Anda di halaman 1dari 4

PELAPORAN KORPORAT

SAP: 1 & 2
Standar Pelaporan Keuangan &
Etika dan Tata Kelola

Oleh:

I Made Bayu Suwendra (1807612004) / 04


Ida Ayu Agung Emawati (1807612005) / 05
Ni Made Sri Lestari (1807612006) / 06

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
SAP 1
1. Pengertian Pelaporan Korporat Dan Pelaporan Keuangan
2. Standar Akuntansi Di Indonesia
3. Konvergensi IFRS
4. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

SAP 2

1. Pengertian Etika
2. Kode Etik Akuntan Profesional
3. Etika dalam Pelaporan Korporat
4. Pengertian Tata Kelola
Tata Kelola (Corporate Governance) adalah suatu sistem, proses, seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (pemangku
kepentingan) demi tercapainya tujuan organisasi.
5. Prinsip-Prinsip Tata Kelola
Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG), yaitu:
(1) Transparansi (Transparency)
Transparansi adalah keterbukaan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu
kepada para pemangku kepentingan (stakeholders).
(2) Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
perusahaan sehingga pengelolaan terlaksana dengan efektif. Prinsip akuntabilitas
memberi kejelasan hak dan kewajiban antara pemegang saham, dewan direksi, dan
dewan komisaris.
(3) Responsibilitas (Responsibility)
Pertanggungjawaban adalah kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
dan prinsip korporasi yang sehat.
(4) Independensi (Independency)
Independensi adalah pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan undang-
undang serta prinsip korporasi yang sehat.
(5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak pemangku
kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasar perjanjian dan peraturan undang-
undang.
6. Tanggung Jawab Dewan
Dalam kerangka tata kelola perusahaan yang baik harus memastikan adanya pengawasan
yang efektif terhadap Direksi oleh Dewan Komisaris. Adapun tanggung jawab Dewan
komisaris, yaitu:
(1) Memonitor kinerja manajemen perusahaan dan berusaha mencapai tingkat imbal balik
(return) yang memadai bagi pemegang saham,
(2) Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan
bahwa perusahaan melaksanakan tata kelola yang baik (Good Corporate
Governance),
(3) Mencegah timbulnya benturan kepentingan dan menyeimbangkan berbagai
kepentingan perusahaan,
(4) Memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi ketentuan peraturan hukum yang
berlaku, dan
(5) Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya harus mampu memberikan penilaian
yang obyektif dan independen.
7. Pengungkapan dan Transparansi
Prinsip pengungkapan dan transparansi menyatakan bahwa perusahaan harus
mengungkapkan semua informasi material mengenai perusahaan secara akurat dan tepat
waktu. Beberapa informasi material tersebut antara lain kondisi keuangan, struktur
kepemilikan, transaksi pihak berelasi, dan tata kelola perusahaan. Laporan keuangan
perusahaan harus di audit oleh auditor eksternal yang independen dan kompeten, serta
media komunikasi harus memberikan akses informasi yang relevan yang sama, tepat
waktu, dan efisien dari sisi biaya untuk semua pemangku kepentingan. Aturan
pengungkapan yang transparan akan mengurangi ketidakseimbangan informasi sehingga
kemungkinan terjadinya tindakan yang dapat merugikan perusahaan dapat diperkecil.
Terdapat dua jenis pengungkapan, yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan
sukarela. Pengungkapan wajib adalah pengungkapan mengenai hal-hal apa saja yang telah
ditetapkan oleh regulator. Peraturan Bapepam- LK mewajibkan perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan (X.K.2), serta
menyampaikan laporan tahunan (X.K.6). Bursa efek indonesia juga mengatur kewajiban
perusahaan tercatat untuk menyampaikan laporan keuangan interim (Peraturan No I-E).
Sedangkan pengungkapan sukarela adalah perusahaan secara sukarela juga dapat
melakukan pengungkapan sukarela, melebihi pengungkapan wajib yang diharuskan
regulator. Hal yang perlu diungkapkan adalah informasi yang material yaitu informasi
yang jika tidak diungkapkan atau disajikan secara tidak wajar akan mempengaruhi
pengambilan keputusan ekonomis oleh pengguna informasi.
8. Evaluasi Mekanisme Tata Kelola
Evaluasi mekanisme tata kelola merupakan salah satu tahapan dalam menerapkan tata
kelola yang baik dalam perusahaan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk melakukan audit
implementasi dan scoring atas praktik GCG yang telah dilaksanakan yang biasanya
dibantu oleh pihak independen. Evaluasi adalah tahap yang dilakukan secara teratur dari
waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas GCG yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai