TEKNIK MEKATRONIKA
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memelihara sensor
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi MEMELIHARA
SENSORini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Peserta diharapkan dapat menyiapkan aktivitas pekerjaan
2. Peserta diharapkan dapat menyambungkan sensor
3. Peserta diharapkan dapat men-setup sensor
4. Peserta diharapkan dapat mengkondisikan kembali area kerja
5. Peserta diharapkan dapat melaporkan hasil pemeliharaan dan pengesetan
sensor
BAB II
MENYIAPKAN AKTIVIAS PEKERJAAN
b. Tipe B, yaitu:
Sensor dengan output denyut nadi (pulsa). Contoh: panjang Incremental dan
sensor sudut putar
c. Tipe C, yaitu:
Sensor dengan output analog dan tanpa amplifier terintegrasi dan konversi
elektronik, yang memberikan sinyal keluaran analog sangat kecil, tidak untuk
evaluasi langsung (keluarannya berkisar beberapa millivolt). Sinyal yang akan
dievaluasi membutuhkan sirkuit tambahan.
Seperti:
Piezoresistive atau piezoelectricsensor,
Pt-100- atau sel thermoelectric
Magnetoresistor dan Hallsensor
pH- dan conductivity measuring probes
Linear potentiometer
Aplikasi ini ada di mana-mana, dalam kasus produksi yang besar, pengguna
dapat memilih solusi elektronik sendiri.
d. Tipe D, yaitu:
Sensor dengan output analog dan amplifier terintegrasi dan konversi elektronik
memberikan sinyal keluaran yang dapat segera dievaluasi.
Contoh:
0 - 10 V
1- 5V
-5 - +5 V
0 - 20 mA
4 - 20 mA
-10 - +10 mA
e. Tipe E, yaitu:
Sensor dan sistem sensor dengan output sinyal standar, misalnya RS-232-C,
RS-422-A, RS-485 atau dengan antarmuka bus data seperti field bus (profibus,
sensor – aktuator - bus).
Sensor biner adalah sensor yang mengubah besaran fisik menjadi sinyal biner,
sebagian besar sinyal listrik dengan status "ON" atau "OFF".
Contoh dari sensor binary adalah:
katup dengan rol, sensor proksimiti, sensor tekanan, sensor level,
sensor temperatur
b. Sensor Analog
Sensor analog adalah sensor yang mengubah besaran fisik menjadi sinyal
analog, sebagian besar sinyal analog listrik seperti tegangan atau arus.
Contoh sensor analog antara lain:
Sensor gaya, Sensor berat, Sensor tekanan, Sensor untuk torsi, Sensor
aliran (untuk gas dan cairan), Throughput sensors (for solid materials),
Filling level sensors , Sensors for temperature/other thermal values,
Sensors for optical values, Sensors for electromagnetic values.
Simbol-Simbol Komponen Listrik
Berikut ini adalah simbol-simbol kontak listrik yang digunakan oleh sakelar
pengendali dan sensor-sensor.
Simbol umum
Kontak N/O Setelah dioperasikan, bila
dioperasikan dilepas kontak tetap
dengan tangan hubung.(tidak otomatis reset)
Fungsi sebagai sakelar
1 0 2
Sakelar dapat dioperasikan 3
Sakelar pilih 1-0-2 posisi dengan cara memutar ke:
posisi 0, posisi 1, posisi 2
Sangat berbeda dengan limit switch, proximity switch beroperasi tanpa sentuhan
(non contact switching) dan tanpa gaya mekanik dari luar. Ada beberapa macam
proximity switch yaitu :
Reed switch
Induktive proximity switch
Capasitive proximity switch
Optical proximity switch
Bila di dalam simbol sensor proksimiti terdapat tanda induktif maka jenis sensor
tersebut adalah sensor proksimiti induktif. Identitas sensor proksimiti pada
rangkaian listrik adalah : B (B1, B2, … ).
Sensor proksimiti kapasitif sesuai untuk mendeteksi semua benda baik logam
maupun non logam tetapi dengan jarak yang relatif pendek seperti hanya sensor
proksimiti induktif. Objek yang akan dideteksi oleh sensor proksimiti kapasitif harus
dari volume minimum tertentu. Sensor proksimiti ultrasonik dan optical diffuse
reflective proximity sensors dapat mendeteksi berbagai bahan yang berbeda
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 12 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01
dengan jarak yang lebih besar. Namun, mendeteksi benda dengan permukaan
miring dapat menimbulkan masalah.
Kriteria lebih lanjut untuk pemilihan sensor proksimiti adalah kondisi obyek yang
akan dideteksi, persyaratan instalasi untuk sensor proksimiti dan faktor lingkungan
yang harus diperhitungkan. Setelah semua persyaratan ini telah ditetapkan, sensor
proksimiti yang sesuai dapat dipilih dari berbagai produk alternatif yang ditawarkan.
a. Object material
Obyek material yang akan dideteksi dari bahan berpenghantar listrik (konduktor)
atau tidak (isolasi). Obyek dengan bahan konduktor seperti:
Baja, Baja tahan karat (Stainless), Brass, Tembaga, Aluminium,
Nikel, Chromium, Berlapis logam, bahan tidak menghantarkan listrik,
tergantung pada spesifik ketebalan lapisan, Grafit
Obyek dengan bahan isolasi seperti:
Plastik, Kertas, Cardboard, kayu, Tekstil, Kaca
Sifat bahan isolasi:
Transparan atau non-transparan secara optik
Kemampuan refleks optik dari permukaan (menyerap untuk memantulkan)
Homogen, non-homogen (misalnya material komposit)
Porous, berserat
Padat, cair, material lepas
Dielektrikkonstan
Ukuran dan Bentuk:
Ukuran struktur obyek yang dideteksi dan mungkin diklasifikasi untuk
bentuk standar, misalnya blok, silinder, bola, kerucut.
b. Kondisi untuk mendeteksi benda-benda
Sentuhan atau non-sentuhan,
Jarak antara sensor dan objek, mungkin dengan mempertimbangkan setiap
toleransi yang mungkin terjadi dalam hal jarak, misalnya dalam
kasusbenda bergerak.
Kecepatan dari objek atau waktu bergerak selama obyek ada atau
downtime.
Tetap atau perubahan penginderaan, misalnya posisi obyekyang berbeda.
Jarak ke objek yang berdekatan, resolusi dari interogasi yang dibutuhkan.
e. Aplikasi keamanan
Aplikasi di daerah dengan bahaya ledakan
Aplikasi untuk tujuan pencegahan kecelakaan
Aplikasi dimana peningkatan langkah-langkah keamanan yang diperlukan
terhadap kerusakan
f. Pilihan / fitur sensor proksimiti
Desain/tipe dengan spesifikasi ukuran
Suplai tegangan(DC, AC)
Jenis switch keluaran dan tipe pengaman rangkaian:
Keluaran positip (PNP output)
Keluaran negatip (NPN output)
Pengaman hubung singkat
Perlindungan polaritas terbalik
Sambungan : kabel atau konektor
Kelas perlindungan IEC 529, DIN 40050
Suhu lingkungan yang diijinkan selama operasi
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 14 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01
BAB III
MENYAMBUNG SENSOR
Ada dua jenis sensor tergantung dari polaritas tegangan outputnya yaitu :
Sensor dengan keluaran tegangan positip (PNP) dan
Sensor dengan keluaran tegangan negatip (NPN).
Keluaran sensor proksimiti PNP dapat berupa "kontak NO" atau "kontak NC"
seperti pada gambar 1.13.
Sama seperti sensor PNP, keluaran sensor proksimiti NPN dapat berupa "kontak
NO" atau "kontak NC" seperti pada gambar 1.15.
Reed Switch
Reed switch adalah proximity switch yang dioperasikan secara magnetik. Ia terdiri
dari dua kontak buluh (reed) dalam tabung gelas yang diisi gas. Gambar 2.1
menunjukkan kontak buluh di dalam gelas kaca. Kapsul diisi dengan gas untuk
mencegah kontak dari karat. Bagian dari kontak buluh yang bersentuhan ketika
menutup,dilapisi dengan logam mulia untuk mendapatkan konduktivitas yang baik.
-
Gambar 2. 3Simbol reed switch dan benda aslinya
Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.4, ujung yang dilapisi logam mulia dari salah
satu buluh menjadi kutub utara magnet, sedangkan ujung buluh yang lain menjadi
kutub selatan magnet. Sejak saat itu kedua buluh memiliki kutub magnet yang
berlawanan, mereka saling menarik dan dua buluh bersentuhan bersama untuk
menutup rangkaian listrik. Ketika magnet menjauh dari kedua buluh, mereka
terlepas dan rangkaian listrik terbuka lagi.
