Anda di halaman 1dari 64

BUKU INFORMASI

TEKNIK MEKATRONIKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA
2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ 1


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 3
A. TUJUAN UMUM (Unit Kompetensi) ............................................... 3
B. TUJUAN KHUSUS (Elemen Kompetensi) ........................................ 3
BAB II Menyiapkan aktivitas pekerjaan ......................................................... 4
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan aktivitas pekerjaan 4
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan aktivitas pekerjaan 4
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menyiapkan aktivitas pekerjaan 4
BAB III Menyambungkan sensor .................................................................. 15
A. Pengetahuan yang Diperlukan Menyambungkan sensor ................. 15
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyambungkan sensor ....... 15
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menyambungkan sensor.......... 16
BAB IV Men-setup sensor ............................................................................ 42
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Men-setup sensor................. 42
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Men-setup sensor................. 42
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Men-setup sensor ................... 43
BAB V Mengkondisikan kembali area kerja
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalamMengkondisikan kembali area
kerja........................................................................................... 48
B. Keterampilan yang Diperlukan dalamMengkondisikan kembali area
kerja........................................................................................... 48
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalamMengkondisikan kembali area kerja
.................................................................................................. 48
BAB VI Melaporan hasil pemeliharaan dan pengesetan sensor
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalamMelaporan hasil pemeliharaan dan
pengesetan sensor ...................................................................... 54
B. Keterampilan yang Diperlukan dalamMelaporan hasil pemeliharaan
dan pengesetan sensor…………..................................................... 54

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 1 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalamMelaporan hasil pemeliharaan


dan pengesetan sensor................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 60
DAFTAR ALAT DAN BAHAN .......................................................................... 61
A. DAFTAR PERALATAN/MESIN ........................................................ 61
B. DAFTAR BAHAN .......................................................................... 61
DAFTAR PENYUSUN .................................................................................... 62

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 2 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memelihara sensor

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi MEMELIHARA
SENSORini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Peserta diharapkan dapat menyiapkan aktivitas pekerjaan
2. Peserta diharapkan dapat menyambungkan sensor
3. Peserta diharapkan dapat men-setup sensor
4. Peserta diharapkan dapat mengkondisikan kembali area kerja
5. Peserta diharapkan dapat melaporkan hasil pemeliharaan dan pengesetan
sensor

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 3 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

BAB II
MENYIAPKAN AKTIVIAS PEKERJAAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menyiapkan aktivitas pekerjaan


1. Peralatan dan Perlengkapan K3

2. Peraturan dan Standar K3 Industri


3. Prosedur kerja perusahaan tentang pemeliharaan sensor
4. Prosedur kerja perusahaan tentang persiapan pekerjaan

B. Keterampilan yang diperlukan dalammenyiapkan aktivitas pekerjaan


1. Menggunakan peralatan K3
2. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
3. Mampu bekerja dibawah pengawasan terbatas
4. Menerapkan prosedur darurat
5. Mampuberkomunikasidalamtimkerja,pihakmanajemen dan bagian lain
yang terkait

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam menyiapkan aktivitas pekerjaan


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam menyiapkan aktivitas pekerjaan
2. Taat asas dalam mengaplikasikan langkah-langkah, panduan, dan pedoman
yang dilakukan dalam menyiapkan aktivitas pekerjaan
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu melakukan analisis.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 4 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Bahan Informasi menyiapkan aktivitas pekerjaan


Dalam bekerja di dunia teknik seperti di industri, bengkel, laboratorium dan lain-lain
sering kali di pertemukan dengan suatu keadaan yang berkaitan dengan sensor
terintegrasi dengan controller. Controller sendiri di dunia industry terdapat berbagai
macam bentuk seperti contohnya PLC, DCS, Mikrokontroller, Mikroprosesor dan lainlain.
Perbedaan tipe controller berpengaruh terhadap karakteristik kerja input-output yang
ada di dalamnya. Sebagai contoh PLC memiliki input/output digital 0-24 VDC, 012 VDC,
0-220 VAC sedangkan pada mikrokontroller maupun mikroprosesor input/output digital
bekerja pada nilai 0 dan 5 VDC.
Karakteristik tipe input/output controller yang digunakan perlu diperhatikan karena harus
disesuaikan dengan jenis input sensor dan jenis output actuator yang sesuai. Dalam
pembahasan buku ini mengarah pada pengecekan tipe jenis kontroler, jenis sensor, jenis
actuator dan penyesuaian antara input sensor dan controller dengan menggunakan
tranduser ataupun rangkaian pengkondisi sinyal serta terakhir penyesuaian output
kontroler terhadap actuator dengan memilih ataupun mendesain driver yang tepat
Menyiapkan data sheet Sensor
Pemilihan Sumber Tegangan sensor
Data sheet sensor perlu disiapkan karena setiap seri dari berbagai sensor memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Hal pertama yang harus kita perhatikan dari pemilihan
tipe sensor adalah tipe input/output dari sensor tersebut apakah output transistor,
output relay, tegangan kerja sensor, tegangan kerja input/output, dan lain-lain.
Perhatikan contoh data sheet sensor di bawah ini:

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 5 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Gambar Data sheet Sensor


Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala – gejala
atau sinyal – sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik,
energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. Suatu
peralatan yang memberitahukan kepada sistem kontrol tentang apa yang
sebenarnya terjadi dinamakan sensor atau juga dikenal sebagai transduser.
Sebagai contoh tubuh manusia mempunyai sistem sensor luar biasa yang
memberitahukan kepada otak manusia secara terus menerus dengan gambar –
gambar yang layak dan lengkap di sekitar lingkungan. Untuk sistem kontrol si
pembuat harus memastikan parameter apa yang dibutuhkan untuk dimonitor
sebagai contoh: posisi, temperatur, dan tekanan, kemudian tentukan sensor dan
rangkaian data interface untuk melakukan perkerjaan ini. Sebagai contoh, kita ingin
mengukur aliran cairan dalam suatu pipa dengan menggunakan flowmeter, atau
kita ingin mengukur aliran secara tidak langsung denganmelihat seberapa lama
cairan mengisi suatu tangki dengan ukuran tertentu. Kebanyakan sensor bekerja
dengan mengubah beberapa parameter fisik seperti temperatur atau posisi ke
dalam sinyal listrik. Ini sebabnya mengapa sensor juga dikenal sebagai transduser
yaitu suatu peralatan yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Sensor dapat beroperasi baik dengan cara:
 sentuhan (kontak), misalnya limit switch, sensor gaya,
 tanpa sentuhan (kontak), misalnya hambatan cahaya, hambatan udara,
detektor inframerah, sensor ultrasonik reflektif, sensor magnetik dll.
Bahkan limit switch sederhana dapat diartikan sebagai sensor.

Macam-macam Sinyal Keluaran Sensor


Menurut jenis sinyal yang dikeluarkan terdapat 5 macam jenis sensor, yaitu
kategori tipe A, B, C, D dan E.
a. Tipe A, yaitu
Sensor dengan sinyal output biner/digital, seperti:
 Proximity sensors, Pressure sensors, Filling level sensor, Bimetal sensor
Sensor ini dapat dihubungkan langsung ke PLC.

b. Tipe B, yaitu:

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 6 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Sensor dengan output denyut nadi (pulsa). Contoh: panjang Incremental dan
sensor sudut putar

c. Tipe C, yaitu:
Sensor dengan output analog dan tanpa amplifier terintegrasi dan konversi
elektronik, yang memberikan sinyal keluaran analog sangat kecil, tidak untuk
evaluasi langsung (keluarannya berkisar beberapa millivolt). Sinyal yang akan
dievaluasi membutuhkan sirkuit tambahan.
Seperti:
 Piezoresistive atau piezoelectricsensor,
 Pt-100- atau sel thermoelectric
 Magnetoresistor dan Hallsensor
 pH- dan conductivity measuring probes
 Linear potentiometer
Aplikasi ini ada di mana-mana, dalam kasus produksi yang besar, pengguna
dapat memilih solusi elektronik sendiri.

d. Tipe D, yaitu:
Sensor dengan output analog dan amplifier terintegrasi dan konversi elektronik
memberikan sinyal keluaran yang dapat segera dievaluasi.
Contoh:
 0 - 10 V
 1- 5V
 -5 - +5 V
 0 - 20 mA
 4 - 20 mA
 -10 - +10 mA

e. Tipe E, yaitu:
Sensor dan sistem sensor dengan output sinyal standar, misalnya RS-232-C,
RS-422-A, RS-485 atau dengan antarmuka bus data seperti field bus (profibus,
sensor – aktuator - bus).

Sensor Binary dan Analog


a. Sensor Binary

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 7 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Sensor biner adalah sensor yang mengubah besaran fisik menjadi sinyal biner,
sebagian besar sinyal listrik dengan status "ON" atau "OFF".
Contoh dari sensor binary adalah:
 katup dengan rol, sensor proksimiti, sensor tekanan, sensor level,
sensor temperatur

b. Sensor Analog
Sensor analog adalah sensor yang mengubah besaran fisik menjadi sinyal
analog, sebagian besar sinyal analog listrik seperti tegangan atau arus.
Contoh sensor analog antara lain:
 Sensor gaya, Sensor berat, Sensor tekanan, Sensor untuk torsi, Sensor
aliran (untuk gas dan cairan), Throughput sensors (for solid materials),
Filling level sensors , Sensors for temperature/other thermal values,
Sensors for optical values, Sensors for electromagnetic values.
Simbol-Simbol Komponen Listrik
Berikut ini adalah simbol-simbol kontak listrik yang digunakan oleh sakelar
pengendali dan sensor-sensor.

Tabel 1. 1 Macam-macam simbol kontak

Komponen Keterangan Simbol

Dalam keadaan normal kontak


Kontak N/O
terbuka

Dalam keadaan normal kontak


Kontak N/C
tertutup

Dalam keadaan normal, kontak


Kontak Pemindah berada pada posisi kanan atau kiri
(Tukar) tergantung perintah terakhir yang
mengoperasikannya.
Kontak pilih
Kontak normal terbuka dengan 3
dengan 3 posisi
posisi 1 - 0 – 2
1-0–2
Kontak normal terbuka bila
Kontak N/O diaktifkan menutup dan tidak akan
dengan pengunci kembali dengan sendiri (tidak
reset otomatis).
Kontak normal tertutup bila
Kontak N/C diaktifkan membuka dan tidak
dengan pengunci akan kembali dengan sendiri
(tidak reset otomatis).

