Anda di halaman 1dari 33

Modul C1.3.

Sistem Komputer Kelas X TKJ Semester 1


Modul C1.3. Sistem Komputer Kelas X TKJ Semester 1

Kegiatan Belajar 1 : Sejarah Perkembangan Sistem Komputer


Kegiatan Belajar 2 : Organisasi Komputer dan Arsitektur Komputer
Kegiatan Belajar 3 : Memahami Sistem Bilangan(Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal)
------UTS------
Kegiatan Belajar 4 : Memahami Operasi Aritmatik
Kegiatan Belajar 5 : Memahami Relasi Logik & Fungsi Gerbang Dasar (AND, OR, NOT,
NAND, XNOR)
Kegiatan Belajar 6 : Desain Dan Simulasi Logika Sirkuit Digital Menggunakan Logisim

------UAS------

Kegiatan Belajar 1 :

Sejarah Perkembangan Sistem Komputer

Sejarah perkembangan sistem komputer adalah sejarah yang terkait dengan perkembangan
sistem operasi, dimana dapat dikelompokan menjadi lima kurun waktu (generasi).
1. Generasi Pertama (1945-1955)
2. Generasi Kedua (1955-1965)
3. Generasi Ketiga (1965-1980)
4. Generasi Keempat (1980-2000an)
5. Generasi Kelima (2000an- ??)

1. Generasi Pertama(1945-1955)
Generasi ini merupakan awal pengembangan sistem komputasi elektronik, mengganti
gagasan-gagasan mesin komputasi mekanis. Manusia memerlukan perangkat komputasi untuk
mengatasi keterbatasannya dalam melakukan komputasi. Manusia mempunyai keterbatasan
dalam komputasi, yaitu:
 Kecepatan penghitung manusia terbatas.
 Manusia sangat mudah membuat kesalahan.

Upaya manusia untuk meningkatkan kemampuan komputasinya telah dimulai sejak awal
peradaban manusia. Mulai dari merekam dengan tumpukan batu, potongan batang, sempoa, serta
cara-cara mekanis seperti mesin hitung buatan Blaise Pascal. Sebelum penciptaan komputer
elektronik, manusia telah berusaha membuat komputer mekanis yaitu komputer yang
memanfaatkan gerak dari benda-benda masif, tidak sampai level electron serta tidak
memanfaatkan listrik sebagai pembangkitnya. Komputer mekanis ini mempunyai banyak
keterbatasan yang menyebabkan kegagalan. Komputer mekanis mempunyai dua penyebab
kelemahan, yaitu:
 Kecepatan komputasi dibatasi inersia bagian-bagian yang bergerak.
 Transmisi informasi alat-alat mekanis tidak praktis, susah dipakai serta tidak handal.
Pada generasi pertama ini belum ada sistem operasi. Sistem komputer diberi instruksi yang harus
dikerjakan secara langsung.

2. Generasi Kedua(1955-1965)
Komputer generasi kedua ini merupakan batch processing system. Tugas-tugas
dikumpulkan di dalam satu rangkaian kemudian dieksekusi secara berurutan. Pada generasi ini,
tugas-tugas adalah program-program yang harus dikerjakan oleh komputer. Program-program itu
dituliskan di tape.
Pada awal generasi ini, sistem komputer belum dilengkapi sistem operasi, namun
beberapa fungsi dasar sistem operasi telah ada misalnya FMS (Fortran Monitoring System) dan
IBSYS yang memberikan layanan perangkat keras merupakan bagian fungsi dari sistem operasi
modern. Pada tahun 1964, IBM mengeluarkan computer keluarga System/360. Komputer S/360
dirancang agar kompatibel secara perangkat keras yang merupakan bagian dari sistem operasi
OS/360. System 360 berevolusi menjadi System 370.

3. Generasi Ketiga(1965-1980)
Perkembangan berlanjut, sistem operasi dikembangkan untuk melayani banyak pemakai
interaktif sekaligus. Pemakai-pemakai interaktif berkomunikasi dengan komputer lewat terminal
secara online (yang dihubungkan secara langsung) kesatu komputer. Sistem komputer menjadi :
 Multiuser, yaitu sekaligus digunakan banyak orang.
Dengan adanya kemampuan multiuser, membuat para pemakai yang berinteraksi langsung
dengan komputer dapat sekaligus banyak dalam menggunakan komputer. Tetapi disatu sisi
komputer harus menanggapi permintaanpermintaan pemakai secara cepat atau akan
menyebabkan produktifitas pemakai menurun. Untuk kebutuhan itu dikembangkan timesharing.
 Multiprogramming, yaitu sekaligus melayani bayak program.
Multiprogramming berarti komputer melayani banyak tugas atau proses (program yang
dijalankan) sekaligus pada satu waktu. Teknik Multiprogramming meningkatkan utilisasi
pemroses dengan mengorganisasikan semua tugas, dalam hal ini pemroses selalu mempunyai
satu tugas yang harus dieksekusi. Teknik ini meningkatkan efisiensi pemroses. Teknik
multiprogramming dilakukan dengan mempartisi memori menjadi beberapa bagian.
Satu bagian memori berisi satu tugas berbeda. Sistem operasi menyimpan beberapa tugas di
memori secara simultan. Saat satu tugas menunggu operasi masukkan atau keluaran diselesaikan,
tugas lain menggunakan pemroses. Teknik ini memerlukan perangkat keras khusus untuk
mencegah satu tugas menggangu tugas lain.
Timesharing merupakan varian dari multiprogramming, yakni tiap pemakai satu terminal
online. Pemroses hanya memberi layanan pada pemakai-pemakai aktif dengan bergantian secara
cepat. Pemakai-pemakai itu akan merasa dilayani secara terus-menerus, padahal sebenarnya
digilir satu per satuan waktu yang singkat. Efek ini biasa disebut pseudoparallelism, yaitu efek
seolah-olah terdapat banyak komputer paralel yang melayani banyak pemakai. Karena sumber
daya lambat yang digunakan bersama sering menimbulkan bottleneck, maka dikembangkan
teknik Spooling.
Teknik Spooling adalah membuat peripheral seolah-olah dapat digunakan bersama-sama
sekaligus pada saat yang sama, dapat diakses secara simultan. Teknik ini dilakukan dengan cara
menyediakan beberapa partisi memori. Saat terdapat permintaan layanan peripheral, permintaan
langsung diterima dan data untuk layanan itu lebih dulu disimpan di memori yang disediakan.
Kemudian layanan-layanan untuk permintaan-permintaan yang diantrikan dijadwalkan agar
secara nyata dilayani oleh peripheral.

4. Generasi Keempat(1980-2000an)
Pada generasi keempat ini, sistem operasi tidak lagi hanya diperutukan untuk satu mode
pengolahan, tetapi telah ditujukan untuk banyak mode pengolahan, misalnya mendukung batch
processing, timesharing, networking dan (soft) realtime applications sekaligus. Hanya hard
realtime applications sulit disatukan dengan mode-mode pengolahan yang lainnya karena
beresiko tinggi. Pada generasi ini, kenyamanan mengoperasikan sistem komputer juga dinilai
penting. Komputer yang makin ampuh telah sanggup memberi antar muka grafis yang nyaman.
Komputer desktop dinyamankan dengan GUI (Graphical User Interface). GUI ini dimulai X
Windows System hasil penelitian di MIT, kemudian Macintosh, Sun View, disusul Microsoft
Windows. Generasi keempat ini ditandai berkembang dan meningkatnya kemampuan komputer
desktop (komputer pribadi) dan teknologi jaringan. Jaringan TCP atau IP telah mulai digunakan
secara luas oleh kalangan militer, peneliti, peguruan tinggi dan masyarakat secara umum.

5. Generasi Kelima (2000an- ??)


Awal munculnya computer-komputer modern.
Latihan Soal Kegiatan Belajar 1

Generasi Tahun Ciri Contoh Komputer

5
Kegiatan Belajar 2 :
Organisasi Komputer dan Arsitektur Komputer

1. Pendahuluan
 Arsitektur Komputer, mempelajari atribut-atribut sistem komputer yang terkait dengan
seorang programmer. contoh: set instruksi, aritmetilka yang digunakan, teknik
pengalamatan, mekanisme I/O.
 Organisasi Komputer, mempelajari bagian yang terkait dengan unit-unit operasional
computer dan hubungan antara komponen sistem komputer. contoh: sinyal kontrol,
interface, teknologi memori.

2. Perbedaan Arsitektur Komputer dan Organisasi Komputer

Arsitektur Komputer
 adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer.
Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari
kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem
interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan
lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara
pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll).
Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah Arsitektur von Neumann, CISC, RISC,
blue gene, dll.
 Arsitektur Komputer Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep
perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem computer.Biasanya
mempelajari atribut-atribut sistem komputer yang terkait dengan eksekusi logis sebuah
program.
 Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari
kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem
interkoneksinya).
 Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan
terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan
alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari
arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll.
 Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus
seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat
menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target
biayanya.
 Arsitektur komputer mempelajari atribut – atribut sistem komputer yang terkait dengan
seorang programmer, dan memiliki dampak langsung pada eksekusi logis sebuah
program.Sebagaimana contoh: set instruksi, aritmetika yang digunakan, teknik
pengalamatan, mekanisme I/O.
 Arsitektur komputer ini paling tidak mengandung 3 sub-kategori:
1. Set instruksi (ISA)
2. Arsitektur mikro dari ISA, dan
3. Sistem desain dari seluruh komponen dalam perangkat keras komputer ini.
 Organisasi Komputer adalah bagian yang terkait erat dengan unit – unit operasional dan
interkoneksi antar komponen penyusun sistem komputer dalam merealisasikan aspek
arsitekturalnya. Contoh aspek organisasional adalah teknologi hardware, perangkat
antarmuka, teknologi memori, dan sinyal – sinyal kontrol.
 Arsitektur komputer lebih cenderung pada kajian atribut – atribut sistem komputer yang
terkait dengan seorang programmer. Contohnya, set instruksi, aritmetika yang digunakan,
teknik pengalamatan, mekanisme I/O.
 Dan juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai
cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah
komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.

Organisasi Komputer
 Organisasi komputer adalah bagian yang terkait erat dengan unit – unit operasional dan
interkoneksi antar komponen penyusun sistem komputer dalam merealisasikan aspek
arsitekturalnya. Biasanya mempelajari bagian yang terkait dengan unit-unit operasional
komputer dan hubungan antara komponen-komponen sister komputer.
 Contoh aspek organisasional adalah teknologi hardware, perangkat antarmuka, teknologi
memori, dan sinyal – sinyal kontrol.Arsitektur komputer lebih cenderung pada kajian atribut
– atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer. Contohnya, set
instruksi, aritmetika yang digunakan, teknik pengalamatan, mekanisme I/O.
 Sebagai contoh apakah suatu komputer perlu memiliki instruksi pengalamatan pada memori
merupakan masalah rancangan arsitektural. Apakah instruksi pengalamatan tersebut akan
diimplementasikan secara langsung ataukah melalui mekanisme cache adalah kajian
organisasional.
 Jika organisasi komputer mempelajari bagian yang terkait dengan unit-unit operasional
komputer dan hubungan antara komponen sistem computer,dan interkoneksinya yang
merealisasikan spesifikasi arsitektural contoh: teknologi hardware, perangkat antarmuka
(interface), teknologi memori, sistem memori, dan sinyal–sinyal control.
3. Perbedaaan Utamanya :
Organisasi Komputer :

 Bagian yang terkait dengan erat dengan unit – unit operasional


 Contoh : teknologi hardware, perangkat antarmuka, teknologi memori, sistem memori, dan
sinyal sinyal control

Arsitektur Komputer :

 Atribut – atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer


 Contoh : Set instruksi, aritmetika yang dipergunakan, teknik pengalamatan, mekanisme I/O

4. Struktur Komputer
Adalah sebuah sistem yang berinteraksi dengan cara tertentu dengan dunia luar. Interaksi
dengan dunia luar dilakukan melalui perangkat peripheral dan saluran komunikasi.