Dalam pemakaian di teknik kontrol reed switch dipasang langsung pada rumah
silinder. Ia diaktifkan oleh cincin magnetik yang ada pada piston silinder. Jika cincin
magnet bergerak tepat pada reed switch menyebabkan kontak menutup akibat dari
medan magnet dan arus listrik dapat mengalir melaluinya.
Pada umumnya reed switch mempunyai kontak normal terbuka (N/O). Dalam
pemakaian industri, reed switch dilengkapi dengan lampu tanda LED.
Fungsi reed switchuntuk mendeteksi posisi akhir maju atau mundur dari silinder.
PNP NPN
Gambar 2. 7Rangkaian reed switch dengan beban relai
Parameter Nilai
Tegangan switching 12 – 27VDC atau AC
Ketelitian switching ± 0,1 mm
Kemampuan kontak maksimum 40 W
Maximum magnetic interference induction 0,16 mT
Arus switching maksimum 2A
Frekuensi switching maksimum 500 Hz
Waktu switching 2 ms
Konduktasi 0,1
Umur kontak 5 juta siklus switching
Klas Keamanan (IEC 529, DIN 40050) IP 66
Temperatur ruang kerja -20 – +60 °C
Saat memasang reed proximity sensor, pastikan bahwa tidak ada intervensi medan
magnet luar yang dekat sensor dengan kuat medan lebih dari 0,16 mT (T = Tesla).
Jika hal ini terjadi, maka sensor harus dilindungi.
Jika beberapa silinder pneumatik dilengkapi dengan reed proximity sensor, maka
jarak minimum 60mm diperlukan antara sensor dan dinding silinder eksternal yang
berdampingan.
Dengan reed proximity sensor, arus maksimum harus dikurangi. Jika tidak hal ini
dapat menyebabkan busur api selama switching atau dapat membakar pisau
kontak. Sebuah resistor (R) dipasang seri berfungsi sebagai pembatas arus dan
agar umur switching lebih panjang seperti terlihat pada gambar 2.8.
Sensor induktif terdiri dari kumparan, osilator, rectifier (rangkaian detektor), dan
rangkaian keluaran, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10.
PNP NPN
Gambar 2. 13 Rangkaian sensor induktif dengan beban relai
Parameter Nilai
Obyek material Logam
Tegangan switching 10 – 30V
Jarak switching nominal 0,8 – 10 mm, maksimum 250mm
Arus switching maksimum 75-400mA
Induksi respon minimal 2 – 35 mT
Getaran 10 – 50Hz, 1mm amplitudo
Kepekaan terhadap kotoran Tidak peka
Umur pelayanan Sangat lama
Frekuensi switching maksimum 1000 Hz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN 40050) sampai IP 67
Temperatur kerja -25 – +70 °C
2. Rectifier/rangkaian detektor
1 2 3
3. Rangkaian keluaran
Gambar 2. 15Blok diagram sensor kapasitif
Sebuah kapasitor terbentuk ketika dua konduktor listrik (plat), yang dipisahkan oleh
bahan isolasi (dielektrik), yang terhubung ke kutub yang berlawanan dari sumber
tegangan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.16.
Sensor kapasitif bekerja seperti kapasitor. Probe kapasitif dari sensor bertindak
sebagai kutub positif, dan tanah bertindak sebagai kutub negatif. Gambar 2.17
menunjukkan bahwa ketika sebuah objek mendekati sensor, konstanta dielektrik
mengubah kapasitansi kapasitor. Ketika nilai kapasitansinya mencapai batas
tertentu, osilator diaktifkan. Rectifier mengubah osilasi AC ke tegangan DC. Ketika
tegangan DC mencapai "tingkat operasi," transistor output aktif. Ketika tegangan
DC menurun ke "tingkat melepaskan," transistor output nonaktif.Karena sensor
diaktifkan oleh perubahan energi listrik daripada energi magnetik, maka sensor
dapat mendeteksi baik bahan logam dan non logam.