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 8 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Komponen Keterangan Simbol

Kontak normal terbuka dalam


Kontak N/O aktif
keadaan aktif.

Tabel 1. 2 Macam-macam simbol kontak yang dioperasikan dengan tangan (Manual)

Komponen Keterangan Simbol


Kontak N/O Simbol umum
dioperasikan Kontak N/O yang dioperasikan
dengan tangan dengan tangan (otomatis reset)

Ditekan tombol kerja (kontak


Tombol tekan
terhubung), dilepas tombol kembali
dengan kontak N/O
seperti semula

 Simbol umum
Kontak N/O  Setelah dioperasikan, bila
dioperasikan dilepas kontak tetap
dengan tangan hubung.(tidak otomatis reset)
 Fungsi sebagai sakelar

Ditekan sakelar bekerja (kontak


Sakelar tekan
terhubung), dilepas sakelar tetap
dengan kontak N/O
bekerja

Sakelar putar Tidak diputar, tidak kembali ke


dengan kontak N/O posisi semula

1 0 2
Sakelar dapat dioperasikan 3
Sakelar pilih 1-0-2 posisi dengan cara memutar ke:
 posisi 0, posisi 1, posisi 2

Sakelar yang dioperasikan dengan


Sakelar tarik dengan cara menarik tombolnya. Bila
kontak N/C tombol ditarik kontak terlepas
(tidak hubung)
Dua kontak N/O dan NC yang
dioperasikan dengan 1 tombol
Tombol Tekan N/O,
bersama. Tombol ditekan, kontak
NC Seporos
N/O terhubung dan kontak N/C
terputus.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 9 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Tabel 1. 3 Macam-macam simbol kontak yang Dioperasikan Dengan Mekanik

Komponen Keterangan Simb


ol
Kontak N/O Bila ada benda kerja dari luar
dioperasikan dengan menyentuh tuas rol, maka kontak limit
tuas rol (limit switch) switch terhubung.

Kontak pemindah Bila ada benda kerja dari luar


dioperasikan dengan menyentuh tuas rol, maka kontak limit
tuas rol switch berpindah hubungan nya

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 10 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Tabel 1. 4 Macam-macam simbol sensor


Komponen Keterangan Simbol
+
Sensor akan bekerja bila ada
Magnetic Proximity
magnet dekat dengan sensor
Sensor tersebut.
-
+
Sensor akan bekerja bila ada
Inductive Proximity
logam dekat sensor tersebut
Sensor dengan jarak tertentu.
-
+
Sensor akan bekerja bila ada
Capasitive Proximity benda logam maupun non logam
Sensor dekat sensor tersebut dengan
jarak tertentu. -
+
Sensor akan bekerja bila ada
Optic Proximity Sensor benda mengganggu jalannya
sinar sensor tersebut. -

Kriteria Pemilihan Sensor Proksimiti


Ada 3 macam sensor yang sering digunakan dalam kontrol listrik yaitu:limit switch,
pressure switch dan proximity switch, seperti pada gambar 1.10.

Limit switch Pressure switch Proximity switch


Gambar 1. 1Macam-macam sensor

Sangat berbeda dengan limit switch, proximity switch beroperasi tanpa sentuhan
(non contact switching) dan tanpa gaya mekanik dari luar. Ada beberapa macam
proximity switch yaitu :
 Reed switch
 Induktive proximity switch
 Capasitive proximity switch
 Optical proximity switch

Keuntungan dari sensor proksimiti tanpa sentuhan adalah:


 penginderaan posisi geometris tepat dan otomatis
 penginderaan benda dan proses tanpa sensuhan; tidak ada sentuhan antara
sensor dan benda kerja,

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 11 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

 karakteristik switching cepat; karena sinyal output dihasilkan secara elektronik,


sensor yang bebas aus dan tidak membuat kesalahan pulsa.
 sensor elektronik tidak mempunyai bagian yang bergerak yang dapat membuat
kontak berkarat,
 jumlah siklus switching tidak terbatas,
 tersedia untuk digunakan dalam kondisi berbahaya (misalnya daerah dengan
bahaya ledakan).

1.5.3 Simbol sensor proksimiti


Simbol sensor proksimiti digambarkan seperti pada gambar 1.11, sedangkan untuk
mengetahui jenis sensor proksimitinya dengan melihat tanda di dalam simbol
tersebut. Tanda dari jenis sensor tersebut seperti berikut.

Gambar 1. 2 Simbol sensor


proksimiti

Bila di dalam simbol sensor proksimiti terdapat tanda induktif maka jenis sensor
tersebut adalah sensor proksimiti induktif. Identitas sensor proksimiti pada
rangkaian listrik adalah : B (B1, B2, … ).

1.5.4 Kriteria Pemilihan Sensor Proksimiti


Salah satu fungsi sensor adalah mendeteksi benda kerja. Benda kerja terbuat dari
logam mudah dideteksi dengan menggunakan sensor proksimiti induktif jika jarak
pensensorannya pendek yaitu berkisar antara 0,4 s.d 10 mm. Untuk jarak yang
jauh lebih cocok dideteksi dengan sensor proksimiti optik jenis through-beam
sensors.

Sensor proksimiti kapasitif sesuai untuk mendeteksi semua benda baik logam
maupun non logam tetapi dengan jarak yang relatif pendek seperti hanya sensor
proksimiti induktif. Objek yang akan dideteksi oleh sensor proksimiti kapasitif harus
dari volume minimum tertentu. Sensor proksimiti ultrasonik dan optical diffuse
reflective proximity sensors dapat mendeteksi berbagai bahan yang berbeda
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 12 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

dengan jarak yang lebih besar. Namun, mendeteksi benda dengan permukaan
miring dapat menimbulkan masalah.
Kriteria lebih lanjut untuk pemilihan sensor proksimiti adalah kondisi obyek yang
akan dideteksi, persyaratan instalasi untuk sensor proksimiti dan faktor lingkungan
yang harus diperhitungkan. Setelah semua persyaratan ini telah ditetapkan, sensor
proksimiti yang sesuai dapat dipilih dari berbagai produk alternatif yang ditawarkan.
a. Object material
Obyek material yang akan dideteksi dari bahan berpenghantar listrik (konduktor)
atau tidak (isolasi). Obyek dengan bahan konduktor seperti:
Baja, Baja tahan karat (Stainless), Brass, Tembaga, Aluminium,
Nikel, Chromium, Berlapis logam, bahan tidak menghantarkan listrik,
tergantung pada spesifik ketebalan lapisan, Grafit
Obyek dengan bahan isolasi seperti:
Plastik, Kertas, Cardboard, kayu, Tekstil, Kaca
Sifat bahan isolasi:
Transparan atau non-transparan secara optik
Kemampuan refleks optik dari permukaan (menyerap untuk memantulkan)
Homogen, non-homogen (misalnya material komposit)
Porous, berserat
Padat, cair, material lepas
Dielektrikkonstan
Ukuran dan Bentuk:
Ukuran struktur obyek yang dideteksi dan mungkin diklasifikasi untuk
bentuk standar, misalnya blok, silinder, bola, kerucut.
b. Kondisi untuk mendeteksi benda-benda
Sentuhan atau non-sentuhan,
Jarak antara sensor dan objek, mungkin dengan mempertimbangkan setiap
toleransi yang mungkin terjadi dalam hal jarak, misalnya dalam
kasusbenda bergerak.
Kecepatan dari objek atau waktu bergerak selama obyek ada atau
downtime.
Tetap atau perubahan penginderaan, misalnya posisi obyekyang berbeda.
Jarak ke objek yang berdekatan, resolusi dari interogasi yang dibutuhkan.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 13 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

 Jenis latar belakang atau area di bawah.


c. Kondisi Instalasi
 Tersedianya ruang kosong yang tersedia (jarak/volume) disekitar daerah
penginderaan.
 Diperlukan jarak minimum antara beberapa sensor yang berdekatan.
d.Pertimbangan lingkungan
 Suhu ruang
 Pengaruh debu, kotoran, partikel, kelembaban, percikan air, jet air antara
lain, melihat kelas perlindungan IP.
 Pengaruh medan magnet atau listrik, misalnya dalam lingkungan
pengelasan.
 Pengaruh pancaran cahaya luar (pencahayaan yang khas dari ruangan).
 Ruang dengan bahaya ledakan
 Kebersihan lingkungan kamar
 Kebutuhan ruang yang bersih atau steril untuk digunakan pada kemasan
makanan atau dalam lingkungan medis.
 Aplikasi dalam kondisi tekanan atau vakum tinggi.

e. Aplikasi keamanan
 Aplikasi di daerah dengan bahaya ledakan
 Aplikasi untuk tujuan pencegahan kecelakaan
 Aplikasi dimana peningkatan langkah-langkah keamanan yang diperlukan
terhadap kerusakan
f. Pilihan / fitur sensor proksimiti
 Desain/tipe dengan spesifikasi ukuran
 Suplai tegangan(DC, AC)
 Jenis switch keluaran dan tipe pengaman rangkaian:
 Keluaran positip (PNP output)
 Keluaran negatip (NPN output)
 Pengaman hubung singkat
 Perlindungan polaritas terbalik
 Sambungan : kabel atau konektor
 Kelas perlindungan IEC 529, DIN 40050
 Suhu lingkungan yang diijinkan selama operasi
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 14 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

 Desain khusus tersedia DIN 19234 (NAMUR) ataudesain


aman("perlindungan ledakan"), atau desain perlindungan kecelakaan
 Arus beban maksimum
Jarak minimum antar sensor

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 15 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

BAB III
MENYAMBUNG SENSOR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menyambungkan sensor


1. Peralatan dan Perlengkapan K3
2. Peraturan dan Standar K3 Industri
3. Prosedur kerja perusahaan tentang pemeliharaan sensor
4. Prosedur kerja perusahaan tentang persiapan pekerjaan
5. PemahamantentangdiagramrangkaiansistemkontroldanPipingsertaInstrume
ntationDiagram
6. Jenis dan tipe kabel transmisi (unshielded twisted pair, shielded twisted
pair, ribbon flat,coaxial cable) dan fiber-optic
7. Jenis dan tipe sinyal transmisi (arus, tegangan dan frekuensi)
8. Jenis dan tipe sensor aliran, tekanan, temperatur dan lainnya
9. Teknikpemasangan,penyambungan,pengujiandansetup sensoraliran,
tekanan, temperatur dan lainnya
10. Alatukurdanpengukuranaliran,tekanan,temperaturdan lainnya