Komputer

System
Bus

Main
Memory

CPU

IO

Komputer

Peripheral

Command Line
Terdapat empat struktur utama/dasar komputer:
 Central Processing Unit (CPU) atau sering disebut juga Prosesor, berfungsi sebagai
pengontrol operasi komputer dan pusat pengolahan fungsi–fungsi komputer.
 Memori Utama, berfungsi sebagai penyimpan data.
 I/O, berfungsi memindahkan data ke lingkungan luar atau perangkat lainnya.
 System Interconnection, merupakan sistem yang menghubungkan CPU, memori utama dan
I/O.
Komponen yang paling menarik namun paling kompleks adalah CPU. Struktur CPU terlihat
pada gambar berikut:

CPU

Internal
System
Bus

Control
Unit

Register

ALU

CPU

Komponen CPU:
 Control Unit, berfungsi untuk mengontrol operasi CPU dan mengontrol komputer secara
keseluruhan.
 Arithmetic And Logic Unit (ALU), berfungsi untuk membentuk fungsi–fungsi pengolahan
data komputer.
 Register, berfungsi sebagai penyimpan internal bagi CPU.
 CPU Interconnection, berfungsi menghubungkan seluruh bagian dari CPU.
5. Fungsi Komputer
Fungsi dasar sistem komputer adalah sederhana seperti terlihat pada gambar. Pada
prinsipnya terdapat empat buah fungsi operasi, yaitu :
 Fungsi Operasi Pengolahan Data
 Fungsi Operasi Penyimpanan Data
 Fungsi Operasi Pemindahan Data
 Fungsi Operasi Kontrol .
Komputer harus dapat memproses data. Representasi data di sini bermacam–macam,
akan tetapi nantinya data harus disesuaikan dengan mesin pemrosesnya. Dalam pengolahan data,
komputer memerlukan unit penyimpanan sehingga diperlukan suatu mekanisme penyimpanan
data. Walaupun hasil komputer digunakan saat itu, setidaknya komputer memerlukan media
penyimpanan untuk data prosesnya. Dalam interaksi dengan dunia luar sebagai fungsi
pemindahan data diperlukan antarmuka (interface), proses ini dilakukan oleh unit Input/Output
(I/O) dan perangkatnya disebut peripheral. Saat interaksi dengan perpindahan data yang jauh
atau dari remote device, komputer melakukan proses komunikasi data.

6. Arsitektur Von Neumann


Arsitektur von Neumann (atau Mesin Von Neumann) adalah arsitektur yang diciptakan
oleh John von Neumann (1903-1957). Arsitektur ini digunakan oleh hampir semua komputer
saat ini. Arsitektur Von Neumann menggambarkan komputer dengan empat bagian utama: Unit
Aritmatika dan Logis (ALU), unit kontrol, memori, dan alat masukan dan hasil (secara kolektif
dinamakan I/O). Bagian ini dihubungkan oleh berkas kawat, “bus”.

Memory

Control
Unit

Arithmetic
Logic Unit

input

output

accumulator
Latihan Soal Kegiatan Belajar 2

1. Jelaskan perbedaan antara organisasi komputer dan arsitektur komputer


2. Sebutkan fungsi operasi komputer
3. Jelaskan Arsitektur von Neumann
4. Buatlah gambar dari struktur mesin Von Neumann
5. Jelaskan fungsi Memory, CU, ALU, Input dan Output dari gambar struktur mesin Von
Neumann
Kegiatan Belajar 3.
Memahami Sistem Bilangan(Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal)

1) Sistem desimal dan biner


Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada Tabel 11,
yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan,
dan seterusnya. Kolom A, B, C menunjukkan kenaikan pada eksponen dengan basis
10 yaitu 10 0= 1, 10 1= 10, 10 2 = 100. Dengan cara yang sama, setiap kolom pada
sistem bilangan biner, yaitu sistem bilangan dengan basis, menunjukkan eksponen
dengan basis 2, yaitu 2 0 =1, 2 1=2, 2 2=4, dan seterusnya.
Tabel 1. Nilai Bilangan Desimal dan Biner
Kolom desimal Kolom biner
C B A C B A
102 = 101 = 10 10 0 = 1 22 = 4 21 = 2 20 = 1
100 (pul uhan) (satuan) (empatan) (duaan) (satuan)
(ratusan)
Setiap digit biner disebut bit; bit paling kanan disebut least significant bit (LSB),
dan bit paling kiri disebut most significant bit (MSB).

Tabel 2. Daftar Bilangan Desimal dan Bilangan Biner Ekivalensinya


Biner
C (MSB) B A (LSB)
Desimal
(4) (2) (1)
0 0 0 0
1 0 0 1
2 0 1 0
3 0 1 1
4 1 0 0
5 1 0 1
6 1 1 0
7
Untuk membedakan 1 pada system
bilangan 1 1 digunakan subskrip.
yang berbeda
Sebagai contoh 910 menyatakan bilangan sembilan pada sistem bilangan desimal ,
dan 011012 menunjukkan bilangan biner 01101. Subskrip tersebut sering diabaikan
jika sistem bilangan yang dipakai sudah jelas.
Tabel 3. Contoh Pengubahan Bilangan Biner menjadi Desimal
Kolom biner
Desimal
Biner 32 16 8 4 2 1
1110 - - 1 1 1 0 8 + 4 + 2 = 14
1011 - - 1 0 1 1 8 + 2 + 1 = 11
11001 - 1 1 0 0 1 16 + 8 + 1 = 25
10111 - 1 0 1 1 1 16 + 4 + 2 + 1 = 23
110010 1 1 0 0 1 0 32 + 16 + 2 = 50

Konversi Desimal ke Biner


Cara untuk mengubah bilangan desimal ke biner adalah dengan pembagian.
Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi 2, dengan
memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian akan berni lai 0 atau 1, yang
akan membentuk bilangan biner dengan sisa yang terakhir menunjukkan
MSBnya. Sebagai contoh, untuk mengubah 5210 menjadi bilangan biner,
diperlukan langkah-langkah berikut :

52 : 2 = 26 sisa 0, LSB
26 : 2 = 13 sisa 0
13 : 2 = 6 sisa 1
6: 2 = 3 sisa 0
3:2 = 1 sisa 1
1:2 = 0 sisa 1, MSB

Sehingga bilangan desimal 5210 akan diubah menjadi bilangan biner 110100.
Cara diatas juga bisa digunakan untuk mengubah system bilangan yang lain, yaitu
oktal atau heksadesimal.

