian Kualitatif : Grafindo Persada : Jakarta.
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Rahardja dan Manurung.2008. Teori
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Ekonomi Makro. Edisi Keempat.
Kencana Prenada Media Group : Lembaga Penerbit FE UI :
Jakarta. Jakarta.
Depari, MT.2009. Analisis Roshinta,dkk. 2014. Pengaruh
Keterbukaan Ekonomi Terhadap Tingkat Inflasi, Tingkat Suku
Nilai Tukar Rupiah. Sekolah Bunga SBI dan Pertumbuhan
Pasca Sarjana Universitas Ekonomi Terhadap Nilai Tukar
Sumatera Utara. Rupiah Studi Pada Bank
Firdaus, M . 2011. Ekonometrika Indonesia periode 2003-2012.
Suatu Pendekatan Aplikatif. Edisi Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara Vol. 8 No. 1 Februari 2014|
Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis administrasibisnis.studentjournal.
Multivariate dengan Program ub.ac.id
IBM SPSS 21 Update PLS Samuelson dan Nordhaus.2004. lmu
Regresi. Badan Penerbit Makroekonomi. Edisi Bahasa
Universitas Diponegoro : Indonesia. PT Media Global
Semarang. Edukasi : Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 1996. Soetrisno dan Hanafie,2007. Filsafat
Manajemen Keuangan Ilmu dan Metodologi Penelitian.
internasional. Edisi pertama. Andi: Yogyakarta.
BPFE UGM. Yogyakarta. Triyono,2008. Analisis Perubahan
Madura, Jeff.2006. Internasional Kurs Rupiah Terhadap Dollar
Corporate Finance. Keuangan Amerika.Jurnal Ekonomi
Perusahaan Internasional . Edisi Pembangunan Vol. 9, No. 2,
8. Buku 1. Salemba Empat : Desember 2008, hal. 156 167
Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas
Mankiw, N Gregory. 2006. Muhammmadiyah Surakarta.
Principles of Economics. Yuliadi, Imamudin. 2007. Analisis
Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Nilai Tukar Rupiah Dan
Ketiga. Salemba Empat : Jakarta. Implikasinya Pada Perekonomian
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi, Indonesia: Pendekatan Error
Uang, Perbankan dan Pasar Correction Model (ECM). Jurnal
Keuangan. Edisi 8.Buku 2. Ekonomi Pembangunan Vol. 8,
Salemba Empat : Jakarta. No. 2, Desember 2007, hal. 146
Murni, Asfia. 2006. Ekonomika 162.Fakultas Ekonomi Universitas
Makro. PT. Refika Aditama : Muhammadiyah Yogyakarta
Bandung.

Efektor.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 77

Anda mungkin juga menyukai