B. Keterampilan yang diperlukan dalam menyambungkan sensor


1. Menggunakan peralatan K3
2. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
3. Mampu bekerja dibawah pengawasan terbatas
4. Menerapkan prosedur darurat
5. Mampuberkomunikasidalamtimkerja,pihakmanajemen dan bagian lain yang
terkait
6. Memilih dan menggunakan kabel transmisi sesuai fungsi dan spesifikasinya
7. Memasang, menyambung, menguji dan mengeset sensor aliran, tekanan,
temperatur dan lainnya
8. Menggunakan alat ukur aliran, tekanan, temperatur dan lainnya

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 16 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam menyambungkan sensor


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam dalam menyiapkanaktivitas pekerjaan
2. Taat asas dalam asas mengap asas likasikan langkah-langkah, panduan,
dan pedoman yang dilakukan dalam menyiapkan aktivitas pekerjaan
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu melakukan analisis.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 17 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Bahan Informasi menyambungkan sensor


Induktive, capasitive dan opticalproximity switch adalah termasuk sensor elektronik.
Pada sensor ini tidak ada gerakan kontak. Output sensor secara listrik terhubung
dengan tegangan suplai positip atau negatip.Proximity switch mempunyai 3 kabel:
 Satu kabel untuk tegangan suplai positip,
 Satu kabel untuk tegangan suplai negatip,
 Satu kabel untuk sinyal atau output sakelar.

Ada dua jenis sensor tergantung dari polaritas tegangan outputnya yaitu :
 Sensor dengan keluaran tegangan positip (PNP) dan
 Sensor dengan keluaran tegangan negatip (NPN).

a. Sensor dengan keluaran tegangan positip (PNP)


Sensor proksimiti arus searah dengan keluaran PNP, terminal keluaran
terhubung ke tegangan positif melalui switch. Ini berarti bahwa jika beban
terhubung (display, relay, ...) ke sensor, maka satu sambungan harus terhubung
ke keluaran sensor dan sambungan lain ke 0V. Sensor proximiti PNP adalah
sensor dengan switching positif.

Gambar 1. 3Sensor proksimiti dengan keluaran PNP

Keluaran sensor proksimiti PNP dapat berupa "kontak NO" atau "kontak NC"
seperti pada gambar 1.13.

Kontak NO sensor PNP Kontak NC sensor PNP

Gambar 1. 4Keluaran sensor proksimiti PNP


Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 18 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

b. Sensor dengan keluaran tegangan negatip (NPN)


Sensor proksimiti arus searah dengan keluaranNPN, terminal keluaran
terhubung ke tegangannegatifmelalui switch. Ini berarti bahwa jika beban
terhubung (display, relay, ...) ke sensor, maka satu sambungan harus
terhubung ke keluaran sensor dan sambungan lain keterminal positif. Sensor
proximiti NPNadalah sensor dengan switching negatif.

Gambar 1. 5Sensor proksimiti dengan keluaran NPN

Sama seperti sensor PNP, keluaran sensor proksimiti NPN dapat berupa "kontak
NO" atau "kontak NC" seperti pada gambar 1.15.

Kontak NO sensor NPN Kontak NC sensor NPN

Gambar 1. 6Keluaran sensor proksimiti NPN

Reed Switch
Reed switch adalah proximity switch yang dioperasikan secara magnetik. Ia terdiri
dari dua kontak buluh (reed) dalam tabung gelas yang diisi gas. Gambar 2.1
menunjukkan kontak buluh di dalam gelas kaca. Kapsul diisi dengan gas untuk
mencegah kontak dari karat. Bagian dari kontak buluh yang bersentuhan ketika
menutup,dilapisi dengan logam mulia untuk mendapatkan konduktivitas yang baik.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 19 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Gambar 2. 1Kontak buluh dalam gelas kaca

Berikut ini adalah konstruksi reed switch dan diagram rangkaiannya.

Gambar 2. 2Reed switch dan diagram rangkaiannya

Reed switch mempunyai 3 kabel. Hubungannya adalah sebagai berikut :

 Satu kabel (coklat) untuk tegangan suplai positip,


 Satu kabel (biru) untuk tegangan suplai negatip,
 Satu kabel (hitam) untuk sinyal atau output sakelar.
Identitas pada rangkaian listrik adalah : B (B1, B2, … ).
+

-
Gambar 2. 3Simbol reed switch dan benda aslinya

2.1.2 Prinsip Kerja


Prinsip kerja reed switchadalah sederhana. Kontak buluh biasanya terbuka. Celah
udara di antara kedua buluhmengisolasi mereka dan tidak ada arus dapat mengalir
melalui kontak. Namun, jika magnet permanen ditempatkan dekat dengan kontak,
fluks magnetik yang dihasilkan oleh magnet menarik dua buluh bersama-sama.

Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.4, ujung yang dilapisi logam mulia dari salah
satu buluh menjadi kutub utara magnet, sedangkan ujung buluh yang lain menjadi
kutub selatan magnet. Sejak saat itu kedua buluh memiliki kutub magnet yang

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 20 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

berlawanan, mereka saling menarik dan dua buluh bersentuhan bersama untuk
menutup rangkaian listrik. Ketika magnet menjauh dari kedua buluh, mereka
terlepas dan rangkaian listrik terbuka lagi.

Gambar 2. 4Reed switch diaktifkan oleh magnet

Dalam pemakaian di teknik kontrol reed switch dipasang langsung pada rumah
silinder. Ia diaktifkan oleh cincin magnetik yang ada pada piston silinder. Jika cincin
magnet bergerak tepat pada reed switch menyebabkan kontak menutup akibat dari
medan magnet dan arus listrik dapat mengalir melaluinya.

Tidak aktif aktif


Gambar 2. 5Prinsip kerja reed switch pada badan silinder

Pada umumnya reed switch mempunyai kontak normal terbuka (N/O). Dalam
pemakaian industri, reed switch dilengkapi dengan lampu tanda LED.

Reed switch mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


 Mempunyai umur yang panjang,
 Bebas perawatan,
 Waktu hubung pendek : 0,2 ms
 Tidak cocok untuk digunakan dalam daerah dengan medan magnet besar
(misalnya di sekitar mesin penyolderan tahanan)
 Arus maksimum harus dibatasi oleh reed switch agar kontak tidak terbakar.

2.1.3 Pemasangan reed switch pada silinder.


Gambar berikut menunjukkan cara memasang reed switch pada silinder kerja
ganda:
 Tempatkan reed switch pada slot silinder.
 Atur ke posisi akhir mundur atau akhir maju.
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 21 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

 Kencangkan dengan kunci L yang sesuai.

Gambar 2. 6Pemasangan reed switch pada badan silinder

Fungsi reed switchuntuk mendeteksi posisi akhir maju atau mundur dari silinder.

2.1.4 Rangkaian reed switch


Rangkaian reed switch ditunjukkan seperti gambar berikut untuk tipe PNP dan
NPN.

PNP NPN
Gambar 2. 7Rangkaian reed switch dengan beban relai

2.1.5 Data Teknik Reed Proximity Sensor


Berikut ini adalah contoh data teknik reed proximity sensor.

Tabel 2. 1Data Teknik Reed proximity sensor

Parameter Nilai
Tegangan switching 12 – 27VDC atau AC
Ketelitian switching ± 0,1 mm
Kemampuan kontak maksimum 40 W
Maximum magnetic interference induction 0,16 mT
Arus switching maksimum 2A
Frekuensi switching maksimum 500 Hz
Waktu switching 2 ms
Konduktasi 0,1 
Umur kontak 5 juta siklus switching
Klas Keamanan (IEC 529, DIN 40050) IP 66
Temperatur ruang kerja -20 – +60 °C

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 22 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Saat memasang reed proximity sensor, pastikan bahwa tidak ada intervensi medan
magnet luar yang dekat sensor dengan kuat medan lebih dari 0,16 mT (T = Tesla).
Jika hal ini terjadi, maka sensor harus dilindungi.

Jika beberapa silinder pneumatik dilengkapi dengan reed proximity sensor, maka
jarak minimum 60mm diperlukan antara sensor dan dinding silinder eksternal yang
berdampingan.

Dengan reed proximity sensor, arus maksimum harus dikurangi. Jika tidak hal ini
dapat menyebabkan busur api selama switching atau dapat membakar pisau
kontak. Sebuah resistor (R) dipasang seri berfungsi sebagai pembatas arus dan
agar umur switching lebih panjang seperti terlihat pada gambar 2.8.

Gambar 2. 8Pembatas arus pada reed proximity sensor

2.2 Sensor Proksimiti Induktif


2.2.1 Pengertian
Sensor induktif mendeteksi keberadaan benda-benda logam dengan menghasilkan
medan elektromagnetik dan mendeteksi perubahan di medan ini.

Gambar 2. 9 Sensor induktif dan simbolnya

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 23 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

2.2.2 Prinsip kerja

Sensor induktif terdiri dari kumparan, osilator, rectifier (rangkaian detektor), dan
rangkaian keluaran, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10.

Gambar 2. 10Blok diagram sensor induktif

Osilator menghasilkan tegangan frekuensi tinggi yang diterapkan pada kumparan


untuk menghasilkan medan elektromagnetik. Gambar 2.11 menunjukkan bahwa
jika benda logam memasuki medan magnet, arus eddy diinduksi dalam objek. Hal
ini menyebabkan hilangnya energi dan mengurangi besarnya osilasi. Ketika
kehilangan energi menjadi cukup signifikan, osilator berhenti berfungsi.