2) Bilangan Oktal
Bilangan Oktal adalah sistem bilangan yang berbasis 8 dan mempunyai delapan
simbol bilangan yang berbeda : 0,1,2,….,7. Teknik pembagian yang berur utan
dapat digunakan untuk mengubah bilanga desimal menjadi bilangan oktal. Bilangan
desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi dengan 8 dan sisa
pembagiannya harus selalu dicatat. Sebagai contoh, untuk mengubah bilangan
581910 ke oktal,
langkah-langkahnya adalah :
5819 : 8 = 727, sisa 3, LSB
727 : 8 = 90, sisa 7
90 : 8 = 11, sisa 2
11 : 8 = 1, sisa 3
1:8 = 0, sisa 1, MSB
Sehingga 581910 = 13273 8

Bilangan Oktal dan Biner


Setiap digit pada bilangan oktal dapat disajikan dengan 3 digit bilangan biner, lihat
Tabel 1.5. Untuk mengubah bilangan oktal ke bilangan biner, setiap digit oktal
diubah secara terpisah.
Sebagai contoh, 35278 akan diubah sebagai berikut:
38 = 011 2 ,MSB
58 =101 2
28 =010 2
78 = 111 2 ,LSB
Sehingga bilangan oktal 3527 sama dengan bilangan 011 101 010 111.
Sebaliknya, pengubahan dari bilangan biner ke bilangan oktal dilakukan dengan
mengelompokkan setiap tiga digit biner dimulai dari digit paling kanan, LSB.
Kemudian, setiap kelompok diubah secara terpisah ke dalam bilangan oktal. Sebagai
contoh, bilangan 11110011001 2 akan dikelompokkan menjadi 11 110 011 001,
sehingga.
112 = 3 8 , MSB
1102 = 6 8
0112 = 38
0012 = 1 8, LSB
Jadi, bilangan biner 11110011001 apabila diubah menjadi bilangan oktal akan diperoleh
36318 .

3) Bilangan Hexadesimal
Bilangan heksadesimal, sering disingkat dengan hex, adalah bilangan dengan basis
16 10 , dan mempunyai 16 simbol yang berbeda, yaitu 0 sampai dengan 15. Bilangan
yang lebih besar dari 15 10 memerlukan lebih dari satu digit hex. Kolom heksadesimal
menunjukkan eksponen dengan basis 16, yaitu 16 0 = 1, 16 1 = 16, 16 2 = 256, dan
seterusnya. Sebagai contoh :
152B16 = (1 x 16 3 ) + (5 x 162 ) + (2 x 16 1 ) + (11 x 16 0 )
= 1 x 4096 + 5 x 256 + 2 x 16 + 11 x 1
= 4096 + 1280 + 32 + 11
= 5419 10
Sebaliknya, untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan heksadesimal,
dapat dilakukan dengan cara membagi bilangan desimal tersebut dengan 16. Sebagai
contoh, untuk mengubah bilangan 340810 menjadi bilangan heksadesimal, dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3409/16= 213, sisa 1 10 = 1 16 , LSB
213/16 = 13, sisa 5 10 = 5 16
13/16 = 0, sisa 13 10 = D 16 ,MSB
Sehingga, 3409 10 = D51 16 .

Bilangan Hexadesimal dan Biner


Setiap digit pada bilangan heksadesimal dapat disajikan dengan empat buah bit.
Untuk mengubah bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner, setiap digit dari
bilangan heksadesimal diubah secara terpisah ke dalam empat bit bilangan biner.
Sebagai contoh, 2A5C 16 dapat diubah ke bilangan biner sebagai berikut.
216 = 0010, MSB A 16 = 1010
516 = 0101
C16 = 1100, LSB
Sehingga, bilangan heksadesimal 2A5C akan diubah menjaid bilngan biner 0010
1010 0101 1100. Sebaliknya, bilangan biner dapat diubah menjadi bilangan
heksadesimal dengan cara mengelompokkan setiap empat digit dari bilangan biner
tersebut dimulai dari digit paling kanan. Sebagai contoh, 0100111101011100 2 dapat
dikelompokkan menjadi 0100 1111 0101 1110. Sehingga:
01002 = 4 16 , MSB
11112 = F 16
01012 = 5 16
11102 = E 16 , LSB
Dengan demikian, bilangan 0100 1111 0101 1110 2 = 4F5E 16.

4) Bilangan Biner Pecahan


Dalam sistem bilangan desimal, bilangan pecahan disajikan dengan menggunakan titik
desimal. Digit-digit yang berada di sebelah kiri titik desimal mempunyai nilai
eksponen yang semakin besar, dan digit-digit yang berada di sebelah kanan titik
desimal mempunyai nilai eksponen yang semakin kecil. Sehingga
0.110 = 10 -1 = 1/10
0.1010 = 10 -2- = 1/100
0.2 = 2 x 0.1 = 2 x 10-1, dan seterusnya.
Cara yang sama juga bisa digunakan untuk menyajikan bilangan biner pecahan.
Sehingga,
0.12 = 2 -1 = ½, dan
0.012 = 2 -2- = ½2 = ¼
Sebagai contoh, 0.111 2 = ½ + ¼ + 1/8 = 0.5 + 0.25 + 0.125 = 0.875 10
101.1012 = 4 + 0 + 1+ ½ + 0 + 1/8
= 5 + 0.625
= 5.625 10
Pengubahan bilangan pecahan dari desimal ke biner dapat dilakukan dengan cara
mengalihkan bagian pecahan dari bilangan desimal tersebut dengan 2, bagian bulat
dari hasil perkalian merupakan pecahan dalam bit
biner. Proses perkalian diteruskan pada sisa sebelumnya sampai hasil perkalian
sama dengan 1 atau sampai ketelitian yang diinginkan. Bit biner pertama yang
diperoleh merupakan MSB dari bilangan biner pecahan. Sebagai contoh, untuk
mengubah 0.625 10 menjadi bilangan biner dapat dilaksanakan dengan
0.625 x 2 = 1.25, bagian bulat = 1 (MSB), sisa = 0.25
0.25 x 2 = 0.5, bagian bulat = 0, sisa = 0.5
0.5 x 2 = 1.0, bagian bulat = 1 (LSB), tanpa sisa
Sehingga, 0.625 10 = 0.101 2

5) Sistem Bilangan BCD


Sampai saat ini kita hanya melihat pengubahan dari bilangan desimal ke bilangan biner
murni. Pada beberapa aplikasi, misalnya sistem berdasar mikroprosesor, seringkali
lebih sesuai apabila setiap digit bilangan desimal diubah menjadi 4 digit bilangan
biner. Dengan cara ini, suatu bilangan desimal 2 digit akan diubah menjadi dua
kelompok empat digit bilangan biner, sehingga keseluruhannya menjadi 8 bit, tidak
bergantung pada nilai bilangan desimalnya sendiri. Hasilnya sering disebut sebagai
binary-coded decimal (BCD). Penyandian yang sering digunakan dikenal sebagai
sandi 8421 BCD. Selain penyandian 8421 BCD, juga dikenal sejumlah penyandian
yang lain. Contoh, ubah 25 menjadi bilangan BCD. Penyelesaian :
210 = 0010 dan
510 = 0101
Sehingga, 2510 = 0010 0101 BCD

Latihan Soal Kegiatan Belajar 3


1) Ubah bilangan biner berikut ini menjadi bilangan desimal.
(a) 110 (b) 10101 (c) 101101
2) Ubah bilangan desimal berikut ini menjadi bilangan biner.
(a) 5 (b) 17 (c) 42 (d) 31
3) Ubah bilangan oktal berikut ini menjadi bilangan biner
(a) 278 (b) 2108 (c) 558
4) Ubah bilangan biner berikut ini menjadi bilangan oktal
(a) 010 (b) 110011

Kegiatan Belajar 4. Memahami Operasi


Aritmatik

a) Penjumlahan Biner
Penjumlahan bilangan biner serupa dengan penjumlahan pada bilangan desimal. Dua bilangan
yang akan dijumlahkan disusun secara vertikal dan digit-digit yang mempunyai signifikansi
sama ditempatkan pada kolom yang sama. Digit-digit ini kemudian dijumlahkan dan jika
dijumlahkan lebih besar dari bilangan basisnya (10 untuk desimal, dan 2 untuk biner), maka ada
bilangan yang disimpan. Bilangan yang disimpan ini kemudian dijumlahkan dengan digit di
sebelah kirinya, dan seterusnya. Dalam penjumlahan bilangan biner, penyimpanan akan terjadi
jika jumlah dari dua digit yang dijumlahkan adalah 2.
Berikut adalah aturan dasar untuk penjumlahan pada sistem bilangan biner.
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0, simpan 1
Tabel berikut. menunjukkan perbandingan antara penjumlahan pada sistem bilangan desimal dan
sistem bilangan biner, yaitu 82310 + 23810 dan 110012 +110112.
 Penjumlahan desimal
103 102 101 100
(1000) (100) (10) (1)
8 2 3
2 3 8
Simpan 1 1
Jumlah 1 0 6 1

 Penjumlahan biner
25 24 23 22 21 20
(32) (16) (8) (4) (2) (1)
1 1 0 0 1
1 1 0 1
Simpan 1 1 1 1 1
Jumlah 1 1 0 1 0 0
Marilah kita perhatikan penjumlahan biner dengan lebih seksama.
Kolom satuan : 1 + 1 = 0, simpan 1
Kolom 2-an : 0 + 1 = yang disimpan = 0, simpan 1
Kolom 4-an : 0 + 0 yang disimpan = 1
Kolom 8-an : 1 + 1 = 0, simpan 1
Kolom 16-an : 1 + 1 yang disimpan = 1, simpan 1
Kolom 32-an : yang disimpan 1 = 1

Jika lebih dari dua buah digit biner dijumlahkan, ada kemungkinan yang disimpan lebih besar
dari 1. Sebagai contoh,
1 + 1 = 0, simpan 1
1 + 1 + 1 = 1, simpan 1
Contoh berikut menunjukkan penjumlahan dengan penyimpanan lebih besar dari 1.
1 + 1 + 1 + 1 = (1 + 1) + (1 + 1)
= (0, simpan 1) + (0, simpan 1)
= 0, simpan 2;
1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 1 + (1 + 1) + (1 + 1)
= 1, simpan 2
0 + yang disimpan 2 = 1, simpan 1
1 + yang disimpan 2 = 0, simpan 2, dan seterusnya.

b) Pengurangan Biner
Pada bagian ini hanya akan ditinjau pengurangan bilangan biner yang memberikan hasil positif.
Dalam hal ini, metode yang digunakan adalah sama dengan metode yang digunakan untuk
pengurangan pada bilangan desimal. Dalam pengurangan bilangan biner jika perlu dipinjam 1
dari kolom di sebelah kirinya, yaitu kolom yang mempunyai derajat lebih tinggi. Aturan umum
untuk pengurangan pada bilanagan biner adalah sebagai berikut :
0–0=0
1–0=1
1–1=0
0 – 1 = 1, pinjam 1
Contoh : Kurangilah 11112 dengan 01012
Penyelesaian
Susunlah dua bilangan di atas ke dalam kolom sebagai berikut :
23 22 21 20
Hasil (8) (4) (2) (1) Tidak ada yang di pinjam
1 1 1 1
0 1 0 1
1 0 1 0

Secara lebih rinci, dimulai dari LSB (20 = 1)


Kolom 20 1 – 1 = 0
Kolom 21 1 – 0 = 1
Kolom 22 1 – 0 = 0
Kolom 23 1 – 0 = 1
Sehingga, 11112 – 01012 = 10102

Contoh Kurangilah 11002 dengan 10102


Penyelesaian
23 22 21 20
(8) (4) (2) (1)
Pinjam  (2 )2
0
1 1 0
1 0 1
Hasil 0 0 1 0
0
Secara lebih terinci, dimulai dari LSB (2 = 1)
Kolom 20 0 – 0 = 0
Kolom 21 0 – 1 = 1
Dalam kasus ini kita harus meminjam 1 dari bit pada kolom 22. Karena datang dari kolom 22,
maka nilainya 2 kali nilai pada kolom 21. Sehingga, 1 (bernilai 22) – 1(bernilai 21) = 1 (bernilai
21).
Bila meminjam 1 dari kolom di sebelah kiri maka berlaku aturan umum 1 – 1 = 1.
Kolom 22 0 – 0 = 0
Nilai 1 dari kolom 2 diubah menjadi nol karena sudah dipinjam seperti yang ditunjukkan dengan
anak panah.
Kolom 23 1 – 1 = 0
Sehingga, 11002 – 10102 = 00102

c) Bilangan Biner Bertanda


Sejauh ini kita hanya melihat bilangan biner positif atau bilangan biner tak bertanda. Sebagai
contoh bilangan biner 8-bit dapat mempunyai nilai antara: 0000 00002 = 0010 dan 1111 11112 =
25510
yang semuanya bermilai positif, tanda ‘-‘ diletakkan di sebelah kiri bilangan desimal, misalnya –
2510. Dalam sistem bilangan biner, tanda bilangan (yaitu negatif) juga disandikan dengan cara
tertentu yang mudah dikenal dengan sistem digital. Untuk menyatakan bilangan negative pada
bilangan biner, bit yang dikenal dengan bit tanda bilangan (sign bit) ditambah di sebelah kiri
MSB.
Bilangan biner yang ditulis dengan cara di atas menunjukkan tanda dan besarnya bilangan. Jika
bit tanda ditulis 0, maka bilangan tersebut positif, dan jika ditulis 1, bilangan tersebut adalah
bilangan negatif. Pada bilangan biner bertanda yang terdiri dari 8-bit, bit yang paling kiri
menunjukkkan besarnya.
Perhatikan contoh berikut :
Bit 7 6 5 4 3 2 1 0
6 5 4 3 2 1 0
Bit 2 2 2 2 2 2 2
tanda (64) (32) (16) (8) (4) (2) 1

Maka, 0110 0111 = +(64+32+4+2+1) = +10310


1101 0101 = -(64+16+4+2) = - 8510
1001 0001 = -(16 + 1) = -1910
0111 1111 = +(64+32+16+8+4+2+1) = +12710
1111 1111 = -(64+32+16+8+4+2+1) = - 12710
1000 0000 = -0 = 0
0000 0000 = +0 = 0
Dari contoh diatas dapat dilihat, bahwa hanya karena tujuh bit yang menunjukkan besarnya ,
maka bilangan terkecil dan terbesar yang ditunjukan bilangan biner bertanda yang terdiri dari 8-
bit adalah :
[1] 111 11112 = - 12710 dan
[0] 111 11112 = + 12710
Dengan bit dalam kurung menunjukkan bit tanda bilangan.
Secara umum, bilangan biner tak bertanda yang terdiri dari n-bit mempunyai nilai maksimum M
= 2n – 1. Sementara itu, untuk bilangan bertanda yang terdiri dari n-bit mempunyai nilai
maksimum M = 2n-1 – 1. Sehingga, untuk register 8-bit di dalam mikroprosesor yang
menggunakan sistem bilangan bertanda, nilai terbesar yang bisa disimpan dalam register tersebut
adalah:
M = 2(n-1) – 1
= 2(8-1) – 1
= 27 - 1
= 12810 – 1
= 12710
sehingga mempunyai jangkauan – 12710 sampai +12710.

d) Perkalian
Perkalian pada bilangan biner mempunyai aturan sebagai berikut :
0x0=0
1x0=0
0x1=0
1x1=1
Perkalian bilangan biner dapat dilakukan seperti perkalian bilangan desimal. Sebagai contoh,
untuk mengalikan 11102 = 1410 dengan 11012 = 1310 langkah-langkah yang harus ditempuh
adalah :
Biner Desimal
1110 14
1101 13
------------------------ ----------
1110 42
0000 14
1110
1110
---------------------------------+ -------------- +
10110110 182
Perkalian juga bisa dilakukan dengan menambah bilangan yang dikalikan ke bilangan itu sendiri
sebanyak bilangan pengali.
Contoh di atas, hasil yang sama akan diperoleh dengan menambahkan 1112 ke bilangan itu
senidiri sebanyak
11012 atau tiga belas kali.
e) Pembagian
Pembagian pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh pembagian pada
sistem bilangan desimal. Sebagai contoh, untuk membagi 110011 (disebut bilangan yang dibagi)
dengan 1001 (disebut pembagi), langkah-langkah berikut perlu dilakukan.
Hasil 101
Pembagi 1 0 0 1 11001
1001
------------------
001111
1001
-----------------
Sisa 110
Sehingga hasilnya adalah 1012, dan sisa pembagian adalah 1102.
Pembagian bisa juga dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali bilangan
pembagi dengan bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan bilangan yang dibagi atau
setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil dari bilangan pembagi.

Latihan Soal Kegiatan Belajar 4


1) Ubah bilangan biner berikut ini menjadi bilangan desimal : (a) 110 (b) 10101 (c) 101101
2) Ubah bilangan desimal berikut ini menjadi bilangan biner : (a) 5 (b) 17 (c) 42 (d) 31
3) Ubah bilangan oktal berikut ini menjadi bilangan biner : (a) 278 (b) 2108 (c) 558
4) Ubah bilangan biner berikut ini menjadi bilangan oktal : (a) 010 (b) 110011
5) Kurangilah 11112 dengan 01012 !
6) Bagilah 1100112 dengan 10012 !
7) Kalikanlah 11102 dengan 11012 !
Kegiatan Belajar 5. Memahami Relasi Logik
Dan Fungsi Gerbang Dasar (AND, OR, NOT,
NAND, XNOR)

Komputer tidak mengenal huruf atau bilangan, bahkan tidak mengenal nilai 0 atau 1 sekalipun.
Itulah mengapa komputer diistilahkan mesin bodoh (the dumb machine). Komputer hanya
mengenal aliran listrik voltase tinggi atau rendah (biasanya 5 Volt dan 0 Volt). Rangkaian listrik
dirancang untuk memanipulasi pulsa tinggi dan rendah ini agar dapat memberikan arti. Voltase
tinggi dapat dianggap mewakili angka 1 dan voltase rendah mewakili angka 0. Kemampuan
komputer yang terbatas ini dikelola sehingga dapat digunakan untuk merepresentasikan data
maupun instruksi.

2.1 Pengertian
Kemampuan komputer untuk membedakan nilai 0 dan 1 berdasarkan tegangan listrik
dapat digunakan untuk membentuk fungsi lain dengan mengkombinasikan berbagai sinyal logika
yang berbeda untuk menghasilkan suatu rangkaian yang memiliki logika proses tersendiri.
Rangkaian sederhana yang memproses sinyal masukan dan menghasilkan sinyal keluaran dari
logika tertentu disebut gerbang logika (logic gate).
Gerbang Logika merupakan diagram blok simbol rangkaian digital yang memproses
sinyal masukan menjadi sinyal keluaran dengan prilaku tertentu. Terdapat tiga tipe dasar gerbang
logika : AND, OR, NOT. Masing-masing gerbang dasar ini dapat dikombinasikan satu dengan
yang lainnya membentuk gerbang turunan, yaitu : NAND (NOT AND), NOR (NOT OR), XOR
(EXCLUSIVE OR) dan XNOR (EXCLUSIVE NOT OR). Masing-masing gerbang memiliki
perilaku logika proses yang berbeda. Perbedaan ini dapat ditunjukkan dengan kombinasi
keluaran yang digambarkan dalam tabel kebenaran (truth table).
Tabel kebenaran menunjukkan fungsi gerbang logika yang berisi kombinasi masukan dan
keluaran. Dalam tabel kebenaran ditunjukkan hasil keluaran setiap kombinasi yang mungkin dari
sinyal masukan pada gerbang logika. Gerbang logika dapat dikombinasikan satu dengan yang
lainnya membentuk rangkaian yang lebih besar dengan fungsi baru. Beberapa kombinasi gerbang
logika yang mempunyai fungsi baru adalah rangkaian penjumlahan bilangan biner (adder),
komponen dasar memori (flip-flop), multiplekser (MUX), decoder (decoder), penggeser (shipter),
pencacah (counter), dan lain-lain. Gerbang logika secara fisik dibangun menggunakan diode dan
transistor, dapat juga dibangun dengan menggunakan elemen elektromagnetik, relay atau switch.

