Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

A. PRINSIP
I. Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya plasenta janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan) dihitung
dari haid terakhir (HPHT). Kehamilan dibagi dalam 3 Triwulan yaitu :
1. Triwulan I : mulai dari konsepsi sampai 3 bulan.
2. Triwulan II : bulan ke 4 sampai 6 bulan.
3. Triwulan III : bulan ke 7 sampai ke 9 bulan.

II. Kehamilan terjadi karena adanya pertemuan dan persewaan antara sel
telur (ovum) dan sel mani ( spermatozoa). Waktu ovulasi sel telur masih
diliputi oleh korona radinata dan spermatozoa mempunyai enzim
hyalaronidase yang dapat menembus dinding sel telur. Persenyawaan tersebut
terjadi maka sel telur disebut zygote.
Dalam persiapan pe,buahan bail sel benih pria maupun wanita tersebut
mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan kromosom maupun
sitoplasma. Sel sumatik manusia mengandung 23 pasang kromosom atau
jumlah kromosom yang diploid ada 22 pasang kromosom autosom dan 1
pasang kromosom sek. Kalau pasangan kromosom seks. Kalau pasangan
kromosom seks tersebut adalah XX, individu tersebut secaraa genetika wanita
kalau pasangan kromosom XY individu tersebut secara genetika laki – laki
salah satu kromosom pada tiap pasangan berasal dari ibu dan yang lain berasal
dari ayah. Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk ke dalamsaluran telur dapat membuahi oosit, sperma harus
mengalami kapasitas dan reaksi akrosom. Segera setelah spermatozoa
memasuki oosit. Sel telur menanggapi dengan 3 cara yang berbeda yaitu reaksi
kontikal dan zona melanjutkann pembedahan meiosis kedua dan penggiatan
metabolic sel telur. Hasil utama pembuahan tersebut adalah pengembalian
menjadi jumlah kromosom diploid lagi penentuan jenis kelamin individu baru
dan memulainya pembuahan zigot mencapai tingkat 2 sel kira – kira 30 jam
setelah pembuahan tingkat 4 sel kira – kira 40 jam setelah pemuahan. Kira 3
hari setelah pembuahan sel – sel embrio membelah membentuk morula dengan
16 sel. Sel – sel bagian dalam morula merupakan masa sel dalam yang akan
membentuk jaringan – jaringan embrio yang sebenarnya dan sel – sel
sekitarnya membentuk masa sel luar yang akan menjadi tropoblas yang
kemudian ikut membentuk plasenta. Hasil pembuahan ini akan bergerak kea
rah rongga rahim oleh karena getaran silia dan kontaksi tuba dan tidak dalam
kac=vum uteri pada stadium blastula. Blastula akan mengalami nidasi ke
dalam endometrium yang meyebabkan luka kecil sehingga kadang – kadang
pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan ( tanda Hartman)
Pada umunya nidasi terjadi [ada dinding depan atau belakang rahim dekat
fundus uteri setelah terjadi nidasi, sel – sel tropoblas di atas kutuk embrio
makin nyusup antara sel epitel mukosa rahim sehingga pada hari ke -8
sebagian blastikista terbenam dalam stroma endometrium dimana pada hari ke
– 8 ini tropoblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu sitotropoblas dan
embrioblas berdiferensiasi menjadi dan epiblas endometrium dan luka bekas
penembusan pada endometrium ditutup oleh endapan fibrin. Blastokista
terbenamnya seluruhnya pada hari ke -11 sampai hari ke -12. pada saat ini
terjadilah sirkulasi uteroplasenta. Menjelang ahkir minggu ke-2
sinsitotropoblas telah memproduksi cukup banyak hormone HCG himana
fungsinya untuk mempertahankan korpus luteum untuk dapat menghasilkan
progerteron sendiri. Plasenta lengkap terbentuk pada umur dapat menhasilkan
progenteron sendiri. Plasenta lengkap terbentuk pada umur kehamilan 16
minggu.