Gambar 2. 11Prinsip kerja sensor induktif


Rectifier mengubah sinyal keluaran AC dari osilator ke tegangan DC. Ketika
tegangan DC mencapai "tingkat operasi," transistor keluaranaktif. Ketika tegangan
DC menurun ke "tingkat melepaskan," transistor keluaran nonaktif.Karena medan
magnet yang terkait dengan arus eddy induksi cukup kecil, jarak penginderaan
maksimum dari sebuah sensor induktif juga cukup kecil. Jarak penginderaan
adalah dari 1 mm sampai 15 mm (0,04 ke 0,6 in). Jarak penginderaan untuk sensor
induktif tergantung pada ukuran kumparan dan jenis logam. Sensor induktif harus
berjarak dari benda-benda logam di sekitarnya dan sensor lain untuk menghindari
yang mempengaruhi operasi.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 24 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

2.2.3 Pemakaian Sensor Induktif


Gambar 2.12 menunjukkan dua contoh bagaimana sensor induktif digunakan. Di
sebelah kiri, sebuah sensor induktif memeriksa tutup botol. Botol tanpa tutup
ditolak. Sensor induktif bekerja lebih baik daripada sensor proksimiti lain dalam
aplikasi ini karena mereka tidak terpengaruh oleh kelembaban tinggi. Pada gambar
2.12b, sensor induktif menghitung paku keling pada benda kerja yang telah selesai
diproses.

Gambar 2. 12Aplikasi sensor induktif

Induktive proximity sensor mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


 Semua material dengan daya hantar listrik tinggi dapat dideteksi oleh sensor
ini. Selain logam, juga graphite.
 Obyek yang dapat dideteksi : bergerak atau diam
 Obyek dengan luas permukaan yang besar lebih cepat dapat dibaca
daripada obyek dengan luas permukaan yang kecil.
 Digunakan paling besar sebagai sensor digital.

2.2.4 Sambungan Sensor Induktif


Rangkaian sensor induktif ditunjukkan seperti gambar berikut untuk tipe PNP dan
NPN.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 25 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

PNP NPN
Gambar 2. 13 Rangkaian sensor induktif dengan beban relai

2.2.5 Data Teknis Sensor Induktif


Berikut ini adalah contoh data teknik inductive proximity sensor.

Tabel 2. 2Data TeknikInductive proximity sensor

Parameter Nilai
Obyek material Logam
Tegangan switching 10 – 30V
Jarak switching nominal 0,8 – 10 mm, maksimum 250mm
Arus switching maksimum 75-400mA
Induksi respon minimal 2 – 35 mT
Getaran 10 – 50Hz, 1mm amplitudo
Kepekaan terhadap kotoran Tidak peka
Umur pelayanan Sangat lama
Frekuensi switching maksimum 1000 Hz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN 40050) sampai IP 67
Temperatur kerja -25 – +70 °C

Sensor induktif mempunyai tindakan pencegahan untuk menjamin operasi yang


aman, yaitu:
 perlindungan polaritas terbalik (terhadap kerusakan akibat pembalikan
sambungan),
 perlindungan terhadap hubung singkat (melawan arus pendek dari terminal
keluaran terhadap bumi),
 perlindungan terhadap puncak tegangan (perlindungan terhadap lonjakan
tegangan lebih)

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 26 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

 Perlindungan terhadap putusnyapenghantar (keluaran diblokir jika jalur suplai


terputus)

2.3 Sensor Proksimiti Kapasitif


2.3.1 Pengertian
Sensor kapasitif dirancang untuk mendeteksi baik logam dan non logam dari suatu
obyek benda.

Gambar 2. 14Sensor kapasitif

Sensormengukur perubahan kapasitansi di dalam medan listrik sebuah kapasitor


yang disebabkan oleh obyek yang mendekatinya.Sensor kapasitif tidak hanya
mereaksi benda-benda berpenghantar tinggi (seperti logam) tetapi juga benda-
benda isolator yang mempunyai kuat dielektrik tinggi (seperti plastik, gelas, keramik
cairan dan kayu).

2.3.2 Prinsip Kerja


Sensor kapasitif terdiri dari probe kapasitif, osilator, rectifier (rangkaian detektor),
dan rangkaian keluaran.
Keterangan :
1. Probe kapasitif dan osilator

2. Rectifier/rangkaian detektor
1 2 3
3. Rangkaian keluaran
Gambar 2. 15Blok diagram sensor kapasitif

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 27 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Sebuah kapasitor terbentuk ketika dua konduktor listrik (plat), yang dipisahkan oleh
bahan isolasi (dielektrik), yang terhubung ke kutub yang berlawanan dari sumber
tegangan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.16.

Satu plat menjadi


bermuatan positif,
sedangkan plat kedua
menjadi bermuatan
negatif. Jumlah muatan
listrik yang tersimpan
dalam kapasitor disebut
Gambar 2. 16Prinsip kapasitor
sebagai kapasitansi.

Sensor kapasitif bekerja seperti kapasitor. Probe kapasitif dari sensor bertindak
sebagai kutub positif, dan tanah bertindak sebagai kutub negatif. Gambar 2.17
menunjukkan bahwa ketika sebuah objek mendekati sensor, konstanta dielektrik
mengubah kapasitansi kapasitor. Ketika nilai kapasitansinya mencapai batas
tertentu, osilator diaktifkan. Rectifier mengubah osilasi AC ke tegangan DC. Ketika
tegangan DC mencapai "tingkat operasi," transistor output aktif. Ketika tegangan
DC menurun ke "tingkat melepaskan," transistor output nonaktif.Karena sensor
diaktifkan oleh perubahan energi listrik daripada energi magnetik, maka sensor
dapat mendeteksi baik bahan logam dan non logam.

Perubahan kapasitansi pada dasarnya tergantung pada parameter berikut:


 jarak obyek (media) dari permukaan aktif,
 ukuran media
 konstanta dielektrik media.

Probe dengan ukuran besar memiliki kapasitansi yang lebih besar daripada probe
yang kecil, sehingga obyek akan mempengaruhi medan elektrostatik dari probe
besar daripada jarak yang lebih jauh.Konstanta dielektrik dari media obyek
mempengaruhi jarak penginderaan. Obyek yang memiliki konstanta dielektrik yang
rendah sulit untuk dideteksi. Sebagai contoh, sebuah saklar proksimiti kapasitif
akan mendeteksi kaca hanya 40% dari jarak standar, dan kertas sebesar 10%.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 28 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Suhu, kelembaban, dan dekat objek juga dapat mempengaruhi pengoperasian


sensor kapasitif.

Gambar 2. 17Prinsip kerja sensor kapasitif

Sensitivitas sensor kapasitif dapat disesuaikan dengan potensiometer. Dengan


cara ini memungkinkanmendeteksi media tertentu. Misalnya, menentukan
ketinggian cairan melalui dinding botol.

2.3.3 Pemakaian
a. Mendeteksi Level Cairan
Sensor kapasitif yang digunakan untuk mendeteksi level cairan melalui dinding tipis
dari wadah plastik atau kaca maka ketebalan dinding harus dibatasi agar sensor
merespon isinya saja. Pada gambar 2.18 sensor kapasitif dipakai untuk mendeteksi
level cairan.

Tidak
Aktif Aktif
Gambar 2. 18 Aplikasi sensor kapasitif untuk level air

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 29 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

b.Mendeteksi Bahan Butiran-Butiran Dalam Kardus


Sensor kapasitif cocok untuk mendeteksi bubuk, biji-bijian atau butiran-
butiranbahan melalui wadah atau silo. Sensor memungkinkan memeriksa isi/
volume yang ada di dalam wadah makanan melaluikemasan yang disegel.

Gambar 2.19 menunjukkan empat sensor kapasitif di dasar sebuahkotak kardus


untuk memeriksa bahwa empat minuman ringan botol telah dimasukkan.

Gambar 2. 19 Aplikasi sensor kapasitif untuk mendeteksi isi kardus.

2.3.4 Sambungan Sensor Kapasitif


Rangkaian sensor kapasitif ditunjukkan seperti gambar 2.20 untuk tipe PNP dan
NPN.

PNP NPN
Gambar 2. 20 Rangkaian sensor kapasitif dengan beban relai

2.3.5 Data Teknis Sensor Kapasitif


Berikut ini adalah contoh data teknik Capasitive proximity sensor.
Tabel 2. 3 Data Teknik Capasitive proximity sensor

Parameter Nilai
Bahan obyek Semua bahan dengan konstanta
dielektrik 1
Tegangan kerja 10 – 30VDC atau 20 – 250VAC
Jarak switching nominal 5 -20mm, maks.60mm

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 30 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Parameter Nilai
Arus switching maksimum 500mA
Kepekaan terhadap kotoran peka
Umur pelayanan Sangat lama
Frekuensi switching Sampai 300 kHz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN 40050) IP 67
Temperatur kerja -25 – +70 °C

2.4 Sensor Proksimiti Optik


2.4.1 Pengertian
Sensor optik adalah keluarga dari perangkat yang mendeteksi ada atau tidaknya
hampir semua jenis objek tanpa kontak fisik. Oleh karena itu, mereka dapat
memenuhi berbagai kebutuhan kontrol: ukuran, atau posisi, menghitung,
memonitor kecepatan operasi, dan banyak lagi.

Sensor optik terdiri dari pemancar cahaya (transmiter) dan penerima


cahaya (receiver). Pemancar adalah Light Emitting Diode (LED) yang
memancarkan panjang gelombang cahaya tertentu. Kebanyakan sensor optik
menggunakan sumber cahaya inframerah, merah, hijau, atau biru.
Lampu terlihat dan inframerah adalah bagian kecil dari spektrum elektromagnetik.
LED inframerah digunakan di mana output cahaya maksimum diperlukan untuk
berbagai penginderaan yang panjang. Balok cahaya tampak meringankan setup
atau membantu mengkonfirmasi operasi sensor.

Penerima adalah fotodioda, atau phototransistor, yang memberikan perubahan


arus penghantar tergantung pada seberapa banyak cahaya yang terdeteksi.
Fotodioda dan fototransistor lebih sensitif terhadap panjang gelombang tertentu
dari cahaya. Gambar 2.21 adalah simbol LED dan fotodioda.

Gambar 2. 21Simbol LED dan Fotodioda.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 31 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Untuk meningkatkan efisiensi, cahaya pemancar dan penerima harus


sesuai.Gambar 2.22 menunjukkan tiga jenis dasar sensor optik: through beam,
retro reflective, dan diffuse reflektive.