Logika Aljabar
Mengapa gerbang transistor yang kita gunakan untuk mengubah sinyal masukan menjadi sinyal
keluaran dinamakan gerbang logika ? Pertanyaan ini bisa kita jelaskan dengan melihat
karakteristik proses gerbang yang mengikuti aturan Aljabar Boolean. Aljabar Boolean bekerja
berdasarkan prinsip Benar (TRUE) – Salah (FALSE) yang bisa dinyatakan dengan nilai 1 untuk
TRUE dan 0 untuk kondisi False.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam rangkaian digital adalah penyederhanaan
rangkaian. Semakin sederhana rangkaian semakin baik. Ekspresi yang komplek dapat dibuat
sesederhana mungkin tanpa mengubah perilakunya. Ekspresi yang lebih sederhana dapat
diimplementasikan dengan rangkaian yang lebih sederhana dan kecil dengan mengurangi
gerbang-gerbang yang tidak perlu, mengurangi catu daya dan ruang untuk gerbang tersebut.
Perusahaan pembuat chip akan menghemat banyak biaya dengan penyederhanaan rangkaian
digital.
George Boole pada tahun 1854 mengenalkan perangkat untuk menyederhanakan
rangkaian yang kita kenal hari ini yaitu Aljabar Boolean (Boolean Algebra). Aturan dalam
Aljabar Boolean sederhana dan dapat diimplementasikan pada berbagai ekspresi logika.
Aturan Aljabar Boolean
Operasi AND ( . ) Operasi OR ( + ) Operasi NOT ( ‘ )

0.0=0 A.0=0 0+0=0 A+0=A 0’ = 1 1’ = 0 A” = A


1.0=0 A.1=A 1+0=1 A+1=1
0.1=0 A.A=A 0+1=1 A+A=A
1.1=1 A . A’ = 0 1+1=1 A + A’ = 1
Hukum Asosiatif (Assosiative Law)
(A . B) . C = A . (B . C) = A . B . C
(A + B) + C = A + (B + C) = A + B + C

Hukum Distributif (Distributive Law)


A . (B + C) = (A . B) + (A . C)
A + (B . C) = (A + B) + (A + C)

Hukum Komunikatif (Communicat ive Law)


A.B=B.A
A+B=B+A

Aturan Prioritas (Precedence)


AB = A . B
A . B + C = (A . B) + C
A + B . C = A + (B . C)

Teorema de’Morgan
(A . B)’ = A’ + B’ (NAND)
(A + B)’ = A’ . B’
Simbol
Simbol digunakan untuk menggambarkan suatu gerbang logika. Terdapat dua jenis
symbol standar yang sering digunakan untuk menggambarkan gerbang, yang didefinisikan oleh
ANSI/IEEE Std 91-1984 dan suplemennya ANSI/IEEE Std 91a-1991. Simbol pertama
menggambarkan masing-masing gerbang dengan bentuk yang khusus dan simbol yang kedua
berbentuk segi empat. Simbol dengan bentuk utama segi empat untuk semua jenis gerbang,
berdasarkan standar IEC (International Electronical Commission) 60617-12.

2.2 Macam-Macam Gerbang Logika


Gerbang Dasar
1. AND
Gerbang AND adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai voltase tinggi ( 1 ) jika
semua inputnya bernilai 1. Tanda titik ( . ) digunakan untuk menunjukkan operasi AND.
Contoh : Y = A . B = A AND B
Simbol
Konvensional IEC
Gambar 2.1 : Simbol Gerbang AND

Tabel 2.1 : Tabel Kebenaran Gerbang AND


Masukan Keluaran
A B Y = A AND B
0 0 0
1 0 0
0 1 0
1 1 1

2. OR
Gerbang OR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai voltase tinggi ( 1 ) jika salah
satu imput-nya bernilai 1. Tanda ( + ) digunakan untuk menunjukkan operasi OR.
Contoh : Y = A + B = A OR B

Konvensional IEC
Gambar 2.2 : Simbol Gerbang OR

Tabel 2.2 : Tabel Kebenaran Gerbang OR


Masukan Keluaran
A B Y = A OR B
0 0 0
1 0 1
0 1 1
1 1 1
3. NOT
Gerbang NOT adalah rangkaian elektronik yang menghasilkan keluaran bernilai kebalikan dari
nilai masukan. Dikenal juga sebagai inverter. Jika masukannya A maka keluarannya NOT A.
Simbol yang menunjukkan operasi NOT adalah “NOT”, “ ‘ “ atau “ ˉˉˉ ”. Contoh : Y = A’ = A =
NOT A

Konvensional IEC
Gambar 2.3 : Simbol Gerbang NOT

Tabel 2.3 : Tabel Kebenaran Gerbang NOT


Masukan Keluaran
A Y = NOT A
0 1
1 0

Gerbang Turunan
1. NAND (NOT AND)
Gerbang NAND adalah rangkaian elektronik yang menggabungkan gerbang AND diikuti
gerbang NOT. Pada dasarnya gerbang NAND merupakan kebalikan dari gerbang AND.
Lingkaran kecil pada sisi keluaran gerbang NAND menunjukkan logika inverse (NOT).
Keluaran gerbang NAND adalah tinggi (1) jika salah satu masukannya bernilai 0. Contoh : Y =
A . B = A NAND B

Konvensional IEC
Gambar 2.4 : Simbol Gerbang NAND

Tabel 2.4 : Tabel Kebenaran Gerbang NAND


Masukan Keluaran
A B Y = A NAND
B
0 0 1
1 0 1
0 1 1
1 1 0

2. NOR
Gerbang NOR adalah rangkaian elektronik yang menggabungkan gerbang OR dan diikuti
gerbang NOT. Pada dasarnya gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Lingkaran
kecil pada sisi keluaran gerbang NOR menunjukkan logika inverse (NOT). Keluaran gerbang
NOR adalah rendah (0) jika salah satu masukannya bernilai 1. Contoh : Y = A NOR B