Sering terbentuknya plasenta embrio juga mengalami pertumbuhan dan


perkembangan yang awalnya terdiri dari 3 lapisan yaitu eksoderm, mesoderm,
dan endometrium sampai terbentuk fetus mulai umur kehamilan 5 minggu
yang akhirnya tumbuh dan berkurang. Plasenta mempunyai fungdi yang
sangat penting bagi embrio yaitu pemberian makanan pada janin, pertukaran –
pertukaran produk – produk metabolisme dan gas, pertukaran nutrient dan
elektrolit, pemindahan antibody ibu, produksi hormone dan alat penyaring
obat – obatan. Selain plasenta, keberadaan amnion juga sangat penting bagi
janin sebagai bantalan pelindung dimana cairan amnion ini akan menyusup
goncangan – goncangan, mencegah terlekatnya mudigah pada amnion,
memberikan ruang gerak pada janin dan pada saat lahir air ketuban (amnion)
akan membantu memberikan jalan lahir.

III. Diagnosa kehamilan

Untuk dapat menegakkkan diagnosa kehamilan dikatakkan penelitian terhadap


beberapa tanda dan gejala kehamilan :

a. Amenorrhea

Wanita harus mengetahui hari pertama haid terakhir supaya dapat


ditafsirkan umur kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan yang dihitung
dengan menggunakan rummus dari naegle.

b. Mengidam

Ibu hamil sering meminta makan atau meniman tertentu terutama pada
bulan – bulan triwulan pertama.

c. mual muntah

biasanya terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan hingga akhir


triwulan pertama karena sering terjadi pada pagi hari disebut mornig
sickness. Bila mual muntah terlalu sering disebut hiperemisis.

d. tidak tahan dengan bau bauan

e. pingsan

bila berada pada tempat temppat ramai yang sesak dan padat bila pingsan.

f. tidak ada selera makan

hanya berlangsung pada kehamilan kemuian nafsu makan timbul kembali.

g. Lelah
h. Payudara membesar tegang dan nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progeteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
Montgomery terlihat lebih membesar.

i. Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar
gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.

j. Konstipasi /obstipasi karena tonus otot – otot usus menurun oleh pengaruh
hormone steroid.

k. Pigmentasi kulit epulsi oleh pengaruh kortikosteroid plasenta dijumpai


dimuka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut
(liea nigra)

l. Ekpulsi yaitu hipertropi dari papil gusi.

m. Pemeriksaan vena – vena dapat terjadi pada kaki, betis, dan muka biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.

Tanda – tanda pasti hamil

- Terdengar DJJ

- teraba bagian – bagian janin.

- Pada pemeriksaan USG

- Pemeriksaan pergerakan janin.

- Pemeriksaan roentgen

- Mencatat elektroksrdiogram janin.

IV. Menentukan usia kehamilan dan tafsiran kehamilan


Dari hapht, tinggi fundus uteri, dari saat mualinya gerakan janin, saat mulainya
terdengar DJJ, dari masuk masuk atau masuknya kepala ke dalam rongga panggul.
V. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada wanita hamil
1. Perubahan fisiologis
a. Sistem reproduksi
b. Sistem kardiovaskuler dan hemotokgilat
c. Sistem pernafasan
d. Sistem pencernaan
e. Sistem perkemihan
f. Tulang dan gigi
g. Sistem intergumen dan muskulus skeletal
h. Sistem endokrin
i. Metabolisme
VI. Kebutuhan fisik ibu hamil yaitu

1. Kebutuhan nutirisi antara lain meminum 8 gelas perhari makanan yang


dikomsumsi harus banyak mengandung protein dan doberikan FE (SF 200mg
3 x sehari) makanan seimbang harus mengandung energi sumber
pemngembangan, dan sumber pengatur.

2. Kebutuhan eliminasi, pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kencing


tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering kencing.
Pada waktu hamil juga mungkin terkena konstipasi yang disebabkan oleh
karena kurang gerak badan, peristalik usus berkurang. Untuk menghindarinya
sebaiknya makan sayuran dan buah – buahan yang, minum yang banyak dan
gerak badan yang cukup.

3. Kebutuhan respirasi kecepatan pernafasan selama kehamilan tidak mengalami


perubahan secara bermakna. Volume tidal elama kehamilan mengalami
peningkatan secara progresif dan volume residual mengalami sedikit
penurunan. Pernafasan normal 20 – 24 x/menit.

4. Kebutuhan seksual hubungan seksual sebaiknya di tunda sampai umur


kehamilan 16 minggu. Koitus sebaiknya dihenstikan pada akhir kehamilan
karena dapat meyebabkan rasa sakit, perdarahan menimbulkan rasa sakit,
perdarahan, kontraksi uterus dan infeksi serta pemecahan ketuban.