Gambar 2. 22 Tiga jenis sensor optik

2.4.2 Through beam (One-way light barrier)


One-way light barrier mempunyai pemancar (transmitter) dan penerima (receiver)
yang terpisah. Pemancar dan penerima dipasang sedemikian rupa sehingga sinar
pemancar diarahkan langsung ke penerima. Keluaran sensor terjadi jika sinar
terganggu atau terhalang.

sensor tidak aktif sensor aktif


Gambar 2. 23 Sensor optik jenis throughbeam

Sensor throughbeam memberikan jarak penginderaan yang panjang. Sensor ini


sangat cocok untuk beroperasi di lingkungan industri sangat berdebu atau kotor,
tetapi mungkin tidak cocok untuk mendeteksi target bening atau transparan karena
penerima akan melihat melalui target ini.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 32 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Gambar 2. 24 Aplikasi sensor jenis throughbeam

Berikut ini adalah contoh data teknik sensor optik jenis throughbeam.
Tabel 2. 4 Data Teknik Sensor Optik Throughbeam

Parameter Nilai
Bahan obyek Semua, masalah terhadap obyek
transparan yang tinggi
Tegangan kerja 10 – 30VDC atau 20 – 250VAC
Jarak switching nominal 1 -100mm (melalui pengaturan)
Arus switching (keluaran transistor) 100 - 500mA
Kepekaan terhadap kotoran Peka (sensitif)
Umur pelayanan Sangat lama (sekitar 100.000 jam)
Frekuensi switching 20 – 10.000 Hz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN Sampai IP 67
40050)
Temperatur kerja 0 – 60°C atau -25 – +80 °C

Keuntungan dari sensor optik throughbeam:


 Keandalan tinggi karena cahaya permanen selama non-operasi,
 Daerah pemakaiannya luas,
 Benda-benda kecil dapat dideteksi bahkan pada jarak yang cukup jauh,
 Cocok untuk lingkungan yang agresif,
 Ketepatan posisi baik.

Kelemahan dari sensor optik throughbeam:


 Dua modul sensor optik terpisah (pemancar dan penerima) dan memerlukan
sambungan listrik yang terpisah juga.
 Tidak bisa digunakan untuk benda benar-benar transparan.

Berikut ini harap diperhatikan bila menggunakan sensor optik throughbeam:

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 33 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

 Dalam kasus benda transparan, adalah mungkin untuk mengurangi daya


pancaran cahaya dengan mengatur potensiometer sejauh mana penerima
dinonaktifkan jika objek memasuki cahaya.
 Kegagalan emitor dapat dievaluasi sebagai "ada obyek/benda" (penting
dengan aplikasi pencegahan kecelakaan).

2.4.3 Retro reflektive (Reflective light barrier)


Pada reflective light barrier, pemancar dan penerima dipasang bersama dalam satu
rumah. Reflektor dipasang sedemikian rupa sehingga sinar yag dipancarkan oleh
pemancar dipantulkan reflektor dengan sempurna ke penerima. Keluaran sensor
terjadi jika sinar terganggu atau terhalang.

Gambar 2. 25Sensor optik jenis retroreflektive

Kadang-kadang, sensor retroreflective standar dapat dipicu oleh refleksi dari target
yang mengkilap atau sangat reflektif. Untuk menghindari hal ini, sensor
retroreflective berpolarisasi berisi filter polarisasi di depan pemancar dan penerima.
Filter ini tegak lurus, atau 90° dari fase satu sama lain, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.26. Sebuah depolarisasi reflektor digunakan untuk memantulkan
cahaya. Dengan tidak adanya target, cahaya yang dipancarkan dari sensor tidak
terpolarisasi dan tercermin dari reflektor depolarizing. Beberapa cahaya yang
dipantulkan melewati filter polarisasi di depan penerima dan terdeteksi oleh sensor.
Namun, cahaya yang dipantulkan oleh sebagian besar target dikembalikan ke
sensor dengan polaritas yang sama, dan tidak dapat melewati filter polarisasi di
depan penerima.

Pemakai sensor ini harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 34 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

• Dalam kasus benda transparan, sinar melewati objek dua kali dan sebagai
hasilnya dilemahkan. Hal ini dimungkinkan untuk mendeteksi benda-benda
jenis ini dengan cara pengaturan potensiometer yang sesuai.
• Pantulan dari objek harus diatur sedemikian rupa untuk memastikan bahwa
pancaran tidak mengenai penerima.
• Kegagalan dari pemancar dievaluasi sebagai "ada objek/benda".
• Reflektor dapat terganggu akibat usia dan kotoran; Pada suhu lebih dari 80°C,
plastik dapat dipengaruhi secara permanen, reflektor yang tidak sesuai dapat
membatasi jangkauan dan keefektivitasanyang besar.

Gambar 2. 26sensor retroreflective berpolarisasi

Aplikasi sensor ini untuk memonitor dan menghitung benda kerja. Aplikasi yang lain
untuk mengontrol kekendoran lembaran suatu obyek.

Gambar 2. 27Aplikasi sensor optik jenis Gambar 2. 28Sensor optik jenis reflektor
reflektor untuk mengontrol lembaran suatu obyek

Berikut ini adalah contoh data teknik sensor optik jenis reflektor.
Tabel 2. 5 Data Teknik Sensor Optik Reflektor

Parameter Nilai
Bahan obyek Semua, masalah terhadap pantulan
obyek
Tegangan kerja 10 – 30VDC atau 20 – 250VAC
Jarak switching nominal Lebih dari 10m (melalui pengaturan)

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 35 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Parameter Nilai
Arus switching (keluaran 100 - 500mA
transistor)
Kepekaan terhadap kotoran Peka (sensitif)
Umur pelayanan Sangat lama (sekitar 100.000 jam)
Frekuensi switching 20 – 1000 Hz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN Sampai IP 67
40050)
Temperatur kerja 0 – 60°C atau -25 – +80 °C

2.4.4 Diffuse reflective optical sensor


Pada diffuse reflective optical sensor, pemancar dan penerima dipasang bersama
dalam satu unit. Jika sinar menyinari benda yang memantulkan, maka benda
memantulkan sinar kembali ke penerima dan menyebabkan sensor mengeluarkan
sinyal (tegangan). Karena prinsip kerjanya, diffuse reflective optical sensor hanya
dapat digunakan jika target/benda atau bagian mesin yang dideteksi mempunyai
sifat pemantulan yang tinggi (misalnya permukaan logam yang dipoles, warna cat
terang)

Gambar 2. 29 Sensor diffuse reflective

Jarak switching sangat tergantung daripantulan objek. Ukuran, permukaan, bentuk,


kepadatan dan warna objek serta sudut menentukan kuat cahaya yang disebarkan
sehingga hanya jarak pendek dalam jarak beberapa decimeter dapat dideteksi.
Latar belakang harus menyerap cahaya atau membelokkan pancaran cahaya, yaitu
ketika sebuah target/objek tidak ada, cahaya yang dipantulkan harus berada di
bawah ambang batas respon dari rangkaian penerima. Sensor harus ditempatkan
sedemikian rupa agar cahaya pantulan dari permukaan benda mengenai penerima
dari sensor. Gambar 2.30 memperlihatkan obyek yang terdeteksi dan yang tidak
terdeteksi.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 36 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Obyek terdeteksi Obyek tidak terdeteksi

Gambar 2. 30Sensor optik diffuse dengan obyek yang memantulkan

Benda-benda transparan seperti gelas kaca yang terang, flexiglas yang terang dan
film transparan biasanya memiliki permukaan halus, memantulkan, oleh karena itu
sensor optik difuse dapat digunakan. Permukaan obyek harus vertikal sejajar
dengan arah cahaya sensor.

Benda-benda dengan sedikit pantulan seperti plastik hitam, karet hitam, bahan
gelap dengan permukaan kasar, tekstil warna gelap dan baja mengkilap tidak dapat
dideteksi oleh sensor optik difuse atau hanya dengan jarak yang sangat dekat.
Alternatif solusinya dengan menggunakan sensor optik through beam atau sensor
retro-reflektif untuk pendekatan dari samping atau dengan sensor kapasitif atau
sensor ultrasonik untuk pendekatan dari depan.

Keuntungan pemakaian sensor optik difuse:


 Karena pantulandari objek telah mengaktifkan penerima, reflektor tambahan
tidak diperlukan.
 Objek yang dapat memantulkan cahaya atau transparan tembus cahaya
dengan persentase yang cukup tinggi pasti dapat dipantulkan.
 Dengan sensor optik through beam, benda hanya dapat dideteksi dari bagian
samping dari sinar, sedangkan sensor optik difuse memungkinkan mendeteksi
dari depan, yaitu ke arah sinar.
 Tergantung pada pengaturan sensor optik difuse, benda dapat dideteksi secara
selektif yang dibelakangnya ada latar belakang.

Kerugian pemakaian sensor optik difuse:


 Cahaya dari sensor optik difuse tidak lurus seperti pancaran dari sensor optik
through beam. Oleh karena itu, sensor optik difuse tidak cocok digunakan
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 37 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

sebagai sensor optik through beam, jika keakuratandari samping yang


diperlukan.

Pemakaian sensor optik difuse digunakan untuk memonitor letak benda kerja yang
benar atau salah seperti ditunjukkan oleh gambar 2.31. Gambar 2.32 adalah
pemakaian sensor optik difuse lainnya yang digunakan untuk mengecek bentuk
dan posisi benda kerja.

Gambar 2. 31 Sensor optik diffuse untuk Gambar 2. 32 Sensor optik diffuse untuk
memonitor posisi benda kerja. mengecek bentuk benda kerja.

Berikut ini adalah contoh data teknik sensor optik jenis diffuse.
Tabel 2. 6 Data Teknik Sensor Optik Diffuse

Parameter Nilai
Bahan obyek Semua obyek
Tegangan kerja 10 – 30VDC atau 20 – 250VAC
Jarak penyensoran 50mm – 2 m (melalui pengaturan)
Arus switching (keluaran transistor) 100 - 500mA
Kepekaan terhadap kotoran Peka (sensitif)
Umur pelayanan Sangat lama (sekitar 100.000 jam)
Frekuensi switching 20 – 2000 Hz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN 40050) Sampai IP 67
Temperatur kerja 0 – 60°C atau -25 – +80 °C

2.4.5 Sensor Proksimiti Optik Dengan Kabel Serat Optik


Sensor optik dengan kabel serat optik yang digunakan dalam perangkat
konvensional mengambil terlalu banyak ruang. Keuntungan menggunakan kabel
serat optik adalah di daerah dengan bahaya ledakan. Dengan menggunakan kabel
serat optik posisi benda-benda kecil dapat dideteksi dengan akurasi yang tinggi.
Dua kabel serat optik yang terpisah memungkinkan untuk membangun sebuah
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 38 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

sensor optik through-beam. Karena fleksibilitas penanganan mereka, ini dapat


digunakan secara universal.

Gambar 2. 33 Sensor optik through beam


dengan kabel serat optik. Gambar 2. 34Sensor optik difuse dengan
kabel serat optik.

Keuntungan dari optik sensor dengan kabel serat optik:


 mendeteksi benda dengang akses terbatas, misalnya melalui lubang-lubang.
 kemungkinan instalasi jarak jauh dari rumah sensor (misalnya lingkungan yang
berbahaya: panas, air, radiasi, risiko ledakan).
 mendeteksi akurat dari benda-benda kecil.
 elemen sensor dapat dipindah-pindahkan.
Sensor optik dengan kabel serat optik digunakan untuk mendeteksi obyek yang
kecil seperti ditunjukkan oleh gambar 2.35.

Gambar 2. 35Sensor optik difuse dengan kabel serat optik untuk mendeteksi obyek kecil.

Sensor tekanan digunakan untuk mengontrol atau memonitor peralatan. Dapat


digunakan untuk membuka, menutup atau menukar rangkaian jika tekanan settingnya
(preset) telah tercapai.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 39 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

3.1 Macam-macam sensor tekanan


Ada beberapa jenis sensor tekanan yaitu :
 sensor tekanan dengan kontak mekanik
 sensor tekanan dengan switching elektronik
 sensor tekanan elektronik dengan sinyal output analog.

3.2 Sensor tekanan dengan kontak mekanik


Pada sensor tekanan dengan kontak mekanik, tekanan mengaktifkan permukaan
silinder. Jika tekanan melebihi gaya pegas, maka piston bergerak menghubungkan
kontak listrik.
Simbol sensor tekanan dengan kontak
mekanik :
2 4

>p

Gambar 3. 1Sensor tekanan


3.3 Sensor tekanan dengan switching elektronik
Sensor tekanan dengan membran (diafragma) adalah penambahan yang
terpenting pada konstruksi sensor tekanan. Sebagai pengganti kontak mekanik,
keluaran dihasilkan oleh switch elektronik. Tekanan ditahan oleh membran. Sinyal
sensor dievaluasi oleh rangkaian elektronika. Jika tekanan telah mencapai harga
tertentu, output menghasilkan sinyal.

Sensor dengan kepekaan tekanan dapat dilakukan dengan salah satu prinsip fisika
berikut ini :
 pengaruh tahanan (membran dengan strain gauge yaitu perubahan tahanan
listrik terjadi karena perubahan permukaan),
 pengaruh piezoresistive (perubahan tahanan listrik terjadi karena perubahan
tekanan mekanik),
 pengaruh piezoelectric (pembangkitan muatan listrik melalui tekanan
mekanik)
 pengaruh kapasitansi (perubahan kapasitansi terjadi karena perubahan
tekanan mekanik).
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 40 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Simbol sensor tekanan dengan switching elektronik :


+

-
Gambar 3. 2 Simbol sensor tekanan

3.4 Sensor tekanan dengan sinyal output analog


Desain dan mode operasi sensor tekanan analog dapat menggunakan salah satu
prinsip kerja fisika di atas.

Gambar 3. 3Prinsip kerja sensor tekanan

Pada gambar 3.3 menunjukkan prinsip sensor tekanan dengan piezoresistive.


Tahanan suatu resistor (1) berubah dari harganya, jika tekanan diberikan ke
membran. Melalui kontak (2), tahanan dihubungkan ke rangkaian elektronika untuk
dievaluasi, yang membangkitkan sinyal output.

Gambar 3.4 menunjukkan konstruksi sensor secara umum.


Keterangan :
1. Housing
2. Cover
3. Silica gel
4. O – ring
5. Measuring cell
6. Amplifier
Gambar 3. 4 Konstruksi sensor tekanan 7. Connector

Karakteristik sensor yang menunjukkan hubungan antara tekanan dan sinyal output
sebagai berikut :

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 41 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Tegangan
V

10

0 tekanan p
0 2 4 6 8 10 bar

Gambar 3. 5 Hubungan antara tegangan dan tekanan

Kenaikan tekanan menghasilkan kenaikan sinyal output. Tekanan 1bar


menghasilkan tegangan 1 V, tekanan 2bar menghasilkan tegangan 2 V dan
seterusnya.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 42 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

BAB IV
MEN-SETUP SENSOR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam men-setupsensor


1. Peralatan dan Perlengkapan K3
2. Peraturan dan Standar K3 Industri
3. Prosedur kerja perusahaan tentang pemeliharaan sensor
4. Prosedur kerja perusahaan tentang persiapan pekerjaan
5. PemahamantentangdiagramrangkaiansistemkontroldanPipingsertaInstrume
ntationDiagram
6. Jenis dan tipe kabel transmisi (unshielded twisted pair, shielded twisted
pair, ribbon flat,coaxial cable) dan fiber-optic
7. Jenis dan tipe sinyal transmisi (arus, tegangan dan frekuensi)
8. Jenis dan tipe sensor aliran, tekanan, temperatur dan lainnya
9. Teknikpemasangan,penyambungan,pengujiandansetup sensoraliran,
tekanan, temperatur dan lainnya
10. Alatukurdanpengukuranaliran,tekanan,temperaturdan lainnya

B. Keterampilan yang diperlukan dalam men-setupsensor


1. Menggunakan peralatan K3
2. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
3. Mampu bekerja dibawah pengawasan terbatas
4. Menerapkan prosedur darurat
5. Mampuberkomunikasidalamtimkerja,pihakmanajemen dan bagian lain yang
terkait
6. Memilih dan menggunakan kabel transmisi sesuai fungsi dan
spesifikasinya
7. Memasang, menyambung, menguji dan mengeset sensor aliran, tekanan,
temperatur dan lainnya
8. Menggunakan alat ukur aliran, tekanan, temperatur dan lainnya
9. Melaksanakan pemeliharaan perangkat elektronika

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 43 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam men-setupsensor


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam menyiapkan aktivitas pekerjaan
2. Taat asas dalam mengaplikasikan langkah-langkah, panduan, dan
pedoman yang dilakukan dalam menyiapkan aktivitas pekerjaan
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu melakukan analisis.

Bahan Informasi men-setupsensor


Saat ini bermunculan berbagai macam jenis sensor yang cukup bagus untuk pemakaian
non-critical application. Akan tetapi untuk mendapatkan akurasi yang tinggi maka
sensor-sensor tersebut perlu di set-up sebelum digunakan. Adapun alasan kenapa suatu
sensor perlu disetupi antara lain :
 Sensor sejenis dari pabrikan yang sama, masih memungkinkan terjadinya
perbedaan tipis dalam pembacaannya.
 Perbedaan desain sensor sejenis antar pabrikan dapat memberikan hasil respon
yang berbeda dalam mengukur suatu kondisi yang sama
 Kondisi penyimpanan dan perilaku penggunaan sensor yang berbeda (seperti
terlalu panas, terlalu dingin, benturan, kelembaban dll) dapat menyebabkan
pergeseran pembacaan.
 Beberapa teknologi sensor mempunyai periodik waktu setup karena secara alami
akan terjadi perubahan rise time pembacaan dari sensor tersebut.
Performa instrumentasi suatu sensor tergantung pada akurasi dan respon-time dari
sensor tersebut. Akurasi adalah nilai kualitatif yang menunjukan performa dari suatu
intrument terhadap parameter yang di ukur. Respon-time merupakan kecepatan dari
suatu instrument mendeteksi setiap perubahan nilai dari parameter yang di ukur. Akurasi
dan respon-time merupakan variabel yang berdiri sendiri-sendiri, sehingga diidentifikasi
dan ditampilkan secara terpisah.

Akurasi dari pengukuran dapat di peroleh dari proses setup, sedangkan respontime
didapatkan dengan membandingkan data pembacaan instrument ketika diberikan input
dynamic terhadap output transient dari sistem terukur.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 44 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan setup alat ukur,
yaitu “ zero ” dan “ span ”. Seperti ditunjukan pada gambar 1a, pada grafik gambar
tersebut ditampilkan setup linier suatu transmitter digambarkan oleh suatu garis lurus
dan direpresentasikan dalam persamaan y=mx+b, dimana y adalah output, x merupakan
input, m disebut gradien kemiringan dan b adalah interception.

Gambar Karakteristik zero and span setup

Setup suatu alat ukur dapat merubah nilai span maupun zero atau bahkan keduanya.
Perubahan pada posisi zero juga disebut dalam beberapa istilah lain seperti bias error ,
DC Offset , atau zero shift . Pergeseran titik nol dari suatu pembacaan alat ukur ( zero )
dapat bergeser ke arah positif maupun negatif. Penyebab terjadinya pergeseran titik 0
bisa di akibatkan oleh beberapa hal, sebagai contoh pada sensor temperatur dapat
terjadi karena perubahan ambient temperatur yang berpengaruh terhadap hasil setup.
Misal sebuah alat ukur disetup pada suhu temperatur ruangan dan digunakan pada suhu
operasi kerja yang berbeda (ekstrim), hal ini dapat menghasilkan bias error maupun
pergeseran titik 0) pada pembacaan alat ukur

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 45 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Gambar ilustrasi pergeseran zero


Perubahan nilai span disebut juga gain error atau pergeseran span ( span shift )
merupakan perubahan kenaikan atau penurunan nilai slope /kemiringan output dari
suatu instrument alat ukur terhadap nilai yang sama. Umumnya setup alat ukur lebih
sering mengkoreksi error pergeseran span dan zero secara bersamaan

Gambar Ilustrasi pergeseran span

Temperatur merupakan variabel yang paling umum dan paling sering diukur dalam
aplikasi industri. Temperatur berpengaruh besar pada proses produksi secara
keseluruhan misalnya pengaruh terhadap kualitas, kekuatan material, konsumsi energi
dan lain-lain
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 46 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Setup suhu bisa dilakukan dengan berbagai cara dan dengan berbagai tingkat akurasi.
Seperti halnya setup, standar harus digunakan. Standar yang digunakan dalam setup
suhu harus disertifikasi dengan akurasi yang dapat dilacak pada standar nasional
maupun internasional. Dalam aplikasi industri, setup suhu biasanya melibatkan termistor,
termokopel dan alat-alat resistance temperature devices (RTD) seperti PT100 dan lain
sebagainya.

Sebelum menggunakan sensor dan mengsetup terlebih dahulu kita harus menyiapkan
alat standar yang sudah tersertifikasi yang akan kita gunakan sebagai kalibrator. Untuk
Sensor suhu kita bisa menggunakan bath/bak yang berisi cairan minyak serta alat ukur
kalibrator seperti produk contant instrument TEMP 40 sebagai refrensi suhu calibrator
atau ALL300 yang dapat digunakan untuk multicalibrator .

Perangkat calibrator digunakan untuk mengukur suhu secara akurat. Bacaan dari
perangkat ini dapat dikompensasikan dengan sensor suhu lapangan yang kurang akurat
dan digunakan untuk mengevaluasi viabilitas perangkat tersebut atau untuk melakukan
setup pembacaan sensor

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 47 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

BAB V
MENGKONDISIKAN KEMBALI AREA KERJA

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mengkondisikan kembali area


kerja
1. Peralatan dan Perlengkapan K3
2. Peraturan dan Standar K3 Industri
3. Prosedur kerja perusahaan tentang pemeliharaan sensor

B. Keterampilan yang diperlukan dalam mengkondisikan kembali area


kerja
1. Menggunakan peralatan K3
2. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
3. Mampu bekerja dibawah pengawasan terbatas
4. Menerapkan prosedur darurat
5. Mampuberkomunikasidalamtimkerja,pihakmanajemen dan bagian lain yang
terkait
6. Melaksanakan pemeliharaan perangkat elektronika

C. Sikap kerja yang diperlukan dalammengkondisikan kembali area kerja


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan bahan
dan media pembelajaran
2. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan
pedoman yang dilakukan dalam membuat dan mengisi checklist kesiapan
bahan/perlengkapan dan media/sarana pembelajaran
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu mengisi checklist kesiapan
bahan/perlengkapan dan media/sarana pembelajaran

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 48 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Bahan Informasi mengkondisikan kembali area kerja


Budaya Bersih Ditempat Kerja Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat
merupakan hal yang diinginkan dan menjadi hak asasi setiap pekerja, karena itu
menjadi kewajiban semua pihak untuk ikut memelihara, menjaga dan memper-
tahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif dengan melaksanakan
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja. Beberapa
faktor penyebab yang mempengaruhi kesehatan akan dapat dikontrol bila setiap
pekerja selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dan bekerja di lingkungan yang
sehat.

Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat kerja adalah :
1. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja;
2. Meningkatkan produktifitas kerja;
3. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat;
4. Menurunkan angka absensi tenaga kerja;
5. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja;
6. Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.

Manfaat PHBS di Tempat Kerja Bagi Pekerja:


1. Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit;
2. Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan
penghasilan pekerja;
3. Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf
hidup bukan untuk biaya pengobatan.

Manfaat PHBS di tempat kerja bagi tempat kerja :


1. Meningkatnya produktifitas bagi pekerja yang berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan;
2. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan;
3. Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 49 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Langkah-langkah Pembinaan PHBS di tempat kerja :


1. Analisis situasi tempat kerja;
2. Pembentukan kelompok kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di tempat kerja;
3. Pembuatan kebijakan PHBS di tempat kerja;
4. Penyiapan infrastruktur;
5. Sosialisasi penerapan PHBS di tempat kerja;
6. Penerapan PHBS di tempat kerja;
7. Pengawasan dan penerapan sanksi; 8. pemantauan dan evaluasi.

Indikator tempat kerja ber-PHBS yang digunakan adalah tersedia:


1. Tempat sampah;
2. Peraturan berkaitan dengan K3;
3. Larangan untuk tidak merokok;
4. Larangan untuk tidak mengkonsumsi NAPZA;
5. Lingkungan yang nyaman dan sehat.

Kebersihan tempat kerja sangat terkait dengan program sistim manajemen lingkungan.
Dengan tempat kerja yang bersih berarti di lokasi kerja terbebas dari sampah-sampah,
sehingga setiap pekerja merasa nyaman dalam bekerja. Dalam istilah 5 S, kegiatan
pembersihan termasuk dalam kegiatan inspeksi, karena pada saat melakukan
kegiatan kebersihan berarti melakukan pengontrolan terhadap barang-barang yang
tidak dipergunakan di tempat kerja. Tujuan jangka panjang dari kegiatan ini adalah
meminimalkan terjadinya kesalahan-kesalahan kecil yang bisa mengganggu proses
produksi, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga.

Langkah-langkah yang dapat menunjang kebersihan tempat kerja adalah :


 Kebersihan merupakan tanggung jawab seluruh karyawan.
 Melakukan kegiatan pembersihan tempat kerja 3 jam setiap hari.
 Seluruh karyawan adalah petugas kebersihan.
 Bersihkan setiap tempat walaupun jarang digunakan.
 Biasakan kebersihan merupakan inspeksi awal untuk menemukan kesalahan-
kesalahan kecil.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 50 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Untuk menjaga kebersihan tempat kerja, hal yang perlu dilakukan adalah :
 Tentukan penanggung jawab kebersihan untuk setiap bagian
 Tentukan apa saja yang perlu dibersihkan.
 Patuhi aturan yang telah disepakati.

a. Penanggungjawab kebersihan Secara umum seperti yang disebutkan di atas,


kebersihan merupakan tanggung jawab setiap orang. Tetapi pada
pelaksanaannya sering kali tidak bisa berjalan dengan baik karena tidak ada
penanggung jawab kebersihan untuk area tertentu.
Penanggung jawab kebersihan akan sangat diperlukan terutama untuk
tempat-tempat yang sering dipakai bersama-sama.

b. Apa yang perlu dibersihkan Hal ini perlu merupakan kesepakatan bersama
agar setiap orang mempunyai keseragaman dan tidak melakukan kesalahan
dalam melakukan kegiatan pembersihan tempat kerja. Sehingga setiap orang
harus memahami pentingnya pembersihan dan dapat mengurangi penyebab
terjadinya pengotoran di tempat kerja.

c. Patuhi aturan Aturan yang telah disepakati, bisa berjalan dengan baik apabila
setiap orang berusaha mematuhi kesepakatan tersebut.

Kebersihan tempat kerja merupakan dasar dari pelaksanaan 5 S. Dengan melakukan


langkah pembersihan tempat kerja secara teratur tujuan jangka panjang perusahaan
untuk menerapkan sistem manajemen mutu, sistem
Klasifikasi Barang/ Peralatan Ditempat Kerja
Salah satu aspek yang dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja adalah
penataan barang / peralatan ditempat kerja. Penataan barang / peralatan ditempat
kerja berarti menyimpan barang dan alat kerja di tempat yang benar dan tepat sesuai
klasifikasinya. Barang/ peralatan ditempat kerja yang tidak terlihat rapi dipilah,
dipisahkan sesuai Klasifikasinya. Penempatan barang dan alat kerja di tempat yang
tepat sesuai klasifikasi akan menghemat waktu pengambilan pada saat barang atau
alat kerja tersebut diperlukan. Bisa dibayangkan apabila penempatan barang atau alat

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 51 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

kerja di suatu perusahaan tidak diatur sedemikian rupa, maka berapa banyak waktu
yang terbuang untuk mencari barang yang diperlukan.

Dalam penataan tempat kerja, yang sangat diutamakan adalah fungsi dari barang
tersebut bagi kegiatan kerja. Jika segala sesuatu disimpan di tempat tertentu demi
menjaga mutu dan keamanan tempat kerja bisa dikatakan tempat kerja tersebut tertata
dengan rapi.
Untuk dapat melakukan penataan tempat kerja, mulailah dari memilih barang yang
seharusnya disimpan, seperti yang sudah dilakukan dalam kegiatan berikut ini:
 barang yang sering dipergunakan minimal sekali seminggu, simpan di dekat
tempat kerja,
 barang yang dipergunakan lebih dari sekali dalam sebulan, simpan disuatu
tempat di area kerja,
 barang yang dipergunakan sekali dalam setahun terakhir, simpan di tempat lain,
 barang/peralatan ditempat kerja yang tidak terlihat rapi dipilah, dipisahkan sesuai
Klasifikasinya,
 barang yang sama sekali tidak dipergunakan untuk mendukung kegiatan kerja,
dibuang. (Dibuang bukan berarti langsung jadi sampah tetapi dilihat apakah
barang tsb masih bisa dipakai oleh bagian lain di tempat lain, atau bisa dijual
atau menjadi sampah).

Setelah diketahui jumlah barang yang harus disimpan di tempat kerja; langkah
selanjutnya adalah :
a. Penentuan Tempat Penyimpanan Hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan tempat penyimpanan adalah, kesesuaian dengan tempat kerja dan
pola penyimpanan. Tanpa ada pola yang ditentukan berarti melakukan
pemborosan waktu untuk pencarian barang bila diperlukan.
b. Pengaturan Tempat Penyimpanan Langkah selanjutnya adalah menentukan
bagaimana barang akan ditata di tempat tersebut. Hal yang penting adalah
barang yang disimpan harus dapat segera mungkin diketahui tempatnya dan
diambil bila diperlukan. Untuk lebih mempermudah dalam pencarian barang,
tandailah tempat penyimpanan.
c. Patuhi Aturan Penyimpanan

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 52 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Setiap barang yang diambil dari tempat penyimpanan, harus dikembalikan


ketempat tersebut segera setelah selesai digunakan. Langkah tersebut akan
membuat tempat kerja menjadi tertata rapi, yang berarti menghemat pemakaian
waktu yang digunakan untuk mencari barang. Penempatan barang dan alat kerja
dengan benar dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan seperti terantuk,
terjatuh, kejatuhan barang atau alat kerja dan lain-lain.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 53 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

BAB VI
MELAPORKAN HASIL PEMELIHARAAN DAN PENGESETAN SENSOR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melaporkan hasil pemeliharaan


dan pengesetan sensor
1. Peralatan dan Perlengkapan K3
2. Peraturan dan Standar K3 Industri
3. Prosedur kerja perusahaan tentang persiapan pekerjaan
4. Teknikpemasangan,penyambungan,pengujiandansetup sensoraliran, tekanan,
temperatur dan lainnya
5. Alatukurdanpengukuranaliran,tekanan,temperaturdan lainnya

B. Keterampilan yang diperlukan dalam melaporkan hasil pemeliharaan


dan pengesetan sensor
1. Menggunakan peralatan K3
2. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
3. Mampu bekerja dibawah pengawasan terbatas
4. Menerapkan prosedur darurat
5. Mampuberkomunikasidalamtimkerja,pihakmanajemen dan bagian lain yang
terkait

C. Sikap kerja yang diperlukan dalammelaporkan hasil pemeliharaan dan


pengesetan sensor
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan bahan
dan media pembelajaran
2. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan
pedoman yang dilakukan dalam membuat dan mengisi checklist kesiapan
bahan/perlengkapan dan media/sarana pembelajaran
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu mengisi checklist kesiapan
bahan/perlengkapan dan media/sarana pembelajaran

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 54 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Bahan Informasi melaporkan hasil pemeliharaan dan pengesetan sensor


Tindakan melaporkan hasil pemantauanSETUPsebagai rangkaian dari proses, prosedur
ini diharapkan untuk menjaga konsisten dengan hasil yang diharapkan. Validasi adalah
bukti tertulis dan dilakukan untuk membuktikan konsistensi proses, prosedur atau
metode dengan hasil yang diharapkan.
Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap
bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanismeyang
digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan.
Dapat dimengerti bahwa dalam validasi adalah membandingkan proses, prosedur atau
metode dengan hasil yang diharapkan. Penekanan validasi juga ke konsistensi, berarti
ada lebih dari sekali kegiatan validasi. Dari beberapa kali kegiatan validasi tersebut
dinyatakan dalam dokumen protokol kemudian diukur konsistensinya dengan kriteria
yang sudah ditentukan dari awal (biasanya mengunakan kaidah statistik). Dalam validasi
juga ditekankan dokumentasi ini berarti bahwa validasi menggunakan dokumen yang
memuat kegiatan apa saja, cara melakukan, cara pengukuran, hasil validasi dan kriteria
penerimaan.
Laporan hasil pantauan data, kumpulan data menyajikan informasi, Informasi sebagai
acuan pengelolaan, pengelolaan sumber dari kebijakan. menunjukkan bahwa kebijakan
sangat tergantung adanya data pengukuran yang akurat dan valid dari SETUP. Untuk
mencapai hal tersebut, laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan untuk
pengambilan sampel, peralatan pengukuran dan pengujian yang diperlukan untuk
melaksanakan pengujian dengan benar termasuk peralatan pengambilan sampel,
preparasi sampel yang diuji, serta pengolahan dan analisis data pengujian.
Butir 5.5.2 SNI ISO/IEC 17025: 2008 menyaratkan bahwa peralatan dan piranti lunak
yang digunakan untuk pengujian dan pengambilan sampel lingkungan harus mampu
menghasilkan akurasi yang diperlukan
dan harus sesuai dengan spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang dimaksud.
Karena itu, program mensetup harus ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari
peralatan yang sifatnya mempunyai pengaruh yang signifikan pada hasil pengujian.
Sebelum digunakan, peralatan termasuk yang digunakan untuk pengambilan contoh

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 55 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

harus dimensetup atau dicek untuk menetapkan peralatan tersebut memenuhi


persyaratan spesifikasi laboratorium dan sesuai dengan spesifikasi standar yang relevan.

Mensetup didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang membentuk, hubungan


antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur atau sistem pengukuran, atau
nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Sedangkan, ketertelusuran
adalah sifat dari suatu hasil pengukuran yang dapat dikaitkan dengan standar tertentu
yang tepat, umumnya standar nasional atau internasional, melalui rantai perbandingan
yang tak terputus.

Berdasarkan program mensetup yang ditetapkan, pelaksanaan mensetup dapat


dilakukan secara internal maupun eksternal. Bila mensetup dilaksanakan oleh pihak
internal laboratorium, maka petugas mensetup harus memiliki kompetensi yang
dibuktikan dengan telah diikutinya pelatihan mensetup berkaitan dengan peralatan yang
dimensetup. Personil tersebut harus memiliki sertifikat pelatihan atau keterangan lain
yang menyatakan bahwa telah mengikuti pelatihan dari pihak penyelenggara yang
kompeten dan berwenang. Pada saat melakukan mensetup peralatan atau standar
acuan, maka kondisi akomodasi dan lingkungan harus sedemikian rupa sehingga dapat
memfasilitasi kebenaran unjuk kerja mensetup. Selain itu, tahapan mensetup harus
sesuai dengan instruksi kerja yang ditetapkan oleh manufaktur pembuat alat dan/atau
metode mensetup.
Sedapat mungkin pihak luar yang melakukan mensetup adalah laboratorium yang telah
memenuhi persyaratan ISO/IEC 17025: 2005 sehingga dapat menerbitkan sertifikat
mensetup dengan menampilkan logo dari badan akreditasi. Sertifikat mensetup yang
menampilkan logo badan akreditasi dari laboratorium mensetup yang diakreditasi
dengan ISO/IEC 17025: 2005, untuk mensetup yang dimaksud, merupakan bukti yang
cukup bagi ketertelusuran data mensetup yang dilaporkan.

Apabila mensetup yang dilakukan baik secara internal maupun eksternal menyebabkan
munculnya serangkaian faktor koreksi maka laboratorium harus mempunyai prosedur
untuk memastikan salinan-salinan seperti dalam piranti lunak komputer yang digunakan
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 56 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

untuk menyimpan data berkaitan dengan faktor koreksi hasil mensetup harus
dimutakhirkan dengan benar. Peralatan dan standar acuan yang telah dimensetup baik
oleh petugas mensetup dari internal laboratorium ataupun oleh pihak eksternal, bila
memungkinkan, diberi label mensetup yang menyatakan status mensetup, tanggal
mensetup dan tanggal mensetup ulang, serta personil/lembaga yang melakukan
mensetup.

Secara umum, evaluasi hasil mensetup dilakukan dengan cara membandingkan faktor
koreksi dan ketidakpastian terbesar dengan toleransi atau alurasi yang disyaratkan oleh
peralatan ukur, metode pengujian atau metode mensetup, sebagai berikut:

|U95%|terbesar + |koreksi|terbesar ≤ Toleransi atau Akurasi: peralatan yang telah


dimensetup dalam keadaan laik pakai dan memiliki jaminan rantai keterlelusuran ke
sistem satuan internasional tidak terputus

|U95%|terbesar + |koreksi|terbesar > Toleransi atau Akurasi: peralatan tidak dalam


keadaan laik pakai, karena itu peralatan tidak boleh digunakan dan harus diperbaiki
hingga menunjukkan kinerjanya baik serta dimensetup ulang. Bila karena alasan teknis
tertentu, peralatan tetap digunakan maka koreksi harus dipertimbangkan.

Mengelola data/informasi pada dokumen hasil kerja di tempat kerja


Pengertian Data/informasi
Setiap organisasi selalu melakukan tindakan-tindakan penting guna mencapai tujuan
melalui pemanfaatan data atau informasi yang ada. Data atau informasi begitu penting
untuk pelaksanaan tindakan yang diawali dari pengambilan keputusan yang tepat. Tanpa
data atau informasi, mustahil keputusan dapat diambil. Bila dipaksakan, maka tindakan
yang diambil berdasarkan keputusan tersebut akan berakibat fatal. Data adalah sesuatu
yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu
pengolahan. Data dapat berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai
bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Sedangkan
informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 57 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk
menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap
sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya.
Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Informasi merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pengolahan data. Data yang sudah
ada dikemas dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah informasi yang
berguna.
Jenis-jenis Data :
Data menurut cara memperolehnya
Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek / obyek
penelitian/pekerjaan oleh karyawan maupun organisasi. Data Sekunder adalah data
yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian/pekerjaan. Peneliti
mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai
cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada
peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
Data menurut sumber datanya
Data Internal merupakan data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misalnya: data keuangan, data pegawai, data produksi, dan
sebagainya.
Data Eksternal yaitu data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar
organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen,
tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.

Jenis Data Berdasarkan Sifat Data


Data Diskrit data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-
ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lainsebagainya. Kontinyu data
yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai
yang lainnya. Contoh, penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya.

Manfaat Informasi/Data
1. Sebagai komponen utama atau penting dalam system informasi, karena
merupakan dasar dalam menyediakan informasi;
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 58 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

2. Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat, dan relevan, sehingga


infromasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya
3. Mengatasi kerangkapan data (redundancy data);
4. Menghindari terjadinya inkonsistensi data;
5. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data;
6. Menyusun format yang standar dari sebuah data;
7. Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user). Sebuah database bisa
dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh banyak pengguna (multiuser);
8. Melakukan perlindungan dan pengamanan data. Setiap data hanya bisa diakses
atau dimanipulasi oleh pihak yang diberi otoritas dengan memberikan login dan
password terhadap masing-masing data;
9. Agar pemakai mampu menyusun suatu pandangan (view) abstraksi dari data. Hal
ini bertujuan menyederhanakan interaksi antara pengguna dengan sistemnya
dan database dapat mempresentasikan pandangan yang berbeda kepada para
pengguna, programmer dan administratornya

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 59 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

DAFTAR PUSTAKA

1. F.Ebel, S. Idler, G. Prede, D. Scholz, Fundamentals of automation technology,


Technical book, Festo Didactic GmbH & Co. KG, Denkendorf, Germany, 2008
2. F. Ebel, S. Nestel, Proximity Sensors FP 1110, Textbook, Festo Didactic, Esslingen,
1992.

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 60 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Sensor Photoelektrik
2. Sensor Fiber Optik
3. Sensor Proximity
4. Sensor Tekanan
5. Sensor kapasitif
6. Sensor Suhu
7.

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Setiap peserta

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 61 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

DAFTAR PENYUSUN

No. Nama Profesi

1. Instruktur P4TK BOE MALANG


1. Nursalam Parham
2. Asesor BNSP

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 62 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01

Judul Modul: Memelihara Sensor


Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 63 dari 62

Anda mungkin juga menyukai