Probe dengan ukuran besar memiliki kapasitansi yang lebih besar daripada probe
yang kecil, sehingga obyek akan mempengaruhi medan elektrostatik dari probe
besar daripada jarak yang lebih jauh.Konstanta dielektrik dari media obyek
mempengaruhi jarak penginderaan. Obyek yang memiliki konstanta dielektrik yang
rendah sulit untuk dideteksi. Sebagai contoh, sebuah saklar proksimiti kapasitif
akan mendeteksi kaca hanya 40% dari jarak standar, dan kertas sebesar 10%.
2.3.3 Pemakaian
a. Mendeteksi Level Cairan
Sensor kapasitif yang digunakan untuk mendeteksi level cairan melalui dinding tipis
dari wadah plastik atau kaca maka ketebalan dinding harus dibatasi agar sensor
merespon isinya saja. Pada gambar 2.18 sensor kapasitif dipakai untuk mendeteksi
level cairan.
Tidak
Aktif Aktif
Gambar 2. 18 Aplikasi sensor kapasitif untuk level air
PNP NPN
Gambar 2. 20 Rangkaian sensor kapasitif dengan beban relai
Parameter Nilai
Bahan obyek Semua bahan dengan konstanta
dielektrik 1
Tegangan kerja 10 – 30VDC atau 20 – 250VAC
Jarak switching nominal 5 -20mm, maks.60mm
Parameter Nilai
Arus switching maksimum 500mA
Kepekaan terhadap kotoran peka
Umur pelayanan Sangat lama
Frekuensi switching Sampai 300 kHz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN 40050) IP 67
Temperatur kerja -25 – +70 °C
Berikut ini adalah contoh data teknik sensor optik jenis throughbeam.
Tabel 2. 4 Data Teknik Sensor Optik Throughbeam
Parameter Nilai
Bahan obyek Semua, masalah terhadap obyek
transparan yang tinggi
Tegangan kerja 10 – 30VDC atau 20 – 250VAC
Jarak switching nominal 1 -100mm (melalui pengaturan)
Arus switching (keluaran transistor) 100 - 500mA
Kepekaan terhadap kotoran Peka (sensitif)
Umur pelayanan Sangat lama (sekitar 100.000 jam)
Frekuensi switching 20 – 10.000 Hz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN Sampai IP 67
40050)
Temperatur kerja 0 – 60°C atau -25 – +80 °C
Kadang-kadang, sensor retroreflective standar dapat dipicu oleh refleksi dari target
yang mengkilap atau sangat reflektif. Untuk menghindari hal ini, sensor
retroreflective berpolarisasi berisi filter polarisasi di depan pemancar dan penerima.
Filter ini tegak lurus, atau 90° dari fase satu sama lain, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.26. Sebuah depolarisasi reflektor digunakan untuk memantulkan
cahaya. Dengan tidak adanya target, cahaya yang dipancarkan dari sensor tidak
terpolarisasi dan tercermin dari reflektor depolarizing. Beberapa cahaya yang
dipantulkan melewati filter polarisasi di depan penerima dan terdeteksi oleh sensor.
Namun, cahaya yang dipantulkan oleh sebagian besar target dikembalikan ke
sensor dengan polaritas yang sama, dan tidak dapat melewati filter polarisasi di
depan penerima.
• Dalam kasus benda transparan, sinar melewati objek dua kali dan sebagai
hasilnya dilemahkan. Hal ini dimungkinkan untuk mendeteksi benda-benda
jenis ini dengan cara pengaturan potensiometer yang sesuai.
• Pantulan dari objek harus diatur sedemikian rupa untuk memastikan bahwa
pancaran tidak mengenai penerima.
• Kegagalan dari pemancar dievaluasi sebagai "ada objek/benda".
• Reflektor dapat terganggu akibat usia dan kotoran; Pada suhu lebih dari 80°C,
plastik dapat dipengaruhi secara permanen, reflektor yang tidak sesuai dapat
membatasi jangkauan dan keefektivitasanyang besar.
Aplikasi sensor ini untuk memonitor dan menghitung benda kerja. Aplikasi yang lain
untuk mengontrol kekendoran lembaran suatu obyek.
Gambar 2. 27Aplikasi sensor optik jenis Gambar 2. 28Sensor optik jenis reflektor
reflektor untuk mengontrol lembaran suatu obyek
Berikut ini adalah contoh data teknik sensor optik jenis reflektor.
Tabel 2. 5 Data Teknik Sensor Optik Reflektor
Parameter Nilai
Bahan obyek Semua, masalah terhadap pantulan
obyek
Tegangan kerja 10 – 30VDC atau 20 – 250VAC
Jarak switching nominal Lebih dari 10m (melalui pengaturan)
Parameter Nilai
Arus switching (keluaran 100 - 500mA
transistor)
Kepekaan terhadap kotoran Peka (sensitif)
Umur pelayanan Sangat lama (sekitar 100.000 jam)
Frekuensi switching 20 – 1000 Hz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN Sampai IP 67
40050)
Temperatur kerja 0 – 60°C atau -25 – +80 °C
Benda-benda transparan seperti gelas kaca yang terang, flexiglas yang terang dan
film transparan biasanya memiliki permukaan halus, memantulkan, oleh karena itu
sensor optik difuse dapat digunakan. Permukaan obyek harus vertikal sejajar
dengan arah cahaya sensor.
Benda-benda dengan sedikit pantulan seperti plastik hitam, karet hitam, bahan
gelap dengan permukaan kasar, tekstil warna gelap dan baja mengkilap tidak dapat
dideteksi oleh sensor optik difuse atau hanya dengan jarak yang sangat dekat.
Alternatif solusinya dengan menggunakan sensor optik through beam atau sensor
retro-reflektif untuk pendekatan dari samping atau dengan sensor kapasitif atau
sensor ultrasonik untuk pendekatan dari depan.
Pemakaian sensor optik difuse digunakan untuk memonitor letak benda kerja yang
benar atau salah seperti ditunjukkan oleh gambar 2.31. Gambar 2.32 adalah
pemakaian sensor optik difuse lainnya yang digunakan untuk mengecek bentuk
dan posisi benda kerja.
Gambar 2. 31 Sensor optik diffuse untuk Gambar 2. 32 Sensor optik diffuse untuk
memonitor posisi benda kerja. mengecek bentuk benda kerja.
Berikut ini adalah contoh data teknik sensor optik jenis diffuse.
Tabel 2. 6 Data Teknik Sensor Optik Diffuse
Parameter Nilai
Bahan obyek Semua obyek
Tegangan kerja 10 – 30VDC atau 20 – 250VAC
Jarak penyensoran 50mm – 2 m (melalui pengaturan)
Arus switching (keluaran transistor) 100 - 500mA
Kepekaan terhadap kotoran Peka (sensitif)
Umur pelayanan Sangat lama (sekitar 100.000 jam)
Frekuensi switching 20 – 2000 Hz
Klas Keamanan (IEC 529, DIN 40050) Sampai IP 67
Temperatur kerja 0 – 60°C atau -25 – +80 °C
Gambar 2. 35Sensor optik difuse dengan kabel serat optik untuk mendeteksi obyek kecil.
>p
Sensor dengan kepekaan tekanan dapat dilakukan dengan salah satu prinsip fisika
berikut ini :
pengaruh tahanan (membran dengan strain gauge yaitu perubahan tahanan
listrik terjadi karena perubahan permukaan),
pengaruh piezoresistive (perubahan tahanan listrik terjadi karena perubahan
tekanan mekanik),
pengaruh piezoelectric (pembangkitan muatan listrik melalui tekanan
mekanik)
pengaruh kapasitansi (perubahan kapasitansi terjadi karena perubahan
tekanan mekanik).
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 40 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01
-
Gambar 3. 2 Simbol sensor tekanan
Karakteristik sensor yang menunjukkan hubungan antara tekanan dan sinyal output
sebagai berikut :
Tegangan
V
10
0 tekanan p
0 2 4 6 8 10 bar
BAB IV
MEN-SETUP SENSOR
Akurasi dari pengukuran dapat di peroleh dari proses setup, sedangkan respontime
didapatkan dengan membandingkan data pembacaan instrument ketika diberikan input
dynamic terhadap output transient dari sistem terukur.
Terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan setup alat ukur,
yaitu “ zero ” dan “ span ”. Seperti ditunjukan pada gambar 1a, pada grafik gambar
tersebut ditampilkan setup linier suatu transmitter digambarkan oleh suatu garis lurus
dan direpresentasikan dalam persamaan y=mx+b, dimana y adalah output, x merupakan
input, m disebut gradien kemiringan dan b adalah interception.
Setup suatu alat ukur dapat merubah nilai span maupun zero atau bahkan keduanya.
Perubahan pada posisi zero juga disebut dalam beberapa istilah lain seperti bias error ,
DC Offset , atau zero shift . Pergeseran titik nol dari suatu pembacaan alat ukur ( zero )
dapat bergeser ke arah positif maupun negatif. Penyebab terjadinya pergeseran titik 0
bisa di akibatkan oleh beberapa hal, sebagai contoh pada sensor temperatur dapat
terjadi karena perubahan ambient temperatur yang berpengaruh terhadap hasil setup.
Misal sebuah alat ukur disetup pada suhu temperatur ruangan dan digunakan pada suhu
operasi kerja yang berbeda (ekstrim), hal ini dapat menghasilkan bias error maupun
pergeseran titik 0) pada pembacaan alat ukur
Temperatur merupakan variabel yang paling umum dan paling sering diukur dalam
aplikasi industri. Temperatur berpengaruh besar pada proses produksi secara
keseluruhan misalnya pengaruh terhadap kualitas, kekuatan material, konsumsi energi
dan lain-lain
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 46 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01
Setup suhu bisa dilakukan dengan berbagai cara dan dengan berbagai tingkat akurasi.
Seperti halnya setup, standar harus digunakan. Standar yang digunakan dalam setup
suhu harus disertifikasi dengan akurasi yang dapat dilacak pada standar nasional
maupun internasional. Dalam aplikasi industri, setup suhu biasanya melibatkan termistor,
termokopel dan alat-alat resistance temperature devices (RTD) seperti PT100 dan lain
sebagainya.
Sebelum menggunakan sensor dan mengsetup terlebih dahulu kita harus menyiapkan
alat standar yang sudah tersertifikasi yang akan kita gunakan sebagai kalibrator. Untuk
Sensor suhu kita bisa menggunakan bath/bak yang berisi cairan minyak serta alat ukur
kalibrator seperti produk contant instrument TEMP 40 sebagai refrensi suhu calibrator
atau ALL300 yang dapat digunakan untuk multicalibrator .
Perangkat calibrator digunakan untuk mengukur suhu secara akurat. Bacaan dari
perangkat ini dapat dikompensasikan dengan sensor suhu lapangan yang kurang akurat
dan digunakan untuk mengevaluasi viabilitas perangkat tersebut atau untuk melakukan
setup pembacaan sensor
BAB V
MENGKONDISIKAN KEMBALI AREA KERJA
Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat kerja adalah :
1. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja;
2. Meningkatkan produktifitas kerja;
3. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat;
4. Menurunkan angka absensi tenaga kerja;
5. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja;
6. Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.
Kebersihan tempat kerja sangat terkait dengan program sistim manajemen lingkungan.
Dengan tempat kerja yang bersih berarti di lokasi kerja terbebas dari sampah-sampah,
sehingga setiap pekerja merasa nyaman dalam bekerja. Dalam istilah 5 S, kegiatan
pembersihan termasuk dalam kegiatan inspeksi, karena pada saat melakukan
kegiatan kebersihan berarti melakukan pengontrolan terhadap barang-barang yang
tidak dipergunakan di tempat kerja. Tujuan jangka panjang dari kegiatan ini adalah
meminimalkan terjadinya kesalahan-kesalahan kecil yang bisa mengganggu proses
produksi, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga.
Untuk menjaga kebersihan tempat kerja, hal yang perlu dilakukan adalah :
Tentukan penanggung jawab kebersihan untuk setiap bagian
Tentukan apa saja yang perlu dibersihkan.
Patuhi aturan yang telah disepakati.
b. Apa yang perlu dibersihkan Hal ini perlu merupakan kesepakatan bersama
agar setiap orang mempunyai keseragaman dan tidak melakukan kesalahan
dalam melakukan kegiatan pembersihan tempat kerja. Sehingga setiap orang
harus memahami pentingnya pembersihan dan dapat mengurangi penyebab
terjadinya pengotoran di tempat kerja.
c. Patuhi aturan Aturan yang telah disepakati, bisa berjalan dengan baik apabila
setiap orang berusaha mematuhi kesepakatan tersebut.
kerja di suatu perusahaan tidak diatur sedemikian rupa, maka berapa banyak waktu
yang terbuang untuk mencari barang yang diperlukan.
Dalam penataan tempat kerja, yang sangat diutamakan adalah fungsi dari barang
tersebut bagi kegiatan kerja. Jika segala sesuatu disimpan di tempat tertentu demi
menjaga mutu dan keamanan tempat kerja bisa dikatakan tempat kerja tersebut tertata
dengan rapi.
Untuk dapat melakukan penataan tempat kerja, mulailah dari memilih barang yang
seharusnya disimpan, seperti yang sudah dilakukan dalam kegiatan berikut ini:
barang yang sering dipergunakan minimal sekali seminggu, simpan di dekat
tempat kerja,
barang yang dipergunakan lebih dari sekali dalam sebulan, simpan disuatu
tempat di area kerja,
barang yang dipergunakan sekali dalam setahun terakhir, simpan di tempat lain,
barang/peralatan ditempat kerja yang tidak terlihat rapi dipilah, dipisahkan sesuai
Klasifikasinya,
barang yang sama sekali tidak dipergunakan untuk mendukung kegiatan kerja,
dibuang. (Dibuang bukan berarti langsung jadi sampah tetapi dilihat apakah
barang tsb masih bisa dipakai oleh bagian lain di tempat lain, atau bisa dijual
atau menjadi sampah).
Setelah diketahui jumlah barang yang harus disimpan di tempat kerja; langkah
selanjutnya adalah :
a. Penentuan Tempat Penyimpanan Hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan tempat penyimpanan adalah, kesesuaian dengan tempat kerja dan
pola penyimpanan. Tanpa ada pola yang ditentukan berarti melakukan
pemborosan waktu untuk pencarian barang bila diperlukan.
b. Pengaturan Tempat Penyimpanan Langkah selanjutnya adalah menentukan
bagaimana barang akan ditata di tempat tersebut. Hal yang penting adalah
barang yang disimpan harus dapat segera mungkin diketahui tempatnya dan
diambil bila diperlukan. Untuk lebih mempermudah dalam pencarian barang,
tandailah tempat penyimpanan.
c. Patuhi Aturan Penyimpanan
BAB VI
MELAPORKAN HASIL PEMELIHARAAN DAN PENGESETAN SENSOR
Apabila mensetup yang dilakukan baik secara internal maupun eksternal menyebabkan
munculnya serangkaian faktor koreksi maka laboratorium harus mempunyai prosedur
untuk memastikan salinan-salinan seperti dalam piranti lunak komputer yang digunakan
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 56 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01
untuk menyimpan data berkaitan dengan faktor koreksi hasil mensetup harus
dimutakhirkan dengan benar. Peralatan dan standar acuan yang telah dimensetup baik
oleh petugas mensetup dari internal laboratorium ataupun oleh pihak eksternal, bila
memungkinkan, diberi label mensetup yang menyatakan status mensetup, tanggal
mensetup dan tanggal mensetup ulang, serta personil/lembaga yang melakukan
mensetup.
Secara umum, evaluasi hasil mensetup dilakukan dengan cara membandingkan faktor
koreksi dan ketidakpastian terbesar dengan toleransi atau alurasi yang disyaratkan oleh
peralatan ukur, metode pengujian atau metode mensetup, sebagai berikut:
suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk
menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap
sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya.
Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Informasi merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pengolahan data. Data yang sudah
ada dikemas dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah informasi yang
berguna.
Jenis-jenis Data :
Data menurut cara memperolehnya
Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek / obyek
penelitian/pekerjaan oleh karyawan maupun organisasi. Data Sekunder adalah data
yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian/pekerjaan. Peneliti
mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai
cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada
peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
Data menurut sumber datanya
Data Internal merupakan data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misalnya: data keuangan, data pegawai, data produksi, dan
sebagainya.
Data Eksternal yaitu data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar
organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen,
tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
Manfaat Informasi/Data
1. Sebagai komponen utama atau penting dalam system informasi, karena
merupakan dasar dalam menyediakan informasi;
Judul Modul: Memelihara Sensor
Buku Informasi - Versi2018 Halaman: 58 dari 62
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Mekatronika C.282900.011.01
DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
DAFTAR PENYUSUN