5. Kebersihan dan pakaian baju hendaknya yang longgar dan mudah di pakai.
Jika telah sering hamil maka gunakan stagen untuk menunjang otot – otot
perut. Sepatu dengan als kaki yang tinggi sebaiknya jangan dipakai oleh
karena tempat titi berat wanita hamil nerubah sehingga mudah tergelincir dan
jatuh. Selain itu bisa menyebabkan pembendungan vena dan mempercepat
timbulnya varises. Kebersihan danan mengurangi kemungkinan infeksi.

6. Perawatan gigi pada TW I mengalami enek dan muntah. Keadaan ini


menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik sehingga timbul
karies dan gingivitis. Jika kerusakan gigi tidak diperhatikan dengan baik bisa
terjadi komplikasi seperti nefritis septicemia, sepsis pueperalis karena inpeksi
rongga mulut menahun.

7. Imunisasi ibu hamil yang belum medapatkan imunisasi sebelum atau pada
waktu akan menjadi pengantin maka perlu mendapat 2 kali suntikan TT
dengan jarak minimal satu bulan. Bila sudah pernah maka cukup diberikan
sekali dalam kehamilan.

8. Istirahat tidur ibu hamil perlu istirahat atau tidur paling sedikit 1 jam pada
siang hari dengan kaki ditempatkan lebih tinggi dari tubuhnya. Agar tetap kuat
dan tidak bersantai sangat bermanfaat bagi ibu hamil. Agat tetap kuat dan tidak
mudah terkena penyakit. Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari –
hari di rumah, dikantor ataupun dipabrik asl bersifat ringan. Kelelahan harus
dicegah hingga pekerjaan harus diselingi dengan istirahat.

Tanda – tanda bahaya kehamilan pada TW II


a. keletihan yang berlebihan
b. tanda – tanda depresi
c. keputihan sangat banyak disertai bau busuk atau menyengat

d. Pengeluaran cairan
e. Perdarahan pervaginam

f. Rasa nyeri hebat di abdomen


g. Tidak ada pertambahan berat badan / ada tanda dan gejala kekurangan gizi
h. Nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat, tekanan darah tinggi dan
edema patologis
i. Pusing sampai kehilangan kesadaran
j. Demam lebih dari 38,5 0

Perubahan Psikologis
1. Trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman
karena kehamilannya. Ibu belum merasakan hal ini sebagai beban, ibu sudah
dapat menerimma kehamilannya dan mulai merasakan gerakan janin yang
pertama (queckening) sehingga ibu memiliki dorongan psikologis yang besar.
Libido meningkat.

Masalah yang lazim pada ibu TW II dan cara penangannannya.


a. Keputihan
Penanganan
- tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
- memakai pakaian dalam yang terbut dari katun sehingga daya serapnya
baik.
b. Konstipasi
Penanganan
- tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet
- membiasakan buang air besar secara teratur
- buang air besar segera setelah ada dorongan
- melakukan latihan yang teratur
c. Perut kembung
Penanganan
- hindari makan makanan yang mengandung gas.
- Lakukan senam secara teratur
- Mengunyah makanan secara sempurna
- Pertahannkan saat kebiasaan buang air besar yang normal.
d. Sakit punggung bawah dan atas.
Penangana
- gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda.
- Gunakan BH yang tepat dan dengan ukuran yang tepat
- Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan pubggung
- Berlatih dengan cara mengangkat punggung, hindari mrngangkat
beban berat dan keletihan.
e. Pusing
Penanganan
- bangun secara perlahan dari posisi istirahat
- hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang panas.
- Hindari berbaring dalam posisi terlentang
f. Oedema dependen
Penanganan
- Hindari posisi berbaring terlentang
- Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan
berbaring miring kiri dengan kaki agak ditinggikan
- Tinggikan kaki jika bisa
- Jika perlu ketika duduk / berdiri sering melatih kaki untuk ditekuk.
- Angkat kaki ketika duduk atau istirahat
- Hindari kaos kaki yang ketat
- Lakukan senam latihan secara teratur
g. Chloasma / perubahan warna kulit
Penanganan
- hindari sinar matahari yang berlebihan selama masa kehamilan
- gunakan pelindung non alergi
h. Gusi berdarah
Penanganan
- Berkumur dengan air hangat
- Memeriksa gigi secara teratur
- Jaga kebrsihan gigi, menggosok gigi dengan lembut.
i. Hemorrhoid
Penanganan
- hindari konstipasi
- makan – makanan yang berserat
- gunakan kompres dingi, kompres hangat.
- Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum jika perlu.