Konvensional IEC
Tabel 2.5 : Tabel Kebenaran Gerbang NOR

Tabel 2.5 : Tabel Kebenaran Gerbang NOR


Masukan Keluaran
A B Y = A NOR
B
0 0 1
1 0 0
0 1 0
1 1 0

3. XOR
Gerbang XOR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai tinggi (1) jika salah satu,
tapi tidak keduanya, masukannya bernilai 1. Keluaran gerbang XOR akan bernilai 1 jika
masukannya berbeda. Simbol digunakan untuk menunjukkan operasi Exclusive OR.
Contoh : Y = A B = A Exclusive OR B.
Gerbang XOR adalah gabungan dari beberapa gerbang dasar. Logika proses gerbang
XOR sebagai berikut : Y = A B = A’ . B A . B’

Konvensional IEC

Tabel 2.6 : Tabel Kebenaran Gerbang XOR

Tabel 2.6 : Tabel Kebenaran Gerbang XOR


Masukan Keluaran
A B Y = A XOR
B
0 0 0
1 0 1
0 1 1
1 1 0

4. XNOR
Gerbang XNOR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai rendah (0) jika salah satu,
tapi tidak keduanya, masukannya bernilai 1. Gerbang XNOR merupakan kebalikan dari gerbang
XOR. Nilai keluarannya akan sama dengan 1 jika nilai masukannya sama. Kebalikan dari
gerbang XOR. Contoh :
Y = A XNOR B = A B.

Gerbang XNOR adalah gabungan dari beberapa gerbang dasar. Logika proses gerbang XNOR
adalah sebagai berikut :
Y = A B = A’ . B’ + A . B.

Konvensional IEC

Tabel 2.7 : Tabel Kebenaran Gerbang XNOR

Tabel 2.7 : Tabel Kebenaran Gerbang XNOR


Masukan Keluaran
A B Y = A XNOR
B
0 0 1
1 0 0
0 1 0
1 1 1

2.3 Kombinasi Gerbang Logika


Gerbang logika dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan
fungsi baru. Contoh :
Kombinasi 2 Gerbang
Gambar 2.8 : Contoh Rangkaian Kombinasi 2 Gerbang

Rangkaian di atas merupakan kombinasikan antara gerbang NOT dengan AND. Kita
dapat menyatakan bahwa Q = A AND (NOT B)
Tabel 2.8 : Tabel Kebenaran Gerbang XNOR
Masukan Keluaran
A B Y = A XNOR
B
0 0 0
1 0 0
0 1 1
1 1 0
Kombinasi 3 Gerbang
Gambar 2.9 : Contoh Rangkaian Kombinasi 3 Gerbang

Rangkaian di atas merupakan kombinasikan antara gerbang NOR, AND dan OR. Kita
dapat menyatakan bahwa
D = A NOR B
E = B AND C
Q = D NOR E = (A NOR B) NOR (B AND C)

Tabel 2.9 : Tabel Kebenaran Rangkaian Kombinasi 3 Gerbang


Masukan Keluaran
A B A D = A NOR Y = B AND C Y = A XNOR
B B
0 0 0 1 0 0
0 0 1 1 0 0
0 1 0 0 0 1
0 1 1 0 1 0
1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0
1 1 0 0 0 1
1 1 1 0 1 0

Teorama DeMorgan (DeMorgan’s Theorm)


Teorema DeMorgan berguna untuk mengimplementasikan operasi gerbang dasar dengan
gerbang alternatif. Secara mendasar Teorema DeMorgan menyatakan bahwa setiap ekspresi
logika biner tidak akan berubah jika :
1. Mengubah seluruh variable menjadi komplemennya
2. Mengubah seluruh operasi AND menjadi OR
3. Mengubah seluruh operasi OR menjadi AND
4. Mengomplemenkan seluruh ekspresi
Komplemen dari suatu ekspresi dapat diubah dengan cara masing-masing variabelnya
dikomplemen dan perubahan operasi AND dengan OR atau sebaliknya. Perubahan gerbang
logika untuk mengekspresikan suatu logika proses dapat dilakukan dengan menggunakan
Teorema DeMorgan di atas :
Gambar 2.10 : Penerapan Teorema DeMorgan pada rangkaian
2.4 Gerbang Logika Dalam Chip
Gambar 2.11 : Chip 7400 Gerbang logika dibuat pabrik dalam
chipset. Biasanya dalam satu chip terdiri dari
beberapa buah gerbang logika.

Chip 7400 mengandung gerbang NAND


dengan tambahan jalur catu daya (+5 Volt) dan
satu ground.

Latihan Soal Kegiatan Belajar 5

1. Mengeluarkan nilai voltase tinggi ( 1 ) jika salah satu input-nya bernilai 1, merupakan gerbang
logika…
2. Keluaran bernilai kebalikan dari nilai masukan, merupakan gerbang logika…
3. Mengeluarkan nilai voltase tinggi ( 1 ) jika semua inputnya bernilai 1, merupakan gerbang
logika…
4. Apa yang di maksud dengan inverter
5. Tuliskan tanda operasi dari masing-masing gerbang di bawah ini:
a. AND
b. OR
c. NOT
d. NAND
e. NOR
6. Jelaskan ciri-ciri dan gambarkan simbol dari gerbang logika NAND
7. Jelaskan ciri-ciri dan gambarkan simbol dari gerbang logika NOR
8. Gambarkan simbol dari gerbang logika dibawah ini:
a. AND
b. OR
c. NOT
9. Buatlah tabel kebenaran dari rangkaian dan operasi gerbang logika dibawah ini
a. Rangkaian
b. Operasi
Y = (A+B).NOT C
10. Buatlah tabel kebenaran dari rangkaian dan operasi gerbang logika dibawah ini
a. Rangkaian
b. Operasi

Y = (A.B)+(B.C)
Kegiatan Belajar 6. Desain Dan Simulasi
Logika Sirkuit Digital Menggunakan
Logisim

Banyak aspek kehidupan yang menggunakan aplikasi komputer disebabkan karena pemakaian
komputer dapat meyelesaikan suatu masalah atau memberikan solusi dengan keakuratan yang
lebih baik apabila dibandingkan dengan cara manual. Salah satu cara untuk mempermudah
masalah tersebut dapat menggunakan suatu program yang dapat dibuat dengan menggunakan
Logisim.

Penambahan Gerbang
Penambahan Kabel
Pengujian Sirkuit
Latihan Soal Kegiatan Belajar 6

1. Ujicoba operasi gerbang logika dibawah ini dengan logisim


a. Rangkaian
b. Operasi
Y = (A+B).NOT C
2. Ujicoba operasi gerbang logika dibawah ini dengan logisim
a. Rangkaian
b. Operasi

Y = (A.B)+(B.C)

Posted 4 weeks ago by Mochamad Sirodjudin


Labels: modul

Anda mungkin juga menyukai