j. Insomnia / sulit tidur


Penanganan
- gunakan tehnik relaksasi
- mandi air hangat (susu, teh dengan susu) sebelum pergi tidur.
- Melakukan aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
k. Varises pada kaki / vulva
Penanganan
- tinggikan kaki sewaktu berbaring
- berbaring dengan posisi kaki ditinggikan kurang lebih 90o beberapa
kali
- jaga agar kaki jangan bersilang
- hindari berdiri / duduk terlalu lama
- istirahat dalam posisi berbaring miring kiri
- senam hindari pakaian dan korset yang ketat
- jaga postur tubuh yang baik.
l. Perut panas.
Penanganan
- makan sedikit – sedikit tapi sering
- hindari makanan yang berlemak terlalu banyak, makanan yang
digoreng, makanan yang berbumbu merangsang.
- Hindari rokok, kopi, alcohol, coklat (mengritasi gastritis) hindari
berbaring setelah makan segera sebelum tidur.
- Hindari minuman selain air putih saat makan.
Perawatan kehamilan (ANC)

1. Tujuan umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas sehingga di dapatkan ibu dan anak yang sehat.

2. Tujuan khusus

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan soaial


ibu dan bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang


mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit yang secara
umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapakan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,


ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian


ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran


bayi agar tumbuh kembang secara normal.

Pelaksanaan ANC

Antenatal care hendaknya dilakukan sedini mungkin setelah seorang perempuan


merasa dirinya hamil. ANC dilakukan secara teratur dengan jadwal kunjungan sebagai
berikut.

1 x 1 bulan sejak kehamilan sampai dengan UK 28 minggu

2 x 1 bulan UK lebih dari 28 minggu sampai dengan UK 36 minggu


1 x 1 minggu pada UK lebih dari 36 minggu.

Pada setiap kunjungan ibu hamil, seorang bidan harus melakukan pelayanan atau
asuhan standar minimal 7 T yang meliputi :

1. Timbang berat badan

2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi fundus uteri

4. Pemberian imunisasi TT

5. Pemberian tablet bezi

6. Test PMS

7. Temu wicara dalam rangka perawatan kehamilan, persiapan persalinan,


dan persiapan rujukan.

Pemeriksaan khusus obstetric

1. Inspeksi : perut membesar dengan arah memanjang atau melebar, adanya linea
alba atau nigra, adanya striae livide atau albican, adanya jaringan parut.

2. Palpasi : palpasi perut untuk menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian
– bagian janin, letak, presentasi, gerakan janin, kontraksi rahim Braxton hiks
dan his. Cara palpasi yang digunakan adalah Leopold dengan variasi :

a. Leopold I

b. Leopold II

c. Leopold III

d. Leopold IV

3. Auskultasi : pada pemeriksaan auskultasi yang didengarkan adalah denyut


jantung janin. Tujuan pemeriksaan.
a. Mendengarkan bunyi jantung bayi dalam kandungan dapat diketahui
apakah janin hidup atau mati.

b. Mendengarkan irama dan menghitung frekuensi bunyi jantung bayi


sehingga dapat diketahui apakah bayi dalam kandungan sehat atau ada
gangguan.

c. Untuk menentukan area terdengarnya DJJ yang paling keras (puncyum


maximum) sehingga dapat dipastikan presentasi janin dalam
kandungan tunggal atau ganda. Frekuensi yang dihitung adalah lima
detik pertama, lima detik ketiga dan lima detik kelima, dijumlahkan
lalu dikalikan empat.

KONSEP ASKEB

Asuhan kebidanan yang dibrikan kepada ibu hamil dilakukan dengan cara
pendekatan manajemen varney. Penerapan 7 langkah menajemen varney di dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis sebagai berikut :

1. Data subyektif yang terdiri dari

 Biodata ibu dan suami

 Alasan ibu memeriksakan diri.

 Riwayat kehamilan sekarang

 Riwayat kebidanan lalu

 Riwayat menstruasi

 Riwayat pemakaian alat kontrasepsi

 Riwayat kesehatan

 Riwayat bio_psiko_sosial_spiritual

 Pengetahuan ibu tentang tanda – tanda bahaya kehamilan.


Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data subyektif yaitu dengan anamnesa
dta subyektif yang mungkin dikumpulkan pada ibu hamil TW II antara lain :

2. Data subyektif yang mungkin didapatkan pada ibu hamil TW II antara lain
 Keluhan yang dirasakan ibu seperti kloasma / perubahan warna
kulit, sakit punggung bawah dan atas, pusing, perut kembung,
oedema dependen, gusi berdarah, hemoroid, insomnia,
keputihan, konstipasi, varises pada kaki dan vulva, perut panas.

3. Data obyektif

Didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh


pemeriksaan dan hasil pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan sistematis,
dan obstetric dengan tehnik palpasi, inspeksi, auskultasi, dan perkusi serta
hasil pemeriksaan penunjang (lab, roentgen, USG)

Data obyektif yang mungkin didapatkan pada ibu hamil TW II yaitu :


- BB meningkat 5 – 5,5 kg pada TW II 0,5 setiap minggunya
- DJJ terdengar pada UK > 18 minggu dengan funduskup dan Uk > 12
dengan Doppler
- TFU dapat di ukur dengan pitaukuran kalau UK > 22 minggu
- TFU pada UK 16 minggu setengang sympisis pusat.
- TFU pada Uk 20 minggu 3 jari bawah pusat
- TFU teraba Uk 24 setinggi pusat
- TFU pada UK 28 minggu 3 jari atas pusat
- Tekanan darah pada UK 20 – 24 minggu berangsur – angsur meningkat
- Hb akan menurun pada TW II sampai 10,5 gr %

II. Interprestaasi data dasar

1. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh


bidan dalam lingkup praktik kebidanan dengan memenuhi standat
diagnosa Nomenklatur Kebidanan yang dapat menjawab 8 pertanyaan
keadaan yaitu :

 GAPAH

 Umur kehamilan

 Letak anak bila UK lebih atau sama dengan 36 minggu

 Jumlah janin bila UK lebih atau sama dengan 28 minggu

 Keadaan anak : hidup / mati

 Intra / ekstra

 Penyulit / komplikasi

 Kesan panggul K / P

2. Masalah

Masalah merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan


perkembangan fisiologis kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif
terhadap kehamilannya.

3. Kebutuhan

Merupakan hal – hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu
harus diketahui oleh ibu tapi tidak disarankan oleh ibu hamil. Hal yang
dibutuhkan oleh ibu hamil dapat berupa informasi / tindakan.

III. Merumuskan diagnosa / masalah potensial

Pada tahan ini setelah bidan merumuskan diagnosa dan atau masalah dituntut
untuk memikirkan masalah dan diagnosa potensial yang merupakan akibat dari
masalah / diagnosa yang ada. Langkah ini membutuhkan antisifasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap – siap
bila diagnosa atau masalah potensial ini benat – benar terjadi.

IV. Merumuskan kebutuhan akan tindakan segera, tindakan kolaborasi.

Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisifasi ancamam yang faal,


sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Tindakan segera bisa
merupakan intervensi langsung oleh bidan bisa juga berdasarkan hasil
kolaborasi dengan profesi lain.

V. Menyusun rencana auhan yang menyeluruh

Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu pada diagnosa


masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat
diberi asuhan.

VI. Pelaksanaan asuhan sesuai dengan perencanaan secara afisien.

Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah


direncanakan pada langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan
segera, support, kolaborasi, bimbingan konseling, pemeriksaan dan follow up.

VII. Evaluasi

Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan, hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien terpenuhi,
masalah yang ada terpecahkan, masalah potensial dihindari, klien dan keluarga
mengetahui kondisi kesehatannya dank lien mengetahui apa yang harus
dilakukan dalam rangka menjaga kesehatannya.
Sumber :
1. Arisma. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta : EGC
2. Bobok, Jensen. 2005. Perawatan Maternitas dan Ginekologi, Jakarta : EGC
3. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2, Jakata Buku Kedokteran
EGC.
4. Pusdinakes WHO, JHPIEGO. 2003. Asuhan Ante NATAL.
5. Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
6. Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
7. Sastrawinata, Sulaiaman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Bagian Obstetri dan
Ginekologi Falkultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
8. Saifudidin Abdul Bari dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan
neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai